Oleh
A. Zen Umar Purba¯**
¯
*Disampaikan pada acara seminar nasional, IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG DESAIN
INDUSTRI DAN MEREK, diselenggarakan bekerjasama Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi,
Fakultas Hukum Universitas Manado, Yayasan Klinik HaKI, JIII, APIC, Asosiasi Alumni JIII
Indonesia , didukung oleh JPO dan Ditjen HaKI Departemen Kehakiman dan HAM, Manado, 18
Februari 2002.
¯
** Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI.
1
Di bidang perminyakan sebagai contoh pada mulanya yang kita manfaatkan hanya minyaknya (crude oil)
saja. Tapi kemudian kemajuan teknologi telah dapat memberi nilai ekonomis pada derivatif crude oil
tersebut, maka jadilah LNG dan LPG. Begitu juga yang terjadi dengan air terjun Si Gura-gura sehingga air
menjadi tenaga pembangkit listrik Asahan. Kulit kelapa sawit yang keras di daerah perkebunan Sumatra
Timur lazim digunakan untuk mengeraskan jalan sehingga tidak perlu diaspal. Kini kulit kelapa sawit sudah
tidak digunakan untuk itu lagi karena menurut pihak Jepang kulit kelapa sawit tersebut dapat dimanfaatkan.
Banyak lagi contoh lain. Semua ini menunjukkan betapa SDA itu berguna setelah diberitahukan pihak atau
SDM asing (yang memang menguasai teknologi).
2
Program alih teknologi adalah topik besar yang memerlukan pembahasan khusus. Namun menurut seorang
penulis, alih teknologi hanya dapat tercapai jika suatu negara berkembang memiliki sistem lisensi wajib yang
efektif, lihat Carlos M. Correa, INTELLECTUAL PROPERT Y RIGHTS, THE WTO AND DEVELOPING
COUNTRIES, Zed Books Ltd, New York, 2001, h.19
3
Lihat antara lain MEDIA INDONESIA, 12 Desember 2001
4
Komisi yang diketuai oleh Pangeran El-Hassan Bin Talal (Jordan) ini beranggotakan tokoh-tokoh kaliber
dunia, seperti Boutros Boutros Ghali (mantan Sekjen PBB), Sir Robert Jennings (mantan Ketua Mahkamah
Internasional), Hasamitsu Arai (MITI, Jepang), tiga mantan kepala negara masing-masing Carlos Menem
(Argentina), Fidel Ramos (Filipina) dan Mario Soares (Portugal) serta seorang kepala negara, yaitu Petar
Stoyanov (Bulgaria).
5
Keith E. Maskus, INTELLECTUAL PROPERT Y RIGHTS IN THE GLOBAL ECONOMY, Institute for
International Economics, Washington, DC, 2000, h.. 141.
6
Ini sesuai dengan konsep HaKI yang memberikan hak eksklusif bagi pemohonnya. Di negara-negara
federal seperti AS dan Australia pun pendaftaran dan pemberian hak dilakukan di kantor pusat HaKI.
10. Dalam kaitan ini saya mengharapkan partisipasi penuh dari berbagai
instansi dan kalangan terkait. Instansi pemerintah daerah dengan semua
perangkatnya merupakan titik sentral utama. Di samping itu saya
melihat peranan lembaga penelitian/pendidikan mempunyai kontribusi
yang besar dalam rangka penyemaian konsepsi HaKI ke masyarakat.
Titik sentral berikut adalah lembaga-lembaga non pemerintah atau yang
dikenal sebagai LSM serta media massa. Pada kutub lain aparat penegak
hukum yang dipimpin oleh kepolisian merupakan pelaku penting.
Perlindungan hukum tidak ada artinya jika pelanggaran terhadap hak
itu tidak ditindak. Dalam barisan penegakan hukum, peranan pihak
kejaksaan juga sangat penting untuk dapat mengantarkan sesuatu
tuntutan dengan sebaik-baiknya agar pengadilan dapat memberikan
putusan yang tepat. Saya perlu ingatkan bahwa pihak investor asing
sangat kritis terhadap masalah penegakan hukum ini. Tindakan balasan
di bidang perdagangan dapat saja dilakukan oleh mereka jika mereka
menilai penegakan hukum terhadap masalah HaKI sangat lemah
(walaupun sebenarnya penegakan hukum di bidang ini hanyalah satu
bagian saja dari sistem penegakan hukum nasional!)
LAMPIRAN I
LAMPIRAN II
PERMOHONAN PERMOHONAN
TAHUN
MASUK MELALUI KANWIL
1991 1,149
1992 15,284
1993 42,026
1994 23,803
1995 24,643
Mulai Januari 2001
1996 28,189
1997 28.339
1998 23,160
1999 23,355
2000 31,675
2001 38,648 226
Non-UKM
TAHUN UKM JUMLAH
DN LN
14 Juni s.d. 31
3 1089 311 1403
Des. '01
LAMPIRAN III
PERPANJANGAN
NO KANWIL THN. 2001 THN. 2002 JUMLAH
1 JAWA BARAT 2 1 3
2 JAWA TIMUR 1 0 1
JUMLAH 3 1 4
LAMPIRAN IV
1 ACEH 1 1
2 SUMATERA UTARA 0
3 SUMATERA BARAT 0
4 RIAU 0
5 SUMATERA SELATAN 0
6 LAMPUNG 0
7 DKI JAKARTA 0
8 JAWA BARAT 1 1
9 JAWA TENGAH 3 3
10 JAWA TIMUR 0
11 KALIMANTAN BARAT 0
12 KALIMANTAN SELATAN 0
13 KALIMANTAN TIMUR 1 1 2
14 SULAWESI UTARA 0
15 SULAWESI SELATAN 1 1
16 BALI 0
17 NTT 1 1
18 MALUKU 0
19 IRIAN 0
20 JAMBI 0
21 BENGKULU 0
22 DI. YOGYAKARTA 1 1
23 KALIMANTAN TENGAH 0
24 NTB 0
25 SULAWESI TENGGARA 0
26 SULAWESI TENGAH 0
JUMLAH 7 3 10