Laboraturium Fisika Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Bogor 2012
Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr. Wb Puji syukur atas kehadirat Allah swt, dimana dengan rahmat dan pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini. Shalawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad saw, beserta keluarganya, para sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir zaman. Dengan adanya laporan praktikum ini kami telah melaksanakan praktikum fisika dasar tentang Resonansi Bunyi dari Gelobang Suara yang telah
dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 13 Desember 2012. Pada praktikum ini dibahas tentang pengukuran dasar pada benda padat dengan menggunakan dua cara, yaitu cara statis dan cara dinamis. Tak lupa kami ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Anggun A. Sulis, S.Si, selaku asisten pembimbing dalam praktikum 2. Desi Tri Sularsih, S.Si, selaku asisten pembimbing dalam praktikum 3. Adi Putra, S.Kom, selaku asisten pembimbing dala praktikum yang telah memberikan bimbingan selama berlangsungnya praktikum dan selama penyusunan laporn ini, hingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik. Kami menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurngan dari kami selaku penyusun. Untuk itu kami menghatapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Wassalamualaikum Wr. Wb Bogor, Oktober 2012
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar ......................................................................................................... i Daftar Isi.................................................................................................................. ii BAB I Pendahuluan.............................................................................................1 I.1. Tujuan Percobaan ..............................................................................1 I.2. Dasar Teori ........................................................................................1 I.2.1. Getaran ...................................................................................1 I.2.2. Gelombang .............................................................................1 I.2.3. Resonansi ...............................................................................3 BAB II Alat dan Bahan ........................................................................................6
BAB III Metode Percobaan ...................................................................................7 BAB IV Data Pengamatan dan Perhitungan ..........................................................8 IV.1. Data Pengamatan ..........................................................................8 IV.2. Perhitungan ...................................................................................... BAB V Pembahasan ...............................................................................................
ii
iii
BAB I Pendahuluan
Gelombang terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita, misalnya gelombang sinar matahari, gelombang bunyi, gelombang radio. Satu gelombang dapat dilihat panjangnya dengan menghitung jarak antara lembah dan bukit (gelombang transversal) atau menghitung jarak antara satu rapatan dengan satu renggangan (gelombang longitudinal). Sedangkan cepat rapat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam waktu satu detik. Gelombang dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: Berdasarkan Arah Rambatnya Gelombang Transversal Gelombang Transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus terhadap arah rambatnya. Contohnya antara lain, gelombang pada tali, gelombang permukaan air serta gelombang cahaya. Gelombang Longitudinal Gelombang Longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya sejajar atau berimpit dengan arah rambatnya. Contohnya adalah gelombang bunyi dan gelombang pada pegas. Berdasarkan Amplitudonya Gelombang Berjalan Gelombang berjalan adalah gelombang yang panjang amplitude dan fasenya selalu sama. Gelombang diam (stasioner) Gelombang yang amplitudo dan fasenya berubah (tidak sama) disetiap titik yang dilalui gelombang.
Berdasarkan Medium Perambatanya Gelombang Mekanik Gelombang mekanik adalah gelombang yang di dalam perambatannya memerlukan medium perantara. Hampir semua gelombang merupakan gelombang mekanik. Gelombang Elektromagnetik Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang di dalam perambatannya tidak memerlukan medium perantara.
Contohnya sinar gamma (y), sinar X, sinar ultra violet, cahaya tampak, inframerah, gelombang radio. I.1.3. Resonansi Resonansi merupakan suatu fenomena dimana sebuah sistem yang bergetar dengan amplitudo yang maksimum akibat adanya impuls gaya yang berubah- ubah yang bekerja pada impuls tersebut. Kondisi seperti ini dapat terjadi bila frekuensi gaya yang bekerja tersebut berimpit atau sama dengan frekuensi getar yang tidak diredamkan dari sistem tersebut. Banyak contoh dari peristiwa resonansi yang dihadapi dalam kehidupan seharihari antara lain, peristiwa keruntuhan pesawat terbang yang kecepatannya mendekati kecepatan menjalar bumi. Getar pesawat yang disebabkan oleh gerak mesinmesinnya yang diteruskan pada udara sebagai bunyi, tidak dapat dengan cepat ditinggalkan (atau meninggalkan) pesawat terbang karena kecepatan pesawat terbang tidak berbeda banyak dengan keepatan menjalar bumi. Akibatnya ialah getar badan pesawat terbang diperkeras dengan cepat sekali sehingga pesawat terbang runtuh karena hal tersebut. Dengan gelombang radar, gelombang TV,
kecepatan agak di atas kecepatan menjalar bumi, pesawat terbang dapat terbang dengan selamat (Supersonic Flight). Contoh resonansi lain adalah dari bila peristiwa garputala
digetarkan di atas tabung resonansi, maka getarannya akan menggetarkan kolom udara di dalam tabung mengatur
resonansi.
Dengan
terdengar dengung menjadi lebih keras, ini berarti terjadi resonansi. Jika pada salah satu tabung diletakan sebuah sumber suara sedangkan ujung tabung lainnya ditutup, maka gelombang suara akan merambat melewati udara di dalam tabung dan ketika sampai di ujung yang tertutup, gelombang tersebut dipantulkan. Dengan demikian di dalam tabung terdapat gelombang datang dan gelombang pantul. Kedua gelombang ini akan berinterferensi. Pada frekuensi gelombang suara tertentu, gelombang ini akan berinterferensi. Pada frekuensi gelombang suara tertentu, gelombang hasil interferensi akan menghasilkan gelombang berdiri. Peristiwa ini dinamakan resonansi. Dengan kata lain, resonansi adalah peritiwa bergetarnya suatu sistem fisis dengan nilai frekuensi tertentu akibat dipengaruhi oleh sistem fisis lain (sumber) yang bergetar dengan frekuensi tertentu pula dimana nilai kedua frekuensi ini sama. Syarat terjadinya resonansi adalah : L = (2n-1) /4 Keterangan : L = panjang tabung (m) n = orde resonansi (1, 2, 3, )
= panjang gelombang (m) Peristiwa resonansi terjadi sesuai dengan getaran udara pada pipa organa tertutup. Jadi, resonansi pertama akan terjadi jika panjang kolom udara di atas air , resonansi kedua , resonansi ketiga seterusnya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mengamati resonansi menggunakan kolom udara. Jika pada kolom udara yang terletak diatas permukaan air digetarkan garputala maka molekul-molekul air akan bergetar. Resonansi pada kolom udara terjadi jika : Pada permukaan air terjadi simpul gelombang Pada ujung tabung bagian atas merupakan perut gelombang
dan
Kolom udara pada percobaan penentuan resonansi diatas berfungsi sebagai tabung resonator. Peristiwa reonansi ini dapat dipapakai untuk mengukur kecepatan perambatan bunyi di udara. Agar terdapat terjadi resonansi, panjang kolom udaranya adalah L = (2n-1) dengan n = 1,2,3 dst. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat ditentukan bahwa resonansi berurutan dapat di dengar apabila suatu resonansi dengan resonansi berikutnya memiliki jarak deltal = . Jika frekuensi garputala diketahui, cepat rambat gelombang bunyi diudara dapat diperoleh melalui rumus sebagai berikut: v = . f Keterangan : v = cepat rambat bunyi di udara (m/s) = panjang gelombang (m) f = frekuensi sumber bunyi (Hz)
Jangka sorong
Gartputala
Pemukul Garputala
1. Dicatat suhu, tekanan dan kelembapan ruangan terlebih dahulu. 2. Diukur diameter bagian dalam tabung. 3. Diatur ketinggian permukaan air
(permukaan air menunjukkan angka 0 pada skala tabung). 4. Dipukul garputala yang diketahui
frekuensinya dengan pemukul kemudian didekatkan pada ujung atas tabung. 5. Diturunkan tabung air perlahan saimpai terdengan bunyi mendengung. 6. Dicatat ketinggian air saat terdengar bunyi dengung (ini menandakan resonansi orde pertama). 7. Dihitung resonansi orde kedua dengan mengalikan tiga resonansi orde pertama. 8. Diulangi langkah 3-6 untuk garputala yang belum diketahui frekuensinya. 9. Dicatat suhu, tekanan dan kelembapan ruangan setelah percobaan.
IV.2. Perhitungan
IV.2.1. Garputala I (frekuensi 979 Hz) Kecepatan v = 2f (L1 L0)
1. v = 2.979(0,246 0,082) = 1958 . 0,164 = 321,112 m/s 2. v = 2.979(0,285 0,095) = 1958 . 0,19 = 372,02 m/s Rata-rata = e = 346,566 m/s
e = 0,6 . r
Frekuensi
f=
1. v = 2 . 1031,418 (0,252 0,084) = 2062,836 . 0,168 = 346,556 m/s 2. v = 2 . 941,728 (0,276 0.092) = 1883,456 . 0,184 = 346,555 m/s Rata-rata = = 346,5555 m/s e e = 0,6 . r
BAB V Pembahasan
Resonansi adalah peritiwa bergetarnya suatu sistem fisis dengan nilai frekuensi tertentu akibat dipengaruhi oleh sistem fisis lain (sumber) yang bergetar dengan frekuensi tertentu pula dimana nilai kedua frekuensi ini sama. Salah satu contoh dari peristiwa resonansi yang telah kami lakukan dalam praktikum yang lalu adalah mengetarkan garputala di atas tabung resonansi. Percobaan pertama yang kami lakukan adalah percobaan dengan menggunakan garputala yang sudah diketahui frekuensinya, yaitu sebesar 979 Hz. Sebelum memulai percobaan, pertama-tama diukur terlebih dahulu diameter tabung resonansi dengan menggunakan jangka sorong. Selanjutnya ketinggian air pada tabung resonansi diatur hingga menunjukan angka 0 pada skala tabung. Setelah itu garputala disiapkan dan kemudian digetarkan sambil didekatkan pada mulut tabung resonansi. Selama garputala bergetar turunkan perlahan-lahan reservoirnya sampai terdengar suara mendengung, setelah suara mendengung terdengar ketinggian air saat terjadi dengungan diukur. Ketinggian air pada saat terdengar dengungan merupakan L0, sedangkan untuk mencari L1 digunakan rumus L0 x 3. Pada percobaan ini L0 = 0,082 dan L1 = 0,246. Setelah L0 dan L1 diketahui, selanjutnya kami menghitung kecepatan dan nilai e dengan mengunakan rumus masing-masing, yaitu v = 2f (L1 L0) dan e = 0,6 . r. dan didapat nilai, yaitu v = 346,566 m/s dan e = 1,092. Percobaan selanjutnya dilanjutkan dengan mengunakan garputala yang belum diketahui frekuensinya. Pada percobaan ke dua ini langkah-langkah yang dilakukan sama dengan lankah-langkah pada percobaan pertama, hanya saja pada percobaan ini frekuensi dari garptala harus dihitung terlebih dahulu dengan
10
menggunakan rumus f =
berikut, f = 941,728 Hz, v = 346,555 m/s dan e = 1,092. Pada praktikum kali ini terjadi kesalahan pada saat perhitungan frekuensi, hal ini menyebabkan nilai akhir pada percobaan ini salah. Hal ini terjadi karena kekeliruan kami sebagai praktikan dalam memasukkan data pada saat perhitungan. Tetapi data yang tertera pada subbab IV.2 yang terdapat pada bab IV merupakan data yang sudah diperbaiki. Selama percobaan berlangsung, kami mengamati bahwa peristiwa yang terjadi pada percobaan resonansi bunyi pada gelombang suara adalah air ikut bergetar karena getaran dari garputala. Maka hal tersebut sesuai dengan pengertian dari resonansi yang menyatakan bahwa resonansi adalah peristiwa bergetarnya suatu benda karena getaran benda lain, dalam percobaan ini getaran garputala meresonansi air.
11
BAB VI Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu: 1. adalah proses bergetarnya suatu benda dikarenakan ada benda lain yang bergetar 2. Dalam percobaan ini getaran garputala meresonansi air. 3. L0 adalah ketinggian air saat terdengar bunyi mendengung. 4. Untuk mencara L1 maka hasil dari L0 dikalikan dengan 3. 5. Untuk mencari kecepatan digunakan rumus v = 2f (L1 L0). Pada percobaan dengan menggunakan garputala berfrekuensi 979 Hz didapatkan v = 346,566 m/s, sedangkan pada garputala yang belum diketahui frekuensinya didapatkan v = 346,5555 m/s. 6. Untuk mencari nilai e digunakan rumus e = 0,6 . r. Pada percobaan dengan menggunakan garputala berfrekuensi 979 Hz didapatkan e = 1,092, sedangkan pada garputala yang belum diketahui frekuensinya didapatkan e = 1,092. 7. Untuk mencari frekuensi pada garputala yang belum diketahui frekuensinya digunakan rumus f = dan didapat f = 941,728 Hz.
12
Daftar Pustaka
Burhanuddin, Muhammad. 2011. <http://alvinburhani.wordpress.com/2011/06/06/ resonansi-praktikum-fisika/>. Resonansi. Diakses pada 14 Desember 2012. Ningtias, Findriantini Dwi. 2011. <http://findrifindrifindri.blogspot.com/2011/12/ laporan-praktikum-fisika-dasar_21.html>. Dasar. Diakses pada 14 Desember 2012. Anonim. 2012. <http://percobaandanpraktikum.blogspot.com/2012/09/laporanfisika-kolom-udara.html>. Laporan Fisika Kolom Udara. Diakses pada 14 Desember 2012. Laporan Praktikum Fisika
13
Lampiran
dengan, R = 8,314 = 1,4 M = 29 4. Hitunglah harga v dengan menggunakan rumus: v = 331 (l = m/s
5. Dari data garputala yang diketahui frekuensinya, hitung harga v dan e! 6. Bandingkan hasil dari no. 3, 4 dan 5! 7. Dari data garputala yang lain hitunglah f dan e untuk masingmasing garputala! Gunakan harga v hasil perhitungan no.5! 8. Gambar grafik antara L0 dengan 1/f! 9. Hitunglah v dan e grafik no.8 tersebut!
Jawaban 1. Diameter tabung didapatkan 3,63, ketidakpastiannya (x 0,01 2. Diketahui : D = 3,63 cm Ditanya : e = ....?? Jawaban : e = R . 0,6 ) = 3,63
14
= 1,815 cm
Ditanya : V = ....??
Diketahui : T = 30oC
V = 331(1=
V = 18,187 m/s
15
5. Garputala Besar Diketahui : f L1 Lo = 958 Hz = 0,27 m = 0,093 m Ditanya : V = ....?? e = ....?? Jawaban : V = 2f (L1-Lo) V = 1870 (0,27-0,093) V = -173,64 m/s
e = e = e = -4,5 x 10-3 Diketahui : f L1 Lo = 958 Hz = 0,23 m = 0,06 m Ditanya : V = ....?? e = ....?? Jawaban : V = 2f (L1-Lo) V = 1870 (0,23-0,06) V = 317,9 m/s
16
f L1 Lo
V = ....?? e = ....??
e = e = e = 0,0275 Diketahui : f L1 Lo = 874,8053 Hz = 0,28 m = 0,09 m Ditanya : V = ....?? e = ....?? Jawaban : V = 2f (L1-Lo) V = 1749,6106 (0,28-0,09) V = 332,4260 m/s
17
L1 Lo
= 0,27 m = 0,09 m
e = ....??
e = e = e =0 Diketahui : f L1 Lo = 874,8053 Hz = 0,29 m = 0,1 m Ditanya : V = ....?? e = ....?? Jawaban : V = 2f (L1-Lo) V = 1749,6106 (0,29-0,1) V = 3324,2601 m/s
e = e = e = 5 x 10-3 6. Setelah dihitung dan ditemukan hasilnya ita dapat menarik kesimpulan bahwa semakin kecil garputala maka semaki kecil frekwensi yang didapat dan koreksi semakin besar.
= 958 Hz
= 863,58985 Hz
18
Garputala Kecil
= 899,10545 Hz
8.
7,27x 0
3,62x 0
1,07x 0
9. Garputala Besar Diketahui : f L1 Lo = 958 Hz = 0,27 m = 0,093 m Ditanya : V = ....?? e = ....?? Jawaban : V = 2f (L1-Lo) V = 1870 (0,27-0,093) V = -173,64 m/s
e = e =
19
e = -4,5 x 10-3 Diketahui : f L1 Lo = 958 Hz = 0,23 m = 0,06 m Ditanya : V = ....?? e = ....?? Jawaban : V = 2f (L1-Lo) V = 1870 (0,23-0,06) V = 317,9 m/s
e = e = e = 0,025
Garputala Sedang Diketahui : f L1 Lo = 852,3744 Hz = 0,265 m = 0,07 m Ditanya : V = ....?? e = ....?? Jawaban : V = 2f (L1-Lo) V = 1704,7488 (0,265-0,07) V = 332,4260 m/s e = e = e = 0,0275
20
Garputala Kecil Diketahui : f L1 Lo = 923,4056 Hz = 0,27 m = 0,09 m Ditanya : V = ....?? e = ....?? Jawaban : V = 2f (L1-Lo) V = 1846,8112 (0,27-0,09) V = 326,8856 m/s e = e = e =0 Diketahui : f L1 Lo = 874,8053 Hz = 0,29 m = 0,1 m Ditanya : V = ....?? e = ....?? Jawaban : V = 2f (L1-Lo) V = 1749,6106 (0,29-0,1) V = 3324,2601 m/s
21
e = e = e = 5 x 10-3
22