Anda di halaman 1dari 4

Perawatan Gigi Non Vital Dengan Apeksifikasi

Cut Nurliza

Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

BAB I
PENDAHULUAN

Apeksifikasi adalah suatu perawatan endodontik yang bertujuan untuk
merangsang perkembangan lebih lanjut atau meneruskan proses pembentukan apeks
gigi yang belum tumbuh sempurna tetapi sudah mengalami kematian pulpa dengan
membentuk suatu jaringan keras pads apeks gigi tersebut (2,3,4).
Perawatan apeksifikasi diindikasikan pada gigi non vital dimana foramen
apikalnya masih terbuka atau belum terbentuk sempurna. Perawatan apeksifikasi ini
tidak dilakukan jika ada kelainan periapikal (3,4).
Teknik perawatan apeksifikasi telah dilakukan oleh beberapa sarjana seperti
Chawla HS, Frank (1966) dan Fisher (1972) dimana teknik dan obat yang dipakai
terdapat sedikit perbedaan tetapi pada prinsipnya sama yaitu mengharapkan
terbentuknya jaringan keras pada basian apikal. Perawatan apeksifikasi dapat
dilakukan dengan sekali kunjungan, dua atau lebih kunjungan. Menurut Fisher
berdasarkan pertimbansan bahwa kerja bahan pengisian kalsium hidroksid menjadi
kurang efektif pada lingkungan jaringan yang tidak steril, maka perawatan
apeksifikasi dilakukan dengan dua atau lebih kunjungan untuk mendapatkan hasil
perawatan yang diharapkan (1,2,3,4,5).
Faktor-faktor keberhasilan perawatan apeksifikasi yaitu tidak ada rasa sakit spontan
demikian pula rasa sakit pada waktu perkusi dan palpasi, pemeriksaan rotgen foto
terlihat pembentukan jaringan keras yang nampak radiopak pada apeks gigi, jaringan
lunak di sekitar gigi dalam keadaan normal (1,3,4).
Dalam paper ini penulis akan membahas mengenai perawatan gigi non vital
dengan apeksifikasi.

BAB 2
PENGERTIAN, INDIKASI, KONTRA INDIKASI DAN TEKNIK
PERAWATAN GIGI NON VITAL DENGAN APEKSIFIKASI

Pengertian
Apeksifikasi adalah suatu perawatan endodontik yang bertujuan untuk
merangsang perkembangan lebih lanjut atau meneruskan proses pembentukan apeks
gigi yang belum tumbuh sempurna tetapi sudah mengalami kematian pulpa dengan
membentuk suatu jaringan keras pada apeks gigi tersebut. Apeksifikasi ini merupakan
suatu perawatan pendahuluan pada perawatan endodontik dengan menggunakan
kalsium hidroksid sebagai bahan pengisian saluran akar yang bersifat sementara pada
gigi non vital dengan apeks gigi yang terbuka atau belum terbentuk sempurna. Setelah
dilakukan apeksifikasi diharapkan terjadinya penutupan saluran akar pada bagian
apikal. Dengan diperolehnya keadaan tersebut selanjutnya dapat dicapai pengisian
saluran akar yang sempurna dengan bahan pengisian saluran akar yang tetap (guta
perca) (2,3,4).


e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
1
lndikasi
Perawatanapeksifikasi dilakukan pada (3,4) :
- Gigi dewasa muda non vital
- Foramen apikalnya masih terbuka atau belum terbentuk sempurna

Kontra Indikasi
Perawatan apeksifikasi tidak dilakukan jika gigi dewasa muda non vital
dijumpai kelainan periapikal (4).

Teknik Perawatan
Sehubungan dengan pendapat Fisher (1872) yang menyatakan bahwa kerja
kalsium hidroksid menjadi kurang efektif pada lingkungan jaringan yang tidak steril,
maka pada perawatan apeksifikasi dilakukan dengan dua kali kunjungan. Pengisian
saluran akar yang digunakan pada perawatan apeksifikasi ini adalah kalsium
hidroksid. Hal ini disebabkan karena kondisi PH yang tinggi dari kalsium hidroksid
mempunyai potensi untuk proses kalsifikasi J aringan messenchym di daerah apikal.
Pengarub CMCP (Camphorated Parachlorophenol) mempunyai sifat desinfeksi
terhadap kuman-kuman yang masih ada serta tidak mengiritasi jaringan. Teknik
perawatan apeksifikasi yang dilakukan Fisher adalah sebagai berikut (3,4) :

Perawatan pada kunjungan pertama
1. Rontgen foto
2. Pembukaan atap pulpa
3. Menentukan panjang kerja gigi
4. Preparasi ruang pulpa diikuti dengan penghalusan dinding ruang pulpa
5. Irigasi dengan H
2
O
2
3% dan NaOCl 2% untuk membersihkan kotoran-kotoran
ruang pulpa, kemudian keringkan dengan paper point steril
6. Setelah itu ditutup dengan cotton pellet yang ditetesi dengan CMCP yang
diletakkan pada kamar pulpa dan minggu steril ditutup dengan tambalan
sementara, Setelah 1-2 kemudian untuk perawatan selanjutnya.

Perawatan pada kunjungan kedua :
1. Tumpatan sementara dibuka, cotton pellet dike1uarkan, keadaan saluran akar
diperiksa dengan paper point steri1. Bi1a saluran akar masih basah di1akukan
perawatan kembali.
2. Bi1a sudah kering, saluran akar diirigasi untuk membersihkan sisa-sisa kotoran
yang tersisa, kemudian dikeringkan dengan paper point steril. Disiapkan
campuran kalsium hidroksid dengan CMCP dengan konsisitensi campuran yang
kenta1.
3. Masukkan campuran tadi ke da1am saluran akar dengan menggunakan endodontik
pluger, lentulo, atau syringe diusahakan campuran kalsium hidroksid tidak
melewati apika1 gisi. Pada pengisian ini kepekaan pasien digunakan sebagai
petunjuk dalam menentukan keda1aman pengisian campuran kalsium hidroksid
dan per1u juga dilakukan pengecekan secara radiografis untuk memeriksa ke
da1am pengisian saluran akar.
4. Setelah pengisian saluran akar, diletakkan cotton pellet steril di kamar pulpa
kemudian diberikan zinc oxide phospat.

Kemudian, dengan pemeriksaan klinis dan radiografis mengetahui ada atau tidaknya
penutupan apeks yang berupa pembentukan jaringan keras di daerah apeks. Bila

e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
2
dalam pemeriksaan ini ternyata perawatan berhasil, maka kalsium hidroksid
dikeluarkan dan dibersihkan dari saluran akar dan pengisian dengan guta perca dapat
dilakukan (3,4).


BAB 3
FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN
PERAWATAN APEKSIFIKASI

Keberhasilan perawatan apeksifikasi secara klinis jika proses penyembuhan
mulai berlangsung, pasien akan terbebas dari rasa sakit dan penutupan apeks akan
terbentuk. Dalam hal ini pasien terbebas dari rasa sakit spontan, demikian pula rasa
sakit waktu perkusi dan palpasi (1,3) .
Secara rontgen foto keberhasilan perawatan apeksifikasi terlihat gambaran
radiopak di sepanjang bagian saluran akar yang berarti telah terjadi penutupan tepi
saluran akar yang berarti telah terjadi penutupan pada bagian apeks gigi dan tidak
dijumpai adanya gambaran radiolusen yang merupakan tanda patologis dibagian
periapikal (1,2,3).
Menurut Frank (1966) ada 4 tipe hasil perawatan apeksifikasi (4) :
1. Terjadi penutupan saluran akar dan apeks gigi secara normal
2. Penutupan apeks gigi tanpa terjadinya perubahan ruang saluran akar
3. Terlihat gambaran secara rontgen foto pada apeks dan saluran akar berupa calcific
bridge yang letaknya lebih ke korona
4. Tidak ada perubahan secara rontgen foto pada apeks tetapi dengan memakai alat
terasa ada sumbatan di bagian

Setelah 6 bulan pengisian saluran akar dengan kalsium hidroksid-CMCP pada
perawatan apeksifikasi, pasien disuruh kembali dan dibuat rontgen foto. Pada rontgen
foto terlihat 4 gambar hasil perawatan apeksifikasi yang berhasil seperti gambar
berikut (5) :













Gambar 1
a. Apeks bertumbuh terus disertai dengan penutupan saluran akar
b. Terlihat penutupan apeks tetapi tidak ada perubahan pada saluran akal
c. Tidak ada perubahan pada gambaran rontgen foto tetapi bila dimasukkan
instrumen terasa ada benturan atau tahanan pada apeks
d. Gambaran rontgen foto terlihat adanya klasifikasi pada apeks (Weine FS.
Endodontic therapy, 3th ed, the C.V. Mosby co, St Louis, 1992: 574)

e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
3
BAB 4
K E S I M P U L A N

Apeksifikasi dilakukan pada gigi dewasa muda non vital dimana foramen
apikalnya masih terbuka masih terbuka atau belum terbentuk sempurna dan bertujuan
merangsang perkembangan lebih lanjut atau meneruskan proses pembentukan apeks
gigi tersebut.
Apeksifikasi ini merupakan suatu perawatan pendahuluan pada perawatan
endodontik. Teknik perawatan apeksifikasi menurut Fisher dilakukan dengan dua kali
kunjungan. Sebagai bahan pengisian saluran akar yang bersifat sementara adalah
kalsium hidroksid-CMCP. Setelah dilakukan apeksifikasi selanjutnya dilakukan
pengisian saluran akar guta perca
Keberhasilan perawatan apeksifikasi ditandai dengan pasien akan terbebas dari
rasa sakit spontan, demikian pula rasa sakit waktu perkusi dan palpasi. Pada rontgen
foto terlihat gambaran radiopak di sepanjang bagian saluran akar yang berarti telah
terjadi penutupan pada apeks gigi, jaringan lunak di sekitar gigi dalam keadaan
normal atau tidak dijumpai adanya gambaran radiolusen yang merupakan tanda
patologis di bagian periapikal.


Daftar Pustaka

1. Chawla HS, Tewari A, Ramakrisnan E. A Study of apexification without a
catalyst paste, J ournal of Dentistry of Children, Nov Dec, 1980: 431-4
2. Grossman LI. Endodontics practice, 9 th ed, Lea & Febiger, Philadelphia,
1978:119
3. Roedjito B. Pemakaian kalsium hidroksid untuk menanggulangi kelainan peripikal
pada perawatan pulpektomi, Majalah Kedokteran Gigi FKG USAKTI, No. 11,
1989: 89-98
4. Soedjadi O. Apeksifikasi pada gigi non vital dengan foramen apikal masih
terbuka, Kumpulan ceramah ilmiah, HUT ke XXII, FKG USU, 1983: 71-6
5. Weine FS. Endodontic therapy, 3 th ed, the CV. Mosby Co, St. Louis, 1982: 571-
74

e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
4

Anda mungkin juga menyukai