1.1
pembangunan di segala bidang guna meningkatkan taraf hidup masyarakat, sesuai cita-cita luhur bangsa yaitu masyarakat adil dan makmur. Salah satu bidang pembangunan yang paling diharapkan dapat memacu kemajuan bangsa adalah bidang ekonomi, dan salah satu sector dalam bidang ekonomi adalah sektor industri. Hal ini disebabkan makin majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Analisa, 2008). Perkembangan sektor itu sendiri sangat diharapkan lebih memacu tingkat perkembangan perekonomian Indonesia dengan cara adanya peningkatan kesempatan dan pemerataan kerja, meningkatkan ekspor sekaligus menghemat devisa Negara dengan memanfaatkan sumber daya alam dan energy serta sumber daya manusia yang ada. Salah satu produk industri kimia yang dibutuhkan saat ini dan akan terus meningkat dimasa yang akan datang adalah gliserol, dimana bahan kimia ini dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan tinta, industri farmasi, kosmetik dan parfum serta bahan pencegah kekeringan pada tembakau. Kegunaan dari bahan kimia gliserol di atas merupakan bentuk-bentuk yang dibutuhkan masyarakat konsumen Indonesia, dimana untuk memenuhi kebutuhan itu masih dilakukan dengan cara mengimpor dari luar negeri. Pada tahun 2020, diperkirakan minyak sawit (Crude Palm Oil) Indonesia akan mencapai 20-25% produksi dunia. Produksi Crude Palm Oil (CPO) dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2000 mengalami kenaikan, dengan rata-rata kenaikan pertahun adalah 13,5%. Pada tahun 2004 produksi Crude Palm Oil (CPO) di Indonesia sudah hampir mendekati produksi minyak ssawit Malaysia, yaitu 11,6 juta ton, dimana Malaysia memproduksi 13 juta ton. Kecenderungan ini akan terus meningkat sampai tahun 2014.
Selain itu, dilihat dari kebutuhan gliserol yang semakin meningkat di Indonesia, maka pabrik Gliserol ini layak didirikan atas dasar pertimbangan : 1. Sebagai pemasok bahan baku untuk industri-industri farmasi dan kosmetik dalam negeri. 2. Mengurangi jumlah impor gliserol sehingga dapat menhemat devisa Negara. 3. Memacu tumbuhnya industri lain yang memerlukan gliserol sebagai bahan baku. 4. Membuka lapangan kerja baru.
1.2
Persediaan Bahan Baku di Indonesia Indonesia merupakan produsen minyak kelapa sawit (CPO) terbesar
kedua di dunia setelah Malaysia. Pada tahun 2005, Indonesia memproduksi CPO sebanyak 13,6 juta ton. Selama ini CPO yang diproduksi di Indonesia 8,16 juta ton (60%) diekspor dan sisanya sebanyak 7 juta ton (40%) diolah lebih lanjut dalam negeri. Sebanyak 7 juta ton CPO diolah menjadi : 1. Minyak goreng sebanyak 79% 2. Margarine sebanyak 3% 3. Oleochemical (glycerine, fatty acid, dan fatty alcohol) sebanyak 14% 4. lain lain sebanyak 4% Bahan baku untuk memproduksi Gliserol adalah CPO (Crude Palm Oil) dan air. Dilihat dari ketersediaan bahan bakunya di Indonesia, maka Pabrik Gliserol ini layak didirikan di Indonesia, mengingat Indonesia termasuk salah satu negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Tabel 1.1 Persebaran Produsen Gliserol di Indonesia Tahun 2006 No. Penghasil gliserol Kapasitas (Ton/Tahun) 1 Cognis, Cincinnati, Ohio 29.483,506 2 Colgate-Palmolive, Jeffersonvile, Ind 9.071,848 3 Crompton, Mapleton, III 9.071,848 4 Crompton, Memphis, Tenn 13.607,772 5 Dial Montgomery, III 13.607,772 6 Dow, Freeport, Texas 63.502,936 7 Lever, Hammond, Ind 11.339,81
8 9 10 11 12
Lonza, Painesville, Ohio Marietta American, Olive Branch, Mississipi Procter & Gamble, Ivorydale, Ohio Starchem, Fostoria, Texas Uniqema, Chicago, III
Tabel 1.2 Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Kalimantan Selatan Tahun 2009 Rata-rata Kapasitas No Nama Perusahaan Produksi CPO (Ton/Jam) (ton/bulan) 1 Sinar Mas Group (batu ampar) 60 5,000 2 Sinar Mas Group ( Sei kupang) 60 5,000 3 Sinar group ( senakin) 15 1,250 4 PT. Bersama Sejahtera Sakti 45 2,261 5 PT. Langgeng Muara Makmur 60 2,877 6 PT. Laguna Mandiri 60 4,927 7 PT. Paripurna Swakarsa 60 3,403 8 PT. Ladang Rumpun Subur,A 60 2,161 9 PT. Sajang Heulang 15 675 10 PT. Gawi Makmur Kalimantan 60 450 11 PT. Buana Karya Bhakti 30 485 12 PT. Alam Raya Kencana Mas 30 1,419 13 PT. Smart,Tbk 30 1,185 14 PT. Cakung Permata Nusa 30 1,260 15 PT. Kintap Jaya Watindo 30 1,280 16 PT. PKIS 45 2,240 17 PT. Singaland Assetama 45 2,260 18 PT. Damit Mitra Sekawan 45 2,290 (DINAS Perkebunan Kalimantan Selatan) 1.3 Perkiraan Kapasitas Produksi Tabel 1.3 Data Import Gliserol di Indonesia No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tahun 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Import (ton/tahun) 84,122 59,266 232,252 74,326 83,833 70,344 375,089 269,068 657,181
10 2009 Total (Sumber : Undata, 2011) Perhitungan kapasitas produksi Jumlah data : 10
487,431 2392,912
Import (ton/tahun)
2000
2002
2004
2006
2008
2010
Tahun Import untuk 2014 = 50,78 (2014) 10150 = 92.120,92 ton/tahun (diambil 95.000 ton/tahun)
Di Provinsi Kalimantan Selatan sendiri produksi CPO cukup melimpah sebagaimana ditunjukkan oleh banyaknya perkebunan kelapa sawit pada tabel 1.3. Oleh sebab itu, Pabrik Gliserol ini akan didirikan di Kalimantan Selatan dengan pertimbangan mendekati sumber bahan baku. Kebutuhan Gliserol dari tahun ke tahun di luar negeri semakin meningkat seperti halnya terlihat pada tabel 1.4. Oleh karena itu pabrik Gliserol ini didirikan. Dengan berdirinya pabrik ini, maka dapat menambah penghasilan negara karena mengekspor ke luar negeri. Selain itu pula pembangunan pabrik ini juga akan mengurangi jumlah pengangguran dalam negeri karena akan menyerap banyak tenaga kerja. Pabrik Gliserol ini direncanakan didirikan pada tahun 2014 dengan kapasitas 95.000 ton/ tahun.
1.4 Tinjauan Pustaka 1.4.1 Minyak Kelapa Sawit Produk minyak kelapa sawit sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek kualitas. Aspek pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas asam lemak kelembaban dan kadar kotoran. Aspek kedua berhubungan dengan rasa, aroma dan kejernihan serta kemurnian produk. Kelapa sawit bermutu prima (SQ, Special Quality) mengandung asam lemak (FFA, Free Fatty Acid) tidak lebih dari 2% pada saat pengapalan. Kualitas standar minyak kelapa sawit mengandung tidak lebih dari 5% FFA. Setelah pengolahan, kelapa sawit bermutu akan menghasilkan rendemen minyak 22,1% - 22 ,2% (tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1,7% 2,1% (terendah). Komposisi Kimia Minyak Kelapa Sawit Minyak kelapa sawit dan inti minyak kelapa sawit merupakan susunan dari fatty acids, esterified, serta glycerol yang masih banyak lemaknya. Didalam keduanya tinggi serta penuh akan fatty acids, antara 50% dan 80% dari masingmasingnya. Minyak kelapa sawit mempunyai 16 nama carbon yang penuh asam lemak palmitic acid berdasarkan dalam minyak kelapa minyak kelapa sawit sebagian besar berisikan lauric acid. Minyak kelapa sawit sebagian besarnya tumbuh berasal alamiah untuk tocotrienol, bagian dari vitamin E. Minyak kelapa sawit didalamnya banyak mengandung vitamin K dan magnesium. Napalm namanya berasal dari naphthenic acid, palmitic acid dan pyrotechnics atau hanya dari cara pemakaian nafta dan minyak kelapa sawit. Ukuran dari asam lemak (Fas) dalam minyak kelapa sawit sebagai acuan:
Tabel 1.4 Kadar asam lemak dalam minyak sawit Tipe asam lemak Palmitic C16 Stearic C18 Myristic C14 Oleic C18 Presentase 44.3 % 4.6 % 1.0 % 38.7 %
10.5 % 0.9 %
Hijau : lemak jenuh; Biru : satu lemak tidak jenuh; Jingga : banyak lemak tidak jenuh
1.4.2 Gliserol Gliserol atau biasa disebut gliserin merupakan suatu larutan kental tidak berwarna dan mempunyai rasa yang manis. Jika direaksikan dengan air dan alkohol menyebabkan rasa dingin pada kulit (miner ,1953). Gliserol selain dapat dihasilkan dari minyak sawit (CPO, BPO, dan RPDPO), juga dapat dihasilkan dari minyak inti sawit (PKO), minyak kelapa (CNO) dan minyak babassu (sejenis palm yang hanya terdapat di Brazil). Dalam pengolahan minyak (trigliserida) selain menghasilkan gliserol juga akan menghasilkan asam lemak yang juga dapat diolah menjadi beberapa macam produk seperti : asam laurat, asam kaprat, asam stearat, dan lain-lain. Rumus molekul gliserol: CH2 OH CH OH CH2 OH
Kegunaan gliserol antara lain: 1. Kosmetik Digunakan sebagai body agent, emollient, humectant, lubricant, solven. Biasanya dipakai untuk skin cream and lotion, shampoo and hair conditioners, sabun dan detergen 2. Dental Cream Digunakan sebagai humectant. 3. Peledak Digunakan untuk membuat nitrogliserin sebagai bahan dasar peledak.
4.
Industri Makanan dan Minuman Digunakan sebagai solven, emulsifier, conditioner, freeze, preventer and coating serta dalam industri minuman anggur.
5.
Industri Logam Digunakan untuk pickling, quenching, stripping, electroplatting, galvanizing dan solfering.
6.
7.
8.
9.
Resin Digunakan untuk polyurethanes, epoxies, pthalic acid dan maleic acid resin.
10. Industri Tekstil Digunakan untuk lubricating, antishrink, waterproofing dan flameproofing. 11. Tobacco Digunakan sebagai humectant, softening agent dan flavor enhancer. Berikut ini adalah persentase pemakaian gliserol untuk keperluan indutri, yaitu: 1. Alkyd resin 36% 2. Cellophone 17% 3. Untuk kebutuhan obat-obatan dan pasta gigi 16% 4. Industri tembakau 13% 5. Monogliserides dan bahan makanan 3% 6. Bahan peledak 5% 7. Untuk penggunaan lain (seperti pelumas, sabun detergen, keramik, produk fotografi, dan kosmetik) 14%.
Sifat Fisika dan Sifat Kimia Bahan Baku dan Produk 1. Crude Palm Oil (CPO) Sifat Fisika Rumus Molekul : CH2COOR CHCOOR CH2COOR Rumus Kimia Berat Molekul Titik Didih Titik Beku : C3H5(COOR)3 : 847,28 g/mol : 298oC : 5 oC
Specific Gravity (37,8 oC) : 0,9 Densitas Panas Jenis Angka Sabun Angka Asam Tegangan Muka : 0,895 g/cm : 0,497 kal/g oC : 198 :8 : 35,4 dyne/cm (20 oC) 27,3 dyne/cm (60 oC) Kenampakan Kemurnian Impuritas (Ketaren, 1986) : Cairan kuning jingga : 98% : 2%
Sifat Kimia
a. Hidrolisis Reaksi hidrolisis antara minyak dan air akan menghasilkan asam lemak dan gliserol, menurut reaksi: C3H5(COOR)3 + H2O C3H5(OH)3 + 3HOOCR
b. Esterifikasi Esterifikasi asam lemak adalah kebalikan dari hidrolisis, dibuat secara lengkap secara kontinyu penyingkiran air dari zona reaksi. c. Interesterifikasi Ester beralkohol rendah diperoleh dengan mereaksikan alkohol secara langsung dengan lemak untuk menggantikan gliserol, biasanya menggunakan katalis alkali. Reaksinya adalah sebagai berikut: C3H5(COOR)3 + 3CH3OH 3CH3OOCR + C3H5(OH)3 Reaksi ini biasa disebut alkoholisis. d. Saponifikasi Jika lemak direaksikan dengan alkali untuk menghasilkan gliserol dan garam atau sabun atau logam alkali maka reaksinya sebagai berikut: C3H5(COOR)3 + 3NaOH CH3(OH)3+ 3NaOOCR Reaksi ini adalah dasar reaksi yang digunakan pada industri sabun. (Daniel Swern, 1982) 2. Air Sifat Fisika Rumus Molekul Rumus Kimia Berat Molekul Titik Didih Titik Beku :HOH : H2O : 18,0153 g/mol : 100oC : 0oC
Temperatur Kritis : 374,15oC Tekanan Kritis : 218,3074 atm : 0,998 g/cm3 (cair,20oC) 0,92 g/cm3 (padatan) Panas Jenis Kenampakan : 0,9995 kal/goC : Cairan jernih
Densitas
: 100%
Reaksi hidrolisis antara minyak dan air akan menghasilkan asam lemak dan gliserol, menurut reaksi: C3H5(COOR)3 + H2O C3H5(OH)3 + 3HOOCR 3. Gliserol Sifat Fisika Rumus Molekul : CH2OH CHOH CH2OH Rumus Kimia Nama Lain : C3H5(OH)3 : 1,2,3-Propanatriol 1,2,3-Trihidroksipropana Gliserin Gliseritol Glycyl Alcohol (www.wikipedia.com) Berat Molekul Titik Didih Titik Leleh Temperatur Kritis Tekanan Kritis : 92,095 g/mol : 290oC : 18oC : 451,85oC : 65,82778 atm
Specific Gravity (25oC) : 1,262 Densitas Viskositas Panas Jenis : : 1,261 g/cm : 1,5 Pa.s 0,497 kal/goC
: 99% : Air 1%
(www.jtbaker.com/msds/w/0600.htm)
Sifat Kimia
a. Hidrolisis Reaksi hidrolisis antara minyak dan air akan menghasilkan asam lemak dan gliserol, menurut reaksi: C3H5(COOR)3 + H2O C3H5(OH)3 + 3HOOCR b. Saponifikasi Jika lemak direaksikan dengan alkali untuk menghasilkan gliserol dan garam atau sabun atau logam alkali maka reaksinya sebagai berikut: C3H5(COOR)3 + 3NaOH C3H5(OH)3 + 3NaOOCR Reaksi ini adalah dasar reaksi yang digunakan pada industri sabun. c. Interesterifikasi Ester beralkohol rendah diperoleh dengan mereaksikan alkohol secara langsung dengan lemak untuk menggantikan gliserol, biasanya menggunakan katalis alkali. Reaksinya adalah sebagai berikut: C3H5(COOR)3 + 3CH3OH 3CH3OOCR + C3H5(OH)3 Reaksi ini biasa disebut alkoholisis. (Swern, 1982).
Berat Molekul Titik Didih Titik Leleh Densitas (Chemcad 5.7) Kenampakan Kelarutan Kemurnian
: 283,7667 g/mol : 215oC (pada 15mmHg) : 63-64oC : 0,853 g/cm3 (pada 62oC)
Impuritas a.
: CPO Air
3% 9%
Sifat Kimia Hidrolisis Reaksi hidrolisis antara minyak dan air akan menghasilkan asam lemak dan gliserol, menurut reaksi: C3H5(COOR)3 + H2O C3H5(OH)3 + 3HOOCR
b. Saponifikasi Jika lemak direaksikan dengan alkali untuk menghasilkan gliserol dan garam atau sabun atau logam alkali maka reaksinya sebagai berikut: C3H5(COOR)3 + 3NaOH C3H5(OH)3 + 3NaOOCR Reaksi ini adalah dasar reaksi yang digunakan pada industri sabun. c. Interesterifikasi Ester beralkohol rendah diperoleh dengan mereaksikan alkohol secara langsung dengan lemak untuk menggantikan gliserol, biasanya menggunakan katalis alkali. Reaksinya adalah sebagai berikut: C3H5(COOR)3 + 3CH3OH 3CH3OOCR + C3H5(OH)3 Reaksi ini biasa disebut alkoholisis. (Daniel Swern, 1982).