Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN

PRAKTEK KERJA FARMASI


PBF (PEDAGANG BESAR FARMASI)
PT. INDOFARMA GLOBAL MEDIKA
Jalan Bungkarno No. 76 Mataram Nusa Tenggara Barat
Tanggal 17 s/d 22 Juni 2013

Oleh :
1. Ni Nayoman Sri M.

(713902S.11.045)

2. Dwi Santia Pratiwi

(713902S.11.0)

3. Mila Soleha

(713902S.11.0)

4. Aspian

(713902S.11.0)

DIPLOMA KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2013

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA FARMASI
DI PBF PT. INDOFARMA GLOBAL MEDIKA
Jalan Bungkarno No. 76 Mataram, NTB
Tanggal 17 s/d 22 Juni 2013

Disetujui oleh :
PEMBIMBING AKADEMIK

PEMBIMBING LAHAN

(Nirtanti Harwiningtyas, S. Farm, Apt)

( Sri Mulyani,SE )

Mengetahui
Kaprodi Farmasi Diploma Kesehatan

(Dzun Haryadi Ittiqo, S. Farm, Apt)

KATA PENGANTAR
2

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
Laporan Praktek Farmasi di PBF (Pedagang Besar Farmasi) PT. Indofarma
Global Medika Cabang Mataram tepat pada waktunya.
Hasil laporan ini kami susun berdasarkan dari pelaksanaan praktek
farmasi di PBF PT. Indofarma Global Medika. Pelaksanaan Praktek Kerja
Farmasi ini merupakan kewajiban dan persyaratan yang harus dilaksanakan
oleh setiap mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Mataram, berkat
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka laporan ini dapat kami
selesaikan, tidak lupa kami menyampaikan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Ir. Hanafi Abdurrahman, MP selaku Direktur Diploma Kesehatan
Universitas Muhammadyah Mataram.
2. Dzun Haryadi Ittiqo, S. Farm, Apt selaku kepala program studi D3
Farmasi Universitas Muhammadyah Mataram.
3. Ahmad Marzuki S.P selaku kepala cabang PT. Indofarma Global
Medika cabang Mataram.
4. Sri Mulyani selaku pembimbing lahan di PT. Indofarma Global Medika
Cabang Mataram.
5. Nirtanti Harwiningtyas, S. Farm, Apt selaku pembimbing akademik.
6. Para staf dan Karyawan PBF PT. Indofarma Global Medika yang telah
banyak membantu dan membimbing kami selama praktek kerja
farmasi.
7. Seluruh panitia pelaksana Praktek Kerja Farmasi periode 2013.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan kemampuan yang
kami miliki , untuk itu kami mengaharapkan kritik dan saran kepada semua
pihak yang bermanfaat untuk penyusunan laporan kami.
Mataram, Juni 2013

BAB I
3

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Diploma Kesehatan Farmasi adalah penyelenggara pendidikan
guna menghasilkan tenaga pelayanan kesehatan khususnya dibidang
Farmasi. Untuk menghasilkan tenaga farmasi tingkat diploma, maka
penyelenggara pendidikan terutama proses mengajar perlu ditingkatkan
secara terus-menerus baik kuantitas maupun kualitasnya. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan diantaranya dengan memberikan
pengalaman kerja kepada peserta didik melalui latihan kerja yang
disebut Praktek Kerja Farmasi (PKF).
Bahwa keterampilan yang secara intensif diberikan di
Laboratorium sekolah hanyalah keterampilan dasar umum bekerja di
Laboratorium Farmasi yaitu keterampilan meracik obat, mengenal
bahan obat dan alat-alat kesehatan dengan jumlah yang terbatas.
Keterampilan lain misalnya perencanaan, pengadaan, pengendalian
obat di dalam suatu perusahaan yang mengelola obat dalam suatu
pabrik tertentu, penerapan sikap yang baik sebagai tenaga kesehatan
yang lain dan cara pemecahan masalah yang terjadi di lapangan tidak
diberikan secara khusus. Untuk itu praktek kerja farmasi di lapangan
merupakan cara yang terbaik untuk menerapkan kemampuan dan
keterampilan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan.
PKF merupakan sarana pengenalan lapangan kerja bagi peserta
didik. Dengan mengikuti PKF, peserta didik dapat melihat, mengetahui,
menerima, dan menyerap teknologi kesehatan yang ada di masyarakat.
Dengan kata lain PKF merupakan masa orientasi bagi peserta didik
sebelum langsung bekerja dimasyarakat. Disisi lain PKF dapat
digunakan sebagai sarana informasi terhadap dunia pendidikan
kesehatan, sehingga pendidikan kesehatan dapat mengembangkan diri
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan adanya pedoman PKF

diharapkan seluruh Diploma Kesehatan Farmasi memiliki keseragaman


baik dalam pelaksanaan di lapangan maupun hasil yang diperoleh.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan pada akhir kegiatan PKF di PT. IGM (Indofarma
Global Medika) Cabang Mataram, mahasiswa PKF dapat
memberikan gambaran mengenai organisasi, struktur, cara, dan
kondisi kerja dari berbagai bentuk lapangan pekerjaan dibidang
farmasi, dan dapat mengetahui, memahami, memecahkan masalah
kefarmasian di PBF serta menerapkan peran dan tugasnya sebagai
seorang asisten apoteker.
1.2.2 Tujuan Khusus
Mempersiapkan

calon

Asisten

Apoteker

yang

bermutu,

berkompetensi, dan profesional di dunia kerja.


Memberikan kesempatan untuk beradaptasi langsung pada iklim
kerja kefarmasian sebenarnya.
Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dalam hal mengelola obatobatan, perbekalan farmasi, dan pemasarannya.
Untuk menambah pengetahuan mengenai cara mendokumentasikan
segala pendataan yang berhubungan di bidang kefarmasian
khususnya pada tingkat Pedagang Besar Farmasi.
1.3 Manfaat
Dapat mengetahui secara langsung proses perencanaan, pengadaan,
pengelolaan, pendistribusian sediaan farmasi, serta alur yang terjadi dalam
proses tersebut pada tingkat Pedagang Besar Farmasi.
Dapat menyesuaikan atau mengembangkan teori yang sudah diterima
dengan keadaan di lapangan untuk dijadikan sebagai pembelajaran.

Menambah Ilmu pengetahuan dalam hal mengelola obat, perbekalan


farmasi & pemasarannya dalam lingkup PBF di bawah naungan BUMN.
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktek Kerja Farmasi ( PKF ) di PBF PT. Indofarma Global Medika
(IGM) cabang Mataram jalan Bungkarno No. 76 Mataram Nusa Tenggara
Barat dilaksanakan selama 6 hari sejak tanggal 24 Juni s/d 29 Juni mulai pukul
08.00 sampai pukul 16.00 WITA dengan waktu istirahat pukul 12.00 sampai
13.00 WITA.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian PBF (Pedagang Besar Farmasi)
Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan berbentuk badan
hukum yang memiliki ijin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran
perbekalan farmasi dalam jumlah besar sesuai ketentuan perundangundangan yang berlaku.(pp no 1148/MENKES/PER/VI/2011)
Batasan mengenai pedagang besar farmasi (PBF) yaitu (pp no
1148/MENKES/PER/VI/2011) :
a. Perbekalan farmasi adalah perbekalan yang meliputi obat, bahan obat dan
alat kesehatan.
b. Sarana pelayanan kesehatan adalah apotek, rumah sakit atau unit
kesehatan lainnya yang ditetapkan menteri kesehatan, toko obat dan
pengecer lainnya.
Pedagang Besar Farmasi (PBF) wajib memenuhi persyaratan sebagai
berikut .(pp no 1148/MENKES/PER/VI/2011(pasal 4)) :
1. Dilakukan oleh badan hukum berbentuk PT, PN maupun perusahaan
patungan (antara PMA berijin dan PN).
2. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
3. Anggota direksi tidak pernah terlibat pelanggaran ketentuan perundangundangan dibidang farmasi.
Pedagang

Besar

Farmasi

dalam

kelancaran

penyelenggaraan

kegiatannya memiliki kewajiban-kewajiban antara lain sebagai berikut (pp no


1148/MENKES/PER/VI/2011(pasal 13)) :
1. PBF disetiap bidangnya berkewajiban mengadakan, menyimpan dan
menyalurkan perbekalan farmasi yang memenuhi persyaratan mutu
2. PBF wajib melaksanakan pengadaan obat, bahan baku obat dan alat
kesehatan dari sumber yang sah
3. Penggung jawab teknis PBF adalah apoteker atau asisten apoteker yang
mempunyai surat penugasan dan atau SIK

4. PBF yang menyalurkan bahan baku obat, wajib dipertanggung jawabkan


oleh Apoteker yang mempunyai surat penugasan atau SIK.
5. Setiap pergantian penanggung jawab wajib melaporkan kepada Kepala
Dinas Kesehatan setempat.
6. PBF dan setiap cabangnya wajib menguasai bangunan dan sarana ayng
memadai untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya.
7. Gudang wajib dilengkapi dengan perlengkapan yang dapat menjamin mutu
dan keamanan.
8. PBF wajib melaksanakan dokumentasi selama kegiatan berjalan.
9. Untuk PBF penyalur bahan baku obat dari kemasan aslinya wajib
dilakukan pengujian laboraturium.
10. Untuk setiap pengubahan kemasan bahan baku obat dari kemasan aslinya
wajib dilakukan pengujian laboraturium.
11. Setiap pendirian cabang PBF di provinsi wajib lapor kepada Kepala dinas
Kesehatan setempat dengan tembusan kepada Kepala Balai POM
setempat.
PBF wajib melakukan pembukuan, sebagai berikut :
1.

Pengarsipan Surat Pesanan

2.

Faktur Penerimaan barang dari pusat

3.

Faktur Pengiriman dan penyerahan barang

4.

Kartu persediaan
PBF wajib membuat laporan pendistribusian obat pertriwulan, sehingga

bila di lakukan pemeriksaan dapat di pertanggung jawabkan.


Pencatatan jumlah obat pada kartu stock harus sesuai dengan jumlah
barang yang masuk atau keluar sesuai dengan faktur penjualan/ penyerahan
barang. Jumlah penerimaannya harus sesuai dengan dokumen penerimaan
barang
2.2 Tugas dan Fungsi PBF (pp no 51 tahun 2009)
1. Sebagai tempat penyaluran atau sarana distribusi perbekalan farmasi dan
alat kesehatan bagi industri-industri farmasi

2. Sebagai penyedia perbekalan farmasi untuk apotik, rumah sakit, toko obat
dan pengecer lainnya serta unit kesehatan lain.
3. Untuk membantu pemerintah dalam mencapai tingkat kesempurnaan
penyediaan obat-obatan untuk pelayanan kesehatan.
4. Sebagai penyalur tunggal obat-obatan golongan narkotik dimana PBF
khusus, yang melakukannya adalah PT. KIMIA FARMA.
5. Sebagai aset atau kekayaan nasional dan lapangan kerja.
6. Tempat menyediakan dan menyimpan perbekalan farmasi yang meliputi
obat, bahan obat, dan alat kesehatan.
7. Sebagai sarana yang mendistribusikan perbekalan farmasi ke sarana
pelayanan kesehatan masyarakat yang meliputi : apotek, rumah sakit, toko
obat berizin dan sarana pelayanan kesehatan masyarakat lain serta PBF
lainnya.
8. Membuat laporan dengan lengkap setiap pengadaan, penyimpanan,
penyaluran, perbekalan farmasi sehingga dapat di pertanggung jawabkan
setiap dilakukan pemeriksaan. Untuk toko obat berizin, pendistribusian
obat hanya pada obat-obatan golongan obat bebas dan obat bebas terbatas,
sedangkan untuk Apotek, rumah sakit dan PBF lain melakukan
pendistribusian obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras dan obat keras
tertentu.
2.3 Larangan Bagi Pedagang Besar Farmasi
Pedagang Besar Farmasi di larang :
1. Menjual Perbekalan Farmasi secara eceran baik di tempat kerjanya atau di
tempat lain.
2. Melayani Resep Dokter
3. Melakukan pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran narkotika tanpa izin
khusus dari Mentri kesehatan.
2.4 Peraturan Perundang-Undangan
Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di PBF Asisten Apoteker
Penanggung jawab PBF harus memiliki surat izin kerja. Keputusan Mentri
kesehatan Apoteker( pp no 51 tahun 2009) :
9

1. Asisten apoteker adalah tenaga kesehatan yang berijazah sekolah asisten


apoteker atau sekolah menengah farmasi, Akademi Farmasi, Akademi
farmasi, dan Jurusan farmasi politeknik kesehatan,akademi analisis
farmasi dan makanan, Jurusan analisis farmasi serta makanan, Politeknik
kesehatan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Surat Izin Asisten Apoteker adalah bukti tertulis atas kewenangan yang
diberikan kepada pemegang ijazah sekolah Asisten Apoteker atau sekolah
menengah Farmasi dan jurusan farmasi politeknik kesehatan, Akademi
Analisis farmasi dan Makanan, Jurusan, Analisis Farmasi serta Makanan
Politeknik kesehatan untuk menjalankan pekerjaan Kefarmasian sebagai
asisten Apoteker.
3. Surat Izin Asisten Apoteker adalah bukti tertulis yang di berikan kepada
pemegang Surat Izin Asisten Apoteker untuk melakukan pekerjaan
kefarmasian di sarana kefarmasian.
4. Sarana Kefarmasian adalah tempat yang digunakan untuk melakukan
pekerjaan kefarmasian antara lain industri farmasi, apotek, dan toko Obat.
Peraturan pekerjaan kefarmasian dalam distribusi atau penyaluran
(PBF) sediaan farmasi. Menurut Pasal 14 PP No.51 th 2009 tentang
pekerjaan kefarmasian yakni :
1.

Ayat (1)
Setiap fasilitas distribusi atau penyaliuran sediaan farmasi (PBF) harus
memiliki

2.

seorang Apoteker sebagai penanggung jawab.

Ayat (2)
Apoteker sebagai penanggung jawab sebagaimana diatur dalam ayat (1)
dapat dibantu oleh Apoteker pendamping dan/atau Tenaga Teknis
Menurut Pasal 17 PP No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan

Kefarmasian, yakni : Pekerjaan kefarmasian yang barkaitan dengan proses


distribusi atau penyaluran

sediaan farmasi pada fasilitas Distribusi atau

Pnyaluran sediaan farmasi (PBF) wajib dicatat oleh Tenaga kefarmasian sesuai
tugas dan fungsinya.

10

Pasal 18 berbunyi Tenaga Kefarmasian dalam melakukan Pekerjaan


kefarmasian dalam fasilitas Distribusi atau Penyaluran sediaan farmasi (PBF)
harus mengikuti perkembangan IPTEK dibidang farmasi dan penyaluran.
2.5 Tata cara penyaluran
Pedagang Beasar Farmasi hanya dapat melaksanakan penyaluran obat
keras kepada :
1. Pedagang Besar Farmasi lainnya berdasarkan surat pesanan yang di
tandatangani oleh penanggung jawab PBF.
2. Apotek berdasarkan surat pesanan yang di tanda tangani oleh Apoteker
Pengelola Apotek
3. Rumah sakit berdasarkan surat pesanan yang di tandatangani oleh
Apoteker Kepala instalasi farmasi rumah sakit.
4. Instalasi lain yang di izinkan menkes
2.6 Pencabutan Izin Usaha.
Izin Usaha Pedagang Besar Farmasi akan di cabut jika (pp no
918/MENKES/PER/X/1993 (pasal 19)) :
1. Tidak mempekerjakan Apoteker penanggung jawab yang memiliki surat
izin kerja.
2. Tidak aktif lagi dalam penyaluran obat selama satu tahun.
3. Tidak agi memenuhi persyaratan usaha sebagaimana di tetapkan dalam
peraturan
4. Tidak lagi menyampaikan informasi Pedagang Besar Farmasi tiga kali
berturut-turut.
5. Tidak memenuhi ketentuan tata cara penyaluran perbekalan farmasi
sebagaimana yang di tetapkan.

11

BAB III
PT. INDOFARMA GLOBAL MEDIKA
3.1 Sejarah PT. Indofarma Global Medika
PT. Indofarma Global Medika cabang mataram adalah salah satu
perusahaan jasa distribusi produk farmasi dan medical equipment dengan 10
orang karyawan. PT. Indofarma Global Medika meupakan PBF yang
didirikan pada tahun 2000 bertempat di jalan Bungkarno No. 76 Mataram
Nusa Tenggara Barat. PT Indofarma Global Medika merupakan anak dari PT.
Indofarma Persero dengan klasifikasi Cabang kelas III yang berperan sebagai
distributor dan pemasaran produk farmasi termasuk alat kesehatan dengan 30
cabang diseluruh Indonesia dan salah satunya terletak di Mataram beserta
satu Kantor Pusat.
Selama kurang lebih 13 tahun PT. Indofarma Global Medika telah
membangun reputasinya dengan para pelanggan dan dapat mendistribusikan
produk yang dimilikinya pada sasaran yang tepat, sehigga sampai sekarang
PT. Indofarma Global Medika dapat tetap berdiri menjadi salah satu
perusahaan PBF dan dapat bersaing dengan pedagang besar farmasi lainnya.
Dasar budaya kerja di Indofarma Global Medika adalah :
1. Jujur, bertanggung jawab
2. Di siplin dan dapat diandalkan
3. Ramah, terbuka dan Royal
4. Motivasi dan Inofatif
5. Saling menghargai dan kerja sama
6. Berbakti kepada negara di bidang distribusi
7. Bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa
Filosofi PT. Indofarma Global Medika yaitu :
1. Sekecil apapun konstribusi kami untuk perusahaan akan dihargai.
2. Konstribusi kami yang besar adalah konstribusi yang membangun
perusahaan.
3. Konstribusi kami yang besar dan memberi aura positif akan membuat exis
dan langgeng.
12

4. Membangun, mempetahankan dan mengembangkan perusahaan adalah


impian kami
3.2

Arti Logo IGM


Huruf I (Indofarma) melambangkan
Insan IGM yang Produktif Kreatif dan
selalu berorientasi kepada kemajuan
perusahaan.
Chek Mark melambangkan IGM adalah
pilihan yang tepat, akurat dan dapat
dipercaya dan juga berarti IGM adalah
perusahaan yang terus tumbuh dan
berkembang
Huruf G (Global) melambangkan bahwa
IGM
adalah
perusahaan
yang
berwawasan global dinamis dan luwes
serta mampu untuk terus bersaing di
dunia bisnis.

Huruf M (Medika) yang merupakan


gabungan 3 pilar yang berarti IGM
adalah perusahaan yang melayani
kebutuhan
kesehatan
bangsa
berdasarkan tiga pilar yaitu Good
People, Good System dan Good
Product.
Warna Kuning Emas

Melambangkan Harapan,
Kemuliaan, dan Kejayaaan

Optimis,

Warna Biru

Melambangkan
Ketenagan,
Kewibawaan dan Kepercayaan

3.3 Pembagian Tugas


Adapun pembagian tugas dan kewajiban dari struktur organisasi di
PT. Indofarma Global Medika antara lain :
1. Pimpinan (Kepala Cabang)
a. Planing
13

Planing disini bertujuan untuk mengatur strategis penjualan,


ketersediaan logistik, divisi daan sebagainya
Mengelola pelaksanaan penjualan
Mengelola pelaksanaan piutang penjualan
Menjalin hubungan kerja dengan pihak terkait, terutama pelanggan
baik swasta maupun institusi pemerintah
Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan
Melakukan negoisasi dengan pelanggan
Menciptakan dan menjaga citra perusahaan
b. Actualing
Menetapkan rencana kerja cabang
Menetapkan kebijakan operasional cabang
Mengelola terselenggaranya akutansi, administrasi penjualan
Mengelola terselenggaranya administrasi umum
Mengelola seluruh aset cabang
Mengelola SDM perusahaan.
c. Organizing and control
Mendelegasi atau mengorganisasikan karyawan-karyawan untuk
melakukan tugasnya masing-masing
Memimpin dan mengkordinir seluruh karyawan
Menjalankan organisasi sesuai ketentuan yang berlaku
Mengatur

penempatan

karyawan

cabang

dan

mengelola

administrasi SDM
14

Memberikan pengarahan kepada karyawan cabang


Melakukan pengembangan SDM dan penilaian karyawan
Mengawasi pelaksanaan peraturan perusahaan/KKB
2. Apoteker

Membuat Laporan berkala tiap 3 bulan kepada badan POM dan


instalasi terkait.

Menerima surat pesanan dari sales maupun via telpon dan fax.

Wajib memberikan informasi mengenai produk kepada pelanggan


yang membutuhkan.

Menandatangani Faktur.

Menangani Komplein Pelanggan dengan sabar.

Fungsi pokok bagian asisten apoteker antara lain menerima laporan


hasil penjualan barang dari salesman, serta melaporkan kepada bagian
operator komputer dan pembukuan.
Berikut beberapa pembagian tugas-tugas di PT. Indofarma Global

Medika seperti :
a. Kepala Administrasi
Membuat dan Menyusun rencana kebutuhan dan dana operasional,
estimasi tagihan dan budget biaya.
Memberikan laporan-laporan yang diminta oleh pimpinan.
Melakukan Pemeriksaan atas keabsahan bukti-bukti penarikan dan
pengeluaran uang sesuai standar Operasional.
b. Kasir
Mengeluarkan uang sesuai bukti-bukti dan syarat transaksi dengan
benar.
15

Entry penerimaan dan pengeluaran uang sesuai SOP


Mencatat laporan kas harian serta saldo akhir kas secara rinci.
c. Pool Faktur
Melakukan entry penerimaan faktur
Melengkapi syarat-syarat penagihan
Menyusun perancanaan penagihan.
Membuat daftar penagihan piutang
d. Fakturis
Melakukan entry diskon
Melakukan cetak faktur dan potongan pembelian
Entry retur penjualan
Melakukan pemeriksaan isi faktur, retur dan potongan.
Mencetak register faktur
e. Entry data
Melakukan entry data sesuai penagihan tugas yang telah ditentukan
Menyusun faktur
Mengecek stok.
3. Kepala Gudang
Mencatat pengeluaran dan pemasukan di kartu stok berdasarkan barang
yang datang.
Mencocokkan barang pesanan (SO Packing List) dengan sifat fisik
barang yang dipesan meliputi jumlah, keadaan barang, no. Batch,
tanggal pemesanan yang kemudian dicatat di kartu barang yang telah
tersedia pada masing-masing jenis obat. Setelah sesuai, maka
16

diterbitkanlah (SO Packing Slip), setelah ( SO Packing Slip) terbit maka


dari bagian gudang akan memberikan konfirmasi kepada fakturis untuk
di terbikann faktur. (SO Packing Slip) digunakan untuk serah terima
barang dari pihak kepala gudang kepada penghantar barang atau pihak
Expidisi.
Menerima kiriman barang persediaan dari kantor pusat,kemudian
mengecek dan menerbitkan (GR Good Recipe), kemudian melakukan
entry data penerimaan obat jadi sesuai dengan system dan prosedur
yang telah ditetapkan dan menyusun barang berdasarkan gudang.
Menyimpan dokumen pengeluaran barang sesuai dengan prosedur yang
berlaku
Menyiapkan obat jadi yang akan dikirim sesuai faktur yang diterbitkan
Menyerahkan obat jadi berikut faktur kepada pengantar barang untuk
dikirim kepada pelanggan
Menjaga kesesuaian persediaan obat jadi antara fisik,no batch dan kartu
barang
Menyiapkan perencanaan permintaan persediaan ke prinsipal/suplier
Mengatur penyimpanan persediaan sehingga mudah diawasi dan aman
dari resiko kehilangan sesuai dengan peraturan dan perundangan yang
berlaku
Menjaga kebersihan gudang dan persediaan
Menerbitkan laporan-laporan persediaan barang ke atasan
Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai dengan lingkup tugasnya yang
diberikan oleh atasan langsung.
4. Salesman
17

Menyusun rencana kunjungan


Memperkenalkan produk baru dan meningkatkan sales produk lama
Memonitor dan melaporkan kegiatan-kegiatan pesaing
Mencari pengalaman baru, untuk meningkatkan penjualan
Memelihara hubungan baik dengan pelanggan
Fungsi pokok bagian salesman adalah mencari dan memasarkan barang
yang telah dipesan serta melaporkan hasil penjualan barang kepada
asisten apoteker.
3.4 Tata Ruang
PT. Indofarma Global Medika terdiri dari lima ruangan, yaitu dua
ruangan sales, satu ruangan administrasi, satu ruangan fakturis, satu ruangan
kepala cabang, satu ruangan penanggung jawab gudang. Untuk denah lokasi
dan ruangan dapat dilihat pada lampiran.
3.5 Jenis Produk
Obat-obatan yang didistribusikan di PT. Indofarma Global Medika
antara lain produk-produk dari pabrik
Indofarma yang berlogo Indofarma

: -Amoxicilin
-Captopril
-Omeprazol, dll

Otsuka

: -Otsu RL
: -Otsu NS
: -Otsu D5, dll

OGB

:-

Widatra

: -RL
-Nacl, dll

Alkes yang didistribusikan oleh PT. Indofarma Global Medika antara


lain :
Catheter

18

Blood set
Spuit
Kondom
Masker
Dan lain-lain.
Untuk sediaan vaksin dan serum tidak didrop langsung oleh Depo
center tapi atas permintaan dari PBF sendiri. Cara pengiriman, penyimpanan
dan pendistribusiannya pun berbeda dengan sediaan-sediaan lainnya, vaksin di
PT. Indofarma Global Medika cabang mataram tidak tersedia stoknya,
sedangkan untuk serum yang tersedia hanya albumin. Vaksin dan serum
disimpan di Chiler dengan suhu pengiriman min 20C dan max 10oC tergantung
dari jenis serum dan vaksin yang dikirim. Pengiriman vaksin dan serum harus
beserta packing slip dan harus dicatat suhunya.

Vaksin maupun serum

disimpan di Ice Bag ketika akan didistribusikan ke outlet, sebelum dan sesudah
pengiriman vaksin ataupun serum tetap diukur suhunya dan dicatat untuk
mengontrol penurunan suhu untuk menjaga kualitas ataupun mutu tetap terjaga.

19

BAB IV
URAIAN HASIL KEGIATAN
DAN PEMBAHASAN PRAKTEK KERJA FARMASI
Praktek Kerja Farmasi di PBF PT. Indofarma Global Medika (IGM)
cabang Mataram yang telah dilaksanakan mulai tanggal 24 s/d 29 Juni 2013
memberikan banyak pengetahuan tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
proses pengelolaan dan pendistribusian perbekalan farmasi dan alat kesehatan.
Penempatan mahasiswa PKF selama 6 hari yakni di bagian fakturis,
keuangan/administrasi dan gudang. Penempatan PKF paling banyak di bagian
gudang dan fakturis karena pada bagian tersebut transaksi dan pekerjaan yang
berhubungan dengan farmasis paling banyak dilakukan. Dalam hal tersebut
mahasiswa langsung ikut membantu pekerjaan dari petugas gudang dan fakturis
agar lebih mengetahui gambaran dari pekerjaan tersebut pada tingkat PBF
(Pedagang Besar Farmasi).
4.1

Kegiatan Mahasiswa
Kegiatan mahasiswa di beberapa bagian selama Praktek Kerja
Farmasi antara lain :
4.1.1 Kegiatan di Bagian Administrasi
Yang berperan pada bagian ini yaitu Apoteker Penanggung
jawab dari PT. Indofarma Global Medika. Mahasiswa PKF juga
diberi kesempatan untuk ikut melakukan beberapa kegiatan yang
dilakukan oleh petugas bagian administrasi seperti mengentry barang
yang akan dipesan, membuat faktur, dan lain-lain. Berikut ini
merupakan kegiatan di bagian administrasi :
Menyusun faktur berdasarkan tanggal, nomor faktur, dan nama
barang yang dipesan oleh outlet. Dimana faktur obat dibedakan
dengan faktur alkes.
Menginput Barang keluar sesuai faktur sesuai dengan surat
pesenan.

20

Membuat faktur obat secara langsung di komputer. Faktur yang


dibuat yaitu rangkap 5 yakni berwarna hijau, biru, putih, kuning,
dan merah. Masing-masing warna mempunyai fungsi yang
berbeda. Faktur warna hijau untuk arsip di bagian fakturis, warna
kuning untuk di gabungkan dengan SP dan diarsipkan oleh
administrasi penjualan dan di simpan untuk pemeriksaan B.POM,
warna biru untuk diserahkan ke apotek, warna putih dan merah
diserahkan ke bagian inkaso. Faktur berwarna putih digunakan
untuk dasar penagihan ke outlet-outlet yang mempunyai hutang.
Membuat laporan dinamika obat dengan memisahkan surat
pesanan, yang dilaporkan tiap tiga bulan sekali ke instalasi
pemerintah yang bersangkutan, antara lain Badan POM, Dinas
Kesehatan, Badan POM Pusat, Menteri Kesehatan, dan PT.
Indofarma Global Medika sebagai arsip. Pelaporan dilakukann via
email yang dilakukan pada tanggal 10 bulan berjalan. Untuk
pelaporan OKT dilakukan tiap bulan via email pada tanggal 10
bulan berjalan dan paling lambat dilaporkan tanggal 20.
4.1.2 Kegiatan di Bagian Keuangan
Di bagian ini, mahasiswa tidak ikut berperan dalam melakukan
kegiatan. Tetapi mahasiswa menerima penjelasan oleh petugas yang
bersangkutan mengenai apa saja yang dilakukan oleh divisi ini dalam
tercapainya distribusi dan sasaran yang optimal demi kelancaran
bisnis perusahaan. Pada bagian keuangan, terdapat divisi inkaso
dimana bertugas dalam hal penagihan utang outlet terhadap
perusahaan.

Pembayaran

dilakukan

bisa

dengan

cash

dan

menggunakan BG (briyet Giro). Berikut ini merupakan kegiatan


yang dilakukan bagian administrasi :
Bagian Inkaso menerima faktur rangkap 1 dan ke 2 (putih dan
merah) dari bagian ekspedisi dan mengarsip sementara faktur
tersebut sampai tanggal jatuh tempo untuk diserahkan kepada
bagian collector.
21

Bagian colector menerima faktur rangkap ke

1 (warna putih)

beserta kontra bon dari bagian inkasso.


Bagian colector menagih hutang customer dengan faktur putih dan
kertas kontra bon sebagai surat tagihan.
Pelanggan melunasi pembayaran dan menandatangani kontra bon
tersebut serta menerima faktur putih dan kontra bon yang terdapat
tanda lunas sebagai bukti pelunasan.
Bagian colector menyerahkan uang/giro/cek serta menandatangani
collection planing sebagai bukti pembayaran ke bagian kasir dan
inkaso.
Bagian kasir menerima uang/giro/cek dan collection planing dari
bagian colector

berdasarkan collection receipt yang diterbitkan

sebagai tanda terima hasil penagihan.s


Bagian kasir meng-update status piutang sebagai tanda terima hasil
penagihan. Outlet-outlet yang sudah membayar tagihan piutang,
kemudian dimuat dalam receipt voucher yang berisi total semua
tagihan pada hari bersangkutan.
Bagian inkasso mengarsip secara permanen faktur rangkap ke dua
atau warna merah.
Bagian kasir menyerahkan hasil tagihan ke bank pada jam 10.00
tiap 1 kali 24 jam yang kemudian oleh kantor IGM pusat akan
melakukan penarikan setiap harinya. Bank tempat penyetoran
sudah memiliki ketentuan untuk tidak dapat dilakukan penarikan
oleh IGM cabang.
4.1.3 Kegiatan di Bagian Gudang
Selama Praktek Kerja Farmasi di PT. IGM cabang Mataram,
kegiatan yang paling banyak dilakukan yaitu di bagian gudang.
Mulai dari menerima SO Packing list, menulis di kartu barang,
menyiapkan barang, dan lain-lain. Berikut ini merupakan penjelasan
kegiatan mahsiswa PKF di bagian gudang :
22

Melakukan Pengecekan Barang ( stock opname)


Pengecekan

barang

dilakukan

untuk

menghindari

ketidaksesuaian barang antara di sistem, kartu barang dan fisik


obat. Ketidak sesuaian tersebut bisa terjadi karena banyak faktor.
Misalnya terjadi kesalahan dalam pengurangan atau penjumlahan
ketika barang dipotong maupun ditambah pada kartu barang,
kemudian kesalahan pada saat pengiriman barang ke outlet bisa
terjadi kelebihan maupun kekurangan barang. Selain itu
pengecekan barang juga untuk mengetahui barang-barang apa
saja yang sudah kadaluarsa atau rusak.
Pengecekan barang dilakukan dengan cara melihat jumlah
obat pada kartu barang, kemudian mengecek fisik obat. Setelah
itu melihat jumlah barang pada sistem. Jumlah obat di kartu, fisik
dan sistem harus sama.

Menyiapkan barang pesanan


Penyiapan barang dilakukan sesuai dengan print out dari
Sales Order Packing List oleh bagian fakturis yang dicetak
rangkap 2 (putih dan merah). Untuk penyiapan barang pesanan,
bagian gudang diberikan yang warna putih. Sedangkan SO
packing list merah digunakan sebagai arsip di bagian fakturis.
Selanjutnya petugas gudang mengambil obat-obat sesuai item
yang terdapat pada SO packing list berdasarkan nomor SO,
jumlah barang, nomor bacth, expire date, dan outlet yang
meminta dan dituliskan pada kartu barang.

Mencatat Obat dan Alkes di Kartu Barang


Untuk menghindari adanya perbedaan jumlah obat dan
alkes pada fisik dan sistem, petugas gudang selalu mencatat obat
dan alkes yang keluar dan masuk di kartu barang. Setiap item obat
atau alkes mempunyai satu kartu barang untuk memonitoring
kesesuaian tersebut. Kartu barang tersebut antara lain berisi :

23

o Nama barang
o Bentuk sediaan
o Kemasan
o Nama pabrik
o No. Registrasi
o No. Faktur
o Dari mana barang tersebut diterima atau untuk outlet mana
barang tersebut dikeluarkan
o Tanggal masuk atau keluarnya barang
o Jumlah masuk atau keluarnya barang
o No. Batch
o Ex.Date
o Jumlah sisa stok obat atau alkes yang ada.
4.2 Ruang Lingkup Kegiatan
PT. Indofarma Global Medika Cabang Mataram merupakan
perusahaan di bawah naungan BUMN yang mengelola perbekalan farmasi
dan alat kesehatan. Maka dari itu, kegiatan yang dilakukan tidak lepas dari
kegiatan

pengelolaan,

pengadaan,

penyimpanan

dan

pendistribusian

perbekalan farmasi dan alat kesehatan. Berikut ini penjelasannya :


4.2.1 Perencanaan
Perencanaan kebutuhan obat di PBF Indofarma Global Medika
Cabang Mataram memakai sistem droping dari kantor pusat IGM .
Perencanaan obat dan alkes dilakukan oleh kepala gudang di PBF
dalam bentuk kertas kerja yang disebut PR. PR tersebut berisi beberapa
kolom yang saling terkait untuk perencanaan kebutuhan obat yang akan
24

dipesan seperti sisa stok, GIT (good in transit) yang merupakan item
barang yang masih dalam perjalanan atau pengiriman dari tempat
pemesanan, SOIT (SO in transit) yang merupakan item barang akan
dilayani oleh pusat atau tempat pemesanan, dan lain-lain.
Pembelian barang-barang dilakukan dengan memesan ke Depo
Central yang ada di Jakarta dari Indofarma. Stok barang-barang atau
obat-obat yang dipesan untuk digunakan selama sebulan kedepan,
misalnya melakukan pemesanan pada bulan Juni maka pemesanan
berikutnya dilakukan pada bulan juli. Apabila barang atau obat yang
dipesan dalam jangka satu bulan stoknya telah habis, maka PT IGM
cabang mataram memesan melakukan order kembali dengan (PR
Purchasing Request) dan dikirim melalui jasa udara untuk yang CITO.
Barang atau obat yang telah dipesankan disalurkan ke apotek, rumah
sakit, dan outlet-outlet lain, selain itu juga akan disalurkan untuk
program lain seperti askes dan GFK melalui pengadaan Dinas
Kesehatan.
Obat-obat yang masuk maupun yang datang harus dibukukan
dalam buku khusus gudang. Kepala Gudang atau petugas gudang
sedapat mungkin menghindari dead stok dan lost stok. Artinya dimana
terjadi kekosongan permintaan terhadap item obat atau alkes tersebut
dan terjadi kekosongan stok ketika terjadi permintaan oleh outlet.
4.2.2 Pengadaan
PBF PT. Indofarma Global Medika Cabang Mataram melakukan
pengadaan obat dan alat kesehatan dari Indofarma Pusat/ Depo central
yang merupakan hasil pabrikan dari Indofarma. Obat-obat yang
diadakan lebih banyak obat generik berlogo. Ada juga beberapa obat
paten yang merupakan hasil produksi dari Indofarma. Proses pengadaan
obat harus ada persetujuan dari kepala cabang dan Pt. IGM pusat
sebagai pengendali permintaan obat.
Pengadaan obat tergantung dari kebutuhan obat di gudang sesuai
perhitungan pada PR. Setelah obat atau barang datang di cek fisik obat
25

dengan surat jalan atau packing List, kertas kerja akan ada dalam
bentuk GR (Good Reseipt).Tetapi, tidak semua obat-obat tersebut
didatangkan atau berasal dari Indofarma/Depo central. Ada juga obatobat yang didatangkan dari kantor cabang IGM daerah lain atau IPS
maupun PBF lain yang sudah memiliki kesepakatan (MOU) yang
menunjuk IGM sebagai distributor dalam proses pengelolaan termasuk
di dalamnya pengadaan perbekalan farmasi.
Untuk pengadaan Obat Keras Tertentu didatangkan dari
Indofarma pusat / Depo Central dengan surat pesanan khusus yang
kemudian akan diproses dan siap dikirimkan sesuai dengan pesanan.
Pemesanan Obat Keras Tertentu seperti obat golongan psikotropika
dilakukan secara khusus yang pemesanannya hanya boleh dalam jumlah
tertentu dan hal tersebut harus ditaati. Sehingga pemesanannya tidak
boleh berlebihan dan terjadi dead stok. Pengantaran Obat Keras
Tertentu dari Indofarma pusat harus lewat udara dengan pengepakan
khusus (ditempatkan dengan peti kemas).
4.2.3

Penerimaan
Penerimaan obat yang dipesan harus disertai dengan surat jalan
yang sudah mendapat persetujuan atau sudah ditanda tangani oleh
bagian tempat pemesanan obat, dan penerima pesanan sebagai tanda
bukti penerimaan obat. Kegiatan penerimaan obat di PBF Indofarma
Global Medika dilakukan dengan mengecek barang yang datang
disesuaikan dengan nomor bacth, tanggal expired, quantity barang,dan
lain-lain yang tertera pada GR untuk menghindari terjadi kesalahan
dalam pengolahan data.
Selain itu, data yang sudah terupdate harus disesuaikan juga
dengan sistem agar dapat di monitoring oleh kantor pusat IGM. Barang
yang diterima rutin dikirim melalui tim ekspedisi untuk persediaan tiap
satu bulan kedepan. Untuk Obat Keras Tertentu (OKT) khusus hanya
diterima dari Indofarma pusat / Depo Central di Jakarta dengan SP

26

khusus yang asli dan terdiri dari syarat syarat lainnya. Berikut adalah
hal-hal penting dalam penerimaan barang :
a. Packing List atau surat jalan yang di bawa oleh expedisi di cocokkan
dengan Quantyti dan nama barang.
b. Petugas Gudang menerbitkan (GR Good Recipe) yang mengacu
kepada nomor packing list dengan item barang dan Quantyti yang
diterima.
c. Jika (GR Good Recipe) sudah terbit, maka barang yang diterima
disusun dan diatur sesuai lokasi gudang.
4.3.4 Penyimpanan
Setelah proses penerimaan obat dan alkes, petugas gudang
selanjutnya melakukan penyimpanan barang sesuai dengan aturan yang
ditetapkan untuk standar gudang. Selain itu, di gudang farmasi PBF
IGM, dibedakan menjadi beberapa kode untuk penyimpanan obat sesuai
dengan bentuk sediaan dan kondisi seharusnya tempat peletakan obat.
Tidak semua obat harus disimpan pada suhu tertentu, adapula obat yang
disimpan pada suhu normal,semua obat harus didalam gudang harus
diletakkan di atas valet.
Pembagian gudang di IGM cabang mataram berdasarkan kode :
a. Gudang 82A : Distribusi Normal
b. Gudang 82C : Desantralisasi
c. Gudang 82D : Good Intrancipt
d. Gudang 82F : Gudang Tender
e. Gudang 82E : Gudang ED
Pengaturan suhu dilakukan dengan tujuan agar obat yang
disimpan di gudang, pada saat dilakukan pengepakan obat dalam
keadaan baik. Suhu yang tidak sesuai akan merusak obat. Misalnya saja
pada serum, apabila serum disimpan pada suhu yang ruangan, maka
obat tersebut dapat rusak dan tidak dapat digunakan sehingga harus
disimpan pada suhu min 2oC dan max 10oC. Selain itu obat yang harus
disimpan pada suhu yang dingin adalah vaksin, injeksi dan supositoria.
27

Vaksin harus disimpan pada kulkas, tetapi suhunya harus diatur sesuai
ketetapan suhunya (suhu kamar), dengan menyesuaikan sediaan dengan
ketentuan suhunya sehingga kualitas sediaan dapat terjamin dan tetap
terjaga.
Untuk memudahkan proses pengambilan obat, petugas mengatur
sedemikian rupa pemajangan obat di rak sesuai dengan nomor batch
dan tanggal kadaluwarsanya.
4.3.5

Pelaporan
PT. IGM Cabang Mataram merupakan salah satu PBF yang
mengelola perbekalan farmasi di bawah naungan BUMN sehingga
dalam proses pengelolaannya harus dilakukan pelaporan yang sudah
sesuai dengan aturan yang berlaku.
Pelaporan obat, dilakukan 3 bulan sekali paling lambat
dilaporkan pada tanggal 20 bulan berjalan. Untuk pelaporan
Psikotropika dilakukan setiap bulan paling lambat pada tanggal 10
bulan berjalan. Pengiriman laporan triwulan (3 bulan) atau laporan
Dinamika pbf dilakukan via email oleh apoteker penanggung jawab
yang sekaligus merangkap dalam urusan fakturis.
Pelaporan OKT tersebut dilaporkan ke BPOM pusat, tembusan
BPOM Provinsi dan kemudian ke Dinas Ksehatan Provinsi. Sedangkan
untuk pelaporan seluruh item obat yang keluar maupun yang masuk
(Laporan Dinamika PBF) dilaporkan oleh PBF kepada Departemen
Kesehatan Pusat tembusan Dinas Kesehatan Provinsi dan kemudian ke
Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Mataram.

4.3.6

Distribusi
Selama PKF di PBF, mahasiswa hanya sedikit berperan dalam
kegiatan distribusi obat. Misalnya dalam proses pemotongan barang di
kartu stok, pembuatan SO Packing List, pembuatan SO Packing Slip,
pembuatan faktu dan lain-lain.
Alur dalam proses distribusi barang yaitu pertama-tama
salesman melakukan promosi penjualan ke outlet-outlet berdasarkan
28

jadwal kunjungannya. Apabila outlet tersebut melakukan pemesanan,


outlet akan membuat SP (Surat Pesanan) atau bisa langsung via
telepon di bagian administrasi. Oleh administrasi yang rangkap sebagai
faktusris, barang-barang yang dipesan di entry pada sistem dan
selanjutnya dibuatlah SO Packing List. SO Packing List dicetak
rangkap 2 dimana yang warna putih diserahkan ke gudang untuk
dipotong pada kartu barang. Petugas gudang kemudian mengambil
barang sesuai item pada SO packing list yang disesuaikan dengan
Nomor Batch dan Expire datenya.
Setelah itu, dibuat SO Packing Slip dan fakturnya. Faktur
dibuat rangkap 5 dimana masing-masing faktur mempunyai tujuan atau
fungsi yang berbeda-beda. Faktur tersebut kemudian disahkan oleh
Apoteker Penanggung Jawab. Ketika barang akan dikirim, barang
tersebut disertai dengan SO Packing Slip dan faktur yang sebelumnya
dilakukan pengecekan terhadap barang untuk menghindari terjadi
kesalahan.
Pengirim barang mengirim barang ke outlet-outlet sesuai
dengan lokasi area kerjanya masing-masing. Sampai barang atau obat
tersebut ke outlet, barang akan di sesuaikan dengan faktur dan outlet
akan mengambil faktur yang berwarna biru.
Kegiatan penyaluran tersebut merupakan suatu rangakaian
kegiatan yang penting karena di sini obat-obatan atau alkes harus
disalurkan kepada pemesan yang sah dan tepat. Perencanaan jadawal
dan pengirimannya pun harus dikondisikan sedemikian rupa sehingga
tidak akan terjadi penumpukan yang melebihi kapasitas gudang atau
sarana lain yang dituju. Untuk dokumentasi pelakasanaan penyaluran
dibuat dengan lengkap sehingga setiap penyerahan obat atau alkes
dapat dipertanggung jawabkan setiap saat akan dilakukan pemeriksaan
dan evaluasi.

29

BAB V
PENUTUPAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan peraktikum di PBF Indofarma Global Medika
Cabang Mataram selama 6 hari, kami dapat mengambil beberapa kesimpulan
antara lain :
1. PT Indofarma Global Medika merupakan anak dari PT. Indofarma Persero
dengan klasifikasi Cabang kelas III yang berperan sebagai distributor dan
pemasaran produk farmasi termasuk alat kesehatan dengan 30 cabang
diseluruh Indonesia dan salah satunya terletak di Mataram beserta satu
Kantor Pusat.
2. Di gudang farmasi PBF IGM, dibedakan menjadi beberapa kode untuk
penyimpanan obat sesuai dengan bentuk sediaan dan kondisi seharusnya
tempat peletakan obat. Tidak semua obat harus disimpan pada suhu
tertentu, adapula obat yang disimpan pada suhu normal.
3. PT. Indofarma Global Medika Cabang Mataram merupakan perusahaan di
bawah naungan BUMN yang mengelola perbekalan farmasi dan alat
kesehatan. Maka dari itu, kegiatan yang dilakukan tidak lepas dari kegiatan
pengelolaan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian perbekalan
farmasi dan alat kesehatan.
4. PKF yang dilaksanakan di PBF IGM Cabang Mataram memberikan
banyak informasi mengenai PBF tempat melakukan praktik kerja farmasi.
5.2 Saran
Berikut adalah saran-saran yang kiranya dapat menjadi pelengkap
dalam melakukan pekerjan yang lebih baik lagi dimasa sekarang dan
kedepannya.
1. PT. Indofarma Global Medika Cabang Mataram diharapkan dapat lebih
teliti

dan

meningkatkan

pelayanan

dalam

melakukan

pekerjaan

pendistribusian, pelaporan, penerimaan dan lain sebagainya guna


memberikan kesan yang baik pada pelanggan.

30

2. Lebih meningkatkan kerjasama tim yang baik guna mendapatkan hasil


yang baik pula demi tegaknya Dasar Budaya dan Filosofi Indofarma
Global Medika Cabang Mataram.
3. Diharapkan agar waktu PKF lebih lama di Pedagang Besar Farmasi
agar dapat menyerap ilmu lebih banyak lagi.
4. Untuk panitia pelaksana PKF PBF diharapkan agar lebih matang
dalam perencanaan praktek kerja farmasi.
5. Untuk Mahasiswa PKF agar lebih disiplin dalam mentaati peraturan
yang ditetapkan baik dari pihak PBF maupun panitia pelaksana PKF.

31

Anda mungkin juga menyukai