Anda di halaman 1dari 35

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT XL AXIATA Tbk (2008-2010)

Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Analisis Informasi Keuangan

Nama : NIM : Kelas :

Yudha Adhitya F0311123 B

Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012

Profil PT XL Axiata Tbk PT XL Axiata Tbk (Perseroan) yang sebelumnya bernama PT Excelcomindo Pratama Tbk, pertama kali didirikan dengan nama PT Grahametropolitan Lestari. Perseroan berkedudukan hukum di Jakarta dan didirikan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 55 tanggal 6 Oktober 1989, sebagaimana diubah dengan Akta Perubahan No. 79 tanggal 17 Januari 1991, keduanya dibuat di hadapan Rachmat Santoso, S.H., Notaris di Jakarta. Akta-akta tersebut memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Menteri No. C2515.HT.01.01.TH.91 pada tanggal 19 Februari 1991, didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 670/Not/1991/PN.JKT.SEL dan No.

671/Not/1991/PN.JKT.SEL, tanggal 21 Agustus 1991 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 90, Tambahan No. 4070, tanggal 8 November 1991. Susunan Direksi dan Dewan Komisaris per 31 Desember 2010 adalah sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diadakan pada tanggal 19 Maret 2010, sebagaimana dimuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 155 tanggal 19 Maret 2010, dibuat di hadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah disesuaikan per 28 Desember 2010, dengan adanya pengunduran diri dari salah seorang Komisaris Perseroan, YBhg Dato Yusof Annuar bin Yaacob, efektif pada tanggal 28 Desember 2010. Dikarenakan satu dan lain hal, Perseroan tidak

menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) khusus untuk memutuskan permohonan pengunduran diri tersebut. Susunan Direksi dan Dewan Komisaris per 31 Desember 2009 adalah sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 16 November 2009, sebagaimana dimuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 87, tanggal 16 November 2009, dibuat di hadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta. Susunan Direksi danDewan Komisaris 31 Desember 2008 adalah sesuai dengan keputusan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 229, tanggal 29 Juli 2008, dibuat di hadapan Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta.

PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE

Deskripsi Analisis Common Size Laba Rugi PT XL Axiata Tbk tahun 2008 Pada tahun 2008, PT XL Axiata Tbk mengalami kerugian sebesar Rp.15.109 juta (-0,13% dari pendapatan usaha bruto setelah dikurangi diskon). Kerugian tersebut disebabkan oleh besar nya tota beban usaha sebesar Rp.10.308.218 juta atau 85,47% dari pendapatan usaha bruto setelah dikurangi diskon, dan total beban lain-lain sebesar Rp.1.822.187 juta atau 15,11% dari pendapatan usaha bruto setelah dikurangi diskon. Beban penyusutan sebesar Rp.3.335.287 juta sebagai beban terbesar yang di tanggung oleh perusahaan. Beban penyusutan aset tetap peralatan jaringan sebesar Rp.3.163.756 juta atau menjadi beban terbesar yang ditanggung oleh perusahaan 94,85% dari total beban penyusutan. Kesimpulan : PT XL Axiata Tbk belum beroprasi secara baik pada tahun 2008. Hal tersebut dibuktikan dengan kerugian yang diperoleh pada akhir periode.

Deskripsi Analisis Common Size Laba Rugi PT XL Axiata Tbk tahun 2008 dan 2009 Pada tahun 2009, PT XL Axiata Tbk memperoleh laba bersih sebesar Rp.1.709.468 juta atau sebesar 12,47% dari pendapatan usaha bruto setelah dikurangi diskon. Hal tersebut lebih baik bila di bandingkan dengan tahun 2008 yang mengalami kerugian sebesar Rp.15.109 juta atau -0,13% dari pendapatan usaha bruto setelah dikurangi diskon. Total beban usaha tahun 2009 meningkat dari Rp.10.308.218 juta di tahun 2008 menjadi Rp.11.242.207 juta secara nominal. Secara prosentase yang diukur dari pendapatan usaha bruto setelah dikurangi diskon tahun 2008 sebesar 85,47% mengalami penurunan menjadi 82,02% di tahun 2009. Total beban lain-lain mengalami penurunan yang drastis pada tahun 2009 sebesar Rp.100.801 juta atau 0,74% dari pendapatan usaha bruto setelah dikurangi diskon dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp.1.822.187 juta atau 15,11% dari pendapatan usaha bruto setelah dikurangi diskon. Penurunan total beban lain-lain di pengaruhi oleh pendapatan lain-lain yang meningkat. Pendapatan lain-lain adalah termasuk penghasilan bunga yang mengalami kenaikan ditahun 2009 sebesar Rp.68.602 juta dari Rp.33.660 ditahun 2008, keuntungan selisih kurs sebesar Rp.744.617 juta ditahun 2009, dan keuntungan dari transaksi sewa pembiayaan sebesar Rp.465.047 juta ditahun 2009. Kesimpulan : PT XL Axiata Tbk di tahun 2009 telah beroprasi dengan baik sehingga menghasilkan laba bersih sebesar Rp.1.709.468 juta atau sebesar 12,47% dari pendapatan usaha bruto setelah di kurangi diskon bila dibandingkan dengan

kinerja di tahun 2008 yang mengalami kerugian sebesar Rp.15.109 juta rupiah atau -0,13% dari pendapatan usaha bruto setelah dikurangi diskon.

Deskripsi Analisis Common Size Laba Rugi PT XL Axiata Tbk tahun 2009 dan 2010 Pada tahun 2010, PT XL Axiata Tbk memperoleh laba bersih sebesar Rp.2.891.261 juta atau sebesar 16,56% dari pendapatan usaha bruto setelah dikurangi diskon. Hal tersebut lebih baik bila di bandingkan dengan tahun 2009 yang mendapatkan laba bersih sebesar Rp.1.709.468 juta atau 12,47% dari pendapatan usaha bruto setelah dikurangi diskon. Kenaikan laba bersih di tahun 2010 dipengaruhi oleh pendapatan usaha bruto sebesar Rp.17.636.895 juta yang meningkat dibandingkan dengan tahun 2009 yang hanya sebesar Rp.13.706.051 juta. Total beban usaha pada tahun 2010 sebesar Rp.12.294.152 meningkat dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar Rp.11.242.207 secara nominal. Secara prosentase yang diukur dari pendapatan usaha bruto setelah dikurangi diskon tahun 2009 sebesar 82,02% mengalami penurunan menjadi 70,42% di tahun 2010. Kesimpulan : Kinerja PT XL Axiata Tbk tahun 2010 sudah cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dari laba bersih yang diperoleh sebesar 16,56% dari pendapatan usaha bruto setelah dikurangi diskon di bandingkan dengan tahun 2009 sebesar 12,47%.

Deskripsi Analisis Common Size Neraca PT XL Axiata Tbk tahun 2008 Pada tahun 2006, presentase aset lancar sebesar 11,27% dari total aset lebih kecil dibandingkan dengan jumlah kewajiban jangka pendek yang memiliki prosentase 20% dari total kewajiban dan ekuitas. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan tidak mampu menjamin hutang nya dengan jumlah aset lancar yang tersedia. Kondisi perusahaan tidak likuid di tahun ini. Prosentase aset tidak lancar mencapai 88,73% dari total aset. Prosentase hutang jangka panjang 64,83%, sedangkan ekuitas 15,17% dari total keseluruhan jumlah kewajiban dan ekuitas. Kesimpulan : PT XL Axiata Tbk di tahun 2008 dalam kondisi yang tidak baik. Karena di tahun ini, perusahaan mengalami kerugian. Perusahaan membutuhkan tambahan modal disetor dan laba yang dihasilkan lebih banyak untuk meningkatkan jumlah aktiva lancar nya dan meningkatkan likuiditas nya.

Deskripsi Analisis Common Size Neraca PT XL Axiata Tbk tahun 2008 dan 2009 Ditahun 2009 jumlah kas dan setara kas sejumlah Rp.747.956 juta dengan prosentase 2,73% lebih rendah di bandingkan dengan saldo di tahun 2008 sejumlah Rp.1.170.203 juta dengan prosentase 4,12%. Hal tersebut terjadi karena pembayaran hutang jangka pendek, hutang jangka panjang yang jatuh tempo beserta bunga dan pembelian aset tetap, sedangkan penerimaan dari piutang dan penjualan aset tetap hanya sedikit. Jumlah aset lancar di tahun 2009 sebesar Rp.2.007.289 juta dengan prosentase 7,33% mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp. 3.200.815 juta dengan prosentase 11,27%. Jumlah kewajiban jangka panjang tahun 2009 sejumlah Rp.12.568.088 juta menurun dibandingkan dengan tahun 2008 yang berjumlah Rp.18.407.237 juta. Hal tersebut terjadi karena banyak hutang jangka panjang yang jatuh tempo. Jumlah ekuitas di tahun 2009 meningkat dibandingkan tahun 2008 dari Rp.4.307.897 juta menjadi Rp.8.803.113 juta. Kenaikan yang signifikan terjadi pada tambahan modal disetor dari saldo di tahun 2008 yang berjumlah Rp.2.691.684 juta dengan prosentase 9,48% menjadi Rp.5.335.632 juta dengan prosentase 19,49% di tahun 2009 dan saldo laba yang naik dari Rp.907.013 juta dengan prosentase 3,19% ditahun 2008 menjadi Rp.2.616.481 juta dengan prosentase 32,15% di tahun 2009. Kesimpulan :

PT XL Axiata Tbk di tahun 2009 kondisi nya lebih baik dibandingkan di tahun 2008. Hal tersebut dapat dilihat dari kemampuan perusahaan melunasi hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang yang jatuh tempo. Tambahan modal disetor dari investor membantu kegiatan oprasi berjalan lebih baik, sehingga dapat meningkatkan saldo laba perusahaan.

Deskripsi Analisis Common Size Neraca PT XL Axiata Tbk tahun 2009 dan 2010 Pada tahun 2010, saldo kas dan setara kas Rp.366.161 juta dengan prosentase 1,34% turun di bandingkan dengan saldo kas dan setara kas di tahun 2009 yang berjumlah Rp.747.965 juta dengan prosentase 2,73%. Hal tersebut terjadi karena ditahun 2010, kas dan setara kas banyak digunakan dalam aktivitas investasi dan pendanaan. Jumlah aset lancar meningkat di tahun 2010 berjumlah Rp.2.228.017 juta dengan prosentase 8,18% dibandingkan di tahun 2009 yang berjumlah Rp.2.007.289 juta dengan prosentase 7,33%. Prosentase kewajiban jangka pendek turun dari 21,95% di tahun 2009, menjadi 16,74% ditahun 2010. Prosentase kewajiban jangka panjang turun dari 45,90% di tahun 2009 menjadi 40,27% di tahun 2010. Prosentase saldo laba di tahun 2010 sebesar 42,99% meningkat di bandingkan dengan saldo di tahun 2009 sebesar 32,15%. Kesimpulan : PT XL Axiata Tbk di tahun 2010 dalam kondisi yang baik. Hal itu dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar hutang yang jatuh tempo serta peningkatan saldo laba yang signifikan.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMPARATIVE

Deskripsi Analisis Comparative Laba Rugi PT XL Axiata Tbk tahun 2008 dan 2009 Pada tahun 2009, pendapatan usaha bruto setelah dikurangi diskon mengalami kenaikan sebesar 13,64% dengan rasio 1,14. Total beban usaha mengalami kenaikan sebesar 9,06% dengan rasio 1,09. Beban infrastruktur mengalami peningkatan paling besar, yaitu 55,34% dari tahun sebelum nya dan merupakan beban usaha terbesar. Laba usaha tahun 2009 mengalami peningkatan 40,55% dari tahun 2008. Beban penghasilan lain-lain mengalami penurunan pada tahun 2009 sebesar 94,47% dibandingkan dengan tahun 2008 dengan rasio 0,06. Beban penghasilan lain-lain mengalami penuranan yang sangat signifikan dikarenakan pada tahun 2010 perusahaan memperoleh penghasilan bunga yang meningkat sebesar 103,81%, keuntungan selisih kurs yang meningkat sebesar 324,18% setelah di tahun 2008 mengalami kerugian selisih kurs, dan keuntungan dari transaksi sewa pembiayaan sebesar Rp.465.047 juta sedangkan tahun 2008 tidak ada. Laba / (rugi) sebelum pajak penghasilan mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu sebesar 3.514,90% dari tahun 2008 ke tahun 2009. Hal tersebut terjadi karena pada tahun 2008, perusahaan mengalami ke rugian sehingga perusahaan di tahun 2008 mendapatkan tangguhan manfaat pajak penghasilan. Laba bersih di tahun 2009 meningkat 11.414,24% dengan rasio 113,14 dibandingkan dengan periode tahun 2008 dimana perusahaan mengalami kerugian. Kesimpulan :

PT XL Axiata Tbk di tahun 2008 mengalami kerugian. Ditahun 2009, PT XL Axiata Tbk beroprasi lebih baik dibandingkan pada saat periode 2008. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan laba bersih yang diterima oleh perusahaan serta kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka panjang jatuh tempo.

Deskripsi Analisis Comparative Neraca PT XL Axiata Tbk tahun 2008 dan 2009 Pada tahun 2009, saldo kas dan setara kas turun 36,08% dengan rasio 0,64 dibandingkan dengan tahun 2008. Hal tersebut terjadi karena pembayaran hutang jangka pendek, hutang jangka panjang yang jatuh tempo beserta bunga dan pembelian aset tetap, sedangkan penerimaan dari piutang dan penjualan aset tetap hanya sedikit. Jumlah aset lancar di tahun 2009 sebesar Rp.2.007.289 juta mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp. 3.200.815 juta dengan prosentase penurunan 37,29% dan rasio 0,63. Jumlah kewajiban jangka pendek hanya mengalami kenaikan 5,83% dengan rasio 1,06 di tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008. Jumlah kewajiban jangka panjang tahun 2009 sejumlah Rp.12.568.088 juta menurun dibandingkan dengan tahun 2008 yang berjumlah Rp.18.407.237 juta atau sekitar 31,72% dengan rasio 0,68. Hal tersebut terjadi karena banyak hutang jangka panjang yang jatuh tempo. Jumlah ekuitas di tahun 2009 meningkat dibandingkan tahun 2008 dari Rp.4.307.897 juta menjadi Rp.8.803.113 juta atau sekitar 104,35% dengan rasio 2,04. Kenaikan yang signifikan terjadi pada tambahan modal disetor dari saldo di tahun 2008 yang berjumlah Rp.2.691.684 juta menjadi Rp.5.335.632 juta di tahun 2009 atau sekitar 98,23% dengan rasio 1,98 dan saldo laba yang naik dari Rp.907.013 juta ditahun 2008 menjadi Rp.2.616.481 juta di tahun 2009 dengan prosentase kenaikan 188,47% dengan rasio 2,88. Kesimpulan :

PT XL Axiata Tbk di tahun 2008 dalam kondisi yang kurang baik. Perusahaan tidak likuid dan prosentase hutang yang cukup besar bila dibandingkan dengan jumlah aset lancar nya. Namun di tahun 2009 kondisi perusahaan menjadi lebih baik. Dapat dilihat dari kemampuan perusahaan melunasi hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang yang jatuh tempo. Tambahan modal disetor dari investor membantu kegiatan oprasi berjalan lebih baik, sehingga dapat meningkatkan saldo laba perusahaan.

Deskripsi Analisis Comparative Laba Rugi PT XL Axiata Tbk tahun 2009 dan 2010 Pada tahun 2010, pendapatan usaha bruto setelah dikurangi diskon naik 27,38% dengan rasio 1,27 dari saldo tahun 2009. Pendapatan usaha terbagi dalam jasa telekomunikasi selular, jasa interkoneksi selular dan jasa telekomunikasi lainnya mengalami peningkatan di setiap segmen. Total beban usaha naik 9,36% dengan rasio 1,09. Kenaikan yang signifikan terjadi pada laba usaha sebesar 109,61% dengan rasio 2,10. Total beban lain-lain meningkat sebesar 1.186,20% dengan rasio 12,86. Total beban lain-lain meningkat disebabkan karena perusahaan mengalami kerugian selisih kurs sebesar Rp.167.428 juta atau naik sekitar 122,49%, keuntungan dari transaksi sewa pembiayaan tidak ada, dan beban lain-lain yang naik 232,26%. Laba rugi sebelum pajak penghasilan meningkat sebesar 63,69% dengan rasio 1,64. Laba bersih di tahun 2010 meningkat 69,13% dengan rasio 1,69 dibandingkan dengan saldo tahun 2009. Kesimpulan : PT XL Axiata Tbk di tahun 2010 mengalami peningkatan dalam kinerja. Dapat dilihat dari kenaikan laba bersih yang mencapai 69,13% dengan kenaikan total beban usaha tidak terlalu tinggi sebesar 9,36%. Dalam hal ini, perusahaan dapat memaksimalkan beban sehingga dapat menghasilkan laba yang lebih besar.

Deskripsi Analisis Comparative Neraca PT XL Axiata Tbk tahun 2009 dan 2010 Pada tahun 2010, saldo kas dan setara kas Rp.366.161 juta turun di bandingkan dengan saldo kas dan setara kas di tahun 2009 yang berjumlah Rp.747.965 juta dengan prosentase 51,05%. Hal tersebut terjadi karena ditahun 2010, kas dan setara kas banyak digunakan dalam aktivitas investasi dan pendanaan. Jumlah aset lancar meningkat di tahun 2010 berjumlah Rp.2.228.017 juta dibandingkan di tahun 2009 yang berjumlah Rp.2.007.289 juta dengan prosentase 11,00%. Di tahun 2010, kewajiban jangka pendek turun sebesar 24,06% dibandingkan tahun 2009. Kewajiban jangka panjang turun sebesar 12,69%. Jumlah ekuitas meningkas 33,08%. Peningkatan jumlah ekuitas dipengaruhi oleh peningkatan saldo laba telah ditentukan penggunaannya sebesar Rp.100 juta yang meningkat sebesar 50% dari saldo tahun 2009 dan belum ditentukan penggunaannya sebesar Rp.2.891.161 juta yang meningkat sebesar 110,50% dari saldo tahun 2009. Kesimpulan : PT XL Axiata Tbk dalam kondisi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah aset lancar 11,00%, penurunan kewajiban jangka pendek sebesar 24,06%, penurunan kewajiban jangka panjang sebesar 12,69% serta total ekuitas yang meningkat 33,08% yang disebabkan oleh perolehan laba bersih di tahun 2010.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE RASIO LIKUIDITAS, AKTIVITAS, PROFITABILITAS, DAN SOLVABILITAS

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS PER 31 DESEMBER Tahun 2008, 2009 dan 2010 (dalam desimal) KETERANGAN a) Rasio Lancar b) Rasio Cepat c) Rasio Kas 2006 0,56 0,54 0,20 2007 0,33 0,33 0,12 2008 0,49 0,47 0,08

Rasio Lancar = Aktiva Lancar / Hutang Lancar Tahun 2008 => 3.200.815 juta / 5.677.831 juta = 0,56 Tahun 2009 => 2.007.289 juta / 6.008.894 juta = 0,33 Tahun 2010 => 2.228.017 juta / 4.563.033 juta = 0,49 Rasio Cepat = (Aktiva Lancar Persediaan) / Hutang lancar Tahun 2008 => (3.200.815 juta 127.633 juta) / 5.677.831 juta = 0,54 Tahun 2009 => (2.007.289 juta 19.886 juta) / 6.008.894 juta = 0,33 Tahun 2010 => (2.228.017 juta 61.044 juta) / 4.563.033 juta = 0,47 Rasio Kas = Kas dan Setara Kas / Hutang lancar Tahun 2008 => 1.170.203 juta / 5.677.831 juta = 0,2 Tahun 2009 => 747.965 juta / 6.008.894 juta = 0,12 Tahun 2010 => 366.161 juta / 4.563.033 juta = 0,08

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS

a) Rasio Lancar Rasio lancar pada perusahaan di tahun 2008 adalah 0,56. Rasio tersebut menunjukan bahwa setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin dengan Rp 0,56 aktiva lancar. Di tahun 2009, rasio lancar turun menjadi 0,33. Sedangkan ditahun 2010 rasio lancar meningkat dibandingkan dengan tahun 2009, yaitu sebesar 0,49. Kesimpulannya adalah perusahaan tidak likuid. Karena perusahaan tidak dapat mebayar hutang lancar nya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki pada saat perusahaan di likuidasi. b) Rasio Cepat Rasio cepat pada perusahaan di tahun 2008 adalah 0,54. Rasio tersebut menunjukan bahwa setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin dengan Rp 0,54 aktiva lancar dikurangi persediaan. Di tahun 2009, rasio lancar turun menjadi 0,33. Sedangkan ditahun 2010 rasio lancar meningkat dibandingkan dengan tahun 2009, yaitu sebesar 0,47. Kesimpulannya adalah perusahaan tidak likuid. Karena perusahaan belum bisa menjamin hutang lancar nya dengan aktiva lancar dikurangi persediaan. c) Rasio Kas Rasio kas pada perusahaan di tahun 2008 adalah 0,2. Rasio tersebut menunjukan bahwa setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin dengan Rp 0,2 kas dan

setara kas. Di tahun 2009, rasio kas turun menjadi 0,12. Sedangkan ditahun 2010 rasio kas kembali turun menjadi sebesar 0,08. Kesimpulannya adalah perusahaan tidak likuid. Karena perusahaan belum bisa menjamin hutang nya dengan kas dan setara kas.

ANALISIS RASIO AKTIVITAS PER 31 DESEMBER Tahun 2008, 2009 dan 2010 (dalam desimal) KETERANGAN a) Rasio Perputaran Persediaan b) Rasio Perputaran Aktiva Tetap c) Rasio Perputaran Total Aktiva 2008 0,48 0,42 2009 0,54 0,50 2010 0,70 0,64

Rasio Perputaran Persediaan = HPP / Persediaan Tidak ada rasio perputaran persediaan karena tidak ada HPP Rasio Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan / Aktiva Tetap Tahun 2008 => 12.155.991 juta / 25.192.150 juta = 0,48 Tahun 2009 => 13.879.513 juta / 25.372.806 juta = 0,54 Tahun 2010 => 17.636.895 juta / 25.023.264 juta = 0,70 Rasio Perputaran Total Aktiva = Penjualan / Total Aktiva Tahun 2008 => 12.155.991 juta / 28.392.965 juta = 0,42 Tahun 2009 => 13.879.513 juta / 27.380.095 juta = 0,50 Tahun 2010 => 17.636.895 juta / 27.251.281 juta = 0,64

ANALISIS RASIO AKTIVITAS

a) Rasio Perputaran Persediaan Tidak ada Rasio Perputaran Persediaan karena tidak ada HPP. b) Rasio Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan / Aktiva Tetap Rasio perputaran aktiva tetap perusahaan meningkat dari tahun 2008-2010. Pada tahun 2008, rasio perputaran aktiva tetap 0,48. Pada tahun 2009 meningkat menjadi 0,54 dan 0,70 pada tahun 2010. Artinya setiap Rp 1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp 0,70 pendapatan usaha bruto. Kesimpulannya perusahaan tidak efektif dalam memanfaatkan aktiva tetap, hal ini ditunjukan dengan rasio yang rendah. c) Rasio Perptaran Total Aktiva = Penjualan / Total Aktiva Rasio perputaran total aktiva perusahaan meningkat dari tahun 2008-2010. Pada tahun 2008, rasio perputaran total aktiva 0,42. Pada tahun 2009 meningkat menjadi 0,50 dan 0,64 pada tahun 2010. Artinya setiap Rp 1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp 0,64 pendapatan usaha bruto. Kesimpulannya tingkat perputaran total aktiva terhadap penjualan jasa perusahaan kurang baik, hal ini ditunjukan dengan rasio perputaran total aktiva yang rendah.

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS PER 31 DESEMBER Tahun 2008, 2009 dan 2010 (dalam persen (%)) KETERANGAN a) Rasio Net Profit Margin b) Return On Assets (ROA) 2008 -0,12% -0,05% 2009 12,31% 6,24% 19,41% 2010 16,39% 10,61% 24,68%

c) Return On Equity (ROE) -0,35%

Rasio Net Profit Margin = Laba Bersih / Penjualan Tahun 2008 => (15.109) juta / 12.155.991 juta x 100% = (0,12)% Tahun 2009 => 1.709.468 juta / 13.879.513 juta x 100% = 12,31% Tahun 2010 => 2.891.261 juta / 17.636.895 juta x 100% = 16,39% Return On Assets (ROA) = Laba Bersih / Total Aktiva Tahun 2008 => (15.109) juta / 28.392.965 juta x 100% = (0,05)% Tahun 2009 => 1.709.468 juta / 27.380.095 juta x 100% = 6,24% Tahun 2010 => 2.891.261 juta / 27.251.281 juta x 100% = 10,61% Return On Equity (ROE) = Laba Bersih / Modal Saham Tahun 2008 => (15.109) juta / 4.307.897 juta x 100% = (0,35)% Tahun 2009 => 1.709.468 juta / 8.803.113 juta x 100% = 19,41% Tahun 2010 => 2.891.261 juta / 11.715.074 juta x 100% = 24,68%

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS

a) Rasio Net Profit Margin Rasio net profit margin perusahaan tahun 2008-2010 mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun 2008, rasionya sebesar -0,12% karena perusahaan mengalami kerugian. Ditahun 2009, rasionya meningkat menjadi sebesar 12,31%. Ditahun 2010, rasio nya sebesar 16,39%. Melihat hal tersebut perusahaan dari tahun ketahun mampu menekan biaya dan meningkatkan laba perusahaan. Kesimpulan nya adalah perusahaan telah beroprasi dengan baik, didukung dengan meningkatnya rasio net profit margin dari tahun ketahun. b) Rasio Return On Asset Rasio ROA antara tahun 2008-2010 mengalami perubahan yang fluktuatif. ROA terendah terdapat pada tahun 2008 yaitu sebesar -0,05% ketika perusahaan mengalami kerugian. Namun di tahun 2009 rasio ROA meningkat menjadi 6,24% dan 10,61% ditahun 2010. Kesimpulannya adalah kemampuan manajemen aset perusahaan

meningkat dari tahun ketahun dan dapat dikatakan sudah baik. c) Rasio Return On Equity Rasio ROE antara tahun 2008-2010 mengalami perubahan yang fluktuatif. ROA terendah terdapat pada tahun 2008 yaitu sebesar -0,35% ketika perusahaan

mengalami kerugian. Namun di tahun 2009 rasio ROE meningkat menjadi 19,41% dan 24,68% ditahun 2010. Kesimpulannya adalah kinerja perusahaan cukup baik, karena rasio ROE meningkat setiap tahun nya.

ANALISIS RASIO SOLVABILITAS PER 31 DESEMBER Tahun 2008, 2009 dan 2010 (dalam decimal) KETERANGAN 2008 2009 0,68 2010 0,57

a) Rasio Total Hutang Terhadap 0,84 Total Aset b) Time Interest Earned Ratio 1,56 (TIE) c) Rasio Fixed Charge Coverage 1,38

1,93

6,12

1,56

3,49

Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset = Total Hutang / Total Aset Tahun 2008 = 24.085.068 juta / 28.392.965 juta = 0,84 Tahun 2009 = 18.576.982 juta / 27.380.095 juta = 0,68 Tahun 2010 = 15.536.207 juta / 27.251.281 juta = 0,57 Time Interest Earned Ratio (TIE) = Laba sebelum bunga dan pajak / Beban Bunga Tahun 2008 = 1.752.989 juta / 1.122.294 juta = 1,56 Tahun 2009 = 2.463.844 juta / 1.274.077 juta = 1,93 Tahun 2010 = 5.164.487 juta / 842.604 juta = 6,12 Rasio Fixed Charge Coverage = (EBITDA+Biaya Sewa) / (Bunga+Biaya Sewa) Tahun 2008 = (5.088.276 + 519.121) juta / (1.122.294 + 519.121) juta = 3,09

Tahun 2009 = (6.165.724 + 865.718) juta / (1.274.077 + 865.718) juta = 3,29 Tahun 2010 = (9.236.485 + 889.631) juta / (842.604 + 889.631) juta = 5,84

ANALISIS RASIO SOLVABILITAS

a) Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset Rasio total hutang terhadap total aset perusahaan antara tahun 2008-2010 mengalami penurunan. Pada tahun 2008 memiliki rasio tertinggi sebesar 0,84. Hal ini berarti setiap Rp 0,84 hutang perusahaan di jamin oleh Rp 1,00 asetnya. Di tahun 2009 rasionya 0,68; sedangkan ditahun 2010 rasionya turun menjadi sebesar 0,57. Kesimpulan nya adalah bahwa perusahaan dapat beroprasi cukup baik dan manajemen keuangan yang baik. b) Time Interest Earned Ratio (TIE) = Laba sebelum bunga dan pajak / Bunga Rasio TIE perusahaan dari tahun 2008-2010 selalu meningkat setiap tahunnya. Rasio di tahun 2008 sebesar 1,56 dan 1,93 di tahun 2010. Pada tahun 2010 rasionya mencapai 6,12, hal ini berarti setiap Rp 1,00 beban bunga dapat ditutup dengan laba sebelum bunga dan pajak sebesar Rp 6,12. Kesimpulannya adalah kemampuan perusahaan dalam membayar bunga sangat baik. c) Rasio Fixed Charge Coverage = (EBIT + Biaya Sewa) / (Bunga + Biaya Sewa) Rasio fixed charge coverage perusahaan dari tahun 2008-2010 selalu meningkat setiap tahunnya. Rasio di tahun 2008 sebesar 3,09 dan 3,29 di tahun 2009. Pada tahun 2010 rasionya mencapai 5,84, hal ini berarti setiap Rp 1,00

beban bunga ditambah biaya sewa dapat ditutup dengan laba sebelum bunga dan pajak dikurangi depresiasi dan amortisasi sebesar Rp 5,84. Kesimpulannya adalah kemampuan perusahaan dalam membayar bunga ditambah biaya sewa atau beban tetap keuangan sangat baik.

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS

Dari laporan arus kas PT XL Axiata Tbk, arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi dari tahun 2008-2010 meningkat. Di tahun 2008 sebesar Rp 4.709.501 juta, 2009 sebesar Rp 7.718.289, dan meningkat menjadi Rp 8.794.891 di tahun 2010. Arus kas bersih yang di gunakan untuk aktivitas investasi ditahun 2008 adalah yang terbesar, yaitu Rp 11.514.031 juta. Pengeluaran besar yang digunakan dalam aktivitas investasi di tahun 2008 terjadi karena pembelian aset tetap sejumlah Rp 11.381.712 juta. Di tahun 2009 arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan sebesar Rp 5.123.428 juta dan Rp 5.057.077 juta di tahun 2010. Arus kas yang diterima dari aktivitas pendanaan di tahun 2008 sebesar Rp 7.263.277 juta. Ditahun 2009 kas yang digunakan untuk aktivitas pendanaan sebesar Rp 3.010.888 juta karena banyak nya pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo, namun ditahun 2009 perusahaan memperoleh penambahan kas dari investor sebesar Rp.2.785.748 dan arus kas yang digunakan untuk aktivitas pendanaan sebesar Rp 4.118.644 di tahun 2010. Kesimpulan nya adalah aktivitas operasi yang dilakukan oleh perusahaan sudah baik. Hal tersebut dapat dilihat dari arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi dapat menutup arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi dan pendanaan.

Anda mungkin juga menyukai