Anda di halaman 1dari 19

BAB I PENDAHULUAN Tumor medula spinalis memang merupakan salah satu penyakit yang jarang terjadi dan karena

itulah banyak masyarakat yang belum mengetahui gejala-gejala serta bahaya dari penyakit ini. Pada umumnya, penderita yang datang berobat ke dokter atau ke rumah sakit sudah dalam keadaan parah (stadium lanjut) sehingga cara penanggulangannya hanya bersifat life-saving.1 Jumah kasus tumor medula spinalis di merika !erikat mencapai 1"# dari total jumlah tumor yang terjadi pada susunan saraf pusat dengan perkiraan insidensi sekitar $,"-%," kasus per 1$$.$$$ penduduk per tahun. Jumlah penderita pria hampir sama dengan &anita dengan sebaran usia antara '$ hingga "$ tahun. (iperkirakan %"# tumor terletak di segmen ser)ikal, ""# di segmen thorakal dan %$# terletak di segmen lumbosakral. !ementara di *ndonesia sendiri, belum ada.%,' Tumor medula spinalis terbagi menjadi dua, yaitu tumor primer dan tumor sekunder. Tumor primer merupakan tumor yang berasal dari medula spinalis itu sendiri sedangkan tumor sekunder merupakan anak sebar (mestastase) dari tumor di bagian tubuh lainnya. Tumor medula spinalis umumnya bersifat jinak (onset biasanya gradual) dan dua pertiga pasien dioperasi antara 1-% tahun setelah onset gejala. +ejala pertama dari tumor medula spinocerebellar penting diketahui karena dengan tindakan operasi sedini mungkin, dapat mencegah kecacatan.1,'

BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Definisi Tumor medula spinalis adalah tumor di daerah spinal yang dapat terjadi pada daerah cervical pertama hingga sacral, yang dapat dibedakan atas, .Tumor primer- 1) jinak yang berasal dari a) tulang, osteoma dan kondroma, b) serabut saraf disebut neurinoma (Schwannoma), c) berasal dari selaput otak disebut Meningioma, d) jaringan otak, Glioma, Ependimoma. %) ganas yang berasal dari a) jaringan saraf seperti, Astrocytoma, Neuro lastoma, b) sel muda seperti !ordoma" .. Tumor sekunder- merupakan anak sebar (metastase) dari tumor ganas di daerah rongga dada, perut , pelvis dan tumor payudara.1 II. Epidemiologi (i *ndonesia. jumlah penderita tumor medula spinalis belum diketahui secara pasti. Jumah kasus tumor medula spinalis di merika !erikat mencapai 1"# dari total jumlah tumor yang terjadi pada susunan saraf pusat dengan perkiraan insidensi sekitar $,"-%," kasus per 1$$.$$$ penduduk per tahun. Jumlah penderita pria hampir sama dengan &anita dengan sebaran usia antara '$ hingga "$ tahun. (iperkirakan %"# tumor terletak di segmen ser)ikal, ""# di segmen thorakal dan %$# terletak di segmen lumbosakral.%,' Tumor intradural intramedular yang tersering adalah ependymoma, astrositoma dan hemangioblastoma. /pendimoma lebih sering didapatkan pada orang de&asa pada usia pertengahan ('$-'0 tahun) dan jarang terjadi pada usia anak-anak. *nsidensi ependidoma kira-kira sama dengan astrositoma. (ua per tiga dari ependydoma muncul pada daerah lumbosakral.1 (iperkirakan '# dari frekuensi astrositoma pada susunan saraf pusat tumbuh pada medula spinalis. Tumor ini dapat muncul pada semua umur, tetapi yang tersering pada tiga dekade pertama. strositoma juga merupakan

tumor spinal intramedular yang tersering pada usia anak-anak, tercatat sekitar 0$# dari tumor intramedular pada anak-anak diba&ah umur 1$ tahun, dan sekitar 1$# pada remaja. (iperkirakan 1$# dari astrositoma spinalis berlokasi di segmen ser)ikal dan ser)ikotorakal. Tumor ini jarang ditemukan pada segmen torakal, lumbosakral atau pada conus medularis. 2emangioblastoma merupakan tumor )askular yang tumbuh lambat dengan pre)alensi '# sampai 1'# dari semua tumor intramedular medula spinalis. 3ata-rata terdapat pada usia '1 tahun, namun pada pasien dengan von #ippel$indau syndrome (425!) biasanya muncul pada dekade a&al dan mempunyai tumor yang multipel. 3asio laki-laki dengan perempuan 1,6 - 1.7," Tumor intradural ekstramedular yang tersering adalah sch&anoma, dan meningioma. !ch&anoma merupakan jenis yang tersering ("',8#) dengan insidensi laki-laki lebih sering dari pada perempuan, pada usia 7$-1$ tahun dan tersering pada daerah lumbal. 9eningioma merupakan tumor kedua tersering pada kelompok intradural-ekstramedullar tumor. 9eningioma menempati kira-kira %"# dari semua tumor spinal. !ekitar 6$# dari spinal meningioma terlokasi pada segmen thorakal, %"# pada daerah ser)ikal, '# pada daerah lumbal, dan %# pada foramen magnum.7," III. Klasifikasi .erdasarkan asal dan sifat selnya, tumor pada medula spinalis dapat dibagi menjadi tumor primer dan tumor sekunder. Tumor primer dapat bersifat jinak maupun ganas, sementara tumor sekunder selalu bersifat ganas karena merupakan metastasis dari proses keganasan di tempat lain seperti kanker paru-paru, payudara, kelenjar prostat, ginjal, kelenjar tiroid atau limfoma. Tumor primer yang bersifat ganas contohnya adalah astrositoma, neuroblastoma, dan kordoma, sedangkan yang bersifat jinak contohnya neurinoma, glioma, dan ependimoma.1 .erdasarkan lokasinya, tumor medula spinalis dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu tumor intradural dan ekstradural, di mana tumor intradural itu sendiri dibagi lagi menjadi tumor intramedular dan ekstramedular.

9acam-macam tumor medula spinalis berdasarkan lokasinya dapat dilihat pada Tabel 1.

+ambar 1. ( ) Tumor intradural-intramedular, (.) Tumor intraduralekstramedular, dan (:) Tumor /kstradural !umber- http-;;&&&.draryan.com;Portals;$;spinal#%$cord#%$tumors.jpg Tabel 1. Tumor 9edula !pinalis .erdasarkan +ambaran 2istologisnya
Ekstra d ral Intrad ral ekstramed lar Intrad ral intramed lar

:hondroblastoma :hondroma 2emangioma 5ipoma 5ymphoma 9eningioma 9etastasis <euroblastoma <eurofibroma =steoblastoma =steochondroma =steosarcoma !arcoma 4ertebral hemangioma

/pendymoma, tipe my>opapillary /pidermoid 5ipoma 9eningioma <eurofibroma Paraganglioma !ch&anoma

strocytoma /pendymoma +anglioglioma 2emangioblastoma 2emangioma 5ipoma 9edulloblastoma <euroblastoma <eurofibroma =ligodendroglioma Teratoma

I!. Etiologi dan Patogenesis


5

Penyebab tumor medula spinalis primer sampai saat ini belum diketahui secara pasti. .eberapa penyebab yang mungkin dan hingga saat ini masih dalam tahap penelitian adalah )irus, kelainan genetik, dan bahan-bahan kimia yang bersifat karsinogenik. dapun tumor sekunder (metastasis) disebabkan oleh sel-sel kanker yang menyebar dari bagian tubuh lain melalui aliran darah yang kemudian menembus dinding pembuluh darah, melekat pada jaringan medula spinalis yang normal dan membentuk jaringan tumor baru di daerah tersebut.8 Patogenesis dari neoplasma medula spinalis belum diketahui, tetapi kebanyakan muncul dari pertumbuhan sel normal pada lokasi tersebut. 3i&ayat genetik kemungkinan besar sangat berperan dalam peningkatan insiden pada anggota keluarga (syndromic group% misal pada neurofibromatosis. strositoma dan neuroependimoma merupakan jenis yang

tersering pada pasien dengan neurofibromatosis tipe % (<?%), di mana pasien dengan <?% memiliki kelainan pada kromosom %%. !pinal hemangioblastoma dapat terjadi pada '$# pasien dengan &on #ippel-$indou Syndrome sebelumnya, yang merupakan abnormalitas dari kromosom '.1 !. "anifestasi Klinis 9enurut :assiere, perjalanan penyakit tumor medula spinalis terbagi dalam tiga tahapan', yaitu (itemukannya sindrom radikuler unilateral dalam jangka &aktu yang lama !indroma .ro&n !e@uard Aompresi total medula spinalis atau paralisis bilateral Aeluhan pertama dari tumor medula spinalis dapat berupa nyeri radikuler, nyeri )ertebrae, atau nyeri funikuler. !ecara statistik adanya nyeri radikuler merupakan indikasi pertama adanya space occupying lesion pada kanalis spinalis dan disebut pseudo neuralgia pre phase. (ilaporkan 16# kasus tumor spinal sifat nyerinya radikuler, laporan lain menyebutkan 1$#

berupa nyeri radikuler, %7# nyeri funikuler dan 11# nyerinya tidak jelas '. <yeri radikuler dicurigai disebabkan oleh tumor medula spinalis bila <yeri radikuler hebat dan berkepanjangan, disertai gejala traktus piramidalis 5okasi nyeri radikuler diluar daerah predileksi 2<P seperti :"-8, 5'-7, 5" dan !1 Tumor medula spinalis yang sering menyebabkan nyeri radikuler adalah tumor yang terletak intradural-ekstramedular, sedang tumor intramedular jarang menyebabkan nyeri radikuler. Pada tumor ekstradural sifat nyeri radikulernya biasanya hebat dan mengenai beberapa radiks.' Tumor-tumor intrameduler dan intradural-ekstrameduler dapat juga dia&ali dengan gejala TT*A seperti- hidrosefalus, nyeri kepala, mual dan muntah, papiledema, gangguan penglihatan, dan gangguan gaya berjalan. Tumor-tumor neurinoma dan ependimoma mensekresi sejumlah besar protein ke dalam likuor, yang dapat menghambat aliran likuor di dalam kompartemen subarakhnoid spinal, dan kejadian ini dikemukakan sebagai suatu hipotesa yang menerangkan kejadian hidrosefalus sebagai gejala klinis dari neoplasma intraspinal primer." .agian tubuh yang menimbulkan gejala ber)ariasi tergantung letak tumor di sepanjang medula spinalis. Pada umumnya, gejala tampak pada bagian tubuh yang sele)el dengan lokasi tumor atau di ba&ah lokasi tumor. :ontohnya, pada tumor di tengah medula spinalis (pada segmen thorakal) dapat menyebabkan nyeri yang menyebar ke dada depan (girdleshape pattern) dan bertambah nyeri saat batuk, bersin, atau membungkuk. Tumor yang tumbuh pada segmen cer)ical dapat menyebabkan nyeri yang dapat dirasakan hingga ke lengan, sedangkan tumor yang tumbuh pada segmen lumbosacral dapat memicu terjadinya nyeri punggung atau nyeri pada tungkai.8 .erdasarkan lokasi tumor, gejala yang muncul adalah seperti yang terihat dalam Tabel % di ba&ah ini.
7

Tabel %. Tanda dan +ejala Tumor 9edula !pinalis


Lokasi %oramen "agn m Tanda dan #e$ala +ejalanya aneh, tidak laBim, membingungkan, dan tumbuh lambat sehingga sulit menentukan diagnosis. +ejala a&al dan tersering adalah nyeri ser)ikalis posterior yang disertai dengan hiperestesia dalam dermatom )ertebra ser)ikalis kedua (:%). !etiap akti)itas yang meningkatkan T*A (misal , batuk, mengedan, mengangkat barang, atau bersin) dapat memperburuk nyeri. +ejala tambahan adalah gangguan sensorik dan motorik pada tangan dengan pasien yang melaporkan kesulitan menulis atau memasang kancing. Perluasan tumor menyebabkan kuadriplegia spastik dan hilangnya sensasi secara bermakna. +ejala-gejala lainnya adalah pusing, disartria, disfagia, nistagmus, kesulitan bernafas, mual dan muntah, serta atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapeBius. Temuan neurologik tidak selalu timbul tetapi dapat mencakup hiperrefleksia, rigiditas nuchal, gaya Ser&ikal berjalan spastik, palsi <.*C hingga <.C*, dan kelemahan ekstremitas. 9enimbulkan tanda-tanda sensorik dan motorik mirip lesi radikular yang melibatkan bahu dan lengan dan mungkin juga menyerang tangan. Aeterlibatan tangan pada lesi ser)ikalis bagian atas (misal, diatas :7) diduga disebabkan oleh kompresi suplai darah ke kornu anterior melalui arteria spinalis anterior. Pada umumnya terdapat kelemahan dan atrofi gelang bahu dan lengan. Tumor ser)ikalis yang lebih rendah (:", :1, :8) dapat menyebabkan hilangnya refleks tendon ekstremitas atas (biseps, brakioradialis, triseps). (efisit sensorik membentang sepanjang tepi radial lengan ba&ah dan ibu jari pada kompresi :1, melibatkan jari tengah dan jari telunjuk pada lesi :8, dan lesi :8 menyebabkan hilangnya sensorik jari telunjuk dan jari tengah. Torakal !eringkali dengan kelemahan spastik yang timbul perlahan pada ekstremitas bagian ba&ah dan kemudian mengalami parestesia. Pasien dapat mengeluh nyeri dan perasaan terjepit dan tertekan pada dada dan abdomen, yang mungkin dikacaukan dengan nyeri akibat gangguan intratorakal dan intraabdominal. Pada lesi torakal bagian ba&ah, refleks perut bagian ba&ah dan tanda .ee)or (umbilikus menonjol apabila penderita pada posisi telentang mengangkat kepala mela&an suatu tahanan) dapat menghilang.

L m'osakral !uatu situasi diagnostik yang rumit timbul pada kasus tumor yang melibatkan daerah lumbal dan sakral karena dekatnya letak segmen lumbal bagian ba&ah, segmen sakral, dan radiks saraf desendens dari tingkat medula spinalis yang lebih tinggi. Aompresi medula spinalis lumbal bagian atas tidak mempengaruhi refleks perut, namun menghilangkan refleks kremaster dan mungkin menyebabkan kelemahan fleksi panggul dan spastisitas tungkai ba&ah. Juga terjadi kehilangan refleks lutut dan refleks pergelangan kaki dan tanda .abinski bilateral. <yeri umumnya dialihkan keselangkangan. 5esi yang melibatkan lumbal bagian ba&ah dan segmensegmen sakral bagian atas menyebabkan kelemahan dan atrofi otot-otot perineum, betis dan kaki, serta kehilangan refleks pergelangan kaki. 2ilangnya sensasi daerah perianal dan genitalia yang disertai gangguan kontrol usus dan kandung kemih merupakan tanda khas lesi yang mengenai Ka da Ek ina daerah sakral bagian ba&ah. 9enyebabkan gejala-gejala sfingter dini dan impotensi. Tnda-tanda khas lainnya adalah nyeri tumpul pada sakrum atau perineum, yang kadangkadang menjalar ke tungkai. Paralisis flaksid terjadi sesuai dengan radiks saraf yang terkena dan terkadang asimetris.

1.

Tumor Ekstradural !ebagian besar merupakan tumor metastase, yang menyebabkan kompresi pada medula spinalis dan terletak di segmen thorakalis. <yeri radikuler dapat merupakan gejala a&al pada '$# penderita tetapi kemudian setelah beberapa hari, minggu;bulan diikuti dengan gejala mielopati. <yeri biasanya lebih dari 1 radiks, yang mulanya hilang dengan istirahat, tetapi semakin lama semakin menetap;persisten, sehingga dapat merupakan gejala utama, &alaupun terdapat gejala yang berhubungan dengan tumor primer. <yeri pada tumor metastase ini dapat terjadi spontan, dan sering bertambah dengan perkusi ringan pada )ertebrae, nyeri demikian lebih dikenal dengan nyeri )ertebrae. Tumor 9etastasis Aeganasan /kstradural" 9emiliki ciri-ciri sebagai berikut-

!ebagian besar tumor spinal (D6$ #) merupakan metastasis keganasan terutama dari paru-paru, payudara, ginjal, prostat, kolon, tiroid, melanoma, limfoma, atau sarkoma. Eang pertama dilibatkan adalah korpus )ertebra. Predileksi lokasi metastasis tumor paru, payudara dan kolon adalah daerah toraks, sedangkan tumor prostat, testis dan o)arium biasanya ke daerah lumbosakral. +ejala kompresi medula spinalis kebanyakan terjadi pada le)el torakal, karena diameter kanalisnya yang kecil (kira-kira hanya 1 cm). +ejala akibat metastasis spinal dia&ali dengan nyeri lokal yang tajam dan kadang menjalar (radikuler) serta menghebat pada penekanan atau palpasi. 2. Tumor Intradural-Ekstramedular3 Tumor ini tumbuh di radiks dan menyebabkan nyeri radikuler kronik progresif. Aejadiannya F 8$# dari tumor intradural, dan jenis yang terbanyak adalah neurinoma pada laki-laki dan meningioma pada &anita. a. <eurinoma (!ch&annoma) 9emiliki karakteristik sebagai berikut .erasal dari radiks dorsalis Aejadiannya F '$# dari tumor ekstramedular %;' kasus keluhan pertamanya berupa nyeri radikuler, biasanya pada satu sisi dan dialami dalam beberapa bulan sampai tahun, sedangkan gejala lanjut terdapat tanda traktus piramidalis '0# lokasinya disegmen thorakal

b. 9eningioma

10

9emiliki ciri-ciri sebagai berikut F 6$# terletak di regio thorakalis dan F1$# pada &anita usia pertengahan Pertumbuhan lambat Pada F %"# kasus terdapat nyeri radikuler, tetapi lebih sering dengan gejala traktus piramidalis diba&ah lesi, dan sifat nyeri radikuler biasanya bilateral dengan jarak &aktu timbul gejala lain lebih pendek 3. Tumor Intradural-Intramedular3,6 5ebih sering menyebabkan nyeri funikuler yang bersifat difus seperti rasa terbakar dan menusuk, kadang-kadang bertambah dengan rangsangan ringan seperti electric shock like pain (5hermitte sign). a. /pendimoma 9emiliki karakteristik sebagai berikut

3ata-rata penderita berumur di atas 7$ tahun Ganita lebih dominan <yeri terlokalisir di tulang belakang <yeri meningkat saat malam hari atau saat bangun <yeri disestetik (nyeri terbakar) 9enunjukkan gejala kronis Jenis miksopapilari rata-rata pada usia %1 tahun, pria lebih dominan strositoma

b.

9emiliki ciri-ciri sebagai berikutPre)alensi pria sama dengan &anita <yeri terlokalisir pada tulang belakang <yeri bertambah saat malam hari Parestesia (sensasi abnormal)

11

c. 2emangioblastoma 9emiliki karakter sebagai berikut

+ejala muncul pertama kali saat memasuki usia 7$ tahun Penyakit herediter (misal, &on #ippel-$indau Syndrome) tampak pada 1;' dari jumlah pasien keseluruhan. Penurunan sensasi kolumna posterior <yeri punggung terlokalisir di sekitar lesi

!I. Diagnosis( !elain dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis tumor medula spinalis dapat ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan penunjang seperti di ba&ah ini. a. 5aboratorium :airan spinal (:!?) dapat menunjukkan peningkatan protein dan >antokhrom, dan kadang-kadang ditemukan sel keganasan. (alam mengambil dan memperoleh cairan spinal dari pasien dengan tumor medula spinalis harus berhati-hati karena blok sebagian dapat berubah menjadi blok komplit cairan spinal dan menyebabkan paralisis yang komplit. b. ?oto Polos 4ertebrae ?oto polos seluruh tulang belakang 18-6"# abnormal. Aemungkinan ditemukan erosi pedikel (defek menyerupai Hmata burung hantuI pada tulang belakang lumbosakral P) atau pelebaran, fraktur kompresi patologis, scalloping badan )ertebra, sklerosis, perubahan osteoblastik (mungkin terajdi mieloma, :a prostat, hodgkin, dan biasanya :a payudara. c. :T-scan :T-scan dapat memberikan informasi mengenai lokasi tumor, bahkan terkadang dapat memberikan informasi mengenai tipe tumor. Pemeriksaan ini juga dapat membantu dokter mendeteksi adanya edema, perdarahan dan keadaan lain yang berhubungan. :T-scan juga dapat

12

membantu dokter menge)aluasi hasil terapi dan melihat progresifitas tumor. d. 93* Pemeriksaan ini dapat membedakan jaringan sehat dan jaringan yang mengalami kelainan secara akurat. 93* juga dapat memperlihatkan gambar tumor yang letaknya berada di dekat tulang lebih jelas dibandingkan dengan :T-scan. !II. Diagnosis Banding) myotrophic 5ateral !clerosis ( 5!)

5umbar (*nter)ertebral) (isk (isorders 9echanical .ack Pain .ro&n-!e@uard !yndrome *nfeksi 9edula !pinalis :auda /@uina !yndrome !III. Penatalaksanaan*+ Penatalaksanaan untuk sebagian besar tumor baik intramedular maupun ekstramedular adalah dengan pembedahan. Tujuannya adalah untuk menghilangkan tumor secara total dengan menyelamatkan fungsi neurologis secara maksimal. Aebanyakan tumor intradural-ekstramedular dapat direseksi secara total dengan gangguan neurologis yang minimal atau bahkan tidak ada post operatif. Tumor-tumor yang mempunyai pola pertumbuhan yang cepat dan agresif secara histologis dan tidak secara total dihilangkan melalui operasi dapat diterapi dengan terapi radiasi post operasi.1 Terapi yang dapat dilakukan pada tumor medulla spinalis adalah a. Deksamet,ason- 1$$ mg (mengurangi nyeri pada 6" # kasus, mungkin juga menghasilkan perbaikan neurologis).

13

'. Penatalaksanaan 'erdasar e&al asi radiografik .ila tidak ada massa epidural- ra&at tumor primer (misalnya dengan sistemik kemoterapi), terapi radiasi lokal pada lesi bertulang, analgesik untuk nyeri. .ila ada lesi epidural, lakukan bedah atau radiasi (biasanya '$$$7$$$ c+y pada 1$> pera&atan dengan perluasan dua le)el di atas dan di ba&ah lesi), radiasi biasanya seefektif seperti laminektomi dengan komplikasi yang lebih sedikit. -. Penatalaksanaan dar rat .pem'eda,an/ radiasi0 'erdasarkan dera$at 'lok dan ke-epatan deteriorasi bila D 6$ # blok komplit atau perburukan yang cepatpenatalaksanaan sesegera mungkin (bila mera&at dengan radiasi, teruskan deksamethason keesokan harinya dengan %7 mg *4 setiap 1 jam selama % hari, lalu diturunkan (tappering) selama radiasi, selama % minggu. bila J 6$ # blok- pera&atan rutin (untuk radiasi, lanjutkan deksamethason 7 mg selama 1 jam, diturunkan (tappering) selama pera&atan sesuai toleransi. d. 1adiasi Terapi radiasi direkomendasikan umtuk tumor intramedular yang tidak dapat diangkat dengan sempurna. (osisnya antara 7" dan "7 +y. e. Pem'eda,an Tumor biasanya diangkat dengan sedikit jaringan sekelilingnya dengan teknik myelotomy. spirasi ultrasonik, laser, dan mikroskop digunakan pada pembedahan tumor medula spinalis.

14

'ndikasi pem edahan( Tumor dan jaringan tidak dapat didiagnosis (pertimbangkan biopsi bila lesi dapat dijangkau). :atatan- lesi seperti abses epidural dapat terjadi pada pasien dengan ri&ayat tumor dan dapat disalahartikan sebagai metastase. 9edula spinalis yang tidak stabil (unstable spinal). Aegagalan radiasi (percobaan radiasi biasanya selama 76 jam, kecuali signifikan atau terdapat deteriorasi yang cepat), biasanya terjadi dengan tumor yang radioresisten seperti karsinoma sel ginjal atau melanoma. 3ekurensi (kekambuhan kembali) setelah radiasi maksimal. I2. Komplikasi)34 Aomplikasi yang mungkin pada tumor medula spinalis antara lain Paraplegia Kuadriplegia *nfeksi saluran kemih Aerusakan jaringan lunak Aomplikasi pernapasan Aomplikasi yang muncul akibat pembedahan adalah (eformitas pada tulang belakang post operasi lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding orang de&asa. (eformitas pada tulang belakang tersebut dapat menyebabkan kompresi medula spinalis. !etelah pembedahan tumor medula spinalis pada ser)ikal, dapat terjadi obstruksi foramen 5uschka sehingga menyebabkan hidrosefalus. 2. Prognosis

15

Tumor dengan gambaran histopatologi dan klinik yang agresif mempunyai prognosis yang buruk terhadap terapi. Pembedahan radikal mungkin dilakukan pada kasus-kasus ini. Pengangkatan total dapat menyembuhkan atau setidaknya pasien dapat terkontrol dalam &aktu yang lama. ?ungsi neurologis setelah pembedahan sangat bergantung pada status pre operatif pasien. Prognosis semakin buruk seiring meningkatnya umur (D1$ tahun).6

16

BAB III KESI"PULAN Tumor medula spinalis adalah tumor di daerah spinal yang dapat terjadi pada daerah cervical pertama hingga sacral" Tumor medula spinalis dapat dibagi menjadi tiga kelompok, berdasarkan letak anatomi dari massa tumor. Pertama, kelompok ini dibagi dari hubungannya dengan selaput menings spinal, diklasifikasikan menjadi tumor intradural dan tumor ekstradural. !elanjutnya, tumor intradural sendiri dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu tumor yang tumbuh pada substansi dari medula spinalis itu sendiri (tumor intramedular) serta tumor yang tumbuh pada ruang subarachnoid (ekstramedular). Tumor-tumor intrameduler dan intradural-ekstrameduler dapat juga dia&ali dengan gejala T*A seperti- hidrosefalus, nyeri kepala, mual dan muntah, papiledema, gangguan penglihatan, dan gangguan gaya berjalan. Tumor-tumor neurinoma dan ependimoma mensekresi sejumlah besar protein ke dalam likuor, yang dapat menghambat aliran likuor di dalam kompartemen subarakhnoid spinal, dan kejadian ini dikemukakan sebagai suatu hipotesa yang menerangkan kejadian hidrosefalus sebagai gejala klinis dari neoplasma intraspinal primer. +ejala umum akibat adanya kompresi, antara lainL Nyeri Aompresi dari suatu tumor dapat merangsang jaras-jaras saraf yang terdapat dalam medula spinalis dan menimbulkan nyeri yang seakan-akan berasal dari berbagai bagian tubuh (nyeri difus). <yeri ini biasanya menetap, kadang bertambah berat dan terasa seperti terbakar. ) *eru ahan sensori

17

Aebanyakan pasien dengan tumor medula spinalis mengalami kehilangan sensasi. .iasanya mati rasa dan hilangnya sensiti)itas kulit terhadap suhu. ) *ro lem Motorik +ejala a&alnya dapat berupa kelemahan otot, spastisitas, dan ketidakmampuan untuk menahan kencing atau buang air besar. Jika tidak diterapi gejala dapat memburuk termasuk diantaranya atrofi otot dan kelumpuhan. .ahkan, pada beberapa orang dapat berkembang menjadi ataksia. :airan spinal, :omputed Tomographic (:T) myelography, dan 93* spinalis merupakan tes yang paling sering digunakan dalam menge)aluasi pasien dengan lesi pada medula spinalis. 93* merupakan modalitas pencitraan primer untuk penyebaran ke medula, reduksi ruang :!? disekitar tumor. :airan spinal (:!?) dapat menunjukkan peningkatan protein dan !antokhrom, dan kadangkadang ditemukan sel keganasan. (alam mengambil dan memperoleh cairan spinal dari pasien dengan tumor medula spinalis harus berhati-hati karena blok sebagian dapat berubah menjadi blok komplit cairan spinal dan menyebabkan paralisis yang komplit. Penatalaksanaan untuk sebagian besar tumor baik intramedular maupun ekstramedular secara maksimal. adalah dengan pembedahan. Tujuannya adalah untuk menghilangkan tumor secara total dengan menyelamatkan fungsi neurologis

18

DA%TA1 PUSTAKA 1. %. '. 2akim, . . %$$1. *ermasalahan serta *enanggulangan +umor ,tak dan Sumsum +ulang -elakang. 9edan- Mni)ersitas !umatera Mtara. 2uff, Japardi, J.!. %$1$. Spinal %$$%. .ord Neoplasma. +horakalis. Nserial Nserial onlineO. onlineO. http-;;emedicine.medscape.com;article;88068%-print. N1" <o)ember %$1'O. *skandar. /adikulopati http-;;repository.usu.ac.id;bitstream;1%'7"1860;1007;1;bedah-iskandar #%$japardi7'.pdf. N1" <o)ember %$1'O. 7. merican :ancer !ociety. %$$0. -rain and Spinal .ord +umor in Adults . http-;;&&&.cancer.org;acs;groups;cid;documents;&ebcontent;$$'$66-pdf. N11 <o)ember %$1'O. ". 1. 9umenthaler, 9. and 9attle, 2. %$$1. 0undamental of Neurology. <e& Eork- Thieme. Page 171-178. 2arrop, (.!. and !haran, 'ntradural 8. .(. %$$0. Spinal .ord +umors - Management of Neoplasms. Nserial onlineO. 'ntramedullary

http-;;emedicine.medscape.com;article;%70'$1-print. N1" <o)ember %$1'O. <ational *nstitute of <eurological (isorders and !troke. %$$". -rain and Spinal .ord +umors - #ope +hrough /esearch. Nserial onlineO. http-;;&&&.ninds.nih.go);disorders;brainandspinaltumors;detailPbrainandspi naltumors.htm. N18 <o)ember %$1'O. 6. !atyanegara. %$1$. 'lmu -edah Saraf. /disi *4. Jakarta- PT. +ramedia Pustaka Mtama.

19

Anda mungkin juga menyukai