Anda di halaman 1dari 122

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA

PEMBELAJARAN MATERI POKOK SHALAT MAKTUBAH


DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA KELAS III MI
MUHAMMADIYAH 01 ROWOSARI
KENDAL
TAHUN PELAJARAN 2010/2011



SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
Ilmu Pendidikan Islam











Oleh :
BUKHORI MUSLIM
NIM 093111326


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN


Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Bukhori Muslim
NIM : 093111326
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.


Rowosari, 13 Juni 2011

Saya yang menyatakan,




Bukhori Muslim
NIM : 093111326










Materai
6.000,-
iii

KEMENTERIAN AGAMA R.I.
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Jl.Prof. Dr. Hamka ( Kampus II ) Ngaliyan Semarang
Telp. 024-7601295 Fax. 7615387

PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan:
Judul : PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH PADA
MATA PELAJARAN FIQIH MATERI POKOK
MAKANAN DAN MINUMAN YANG HALAL DAN
HARAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA DI KELAS V MI TAMBAKSARI
ROWOSARI KENDAL TAHUN PELAJARAN
2010/2011
Nama : Mahmud
NIM : 093111251
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Ilmu Pendidikan Islam

Telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.

Semarang, 4 Juli 2011

DEWAN PENGUJI

Ketua, Sekretaris,


Fahrurrozi, M.Ag. Dra. Ani Hidayati, M.Pd
NIP : 197708162005011003 NIP : 196112051993032001

Penguji I, Penguji II,


Drs. Widodo Supriyono,M.A. Dr. Musthofa, M.Ag.
NIP : 195910251987031003 NIP : 197104031996031002

Pembimbing I,


Dra. Hj. Nur Uhbiyati, M.Pd
NIP. 1952020819761222001
iv

KEMENTERIAN AGAMA R.I.
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Jl.Prof. Dr. Hamka ( Kampus II ) Ngaliyan Semarang
Telp. 024-7601295 Fax. 7615387

NOTA PEMBIMBING Semarang, Juni 2011

Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan ini diberitaukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan, dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada
Pembelajaran Materi Pokok Shalat Maktubah
Dengan Metode Demonstrasi Pada Kelas III MI
Muhammadiyah 01 Rowosari Kendal Tahun
Pelajaran 2010/2011
Nama : Bukhori Muslim
NIM : 093111326
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.

Wassalamualaikum Wr. Wb.


Pembimbing I





Sugeng Ristiyanto,M.Ag
NIP. 196508192003021001



v

MOTTO

#%& =9# #?# .9# #.# .9#
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang
ruku. (QS.Al-Baqarah:43)
1

























1
Depag RI. Al-Hikmah, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Penerbit Diponegoro,
2007), hlm. 7.
vi

PERSEMBAHAN

Untuk Orang tuaku Bapak Al Munawir dan Ibu Kiswati,

Istriku tercinta (Niken Juwitah) yang senantiasa membantu dan mendukung secara
moril maupun materiil dalam penyusunan skripsi tersebut,

Anak-anakku tercinta (Aika Zulfa Rinjani dan Qurrota Abda Aqila), kepada
mereka doa dan restuku, semoga mereka menjadi anak-anak yang shalihah dan
bertakwa kepada Allah SWT.





















vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang senantiasa rahmat dan
kasih sayangnya tercurah kepada kita. Kepada sang mustafa Nabi Muhammad
SAW dihaturkan shalawat dan salam. Semoga kita termasuk dalam umatnya.
Penulisan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam di IAIN Walisongo Semarang. Adapun skripsi
ini berjudul Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Materi
Pokok Shalat Maktubah dengan Metode Demonstrasi pada Kelas III MI
Muhammadiyah 01 Rowosari Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah
membantu baik secara moril maupun materiil, oleh karena ucapan terima kasih
yang tiada terkira kepada:
1. DR. Sujai, M. Ag, selaku Dekan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
2. Ahmad Muthohar, M. Ag, selaku ketua program kualifikasi IAIN Wali Songo
Semarang.
3. Sugeng Ristiyanto, M. Ag. selaku pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam menyusun skripsi.
4. Para Dosen pengajar di lingkungan Fakultas Tarbiyah yang telah membekali
pengetahuan.
5. Segenap civitas akademika Institut Agama Islam Negeri Walisongo
Semarang yang telah memberikan pelayanan baik kepada penulis selama ini.
6. Kepada Kepala MI Muhammadiyah 01 Rowosari beserta Bapak/Ibu Guru
yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan riset.
7. Ayahanda dan ibunda tercinta, serta istriku tersayang yang selalu memberikan
motivasi dan doa restu.
8. Kepada sahabatku pak Rohmat Rokhim yang telah membantu dalam
penulisan dan penyusunan serta penyelesaian skripsi terebut.
viii

9. Sahabat-sahabatku yang selalu memotivasi dan menghibur diri penulis dalam
berkreatifitas.
10. Teman-temanku yang memberikan dorongan, khususnya mahasiswa Fakultas
Tarbiyah angkatan 2009, Kwalifikasi Kelas F (PAI). Tidak terlupakan untuk
teman-teman PPL, di MI Ianatus Sibyan Mangkang Semarang, teman-teman
KKN di Kelurahan Gunung Pati Kec. Gunung Pati kota Semarang yang selalu
menasehati, memotivasi diri penulis.
Dengan mengharap doa semoga segala kebaikan mereka mendapat balasan
yang lebih dari Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang bersifat konstruktif dari semua pihak demi kemanfaatan skripsi
ini. Akhirnya semoga bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Semarang, 13 Juni 2011
Penulis



Bukhori Muslim
NIM: 093111326









ix

ABSTRAK

Judul Skripsi : Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Materi
Pokok Shalat Maktubah dengan Metode Demonstrasi pada
Kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari Kendal Tahun
Pelajaran 2010/2011

Penulis : Bukhori Muslim
NIM : 093111326

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peningkatan Prestasi Belajar
Siswa pada Pembelajaran Materi Pokok Shalat Maktubah dengan Metode
Demonstrasi pada Kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari Kendal Tahun
Pelajaran 2010/2011. Peneliti menggunakan metode observasi, interview,
dokumentasi, subyek penelitian sebanyak 19 Responden, menggunakan instrumen
kuesioner proporsional random sampling.
Data penelitian yang terkumpul di analisis dengan analisis pengamatan dan
test. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa: dalam pra siklus ini
banyak peserta didik yang tidak memahami materi shalat maktubah, jika dilihat
dari ketuntasannya, maka perlu adanya tindakan penelitian kelas dengan metode
Demonstrasi. Kemudian pada Siklus I (pertama) didapatkan beberapa solusi
terhadap permasalahan penerapan metode Demonstrasi dalam pembelajaran PAI
materi shalat maktubah sebagai upaya tindak perbaikan terhadap upaya keaktifan
belajar peserta didik pada Siklus I (pertama). Sementara pada Siklus ke II (kedua)
hanya mengembangkan penerapan metode Demonstrasi dalam pembelajaran PAI
materi shalat maktubah akan tingkat keaktifan peserta didik menjadi lebih baik
dari siklus pertama. Dengan demikian pada Siklus III (ketiga) perhatian dan
keaktifan peserta didik pada siklus ini sudah menunjukkan arah yang lebih baik
dalam pelaksanaan pembelajaran melalui metode Demonstrasi.
Dengan demikian tingkat kemampuan peserta didik yang dimiliki setelah
proses pembelajaran pada metode Demonstrasi dari masing-masing siklus terdapat
perkembangan peningkatan keaktifan dalam pembelajaran pada materi PAI
terutama tentang shalat maktubah.
Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan
masukkan bagi para civitas akademika, dan menjadi bahan informasi, masukkan
yang dapat memberikan wawasan keilmuan, manfaat bagi kita semua. Selain
tersebut, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
serta pengembangan yang terkait dengan keaktifan belajar peserta didik serta guru
dapat melakukan berbagai metode pembelajaran, khususnya pada metode
Demonstrasi terhadap proses pembelajaran.



x

DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... ii
PENGESAHAN .............................................................................................. iii
NOTA PEMBIMBING ................................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 6
D. Penegasan Istilah7
BAB II : METODE DEMONSTRASI DAN PEMBELAJARAN
PENGEMBANGAN AGAMA ISLAM
A. Kajian Pustaka ...................................................................... 9
B. Metode Demonstrasi
1. Pengertian Metode Demonstrasi ..................................... 10
2. Fungsi Metode Demonstrasi ........................................... 12
3. Syarat Penggunaan Metode Demonstrasi ....................... 13
4. Perencanaan dan Persiapan Metode Demonstrasi .......... 14
5. Langkah-langkah Metode Demonstrasi .......................... 15
6. Prinsip-prinsip Demonstrasi ........................................... 17
C. Peningkatan Prestasi Belajar Fqih
1. Menyediakan Pengalaman langsung.18
2. Menciptakan Kegiatan..18
xi

3. Mengembangkan Kegiatan18
4. Membantu anak mengembangkan 18
5. Menyediakan kegiatan...18
6.Menemukan cara-cara untuk ..19
D. Problema dan Solusi Peningkatan Belajar Melalui metode
Demonstrasi
1. Faktor Internal19
2. Faktoe Eksternal.19
E. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam .............................. 20
2. Pengertian Tujuan Pendidikan Agama Islam ................. 23
3. Program Kegiatan Pendidikan Agama Islam .................. 25
4. Materi Pendidikan Agama Islam Shalat Maktubah ........ 28
F. Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran PAI
1. Perencanaan/Persiapan ................................................... 34
2. Pelaksanaan Demonstrasi ............................................... 35
3. Tindak Lanjut Demonstrasi ............................................ 36
G. Rumusan Hipotesis Tindakan ............................................... 36

BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................... 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 37
C. Populasidan Sampel Penelitian ........................................... 37
D. Variabel dan Indikator Penelitian ........................................ 38
E. Pengumpulan Data Penelitian ............................................. 38
F. Analisis Data Penelitian ...................................................... 39

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus .................................. 41
1. Hasil Penelitian Pra Siklus..42
2. . Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I45
xii

3. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II ..................... 48
4. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus III .................... 53
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 57
C. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung ......................... 59

BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 62
B. Saran-Saran .......................................................................... 62



DAFTAR PUSTAKA
SILABUS
RPP
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR DOKUMENTASI
RIWAYAT HIDUP












xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Kategori Nilai Perhatian Siswa Pra Siklus ................................... 36
Tabel 4.2. Kategori Nilai Keaktifan Siswa Pra Siklus ................................... 37
Tabel 4.3. Nilai Hasil Belajar Pra Siklus ....................................................... 37
Tabel 4.4 Kategori Nilai Perhatian Siswa Siklus I ....................................... 39
Tabel 4.5 Kategori Nilai Keaktifan Siswa Siklus I ....................................... 40
Tabel 4.6 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ................................................. 41
Tabel 4.7 Kategori Nilai Perhatian Siswa Siklus II ...................................... 44
Tabel 4.8 Kategori Nilai Keaktifan Siswa Siklus II ..................................... 45
Tabel 4.9 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ............................................... 46
Tabel 4.10 Kategori Nilai Perhatian Siswa Siklus III ..................................... 49
Tabel 4.11 Kategori Nilai Keaktifan Siswa Siklus III .................................... 50
Tabel 4.12 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus III .............................................. 50

















xiv

DAFTAR GAMBAR


Gambar 4.1 Ketuntasan Siswa Pra Siklus ...................................................... 38
Gambar 4.2 Ketuntasan Siswa Siklus I .......................................................... 42
Gambar 4.3 Ketuntasan Siswa Siklus II ......................................................... 47
Gambar 4.4 Ketuntasan Siswa Siklus III........................................................ 51
Gambar 4.5 Ketuntasasn Siswa dari Pra Siklus sampai Siklus III ................. 52
Gambar 4.6 Perhatian Siswa dari Siklus I sampai III ..................................... 53
Gambar 4.7 Keaktifan Siswa dari Siklus I sampai III .................................... 53





















xv

DAFTAR LAMPIRAN


Lampiran 1 : Silabus
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pra Siklus
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III
Lampiran 6 : Lembaran Observasi Siklus I
Lampiran 7 : Lembaran Observasi Siklus II
Lampiran 8 : Lembaran Observasi Siklus III
Lampiran 9 : Nilai Hasil Belajar Pra Siklus
Lampiran 10 : Nilai Hasil Belajar Siklus I
Lampiran 11 : Nilai Hasil Belajar Siklus II
Lampiran 12 : Nilai Hasil Belajar Siklus III
Lampiran 13 : Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 14 : Surat Keterangan Penelitian dari Kepala MI Muhammadiyah
01 Rowosari













xvi

DAFTAR DOKUMENTASI


1. Foto Gedung MI Muhammadiyah 01 Rowosari Kec. Rowosari Kab. Kendal
2. Foto Dewan Guru MI Muhammadiyah 01 Rowosari Kec. Rowosari Kab.
Kendal
3. Foto Siswa/Siswi MI Muhammadiyah 01 Rowosari Kec. Rowosari Kab.
Kendal











1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran pokok yang
diajarkan di tingkat Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah yang selanjutnya
disingkat menjadi PAI.
1
Konsep tersebut sejalan dengan Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang
menyatakan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang baik, berguna bagi agama,
bangsa dan negaranya.
2

Pendidikan agama bagi peserta didik harus berdasarkan keimanan dan
praktek peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bertujuan untuk
menyempurnakan amal shalih serta tidak melupakan kemajuan-kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, sebab eksistensi Islam merupakan agama yang
mengatur urusan dunia dan akhirat. Konsep tersebut menunjukkan bahwa
pembinaan keagamaan harus mampu mengubah perilaku-perilaku yang kurang
baik menuju kondisi yang Islami.
Berkaitan dengan hal tersebut pelaksanaan pendidikan Fiqih peserta
didik di MI Muhammadiyah 01 Rowosari Kecamatan Rowosari Kabupaten
Kendal dirasa sangat penting. Hal ini karena perkembangan psikologis atau
emosi anak MI masih belum terarah, sehingga pada saat kritis peserta didik
perlu diselamatkan dari perbuatan-perbuatan yang kurang sesuai dengan
norma-norma agama atau norma yang berlaku di masyarakat. Langkah

1
Ismail SM. dan Nurul Huda, Paradigma Pendidikan Islam, (Semarang: Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo, 2001), hlm. 139.
2
Depdikbud, UU RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, (Jakarta: Sinar Grafika,
2003), hlm. 5.

2

tersebut dapat dilakukan dengan jalan memasukkan nilai agama serta
pemahaman dan keterampilan pada penguasaan praktek-praktek ibadah.
Pada Tahun Pelajaran 2010/2011 ini banyak tampak orang tua peserta
didik MI Muhammadiyah 01 Rowosari yang mengabaikan PAI bagi anak-
anak mereka. Gejala tersebut seperti asumsi masyarakat yang lebih senang dan
merasa unggul apabila anaknya belajar pada sekolah umum. Mereka
beranggapan bahwa belajar di sekolah agama seolah-olah tidak mampu
menjawab persoalan-persoalan yang muncul di era globalisasi ini, sehingga
fenomena tersebut dianggap sangat ketinggalan jaman. Di pihak lain justru
anggapan masyarakat tersebut menjadi tantangan bagi MI Muhammadiyah 01
Rowosari. Melihat kondisi tersebut pendidikan Fiqih bagi peserta didik perlu
ditingkatkan sebagai perhatian respon masyarakat kepada sekolah di MI
Muhammadiyah 01 Rowosari.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MI Muhammadiyah 01
Rowosari seperti pada Sekolah Dasar, bukan sekedar teori, melainkan juga
praktek. Oleh karena itu pembelajaran PAI untuk diamalkan. Bila berisi
suruhan atau perintah, maka harus dilaksanakan; bila berisi larangan harus
ditinggalkan atau dijauhi. Oleh karena itu Fiqih bukan saja untuk diketahui,
akan tetapi diamalkan dan sekaligus menjadi pedoman atau pegangan hidup.
Untuk itu, tentu saja materi yang praktis diamalkan sehari-hari didahulukan
dalam pelaksanaan pembelajarannya.
Salah satu materi yang tertuang dalam mata pelajaran PAI adalah
shalat. Shalat sebagai salah satu ibadah maghdah mempunyai kedudukan yang
sangat penting. Shalat merupakan tiang (rukun) tempat tegaknya agama Islam
dan sarana untuk membuktikan tentang ke-Islaman dan keimanan seseorang.
Keberhasilan pendidikan PAI dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari,
baik itu dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Contohnya, dalam
keluarga, anak cenderung untuk melakukan shalat sendiri secara rutin.
Sedangkan dalam sekolah intensitas anak dalam menjalankan ibadah shalat
harus ditekankan dan selalu dibimbing serta diarahkan untuk menjalankan
shalat secara benar. Untuk itu evaluasi pembelajaran PAI tidak hanya

3

berbentuk ujian tertulis tetapi juga praktek. Banyak peserta didik yang
mendapatkan nilai bagus dalam teori PAI. Tetapi, dalam kenyataan banyak
peserta didik yang belum mampu mempraktekkan teori tersebut dengan benar.
Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta didik tentang shalat masih
kurang.
Jika pendidik menginginkan agar tujuan pendidikan tercapai secara
efektif dan efisien, maka penguasaan materi saja tidaklah cukup. Ia harus
menguasai berbagai metode penyampaian yang tepat dalam proses
pembelajaran. Pendidik juga dapat menggunakan metode pembelajaran secara
bervariasi, sebab masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan.
Sehingga dalam penggunaannya pendidik harus menyesuaikan dengan materi
yang diajarkan dan kemampuan peserta didik. Pemilihan metode yang tepat
memerlukan keahlian tersendiri, sehingga pendidik harus pandai dalam
memilih dan menerapkannya.
Upaya mengembangkan dan menanamkan ajaran Islam tersebut
merupakan tanggung jawab utama guru PAI terutama guru mata pelajaran
Fiqih di MI Muhammadiyah 01 Rowosari. Keberhasilan proses
pengembangan dan penanaman nilai-nilai agama menunjukkan profesionalitas
atau kemampuan guru dalam pembelajaran. Guru dalam hal ini bukan saja
menggunakan metode ceramah atau bercerita dan berdiri di depan kelas,
melainkan lebih dari sekedar itu, yaitu mengkomunikasikan pesan atau materi
pelajaran, berinteraksi dan mengorganisir, serta berusaha secara maksimal
mengelola peserta didik sehingga berhasil dan mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Kreatifitas penerapan metode pembelajaran yang
canggih, keterlibatan emosional serta intelektual pada setiap aktifitas
pembelajaran terutama PAI akan memiliki nuansa kebermaknaan belajar yang
tinggi bagi penanaman dan penguasaan nilai-nilai ajaran Islam pada siswa.
Keberhasilan penanaman dan penguasaan nilai-nilai ajaran Islam akan
tercapai apabila seorang guru PAI memiliki dan menguasai metodologi
pembelajaran secara baik. Metodologi pembelajaran merupakan suatu ilmu

4

pengetahuan tentang metode yang digunakan dalam mendidik.
3
Tidak sedikit
mereka yang gagal dalam pembelajaran karena kurang mampu dalam
menciptakan suasana belajar yang kreatif, yang menjadikan peserta didik
bergairah dan bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran, memiliki
kreatifitas dan tanggung jawab untuk belajar secara mandiri. Pendidik yang
baik dan profesional tentu akan mengusahakan metode pembelajaran yang
mampu merangsang kreatifitas belajar siswa agar tujuan PAI khususnya mata
pelajaran Fiqih dapat tercapai. Salah satu metode pembelajaran yang dapat
menanamkan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan menerapkan ajaran
Islam secara tepat dan efektif ialah dengan menggunakan metode
Demonstrasi.
Demonstrasi merupakan salah satu metode untuk memberikan
pengalaman belajar agar peserta didik dapat menguasai materi pelajaran
dengan baik. Demonstrasi merupakan salah satu metode mengajar yang
dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang dengan sengaja diminta atau
peserta didik sendiri ditunjuk untuk diperlihatkan kepada kelas tentang suatu
proses atau cara melakukan sesuatu.
4
Misalnya dalam pembelajaran shalat,
metode Demonstrasi akan lebih diterima oleh peserta didik dan peserta didik
dapat menirukan apa yang telah diperagakan, sehingga materi pelajaran lebih
mudah dipahami. Dengan demikian pembelajaran dapat dikatakan efektif,
apabila seorang pendidik dapat membimbing peserta didik untuk memasuki
situasi yang memberikan pengalaman-pengalaman yang dapat menimbulkan
kegiatan belajar peserta didik.
Metode Demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau
memperlihatkan bagaimana melakukannya kepada peserta didik. Metode
Demonstrasi pada proses pembelajaran Fiqih mengandung fungsi dan manfaat
besar. Di samping bersifat praktis, guru dapat memberikan contoh amalan

3
H. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 65.
4
M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat
Perss, 2002), hlm. 45.

5

keagamaan dengan benar, sebagai bukti tanggung jawabnya.
5
Metode
Demonstrasi ini memiliki keunggulan apabila guru memahami pada situasi
yang bagaimanakah sepantasnya dilakukan peragaan-peragaan tentang materi
pembelajaran Fiqih yang dapat merangsang pemahaman dan penguasaan
ajaran Islam yang baik pada siswa dan bagaimanakah cara pelaksanaannya
pada pembelajaran mata pelajaran Fiqih.
Sebaliknya kurang mampunya guru PAI dalam penerapan metode
Demonstrasi merupakan penyebab kurangnya gairah peserta didik atau siswa
untuk belajar secara kreatif. Berdasarkan konsep tersebut guru PAI dituntut
untuk meningkatkan kemampuannya dalam menerapkan metode Demonstrasi
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik baik aspek
kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Keterangan di atas menunjukkan bahwa metode dalam kegiatan
pembelajaran khususnya pembelajaran Fiqih merupakan faktor yang penting,
sehingga berbagai metode dapat digunakan dalam menyampaikan materi
Fiqih, karena pada hakekatnya siswa lebih menyukai suatu pembelajaran yang
menyenangkan atau melalui aktifitas-aktifitas dalam kelas.
Penerapan metode Demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran di MI
Muhammadiyah 01 Rowosari merupakan respon yang baik terhadap
perkembangan mutakhir sistem pendidikan di Indonesia, khususnya dalam
pembelajaran Fiqih yang merupakan mata pelajaran penting sekaligus
pendukung bagi mata pelajaran lainnya.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang penerapan metode Demonstrasi bagi peningkatan keaktifan
dan hasil belajar siswa di Kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari
Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan di atas dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

5
M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, hlm. 55.

6

1. Bagaimana penerapan metode Demonstrasi dalam pembelajaran Fiqih
materi shalat maktubah pada siswa Kelas III MI Muhammadiyah 01
Rowosari Tahun Pelajaran 2010/2011?
2. Apakah metode Demonstrasi bisa meningkatkan keaktifan dalam hasil
belajar materi shalat maktubah bagi siswa Kelas III MI Muhammadiyah 01
Rowosari Tahun Pelajaran 2010/2011?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
a. untuk mendeskripsikan penerapan metode Demonstrasi dalam
pembelajaran PAI materi shalat maktubah pada siswa Kelas III MI
Muhammadiyah 01 Rowosari Tahun Pelajaran 2010/2011.
b. untuk mengetahui tingkat keaktifan dan pemahaman hasil belajar siswa
Kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari Tahun Pelajaran 2010/2011
sebelum dan setelah diadakan metode Demonstrasi pada pembelajaran
Fiqih materi shalat maktubah.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut.
a. Menjadi bahan masukan yang objektif dalam meningkatkan keaktifan
belajar dan hasil belajar siswa di Kelas III MI Muhammadiyah 01
Rowosari pada pembelajaran PAI.
b. Menjadi pedoman dalam mengatasi dan menaggulangi permasalahan
dalam proses pembelajaran siswa di Kelas III MI Muhammadiyah 01
Rowosari pada pembelajaran PAI khususnya materi shalat maktubah.
c. Sebagai usaha peningkatan kualitas pembelajaran terutama pada
pembelajaran PAI sehingga memperkecil kesulitan yang dihadapi oleh
guru dan siswa.


7

D. Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi salah pengertian, maka berikut ini akan peneliti
paparkan beberapa istilah yang terdapat dalam judul di atas :
1. Peningkatan
Peningkatan berasal dari kata tingkat artinya menaikan ( derajat,
taraf), mempertinggi, memperhebat. Mendapat awalan pe dan akhiran
an, yang mengandung arti usaha untuk menuju yang lebih baik.
6
Dalam
hal ini, maksud peningkatan adalah usaha untuk meningkatakan
keberhasilan dan kwalitas dalam menunjang proses pembelajaran menuju
yang lebih baik.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah setiap perbuatan atau tingkah laku yang
tampak sebagai akibat kegiatan otot yang digerakan oleh sitem syaraf
(dalam rangka belajar).
7

3. Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
8

4. Shalat Maktubah
Shalat Maktubah yaitu Lima waktu, hanya wajib dikerjakan oleh
setiap muslim yang mukallaf, yaitu yang telah baliqh, berakal sehat, laki-
laki atau lainnya, dan yang suci.
5. Metode
Metode adalah cara yang terakhir dan barfikir baik-baik untuk
mencapai maksud, cara kerja bersistem untuk memudahkan pelaksanaan
suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang tertentu.
9




6
Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm 951
7
Rohman Noto Wijoyo, Psikologi Pendidkan , Jakarta:CV, 1995), hlm 21
8
Departemen Pindidikan Nasional RI, Undang-undang Sitem Pendidikan Nasional, 2003,
hlm 4
9
Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm 652

8

6. Demonstrasi
Demonstrasi adalah peragaan atau pertunjukan tata cara melakukan
atau mengerjakan sesuatu. Dalam hal ini Demonstrai merupakan metode
interaktif yang sangat efektif dalam membantu peserta didik untuk
mengetahui proses pelaksanaan sesuatu dan unsur yang terkandung
didalamnya.
10

7. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam yaitu usaha yang lebih khusus ditekankan
untuk mengembangkan fitrah keberagamaan dan sumber daya insani
lainnya agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan
ajaran islam.
11



10
Abdul Ghafir, dkk, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadani ,1993),hlm 82
11
Acmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan (Yogyakarta:Aditya Media,1992)
hlm 103

9

BAB II
METODE DEMONSTRASI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR
FIQIH, PROBLEMA DAN SOLUSINYA


A. Kajian Pustaka
Dalam pembahasan ini akan dideskripsikan tentang hubungan
antara permasalahan yang penulis teliti dengan kerangka teoritik yang
penulis pakai serta hubungannya dengan peneliti terdahulu yang relevan.
Sebagaimana pada penelitian yang dilakukan Kasmuni NIM: 07311623
berjudul Efektivitas Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Motivasi dan
Prestasi pada Mata Pelajaran Fiqih Materi Shalat di Kelas III MI Miftahul
Huda 2 Kalimaro Kec. Kedung Jati Kab. Grobogan. Hasil penelitian
menunjukkan motivasi shalat siswa sebelum metode Demonstrasi pada mata
pelajaran Fiqih materi shalat kurang termotivasi dalam mempelajari Fiqih
tentang shalat, setelah dilakukan pelaksanaan Demonstrasi pada mata
pelajaran Fiqih materi shalat Fiqih Kelas III MI Miftahul Huda 2 Kalimaro
Kec. Kedung Jati Kab. Grobogan terjadi peningkatan nilai keaktifan.
Tingkat keaktifan siswa mencapai 90%, sedang prestasi pada mata pelajaran
Fiqih materi shalat dapat diketahui dengan pre test. Pre test yang telah
dilakukan nilai ketuntasan mereka 0 peserta didik, setelah dilakukan
tindakan ketuntasan mencapai 13 peserta didik dan yang belum tuntas
tinggal 1 peserta didik.
Efektifitas metode Demonstrasi pada mata pelajaran Fiqih materi
shalat dalam meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam pembelajaran
Kelas III MI Miftahul Huda 2 Kalimaro Kec. Kedung Jati Kab. Grobogan
dilihat dari terjadinya peningkatan tindakan kelas yang dilakukan pada
pembelajaran Fiqih materi shalat dengan menggunakan Demonstrasi.
Terlihat bahwa pada siklus ketiga telah mengalami peningkatan proses
pembelajaran Fiqih pada materi shalat Kelas III MI Miftahul Huda 2
Kalimaro Kec. Kedung Jati Kab. Grobogan dengan menggunakan metode
Demonstrasi dimana tingkat keberhasilan siswa dengan telah mencapai

10

tingkat sempurna pada Siklus III yaitu mencapai 57,2% atau sebanyak 8
peserta didik meningkat dari Siklus II dan I yang hanya 0%, sedang pada
kategori cukup 1 peserta didik atau 7,1% menurun dari pada Siklus II yang
masih 7 peserta didik atau 50% dan 11 peserta didik atau 78,6% pada Siklus
I, jika dilihat dari tingkat ketuntasannya hanya 1 peserta didik atau 16,7%
yang tuntas pada Siklus III meningkat dari pertama kali melakukan
penelitian ini yaitu Siklus I yaitu 13 peserta didik atau 85,7%. Ini artinya
metode Demonstrasi yang digunakan dalam pembelajaran Fiqih materi
shalat efektif untuk meningkatkan prestasi dan motivasi siwa belajar.
1

Dari penelitian di atas terdapat kesesuaian dengan penelitian
yang sedang peneliti lakukan, yaitu pelaksanaan metode Demonstrasi dan
pelaksanaan shalat. Akan tetapi fokus peneliti berbeda, yaitu menginginkan
adanya suatu peningkatan keaktifan belajar dan prestasi hasil belajar pada
siswa di Kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari.
B. Metode Demonstrasi
1. Pengertian Metode Demonstrasi
Istilah Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu metha dan
hodos. Metha berarti melalui dan Hodos berarti jalan atau cara, jadi
metode adalah jalan atau cara yang dilalui untuk mencapai tujuan.
2

Ada beberapa metode yang digunakan dalam pembelajaran, salah
satunya adalah metode Demonstrasi. Metode ini merupakan metode
pembelajaran yang sangat efektif, karena dapat membantu peserta didik
untuk melihat secara langsung proses terjadinya sesuatu.
Metode Demonstrasi adalah suatu metode mengajar dimana
seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta murid sendiri
memperlihatkan pada seluruh kelas tentang sesuatu proses suatu kaidah
melakukan sesuatu.
3
Metode Demonstrasi merupakan cara penyajian


1
Kasmuni, Efektifitas Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi pada
Mata Pelajaran Fiqih Materi Shalat di Kelas III MI Miftahul Huda 2 Kalimaro Kec. Kedung Jati
Kab. Grobogan.

2
Armai Arif, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
hlm. 40.

3
Mukhtar. Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV. Misaka, Galiza,

11

bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada
peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang
dipelajari baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai penjelasan
lisan.
4

Metode Demonstrasi juga merupakan teknik mengajar yang sudah
tua dan digunakan sejak lama. Seorang ibu yang mengajarkan cara
memasak atau makanan kepada anak-anaknya atau dengan
mendemonstrasikan di muka mereka.
5

Metode Demonstrasi adalah metode pengajaran bagi guru atau
orang lain yang sengaja diminta peserta didik sekalipun memperlihatkan
pada seluruh kelas suatu proses. Misalnya, bagaimana cara bekerjanya
sebuah alat pencuci pakaian dengan otomatis.
6

Metode Demonstrasi adalah teknik yang digunakan untuk
membelajarkan peserta didik terhadap suatu bahan belajar dengan cara
memperhatikan, menceritakan, dan memperagakan bahan belajar itu.
Metode Demonstrasi dapat dibagi dua yaitu teknik Demonstrasi
proses dan teknik Demonstrasi hasil. Teknik Demonstrasi Proses
digunakan untuk menunjukkan atau memperagakan suatu proses atau
rangkaian langkah-langkah kegiatan. Proses mencakup antara lain
pembuatan, gerakan, dan kefungsian. Proses pembuatan mencakup
langkah-langkah kegiatan dalam membuat ukiran, lukisan, perabot,
pakaian dan lain sebagainya. Proses gerakan mencakup gerakan benda
seperti bekerjanya piston kendaraan bermotor sewaktu mesin dihidupkan.
Proses kefungsian mencakup rangkaian kegiatan dalam merencanakan
suatu kegiatan, melaksanakan langkah-langkah yang telah ditetapkan
dalam suatu program, dan lain sebagainya.
Teknik Demonstrasi Hasil digunakan untuk memperlihatkan atau

2003), hlm. 89.

4
Syaiful Bahri Djamarah, dkk., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Cet
IV, hlm. 115.

5
Basyirudin Usman, dkk., Media Pembelajaran, (Jakarta: Delia Cipta Utama, 2002), hlm. 107.

6
Armai Arif, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, hlm. 86.

12

memperagakan hasil dari suatu kegiatan (proses) seperti barang kerajinan
yang bernilai seni, makanan yang bergizi, model pakaian baru, hasil panen
yang lebih baik dan rencana kegiatan.
Proses dan hasil yang diperagakan menjadi bahan belajar utama
dalam kegiatan pembelajaran. Bahan belajar tidak hanya dipertunjukkan
oleh pendidik, melainkan juga oleh peserta didik yang berperan aktif
dalam melakukan proses sampai diketahui sejauh mana hasilnya. Dengan
demikian, peserta didik akan memiliki pengalaman belajar langsung
setelah diberi kesempatan oleh pendidik untuk melakukannya dan melihat
atau merasakan hasilnya.
7

Jadi kesimpulannya adalah suatu metode pembelajaran yang
dilakukan, di mana seorang pendidik atau orang lain yang sebaya diminta
atau peserta didik sendiri memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu
proses untuk memperlihatkan bagaimana untuk melakukan dan jalannya
suatu proses perbuatan tertentu kepada siswa, misalnya cara mengerjakan
shalat.
2. Fungsi Metode Demonstrasi
Demonstrasi sebagai suatu metode pembelajaran tentunya
mempunyai fungsi yang diharapkan dalam proses pembelajaran antara
lain:
a. memberi gambaran yang jelas dan pengertian yang konkrit tentang
suatu proses atau keterampilan dalam mempelajari konsep ilmu PAI
dari pada hanya dengan mendengar penjelasan atau keterangan lisan
saja dari guru.
b. menunjukkan dengan jelas langkah-langkah suatu proses atau
keterampilan-keterampilan ibadah pada siswa.
c. lebih mudah dan efisien dibanding dengan metode ceramah atau
diskusi karena siswa bisa mengamati secara langsung.


7
Sudjana, Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, (Bandung: Falah Production, 2001),
hlm. 154-155.


13

d. memberi kesempatan dan sekaligus melatih siswa mengamati sesuatu
secara cermat.
e. melatih siswa untuk mencoba mencari jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan guru.
3. Syarat Penggunaan Metode Demonstrasi
Penggunaan metode Demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat
pembelajaran memiliki keahlian mendemonstrasikan penggunaan alat atau
melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang sesungguhnya.
Keahlian mendemonstrasikan tersebut harus dimiliki oleh guru atau pelatih
yang ditunjuk, setelah mendemonstrasikan, siswa diberi kesempatan
melakukan latihan keterampilan seperti yang telah diperagakan oleh guru
atau pelatih.
Metode Demonstrasi ini sangat efektif menolong siswa untuk
mencari jawaban atas pertanyaan, seperti: Bagaimana prosesnya? Terdiri
dari unsur apa? Cara mana yang terbaik, bagaimana dapat diketahui
kebenarannya? Dan sebagainya melalui pengamatan induktif.
Metode Demonstrasi dapat dilaksanakan apabila:
a. pembelajaran bersifat formal, magang, atau latihan kerja.
b. materi pelajaran berupa keterampilan gerak, petunjuk sederhana untuk
melakukan keterampilan gerak dengan menggunakan bahasa asing,
dan prosedur melaksanakan suatu kegiatan.
c. guru, pelatih, instruktur bermaksud menyederhanakan penyelesaian
kegiatan yang panjang, baik yang menyangkut pelaksanaan suatu
prosedur maupun dasar teorinya.
d. guru bermaksud menunjukkan sesuatu standar penampilan.
e. digunakan untuk menumbuhkan motivasi siswa tentang
latihan/praktek yang kita laksanakan.
f. digunakan untuk dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila
dibandingkan dengan kegiatan hanya mendengar ceramah atau
membaca di dalam buku, karena siswa memperoleh gambaran yang
jelas dari hasil pengamatannya.

14

g. beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada siswa dapat
dijawab lebih teliti waktu proses Demonstrasi.
8

Metode Demonstrasi memiliki beberapa keterbatasan antara lain:
a. Demonstrasi akan merupakan kegiatan yang tidak wajar bila alat yang
didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa.
b. Demonstrasi menjadi kurang efektif jika tidak diikuti dengan aktivitas
di mana para siswa sendiri dapat ikut bereksperimen dan menjadikan
aktivitas itu pengalaman pribadi.
c. tidak semua hal dapat didemonstrasikan secara kelompok.
d. kadang-kadang, bila suatu alat dibawa di dalam kelas kemudian
didemonstrasikan, terjadi proses yang berlainan dengan proses dalam
situasi nyata.
e. manakala setiap orang diminta mendemonstrasikan dapat menyita
waktu yang banyak, dan membosankan bagi peserta lain.
9

4. Perencanaan dan Persiapan Metode Demonstrasi
Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa metode Demonstrasi
memerlukan perencanaan dan persiapan yang cukup dalam
pelaksanaannya sehingga hasil yang dicapai efektif dan siswa memperoleh
gambaran yang pasti.
Langkah perencanaan dan persiapan yang perlu ditempuh agar
metode Demonstrasi dilaksanakan dengan baik adalah:
a. penentuan tujuan Demonstrasi yang akan dilakukan. Dalam hal ini,
pertimbangkanlah apakah tujuan yang akan dicapai siswa dengan
menggunakan metode Demonstrasi.
b. materi yang akan didemonstrasikan terutama hal-hal yang penting yang
ingin ditonjolkan.
c. siapkanlah fasilitas penunjang Demonstrasi seperti peralatan, tempat
dan mungkin juga biaya yang dibutuhkan.


8
Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implemetuasi KTSP, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2007), hlm. 10-141.

9
Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implemetuasi KTSP ,hlm. 141-142.


15

d. penataan peralatan dan kelas pada posisi yang baik.
e. pertimbangkanlah jumlah siswa dihubungkan dengan hal yang akan
didemonstrasikan agar siswa dapat melihat dengan jelas.
f. buatlah garis besar langkah/pokok-pokok yang akan didemonstrasikan
secara berurutan dan tertulis pada papan tulis/kertas lebar pada siswa
dan guru secara keseluruhan.
Perencanaan dan persiapan metode Demonstrasi harus diikuti
dengan kesiapan guru, dalam hal ini guru harus menjalankan langkah
dalam merencanakan Demonstrasi yang efektif. Adapun langkah-langkah
perencanaan tersebut yaitu:
a. merumuskan tujuan yang jelas dari sudut percakapan dan kegiatan yang
diharapkan dapat dicapai/dilaksanakan oleh siswa itu sendiri bila demo
itu berakhir.
b. menetapkan garis besar langkah-langkah demo yang akan dilaksanakan
dan sebaiknya sebelum Demonstrasi dilakukan oleh guru sudah dicoba
terlebih dahulu supaya tidak gagal pada waktunya.
c. memperlihatkan waktu yang dibutuhkan.
d. selama demo berlangsung kita bertanya pada diri sendiri apakah.
e. keterangan-keterangan itu dapat di dengar dengan jelas oleh siswa.
f. alat itu telah ditempatkan pada posisi yang baik sehingga setiap siswa
dapat melihatnya dengan jelas.
g. telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan
seperlunya dengan waktu secukupnya.
h. menetapkan rencana untuk menilai kemajuan murid. Seringkali terlebih
diadakan diskusi dan siswa mencoba lagi demo dan eksperimen agar
memperoleh kecekatan yang lebih baik.
5. Langkah-langkah Metode Demonstrasi
Metode Demonstrasi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
a. Sebelum Kegiatan Pembelajaran dimulai:
1) pendidik bersama peserta didik menyusun bahan belajar untuk

16

didemonstrasikan. Bahan tersebut disusun berdasarkan kebutuhan
belajar, sumber-sumber yang tersedia, program/kurikulum yang telah
disusun, tujuan belajar yang akan dicapai, dan waktu kegiatan belajar
yang disediakan.
2) pendidik bersama peserta didik menyiapkan fasilitas belajar (tempat
dan perlengkapan) dan alat-alat bantu yang diperlukan seperti poster,
diagram, perabot, model barang hasil produksi dan benda
sebenarnya.
b. Pada Saat Kegiatan Pembelajaran:
1) pendidik menjelaskan tujuan dan cara penggunaan teknik
Demonstrasi serta motivasi peserta didik untuk berpartisipasi secara
aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2) pendidik memberi contoh dengan mendemonstrasikan proses
dan/atau hasil sesuatu sebagaimana tercantum dalam bahan belajar
yang telah disusun.
3) pendidik meminta peserta didik melakukan kembali Demonstrasi itu
dengan memberikan tugas kepada peserta didik. Pendidik membantu
mereka untuk menyusun bahan belajar yang akan mereka
demonstrasikan.
4) peserta didik mendemonstrasikan bahan belajar yang telah mereka
susun.
5) pendidik bersama peserta didik mendiskusikan hal-hal yang timbul
dalam kegiatan pembelajaran.
c. Pada Akhir Kegiatan Pembelajaran, pendidik bersama peserta didik
melakukan penilaian terhadap bahan belajar dan terhadap proses serta
hasil penggunaan teknik ini.
10

6. Prinsip-prinsip Demonstrasi
Melalui Demonstrasi, seorang guru ingin menyampaikan sesuatu
pada siswa, melalui Demonstrasi yang baik berarti guru telah mengadakan
komunikasi yang baik dengan para siswanya. Sehingga siswa mengerti apa


10
Sudjana, Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. ,hlm. 155-156.

17

yang ingin guru sampaikan kepadanya.
11
Oleh karena itu, ada beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan antara lain:
a. menciptakan suasana dan hubungan yang baik dengan siswa sehingga
ada keinginan dan kemauan dari siswa untuk menyaksikan apa yang
hendak didemonstrasikan.
b. mengusahakan agar Demonstrasi itu jelas bagi siswa yang sebelumnya
tidak memahami, mengingat siswa belum tentu dapat memahami apa
yang dimaksudkan dalam Demonstrasi karena keterbatasan daya
pikirnya.
c. memikirkan dengan cermat sebelum mendemonstrasikan suatu pokok
bahasan atau topik bahasan tertentu tentang adanya kesulitan yang akan
ditemui siswa sambil memikirkan dan mencari cara untuk
mengatasinya.
Dengan berpedoman ketiga prinsip di atas, maka kegiatan
Demonstrasi akan kehilangan arah dan lepas kendali sehingga dapat
berjalan terarah seiring dengan tujuan yang telah digariskan sebelumnya.
12

Metode Demonstrasi akan tepat digunakan apabila 1) kegiatan
pembelajaran ditekankan pada pembinaan, perluasan, atau pengembangan
pengetahuan dan keterampilan peserta didik; 2) pendidik bermaksud untuk
membelajarkan peserta didik melalui peragaan proses dan/atau peragaan
hasil tertentu; 3) program belajar berkaitan dengan transformasi
pengalaman praktis; 4) program belajar berkaitan dengan transformasi
pengalaman praktis dan keterampilan tertentu; 5) pengorganisasian peserta
didik terbatas sehingga setiap kegiatan dilakukan paling banyak oleh
sekitar 20 orang dan 6) terdapat kebutuhan belajar dan sumber-sumber
pendukung yang berkaitan dengan penggunaan teknik Demonstrasi.
13

C. Peningkatan Prestasi Belajar Fiqih
Untuk meningkatkan prestasi belajar fiqih ada beberapa cara yang biasa
dilakukan sebagai berikut :


11
Djamarah, dkk., Strategi Belajar Mengajar, hlm. 40.

12
Armai Arif, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, hlm. 90.
13

13
Sudjana, Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif., hlm. 157.

18

1. menyediakan pengalaman langsung tentang obyek-obyek nyata bagi anak.
Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh anak
dengan menggunakan semua inderanya, yaitu melihat menyentuh,
mendengarkan, meraba dan merasa. Melalui seperti anak-anak membawa
pengetahuannya dengan cara memperlakukan atau memanipulasi obyek,
mengamati peristiwa-peristiwa atau kejadian, berinteraksi dengan manusia
dan lingkungan sekitarnya. Melalui pengalaman langsung
mengembangkan keterampilan mengamati, membandingkan, menghitung
bermain perang misalnya pada pelajaran Fiqih siswa dapat mengenal
ketentuan shalat.
2. Menciptakan kegiatan sehingga anak menggunakan semua pikirannya
Kegiatan-kegiatan yang dikembangkan dalam pembelajaran
terpadu menentang anak untuk menggunakan semua pikiran dan
pemahamannya.
3. Mengembangkan kegiatan sesuai dengan minat-minat anak
Kegiatan-kegiatan yang dikembangkan dalam pembelajaran
terpadu harus relevan dengan minat anak, karena minat anak merupakan
sumber ide yang potensial untuk menentukan tema.
4. Membantu anak mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru yang
didasarkan pada hal-hal yang telah mereka ketahui dan dapat mereka
lakukan sebelumnya.
5. Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yang ditunjukkan untuk
mengembangkan semua aspek pengembangan kognitif, sosial, emosional,
fisik efektif, estetis dan agama
6. menemukan cara untuk melibatkan anggota keluarga anak.
Dalam pembelajaran PAI guru biasa memanfaatkan pihak keluarga
atau orang tua sebagai nara sumber, misalnya membahas tema pekerjaan
guru dapat mengundang orang tua anak berpotensi sebagai petani, dokter,
guru dan lain-lain
D. Problema dan Solusi Peningkatan Belajar Melalui Metode Demonstrasi
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, mengemukakan beberapa hal

19

yang mempengaruhi prestasi hasil belajar yaitu :
14

1. Faktor Internal (dari dalam) meliputi :
a. Faktor Jasmaniah (fisiologis) baik yang besifat bawaan maupun yang
diperoleh yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran,
struktur tubuh dan sebagainya.
b. Faktor Psikologis yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang
terdiri atas
1) Faktor intelektif
1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat
2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki
2) Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti :
sikap, minat, kebiasaan, kebutuhan, motivasi, emosi, dan
penyesuaian diri.
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
2. Faktor Eksternal (dari luar), meliputi :
a. Faktor Sosial, terdiri atas :
1) Lingkungan Keluarga
2) Lingkungan Sekolah
3) Lingkungan Masyarakat
4) Lingkungan Kelompok
b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian
1) faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim
2) faktor lingkungan sepiritual dan keamanan
Faktor-faktor tersebut berinteraksi secara langsung dalam mencapai
prestasi belajar.
Untuk memperoleh solusi prestasi belajar fiqih yang diharapkan
maka ada criteria khusus untuk menentukan tingkat keberhasilan atau prestasi
belajar.

14
Abu Ahmadi dan Widodo Supriono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991 ), cet 1
hlm 138-139

20

Menurut Nana Sujana, dua kreteria yang dijadikan tolak ukur
keberhasilan hasil belajar yaitu :
1. Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya.
2. Kriteria ditinjau dari hasil yang di capai.
Penilaian digunakan sebagai alat pengukur perkembangan
kemajuan yang dicapai oleh siswa selama mengikuti pendidikan penilaian
dilakukan terhadap hasil belajar siswa berupa kopetensi yang mencakup
aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik.
Dari segi alatnya penilaian di 2 teknik
1. Teknik tes yaitu penilaian yang menggunakan soal isean
2. Teknik non tes yaitu alat penialaian yang mencakup observasi, wawancara,
praktek shalat dan lainnya.
Prestasi belajar dapat diketahui dari hasil tes. Tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, integrensi, kemampuan atau bakat yang dinilai
individu atau kelompok.
E. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Pembelajaran berasal dari kata dasar belajar. Banyak pengertian
tentang belajar yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Beberapa di
antaranya mengatakan bahwa belajar adalah proses interaksi dengan
lingkungan.
15
Hal ini berarti bahwa manusia belajar melalui interaksi
dengan lingkungannya yang akan berlangsung seumur hidupnya, karena
pada dasarnya manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial
yang tidak lepas dari lingkungannya. Sebagai makhluk sosial, maka
manusia mempunyai tanggung jawab sebagai khalifah Allah di bumi.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 30:
) $% / 3==9 ) %` {# =z #9$% `gB& $


15
Djamaluddin Darwis, Strategi Belajar Mengajar", dalam Ismail (ed), PBM-PAI di Sekolah,
Eksistensi dan Proses Be1qjar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1998), hlm. 216.

21

` $ 7` $$!# t x7 8t2 ') 79 $% )
`=& $ =?
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi. mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah. Padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan
berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui. (QS.Al-Baqarah:30).
16


Pembelajaran adalah proses yang terjadi dalam kegiatan
pembelajaran. Sebelum peneliti menjelaskan pengertian pembelajaran
Fiqih bab shalat maktubah terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai
beberapa pengertian belajar. Secara pengertian belajar menurut Gagne,
dalam buku The Conditions of Learning sebagaimana yang dikutip oleh
Ngalira Purwanto mengatakan bahwa: Belajar terjadi apabila suatu situasi
stimulus bersama dengan ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa
sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu ke waktu
sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi
baru.
17

Sedangkan menurut Mulyasa, pembelajaran adalah proses interaksi
antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perilaku ke
arah yang lebih baik.
18

Menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, pembelajaran adalah proses interaktif peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
19

Interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran banyak faktor yang


16
Depag RI, Al-Hikmah, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Penerbit Diponegoro,
2007), hlm. 6.

17
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung; Remaja Rosda Karya, 2006), hlm. 83.

18
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.
100.

19
Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, (Bandung: Fokos Media, 2006), hlm. 4.

22

mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam diri
individu, maupun eksternal yang datang dari lingkungan peserta didik itu
sendiri. Untuk itu, seorang pendidik dengan mengetahui beberapa faktor
yang mempengaruhi proses pembelajaran maka bagaimana seorang
pendidik untuk dapat memberikan motivasi dan semangat kepada mereka
ketika beberapa faktor yang datang dari dalam atau dari luar sebagai
penghambat bagi mereka.
Pembelajaran PAI adalah proses membantu meletakkan dasar ke
arah perkembangan akhlak, sikap perilaku, pengetahuan, keterampilan dan
daya cipta yang diperlukan anak didik agar menjadi muslim yang
menghayati dan mengamalkan agama, serta sanggup menyesuaikan diri
dengan lingkungannya dan kepentingan pertumbuhan serta perkembangan
selanjutnya.
20

Kegiatan pembelajaran PAI dilakukan berdasarkan rencana yang
terorganisir secara sistematis yang mencakup tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran yang mencakup metode dan
media pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan umpan balik evaluasi
pembelajaran. Suatu rencana pembelajaran dan pelaksanaannya perlu
memperhatikan hal-hal yang terkait dengan belajar bagaimana belajar
(learning to learn), belajar bagaimana berpikir (learning how to think),
belajar bagaimana melakukan (learning how to do), dan belajar bagaimana
bekerja sama dan hidup bersama, (learning how to live together).
21

Sejalan dengan perkembangan anak usia sekolah di Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, maka dalam suatu kegiatan pembelajaran
perlu menekankan keempat aspek yang telah tersebut di atas karena hal
tersebut menjadi faktor yang urgen, kritis dan diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan anak yang bersangkutan.


20
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,
Petunjuk Teknik Proses Belajar Mengajar di Raudhatul Athfal, (Jakarta: Derektorat Jenderal
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, 2001), hlm. 1.

21
Martini Jamaris, Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak,
(Jakarta: Gramedia, 2006), hlm. 125.

23

Oleh sebab itu, pembelajaran PAI yang direncanakan dan
dilaksanakan di tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah yang
dilakukan dalam bentuk berbagai kegiatan perlu menekankan keempat hal
tersebut di atas dan ditambah dengan aspek-aspek lain, seperti moral dan
perilaku baik sebagai individu, sebagai anggota masyarakat, dan sebagai
warga negara, serta sebagai makhluk Tuhan sesuai dengan nilai-nilai
keagamaan.
Dengan demikian, konsep setiap kegiatan pembelajaran PAI pada
siswa akan membantu perkembangan anak mencerminkan pribadi muslim
dalam membangun kesadaran bertauhid sehingga diharapkan mampu
menciptakan hal-hal yang baru bagi kemajuan bangsa dan negara di masa
yang akan datang.
2. Pengertian Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Secara etimologi, tujuan adalah arah, maksud, atau haluan.
Dalam bahasa Arab, tujuan di istilahkan dengan. ghayat, ahdaf, atau
maqashid. Sernentara dalam bahasa Inggris di istilahkan dengan goal,
purpose, objectives atau aim. Secara terminology, tujuan berarti sesuatu
yang diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan selesai.
22

Maka, pelaksanaan Pendidikan Agama Islam yang efektif dalam
berbagai bidang, paling tidak, akan mengantarkan peserta didik memiliki
ahklaqul karimah. Ahlaqul Karimah inilah yang diharapkan akan
membentuk peserta didik menjadi anak shaleh dalam kehidupannya, baik
di sekolah, keluarga, maupun dalam lingkungan masyarakat.
23

Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 disebutkan
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,


22
Armai Arif, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, hlm. 15.

23
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), Cet.1, hlm. 69.

24

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.
24

Secara umum tujuan pendidikan ialah tercapainya perubahan
tingkah laku sikap dan kepribadian peserta didik setelah mengalami proses
pendidikan dan pada akhirnya potensi dapat berkembang menuju manusia
dewasa, potensi disini ialah potensi fisik, emosi, sosial, moral,
pengetahuan dan keterampilan.
Reja Mudy Harjo dan Waini Rasyidin mengemukakan bahwa
Bloom dan kawan-kawan telah mengembangkan taksonomi tujuan
pendidikannya yaitu domain (kawasan kognitif, afektif, dan psikomotor).
Tujuan pendidikan ialah peningkatan kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotor seseorang yang hasilnya dapat digunakan untuk lebih
meningkatkan taraf hidup pribadi, pekerja, warga masyarakat dan Tuhan.
25

Sedangkan tujuan PAI di tingkat Madrasah Ibtidaiyah adalah
mengembangkan benih-benih keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
SWT sedini mungkin dalam kepribadian peserta didik yang terwujud
dalam perkembangan kehidupan jasmaniah dan rohaniah sesuai dengan
tingkat perkembangan serta peserta didik mengenal, memahami dan
mengamalkan rukun Iman dan rukun Islam secara keseluruhan.
3. Program Kegiatan Pendidikan Agama Islam
Program kegiatan belajar Madrasah Ibtidaiyah merupakan satu
kesatuan program kegiatan belajar yang utuh dan terpadu. Program
kegiatan tersebut dilandasi oleh pembinaan kehidupan beragama untuk
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan anak didik kepada Allah SWT.
Program kegiatan belajar ini berisi bahan-bahan pelajaran yang dapat
dicapai melalui tema yang sesuai dengan lingkungan anak dan kegiatan
lain yang menunjang kemampuan yang hendak dikembangkan, dengan
demikian bahan tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut oleh guru
menjadi program kegiatan pembelajaran yang operasional


24
Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, hlm. 2.

25
Zahara Indris, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 12.

25

Berdasarkan rambu-rambu yang tercantum pada garis-garis besar
program kegiatan belajar Madrasah Ibtidaiyah bahwa mengingat ada
kemampuan-kemampuan dalam perkembangan agama Islam yang
memerlukan waktu khusus untuk diajarkan/dilatih di Madrasah Ibtidaiyah
khususnya pada Kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari sesuai dengan
perkembangan anak, maka guru harus memperhatikan kemampuan-
kemampuan dasar perkembangan agama Islam maupun melalui
pembiasaan akhlak/perilaku/sikap.
Pengembangan agama Islam di kelas III MI Muhammadiyah 01
Rowosari dilaksanakan melalui tiga jalur kegiatan, yaitu kegiatan rutin,
kegiatan terintegrasi, kegiatan khusus/sendiri/insidental.
a. Kegiatan Rutin
Pengembangan agama Islam secara rutin berlangsung pada
hari-hari belajar biasa. Pada dasarnya kegiatan rutin perkembangan
agama Islam dilakukan dalam bentuk kegiatan sehari-hari yang
terintegrasi dalam kegiatan yang telah diprogramkan. Adapun bahan
perkembangan agama Islam pada kegiatan rutin melalui pembiasaan
(program pembentukan akhlak/perilaku/sikap).
Program pembentukan akhlak/perilaku merupakan kegiatan
yang dilakukan secara terus menerus (rutin) dan ada dalam kehidupan
sehari-hari anak di kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari
sehingga menjadi kebiasaan yang baik. Pembentukkan akhlak/perilaku
melalui pembiasaan yang dimaksud meliputi moral Pancasila, agama
Islam, perasaan/emosi, kemampuan bermasyarakat dan disiplin.
Tujuan dari program pembentukkan akhlak/perilaku adalah untuk
mempersiapkan sedini mungkin agar siswa berakhlaqul karimah.
Kegiatan rutin merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan
secara terus menerus, dan berkesinambungan. Kegiatan rutin
dilakukan setiap hari atau satu kali dalam satu minggu.
Dalam pembelajaran PAI yang termasuk kegiatan rutin
adalah:

26

1) mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat.
2) berdoa sebelum dan sesudah mulai kegiatan.
3) pendidikan shalat; yang meliputi ucapan dan gerakan shalat.
4) hafalan surat-surat pendek dalam al-Quran.
5) hafalan doa-doa harian.
Program pembentukan akhlak perilaku/sikap/moral melalui
pembiasaan-pembiasaan yang diberikan/dikembangkan oleh pendidik
kepada peserta didik adalah meliputi:
1) mengenal dan mencintai Allah melalui ciptaan-Nya.
2) berdoa sebelum dan sesudah memulai kegiatan.
3) mengucapkan salam bila bertemu/berpisah dengan orang lain.
4) mengucapkan kalimat thayyibah.
5) tolong menolong dan bergotong royong sesama teman.
6) rapi dan tertib dalam berpakaian serta tertib dalam berkerja dan
bertindak.
7) berlatih untuk selalu tertib dan patuh peraturan, termasuk
menerima tugas, menyelesaikan tugas serta memusatkan perhatian
dalam jangka waktu tertentu.
8) bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
9) tenggang rasa terhadap sesama teman.
10) berani dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar.
11) bersyukur atas prestasi yang dicapai.
12) mencintai tanah air.
13) mengurus diri sendiri termasuk: membersihkan diri, berpakaian,
makan dan memelihara milik sendiri.
14) menjaga kebersihan lingkungan, membuang sampah pada
tempatnya dan menyimpan barang-barang secara teratur setelah
digunakan.
15) mengendalikan emosi, termasuk: tidak cengeng, tidak menangis
dapat dibujuk jika menangis dan sabar menunggu giliran.
16) sopan santun, termasuk: mentaati dan hormat kepada kedua orang

27

tua, hormat kepada yang lebih tua dan sayang kepada yang lebih
muda, meminta tolong dengan baik, mengucapkan terima kasih
dengan baik.
17) menjaga keselamatan dan keamanan diri termasuk: tidak mudah
dibujuk orang yang tidak dikenal, menghindari obat-obatan,
benda- benda, tumbuh-tumbuhan, binatang yang berbahaya.
26

b. Kegiatan Terintegrasi
Kegiatan terintegrasi yang dimaksud adalah: mengintegrasi
Pendidikan Agama Islam di setiap kemampuan atau kegiatan.
Pengertian kegiatan integrasi adalah penyatu paduan
pendidikan aqidah dan akhlak/perilaku dengan kemampuan
pendidikan dasar, tema dan sub tema melalui kegiatan/teknik/metode
yang ada di Madrasah Ibtidaiyah.
Dalam kegiatan integrasi ini setiap kemampuan dasar, tema
serta kegiatan apapun yang kita laksanakan harus dapat dijadikan
sarana untuk mengenal Allah melalui ciptaan dan sifat-Nya dengan
memperhatikan akhlak/perilaku secara seksama.
Pengembangan pembentukan akhlak/perilaku.
27

c. Kegiatan Khusus/Sendiri/Insidental
Kegiatan khusus/sendiri atau insidental tercakup dalam
Pendidikan Agama Islam dengan berbagai kemampuan, misalnya:
1) mengajarkan/mengucapkan dengan fasih surat-surat pendek
dalam al-Quran.
2) melakukan gerakan shalat dengan khusu' dan benar.
3) mengenalkan dan melaksanakan tata cara berwudhu.
4) mengucapkan beberapa doa harian dengan fasih.
5) memeragakan manasik haji secara sederhana dan bacaan doanya.
Dalam ketiga jalur kegiatan tersebut di atas, kegiatannya juga


26
Zahara Indris, Dasar-Dasar Pendidikan, hlm. 2-4.

27
Zahara Indris, Dasar-Dasar Pendidikan, hlm. 5.

28

saling memiliki keterkaitan satu sama lain.
28

4. Materi Pendidikan Agama Islam Shalat Maktubah
Menurut Achmadi, mengatakan materi Pendidikan Islam harus
dapat mengantarkan subyek didik ketujuan pendidikan tertinggi dan
terakhir yaitu:
a. ma'rifatullah dan ta'abud Illallah (menguatkan keimanan dan ibadah
kepada Allah).
b. mampu berperan sebagai khalifatullah fil ardzi yang hakekatnya juga
sebagai ibadah kepada Allah SWT.
c. memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
29

Materi pengembangan agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah
meliputi:
a. pendidikan aqidah.
b. pendidikan akhlak/perilaku/sikap.
c. pendidikan ibadah dan amal shaleh.
Dalam penelitian ini materi yang diteliti adalah materi shalat
maktubah berikut peneliti jelaskan secara ringkas materi shalat maktubah.
Shalat secara bahasa berarti doa, menurut ahli Fiqih, shalat
diartikan sebagai ucapan-ucapan dan gerakan-gerakan tubuh yang diawali
dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dimaksudkan sebagai
media peribadatan kepada Allah berdasarkan syarat yang telah
ditentukan.
30

Shalat merupakan ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT,
sehingga shalat merupakan kewajiban (fardhu 'ain) bagi umat Islam,
firman Allah:
#%& =9# #?# .9# #`.# .9#
dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta


28
Zahara Indris, Dasar-Dasar Pendidikan, hlm. 1-8.

29
Abu Achmadi, hlm. 119-120.

30
Hasbi As-Shidiqy, Pedoman Shalat, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, Cet.1, 2001), hlm. 3.

29

orang-orang yang ruku'. (QS.Al-Baqarah: 43)
31


Sedangkan rukun dalam shalat sebagai berikut.
a. niat yaitu kesengajaan yang dilaksanakan dengan hati untuk
melakukan shalat, sehingga bisa dibedakan antara shalat dengan
pekerjaan lain.
b. takbiratul ihram yaitu membaca Allahu Akbar ketika berdiri di tempat
shalat dengan menghadap kiblat.
c. berdiri bagi yang mampu, ini berarti bahwa seseorang yang mampu
tidak boleh melaksanakan shalat dalam keadaan duduk atau berbaring.
d. membaca surat al-Fatihah.
e. rukuk dan tuma'ninah.
f. itidal dan tuma'ninah.
g. sujud dan tuma'ninah.
h. duduk di antara dua sujud.
i. duduk tasyahud akhir.
j. membaca shalawat kepada nabi Muhammad SAW.
k. salam.
l. tertib.
32

Shalat mempunyai kedudukan yang amat penting dalam Islam dan
merupakan pondasi yang kokoh bagi tegaknya agama Islam. Hal ini
digambarkan oleh Rasulullah SAW dalam hadits yang artinya:
Shalat itu tiang agama, barangsiapa yang menegakkan shalat maka
ia menegakkan agama dan barangsiapa yang meninggalkan shalat
berarti ia telah meruntuhkan pondasi agama.
33


Shalat dalam pengertian dan prosedur yang formal adalah yang
diwajibkan lima kali sehari semalam dengan bacaan dan gerakan yang
standar, ini yang wajib. Sedangkan yang masuk dalam kategori sunah


31
Depag RI, Al-Hikmah, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: CV.Penerbit Diponegoro,
2007), hlm. 7.

32
Abu Thalib Al-Makki, Tafsir Sufistik Rukun Islam, (Bandung: Mizan Pustaka, 2005), hlm.
70-71.

33
ENSIKLOPEDI Islam/Penyusun, Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru
Van Hoeven, 1997), Cet.IV, hlm. 207.

30

jumlahnya bisa lebih banyak lagi, namun lebih dari sekedar mengulang-
ngulang gerakan dan bacaan, tidak kalah pentingnya shalat mestinya juga
adalah aktifitas intelektual dan pendakian spiritual sehingga benar-benar
bersambung antara kesadaran tertinggi manusia dengan Tuhannya. Disinilah
shalat juga berarti doa. Berdoa, artinya berbisik, menyeru dan meminta pada
Allah, dan Allah pun akan gantian membalas doa dan bisikan hambanya.
Hanya saja bisikan Allah begitu lembut, hanya telinga hati nurani yang
mampu menangkap dengan jernih sementara manusia lebih senang
mendengarkan apa yang disajikan oleh indera, sehingga balasan Allah
samar-samar atau bahkan tidak terdengar.
34
Gambaran selama ini tentang
shalat sering kali dipandang dari bentuk formal, takbir, rukuk, sujud, dan
salam. Gerakan-gerakan fisik yang terkait erat dengan tatanan Fiqih itu pun
ada muatan yang mendalam.
Sesungguhnya, shalat yang kita dirikan itu pada hakekatnya
merupakan samudera doa, setiap perbuatan untuk mendapatkan kekuatan,
kepercayaan diri serta keberanian untuk tegak berdiri menapaki kehidupan
dunia nyata melalui perilaku yang jelas, terarah dan memberikan pengaruh
pada lingkungan. Nisbah shalat yang peribadatan itu kaitannya dengan
kehidupan masyarakat. Shalat, selalu terkait dengan zakat, infaq, dan
shadaqoh. Bahkan para penghuni neraka saqar itu dikarenakan tidak shalat
dan tidak mempedulikan orang miskin.
Bagi orang yang paham tentang makna shalat sesungguhnya ia
akan mengejar waktu amanah tersebut. Karena dengan shalat ia akan
mempunyai kekuatan untuk hidup melaksanakan amanah, Allah
mengulurkan tangan bagi mereka yang membutuhkan pertolongan dan
mengangkat derajat mereka dari kegelapan.
Dengan demikian shalat tidak sekedar formalitas melainkan ada
muatan aktual yaitu bukti nyata yang dirasakan orang lain. Orang yang
shalat tanpa memperhatikan orang miskin dan anak yatim sesungguhnya


34
Komarudin Hidayat dalam Kata Pengantar buku Abu Sungkan, Pelatihan Shalat Khusyu,
(Jakarta: Baitul Ikhsan, 2006), hlm. xvi.

31

mereka itu dikategorikan sebagai shalat yang sahun; ada gerakannya, ada
ucapannya, tetapi hatinya buta dari sekitarnya, mereka itu semua disebut
sebagai pendusta agama. Tampaklah dengan jelas shalat formal harus
dijadikan landasan yang kokoh untuk menuju shalat yang aktual.
Ibadah shalat dalam ajaran Islam merupakan ibadah yang
menempati posisi kunci, atau memegang kedudukan penting dalam ibadah
mahdhiyah. Hal ini ditunjukkan pertama kali lewat proses diwajibkannya
shalat bagi umat Islam dalam wujud dipanggilnya nabi Muhammad SAW
langsung menghadap Allah SWT sebagaimana yang tergambar dalam
peristiwa Isra Miraj.
35

Shalat merupakan satu sarana mengingat Allah dengan segala
keseluruhan jiwa dan batiniyah ini. Manfaat dilaksanakannya shalat bagi
pelakunya antara lain selalu ingat kepada Allah karena itu, maka hati akan
menjadi tenteram. Dalam hadits disebutkan:
Apabila salah seorang dari kamu sekalian sedang shalat, maka
sesungguhnya ia sedang bermunajat kepada Tuhannya.
36



Dalam Quran disebutkan sebagai berikut:
_) $& !# 9) ) $& 6$ %& =9# 2%!
Sesungguhnya Aku Ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak)
selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk
mengingat Aku. (QS. Thaha: 14)
37


Dan dalam firman Allah SWT diterangkan:

%!# #`# ? /=% ./ !# & 2/ !# ?
>=)9#


35
Toto Tasmara. Dimensi Doa dan Dzikir Menyelami Samudera Qalbu Mengisi Makna
Hidup, (Yogyakarta: Dana Bhakti Primayasa, 1999), hlm. 46.

36
Maulana Muhammad Zakariya Al Kandahlawi, hlm. 326.

37
Depag RI. Al-Hikmah, Al-Quran dan Terjemahnya, hlm. 313.

32


(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar-Radu: 28
38


Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah (MI) sangat
diperlukan adanya praktek karena melalui praktek atau melakukan sendiri
pengetahuan siswa dapat lebih sempurna, dalam pengertian disini murid
diharapkan tidak hanya mampu secara formal melaksanakan shalat, tetapi
tidak kalah pentingnya untuk merealisasikan shalat tersebut ke dalam
kehidupan yang lebih aktual, belajar dengan melakukan itulah yang menjadi
ciri pokok kurikulum yang sekarang dilaksanakan di MI Muhammadiyah 01
Rowosari.
D. Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam
Masa anak usia Madrasah Ibtidaiyah (MI) merupakan masa indah
untuk dikenang dan diulang. Bagamiana pun sulitnya masa itu, jiwa anak-
anak cenderung bebas tidak terikat banyak norma. Kehidupan masa kecil ini
senantiasa diliputi rasa kegembiraan. Mereka bersenda gurau, tertawa-tawa
dalam setiap permainan dalam mengikuti pembelajaran. Permainan dalam
belajar itulah dunia anak yang sejati. Kebutuhan anak akan bermain tak
ubahnya kebutuhan kita akan makan dan minum. Itulah sebabnya banyak
para ahli tentang anak menyatakan dengan pasti masa anak usia Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah sebagai masa bermain dan belajar.
39

Anak menggunakan sebagian besar waktunya untuk bermain, baik
sendiri maupun dengan teman sebayanya maupun dengan orang yang lebih
dewasa. Bentuk permainannya pun juga beragam. Berdasarkan fenomena
tersebut para ahli menentukan bahwa bermain merupakan faktor penting
dalam kegiatan pembelajaran dan esensi bermain harus menjadi jiwa dari
setiap kegiatan pembelajaran anak usia Sekolah Dasar/Madrasah


38
Depag RI. Al-Hikmah, Al-Quran dan Terjemahnya, hlm. 252.

39
Tim Trainer K-100 LPP Bina Insan Tama, Menjadi Pendidikan Profesional, (Yogyakarta:
SPA Press, 2003), Cet.II, hlm. 109.

33

Ibtidaiyah.
40

Cara mengajar yang ingin mencapai hasil maksimal harus memberi
keleluasaan secukupnya kepada peserta didik untuk melatih kemampuannya
dalam berbagai macam kegiatan yang menuntut sumbangan kemampuan
tersebut. Learning by doing, belajar sambil berbuat, itulah yang
direncanakan oleh paedagogik mutakhir. Tiap pengajaran wajib membantu
proses belajar dengan merangsang peserta didik untuk sendiri giat
melakukan sesuatu. Dalam kegiatan yang direncanakan dan dibuat sendiri
peserta didik melatih kemampuannya, dan meresapkan apa yang di
dengarkan lewat pengalaman yang pasti meningkatkan bekas yang
bermanfaat dalam perangkat dirinya.
41

Dalam menyampaikan ajaran Islam, sekaligus mendidik dan
membina umatnya, Rasulullah SAW menggunakan berbagai metode sesuai
dengan keadaan, kemampuan dan kebutuhan orang atau umat yang
dihadapinya. Sebagaimana dikutip Heri Jauhari Muchtar, bahwa Rasulullah
SAW dalam mengajar, mendidik, dan berdakwah menggunakan beberapa
metode.
42
Salah satunya adalah metode peragaan atau yang kita sebut
metode Demonstrasi. Rasulullah SAW, kadangkala memakai sarana atau
alat peraga yang memungkinkan, seperti menggambarkan seraya
menampakkan bentuk gambar itu dihadapan audiensi atau umatnya sehingga
mereka lebih mengerti terhadap penjelasan Nabi SAW.
43

Metode Demonstrasi adalah suatu metode mengajar dimana
seorang guru atau orang lain diminta atau murid sendiri memperlihatkan
pada seluruh kelas tentang sesuatu proses atau suatu kaifiyah melakukan
sesuatu (misalnya: proses cara mengambil air wudlu, proses cara
mengerjakan shalat, tayamum dan sebagainya).
44



40
Slamet Suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar, (Yogyakarta: Hikayat,
2005), hlm. 114.

41
Slamet Suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar, hlm. 21.

42
Heri Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm.
230.

43
Heri Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, hlm. 233.

44
Mohammad Zein, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: AK Group dan Indra

34

Metode Demonstrasi memang efektif dan dibutuhkan dalam bagian
dari padanya yang tepat sekali untuk dipergunakan. Sebagai contoh bagian-
bagian dari pelajaran shalat, wudlu dan tayamum pasti memerlukan metode
ini, karena dengan jalan mencoba dan mempertunjukkan akan lebih mudah
dan lebih cepat dipahami dan dipraktekkan. Jika hanya teori saja akan lebih-
lama dan kurang jelas. Oleh karena itu, guru Fiqih dapat mempergunakan
metode ini dalam hal seperti di atas dan juga seperti pada mengerjakan
rukun-rukun haji dan umrah.
Nabi Muhammad sendiri menyuruh memperhatikan dan meniru
bagaimana beliau shalat. Ini juga suatu Demonstrasi.
45

Dan dari Malik bin Al Hawairits yang artinya:
Sesungguhnya Nabi SAW telah bersabda: Shalatlah kamu
sebagaimana kamu melihatku shalat (HR.Ahmad dan Bukhari).

Jadi metode Demonstrasi sangatlah tepat digunakan dalam
penyampaian materi Fiqih seperti shalat, wudhu, tayamum, dan lain-lain.
Karena dengan mencoba, mempertunjukkan dan mempraktekkan akan
mudah dan lebih cepat dipahami.
Pelaksanaan metode Demonstrasi dalam pembelajaran PAI, pada
sebagaimana dalam pokok bahasan shalat wajib mengemukakan beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan metode Demonstrasi
sebagai berikut:
1. Perencanaan/Persiapan
Perencanaan meliputi:
a. Penentuan Tujuan Demonstrasi
Dalam perencanaan/persiapan ini, siswa diharapkan
terampil melaksanakan gerakan-gerakan shalat, melafalkan
bacaannya dan mampu menyerasikan antara gerakan dengan bacaan
shalat serta terbiasa melaksanakannya.


Buana, 1995), hlm. 177.

45
Mohammad Zein, Metodologi Pengajaran Agama, hlm. 35.

35

b. Penentuan Langkah-langkah Pokok Demonstrasi
Setelah penentuan tujuan Demonstrasi sudah jeias, langkah
selanjutnya yaitu penentuan langkah-langkah pokok Demonstrasi.
Misalnya gerakan dan bacaan shalat.
1) Gerakan Shalat
Mempraktekkan gerakan shalat dengan benar dan luwes : berdiri,
tegak, takbir, bersedekap, rukuk, itidal, sujud, duduk antara dua
sujud, duduk tahiyat awal, duduk tahiyat akhir dan salam.
2) Bacaan Shalat
Menghafal dan melatih bacaan shalat sehingga fasih, yaitu
bacaan shalat pada waktu : takbir, rukuk, itidal, sujud, duduk
antara dua sujud, duduk tahiyat awal, duduk tahiyat akhir dan
salam.
3) Keserasian Antara Gerakan dan Bacaan Shalat
Latihan menserasikan antara gerakan shalat dengan bacaannya.
46

c. Persiapan Alat dan Bahan yang Diperlukan
Dalam persiapan praktek shalat ini seorang guru terlebih
dahulu mempersiapkan alat-alat/bahan yang akan digunakan dalam
Demonstrasi. Misalnya: mukena, sajadah, dan tempat untuk
Demonstrasi.
2. Pelaksanaan Demonstrasi
Selama pelaksanaan Demonstrasi, yang dilakukan guru adalah:
a. mengusahakan agar Demonstrasi dapat diikuti, dan diamati oleh
seluruh kelas.
b. menumbuhkan sikap kritis pada siswa, sehingga terdapat tanya jawab
dan diskusi tentang masalah yang didemonstrasikan.
c. memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba, sehingga siswa
merasa yakin tentang kebenaran suatu proses.
d. membuat penilaian dari kegiatan siswa dalam Demonstrasi


46
Moh.RifaI, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, (Semarang: Toha Putra, 2006), hlm. 18.

36

tersebut.
47

3. Tindak Lanjut Demonstrasi
Setelah Demonstrasi selesai, guru hendaknya memberikan tugas
kepada siswa baik secara tertulis maupun lisan, misalnya dengan
memberi pertanyaan-pertanyaan siswa disuruh praktek.
48

D. Rumusan Hipotesis Tindakan
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini
dirumuskan hipotesis tindakan yaitu penerapan metode Demonstrasi dalam
pembelajaran Fiqih materi shalat maktubah, problematika penerapan metode
Demonstrasi dalam pembelajaran Fiqih materi shalat maktubah, adanya
tingkat pemahaman siswa sebelum dan setelah diadakan metode
Demonstrasi pada pembelajaran Fiqih materi shalat maktubah serta
pemecahan problematika penerapan metode Demonstrasi dalam
pembelajaran Fiqih materi shalat maktubah pada siswa, selain itu pula agar
pembelajaran dengan metode Demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan
belajar dan hasil belajar siswa Kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari
Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
Standar Kompetensi : 1. Mengenal Ketentuan dan Tata Cara Shalat
Maktubah
Kelas /
Smt
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar
III / 2 1. Mengenal
Ketentuan dan
Tata Cara
Shalat Maktubah
1.1. Menjelaskan Ketentuan Shalat
Maktubah
1.2. Mendemonstrasikan Ketentuan
dan Tata Cara Shalat Maktubah
2. Mengenal Tata
Cara Shalat Bagi
Orang yang Sakit
2.1. Menjelaskan Tata Cara Shalat
Bagi Orang yang Sakit
2.2. Mendemonstrasikan Cara
Shalat Dalam Keadaan Sakit



47
Mohammad Zein, Metodologi Pengajaran Agama, hlm. 142.

48
Mohammad Zein, Metodologi Pengajaran Agama, hlm. 142.



37
BAB III
METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan peneliti yaitu Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian tindakan merupakan suatu proses yang memberikan kepercayaan
kepada pengembang kekuatan berpikir reflektif, diskusi, penentuan keputusan
dan tindakan orang-orang biasa yang berpartisipasi dalam penelitian untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam kegiatannya.
1

Menurut Ebbut sebagaimana dikutip oleh Wiraatmadja, Penelitian
Tindakan Kelas, yaitu kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan
praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-
tindakan pembelajaran berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari
tindakan-tindakan tersebut.
2

B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan ini dilakukan di MI Muhammadiyah 01 Rowosari
Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 pada
mata pelajaran Fiqih materi pokok shalat maktubah. Penelitian dilaksanakan
mulai tanggal 23 Maret s/d 6 April 2011.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dan sampel penelitian meliputi siswa kelas III MI
Muhammadiyah 01 Rowosari yang berjumlah 19 siswa yang terdiri dari 10
siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Usia rata-rata 9-11 tahun. Latar
belakang orang tua siswa yaitu sebagai petani dan buruh serta nelayan ada
pula sebagian kecil bekerja sebagai pegawai. Kondisi lingkungan desa
Rowosari yaitu berupa pesisir pantai dan persawahan.

1
Nana Saodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), hlm. 142.
2
Wiraatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005), hlm. 12.



38
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang akan terjadi obyek pengamatan
penelitian. Sering pula dinyatakan variable penelitian sebagai factor yang
berperan pada peristiwa atau kejala yang akan diteliti. Dalam penelitian ini
ada beberapa variable :
1. Metode Demonstrasi pada mata pelajaran fiqih materti pokok shalat
maktubah di kelas III MI Muhanmadiyah 01 Rowosari kendal.
2. Peningkatan Prestasi Belajar siswa pada mata pelajaran fiqih materti
pokok shalat maktubah di kelas III MI Muhanmadiyah 01 Rowosari
kendal.
3. Problema dan solusi Belajar siswa pada mata pelajaran fiqih materti pokok
shalat maktubah di kelas III MI Muhanmadiyah 01 Rowosari kendal.
E. Pengumpulan Data Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data, antara lain:
1. Teknik Observasi
Teknik Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar.
3
Teknik Observasi diartikan
sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang
tampak pada obyek penelitian.
4

Dalam kegiatan ini yang diobservasi secara langsung adalah
kegiatan tindakan penerapan metode Demonstrasi dalam pembelajaran
PAI materi shalat maktubah di Kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari,
dengan berdasarkan pedoman lembar Observasi keaktifan siswa.

3
Sugiono, Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekalan Kuantitatif Kuailitatif dan
R&D, (Bandung : Alfabcta, 2007), hlm. 203.
4
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikaan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Cet. 4,
hlm. 158.



39
2. Teknik Wawancara
Teknik ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus, diteliti dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil.
5

Teknik ini digunakan untuk merefleksi setiap tindakan yang telah
dilakukan peneliti dengan melakukan diskusi dengan kolabolator tentang
kekurangan dan perbaikan terhadap tindakan yang dilakukan.
3. Teknik Test
Teknik test ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari Tahun Pelajaran 2010/2011
pada pembelajaran PAI materi shalat maktubah sebagai evaluasi setelah
tindakan dilakukan.
4. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, buku,, transkip, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.
6

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang terkait dengan
penerapan metode Demonstrasi dalam pembelajaraan PAI materi shalat
maktubah di kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari Tahun Pelajaran
2010/2011, seperti: RPP, data siswa, nilai siswa, nilai keaktifan siswa dan
lain-lain.
F. Analisis Data Penelitian
Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan ide yang disarankan oleh data.

5
Sugiono, Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekalan Kuantitatif Kuailitatif dan
R&D, hlm. 194.
6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), Cet. 13, hlm. 206.



40
Data-data yang diperoleh dari penelitian baik melalui pengamatan, test
atau dengan menggunakan metode yang lain kemudian diolah dengan analisis
deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator
keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan kegiatan
penerapan metode Demonstrasi dalam pembelajaran PAI materi shalat
maktubah di kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari Tahun Pelajaran
2010/2011. Teknik pengumpulan data yang berbentuk kuantitatif berupa data-
data yang disajikan berdasarkan angka-angka, maka analisis yang digunakan
yaitu prosentase dengan rumus sebagai berikut:
Skor yang dicapai
Nilai = X 100%
Jumlah peserta didik



41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus
1. Hasil Penelitian Pra Siklus
Sebelum diterapkan strategi kuis, penyampaian materi
menggunakan metode ceramah. Dari dokumen sebelum penerapan strategi
kuis di dapatkan nilai sebagai pembanding setelah dan sebelum strategi
kuis dipilih sebagai pemecahan masalah. Nilai dalam penelitian ini sebagai
indikator tingkat pencapaian penggunaan strategi kuis untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Peneliti melakukan tindakan penelitian pada tanggal 23
Maret 2011. Sebagai patokan hasil belajar adalah nilai Ketuntasan Kriteria
Minimum (KKM) kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari pada mata
pelajaran Fiqih yaitu 60.
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, untuk mengidentifikasi masalah
peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Fiqih dan
konsultasi dengan Kepala Madrasah. Dalam konsultasi dengan Kepala
Madrasah ditentukan fokus permasalahan yang dihadapi serta
ditentukan cara mengatasinya.
b. Tindakan
Sebelum diadakan Siklus I, Siklus II dan Siklus III, peneliti
terlebih dahulu mengadakan Pra Siklus yang dilaksanakan pada hari
Rabu, 23 Maret 2011 dengan perolehan nilai siswa sebagai berikut :
Tabel 4.1.
Kategori Nilai Perhatian Siswa
Pra Siklus

No. Perhatian Siswa Jumlah Siswa Prosentase
1. Kurang 8 42,1 %
2. Cukup 3 15,8 %
3. Baik 3 15,8 %


42
4. Baik Sekali 5 26,3 %
Jumlah 19 100 %

Data nilai keaktifan siswa hasil pembelajaran materi Fiqih Pra Siklus
disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2.
Kategori Nilai Keaktifan Siswa
Pra Siklus

No. Keaktifan Siswa Jumlah Siswa Prosentase
1. Kurang 9 47,4 %
2. Cukup 5 26,3 %
3. Baik 1 5,3 %
4. Baik Sekali 4 21%
Jumlah 19 100 %

Penggunaan strategi dan metode sebelumnya diperoleh dokumentasi nilai
hasil belajar siswa pada pokok bahasan shalat maktubah terlihat pada tabel
4.3 berikut:
Tabel 4.3.
Kategori Nilai Hasil Belajar Pra Siklus

No. Interval Nilai Siswa Nilai Siswa Jumlah Prosentase
1. < 29 25 3 15,8 %
2. 30 39 35 3 15,8 %
3. 40 49 45 2 10,5%
4. 50 59 55 5 26,3 %
5. 60 69 65 2 10,5 %
6. 70 79 75 3 15,8%
7. 80 89 85 1 5,3 %
8. 90 100 - - -
Jumlah 19 100 %


43
Dari hasil di atas terlihat bahwa pada pra siklus ini pelaksanaan
pembelajaran PAI materi shalat maktubah di kelas III MI Muhammadiyah
01 Rowosari Tahun Pelajarann 2010/2011, tingkat keberhasilann peserta
didik yang telah tuntas dengan KKM 60 sebanyak 6 siswa atau 21,1%.
Dan yang belum tuntas sebanyak 13 siswa atau 78,9% dari jumlah siswa di
kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari. Nilai rata-rata kelasnya adalah
20,2, itu artinya dalam pra siklus ini banyak peserta didik yang tidak
memahami materi shalat maktubah, jika dilihat dari ketuntasannya, maka
perlu adanya tindakan penelitian kelas dengan metode Demonstrasi.
Perbandingan siswa yang telah tuntas dan yang belum tuntas seperti
terlihat pada gambar 4.1 berikut:
Gambar 4.1.
Ketuntasan Siswa Pra Siklus







2. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2011, materi yang
diajarkan adalah materi shalat maktubah. Pada siklus I dicari data
menggunakan test formatif dan lembar observasi. Dari instrumen tersebut
diperoleh data tentang nilai, keaktifan, dan perhatian siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Keaktifan dan perhatian siswa sebagai fokus
observasi karena dalam sebuah keberhasilan mengajar tidak terlepas dari
dua hal tersebut. Agar siswa paham dengan materi pelajaran, siswa harus
mempunyai perhatian kepada materi yang disampaikan. Sedangkan
keaktifan adalah indikator adanya minat dari siswa untuk turut serta dalam
pembelajaran. Keaktifan dan perhatian menunjukkan tingkat keikutsertaan
Tuntas
Belum Tuntas



44
siswa. Bila kedua hal tersebut baik maka diharapkan materi benar-benar
dipahami sehingga hasil belajar siswa semakin meningkat. Siklus I dibagi
dalam beberapa tahap, yaitu:
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini ada beberapa hal yang perlu
dipersiapkan oleh peneliti, yaitu peneliti membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran (terlampir), menyusun kuis (terlampir),
menyiapkan lembar observasi (terlampir), pendokumentasian, lembar
refleksi dan evaluasi.
b. Tindakan
1) guru memberikan appersepsi kepada peserta didik untuk
mengetahui materi shalat maktubah.
2) kepada peserta didik guru menjelaskan materi shalat maktubah.
3) guru melakukan tanya jawab.
4) guru mendemonstrasikan shalat maktubah.
5) guru menyuruh beberapa peserta didik untuk Demonstrasi.
6) guru mempersilahkan untuk mengomentari Demonstrasi peserta
didik
7) guru memberikan kuis kepada peserta didik mengenai materi
shalat maktubah.
8) guru mengklarifikasi hasil kerja peserta didik.
9) guru mengajak untuk berdoa bersama sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan pembelajaran.
c. Observasi
Setelah mengobservasi peserta didik selama proses
pembelajaran di kelas dengan menggunakan instrument observasi
yang dipegang peneliti, ada beberapa catatan hasil dari bentuk
keaktifan dan perhatian yang telah dilakukan oleh peserta didik,
diantaranya:




45
Tabel 4.4.
Kategori Nilai Perhatian Siswa
Siklus I

No. Perhatian Siswa Jumlah Siswa Prosentase
1. Kurang 8 42,1 %
2. Cukup 3 15,8 %
3. Baik 3 15,8 %
4. Baik Sekali 5 26,3 %
Jumlah 19 100 %

Observasi tentang keaktifan siswa sebagai berikut:
Tabel 4.5.
Kategori Nilai Keaktifan Siswa
Siklus I

No. Keaktifan Siswa Jumlah Siswa Prosentase
1. Kurang 9 47,4 %
2. Cukup 5 26,3 %
3. Baik 1 5,3 %
4. Baik Sekali 4 21%
Jumlah 19 100 %

Kebanyakan siswa yang mendapat kategori kurang (skor 1)
adalah siswa yang melamun dan berdiskusi dengan teman lainnya tapi
bukan topik materi shalat maktubah. Dan yang mendapatkan kategori
cukup (skor 2) untuk siswa yang kadang-kadang berdiskusi dengan
topik lain dan kadang-kadang juga mengikuti kuis pada pembelajaran.
Untuk kategori baik (skor 3) jika siswa tersebut lebih banyak terlibat
baik keaktifan maupun perhatiannya dalam kuis tetapi masih terjadi
diskusi tak terfokus satu atau dua kali kesempatan. Dan untuk kategori
baik sekali (skor 4) untuk siswa yang benar-benar aktif dan perhatian
penuh pada pembelajaran.


46
Jadi, untuk penerapan strategi kuis pada siklus I masih
kurang menarik bagi siswa. Hal tersebut menurut analisis peneliti
karena adanya hal-hal yang mengganggu perhatian siswa pada
pembelajaran. Hambatan tersebut adalah:
a. pada tahap pembacaan soal, siswa saling adu argumen yang tidak
terfokus, karena soal dari satu kelompok kurang dipahami oleh
kelompok yang lainnya.
b. siswa belum benar-benar mengerti tata cara pelaksanaan kuis pada
pembelajaran.
c. waktu yang melebihi dari batas perencanaan menjadikan siswa
gaduh.
Hasil observasi ini dijadikan landasan untuk perbaikan
rencana pada tahap berikutnya. Dari instrumen test formatif yang
berupa soal pilihan ganda diperoleh nilai siswa pada siklus I sebagai
berikut :
Tabel 4.6.
Nilai Hasil Belajar Siswa
Siklus I

No
.
Interval Nilai Siswa Nilai Siswa Jumlah Prosentase
1. < 29 - - -
2. 30 39 35 1 5,3 %
3. 40 49 45 3 15,8 %
4. 50 59 55 4 21%
5. 60 69 65 5 26,3 %
6. 70 79 75 1 5,3 %
7. 80 89 85 5 26,3 %
8. 90 100 - - -
Jumlah 19 100 %



47
Siswa yang telah tuntas lebih banyak dari pada sebelum
penerapan strategi kuis. Dan nilai individual siswa juga lebih
meningkat, dengan data nilai individual siswa terlampir. Siswa yang
tuntas sebanyak 11 anak atau 57,9%. Dan siswa yang belum tuntas
sebanyak 8 anak atau 42,1%. Rata-rata kelas pada siklus I yaitu 60,5,
naik 21% dari sebelum penerapan strategi kuis. Perbandingan siswa
yang tuntas dan belum tuntas seperti terlihat pada gambar di bawah
ini:
Gambar 4.2.
Ketuntasan Siswa Siklus I







Siswa yang telah tuntas lebih dari setengah jumlah
keseluruhan jumlah siswa, tetapi belum memenuhi kriteria ketuntasan
kelas yang baik, yaitu 75% dari semua siswa kelas III MI
Muhammadiyah 01 Rowosari.
d. Refleksi
Selanjutnya di akhir kegiatan, peneliti mengisi Lembar
Observasi Siswa (LOS) pada siklus I ini dan selanjutnya peneliti
melakukan refleksi dengan mengevaluasi kegiatan yang ada di siklus
I, mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemukan di
kelas dengan melakukan tindakan.
1) guru harus mempersiapkan RPP dan perangkat pembelajaran
dengan baik.
2) guru harus lebih meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
3) guru harus lebih jelas dalam menjelaskan alur pembelajaran
dengan menggunakan metode Demonstrasi.
Tuntas
Belum Tuntas



48
4) guru harus mendemonstrasikan shalat maktubah dengan pelan-
pelan.
5) guru membentuk kelompok kerja peserta didik.
6) guru menyuruh peserta didik untuk mengamati segala kegiatan
Demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan teman yang sudah
bisa.
7) guru harus sering berkeliling mendekati peserta didik.
8) guru menyetting kelas yang memungkinkan siswa berinteraksi.
9) mencatat kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama kegiatan
Demonstrasi berlangsung.
10) mengisi lembar observasi peserta didik.
Dari refleksi di atas didapatkan beberapa solusi terhadap
permasalahan penerapan metode Demonstrasi dalam pembelajaran
PAI materi shalat maktubah di kelas III MI Muhammadiyah 01
Rowosari. Hasil refleksi kemudian dijadikan sebagai rumusan untuk
diterapkan pada siklus II sebagai upaya tindak perbaikan terhadap
upaya keaktifan belajar peserta didik pada siklus I.
3. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II
Penelitian Tindakan Kelas pada siklus II yang dilaakukan pada
tanggal 28 Maret 2011. Dalam Siklus II ini solusi yang diperoleh dari
tahap refleksi pada Siklus I kemudian diterapkan sebagai tindakan untuk
mengatasi masalah-masalah dalam penerapan metode Demonstrasi dalam
pembelajaran PAI materi shalat maktubah di kelas III MI Muhammadiyah
01 Rowosari yang dihadapi pada Siklus I.
Sedangkan tahapan pelaksanaannya sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini ada beberapa hal yang perlu
dipersiapkan oleh peneliti, yaitu peneliti membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (terlampir), merancang pembentukkan kelompok,
menyusun kuis (terlampir), menyetting kelas dengan huruf U, dan


49
menyiapkan lembar observasi (terlampir), pendokumentasian, lembar
refleksi dan evaluasi.
b. Tindakan
1) guru memberikan appersepsi kepada peserta didik untuk
mengetahui materi shalat maktubah.
2) kepada peserta didik guru menjelaskan materi shalat maktubah.
3) guru melakukan tanya jawab.
4) guru membentuk kelompok peserta didik, dimana setiap
kelompok terdiri dari 5 peserta didik.
5) guru mendemonstrasikan shalat maktubah dengan pelan-pelan.
6) guru menyuruh kelompok untuk latihan shalat maktubah.
7) guru menyuruh kelompok untuk Demonstrasi.
8) guru mempersilahkan untuk mengomentari Demonstrasi peserta
didik.
9) guru memberikan kuis kepada peserta didik mengenai materi
shalat maktubah.
10) guru mengklarifikasi hasil kerja peserta didik.
11) guru mengajak untuk berdoa bersama sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan pembelajaran.
c. Observasi
Setelah mengobservasi peserta didik selama proses
pembelajaran di kelas dengan menggunakan instrumen observasi yang
dipegang peneliti, ada beberapa catatan hasil dari bentuk keaktifan dan
perhatian yang telah dilakukan oleh peserta didik, sebagai berikut :












50
Tabel 4.7.
Kategori Nilai Perhatian Siswa
Siklus II

No. Perhatian Siswa Jumlah Siswa Prosentase
1. Kurang - 0 %
2. Cukup 7 36,8 %
3. Baik 6 31,6 %
4. Baik Sekali 6 31,6 %
Jumlah 19 100 %

Siswa yang mengikuti pembelajaran lebih meningkat.
Sebanyak 36,8% siswa telah cukup memperhatikan materi
pembelajaran. 31,6% siswa perhatiannya lebih terfokus dan 31,6%
siswa telah fokus dalam pembelajaran.
Data keaktifan siswa pada siklus II sebagai berikut:
Tabel 4.8.
Kategori Nilai Keaktifan Siswa
Siklus II

No. Keaktifan Siswa Jumlah Siswa Prosentase
1. Kurang 3 15,8 %
2. Cukup 7 36,8 %
3. Baik 4 21,1 %
4. Baik Sekali 5 26,3 %
Jumlah 19 100 %

Keaktifan dan perhatian siswa pada siklus II lebih meningkat
dibanding siklus I, menurut hal ini peneliti dikarenakan:
a. siswa telah mengatahui tata cara kuis pada materi shalat maktubah.
b. soal untuk pertanyaan pada kuis dibuat oleh guru, sehingga
kemungkinan kecil soal tidak dimengerti siswa. Hal ini dilakukan


51
sebagai antisipasi terjadinya adu argumen dari siswa yang
menyebabkan diskusi yang tidak terfokus pada materi.
Dari instrumen soal pilihan ganda didapatkan data nilai
sebagai berikut:
Tabel 4.9.
Kategori Nilai Hasil Belajar Siswa
Siklus II

No. Interval Nilai Siswa Nilai Siswa Jumlah Prosentase
1. < 29 - - 0 %
2. 30 39 - - 0 %
3. 40 49 - - 0 %
4. 50 59 55 2 10,5 %
5. 60 69 65 6 31,6 %
6. 70 79 75 4 21,05 %
7. 80 89 85 3 15,8 %
8. 90 100 95 4 21,05 %
Jumlah 19 100 %

Nilai individual siswa meningkat dari siklus I, tidak ada
siswa yang mendapat nilai kurang dari 50, dan hanya 2 siswa atau
10,5% yang belum tuntas. Sementara siswa yang sudah tuntas
sebanyak 17 siswa atau 90%. Nilai rata-rata kelasnya adalah 72,4.
Salah satu siswa yang belum tuntas memang pada hasil observasi
mempunyai skor yang baik. Tetapi tidak hanya dari faktor strategi saja
yang mempengaruhi tingkat hasil belajar siswa, akan tetapi juga faktor
individual. Siswa tersebut memang mempunyai kelemahan dalam hal
intelegensi. Indikatornya pada semua mata pelajaran siswa tersebut
mendapat nilai yang rendah. Satu hal yang patut ditiru, siswa tersebut
selalu berusaha melibatkan diri dalam semua pembelajaran dan tidak
pernah rendah diri. Meskipun ia sering tertinggal dalam pembelajaran.


52
Untuk mempermudah membandingkan siswa yang tuntas dan
yang belum tuntas disajikan gambar 4.3 berikut:
Gambar 4.3.
Ketuntasan Siswa Siklus II








d. Refleksi
Selanjutnya di akhir kegiatan, peneliti mengisi Lembar
Observasi Siswa (LOS) pada Siklus II ini dan selanjutnya peneliti
melakukan refleksi dengan mengevaluasi kegiatan yang ada di siklus
II, mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemukan di
kelas dengan melakukan tindakan.
1) guru harus mempersiapkan RPP dan perangkat pembelajaran
dengan baik.
2) guru harus lebih meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
3) guru menyuruh peserta didik untuk mengamati segala kegiatan
Demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan teman yang sudah
bisa.
4) guru menggunakan media gambar.
5) melakukan Demonstrasi dengan praktek pasangan.
6) mencatat kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama kegiatan
Demonstrasi berlangsung.
7) guru menyetting kelas yang memungkinkan siswa berinteraksi.
8) mencatat kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama kegiatan
Demonstrasi berlangsung.
Tuntas
Belum Tuntas



53
9) mengisi lembar observasi peserta didik.
Dari refleksi di atas didapatkan beberapa solusi terhadap
permasalahan penerapan metode Demonstrasi dalam pembelajaran
PAI materi shalat maktubah di kelas III MI Muhammadiyah 01
Rowosari. Hasil refleksi kemudian dijadikan sebagai rumusan untuk
diterapkan pada siklus III sebagai upaya tindak perbaikan terhadap
upaya keaktifan belajar peserta didik pada siklus II.
4. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus III
Penelitian Tindakan Kelas pada Siklus III yang dilakukan pada
tanggal 6 April 2011. Dalam siklus III ini solusi yang diperoleh dari tahap
refleksi pada Siklus II kemudian diterapkan sebagai tindakan untuk
mengatasi masalah-masalah dalam proses penerapan metode Demonstrasi
dalam pembelajaran PAI materi shalat maktubah di kelas III MI
Muhammadiyah 01 Rowosari yang dihadapi pada Siklus II. Sedang
tahapan Siklus III sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini ada beberapa hal yang perlu
dipersiapkan oleh peneliti, yaitu peneliti membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran (terlampir), merancang pembentukkan
kelompok pasangan, menyusun kuis (terlampir), menyiapkan media
audio visual, peneliti menyiapkan lembar observasi (terlampir),
pendokumentasian, lembar refleksi dan evaluasi.
b. Tindakan
1) guru memberikan appersepsi kepada peserta didik untuk
mengetahui materi shalat maktubah.
2) kepada peserta didik guru menjelaskan materi shalat maktubah.
3) guru melakukan tanya jawab.
4) guru menyuruh peserta didik berpasangan untuk bergantian
mempraktekkan shalat maktubah dan menilai.


54
5) guru mendemonstrasikan shalat maktubah dengan pelan-pelan
sambil memperlihatkan gambar shalat kepada peserta didik untuk
memperjelas gerakan dan bacaannya.
6) guru menyuruh kelompok untuk latihan shalat maktubah dan
mendiskusikannya.
7) guru memotivasi kerja peserta didik dengan mengelilingi setiap
pasangan dan menyemangatinya.
8) guru menyuruh setiap pasangan untuk maju di depan kelas untuk
mendemonstrasikan.
9) guru mempersilahkan pasangan lain untuk mengomentari hasil
Demonstrasi pasangan di depan kelas.
10) guru memberikan kuis kepada peserta didik mengenai materi
shalat maktubah.
11) guru mengklarifikasi hasil kerja peserta didik.
12) guru mengajak untuk berdoa bersama sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan pembelajaran.
c. Observasi
Setelah mengobservasi peserta didik selama proses
pembelajaran di kelas dengan menggunakan instrumen observasi yang
dipegang peneliti, ada beberapa catatan hasil dari bentuk keaktifan dan
perhatian yang telah dilakukan oleh peserta didik, sebagai berikut :
Tabel 4.10.
Kategori Nilai Perhatian Siswa
Siklus III

No. Perhatian Siswa Jumlah Siswa Prosentase
1. Kurang - 0 %
2. Cukup - 0 %
3. Baik 5 26,3 %
4. Baik Sekali 14 73,7 %
Jumlah 19 100 %



55
Keaktifan siswa dalam penerapan strategi kuis siklus III
seperti pada tabel 4.11 di bawah ini:
Tabel 4.11.
Kategori Nilai Keaktifan Siswa
Siklus III

No. Keaktifan Siswa Jumlah Siswa Prosentase
1. Kurang - 0 %
2. Cukup 1 5,3 %
3. Baik 3 15,8 %
4. Baik Sekali 15 78,9 %
Jumlah 19 100 %

Perhatian dan keaktifan siswa pada Siklus III sudah
menunjukkan arah yang baik. Terlihat pada tabel perhatian siswa tidak
ada siswa yang mendapat skor 1 dan 2, rata-rata siswa mendapat skor
3 dan 4 baik pada aspek perhatian maupun keaktifan. Dapat dikatakan
bahwa semua siswa pada Siklus III telah ikut serta dalam penerapan
kuis pada pembelajaran. Hal tersebut dari hasil analisis dikarenakan:
a. pada pelaksanaan Siklus III, siswa telah memahami tata cara kuis.
b. pada Siklus III disediakan hadiah oleh guru, sehingga menambah
greget bagi siswa untuk menjadi pemenang.
c. juru bicara dipilih dari siswa yang belum aktif pada Siklus I dan
Siklus II. Kebanyakan siswa yang belum aktif mempunyai
karakter pendiam dan kalem, sehingga siswa yang aktif berusaha
mengajukan diri untuk menjadi juru bicara. Situasi tersebut yang
menjadikan kelas ramai tetapi masih dalam kondisi terfokus bukan
gaduh diskusi hal lain.
Untuk nilai yang diperoleh siswa pada Siklus III sebagai berikut:






56
Tabel 4.12.
Nilai Hasil Belajar Siswa
Siklus III

No. Interval Nilai Siswa Nilai Siswa Jumlah Prosentase
1. < 29 - - 0 %
2. 30 39 - - 0 %
3. 40 49 - - 0 %
4. 50 59 55 1 5,3 %
5. 60 69 65 3 15,8 %
6. 70 79 75 4 21 %
7. 80 89 85 2 10,5 %
8. 90 100 95 9 47,4 %
Jumlah 19 100 %

Nilai yang diperoleh siswa pada Siklus III mengalami
peningkatan dari Siklus II. Pada Siklus III masih ada satu siswa yang
belum tuntas. Siswa yang belum tuntas ini adalah siswa yang sama
yang dijelaskan pada Siklus II. Siswa tersebut mungkin harus
mendapatkan metode dan atau strategi yang berbeda agar dapat
menuntaskan pelajarannya. Faktor individual siswa juga
mempengaruhi lama waktu yang digunakan untuk belajar suatu hal.
Rata-rata kelas pada Siklus III mengalami peningkatan sebesar 12%
dari siklus II. Pada Siklus III rata-ratanya adalah 81,6. Siswa yang
mendapatkan nilai pada interval 90-100 juga meningkat. Ada 4 anak
yang mendapatkan nilai 100.
Berikut disajikan gambar 4.4 sebagai perbandingan antara
siswa yang dan yang belum tuntas.








57
Gambar 4.4.
Ketuntasan Siswa pada Siklus III








d. Refleksi
Penerapan metode Demonstrasi dalam pembelajaran PAI
materi shalat maktubah di kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari
tingkat keaktifan peserta didik mencapai 90% dan ketuntasan sudah
mencapai 92,8% sudah mencapai indikator yang ditetapkan yaitu 70%
ke atas, maka peneliti menghentikan tindakan kelas ini.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari paparan hasil penelitian dari pra siklus sampai pada siklus di atas
diperoleh data nilai hasil belajar keseluruhan pada gambar 4.5.
Gambar 4.5.
Ketuntasan Siswa dari Pra Siklus-Siklus III










Tuntas
Belum Tuntas

0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Tuntas
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III



58
Dari hasil nilai ketuntasan di atas dapat di jelaskan pada Pra Siklus
26% siswa yang tuntas. Pada Siklus I meningkat menjadi 57,9% siswa yang
tuntas. Pada Siklus II tingkat ketuntasan siswa yaitu 89,4% dari kelas. Dan
pada Siklus III ketuntasan mencapai 94,7%. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa dari Pra Siklus sampai pada Siklus III mengalami
peningkatan bertahap dilihat dari nilai individual siswa maupun nilai rata-rata
kelasnya. Dilihat dari keaktifan dan perhatian siswa mengikuti pembelajaran
dengan kuis juga megalami peningkatan seperti dijelaskan pada gambar 4.6
dan 4.7.
Gambar 4.6.
Perhatian Siswa dari Siklus I-III









Gambar 4.7.
Keaktifan Siswa dari Siklus I-III











0
2
4
6
8
10
12
14
16
Kurang Cukup Baik Baik Sekali
Siklus I
Siklus II
Siklus III

0
2
4
6
8
10
12
14
16
Kurang Cukup Baik Baik
Sekali
Siklus I
Siklus II
Siklus III



59
Hasil belajar tidak hanya dipengaruhi dari faktor metode atau strategi
saja akan tetapi dari beberapa faktor. Beberapa diantaranya yaitu faktor bakat,
minat, tingkat intelegensi, karakteristik belajar anak dan juga strategi yang
digunakan guru dalam pembelajaran. Sebagai contoh ditemukanya siswa yang
berusaha aktif dalam pembelajaran tetapi siswa tersebut mendapatkan nilai
yang belum termasuk dalam KKM. Siswa tersebut tetap harus mendapatkan
remedial. Remedial dapat dilakukan dengan menambahkan waktu belajar
siswa atau memberikan latihan soal-soal.
C. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung
Dalam pelaksanaan terdapat faktor yang mendukung dan faktor yang
menghambat strategi kuis.
1. Faktor Pendukung dan Penghambat pada Pra Siklus
a. Faktor Pendukung
1) materi yang telah disediakan guru memudahkan siswa untuk
belajar. Jadi siswa tidak perlu mencatat.
2) Strategi pembelajaran yang baru memberikan semangat kepada
beberapa siswa.
b. Faktor Penghambat
1) dari penataan tempat duduk yang memanjang menyulitkan siswa
untuk berkomunikasi antar kelompok.
2) aturan yang kurang dimengerti siswa menyebabkan kegaduhan di
antara siswa dan waktu yang melebihi batas dari yang
direncanakan.
3) soal yang dibuat siswa untuk kelompok lain kurang dapat
dipahami, sehingga suasana tampak gaduh, siswa saling
bersahutan menanggapi maksud soal tersebut.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat pada Siklus I
a. Faktor Pendukung
1) materi yang telah disediakan guru memudahkan siswa untuk
belajar. Jadi siswa tidak perlu mencatat.


60
2) Strategi pembelajaran yang baru memberikan semangat kepada
beberapa siswa.
b. Faktor Penghambat
1) dari penataan tempat duduk yang memanjang menyulitkan siswa
untuk berkomunikasi antar kelompok.
2) aturan yang kurang dimengerti siswa menyebabkan kegaduhan di
antara siswa dan waktu yang melebihi batas dari yang
direncanakan.
3) soal yang dibuat siswa untuk kelompok lain kurang dapat
dipahami, sehingga suasana tampak gaduh, siswa saling
bersahutan menanggapi maksud soal tersebut.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat pada Siklus II
a. Faktor Pendukung
1) materi yang telah disediakan guru memudahkan siswa untuk
belajar. Jadi siswa tidak perlu mencatat.
2) motivasi yang diberikan sebelum pembelajaran memberikan
semangat kepada seluruh siswa.
3) siswa yang belum aktif ditempatkan diantara siswa yang aktif,
sehingga dapat membangun komunikasi antar anggota kelompok.
4) soal untuk kuis dibuat oleh guru.
b. Faktor Penghambat
Pribadi beberapa siswa yang cenderung pendiam, sehingga siswa
tersebut belum aktif dalam pembelajaran.
4. Faktor Pendukung dan Penghambat pada Siklus III
a. Faktor Pendukung
1) materi yang telah disediakan guru memudahkan siswa untuk
belajar. Jadi siswa tidak perlu mencatat.
2) siswa telah paham aturan main pada strategi kuis.
3) juru bicara dipilih dari siswa yang belum aktif pada Siklus II,
sehingga semua siswa aktif dalam pembelajaran.
4) soal untuk strategi kuis dibuat oleh guru.


61
b. Faktor Penghambat
Pada pelaksanaan Siklus III masih terdapat satu siswa yang
belum tuntas dikarenakan siswa tersebut lemah dalam belajarnya.
Indikatornya, pada mata pelajaran lain siswa tersebut juga
mendapatkan nilai belajar yang rendah dibandingkan teman-temannya.
Dari hal tersebut, tingkat intelegensi siswa yang rendah dalam belajar
yang menyebabkan penggunaan strategi kuis ini belum mampu
menuntaskan semua siswa.


62
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil belajar adalah tingkat kemampuan siswa yang dimiliki setelah
pembelajaran. Sehingga dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
menjadi tujuannya adalah memberikan hasil belajar yang lebih baik dari
sebelumnya. Berkaitan dengan hal tersebut, semakin proses belajar berkualitas
maka hasil belajarnya semakin baik. Dengan mengikutsertakan siswa sebagai
subyek belajar yang aktif dan partisipatif, siswa dapat menemukan sendiri
pengetahuannya.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan metode Demonstrasi pada pembelajaran PAI materi pokok
shalat maktubah di kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari dilakukan
dengan mempersiapkan skenario pembelajaran dan alat bantuan
pembelajaran seperti test instrument nilai hasil belajar dan keaktifan
belajar, juga media pembelajaran selanjutnya dilakukan tindakan proses
pembelajaran dengan cara mendemonstrasikan siswa dan juga dilakukan
diskusi kelompok maupun pasangan selanjtnya siswa dievaluasi melalui
test lisan maupun tulisan, pada tahap tindakan ini kolaborator mengamati
aktifitas belajar siswa, setelah didapatkan hasil kemampuan dan aktifitas
belajar siswa pada pembelajaran baca tulis kemudian peneliti dan
kolaborator merefleksi kegiatan dan melakukan perbaikan untuk dilakukan
pada siklus berikutnya.
2. Hasil belajar siswa kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari Kecamatan
Rowosari Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 mengalami
peningkatan dengan menggunakan strategi kuis pada mata pelajaran Fiqih
pokok bahasan shalat maktubah dari simpulan data yang didapatkan yaitu:
1. Pada Pra Siklus ketuntasan mencapai 26% siswa. Rata-rata kelas
mencapai 20,2.


63
2. Pada Siklus I dicapai prosentase ketuntasan sebesar 57,9%. Rata-rata
kelas mencapai 60,5.
3. Pada Siklus II dicapai prosentase ketuntasan belajar sebesar 89,4%.
Rata-rata kelas mencapai 72,4.
4. Pada Siklus III dicapai ketuntasan belajar sebesar 94,7%. Rata-rata
kelas mencapai 81,6.
Prosentase di dapat dari nilai siswa yang telah memenuhi Ketuntasan
Kriteria Minimum (KKM) yaitu 60 untuk mata pelajaran Fiqih. Nilai
ketuntasan hasil belajar siswa sebagai indikator tingkat pencapaian hasil
belajar siswa. Nilai individual siswa juga semakin meningkat.
B. Saran-Saran
Dari uraian tersebut di atas, peneliti mencoba memberikan saran-saran
dengan maksud penerapan metode Demonstrasi pada pembelajaran PAI materi
pokok shalat maktubah di kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari yang
diterapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Untuk dapat
meningkatkan hasil belajar pada siswa, maka yang perlu dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Kepada Guru PAI
a. hendaknya meningkatkan kemampuan shalat maktubah siswa dengan
menggunakan metode Demonstrasi secara berkala dan kontinue.
b. guru sebagai sentral figur, hendaknya dapat berperan sebagaimana
mestinya dan meningkatkan kompetensinya.
Selalu membuka diri dengan wawasan baru untuk meningkatkan
profesionalisme. Salah satunya dengan mengembangkan metode dan
strategi yang digunakan, sehingga penggunaan strategi yang inovatif
membuat siswa tidak merasa bosan. Tidak hanya itu, kemampuan
menyiapkan perkakas pembelajaran juga perlu ditingkatkan seperti RPP,
RH, Silabus, dan lain-lain. Bila persiapan telah matang, mengajar tidak
akan terkesan seadanya dan mendapatkan hasil yang maksimal, semua itu
untuk meningkatkan hasil belajar yang diperoleh siswa.


64
2. Sekolah/Kepala Sekolah dan Pengurus Yayasan
a. Untuk semakin lancarnya proses pembelajaran, maka hendakmya
lebih dilengkapi dalam hal alat peraga atau media pendidikan lainnya
yang sekiranya bisa menunjang keberhasilan metode yang digunakan.
b. Begitu juga dalam hal perpustakaan, hendaknya buku-buku yang ada
lebih dilengkapi dengan menambah buku-buku yang bersifat
keagamaan, dengan tujuan diharapkan anak dapat bertambah
pengetahuan agamanya.
Bagi pihak sekolah atau penyelenggara pendidikan sebaiknya
meningkatkan pembinaan kepada guru-guru. Diharapkan dari pembinaan
tersebut semakin baik pelayanan yang diberikan guru kepada siswa.
3. Kepada Siswa
Siswa harus terus meningkatkan motivasi belajar agar
mendapatkan hasil yang baik dalam proses pembelajaran yang dilakukan.
4. Kepada Orang Tua
Orang tua harus mendukung program belajar yang di desain
sekolah dengan membantu peserta didik dalam mencapai hasil yang lebih
baik.











DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:
Rineka Cipta, 1999.

Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta,
2004.

Al-Makki, Abu Thalib, Tafsir Sufistik Rukun Islam, Bandung: Mizan Pustaka,
2005.

Aly, Hery Noer, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, 1999.

Arif, Armai, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers,
2002.

Arikunto, Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2008.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
Rineka Cipta, 2006.

As-Shidiqiey, Hasbi, Pedoman Shalat, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001

Aziz, Abdul dan Abdul Majid, at-Tarbiyah wa Turuqut Tadris, Mesir: Darul
Maarif, t.th.

Azwar, Saifuddin, Tes Prestasi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.

Darwis, Djamaluddin, PBM-PAI di Sekolah. Eksistensi dan Proses Belajar
Mengajar Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.

Depag RI. Al-Hikmah, Al-Quran dan Terjemahnya, Bandung: CV.Penerbit
Diponegoro, 2007.

Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama
Islam, Petunjuk Teknik Proses Belajar Mengajar di Raudhatul Athfal,
Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam
Departemen Agama RI, 2001.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Edisi.II, Jakarta: Balai Pustaka, 1995.

Departemen Pendidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
Penelitian Tindakan Kelas, Direktorat Tenaga Kependidikan, 2003.

Departemen Pendidikan Nasional RI, Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional 2003, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2003.

Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1999.

Djamarah, Syaiful Bahhri, dkk., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta,
2000.

Ghafir, Abdul, dkk., Metodologi Pendidikan Agama, Solo: Ramadhani,, 1993.

Harti, Sri, dkk., Petunjuk Teknis Proses Belajar Mengajar di Raudhatul Athfal,
Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan dan Kelembagaan Departemen
Agama RI, 2001.

Idris, Zahara, Dasar-Dasar Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997.

Jabir, Jabir Abdul Hamid, Ilmu Tafsirut Tarbawi, Mesir: Darul Nahdlatul
Arabiyah, 1977.

Margono,S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Morgan, Clifford T., Introduction to Psychology. The Mc. Graw Will Book
Company, New York: 1961.

Muchtar, Heri Jauhari, Fiqih Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,,
2005.

Muhammad, Abi Abdillah Ibnu Ismail al Bukhari r.a., Shahih Bukhari, Juz I,
Semarang: Toha Putra, t.th.

Mukhtar, Desain Pembelajaraan Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV. Misaka
Galiza, 2003.

Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004.

Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bandung: Balai
Pustaka, 2005.

Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.

Rifai, Moh., Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, Semarang: Toha Putra, 2006.

Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Perkasa, 2000.

Sriyono, dkk., Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, Jakarta: Rineka Cipta,
1992.

Sudjana, Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, Bandung: Falah
Production, 2001.

Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1990.

Sugiono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2007.

Sukmadinata, Nana Saodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005.

Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta:
Gramedia, 1993.

Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003.

Tim Trainer K-100 LPP Bina Insan Tama, Menjadi Pendidikan Profesional,
Yogyakarta: SPA Press, 2003.

Undang-Undang SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003, Bandung: Fokos Media,
2006.

Usman, M. Basyiruddin, dkk., Media Pembelajaran, Jakarta: Delia Cipta Utama,
2002.

Usman, M. Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat
Pers, 2002.

Wijoyo, Rohman Noto, Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV. Prindo, 1995.

Winkel, W.S., Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia,
1993.

Wiraatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005.

Yamin, Martinis, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, Jakarta: Gaung
Persada Press, 2007.

Zein, Mohammad, Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta: AK. Group dan
Indra Buana, 1995.


LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1
SILABUS

Satuan Pendidikan : MI Muhammadiyah 01 Rowosari
Kelas/Semester : III/II
Mata Pelajaran : Fiqih
Standar Kompetensi : 1. Mengenal Ketentuan dan Tata Cara Shalat Maktubah

Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
1.1 Menjelaskan
ketentuan
shalat
maktubah
Shalat
maktubah
1. Mendengarkan
penjelasan guru tentang
pengertian shalat
maktubah.
2. Menerapkan strategi
kuis tentang ketentuan
shalat maktubah.
1. Menjelaskan pengertian shalat
maktubah.
2. Menyebutkan macam-macam shalat
maktubah.
3. Menyebutkan waktu-waktu
pelaksanaan shalat maktubah.
4. Menyebutkan syarat-syarat pelaksanaan
shalat maktubah.
Tes Tertulis 4 x 35
menit
Buku Fikih
kelas III
1.2 Menjelaskan
ketentuan
zakat fitrah
Tata cara
pelaksaan
shalat
maktubah
1. Mendengarkan
penjelasan guru tentang
macam-macam shalat
maktubah.
2. Menerapkan strategi
kuis tentang ketentuan
macam-macam shalat
maktubah.
1. Menjelaskan pengertian tata cara shalat
maktubah.
2. Menjelaskan tata cara shalat maktubah
bagi orang yang sakit.
3. Mempraktekkan shalat maktubah
Tes tertulis 2 x 35
menit
Buku Fiqih
kelas III

Rowosari, 7 Pebruari 2011
Kolaborator Mahasiswa


Siti Maslikhah, AMa. Bukhori Muslim, A.Ma.
NIP. - NIM. 093111326

Mengetahui,
Kepala MI Muhammadiyah 01
Rowosari



M. Juwaeni,AM.a
NIP. 150189942
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PRA SIKLUS

Mata Pelajaran : Fiqih
Nama Sekolah : MI Muhammadiyah 01 Rowosari
Kelas/Semester : III/II
Alokasi Waktu : 2 x 1 jam pelajaran (2x 35 menit/70 menit)
Hari, Tanggal : Rabu, 23 Maret 2011

A. Standar Kompetensi
Mengenal ketentuan shalat maktubah.
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan ketentuan shalat maktubah.
Mempraktekkan tata cara shalat maktubah.
C. Indikator
1. Menyebutkan macam-macam shalat maktubah.
2. Menjelaskan pengertian shalat maktubah.
3. Mempraktekkan tata cara shalat maktubah.
4. Menyebutkan waktu-waktu pelaksanaan shalat maktubah.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran selesai siswa dapat:
1. Siswa dapat menyebutkan macam-macam shalat maktubah.
2. Siswa dapat menjelaskan pengertian shalat maktubah.
3. Siswa dapat mempraktekkan tata cara shalat maktubah.
4. Siswa dapat mengetahui waktu-waktu pelaksanaan shalat maktubah.
E. Materi Pembelajaran
Macam-macam shalat maktubah.
F. Metode Pembelajaran
Ceramah, strategi kuis, dan tanya jawab.

G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pra Kegiatan
Sebelum pembelajaran dimulai, tempat duduk ditata menjadi tiga dengan
bentuk letter U.
2. Kegiatan awal (5 menit menit )
a. guru mengucapkan salam.
b. guru bersama siswa membaca doa belajar.
3. Kegiatan Inti (50 menit)
a. guru menyampaikan hasil yang akan dicapai setelah pembelajaran
kepada siswa.
b. guru membagi kelas menjadi tiga kelompok.
c. guru meminta siswa untuk menempati kursi masing-masing sesuai
dengan kelompoknya.
d. guru membagi pembelajaran materi shalat maktubah dalam tiga
bagian.
e. kemudian guru mempresentasikan semua materi.
f. pembelajaran pertama yaitu guru meminta kelompok I menjadi
penanya untuk materi bagian I. Pertanyaan dari kelompok I ditujukan
untuk kelompok II.
g. guru mempersilahkan masing-masing kelompok memilih juru bicara.
h. bila kelompok II tidak bisa menjawab pertanyaan dilempar untuk
kelompok III.
i. setelah kelompok I selesai memberi pertanyaan untuk kelompok II,
kelompok I dilanjutkan dengan memberi pertanyaan kepada kelompok
III. Bila kelompok III tidak bisa menjawab pertanyaan dilempar untuk
kelompok II.
j. jika tanya jawab pada pembelajaran pertama selesai, dilanjutkan
dengan pembelajaran kedua dengan materi bagian II dan menunjuk
kelompok II sebagai penanya.
k. aturan main seperti pada pembelajaran pertama. Kelompok II memberi
pertanyaan untuk kelompok III dan I.
l. setelah kelompok II selesai dengan pertanyaannya, dilanjutkan
pembelajaran ketiga dengan materi bagian III. Dan guru menunjuk
kelompok III sebagai penanya. Dan proses seperti pada pembelajaran
pertama. Kelompok III memberi pertanyaan untukkelompok I dan
kelompok II.
m. setelah pembacaan soal selesai, nilai dijumlah.
n. strategi kuis telah selesai.
4. Kegiatan Akhir (15 menit)
a. guru menyimpulkan pembelajaran dan menyampaikan beberapa materi
yang belum dikuasai siswa.
b. guru membagikan soal-soal evaluasi.
c. guru menutup pembelajaran dengan salam.
H. Alat dan Sumber Pembelajaran
Alat : kertas soal
Sumber : buku Bina Fiqih jilid 3 untuk kelas III Madrasah
Ibtidaiyah, Tim Bina Karya Guru, hlm. 1-36. Penerbit PT
Gelora Aksara Pratama, Jakarta, 2008.
I. Evaluasi
Jenis evaluasi : test tertulis
Bentuk : isian
J. Tes Formatif
Soal
1. Bacaan takbiratul ihram adalah.
2. Bacaan niat shalat subuh adalah.
3. Bacaan syahadatain adalah.
4. Shalat dzuhur adarakaat.
5. Shalat mahgrib adarakaat.
6. Shalat Subuh ada.rakaat.
7. Shalat yang paling pendek waktunya shalat
8. Shalat yang paling panjang waktunya shalat
9. Bacaan rukuk adalah.
10. Bacaan sujud adalah
Kunci Jawaban :
1. Allahu Akbar
2.
3. Ashadhualla Illahailallah Waasyhaduanna Muhammadarasulullah
4. 4
5. 3
6. 2
7. Magrib
8. Isya
9. Subhana Rabbiyal Adzimiwabihamdih
10. Subhana Rabbiyal Aa Wabihamdihi.
Penilaian 10
Nilai = betul x 10

Rowosari, 23 Maret 2011

Kolaborator Mahasiswa



Siti Maslikhah, AMa. Bukhori Muslim, A.Ma.
NIP. - NIM. 093111326


Mengetahui,
Kepala MI Muhammadiyah 01
Rowosari




M. Juwaeni,AM.a
NIP. 150189942
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I

Mata Pelajaran : Fiqih
Nama Sekolah : MI Muhammadiyah 01 Rowosari
Kelas/Semester : III/II
Alokasi Waktu : 2 x 1 jam pelajaran (2x 35 menit/70 menit)
Hari, Tanggal : Rabu, 23 Maret 2011

A. Standar Kompetensi
Mengenal ketentuan shalat maktubah.
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan ketentuan shalat maktubah.
Mempraktekkan tata cara shalat maktubah.
C. Indikator
1. Menyebutkan macam-macam shalat maktubah.
2. Menjelaskan pengertian shalat maktubah.
3. Mempraktekkan tata cara shalat maktubah.
4. Menyebutkan waktu-waktu pelaksanaan shalat maktubah.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran selesai siswa dapat:
1. Siswa dapat menyebutkan macam-macam shalat maktubah.
2. Siswa dapat menjelaskan pengertian shalat maktubah.
3. Siswa dapat mempraktekkan tata cara shalat maktubah.
4. Siswa dapat mengetahui waktu-waktu pelaksanaan shalat maktubah.
E. Materi Pembelajaran
Macam-macam shalat maktubah.
F. Metode Pembelajaran
Ceramah, strategi kuis, dan tanya jawab.

G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pra Kegiatan
Sebelum pembelajaran dimulai, tempat duduk ditata menjadi tiga dengan
bentuk letter U.
2. Kegiatan awal (5 menit menit )
a. guru mengucapkan salam.
b. guru bersama siswa membaca doa belajar.
3. Kegiatan Inti (50 menit)
a. guru menyampaikan hasil yang akan dicapai setelah pembelajaran
kepada siswa.
b. guru membagi kelas menjadi tiga kelompok.
c. guru meminta siswa untuk menempati kursi masing-masing sesuai
dengan kelompoknya.
d. guru membagi pembelajaran materi shalat maktubah dalam tiga
bagian.
e. kemudian guru mempresentasikan semua materi.
f. pembelajaran pertama yaitu guru meminta kelompok I menjadi
penanya untuk materi bagian I. Pertanyaan dari kelompok I ditujukan
untuk kelompok II.
g. guru mempersilahkan masing-masing kelompok memilih juru bicara.
h. bila kelompok II tidak bisa menjawab pertanyaan dilempar untuk
kelompok III.
i. setelah kelompok I selesai memberi pertanyaan untuk kelompok II,
kelompok I dilanjutkan dengan memberi pertanyaan kepada kelompok
III. Bila kelompok III tidak bisa menjawab pertanyaan dilempar untuk
kelompok II.
j. jika tanya jawab pada pembelajaran pertama selesai, dilanjutkan
dengan pembelajaran kedua dengan materi bagian II dan menunjuk
kelompok II sebagai penanya.
k. aturan main seperti pada pembelajaran pertama. Kelompok II memberi
pertanyaan untuk kelompok III dan I.
l. setelah kelompok II selesai dengan pertanyaannya, dilanjutkan
pembelajaran ketiga dengan materi bagian III. Dan guru menunjuk
kelompok III sebagai penanya. Dan proses seperti pada pembelajaran
pertama. Kelompok III memberi pertanyaan untukkelompok I dan
kelompok II.
m. setelah pembacaan soal selesai, nilai dijumlah.
n. strategi kuis telah selesai.
4. Kegiatan Akhir (15 menit)
d. guru menyimpulkan pembelajaran dan menyampaikan beberapa materi
yang belum dikuasai siswa.
e. guru membagikan soal-soal evaluasi.
f. guru menutup pembelajaran dengan salam.
H. Alat dan Sumber Pembelajaran
Alat : kertas soal
Sumber : buku Bina Fiqih jilid 3 untuk kelas III Madrasah
Ibtidaiyah, Tim Bina Karya Guru, hlm. 1-36. Penerbit PT
Gelora Aksara Pratama, Jakarta, 2008.
I. Evaluasi
Jenis evaluasi : test tertulis
Bentuk : isian
J. Tes Formatif
Soal
1. Bacaan takbiratul ihram adalah.
2. Bacaan niat shalat subuh adalah.
3. Bacaan syahadatain adalah.
4. Shalat dzuhur adarakaat.
5. Shalat mahgrib adarakaat.
6. Shalat Subuh ada.rakaat.
7. Shalat yang paling pendek waktunya shalat
8. Shalat yang paling panjang waktunya shalat
9. Bacaan rukuk adalah.
10. Bacaan sujud adalah
Kunci Jawaban :
1. Allahu Akbar
2.
3. Ashadhualla Illahailallah Waasyhaduanna Muhammadarasulullah
4. 4
5. 3
6. 2
7. Magrib
8. Isya
9. Subhana Rabbiyal Adzimiwabihamdih
10. Subhana Rabbiyal Aa Wabihamdihi.
Penilaian 10
Nilai = betul x 10

Rowosari, 23 Maret 2011

Kolaborator Mahasiswa



Siti Maslikhah, AMa. Bukhori Muslim, A.Ma.
NIP. - NIM. 093111326


Mengetahui,
Kepala MI Muhammadiyah 01
Rowosari




M. Juwaeni,AM.a
NIP. 150189942
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II

Mata Pelajaran : Fiqih
Nama Sekolah : MI Muhammadiyah 01 Rowosari
Kelas/Semester : III/II
Alokasi Waktu : 2 x 1 jam pelajaran (2x 35 menit/70 menit)
Hari, Tanggal : Senin, 28 Maret 2011

A. Standar Kompetensi
Mengenal ketentuan shalat maktubah.
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan ketentuan shalat maktubah
Membiasakan mengikuti shalat maktubah.
C. Indikator
1. Menyebutkan macam-macam shalat maktubah.
2. Menjelaskan pengertian shalat maktubah.
3. Menyebutkan syarat-syarat dalam melakukan shalat maktubah.
4. Menyebutkan waktu-waktu pelaksanaan shalat maktubah.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan macam-macam shalat maktubah.
2. Siswa dapat menjelaskan pengertian shalat maktubah.
3. Siswa dapat menyebutkan syarat-syarat pelaksanaan shalat maktubah.
4. Siswa dapat menyebutkan waktu-waktu pelaksanaan shalat maktubah.
E. Materi Pembelajaran
Macam-macam shalat maktubah.
F. Metode Pembelajaran
Ceramah, strategi kuis, dan tanya jawab.


G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pra Kegiatan
Menyetting tempat duduk dengan bentuk perkelompok melingkar.
2. Kegiatan awal (10 menit)
a. guru membuka pelajaran dengan salam.
b. membaca doa belajar.
c. guru memotivasi siswa.
3. Kegiatan Inti (45 menit)
a. guru menjelaskan kegiatan yang akan berlangsung dan hasil yang akan
dicapai kepada siswa.
b. guru membagi kelompok menjadi tiga dengan anggota yang sama
seperti pada siklus I, tetapi nama kelompok diubah menjadi:
1) Kelompok I pada siklus I menjadi kelompok II.
2) Kelompok II pada siklus II menjadi kelompok III.
3) Kelompok III pada siklus I menjadi kelompok I.
c. guru meminta siswa untuk mempelajari materi Fiqih pokok bahasan
shalat maktubah dari buku. Tetapi lebih terfokus pada bagian materi
masing-masing kelompok untuk menjawab soal dari kelompok lain
dan pertanyaan yang akan diajukan untuk kelompok lain. Kelompok I
mempelajari bagian I dan bagian II. Kelompok II mempelajari bagian
materi II dan III. Kelompok III mempelajari materi bagian III dan I.
d. soal untuk kuis yang dibuat guru dibagikan untuk masing-masing
kelompok.
e. guru mempersilahkan masing-masing kelompok memilih juru bicara.
f. guru berperan sebagai pemandu kuis.
g. kelompok I mulai membacakan pertanyaan untuk kelompok II.
Dengan catatan soal untuk kelompok II yang berhak menjawab adalah
kelompok II, tetapi jika kelompok II tidak biasa menjawab maka soal
akan dilempar ke kelompok III.
h. setelah kelompok I telah selesai membaca soal, berganti ke kelompok
II untuk kelompok III dan kemudian berganti kelompok III untuk
kelompok I dengan aturan yang sama .
i. setelah pembacaan soal selesai, nilai dijumlah untuk mengetahui
perolehan nilai. Strategi kuis telah selesai.
4. Kegiatan Akhir (15 menit)
a. guru menyimpulkan pembelajaran hari ini dengan menyampaikan
beberapa materi yang belum dikuasai siswa.
b. guru membagiakan soal-soal evaluasi.
H. Alat dan Sumber Pembelajaran
Alat : kertas soal
Sumber : buku Bina Fiqih jilid 3 untuk kelas III Madrasah
Ibtidaiyah, Tim Bina Karya Guru, hlm. 1-36. Penerbit PT
Gelora Aksara Pratama, Jakarta, 2008.
I. Evaluasi
Jenis evaluasi : tes tertulis
Bentuk : isian
J. Tes Formatif
Soal
1. Praktekkan gerakan dan bacaan shalat Dzuhur!.
2. Praktekkan gerakan dan bacaan shalat Ashar!.
3. Praktekkan gerakan dan bacaan shalat Maghrib!.
4. Praktekkan gerakan dan bacaan shalat Isya!.
5. Praktekkan gerakan dan bacaan shalat Subuh!.
Penilaian 5
Nilai = betul x 20




Rowosari, 28 Maret 2011

Kolaborator Mahasiswa



Siti Maslikhah, AMa. Bukhori Muslim, A.Ma.
NIP. - NIM. 093111326


Mengetahui,
Kepala MI Muhammadiyah 01
Rowosari




M. Juwaeni,AM.a
NIP. 150189942
























Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS III

Mata Pelajaran : Fiqih
Nama Sekolah : MI Muhammadiyah 01 Rowosari
Kelas/Semester : III/II
Alokasi Waktu : 2 x 1 jam pelajaran (2x 35 menit/70 menit)
Hari, Tanggal : Rabu, 6 April 2011

A. Standar Kompetensi
Mengenal ketentuan shalat maktubah.
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan tata cara shalat bagi orang yang sakit.
Mendemonstrasikan tata cara shalat dalam keadaan sakit.
C. Indikator
1. Menyebutkan macam-macam shalat maktubah.
2. Menjelaskan tata cara shalat maktubah.
3. Menyebutkan syarat-syarat dalam melakukan shalat maktubah.
4. Menyebutkan waktu-waktu pelaksanaan shalat maktubah.
a. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan tata cara shalat maktubah bagi orang sakit.
2. Siswa dapat menjelaskan pengertian shalat maktubah.
3. Siswa dapat menyebutkan syarat-syarat pelaksanaan shalat maktubah.
4. Siswa dapat menyebutkan waktu-waktu pelaksanaan shalat maktubah.
b. Materi Pembelajaran
Macam-macam shalat maktubah dan tata cara shalat bagi orang yang sakit.
c. Metode Pembelajaran
Ceramah, strategi kuis, dan tanya jawab.


d. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pra Kegiatan
Menyetting tempat duduk dengan bentuk perkelompok melingkar.
2. Kegiatan awal (10 menit)
a. guru membuka pelajaran dengan salam.
b. membaca doa belajar.
c. guru memotivasi siswa.
3. Kegiatan Inti (45 menit)
a. guru menjelaskan kegiatan yang akan berlangsung dan hasil yang akan
dicapai kepada siswa.
b. guru membagi kelompok menjadi tiga dengan anggota yang sama
seperti pada siklus I, tetapi nama kelompok diubah menjadi:
a. Kelompok I pada siklus I menjadi kelompok II.
b. Kelompok II pada siklus II menjadi kelompok III.
c. Kelompok III pada siklus I menjadi kelompok I.
c. guru meminta siswa untuk mempelajari materi Fiqih pokok bahasan
shalat maktubah dari buku. Tetapi lebih terfokus pada bagian materi
masing-masing kelompok untuk menjawab soal dari kelompok lain
dan pertanyaan yang akan diajukan untuk kelompok lain. Kelompok I
mempelajari bagian I dan bagian II. Kelompok II mempelajari bagian
materi II dan III. Kelompok III mempelajari materi bagian III dan I.
d. soal untuk kuis yang dibuat guru dibagikan untuk masing-masing
kelompok.
e. guru mempersilahkan masing-masing kelompok memilih juru bicara.
f. guru berperan sebagai pemandu kuis.
g. kelompok I mulai membacakan pertanyaan untuk kelompok II.
Dengan catatan soal untuk kelompok II yang berhak menjawab adalah
kelompok II, tetapi jika kelompok II tidak biasa menjawab maka soal
akan dilempar ke kelompok III.
h. setelah kelompok I telah selesai membaca soal, berganti ke kelompok
II untuk kelompok III dan kemudian berganti kelompok III untuk
kelompok I dengan aturan yang sama .
i. setelah pembacaan soal selesai, nilai dijumlah untuk mengetahui
perolehan nilai. Strategi kuis telah selesai.
4. Kegiatan Akhir (15 menit)
a. guru menyimpulkan pembelajaran hari ini dengan menyampaikan
beberapa materi yang belum dikuasai siswa.
b. guru membagiakan soal-soal evaluasi.
e. Alat dan Sumber Pembelajaran
Alat : kertas soal
Sumber : buku Bina Fiqih jilid 3 untuk kelas III Madrasah
Ibtidaiyah, Tim Bina Karya Guru, hlm. 1-36. Penerbit PT
Gelora Aksara Pratama, Jakarta, 2008.
I Evaluasi
Jenis evaluasi : tes tertulis
Bentuk : isian
J. Tes Formatif
Soal
1. Praktekkan gerakan dan bacaan shalat Dzuhur!.
2. Praktekkan gerakan dan bacaan shalat Ashar!.
3. Praktekkan gerakan dan bacaan shalat Maghrib!.
4. Praktekkan gerakan dan bacaan shalat Isya!.
5. Praktekkan gerakan dan bacaan shalat Subuh!.
Penilaian 5
Nilai = betul x 20




Rowosari, 6 April 2011

Kolaborator Mahasiswa



Siti Maslikhah, AMa. Bukhori Muslim, A.Ma.
NIP. - NIM. 093111326


Mengetahui,
Kepala MI Muhammadiyah 01
Rowosari




M. Juwaeni,AM.a
NIP. 150189942



Lampiran 5
PRA SIKLUS
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA

Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/Semester : III/II
Kompetensi Dasar : Menjelaskan ketentuan shalat maktubah
Mempraktekkan tata cara shalat maktubah
Tanggal : Rabu, 23 Maret 2011

No Nama L/P
Aspek yang dinilai *
Perhatian Keaktifan
1 Muhammad Amirul Muminin L 2 1
2 Azlina Awang P 1 1
3 Yuni Febiyani P 4 4
4 Wahyu Farid Kurniawan L 2 2
5 Rina Muslina P 3 2
6 Musdhalifah P 1 1
7 Muhammad Faesol L 4 3
8 Zulfa Azuaria P 3 2
9 Ahmad Zaenudin L 3 2
10 Ahmad Riski L 4 4
11 Nur Aktip L 2 2
12 Muhammad Iqbal L 1 1
13 Adibatul Latifah P 4 4
14 Rahman Wibowo L 1 1
15 Umi Salma P 1 1
16 Cikita Ayu P 1 1
17 Tri Retnosari P 4 4
18 Hendry Firmansyah L 1 1
19 Imam Khoiri L 1 1
Jumlah Skor 43 38

*Diisi dengan penskoran, meliputi :
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = baik sekali
Rawosari, 23 Maret 2011
Guru Mapel Fiqih



Siti Maslikhah, A.Ma.
NIP.
Lampiran 6
SIKLUS I
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA

Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/Semester : III/II
Kompetensi Dasar : Menjelaskan ketentuan shalat maktubah
Mempraktekkan tata cara shalat maktubah
Tanggal : Rabu, 23 Maret 2011

No Nama L/P
Aspek yang dinilai *
Perhatian Keaktifan
1 Muhammad Amirul Muminin L 2 1
2 Azlina Awang P 1 1
3 Yuni Febiyani P 4 4
4 Wahyu Farid Kurniawan L 2 2
5 Rina Muslina P 3 2
6 Musdhalifah P 1 1
7 Muhammad Faesol L 4 3
8 Zulfa Azuaria P 3 2
9 Ahmad Zaenudin L 3 2
10 Ahmad Riski L 4 4
11 Nur Aktip L 2 2
12 Muhammad Iqbal L 1 1
13 Adibatul Latifah P 4 4
14 Rahman Wibowo L 1 1
15 Umi Salma P 1 1
16 Cikita Ayu P 1 1
17 Tri Retnosari P 4 4
18 Hendry Firmansyah L 1 1
19 Imam Khoiri L 1 1
Jumlah Skor 43 38

*Diisi dengan penskoran, meliputi :
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = baik sekali
Rawosari, 23 Maret 2011
Guru Mapel Fiqih



Siti Maslikhah, A.Ma.
NIP.
Lampiran 7
SIKLUS II
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA

Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/Semester : III/II
Kompetensi Dasar : Mengenal ketentuan shalat maktubah
Membiasakan mengikuti shalat maktubah
Tanggal : Senin, 28 Maret 2011

No Nama L/P
Aspek yang dinilai *
Perhatian Keaktifan
1 Muhammad Amirul Muminin L 3 2
2 Azlina Awang P 2 2
3 Yuni Febiyani P 4 4
4 Wahyu Farid Kurniawan L 4 3
5 Rina Muslina P 3 3
6 Musdhalifah P 2 1
7 Muhammad Faesol L 4 4
8 Zulfa Azuaria P 3 3
9 Ahmad Zaenudin L 3 3
10 Ahmad Riski L 4 4
11 Nur Aktip L 3 2
12 Muhammad Iqbal L 2 2
13 Adibatul Latifah P 4 4
14 Rahman Wibowo L 3 1
15 Umi Salma P 2 2
16 Cikita Ayu P 2 1
17 Tri Retnosari P 4 4
18 Hendry Firmansyah L 2 2
19 Imam Khoiri L 2 2
Jumlah Skor 58 49

*Diisi dengan penskoran, meliputi :
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = baik sekali
Rowosari, 28 Maret 2011
Guru Mapel Fiqih




Siti Maslikhah, A.Ma.
NIP.-
Lampiran 8
SIKLUS III
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA

Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/Semester : III/II
Kompetensi Dasar : Menjelaskan tata cara shalat bagi orang yang sakit
Mendemonstrasikan tata cara shalat dalam keadaan
sakit
Tanggal : Rabu, 6 April 2011

No Nama L/P
Aspek yang dinilai *
Perhatian Keaktifan
1 Muhammad Amirul Muminin L 4 4
2 Azlina Awang P 3 4
3 Yuni Febiyani P 4 4
4 Wahyu Farid Kurniawan L 4 4
5 Rina Muslina P 4 4
6 Musdhalifah P 3 4
7 Muhammad Faesol L 4 4
8 Zulfa Azuaria P 3 4
9 Ahmad Zaenudin L 4 4
10 Ahmad Riski L 4 4
11 Nur Aktip L 4 3
12 Muhammad Iqbal L 3 3
13 Adibatul Latifah P 4 4
14 Rahman Wibowo L 4 4
15 Umi Salma P 4 3
16 Cikita Ayu P 3 2
17 Tri Retnosari P 4 4
18 Hendry Firmansyah L 4 4
19 Imam Khoiri L 4 4
Jumlah Skor 71 71

*Diisi dengan penskoran, meliputi :
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = baik sekali
Rowosari, 6 April 2011
Guru Mapel Fiqih


Siti Maslikhah, A.Ma.
NIP.-
Lampiran 8
LEMBAR NILAI HASIL BELAJAR SISWA
PRA SIKLUS

No Nama Nilai
Keterangan
Tuntas
Belum
Tuntas
1 Muhammad Amirul Muminin 25
2 Azlina Awang 25
3 Yuni Febiyani 25
4 Wahyu Farid Kurniawan 35
5 Rina Muslina 35
6 Musdhalifah 35
7 Muhammad Faesol 45
8 Zulfa Azuaria 45
9 Ahmad Zaenudin 55
10 Ahmad Riski 55
11 Nur Aktip 55
12 Muhammad Iqbal 55
13 Adibatul Latifah 55
14 Rahman Wibowo 65
15 Umi Salma 65
16 Cikita Ayu 75
17 Tri Retnosari 75
18 Hendry Firmansyah 75
19 Imam Khoiri 85
Jumlah Skor 985
Rata-Rata 52
Jumlah Tuntas 6
Jumlah Belum Tuntas 13



Rawosari, 23 Maret 2011

Guru Mapel Fiqih





Siti Maslikhah, A.Ma.
NIP. -
Lampiran 9
LEMBAR NILAI HASIL BELAJAR SISWA
SIKLUS I

No Nama Nilai
Keterangan
Tuntas
Belum
Tuntas
1 Muhammad Amirul Muminin 35
2 Azlina Awang 45
3 Yuni Febiyani 45
4 Wahyu Farid Kurniawan 45
5 Rina Muslina 55
6 Musdhalifah 55
7 Muhammad Faesol 55
8 Zulfa Azuaria 55
9 Ahmad Zaenudin 65
10 Ahmad Riski 65
11 Nur Aktip 65
12 Muhammad Iqbal 65
13 Adibatul Latifah 65
14 Rahman Wibowo 75
15 Umi Salma 85
16 Cikita Ayu 85
17 Tri Retnosari 85
18 Hendry Firmansyah 85
19 Imam Khoiri 85
Jumlah Skor 1215
Rata-Rata 64
Jumlah Tuntas 11
Jumlah Belum Tuntas 8



Rawosari, 23 Maret 2011

Guru Mapel Fiqih





Siti Maslikhah, A.Ma.
NIP. -
Lampiran 10
LEMBAR NILAI HASIL BELAJAR SISWA
SIKLUS II

No Nama Nilai
Keterangan
Tuntas
Belum
Tuntas
1 Muhammad Amirul Muminin 55
2 Azlina Awang 55
3 Yuni Febiyani 65
4 Wahyu Farid Kurniawan 65
5 Rina Muslina 65
6 Musdhalifah 65
7 Muhammad Faesol 65
8 Zulfa Azuaria 65
9 Ahmad Zaenudin 65
10 Ahmad Riski 65
11 Nur Aktip 65
12 Muhammad Iqbal 75
13 Adibatul Latifah 75
14 Rahman Wibowo 75
15 Umi Salma 75
16 Cikita Ayu 80
17 Tri Retnosari 80
18 Hendry Firmansyah 80
19 Imam Khoiri 95
Jumlah Skor 1330
Rata-Rata 70
Jumlah Tuntas 17
Jumlah Belum Tuntas 2



Rawosari, 28 Maret 2011

Guru Mapel Fiqih





Siti Maslikhah, A.Ma.
NIP. -
Lampiran 11
LEMBAR NILAI HASIL BELAJAR SISWA
SIKLUS III

No Nama Nilai
Keterangan
Tuntas
Belum
Tuntas
1 Muhammad Amirul Muminin 55
2 Azlina Awang 65
3 Yuni Febiyani 65
4 Wahyu Farid Kurniawan 65
5 Rina Muslina 75
6 Musdhalifah 75
7 Muhammad Faesol 75
8 Zulfa Azuaria 75
9 Ahmad Zaenudin 85
10 Ahmad Riski 85
11 Nur Aktip 95
12 Muhammad Iqbal 95
13 Adibatul Latifah 95
14 Rahman Wibowo 95
15 Umi Salma 95
16 Cikita Ayu 95
17 Tri Retnosari 95
18 Hendry Firmansyah 95
19 Imam Khoiri 95
Jumlah Skor 1575
Rata-Rata 83
Jumlah Tuntas 18
Jumlah Belum Tuntas 1



Rawosari, 6 April 2011

Guru Mapel Fiqih





Siti Maslikhah, A.Ma.
NIP. -
DENAH LOKASI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
MI MUHAMMADIYAH 01 ROWOSARI KEC.ROWOSARI KAB.KENDAL
TAHUN PELAJARAN 2010/2011










U


SMP
TK
KELAS.I
TOILET
KELAS.II
KELAS. VI
KELAS.V
KELAS.IV
KELAS.III







SMP

KANTOR SMP
PARKIR
RUANG
LOBY
KANTOR
MI
MUHAMMADIYAH
JALAN TARUNA NO.47 ROWOSARI

KEMENTERIAN AGAMA R.I.
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Jl.Prof. Dr. Hamka ( Kampus II ) Ngaliyan Semarang
Telp. 024-7601295 Fax. 7615387

Nomor : In.06.3/D.I/TL.00/ /2011 Semarang, 10 Maret 2011
Lamp : 1 (Satu) Proposal
Hal : Mohon Ijin Riset
A.n. : BUKHORI MUSLIM
NIM : 093111326

Kepada Yth.
Kepala MI Muhammadiyah 01 Rowosari
Di-
Kendal

Assalamualaikum Wr.Wb.
Diberitahukan dengan hormat, bahwa mahasiswa kami yang bernama
Bukhori Muslim NIM : 093111326 sangat membutuhkan data
sehubungan dengan penulisan skripsi yang berjudul:
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA
PEMBELAJARAN MATERI POKOK SHALAT MAKTUBAH
DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA KELAS III MI
MUHAMMADIYAH 01 ROWOSARI KENDAL TAHUN
PELAJARAN 2010/2011

Dibawah bimbingan saudara : Sugeng Ristiyanto,M.Ag
Untuk itu kami mohon agar mahasiswa tersebut diberi ijin untuk
melaksanakan penelitian di MI Muhammadiyah 01 Rowosari
Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal selama 30 hari.
Atas ijin yang diberikan kami ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

A.n. Dekan
Pembantu Dekan I




Dr. H. Ruswan, M.A.
NIP. 19680424 199303 1 004

Tembusan:
Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
Lampiran 13

MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH 01 ROWOSARI
KECAMATAN ROWOSARI KABUPATEN KENDAL
Terakreditasi B
Nomor Akreditasi : Kw.11.4 / 4 / PP.03.2 / 623.24.08 / 2006
NSM : 152032416083
Alamat:Jl.TarunaNo.47RowosariTeip.(0294)642380Kab.Kendal51354


SURAT KETERANGAN
Nomor : MI. 27/SK/III.A/2.b/2011

Kepala MI Muhammadiyah 01 Rowosari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal
dengan ini menerangka bahwa mahasiswa IAIN Walisongo Semarang:
Nama : Bukhori Muslim
NIM : 093111326
Jenjang/Prodi : PAI/S.1
Alamat : Jl.Taruna No.47 Rowosari-Kendal
Telah melaksanakan kegiatan penelitian di MI Muhammadiyah 01 Rowosari
Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal mulai 10-20 April 2011 dengan judul
penelitian:
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN
MATERI POKOK SHALAT MAKTUBAH DENGAN METODE
DEMONSTRASI PADA KELAS III MI MUHAMMADIYAH 01 ROWOSARI
KENDAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Demikian Surat Keterangan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Rowosari, 11 Maret 2011
Kepala MI Muhammadiyah 01
Rowosari





M.Juwaeni,A.Ma
NIP. 150189942
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Bukhori Muslim
Tempat/Tanggal Lahir : Kendal, 30 Nopember 1980
Alamat : Jl.Taruna No.37 Rowosari Kendal
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam

Jenjang Pendidikan :
1. MI Muhammadiyah 01 Rowosari Tahun lulus 1993
2. MTs Muhammadiyah Weleri Tahun lulus 1996
3. MA Muhammadiyah Weleri Tahun lulus 1999
4. DII UMM Magelang Tahun lulus 2005
5. Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Tahun Akademik 2009/2011

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya dan semoga dapat
digunakan sebagaimana mestinya.


Semarang, 11 Maret 2011

Penulis,




Bukhori Muslim
NIM. 093111326



KEMENTERIAN AGAMA R.I.
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Jl.Prof. Dr. Hamka ( Kampus II ) Ngaliyan Semarang
Telp. 024-7601295 Fax. 7615387

NILAI BIMBINGAN SKRIPSI Semarang, Juni 2011

Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
Di Semarang

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan ini diberitaukan bahwa setelah kami selesai membimbing skripsi saudara :

Judul : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA
PADA PEMBELAJARAN MATERI POKOK
SHALAT MAKTUBAH DENGAN METODE
DEMONSTRASI PADA KELAS III MI
MUHAMMADIYAH 01 ROWOSARI KENDAL
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Nama : Bukhori Muslim
NIM : 093111326
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Berdasarkan bimbingan, arahan dan koreksi atas naskah tersebut, maka nilai
bimbingan adalah : .

Kemudian harap menjadi maklum.

Wassalamualaikum Wr. Wb.


Pembimbing I






Sugeng Ristiyanto,M.Ag
NIP. 196508192003021001
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH 01 ROWOSARI
KECAMATAN ROWOSARI
Terakreditasi B
Nomor Akreditasi : Kw.11.4 / 4 / PP.03.2 / 623.24.08 / 2006
NSM : 152032416083
Alamat:Jl.TarunaNo.47RowosariTelp.(0294)642380Kab.Kendal51354



STRUKTUR ORGANISASI
MI MUHAMMADIYAH 01 ROWOSARI KEC.ROWOSARI KAB.KENDAL

No Nama
Jabatan Dalam
Organisasi
Jabatan Dalam Dinas
1. M.Juwaeni,A.Ma Ketua Kepala Sekolah
2. Enik Sumarni,S.Pd.I

Anggota Wa.Ka. Sekolah / Guru
Kelas VI
3. Bukhori Muslim,A.Ma Anggota Guru Kelas III / Guru
Penjaskes
4. Siti Maslikhah,A.Ma Bendahara Guru Kelas I
5. Sri Sulastri,A.Ma Anggota Guru Kelas IV
6. Emi Ristiati Anggota Guru Kelas II
7. Rohmat Rokhim Sekretaris Guru Kelas VI


Rowosari, 11 Maret 2011

Kepala MI Muhammadiyah 01
Rowosari



M.Juwaeni,A.Ma
NIP. 150189942

MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH 01 ROWOSARI
KECAMATAN ROWOSARI
Terakreditasi B
Nomor Akreditasi : Kw.11.4 / 4 / PP.03.2 / 623.24.08 / 2006
NSM : 152032416083
Alamat:Jl.TarunaNo.47RowosariTelp.(0294)642380Kab.Kendal51354


PROFIL SEKOLAH

1. Nama Sekolah : MI Muhammadiyah 01 Rowosari
2. NSS : 152032416083
3. NSP : 20322194
4. Alamat : Jalan Taruna No.47 Rowosari
5. Tahun Berdiri : 1962
6. Status Tanah : Tanah Milik Yayasan
7. Luas Tanah : 5.875 meter
8. Status Bangunan : Milik Yayasan
9. Keadaan Murid Tahun Pelajaran 2010/2011

No Kelas Keadaan Murid Keterangan
Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 I 5 8 13
2 II 8 10 18
3 III 10 9 19
4 IV 5 9 14
5 V 5 8 13
6 VI 8 5 13
Jumlah 41 49 90

10. Keadaan Pegawai dan Guru
No Nama
Jabatan Dalam
Organisasi
Jabatan Dalam Dinas
1. M.Juwaeni,A.Ma Ketua Kepala Sekolah
2. Enik Sumarni,S.Pd.I Anggota Wa.Ka. Sekolah / Guru
Kelas VI
3. Bukhori Muslim,A.Ma Anggota Guru Kelas III / Guru
Penjaskes
4. Siti Maslikhah,A.Ma Bendahara Guru Kelas I
5. Sri Sulastri,A.Ma Anggota Guru Kelas IV
6. Emi Ristiati Anggota Guru Kelas II
7. Rohmat Rokhim Sekretaris Guru Kelas V
11. Sumber Dana/Operasional
Sumber dan Operasional MI Muhammadiyah 01 Rowosari berasal dari APBD
dan APBN, Yayasan/Persyarikatan melalui Bantuan Operasional Sekolah.


Rowosari, 11 Maret 2011

Kepala MI Muhammadiyah 01
Rowosari




M.Juwaeni,A.Ma
NIP. 150189942
























DAFTAR DOKUMENTASI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
MI MUHAMMADIYAH 01 ROWOSARI
TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1. Foto Gedung MI Muhammadiyah 01 Rowosari



















2. Foto Dewan Guru MI Muhammadiyah 01 Rowosari




















3. Foto Siswa/Siswi MI Muhammadiyah 01 Rowosari



























































DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Bukhori Muslim
Tempat/Tanggal Lahir : Kendal, 30 Nopember 1980
Alamat : Jl. Taruna No. 37 Rowosari Kendal
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam

Jenjang Pendidikan:
1. MI Muhammadiyah 01 Rowosari tahun lulus 1993
2. MTs Muhammadiyah Weleri tahun lulus 1996
3. MA Muhammadiyah Weleri tahun lulus 1999
4. D II UMM Magelang tahun lulus 2005
5. Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang tahun akademik 2009-2011

Demikian daftar riwayat hidup dibuat dengan sebenarnya dan semoga dapat
digunakan sebagaimana mestinya.

Semarang, 11 Maret 2011

Penulis,




Bukhori Muslim
NIM. 093111326

Anda mungkin juga menyukai