Anda di halaman 1dari 6

KLASIFIKASI DAN TATA NAMA BATUAN BEKU

Metode yang dipilih untuk mengklasifikasikan jenis batuan beku, sedimen, atau metamorf, didasarkan pada tekstur dan komposisi (biasanya komposisi mineral). Tekstur umumnya dianggap menjadi kriteria utama, karena tekstur merupakan bukti terbaik untuk asal batu dan klasifikasi dalam kategori genetik luas. Langkah pertama dalam deskripsi batuan beku, yaitu untuk menentukan apakah batuan tersebut termasuk ke dalam salah satu dari tiga kategori berikut: Faneritik Kristal yang membentuk batu itu dapat segera terlihat dengan mata telanjang. Aphanitic Jika ada kristal, kristal tersebut terlalu kecil untuk dilihat dengan mudah dengan mata telanjang . Fragmental Batuan beku tersebut terdiri dari potongan-potongan bahan beku. Fragmen sendiri mungkin termasuk potongan yang sudah ada sebelumnya (didominasi batuan beku) batu, fragmen kristal atau kaca. Hampir semua batuan beku utamanya terdiri dari mineral silikat. Felsic feldspar + silika, warna umumnya terang Mafic magnesium + besi, warna umumnya gelap Selain mineral utama, terdapat juga mineral aksesori yang hadir dalam jumlah yang sangat kecil, yaitu: apatit, zircon, sphene, epidot, oksida atau sulfida, atau produk alterasi silikat seperti klorit. KLASIFIKASI BATUAN BEKU Klasifikasi Berdasarkan Cara Terjadinya Menurut Rosenbusch (1877-1976) batuan beku dibagi menjadi: Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan. Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan. Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T. Huang (1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut batuan vulkanik. Klasifikasi Berdasarkan Kandungan SiO2 Menurut (C.L. Hugnes, 1962), yaitu: Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya adalah riolit. Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%. Contohnya adalah dasit. Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%. Contohnya adalah andesit. Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya adalah basalt.

Klasifikasi Berdasarkan Indeks Warna Menurut (S.J. Shand, 1943), yaitu: Leococratic rock, apabila mengandung kurang dari 30% mineral mafik. Mesocratic rock, apabila mengandung 30% - 60% mineral mafik. Melanocractic rock, apabila mengandung 60%- 90% mineral mafik. Hipermelanuc rock, apabila mengandung lebih dari 90% mineral mafik. Klasifikasi Berdasarkan Indeks Warna Menurut S.J. Ellis (1948), yaitu: Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%. Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%. Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%. Mafik, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%. Klasifikasi Berdasarkan Kelompok Mineral Kelompok Mineral Olivin Piroksen Plagioklas Olivin, piroksen Olivin, piroksen, plagioklas Olivin, plagioklas Piroksen, plagioklas Piroksen, hornblenda, plagioklas Hornblenda, plagioklas Hornblenda, biotit,plagioklas, <<< kuarsa Hornblenda, biotit, muskovit, kuarsa Biotit, muskovit, k-feldspar, kuarsa Biotit, muskovit, k-feldspar Kelompok Batuan Beku

Ultramafik dan Ultramafitit

Gabroid dan Basaltoid

Dioritoid dan Andesitoid

Granitoid dan Dasitoid

KLASIFIKASI BERDASARKAN IUGS Pada tahun 1960 dan 1970-an, International Union of Geology Sciences (IUGS) membentuk subkomisi pada Sistematika Batuan Beku untuk mencoba mengembangkan sistem standar dan bisa diterapkan tata nama batuan beku. Sistem IUGS mengharuskan kita menentukan tiga komponen mineral dan persentase dari masing-masing komponen diplot pada diagram segitiga untuk menentukan nama yang tepat.

Contoh penggunaan diagram segitiga untuk 70% X, 20% Y, dan 10% Z

Prosedur untuk mengklasifikasikan sebuah batu menggunakan sistem IUGS, sebagai berikut : 1. Modus (persentase masing-masing mineral, berdasarkan volume ) 2. Dari modus menentukan volume % dari masing-masing komposisi sebagai berikut : Q ' = % kuarsa P ' = % plagioklas A ' = % feldspar alkali F ' = Total % feldspathoids ( " lipatan " ) M ' = Jumlah mafics % dan aksesoris 3. Sebagian besar batuan beku ditemukan di permukaan bumi memiliki setidaknya 10 % Q ' + A' + P ' atau F ' + A ' + P . 4. Menentukan apakah batuan tersebut adalah faneritik (plutonik) atau afanitik (vulkanik). Diagram Segitiga untuk Batuan Beku Jenis Faneritik

Diagram Segitiga untuk Batuan Gabro

Diagram Segitiga untuk Batuan Beku Jenis Faneritik

Diagram Segitiga untuk Batuan Ultramafik

Diagram Segitiga untuk Batuan Beku Jenis Afanitik

Diagram Segitiga untuk Batuan Piroklastik

Anda mungkin juga menyukai