PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
I. Tujuan Praktikum 1. Mempelajari sintesis natrium tiosulfat 2. Mengetahui rendemen hasil percobaan II. Dasar Teori Natrium Tiosulfat berupa hablur besar, tidak berwarna, atau serbuk hablur kasar. Mengkilap dalam udara lembab dan mekar dalam udara kering pada suhu lebih dari 33C. Larutannya netral atau basa lemah terhadap lakmus. Sangat mudah larut dalam air dan tidak larut dalam etanol. Natrium tiosulfat juga berperan sebagai antidot untuk keracunan sianida. Sodium tiosulfat merupakan donor sulfur yang mengkonversi sianida menjadi bentuk yang lebih nontoksik, tiosianat, dengan enzyme sulfurtransferase, yaitu rhodanase. Tidak seperti nitrit, tiosianat merupakan senyawa nontoksik, dan dapat diberikan secara empiris pada keracunan sianida. Pembuatan natrium tiosulfat berdasarkan reaksi oksidasi dan reduksi antara natrium sulfit dengan serbuk belerang. Bila belerang ditambahkan berlebihan maka semua natrium sulfit akan berubah menjadi natrium tiosulfat. Kelarutan Tio sulfat (S2O3)2- : kebanyakan tio sulfat yang pernah dibuat larut dalam air, tio sulfat dari timbel,perak dan barium larut sedikit sekali.Banyak dari larutan tio sulfat ini larut dalam larutan Natrium tiosulfat yang berlebih,membuat garam kompleks. Natrium tiosulfat digunakan untuk pembuat larutan baku sekunder,v sebagai anti klor (untuk mengganti sisa klor yang dapat merusak sisa tekstil), dan dalam fotografi/ penyablonan larutan garam ini dikenal dengan hipo sebagai fiksir (untuk melarutkan senyawa perak halida). Dalam bidang kedokteran Natrium tiosulfat digunakan sebagai penangkal keracunan sianida, tiosulfat bertindak sebagai donor sulfur untuk konvensi sianida tiosianat (yang kemudian dapat aman dieksresikan dalam urin, dikatalisis oleh enzim rhodanase Natrium tiosulfat juga digunakan untuk menurunkan kadar klorin dikolam renang dan spa berikut klorinasi super, serta untuk menghilangkan noda yodium, misalnya setelah ledakan triiode Nitrogen. Natrium tiosulfat dalam laboratorium berguna untuk titrasi redoks, misalnya pada iodometri, yaitu untuk menentukan kadar iodin dalam suatu larutan. Asam tiosulfat tidak stabil pada suhu kamar. III. Alat dan Bahan Alat : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Labu bulat 500 ml Kaca arloji Batang pengaduk Statif Erlenmeyer Corong Penangas air
Bahan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Natrium tiosulfat Serbuk belerang Etanol Aquades Kertas saring Batu didih
IV. Prosedur Kerja Natrium sulfit sebanyak 5 gram dimasukkan kedalam labu bulat 500 ml dan dilarutkan dengan 10 ml H2O. Kemudian ditambahkan 5 gram serbuk belerang yang dibuat pasta terlebih dahulu dengan 5 ml etanol. Dimasukkan batu didih ke dalam labu, kondensor dipasang dan dipanaskan selama 1 jam. Lalu didinginkan dan disaring untuk memisahkan S yang berlebih. Filtrat diuapkan diatas penangas sampai tersisa 5 ml. Setelah itu didinginkan dalam air es sampai mengkristal. Jika perlu dipancing dengan kristal Natrium tiosulfat murni. Selanjutnya disaring, dikeringkan, dan ditimbang. V. Hasil Pengamatan Perlakuan Pengamatan Larutan berwarna kuning
Didinginkan dan dipancing dengan natrium tiosulfat murni Kristal tiosulfat disaring dan ditimbang
Didapatkan kristal natrium tiosulfat berwarna putih halus Massa kertas saring : 1,56 gram Massa kertas saring + tiosulfat : 3,04 g Massa tiosulfit : 3,04 1,56 = 1,48 gram
Na2SO3
M : 0,0198 mol R : 0,0198 mol S: -
S
0,156 mol 0,0198 mol 0,1362 mol
Na2S2O3
0,0198 mol 0,0198 mol
Massa = mol tiosulfat x Mr tiosulfat = 0,0198 mol x 158 g/mol = 3,13 gram
VI. Pembahasan Dari hasil praktikum minggu ini mengenai sintesis natrium tiosulfat, praktikan dapat mensintesis tiosulfat dan menentukan rendemen hasil percobaan tersebut. Berdasarkan hasil percobaan diatas, Natrium tiosulfat yang diperlukan sebesar 5,01 gram dan ditambahkan 10 ml H2O, larutan menghasilkan warna putih, seperti pada persamaan reaksi : Na2SO3 + H2O 2 NaOH + SO2 Kemudian serbuk belerang dibuat pasta terlebih dahulu dengan menggunakan etanol. Hal ini bertujuan agar serbuk belerang tidak mengapung jika dimasukkan ke dalam labu refluks dan agar dapat larut sempurna. Selanjutnya menyampurkan atau merefluks natrium tiosulfat dengan pasta belerang dalam labu bulat. Proses refluks yang dilakukan pada percobaan ini adalah agar struktur molekul sulfur yang membentuk cincin dapat diputuskan sehingga dapat berikatan dengan natrium sulfit. Untuk memutuskan cincin sulfur ini, maka proses refluks dilakukan selama 1 jam. Refluks juga berfungsi
untuk mempercepat terjadinya reaksi dan reaksi yang terjadi dapat maksimal (sempurna), yang berarti tidak ada volume yang berkurang pada saat pemanasan berlangsung, seperti persamaan reaksi :