Anda di halaman 1dari 5

A.

Latar belakang

Perekonomian saat ini semakin sulit dirasakan oleh masyarakat. Sebagian orang berusaha untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka dengan berbagai cara. Pasar adalah salah satu tempat dimana orang mencari kebutuhan hidup mereka mulai dari kebutuhan pokok para pembeli dan juga kebutuhan ekonomi yang dibutuhkan oleh para pedagang itu sendiri (ekonomi.kompasiana.com). Para pedagang berjualan secara bergantian sepanjang hari, ada yang berjualan mulai dari pagi hari hingga malam hari ada pula yang berjualan mulai dari malam hingga pagi hari. (Tim Pena Cendekia, 2006)

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis melalui wawancara dengan beberapa pedagang di pasar Pondok Gede, selama mereka berdagang, mereka melakukan beberapa kebiasaan seperti minum-minuman berenergi, minum kopi, dan merokok. Selain itu mereka juga jarang meminum air putih dan terlalu lama duduk. Kebiasaan tersebut apabila dilakukan setiap hari dapat berdampak buruk bagi kesehatan mereka. Menurut Aleysius H.Gondosari, sakit ginjal : karena kurang minum air dan terlalu banyak duduk, dan karena terlalu banyak minum obat. Sebaiknya bila minum obat, minum air juga harus banyak. Setiap orang dianjurkan minum 8 gelas setiap hari atau kira-kira 1 liter air.

Selain itu, para pedagang tersebut juga melakukan kebiasaan merokok. Nikotin dalam rokok adalah salah satu zat beracun yang bersifat adiktif (menimbulkan ketergantungan) yang berperan besar dalam menimbulkan gangguan kesehatan salah satunya penyempitan pembuluh koroner. Apabila sumbatan terjadi di pembuluh darah ginjal memudahkan terjadinya hipertensi dan gagal ginjal (J.B.Suharjo B.Cahyono,2012:109). Para pedagang dimalam hari memiliki

kebiasaan merokok, karena dengan merokok mereka jadi berpikir jernih, hilang rasa lapar, hilang rasa kantuk dan menjadi bersemangat untuk bekerja (Subagyo Partodihardjo:59 ).

Kebiasaan para pedagang yang jarang minum air putih serta terlalu banyak duduk juga merupakan salah satu penyebab terjadinya gagal ginjal. Umumnya semua sisa metabolisme akan larut dalam cairan dan dibawa urin keluar tubuh. Jika tidak cukup minum, sisa itu akan mengental dan membentuk kristal batu ginjal (Pangkalan ide, 2007:X).

Penyakit gagal ginjal dapat akut atau kronik. Hilangnya fungsi ginjal normal pada kedua gagal ginjal tersebut mengakibatkan ketidakmampuan tubuh

mempertahankan homeostasis cairan, elektrolit, dan asam basa (Chris Brooker, 2008:141). Gagal ginjal akut (GGA) terjadi bila fungsi ginjal berkurang sampai ke tingkat dimana homeostasis cairan tubuh tidak dapat dipertahankan lagi (Behrman, Kilegma, Arvin, 2000:1846) sedangkan Gagal ginjal Kronik (GGK) penderita hanya dapat berusaha menghambat laju tingkat kegagalan fungsi ginjal tersebut agar tidak menjadi Gagal Ginjal Terminal (GGT), suatu kondisi dimana ginjal sudah tidak berfungsi lagi (Syamsir Alam dan Iwan Hadibroto, 2007:23).

Gagal ginjal kronik merupakan suatu keadaan dimana fungsi untuk membuang racun sisa metabolisme tubuh sudah tidak dapat dilakukan dengan baik. Oleh sebab itu diperlukan suatu terapi untuk menggantikan fungsi ginjal yang disebut terapi pengganti ginjal (Renal Replacement Therapy) yang salah satu metodenya adalah dengan metode dialisis, dalam hal ini metode cuci darah atau hemodialisa (rsadmira.com). Sebagai terapi pengganti,hemodialisa mempunyai

tujuan salah satunya untuk membuang produk metabolisme protein seperti urea, kreatinin dan asam urat (annurhospital.com).

Ada beberapa pemeriksaan penunjang untuk mengetahui keadaan ginjal. Salah satunya adalah pemeriksaan Kreatinin darah. Pemeriksaan penunjang ureum dan kreatinin plasma memberikan petunjuk keparahan gagal ginjal (David Rubenstein, David Wayne, John Bradley, 2007:49). Kreatinin berasal dari

metabolisme otot yang dipengaruhi secara minimal oleh beberapa faktor (keseimbangan nitrogen, keadaan hidrasi) selain fungsi glomelurus. Perubahan fungsi ginjal dapat dimonitor dengan kadar kreatinin serum (Benhrman, Kliegma, Arvin, 2000 : 1807). Jika 50% atau lebih nefron rusak, kadar kreatinin meningkat. Kreatinin serum secara khusus berguna dalam mengevaluasi fungsi glomelurus (Kee,Joyce Lefever, 1997:168).

Berdasarkan data dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention), data CKD (Chronic Kidney Disease) tahun 2010 bahwa Lebih dari 10 % orang , atau lebih dari 20 juta , berusia 20 tahun atau lebih tua di Amerika Serikat memiliki CKD . CKD lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Lebih dari 35 % orang berusia 20 tahun atau lebih tua dengan diabetes memiliki CKD dan lebih dari 20 % orang berusia 20 tahun atau lebih tua dengan hipertensi memiliki CKD. Populasi penyakit gagal ginjal di Indonesia dari tahun ke tahun kian meningkat. Prof. Rully MA. Roesli, MD, PhD, FINASIM, seorang ahli penyakit dalam dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS. Cipto Mangunkusumo mengatakan, berdasarkan data yang dirilis PT. Askes pada tahun 2010 jumlah pasien gagal ginjal ialah 17.507 orang. Kemudian meningkat lagi sekitar lima ribu lebih pada tahun 2011 dengan jumlah pasti sebesar 23.261 pasien. Pada tahun 2011 ke 2012 terjadi peningkatan

yakni 24.141 pasien, bertambah hanya 880 orang. Pada tahun 2013 juga diduga akan mengalami peningkatan (health.okezone.com).

Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Siti Masitoh (2011) pada supir angkot KR. Secara keseluruhan, dari 25 responden yang diperiksa kadar kreatinin darahnya, terdapat 4 orang (16%) dengan kadar kreatinin darah melebihi nilai rujukan. Dari keempat orang tersebut, semuanya kurang menkonsumsi air putih (< 2000ml) dan mengkonsumsi minuman suplemen penambah energi > 5 tahun.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh penulis, pola hidup dan kebiasaan yang dilakukan para pedagang sayur dimalam hari seperti merokok, kurang minum air putih, duduk dalam waktu yang lama, serta minum minuman berenergi adalah faktor resiko yang dapat menyebabkan penyakit ginjal. Selain itu, belum ada penelitian tentang pemeriksaan kreatinin darah pada pedagang sayur dimalam hari. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Gambaran Kadar Kreatinin Darah pada Pedagang Sayur di Malam Hari.

B. Identifikasi Masalah 1. Kebiasaan merokok para pedagang sayur dimalam hari dapat

menyebabkan kemungkinan sumbatan di pembuluh darah ginjal yang dapat menyebabkan gagal ginjal akibat nikotin dalam rokok. 2. Kebiasaan duduk terlalu lama dan jika tidak cukup minum, sisa metabolisme tubuh akan mengental dan membentuk kristal batu ginjal. 3. Hilangnya fungsi ginjal normal mengakibatkan ketidakmampuan tubuh mempertahankan homeostasis cairan, elektrolit, dan asam basa. 4. Populasi penyakit gagal ginjal di Indonesia dari tahun ke tahun kian meningkat.

5. Jika 50% atau lebih nefron rusak, kadar kreatinin meningkat. 6. Belum ada penelitian tentang gambaran kadar kreatinin darah pada pedagang sayur di malam hari.

Anda mungkin juga menyukai