Anda di halaman 1dari 14

KDM 1-----PAIN

NYERI
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS:

Mahasiswa akan dapat:


Menjelaskan Menjelaskan

definisi nyeri sifat-sifat nyeri Menjelaskan fisiologi nyeri Menjelaskan respon terhadap nyeri Menjelaskan klasifikasi nyeri Menjelaskan faktor yg mempengaruhi nyeri Menjelaskan manajemen nyeri Menjelaskan perawatan klien dengan nyeri
A. PENDAHULUAN Nyeri merupakan alasan yang paling umum seseorang mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama proses penyakit pemeriksaan diagnostik dan proses pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan banyak orang. Perawat tidak bisa melihat dan merasakan nyeri yang dialami oleh klien karena nyeri bersi!at subyekti! "antara satu indi#idu dengan indi#idu lainnya berbeda dalam menyikapi nyeri$. Perawat memberi asuhan keperawatan kepada klien di berbagai situasi dan keadaan yang memberikan inter#ensi untuk meningkatkan kenyamanan. %enurut beberapa teori keperawatan kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut didukung oleh &olcaba yang mengatakan bahwa kenyamanan adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia. '. DE()N)*) %enurut )nternational Association !or *tudy o! Pain ")A*P$ nyeri adalah sensori subyekti! dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan +eori *peci!icity ,suggest- menyatakan bahwa nyeri adalah sensori spesi!ik yang muncul karena adanya injury dan in!ormasi ini didapat melalui sistem sara! peri!er dan sentral melalui reseptor nyeri di sara! nyeri peri!er dan spesi!ik di spinal cord *ecara umum keperawatan mende!inisikan nyeri sebagai apapun yg menyakitkan tubuh yg dikatakan indi#idu yg mengalaminya yg ada kapanpun indi#idu mengatakannya .. )*+)LAH DALA% N/E0) Nosiseptor 1 serabut syara! yang mentransmisikan nyeri

Non2nosiseptor 1 serabut syara! yang biasanya tidak mentransmisikan nyeri *ystem nosisepti! 1 system yang teribat dalam transmisi dan persepsi terhadap nyeri

Ambang nyeri 1 stimulus yg paling kecil yg akan menimbulkan nyeri +oleransi nyeri 1 intensitas maksimum3durasi nyeri yg indi#idu ingin untuk dpt ditahan

D. *)(A+2*)(A+ N/E0) Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energi Nyeri bersi!at subyekti! dan indi#idual

BY: RETNO !R"#N$#R%&'kep& Ns

KDM 1-----PAIN
Nyeri tak dapat dinilai secara objekti! seperti sinar 5 atau lab darah Perawat hanya dapat mengkaji nyeri pasien dengan melihat perubahan !isiologis tingkah laku dan dari pernyataan klien Hanya klien yang mengetahui kapan nyeri timbul dan seperti apa rasanya Nyeri merupakan mekanisme pertahanan !isiologis Nyeri merupakan tanda peringatan adanya kerusakan jaringan Nyeri mengawali ketidakmampuan Persepsi yang salah tentang nyeri menyebabkan manajemen nyeri jadi tidak optimal Nyeri bersi!at indi#idu Nyeri tidak menyenangkan %erupakan suatu kekuatan yg mendominasi 'ersi!at tidak berkesudahan

*ecara ringkas %ahon mengemukakan atribut nyeri sebagai berikut1

E. ()*)6L67) N/E0) 'anyak teori berusaha untuk menjelaskan dasar neurologis dari nyeri meskipun tidak ada satu teori yang menjelaskan secara sempurna bagaimana nyeri ditransmisikan atau diserap. Untuk memudahkan memahami !isiologi nyeri maka perlu mempelajari 8 "tiga$ komponen !isiologis berikut ini1 0esepsi 1 proses perjalanan nyeri Persepsi 0eaksi 1 kesadaran seseorang terhadap nyeri 1 respon !isiologis 9 perilaku setelah mempersepsikan nyeri

RESEPSI *timulus "mekanik termal kimia$ Pengeluaran histamin bradikinin kalium Nosiseptor )mpuls syara! *erabut syara! peri!er syara! di otak &ornu dorsalis medula spinalis Neurotransmiter "substansi P$ Pusat 0espon re!lek protekti!

Adanya stimulus yang mengenai tubuh "mekanik termal kimia$ akan menyebabkan pelepasan substansi kimia seperti histamin bradikinin kalium. *ubstansi tersebut menyebabkan nosiseptor bereaksi apabila nosiseptor mencapai ambang nyeri maka akan timbul impuls syara! yang akan dibawa oleh serabut sara! peri!er. *erabut syara! peri!er yang akan membawa impuls syara! ada dua jenis yaitu serabut A-delta dan serabut C. impuls syara! akan di bawa sepanjang serabut syara! sampai ke kornu dorsalis medulla spinalis. )mpuls syara! tersebut akan menyebabkan kornu dorsalis melepaskan neurotrasmiter "substansi P$. *ubstansi P ini menyebabkan transmisi sinapis dari sara! peri!er ke sara! traktus spinotalamus. Hal

BY: RETNO !R"#N$#R%&'kep& Ns

KDM 1-----PAIN
ini memungkinkan impuls syara! ditransmisikan lebih jauh ke dalam system sara! pusat. *etelah impuls syara! sampai di otak otak mengolah impuls syara! kemudian akan timbul respon re!lek protekti!. Contoh: Apabila tangan terkena setrika, maka akan merasakan sensasi terbakar, tangan juga melakukan reflek dengan menarik tangan dari permukaan setrika. Proses ini akan berjalan jika system sara! peri!er dan medulla spinalis utuh atau ber!ungsi normal. Ada beberapa !actor yang menggangu proses resepsi nyeri diantaranya sebagai berikut1 +rauma 6bat2obatan Pertumbuhan tumor 7angguan metabolic "penyakit diabetes mellitus$

Tipe serabut saraf perifer Serabut saraf A-delta : %erupakan serabut bermyelin %engirimkan pesan secara cepat %enghantarkan sensasi yang tajam jelas sumber dan lokasi nyerinya 0eseptor berupa ujung2ujung sara! bebas di kulit dan struktur dalam seperti otot tendon dll 'iasanya sering ada pada injury akut Diameternya besar +idak bermyelin Diameternya sangat kecil Lambat dalam menghantarkan impuls Lokasinya jarang biasanya dipermukaan dan impulsnya bersi!at persisten %enghantarkan sensasi berupa sentuhan getaran suhu hangat dan tekanan halus 0eseptor terletak distruktur permukaan.

Serabut saraf C

NEUROREGU ATOR *ubstansi yang memberikan e!ek pada transmisi stimulus sara! berperan penting pada pengalaman nyeri *ubstansi ini titemukan pada nocicep;tor yaitu pada akhir sara! dalam kornu dorsalis medula spinalis dan pada tempat reseptor dalam saluran spinotalamik Neuroregulator ada dua macam yaitu neurotrans!itter dan neuro!odulator Neurotrans!itter mengirimkan impuls elektrik melewati celah synaptik antara dua serabut sara! "ontoh1 substansi P serotonin prostaglandin Neuro!odulator memodi!ikasi akti#itas sara! dan mengatur transmisi stimulus sara! tanpa mentras!er secara langsung sinyal sara! yang melalui synaps. Contoh: endorphin bradikinin

BY: RETNO !R"#N$#R%&'kep& Ns

KDM 1-----PAIN
Neuromodulator diyakini akti!itasnya secara tidak langsung bisa meningkatkan atau menurunkan e!ek sebagian neurotransmitter Teori #ate "ontrol Dikemukanan oleh %el<ack dan wall pada tahun 4=>? +eori ini mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau bahkan dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem sara! pusat. Dalam teori ini dijelaskan bahwa *ubstansi gelatinosa "*7$ yg ada pada bagian ujung dorsal serabut sara! spinal cord mempunyai peran sebagai pintu gerbang "gating %echanism$ mekanisme gate control ini dapat memodi!ikasi dan merubah sensasi nyeri yang datang sebelum mereka sampai di korteks serebri dan menimbulkan nyeri. )mpuls nyeri bisa lewat jika pintu gerbang terbuka dan impuls akan di blok ketika pintu gerbang tertutup %enutupnya pintu gerbang merupakan dasar terapi mengatasi nyeri 'erdasarkan teori ini perawat bisa menggunakannya untuk memanage nyeri pasien Neuromodulator bisa menutup pintu gerbang dengan cara menghambat pembentukan substansi P. %enurut teori ini tindakan massase diyakini bisa menutup gerbang nyeri. PERSEPSI (ase ini merupakan titik kesadaran seseorang terhadap nyeri pada saat indi#idu menjadi sadar akan nyeri maka akan terjadi reaksi yang komplek. Persepsi menyadarkan indi#idu dan mengartikan nyeri itu sehingga kemudian indi#idu dapat bereaksi Proses persepsi secara ringkas adalah sebagai berikut1 %edula spinalis Tala!us Ota& 'area li!bi&( Rea&si e!osi Pusat Persepsi *timulus nyeri ditransmisikan ke medula spinalis naik ke talamus selanjutnya serabut mentrasmisikan nyeri ke seluruh bagian otak termasuk area limbik. Area ini mengandung sel2sel yang yang bisa mengontrol emosi "khususnya ansietas$. Area limbik yang akan berperan dalam memproses reaksi emosi terhadap nyeri. *etelah transmisi syara! berakhir di pusat otak maka indi#idu akan mempersepsikan nyeri. REA)SI 0eaksi terhadap nyeri merupakan respon !isioligis dan perilaku yang terjadi setelah mempersepsikan nyeri. Nyeri dengan intensitas ringan hingga sedang dan nyeri yang super!isial menimbulkan reaksi - flight atau fight yang merupakan sindrom adaptasi umum *timulasi pada cabang simpatis pada sara! otonom menghasilkan respon !isiologis berlangsung terus menerus maka sistem parasimpatis akan bereaksi *ecara ringkas proses reaksi adalah sebagai berikut1 !edula spinalis batan# ota& * tala!us Siste! s$araf otono! I!puls n$eri apabila nyeri

Sti!ulus n$eri ota&

Respon fisiolo#is * perila&u

BY: RETNO !R"#N$#R%&'kep& Ns

KDM 1-----PAIN
)mpuls nyeri ditransmisikan ke medula spinalis menutju ke batang otak dan talamus. *istem sara! otonom menjadi terstimulasi sara! simpatis dan parasimpatis bereaksi maka akan timbul respon !isiologis dan akan muncul perilaku.

+. RESPON +ISIO OGIS TER,A-AP N.ERI A. Sti!ulasi Si!pati&1"nyeri ringan moderat dan super!icial$ Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate Peningkatan heart rate Aasokonstriksi peri!er peningkatan 'P Peningkatan nilai gula darah Diaphoresis Peningkatan kekuatan otot Dilatasi pupil Penurunan motilitas 7) /. Sti!ulus Parasi!pati& "nyeri berat dan dalam$ %uka pucat 6tot mengeras Penurunan H0 dan 'P Na!as cepat dan irreguler Nausea dan #omitus &elelahan dan keletihan RESPON TING)A, A)U TER,A-AP N.ERI 0espon perilaku terhadap nyeri dapat mencakup1 Pernyataan #erbal "%engaduh %enangis *esak Na!as %endengkur$ Ekspresi wajah "%eringis %enggeletukkan gigi %enggigit bibir$ 7erakan tubuh "7elisah )mobilisasi &etegangan otot peningkatan gerakan jari 9 tangan &ontak dengan orang lain3interaksi sosial "%enghindari percakapan %enghindari kontak sosial Penurunan rentang perhatian (okus pd akti#itas menghilangkan nyeri$ )ndi#idu yang mengalami nyeri dengan awitan mendadak dapat bereaksi sangat berbeda terhadap nyeri yang berlangsung selama beberapa menit atau menjadi kronis. Nyeri dapat menyebabkan keletihan dan membuat indi#idu terlalu letih untuk merintih atau menangis. Pasien dapat tidur bahkan dengan nyeri hebat. Pasien dapat tampak rileks dan terlibat dalam akti#itas karena menjadi mahir dalam mengalihkan perhatian terhadap nyeri. %einhart * %"Caffer$ !endis&ripsi&an 0 fase pen#ala!an n$eri: +ase antisipasi22222terjadi sebelum nyeri diterima. (ase ini mungkin bukan merupakan !ase yg paling penting karena !ase ini bisa mempengaruhi dua !ase lain. Pada !ase ini memungkinnkan seseorang belajar tentang nyeri dan upaya untuk menghilangkan nyeri tersebut. Peran perawat dalam !ase ini sangat penting terutama dalam memberikan in!ormasi pada klien.

BY: RETNO !R"#N$#R%&'kep& Ns

KDM 1-----PAIN
Contoh1 sebelum dilakukan tindakan bedah perawat menjelaskan tentang nyeri yang nantinya akan dialami oleh klien pasca pembedahan dengan begitu klien akan menjadi lebih siap dengan nyeri yang nanti akan dihadapi. +ase sensasi22222terjadi saat nyeri terasa. (ase ini terjadi ketika klien merasakan nyeri. karena nyeri itu bersi!at subyekti! maka tiap orang dalam menyikapi nyeri juga berbeda2beda. +oleraransi terhadap nyeri juga akan berbeda antara satu orang dengan orang lain. orang yang mempunyai tingkat toleransi tinggi terhadap nyeri tidak akan mengeluh nyeri dengan stimulus kecil sebaliknya orang yang toleransi terhadap nyerinya rendah akan mudah merasa nyeri dengan stimulus nyeri kecil. &lien dengan tingkat toleransi tinggi terhadap nyeri mampu menahan nyeri tanpa bantuan sebaliknya orang yang toleransi terhadap nyerinya rendah sudah mencari upay pencegah nyeri sebelum nyeri datang. &eberadaan enke!alin dan endor!in membantu menjelaskan bagaimana orang yang berbeda merasakan tingkat nyeri dari stimulus yang sama. &adar endor!in berbeda tiap indi#idu indi#idu dengan endor!in tinggi sedikit merasakan nyeri dan indi#idu dengan sedikit endor!in merasakan nyeri lebih besar. &lien bisa mengungkapkan nyerinya dengan berbagai jalan mulai dari ekspresi wajah #okalisasi dan gerakan tubuh. Ekspresi yang ditunjukan klien itulah yang digunakan perawat untuk mengenali pola perilaku yang menunjukkan nyeri. Perawat harus melakukan pengkajian secara teliti apabila klien sedikit mengekspresikan nyerinya karena belum tentu orang yang tidak mengekspresikan nyeri itu tidak mengalami nyeri. &asus2kasus seperti itu tentunya membutuhkan bantuan perawat untuk membantu klien mengkomunikasikan nyeri secara e!ekti!.

+ase a&ibat (aftermath)------terjadi ketika nyeri berkurang atau berhenti (ase ini terjadi saat nyeri sudah berkurang atau hilang. Pada !ase ini klien masih membutuhkan kontrol dari perawat karena nyeri bersi!at krisis sehingga dimungkinkan klien mengalami gejala sisa pasca nyeri. Apabila klien mengalami episode nyeri berulang maka respon akibat " (aftermath$ dapat menjadi masalah kesehatan yang berat. Perawat berperan dalam membantu memperoleh kontrol diri untuk meminimalkan rasa takut akan kemungkinan nyeri berulang.

G. ) ASI+I)ASI N.ERI A. /erdasar&an su!bern$a Cutaneus/ superfisial, yaitu nyeri yang mengenai kulit/ jaringan subkutan. Biasanya bersifat burning (seperti terbakar) ex: terkena ujung pisau atau gunting Deep somatic/ nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligament, pemb. Darah, tendon dan syaraf, nyeri menyebar & lbh lama daripada cutaneus ex: sprain sendi Visceral (pada organ dalam), stimulasi reseptor nyeri dlm rongga abdomen, cranium dan thorak. Biasanya terjadi karena spasme otot, iskemia, regangan jaringan B. Berdasarkan penyebab: Fisik > BY: RETNO !R"#N$#R%&'kep& Ns

KDM 1-----PAIN Bisa terjadi karena stimulus fisik (Ex: fraktur femur) sycogenic !erjadi karena sebab yang kurang jelas/susah diidentifikasi, bersumber dari emosi/psikis dan biasanya tidak disadari. ( Ex: orang yang marah-marah, ti ati a merasa nyeri pada dadanya) Biasanya nyeri terjadi karena perpaduan " sebab tersebut C. Berdasarkan lama/durasinya Nyeri akut #yeri yang terjadi segera setelah tubuh terkena cidera, atau inter$ensi bedah dan memiliki a%itan yan cepat, dengan intensitas ber$ariasi dari berat sampai ringan . Fungsi nyeri ini adalah sebagai pemberi peringatan akan adanya cidera atau penyakit yang akan datang. #yeri ini terkadang bisa hilang sendiri tanpa adanya inter$ensi medis, setelah keadaan pulih pada area yang rusak. &pabila nyeri akut ini muncul, biasanya tenaga kesehatan sangat agresif untuk segera menghilangkan nyeri. #yeri akut secara serius mengancam proses penyembuhan klien, untuk itu harus menjadi prioritas pera%atan. 'ehabilitasi bisa tertunda dan hospitalisasi bisa memanjang dengan adanya nyeri akut yang tidak terkontrol. Nyeri kronik
#yeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode tertentu, berlangsung lama, intensitas ber$ariasi, dan biasanya berlangsung lebih dari enam bulan. #yeri ini disebabkan oleh kanker yang tidak terkontrol, karena pengobatan kanker tersebut atau karena gangguan progresif lain. #yeri ini bisa berlangsung terus sampai kematian. ada nyeri kronik, tenaga kesehatan tidak seagresif pada nyeri akut. (lien yang mengalami nyeri kronik akan mengalami periode remisi (gejala hilang sebagian atau keseluruhan) dan eksaser asi (keparahan meningkat). #yeri ini biasanya tidak memberikan respon terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya. #yeri ini merupakan penyebab utama ketidakmampunan fisik dan psikologis. )ifat nyeri kronik yang tidak dapat diprediksi membuat klien menjadi frustasi dan seringkali mengarah pada depresi psikologis. *ndi$idu yang mengalami nyeri kronik akan timbul perasaan yan gtidak aman, karena ia tidak pernah tahu apa yang akan dirasakannya dari hari ke hari. Perbedaan karakteristik nyeri akut dan kronik !yeri akut +amanya dalam hitungan menit Ditandai peningkatan B , nadi, dan respirasi 'espon pasien,Fokus pada nyeri, menyetakan nyeri menangis dan mengerang !ingkah laku menggosok bagian yang nyeri !yeri kronik sampai hitungan bulan, - .bln Fungsi fisiologi bersifat normal !idak ada keluhan nyeri !idak ada aktifitas fisik sebagai respon terhadap nyeri
+amanyna

BY: RETNO !R"#N$#R%&'kep& Ns

KDM 1-----PAIN

D. "erdasarkan lokasi/letak 'adiating pain #yeri menyebar dr sumber nyeri ke jaringan di dekatnya (ex: cardiac pain) 'eferred pain #yeri dirasakan pada bagian tubuh tertentu yg diperkirakan berasal dari penyebab jaringan

*ntractable pain #yeri yg sangat susah dihilangkan (ex: nyeri kanker maligna) hantom pain )ensasi nyeri dirasakan pada bagian.!ubuh yg hilang (ex: agian tu uh yang diamputasi) atau bagian tubuh yang lumpuh karena injuri medulla spinalis

,. +A)TOR .ANG %E%PENGARU,I RESPON N.ERI Usia Anak belum bisa mengungkapkan nyeri sehingga perawat harus mengkaji respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan !ungsi. Pada lansia cenderung memendam nyeri yang dialami karena mereka mengangnggap nyeri adalah hal alamiah yang harus dijalani dan mereka takut kalau mengalami penyakit berat atau meninggal jika nyeri diperiksakan. 1enis &ela!in 7ill "4==C$ mengungkapkan laki2laki dan wnita tidak berbeda secara signi!ikan dalam merespon nyeri justru lebih dipengaruhi !aktor budaya " e21 tidak pantas kalo laki2laki mengeluh nyeri wanita boleh mengeluh nyeri$ )ultur

BY: RETNO !R"#N$#R%&'kep& Ns

KDM 1-----PAIN
6rang belajar dari budayanya bagaimana seharusnya mereka berespon terhadap nyeri. "eE1 suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat yang harus diterima karena mereka melakukan kesalahan jadi mereka tidak mengeluh jika ada nyeri$ %a&na n$eri 'erhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri dan dan bagaimana mengatasinya. Perhatian +ingkat seorang klien mem!okuskan perhatiannya pada nyeri dapat mempengaruhi persepsi nyeri. %enurut 7ill "4==C$ perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat sedangkan upaya distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun. +ehnik relaksasi guided imagery merupakan tehnik untuk mengatasi nyeri. Ansietas .emas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan seseorang cemas. Pen#ala!an !asa lalu *eseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau dan saat ini nyeri yang sama timbul maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya. %udah tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman di masa lalu dalam mengatasi nyeri.

Pola &opin# Pola koping adapti! akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan sebaliknya pola koping yang maladapti#e akan menyulitkan seseorang mengatasi nyeri. Support &eluar#a dan so"ial )ndi#idu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan bantuan dan perlindungan.

I.

PROSES )EPERA3ATAN Pen#&a4ian Pengkajian nyeri yang !actual dan akurat dibutuhkan untuk1 %enetapkan data dasar %enegakkan diagnosa keperawatan yang tepat %enyeleksi terapi yang cocok %enge#aluasi respon klien terhadap terapi yang diberikan Perawat harus menggali pengalaman nyeri dari sudut pandang klien. &euntungan pengkajian nyeri bagi klien adalah bahwa nyeri diidenti!ikasi dikenali sebagai sesuatu yang nyata dapat diukur dapat djelaskan serta digunakan untuk menge#aluasi perawatan. Hal2hal yang perlu dikaji adalah sebagai berikut1
/#Ekspresi klien terhadap nyeri Banyak klien tidak melaporkan/mendiskusikan kondisi ketidaknyamanan. 0ntuk itulah pera%at harus mempelajari cara $erbal dan non$erbal klien dalam mengkomunikasikan rasa ketidaknyamanan. (lien yang tidak mampu berkomunikasi efektif seringkali membutuhkan perhatian khusus ketika pengkajian.

BY: RETNO !R"#N$#R%&'kep& Ns

KDM 1-----PAIN
".$lasifikasi pengalaman nyeri era%at mengkaji apakah nyeri yang dirasakan klien akut atau kronik. &pabila akut, maka dibutuhkan pengkajian yang rinci tentang karakteristik nyeri dan apabila nyeri bersifat kronik, maka pera%at menentukan apakah nyeri berlangsung intermiten, persisten atau terbatas. 1.$arakteristik nyeri %nset dan durasi era%at mengkaji sudah berapa lama nyeri dirasakan, seberapa sering nyeri kambuh, dan apakah munculnya nyeri itu pada %aktu yang sama. &okasi era%at meminta klien untuk menunjukkan dimana nyeri terasa, menetap atau terasa pada menyebar $eparahan era%at meminta klien menggambarkan seberapa parah nyeri yang dirasakan. 0ntuk memperoleh data ini pera%t bias menggunakan alat Bantu, skala ukur. (lien ditunjukkan skala ukur, kemudian disuruh memilih yang sesuai dengan kondisinya saat ini yang mana. )kala ukur bis berupa skala numeric, deskriptif, analog $isual. 0ntuk anak2anak skala yan digunakan adalah skala oucher yang dikembangkan oleh Beyer dan skala %ajah yang diembangkan oleh 3ong & Baker. ada skala oucher terdiri dari skala dengan nilai 42/44 pada sisi sebelah kiri untuk anak2anak yang lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi kanan untuk anak yang lebih kecil. Foto %ajah seorang anak dengan peningkatan rasa ketidaknyamanan dirancang sebagai petunjuk untuk memberi anak2anak pengertian sehingga dapat memahami makna dan keparahan nyeri. &nak bisa diminta untuk mendiskripsikan nyeri yang dirasakan dengan memilih gambar yang ada. )kala %ajah terdiri dari enam %ajah dengan profil kartun yang menggambarkan %ajah dari %ajah yang sedang tersenyum (tidak merasa nyeri), kemudian secara bertahap meningkat sampai %ajah yang sangat ketakutan (nyeri yang sangat). Contoh gam ar skala nyeri:

S&ala 5a4ah 5on#

4C

BY: RETNO !R"#N$#R%&'kep& Ns

KDM 1-----PAIN

'kala nyeri $ualitas

skala ocher

5inta klien menggambarkan nyeri yang dirasakan, biarkan klien mendiskripsikan apa yang dirasakan sesuai dengan kata2katanya sendiri. (ola nyeri era%at meminta klien untuk mendiskripsikan ati$itas yang menyebabkan nyeri dan meminta lien untuk mendemontrasikan akti$itas yang bisa menimbulkan nyeri. Cara mengatasi !anyakan pada klien tindakan yang dilakukan apabila nyerinya muncul dan kaji juga apakah tindakan yang dilakukan klien itu bisa efektif untuk mengurangi nyeri. )anda lain yang menyertai (aji adanya penyerta nyeri, seperti mual, muntah, konstipasi, gelisah, keinginan untuk miksi dll. 7ejala penyerta memerlukan prioritas penanganan yang sama dengan nyeri itu sendiri. 6. Efe& n$eri pada &lien Nyeri merupakan kejadian yang menekan atau stress dan dapat mengubah gaya hidup dan kesejahteraan psikologis indi#idu. Perawat harus mengkaji hal2hal berikut ini untuk mengetahui e!ek nyeri pada klien1 era%at boleh memberikan deskripsi pada klien, bila klien tidak mampu menggambarkan nyeri yang dirasakan#

a. Tanda dan #e4ala fisi& Perawat mengkaji tanda2tanda !isiologis karena adanya nyeri yang dirasakan klien bisa berpengaruh pada !ungsi normal tubuh. b. Efe& tin#&ah la&u Perawat mengkaji respon #erbal gerakan tubuh ekspresi wajah dan interaksi sosial. Laporan #erbal tentang nyeri merupakan bagian #ital dari pengkajian perawat harus bersedia mendengarkan dan berusaha memahami klien. +idak semua klien mampu mengungkapkan nyeri yang dirasakan c. Efe& pada A&lien yang mengalami nyeri kurang mampu berpartisipasi secara rutin dalam akti#itas sehari2 hari. Pengkajian ini menunjukkan sejauh mana kemampuan dan proses penyesuaian klien berpartisipasi dalam perawatan diri. Penting juga untuk mengkaji e!ek nyeri pada akti#itas sosial klien. untuk hal yang seperti itu perawat harus mewaspadai perilaku klien yang mengindikasikan nyeri.

44

BY: RETNO !R"#N$#R%&'kep& Ns

KDM 1-----PAIN
7. Status neurolo#is (ungsi neurologis lebih mudah mempengaruhi pengalaman nyeri. *etiap !aktor yang mengganggu atau mempengaruhi resepsi dan persepsi nyeri yang normal akan mempengaruhi respon dan kesadaran klien tentang nyeri. Penting bagi perawat untuk mengkaji status neurologis klien karena klien yang mengalami gangguan neurologis tidak sensiti! terhadap nyeri. +indakan pre#enti! perlu dilakukan pada klien dengan kelainan neurologis yang mudah mengalami cidera. o o -ia#nosa Nyeri akut b.d injuri !isik pengurangan suplai darah proses melahirkan Nyeri kronik b.d proses keganasan .emas b.d nyeri yang dirasakan &oping indi#idu tidak e!ekti! b.d nyeri kronik &erusakan mobilitas !isik b.d nyeri muskuloskeletal 0esiko injuri b.d kekurangan persepsi terhadap nyeri Perubahan pola tidur b.d low back pain Peren"anaan Perawat mengembangkan perencanaan keperawatan dario diagnosa yang telah dibuat. Perawat dan klien secara bersama2sama mendiskusikan harapan yang realistis dari tindakan mengatasi nyeri derajat pemulihan nyeri yang diharapkan dan e!ek2e!ek yang harus diantisipasi pada gaya hidup dan !ungsi klien. Hasil akhir yang diharapkan dan tujuan keperawatan diseleksi berdasarkan diagnosa keperawatan dan kondisi klien. *ecara umum tujuan asuhan keperawatan klien dengan nyeri adalah sebagai berikut1 &lien merasakan sehat dan nyaman &lien mempertahankan kemampuan untuk melakukan perawatan diri &lien mempertahankan !ungsi !isik dan psikologis yang dimiliki saat ini &lien menjelaskan !aktor2!aktor yang menyebabkan nyeri &lien menggunakan terapi yang diberikan dengan aman di rumah Contoh ren"ana pera5atan 'Renpra(: No 4 -ia#nosa Nyeri akut b.d injuri !isik "pembedahan$ )riteria hasil Pain le#el pain control dan com!ort le#el dengan kriteria hasil1 %enggunakan nyeri mengidenti!ikasi yang dirasakan %endiskripsikan memanajemen nyeri %engungkapkan kemampuan tidur dan istirahat cara skala untuk nyeri Ren"ana tinda&an %anajemen nyeri1 &aji nyeri yang dialami klien "meliputi PF0*+$ 6bser#asi ketidaknyamanan non#erbal terhadap nyeri &aji pengalaman masa lalu klien terhadap nyeri .iptakan lingkungan yang nyaman untuk klien &olaborasi pemberian analgetik Ajarkan tehnik non!armakologi untuk mengatasi nyeri

4:

BY: RETNO !R"#N$#R%&'kep& Ns

KDM 1-----PAIN
%endiskripsikan non!armakologi mengontrol nyeri ++A dalam batas normal terapi untuk Dst "lihat lebih lengkap di N).$

Inter8ensi %ana4e!en n$eri terdiri dari: a.(armakologis "kolaborasi$2222222penggunaan analgetik %engganggu penerimaan3stimuli nyeri dan interpretasinya dengan menekan !ungsi talamus 9 kortek serebri. b. Non !armakologi "mandiri$ *entuhan terapeutik +eori ini mengatakan bahwa indi#idu yang sehat mempunyai keseimbangan energi antara tubuh dengan lingkuGngan luar. 6rang sakit berarti ada ketidakseimbangan energi dengan memberikan sentuhan pada klien diharapkan ada trans!er energi dari perawat ke klien. Akupresur Pemberian penekanan pada pusat2pusat nyeri 7uided imagery %eminta klien berimajinasi membayangkan hal2hal yang menyenangkan tindakan ini memerlukan suasana dan ruangan yang tenang serta konsentrasi dari klien. Apabila klien mengalami kegelisahan tindakan harus dihentikan. +indakan ini dilakukan pada saat klien merasa nyaman dan tidak sedang nyeri akut. Distraksi %engalihkan perhatian terhadap nyeri e!ekti! untuk nyeri ringan sampai sedang. Distraksi #isual "melihat +A atau pertandingan bola$ distraksi audio "mendengar musik$ distraksi sentuhan "massase memegang mainan$ distraksi intelektual "merangkai pu<<le main catur$ Anticipatory guidence %emodi!ikasi secara langsung cemas yang berhubungan dengan nyeri. .ontoh tindakan1 sebelum klien menjalani prosedur pembedahan perawat memberikan penjelasan3in!ormasi pada klien tentang pembedahan dengan begitu klien sudah punya gambaran dan akan lebih siap menghadapi nyeri. Hipnotis %embantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positi!. 'io!eedback +erapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan indi#idu in!ormasi tentang respon nyeri !isiologis dan cara untuk melatih kontrol #olunter terhadap respon tersebut. +erapi ini e!ekti! untuk mengatasi ketegangan otot dan migren dengan cara memasang elektroda pada pelipis. *timulasi kutaneus .ara kerja dari sistem ini masih belum jelas salah satu pemikiran adalah cara ini bisa melepaskan endor!in sehingga bisa memblok stimulasi nyeri. 'isa dilakukan dengan massase mandi air hangat kompres dengan kantong es dan stimulasi sara! elektrik transkutan " TENS/

48

BY: RETNO !R"#N$#R%&'kep& Ns

KDM 1-----PAIN
transcutaneus electrical nerve stimulation). TENS merupakan stimulasi pada kulit dengan menggunakan arus listrik ringan yang dihantarkan melalui elektroda luar. Contoh i!ple!entasi: -ia#nosa I!ple!entasi Nyeri akut b.d *abtu 4C desemder :CC>24:2:CC> injuri !isik CB.8C klien %engkaji pengalaman masa lalu dalam mengatasi nyeri C=.CC %emberikan ampul 4:.CC %emonitor istirahat klien %engobser#asi terhadap nyeri respon non#erbal injeksi kaltro!en 4 %engukur tekanan darah nadi perna!asan P %engkaji tingkat nyeri E8aluasi * 1 klien mengatakan nyeri saat ini pada skala B 6 1 +D 44C3BC N =C 53menit 0 4D E3menit klien tampak meringis saat berubah posisi A 1 nyeri akut teratasi sebagian 1 lanjutkan inter#ensi manajemen nyeri

H.

Peran perawat dalam mengatasi nyeri1 %engidenti!ikasi penyebab nyeri &olaborasi dengan tim kes lain untuk pengobatan nyeri %emberikan inter#ensi pereda nyeri %enge#aluasi e!ekti#itas pereda nyeri 'ertindak sebagai ad#okat jika pereda nyeri tidak e!ekti! *ebagai pendidik keluarga 9 pasien tentang manajemen nyeri -aftar Pusta&a 'runner 9 *uddarth. :CC:. &eperawatan %edikal 'edah. Aol 1 4. Hakarta1 E7. &o<ier. . (undamental 6! Nursing. Potter 9 Perry . :CC>. (undamental &eperawatan. Aol1 :. Hakarta 1 E7.

4@

BY: RETNO !R"#N$#R%&'kep& Ns

Anda mungkin juga menyukai