Anda di halaman 1dari 4

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Ketidakseimbangan pada roda kendaraan terjadi bila pusat masa tidak sesumbu dengan sumbu putarnya. Akibatnya terjadi gaya sentrifugal yang merupakan interaksi antara masa unbalance dan akselerasi dari putaran. Selanjutnya gaya inilah sebagai gaya eksitasi getaran. Dan jika getaran yang terjadi melebihi batas standart yang diijinkan, akan mengakibatkan

ketidaknyamanan dalam berkendara. Agar roda kendaraan dapat berputar seimbang, maka gaya sentrifugal yang timbul harus dikompensasi dengan gaya tambahan yang sama tapi arahnya berlawanan. Proses penyeimbangan ini dinamakan proses balancing yaitu suatu proses yang dilakukan untuk sedapat mungkin membuat pusat massa tepat sesumbu dengan sumbu putarnya. Semakin dekat titik pusat gravitasi suatu benda dengan sumbu putarnya maka akan semakin kecil amplitudo yang dihasilkan oleh perputaran benda tersebut. Sumber masa unbalance yang terjadi pada roda kendaraan kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya ketidaksempurnaan proses manufaktur velg dan ban serta keausan yang tidak merata pada ban akibat kondisi kekasaran jalan raya yang berbeda. Ada beberapa jenis ketidakseimbangan yaitu ketidakseimbangan statik, kopel, kuasi kopel dan dinamik. Contoh dari pemanfaatan balancing diantaranya adalah membalance rotor, turbin, crankshaft dan roda kendaraan. Metode untuk mencari lokasi massa unbalance diantaranya metode vektor (vector method), metode tiga massa coba (four-run method) dan modal balancing. Tahap proses balancing yang umum dipergunakan saat ini adalah dengan memutar roda pada satu putaran tertentu saja. Contohnya adalah mesin balancing komersial C206 standard yang diproduksi CEMB USA, dimana kecepatan putaran yang dipergunakan adalah < 100 rpm, untuk membalancing roda dengan berbagai variasi ukuran roda. Demikian pula halnya dengan mesin balancing merek Road Force GSP 9700 yang diproduksi oleh Hunter Engineering Company, kecepatan 1

putaran yang dipergunakan hanya satu putaran untuk berbagai macam variasi ukuran roda, yaitu 300 rpm. Metoda yang digunakan pada mesin ini didasarkan pada pengukuran gaya radial dan gaya lateral yang terjadi pada roda. John K.Funcheon, Kokusai, Inc. dalam jurnalnya yang berjudul Future direction of Automotive Testing of Tires and Wheels mengemukakan bahwa mesin balancing yang menggunakan putaran rendah (60 rpm) hanya mampu mengukur radial force variation (RLV) dan lateral force variation (LFV). Kondisi lain seperti plysteer dan conicity tidak dapat dideteksi dengan kecepatan putaran rendah ini. Pada pertengahan tahun 2004 Kokusai Company memproduksi mesin balancing yang mempergunakan dua kecepatan sekaligus pada satu mesin yaitu kecepatan putaran rendah dan kecepatan putaran tinggi. Hal ini untuk mendeteksi dan mengantisipasi gaya longitudinal yang terjadi pada roda pada putaran tinggi. Almas Aprilana pada tahun 2008 telah menulis pada tugas akhir tentang proses balancing roda dengan menggunakan metoda sudut fasa. Kecepatan putaran yang digunakan pada proses balancing adalah 457 rpm, 510 rpm dan 661 rpm.. Proses balancing dilakukan dengan menentukan secara langsung sebuah velg di balancing dibawah frekuensi pribadi, pada frekuensi pribadi atau diatas frekuensi pribadinya. Velg Ring 12 dibalancing pada putaran 457 atau dibawah nilai frekuensi pribadi. Untuk velg ring 13 dan 14 dibalancing pada putaran 510 rpm dan 457 rpm atau dibawah frekuensi pribadinya. Dan velg ring 15 dibalancing pada putaran 661 rpm atau diatas nilai frekuensi pribadi. Untuk mencari solusi pemecahan tersebut maka pada penelitian ini dikembangkan prototipe mesin balancing roda yang dapat divariasikan putarannya, dibawah hingga diatas frekuensi pribadi roda. Tahapan proses balancing adalah menentukan terlebih dahulu posisi sudut optimal massa pembalance. Metoda yang dipergunakan pada penelitian ini adalah metoda sudut fasa, dimana keunggulan metoda ini merupakan metoda yang paling mudah dan sederhana bila dibandingkan dengan metoda lainnya. Dari perbandingan proses balancing pada roda velg ring 12 yang dilakukan Almas Aprilana tahun 2008 dan yang akan dilakukan pada penelitian

ini dengan menggunakan roda yang sama , sementara dapat di simpulkan sebagai berikut : Pada percobaan yang dilakukan oleh Almas Aprilana, balance performance yang dihasilkan adalah 73,97% dengan sudut massa penyeimbang 2900 pada putaran 457 rpm. Pada percobaan awal yang dilakukan dengan memvariasikan putaran untuk mencari terlebih dahulu sudut optimum, balance performance yang dihasilkan adalah 87,9% dengan sudut massa penyeimbang 2290 pada putaran 450 rpm. 1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang tercantum pada sub bab di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1 2 Bagaimana proses balancing roda dilakukan dengan metoda sudut fasa. Bagaimana perbandingan hasil penyelesaian penurunan persamaan SDOF dengan hasil percobaan. 3 Bagaimana pengaruh karakteristik berbagai variasi ukuran roda dan hubungannya dengan balance performance. 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengembangkan mesin balancing yang dapat di variasikan kecepatan putarannya. 2. Mempelajari karakteristik getaran yang terjadi pada berbagai variasi ukuran roda. 3. Mempelajari karakteristik getaran yang terjadi pada berbagai variasi putaran. 4. Mendapatkan metoda alternatif untuk mempertinggi prosentase balance performance pada proses balancing untuk berbagai variasi ukuran roda dengan menggunakan metoda sudut fasa.

1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Mesin balancing yang dikembangkan diharapkan mampu menentukan dengan tepat kecepatan putaran dan sudut massa penyeimbang untuk beberapa variasi ukuran roda pada proses balancing. 2. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi dunia industri dalam bidang perancangan mesin balancing roda. 3. Memberikan kontribusi dalam memperkaya bahan pengajaran, khususnya dalam bidang balancing. 1.5. Batasan Masalah Untuk dapat memfokuskan pembahasan, maka pada penelitian ini diberlakukan batasan-batasan dan asumsi sebagai berikut : 1. Pengujian dilakukan pada putaran konstan. 2. Getaran yang dianalisa hanya getaran yang diakibatkan oleh adanya massa unbalance pada roda kendaraan saja, getaran yang diakibatkan oleh sebabsebab yang lain tidak termasuk dalam studi ini. 3. Pembahasan dititik beratkan pada proses penyeimbangan dengan menggunakan metode sudut fasa serta permasalahan-permasalahan yang terjadi selama proses penyeimbangan berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai