Anda di halaman 1dari 13

Faktor Mempengaruhi Baku Mutu

Baku mutu lingkungan merupakan batas atau akadar makhluk hidup, zat, energi, atau kompinen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar lingkungan yang ditenggang adanya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup. terdapat 5 jenis baku mutu lingkungan, yaitu: 1. Baku mutu air 2. Baku mutu udara ambien 3. Baku mutu emisi gas dan partikel buang 4. Baku mutu air laut 5. Baku mutu limbah cair Baku mutu dan nilai ambang batas sebenrany berbeda perbedaan itu antara lain: 1. Baku mutu untuk lengkungan ambien, sedangkan nilai ambang batas untuk lingkungan kerja. 2. Waktu pemaparan pada baku mutu adalh 24jam, sedangkan pada nilai ambang batas adalah 8jam per hari. 3. pada baku buku yang menjadi target terpapar adalah semua kelompok umur, sedangkan pada nilai ambang batas adalah pekerja. 4. Baku mutu memiliki kadar yang lebih kecil sedangkan nilai ambang batas memiliki kadar yang lebih besar. Baku Mutu Air Baku mutu air terbagi atas 2, yaitu baku mutu aliran dan baku mutu effluen. Baku mutu aliran merupakan persyaratan mutu air bagi sumber air seperti sungai, danau, air tanah yang disusun dengan mempertimbangkan pemanfaat air tersebut, kemampuan mengencerkan dan membersihkan diri terhadap beban pencemaran dan faktor ekonomis. Ciri-ciri baku mutu aliran: 1. Untuk mengatur kualitas badan air 2. Untuk daerah yang sedikit industri 3. Pengawasan lebih sulit 4. Syarat untuk industri sejenis beda

Baku mutu effluen merupakan persyaratan mutu air limbah yang dialirkan ke sumber air, sawah, tanah, dan tempat-tempat lain dengan mempertimbangkan pemanfaatan sumber air yang bersangkutan dan faktor ekonomi pengelolaan air buangan. Ciri-ciri baku mutu effluen; 1. Mengatur buangan ke badan air 2. Untuk daerah yang banyak industri 3. Pengawasan yang dilakukan lebih mudah 4. Syarat untuk industri sejenis sama. Penggolongan badan air menurut PP No 2o Tahun 1990:

1. Golongan A, untuk air minum tanpa pengolahan 2. Golongan B, untuk bahan bak air minum 3. Golongan C, untuk keperluan perikanan dan pertanian 4. Golongan D, untuk pertanian, usaha perkotaan, industri 5. Golongan E, untuk selain di atas, seperti transportasi.

Logo Aman Lingkungan


Jadilah konsumen pintar dengan mampu memilih produk yang ramah lingkungan. Caranya, dengan membaca logo yang tertera pada kemasan produk. Logo yang sudah kerap kita temukan di kemasan produk, artinya bahwa bahan dasar barang tersebut bisa didaur ulang, baik dilakukan sendiri di rumah atau dikembalikan kepada produsen.

Bahan dasar produk maupun kemasannya aman untuk lingkungan. Produk kertas tisu, misalnya, berarti bebas klorin dan terbuat dari kertas daur ulang. Deterjen berlogo ini, berarti sudah teruji ramah lingkungan.

Logo Green Dot, merupakan simbol lisensi dari jaringan industri Eropa yang menggunakan kemasan berbahan material yang bisa didaur ulang.

Produsen mengklaim tidak melakukan tes pada hewan dalam keseluruhan proses produksi dari barang yang Anda beli. Umumya terdapat pada produk kosmetik.

Logo ini berarti Anda diminta untuk menyimpan produk tersebut dengan baik, tidak diletakkan dan dibuang sembarangan setelah produk habis digunakan. Sangat berguna untuk mengingatkan kita untuk tidak buang sampah sembarangan.

Wadah plastik atau melamin aman untuk dipanaskan dalam microwave atau oven karena tahan terhadap suhu tinggi. Sebaliknya, bila logo bercoret garis maka wadah tersebut dilarang dipanaskan dengan microwave.

Simbol Food Grade yang menandakan bahwa wadah tersebut aman untuk menyimpan makanan dan minuman. Bila logo bercoret berarti wadah tersebut dikategorikan Non Food Grade.

Freezer Safe, artinya wadah tersebut aman untuk menyimpan makanan dan minuman di dalam suhu rendah, yaitu di dalam freezer. Logo bercoret berarti sebaliknya.

Logo Fair Trade Certified ini dicantumkan pada kemasan produk yang melakukan pemberdayaan terhadap petani, peternak dan pekerja di produsen barang tersebut, agar terangkat dari garis kemiskinan.

1. Pakaian boleh dicuci dengan berbagai macam sabun pencuci. 2. Cuci pakaian dengan menggunakan Perchlorethylene dan zat pembersih ringan. 3. Pakaian hanya bisa dicuci dengan bahan lembut atau mild detergent (CFC113). 4. Pakaian tidak boleh dicuci kering atau drycleaning.

1. Pakaian tersebut aman bila diberi pemutih berbahan klorin. 2. Pakaian tidak boleh diberi pemutih.

Kementerian Lingkungan Hidup Mencapai Kesepakatan Mengenai Skema Ekolabel Indonesia Untuk Produk Manufaktur. Kementerian Lingkungan Hidup dan pihak terkait dalam perkembangan Ekolabel di Indonesia pada tanggal 19 November 2003 mengadakan workshop tentang Skema Ekolabel Indonesia yang Dihadiri oleh Sekitar 75 peserta yang mewakili para pemangku kepentingan. Dalam workshop tersebut telah tercapai kesepakatan mengenai Skema Ekolabel Indonesia. Workshop ini bertujuan untuk membangun kesepahaman dan mencapai kesepakatan mengenai Skema Ekolabel Indonesia yang berfokus pada produk manufaktur. Pembicara yang hadir dalam workshop tersebut diantaranya adalah dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Badan Standarisasi Nasional (BSN), Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), PT. Astra International TBK., Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI) dan tenaga ahli ekolabel dari JICA. Sementara peserta yang hadir berasal dari berbagai asosiasi industri, instansi pemerintah terkait, KADIN, LSM Lingkungan, Lembaga Sertifikasi, Konsultan, Lembaga Penelitian dan lain-lain. Ekolabel pada dasarnya adalah sarana untuk menyampaikan informasi yang akurat verifiable dan tidak menyesatkan konsumen mengenai aspek lingkungan dari suatu produk (barang atau jasa), komponen atau kemasannya. Aspek lingkungan tersebut diantaranya adalah biodegradability (kemudahan bahan terurai di lingkungan), konsumsi air atau energi per ton produk, recyclability (kemudahan bahan didaur ulang), toksisitas (tingkat bahaya racun bagi orang atau biota lain), dan lain-lain.

Program ekolabel ini bertujuan untuk mendorong permintaan dan penawaran produk ramah lingkungan di pasar sekaligus mendorong perbaikan lingkungan secara berkelanjutan. Program ekolabel Indonesia akan mengadopsi konsep ekolabel yang berdasarkan multikriteria dan sertifikasi oleh pihak ketiga yang kompeten dengan tujuan untuk memudahkan masyarakat Indonesia dalam mengimplementasikan. Sementara itu, kredibilitas ekolabel dapat dijaga oleh stakeholders. Dalam Skema Ekolabel Indonesia ini, perumusan kriteria Ekolabel Nasional serta persyaratan dan prosedur kerja Lembaga Sertifikasi Ekolabel mengacu kepada aturan ekolabel dab sertifikasi produk yang diakui secara internasional, mengikuti sistem ISO khususnya ISO 14000. Pada hari ini juga akan diluncurkan Lomba Logo Ekolabel Indonesia yang merupakan kerjasama antara Kementerian Lingkungan Hidup dan berbagai pihak terkait dalam perkembangan ekolabel di Indonesia. Lomba Logo Ekolabel Indonesia ini mendapat dukungan dari JICA (the Japan International Cooperation Agency), sebuah lembaga yang dibentuk Pemerintah Jepang yang bertujuan mengembangkan kerjasama internasional di bidang sosial dan ekonomi bagi negara-negara berkembang.

Yang Layak Menjaga Lingkungan


Dengan jumlah penduduk 6.525.170.264 jiwa, bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah lingkungan yang serius. Enam masalah lingkungan yang utama tersebut adalah ledakan jumlah penduduk, menipisnya sumber daya alam, perubahan iklim global, kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam, serta peningkatan polusi dan kemiskinan. Dapat dibayangkan betapa besar kerusakan alam yang terjadi karena jumlah populasi yang besar, konsumsi sumber daya alam dan polusi yang meningkat, sedangkan teknologi saat ini belum bisa menyelesaikan permasalahan tersebut. Para ahli menyimpulkan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh praktek pembangunan tanpa memperhatikan kelestarian alam, atau disebut pembangunan yang tidak berkelanjutan. Di sisi lain, UN (United Nations) telah menyusun sebuah konsep Sustainable Development (Pembangunan Berkelanjutan) untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas. Konsep ini didefinisikan sebagai: Pembangunan yang memenuhi kebutuhan manusia saat ini dengan mempertimbangkan kebutuhan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya. Hal ini tertuang secara integratif dalam Brundtland Report (Our Common Future) tahun 1987. Penerapan konsep Sustainable Development saat ini ternyata jauh dari harapan. Kesulitan penerapannya terutama terjadi di negara berkembang, salah satunya Indonesia. Sebagai contoh, setiap tahun di negara kita diperkirakan terjadi penebangan hutan seluas 3.180.243 ha (atau seluas 50 kali luas kota Jakarta); hal ini diikuti oleh punahnya flora dan fauna langka. Hal ini sangat jelas menggambarkan kehancuran alam yang terjadi saat ini.

Dapat diambil bukti nyata kerusakan alam di atas dari berbagai bencana alam yang terjadi. Di antara tahun 2005-2006 tercatat terjadinya 330 bencana banjir, 69 bencana tanah longsor, 7 bencana letusan gunung berapi, 241 gempa bumi, dan 13 bencana tsunami. Dapat disimpulkan bahwa bencana longsor dan banjir disebabkan terutama oleh perusakan hutan dan pembangunan yang mengabaikan kondisi alam. Sedangkan bencana alam lainnya menimbulkan jumlah korban yang banyak karena praktek pembangunan yang dilakukan tanpa memperhatikan potensi bencana. Mengambil contoh banjir yang terjadi di Jakarta, Februari 2007, kita dapat memahami betapa besar dampak pembangunan kota terhadap kerusakan lingkungan dan bencana alam. Menurut tim ahli Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, penyebab utama banjir di Jakarta ialah pembangunan kota yang mengabaikan fungsi daerah resapan air dan tampungan air. Hal ini diperparah dengan saluran drainase kota yang tidak terencana dan tidak terawat serta tumpukan sampah dan limbah di sungai. Akhirnya debit hujan yang tinggi menyebabkan bencana banjir yang tidak terelakkan. Yang perlu dikaji selanjutnya ialah prinsip Theologia Reformed dalam pengelolaan alam yang sejati dan implementatif. Dalam rangkaian khotbah Pdt. Dr. Stephen Tong tentang manusia sebagai gambar dan rupa Allah, posisi manusia dideskripsikan sebagai raja, untuk menaklukkan dan membudidayakan alam semesta. Hal ini diungkapkan sesuai dengan Kejadian 1:26-31 yang berbunyi: Berfirmanlah Allah: Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burungburung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi .... Hal ini menegaskan bahwa tujuan Allah dalam penciptaan manusia salah satunya ialah untuk mewakili Allah untuk menguasai bumi dan segala isinya. Nampaknya konsep ini ternyata ditafsirkan oleh beberapa ahli, seperti Beissner, bahwa manusia berhak menghabiskan sumber daya alam untuk kehidupan dan kesenangan manusia karena diciptakan mengatasi alam. Pernyataan ini kemudian mengundang kritik para ahli lingkungan, seperti Lynn White yang menuduh bahwa Konsep Kristen ini telah mendasari munculnya kerusakan alam karena kapitalisme dan eksploitasi alam secara habis-habisan. Apakah benar bahwa manusia berhak menghabiskan sumber daya alam dan merusaknya? Menelaah lebih lanjut Theologia Reformed, John Calvin (1554) telah menulis bahwa: Adam diciptakan pertama kali untuk memelihara Taman Eden. Adam diizinkan Allah untuk menikmati hasil buah jerih payahnya secara wajar. Sebaliknya Allah juga mengingini manusia tidak mengabaikan tanah melainkan mengolahnya dengan baik. Selanjutnya sistem ekonomi dan kerajinan itu seharusnya dikembangkan karena menghormati seluruh kebaikan Allah yang kita nikmati. Dan disimpulkan bahwa setiap orang seharusnya menganggap dirinya sebagai penjaga milik Allah (dalam seluruh kepunyaannya), sehingga ia tidak mengkorupsinya atau menyalahgunakan karunia itu.

Jika kita renungkan pernyataan tersebut, kita akan mengerti bahwa prinsip yang benar dalam pengelolaan alam ialah: Kita dapat memanfaatkan alam untuk keperluan manusia tetapi Allah juga menginginkan kita mencukupkan diri dengan berkat yang kita miliki serta menjaga kelestarian alam. Tuhan Yesus mengajar murid-murid-Nya untuk meminta hari ini makanan ... yang secukupnya. Hal ini menunjukkan adanya batasan Allah untuk manusia mengeksploitasi alam. Bahkan Firman Tuhan dalam 1 Timotius mengatakan: Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, .... Batasan ini juga terlihat dalam penentuan Hari Sabat, di mana Allah memerintahkan manusia untuk tidak bekerja dan mengeksploitasi hamba dan hewan ternak. Selain itu, dalam Perjanjian Lama, setiap tahun ketujuh, Allah juga memerintahkan orang Israel untuk tidak menabur dan mengumpulkan hasil, yang bertujuan untuk memberikan tanah perhentian dan memulihkan kondisi tanah serta memberi makan orang miskin dan hewan-hewan hutan. Ayat-ayat tersebut secara tegas menjelaskan tentang keinginan Allah agar alam semesta, termasuk manusia, tidak dieksploitasi secara berlebihan. Sesungguhnya masih banyak Firman yang menyajikan bagaimana alam ikut terkena hukuman oleh karena dosa manusia seperti pada kisah Adam, Nuh, Lot, dan Ahab. Mungkin kita juga harus mengintrospeksi diri di hadapan Tuhan apakah bencana yang melanda negeri kita disebabkan karena dosa bangsa kita. Tetapi sesungguhnya Allah menjanjikan Yesus Kristus akan menebus manusia yang percaya dari dosa. Tugas-Nya juga mencakup memulihkan hubungan antara Allah, manusia dan alam melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Bahkan dalam Kitab Wahyu disebutkan tentang langit dan bumi yang baru sebagai puncak dari karya Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Tentu saja seringkali pengetahuan manusia akan yang baik bukan berarti mewujudkan praksis yang baik dari pengetahuan itu. Hal ini juga berlaku dalam masalah lingkungan. Banyak warga masyarakat yang mengerti untuk mengelola alam dengan baik, misalnya tidak menebang dan membakar hutan, tidak membuang sampah, tidak membuang limbah ke sungai, dan sebagainya. Akan tetapi sedikit orang yang melakukan hal itu. Kinilah saatnya pemuda penerus dan pewaris zaman dapat memulai tindakan nyata untuk peduli terhadap lingkungan, khususnya kita yang mendapat anugerah wahyu khusus. Kata kunci yang penting dalam usaha seperti ini ialah solusi yang integratif berdasarkan Firman Tuhan serta kemitraan dan partisipasi semua pihak. Hal ini disadari karena pemuda atau Gereja hanya merupakan satu bagian kecil dari usaha ini. Diharapkan dengan melakukan usaha-usaha ini terjadi perubahan yang signifikan pada kondisi lingkungan hidup, terutama di Indonesia.

Apa RSPO Dan ISPO


Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO) adalah suatu kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementrian Pertanian dengan tujuan untuk meningkatkan daya saing minyak sawit Indonesia di pasar dunia dan ikut berpartisipasi dalam rangka memenuhi komitmen Presiden Republik Indonesia untuk mengurangi gas rumah kaca serta memberi perhatian terhadap masalah lingkungan.

Pelaksanaan ISPO akan dilakukan dengan memegang teguh prinsip pembinaan dan advokasi serta bimbingan kepada perkebunan kelapa sawit yang merupakan tugas pemerintah. Oleh karena itu tahap pertama dari pelaksanaan sertifikasi ISPO adalah klasifikasi. Klasifikasi ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian 07 Tahun 2009 tentang Pedoman Penilaian Usaha Perkebunan sedangkan sertifikasi merupakan tuntutan perdagangan internasional yang dilaksanakan sesuai ketentuan internasional yang antara lain memenuhi kaedah International Standard Organization (ISO). Kementerian Pertanian akan melaksanakan penilaian untuk sertifikasi ISPO secara transparan dan independen. Dalam menghadapi persiapan penerapan Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO) telah dan akan dilakukan sederet kegiatan yaitu:

1. Uji coba lapangan terhadap 15-20 perusahaan yang akan dilakukan oleh auditor dari lembaga sertifikasi independent dan didampingi oleh anggota Tim Penyusun ISPO, perwakilan asosiasi dan pemerintah. Tujuan uji coba ini adalah agar diperoleh masukan untuk perbaikan standar ISPO untuk cara penerapannya termasuk sertifikasi dan klasifikasinya, serta kesulitan yang ditemui pada praktek lapangan 2. Dibukanya konsultasi publik melalui website dalam 2 bahasa sehingga diharapkan akan diperoleh masukan dari semua pemangku kepentingan industri minyak sawit, konsultasi dengan masyarakat akan dibuka pada permulaan Februari hingga akhir Februari 2011. 3. Pertemuan dengan para pemangku kepentingan yang bersifat fisik akan diselenggarakan selama bulan Februari 2011, dimulai dengan pertemuan dengan para Dinas Perkebunan sebagai pelaksana proses klasifikasi dan bimbingan kepada petani serta monitoring. 4. Pertemuan Pleno Tim untuk membahas hasil pertemuan dan konsultasi publik serta segera diterbitkannya ketentuan sertifikasi ISPO. 5. ISPO akan secara resmi diumumkan pelaksanaannya pada akhir bulan Maret yang akan datang, pelaksanaan ini akan diberi waktu 3 tahun. 6. Sertifikasi ISPO bagi petani sedang disusun dan akan segera dibahas oleh Tim ISPO Dalam menanggapi pasar global untuk produksi industri minyak sawit yang maju dan berkelanjutan. maka dibentuklah Rountable on Sustainable Palm Oil (RSPO) pada tahun 2004. RSPO di bentuk dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan dan penggunaan produk

kelapa sawit berkelanjutan melalui standart global yang kredibel dan keterlibatan pemegang saham. RSPO berbasis di Xurich, Swiss, sementara sekretariat RSPO saat ini berbasis di Kuala Lumpur Malaysia, dengan di dampingi satelit office di Jakarta Indonesia

RSPO adalah asosiasi nir laba, yang menyatukan persepsi para pemangku kepentingan dari sektor Industri Sawit, Produsen Sawit, Pengolah Minyak Kelapa Sawit, Pedagang, Konsumen, Investor, LSM dan Lembagaba Lingkungan hidup dalam mengimplementasikan Standart Global dari Industri Minyak Kelapa Sawit yang Berkelanjutan.

Produk Bersih
Produksi bersih adalah strategi pengelolaan lingkungan yang sifatnya mengarah pada pencegahan dan terpadu untuk diterapkan pada seluruh siklus produksi. Produksi bersih merupakan sebuah strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif atau pencegahan dan terpadu yang perlu diterapkan secara terus menerus pada proses produksi dan daur hidup produk dengan tujuan mengurangi risiko terhadap manusia dan lingkungan. Hal tersebut, memiliki tujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan memberikan tingkat efisiensi yang lebih baik pada penggunaan bahan mentah, energi dan air, mendorong performansi

lingkungan yang lebih baik, melalui pengurangan sumber-sumber pembangkit limbah dan emisi serta mereduksi dampak produk terhadap lingkungan. Produksi bersih berfokus pada usaha pencegahan terbentuknya limbah, yang merupakan salah

satu indikator inefisiensi. Dengan demikian, usaha pencegahan tersebut harus dilakukan sejak awal proses produksi dengan mengurangi terbentuknya limbah serta pemanfaatan limbah yang terbentuk melalui daur ulang. Keberhasilan upaya ini akan menghasilkan penghematan yang besar karena penurunan biaya produksi yang signifikan sehingga pendekatan ini dapat menjadi sumber pendapatan. Istilah produksi bersih mulai diperkenalkan oleh UNEP (United Nations Environment Program) pada bulan Mei 1989 dan diajukan secara resmi pada bulan September 1989 pada seminarThe Promotion of Cleaner Production di Canterbury, Inggris. Indonesia sepakat untuk mengadopsi definisi yang disampaikan oleh UNEP tersebut. Beberapa kata kunci yang perlu dicermati dalam produksi bersih adalah pencegahan, terpadu, terus-menerus dan mengurangi risiko. Dalam strategi pengelolaan lingkungan melalui pendekatan produksi bersih, segela upaya dilakukan untuk mencegah atau menghindari terbentuknya limbah. Keterpaduan dalam konsep produksi bersih dicerminkan dari banyaknya aspek yang terlibat seperti sumber daya

manusia, teknik teknologi, finansial, manajerial dan lingkungan. Strategi produksi bersih menekankan adanya upaya pengelolaan lingkungan secara terus-menerus. Suatu keberhasilan atau pencapaian target pengelolaan lingkungan bukan merupakan akhir suatu upaya melainkan menjadi input bagi siklus upaya pengelolaan lingkungan berikutnya. Mengurangi risiko dalam produksi bersih dimaksudkan dalam arti risiko keamanan, kesehatan, manusia dan lingkungan serta hilanganya sumber daya alam dan biaya perbaikan atau pemulihan[4]. Produksi bersih diperlukan sebagai suatu strategi untuk mengharmonisasikan upaya perlindungan lingkungan dengan kegiatan pembangunan atau pertumbuhan ekonomi, mencegah terjadinya pencemaran lingkungan, memelihara dan memperkuat pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang, mencegah atau memperlambat terjadinya proses degradasi lingkungan dan pemanfaatan sumberdaya alam melalui penerapan daur ulang limbah serta memperkuat daya saing produk di pasar internasional. Prinsip-prinsip pokok dalam produksi bersih adalah : 1. Mengurangi atau meminimumkan penggunaan bahan baku, air, dan energi serta menghindari pemakaian bahan baku beracun dan berbahaya serta mereduksi terbentuknya limbah pada sumbernya, sehingga mencegah dari atau mengurangi timbulnya masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan serta risikonya terhadap manusia. 2. Perubahan dalam pola produksi dan konsumsi berlaku baik terhadap proses maupun produk yang dihasilkan, sehingga harus dipahami betul analisis daur hidup produk. 3. Upaya produksi bersih tidak dapat berhasil dilaksanakan tanpa adanya perubahan dalam pola pikir, sikap dan tingkah laku dari semua pihak terkait baik dari pihak pemerintah, masyarakat maupun kalangan dunia (industriawan). Selain itu juga, perlu diterapkan pola manajemen di kalangan industri maupun pemerintah yang telah mempertimbangkan aspek lingkungan. 4. Mengaplikasikan teknologi akrab lingkungan, manajemen dan prosedur standar operasi sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak selalu membutuhkan biaya investasi yang tinggi, kalaupun terjadi seringkaliwaktu yang diperlukan untuk pengembalian modal investasi relatif singkat. 5. Pelaksanaan program produksi bersih ini lebih mengarah pada pengaturan sendiri dan peraturan yang sifatnya musyawarah mufakat dari pada pengaturan secara command control. Jadi, pelaksanaan program produksi bersih ini tidak hanya mengandalkan

peraturan pemerintah saja, tetapi lebih didasarkan pada kesadaran untuk mengubah sikap dan tingkah laku. Produksi Bersih dapat dijadikan sebuah model pengeloaan lingkungan dengan

mengedepankan efisiensi yang tinggi pada sebuah industry, sehingga timbulan/hasil limbah dari sumbernya dapat dicegah dan dikurangi. Penerapan Produksi Bersih akan menguntungkan industri karena dapat menekan biaya produksi, adanya penghematan, dan kinerja lingkungan menjadi lebih baik. Penerapan Produksi Bersih di suatu kawasan industri dapat digunakan sebagai pendekatan untuk mewujudkan Kawasan Industri Berwawasan Lingkungan.

Seleksi Alam
Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya. Contoh seleksi alam misalnya yang terjadi pada ngengat biston betularia. Ngengat biston betularia putih sebelum terjadinya revolusi industri jumlahnya lebih banyak daripada ngengat biston betularia hitam. Namun setelah terjadinya revolusi industri, jumlah ngengat biston betularia putih lebih sedikit daripada ngengat biston betularia hitam. Ini terjadi karena ketidakmampuan ngengat biston betularia putih untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Pada saat sebelum terjadinya revolusi di Inggris, udara di Inggris masih bebas dari asap industri, sehingga populasi ngengat biston betularia hitam menurun karena tidak dapat beradaptsi dengan lingkungannya. namun setelah revolusi industri, udara di Inggris menjadi gelap oleh asap dan debu industri, sehingga populasi ngengat biston betularia putih menurun karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, akibatnya mudah ditangkap oleh pemangsanya.

Import Ikan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dikenal sebagai negara bahari. Namun, dalam kenyataannya Indonesia masih tetap mengimpor ikan dari luar negeri. Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Prof Rokhmin Dahuri, mengatakan, ada tujuh faktor penyebab Indonesia masih mengimpor ikan dari luar negeri. "Salah satu penyebabnya, produksi ikan umumnya bersifat musiman, sedangkan kebutuhan konsumsi ikan tidak kenal musim," ujarnya di Jakarta, Kamis (5/1). Menurut Rokhmin, penyebab lainnya adalah adanya kesenjangan antara daerah produksi perikanan -- umumnya di Kawasan Timur Indonesia dan di luar Jawa -- dengan daerah

konsumsi dan pemasaran -- pulau Jawa. Selain itu, kata dia, impor ikan juga dipicu oleh infrastruktur dan sarana transportasi antarwilayah di Indonesia, banyaknya daerah produksi ikan yang tidak dilengkapi dengan "cold storage", dan masih maraknya pencurian ikan atau "illegal fishing". Rokhmin menambahkan, impor ikan juga disebabkan masih banyaknya pengusaha yang hanya bermental pedagang sehingga hanya mencari keuntungan tanpa peduli terhadap kepentingan bangsa. "Banyak pengusaha yang mentalnya instan atau bermental pedagang, bukan industriawan," katanya. Faktor lainnya, terkait dengan penegakan hukum yang dinilai masih lemah. Sementara itu, Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Victor Nikijuluw mengatakan, saat ini masih terdapat sejumlah barang impor yang harus segera dicarikan substitusi impor dari produksi yang dihasilkan dari dalam negeri. Victor mengemukakan, sejumlah komoditas terkait substitusi impor tersebut antara lain adalah tepung ikan dan tepung udang, lemak minyak ikan, ikan kaleng, makanan udang (pelet), dan beragam produk olahan. Pihaknya juga sedang mempersiapkan strategi terkait dengan Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) yang diyakini juga akan mengoptimalkan produksi dan distribusi dalam negeri. "Sebentar lagi akan terbit peraturan pemerintah yang didalamnya akan terdapat tentang SLIN yang akan memberikan suplai kepada konsumen secara berkelanjutan," katanya.

Danau Garam
Great Salt Lake adalah bagian danau Lake Bonneviile yang memiliki kedalaman maksimal sekitar 303,88 meter (1.000 kaki) dan melingkupi daeiah seluas 51.800 km persegi (20.000 mil persegi) di Utah, Nevada dan Idaho (USA) pada waktu zaman akhir masa Pleistosin. Lake Bonneville terbentuk sekitar 32.000 tahun sebelum masehi. Great Salt Lake itu sendiri selalu berubah tergantung dari perubahan tinggi permukaannya sesuai perubahan cuaca. Pada ketinggian permukaan danau 1.276,29 meter (4.200 kaki) di atas permukaan air laut, maka luasnya adalah 4.403 km persegi (1.700 mil persegi) dengan dasarnya yang terdalam sekitar 9.12 12,15 meter (30-40 kaki). Keasinan airnya sekitar 8 kali lipat dari air laut dan diperkirakan mengandung 8.000.000.000 ton garam. Selama ribuan tahun, berton-ton mineral telah terlarut dan mengalir masuk ke dalam danau ini dan tetap tinggal di situ. Seiring kandungan mineral tanah kian berkurang, maka Great Salt Lake menjadi semakin kaya akan mineral. Salah satu hal yang menakjubkan dari Great Salt Lake adalah kemampuan untuk memurnikan lingkungannya sendiri. Oleh karena keunikannya, danau ini telah diteliti sebagai suatu ekosistem tersendiri. Hasil uji suatu laboratorium terkemuka telah membuktikan kemurnian cairan mineral kami.

Beberapa faktor menentukan kemurnian produk kami. Misalnya udang renik yang terdapat di dalam danau akari membersihkan danau dari bahan-bahan organik. Kadar mineral yang sangat pekat akan memurnikan dan menjadikan logam berat seperti timbal dan merkuri mengendap ke dalam dasar danau. Di bagian Utara danau terdapat suatu hamparan gurun dan tidak ada sungai yang mengalir ke dalam danau. Sehingga menjadikan daerah yang tak berpenghuni ini memiliki air yang paling tinggi kadar mineralnya. Untuk kemurnian maksimal, kami hanya mengambil air dari bagian Utara danau di bagian yang lebih dalam karena menurut penelitian dari University Utah, air di bagian ini mengandung mineral yang telah terkumpul selama ribuan tahun. Dr. George W. Crane Ph.D.MD. melalui laporan dan tulisan yang diterbitkan di Shawnee News-Star dan Ogden Standart-Examiner (1969-1985), selama bertahun-tahun merekomendasikan air Great Salt Lake. Great Salt Lake adalah salah satu danau yang terasin di dunia, mempunyai luas 1700 miles dengan ketinggian 4.200 kaki serta kandungan lebih dari 10 milyar ton mineral yang setiap tahun bertambah 2 juta ton mineral. Di bagian utara danau ini dikelilingi oleh padang pasir sehingga memiliki tingkat populasi yang kecil dan tentu saja tingkat polusi yang kecil pula. Keajaiban dari Great Salt Lake "Berikan nutrisi yang memadai kepada tubuh Anda dan Anda biarkan tubuh Anda menjadi dokternya sendiri". Begitulah filosofi dari seluruh produk TMR (Trace Minerals Research). Kami tidak mengobati tubuh, tetapi kami menggunakan kebaikan alam untuk membantu tubuh guna menyembuhkan dirinya sendiri. Inti dari kebaikan alam itu terletak pada mineral mikro (Trace Mineral) yang dapat Anda temukan di Great Salt Lake. Mineral mikro (Trace Mineral) sangat penting untuk tubuh manusia. Mineral mikro (trace Mineral) memegang peranan penting dalam metabolisme tubuh, bertindak sebagai katalisator dalam berbagai substansi dan juga membantu enzim untuk melaksanakan kerjanya. Mungkin Anda bertanya: "Mengapa harus mineral dari Great Salt Lake?". Jawabannya sederhana: Kandungan mineral di great Salt Lake adalah 6-10 kali lipat dari air laut biasa. Kadar yang tinggi ini menyebabkan air danau Great Salt Lake bersifat suci hama. Selain itu, mineral GSL kandungannya lengkap, seimbang dan bersifat ionik sehingga mudah diserap tubuh. Oleh karena itu produk-produk mineral kami lebih murni dan alami.

Anda mungkin juga menyukai