Bab I

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

Dosen Pengampu : Sakad, M .

Pd Di susun oleh : Nama Nugraheni Asri Kawuryan Paullisti Cahya Kusuma Putri Putri Wulandari Pamungkas Prasetyo Bayu Aji NIM 1152000096 1152000098 1152000099 1152000103

BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini setiap satuan pendidikan secara bertahap harus melaksanakan pengelolaan penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah no. 19 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. PP no. 19 ini memberikan arahan tentang delapan standar nasional pendidikan, yang meliputi: (a) standar isi; (b) standar proses; (c) standar kompetensi lulusan; (d) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (e) standar sarana dan prasarana; (f) standar pengelolaan; (g) standar pembiayaan; dan (h) standar penilaian pendidikan. Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (berpikir holistik) dan memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkret dan pengalaman yang dialami secara langsung. Salah satu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia sekolah, adalah pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani. Hal tersebut dimaksudkan agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Berbagai pihak (pemerintah, sekolah, masyarakat) telah banyak menunjukan kepedulian kepada pendidikan sehingga berbagai upaya perbaikan terus dilakukan agar tujuan pembelajaran tercapai. Tujuan tersebut adalah untuk menentukan perubahan perilaku yang diharapkan sebagai hasil berlajar melalui pendekatan pembelajaran yang terpadu dan peningkatan kompetensi khusus yang perlu dikuasai oleh peserta didik beserta indikatorindikator hasil belajar melalui penentuan materi pembelajaran.

Pendekatan-pendekatan

pembelajaran

akan

mengarahkan

peserta

didik

untuk

mengembangkan pengalaman belajar. Kompetensi khusus yang harus dikuasai peserta didik akan menentukan di dalam penyusunan materi-materi pembelajaran. Materi-materi pembelajaran ini terkait dengan metode pembelajaran yang diberikan, kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, penataan lingkungan belajar apakah di dalam kelas atau luar kelas, media pembelajaran yang digunakan, dan alokasi waktu yang diberikan apakah harian, mingguan atau bulanan. Dalam mengevaluasi pencapaian atau hasil belajar yang diperoleh dari pengalaman belajar dan penguasaan materi pembelajaran, digunakan standar atau indikator tingkat perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan perkembangan anak dari lahir sampai usia sekolah. Tingkat perkembangan yang dicapai merupakan aktualisasi potensi semua aspek perkembangan yang diharapkan dapat dicapai oleh anak pada setiap tahap perkembangannya. Standar pendidik dan tenaga kependidikan memuat kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan, dan mempunyai peran yang sangat penting karena terlibat langsung dalam proses pembelajaran sehingga menjadi faktor yang menentukan dalam keberhasilan anak. Standar isi, proses, dan penilaian meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan program yang dilaksanakan secara terpadu sesuai kebutuhan anak. pengelolaan dan pembiayaan mengatur persyaratan Standar sarana dan prasarana, fasilitas, manajemen, dan

penyelenggaraan pendidikan dengan baik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu: a. Apa pengertian model pembelajaran terpadu pengurutan dan Organisasi kurikulum model terurut (sequenced)? b. Jelaskan penggunaan dan cara penyusunan model Sequenced ? c. Jelaskan metode dan prinsip pelaksanaan model sequenced ? d. Apa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Squenced ? e. Apakah pembelajaran terpadu penting untuk diterapkan di tingkat sekolah dasar?

C. Tujuan Penulisan Dari uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah: a. Untuk mendeskripsikan pengertian model pembelajaran terpadu pengurutan

(sequenced) dan Organisasi kurikulum model terurut b. Untuk mendeskripsikan penggunaan dan cara penyusunan model Sequenced c. Untuk menjelaskan metode dan prinsip pelaksanaan model terurut (sequenced) d. Untuk menidentifikasi kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran Squenced e. Untuk menguraikan alasan pentingnya pembelajaran terpadu untuk diterapkan di tingkat sekolah dasar. D. Manfaat Penulisan Adapun manfaat dari penulisan makalah ini, yaitu: a. Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan mahasiswa calon guru SD. b. Dapat menunjang bahan mata kuliah model pembelajaran terpadu pengurutan (sequenced) c. Dapat memberikan pengetahuan bagi pendidik khusunya untuk guru SD tentang model pembelajaran terpadu sequenced

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Pembelajaran Terpadu Pengurutan dan Organisasi kurikulum model terurut ( sequenced ) Secara bahasa Squenced adalah rangkaian, urutan, atau tingkatan. Sequenced adalah susunan bahan ajar yang terdiri atas topic atau sub topic , dan didalam tiap topic atau sub topic terkandung ide pokok yang relevan dengan tujuan. Dengan artikulasi yang terbatas lintas disiplin, guru dapat mengatur kembali urutan topic sehingga unit unit yang mirip bersinggungan dengan yang lainnya. Dua disipin terkait dapat diurutkan sehingga isi bidang studi dan kedua dapat diajarkan secara parallel. Dengan melakukan pengurutan dimana topic topic diajarkan, aktivitas yang satu meningkatkan yang lain. Dengan demikian dua atau lebih guru dapat saling memyusun urutan konsep pelajaran yang akan diajarkan, kemudian memadukan dengan urutan konsep yang telah ibuat oleh guru yang lain terhadap pelajaran yang diasuhnya. Dengan dibuat suatu urutan yang bersinggungan antara satu pelajaran dengan pelajaran yang lain, akan membantu siswa dengan mudah memahami terhadap apa yang disampaikan oleh guru. The Sequenced Model (Model Terurut) yaitu model pembelajaran dimana saat guru mengajarkan suatu mata pelajaran guru dapat menyusun kembali topik mata pelajaran lain dalam urutan pengajaran itu dalam topik yang sama atau relevan. Organisasi kurikulum model terurut (sequence) yaitu upaya pengaturan dan pengurutan kembali materi yang memiliki ide yang sama dari dua mata pelajaran, dimana terjadi

penyatuan materi dari satu mata peljaran ke mata pelajaran lainnya, sehingga menghasilkan struktur yang baru. Namun dalam pembahasannya masih mempertahankan mata pelajaran utama. Dengan demikian, akan terjadi saling memperkaya pembahasan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Serta akan membantu siswa untuk mampu

membuat hubungan kritikal antar mata pelajaran. Model ini sangat berguna sebagai tahap awal proses integrasi dua mata pelajaran yang mudah untuk dipautkan satu sama lain.

Proses penyatuan diawali dengan mengidentifikasi daftar bahasan pada mata pelajaran secara terpisah. Kemudian dilihat kepaduan yang sesuai untuk membuat urutan penyajian baru. Penyajian disajikan secara paralel, dengan tetap mempertahankan mata pelajaran. Gambar Ilustrasi Model Sequences: pengaturan dan pengurutan kembali materi yang memiliki ide yang sama dari dua mata peljaran, sehingga menghasilkan struktur baru. Namun dalam pembahasannya masih mempertahankan mata pelajaran utama.

B. Penggunaan Dan Cara Penyusunan Model Squenced Model sequenced ini berguna pada tahap awal proses integrasi ( pembauran ), yang menggunakan dua bidang disiplin yang secara mudah dikaitkan dengan yang lainnya. Guru, bekerja dengan seorang partner, mulai membuat daftar isi kurikuler secara terpisah. Kemudian, tim ini mencoba untuk menyulap potongan-potongan isi yang terpisah sampai keduanya dapat match up. Mereka mencoba untuk menyamakan isi kurikulum yang berbeda guna membuat pemahaman yang lebih baik bagi siswa yang belajar dari keduanya. Pada model ini, kedua disiplin tetap murni. Penekanan khusus tetap pada domain bidang studi, tetapi siswa mendapat keuntungan dari isi yang terkait. Untuk menyusun bahan ajar yang sesuai dengan model sequenced, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain : 1. Mulai dari yang paling sederhana menuju yang kompleks; 2. Mengikuti alur kronologis 3. Kebalikan dari alur kronologis 4. Mulai dari keadaan geografis yang dekat sampai ke yang jauh 5. Mulai dari keadaan geografis yang jauh menuju ke yang dekat. 6. Dari konkret ke abstrak 7. Dari umum menuju khusus,dan 8. Dari khusus menuju umum

Contoh Penggunaan Model Sequenced

Berikut ini adalah contoh dua guru dari disiplin ilmu bahasa dan seni dengan guru sejarah yang sama-sama membuat list pokok bahasan yang akan disampaikan. Kemudian mereka merangkainya untuk memparalelkan pengajaran mereka. Guru bahasa dan seni membuat list pokok bahasan sebagai berikut :

@ Robin Hood @ Nillie Bly @ Diary of Anne Frank

@ The midnight Ride of Paul Revere

@ The Slave Who Bought His Freedom

Guru sejarah membuat list pokok bahasan sebagai berikut :

@ Sejarah Amerika-Perang Revolusi @ Sejarah Amerika -Perang Saudara @ Sejarah Amerika Hak Pilih Perempuan @Sejarah Dunia :Abad Pertengahan (Medieval Times) @Perang Dunia II (World War II )

Dari kedua list yang telah dibuat oleh dua orang guru yang berbeda disiplin ilmu tersebut, dapat dipadukan dengan urutan yang saling paralel, sebagai berikut :

Bahasa Indonesia: Robin Hood The midnight Ride of Paul Revere The Slave Who Bought His Freedom Nillie Bly

Diary of Anne

Sejarah: Abad Pertengahan (Medieval Times) Perang Revolusi Perang Saudara Hak Pilih Perempuan Perang Dunia II (World War II )

Dari uraian pada bab pembahasan diatas, dapat kita tarik kesimpulan, bahwa kurikulum dan pembelajaran ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat terpisahkan. model pembelajaran sequenced susunan bahan ajar yang terdiri atas topik/subtopik, dan di dalam tiap topik/subtopik terkandung ide pokok yang relevan dengan tujuan . Seperti halnya model model pembelajaran yang lain, model pembelajaran sequenced mempunyai kelebihan dan kekurangan. Contoh model pembelajaran sequenced dalam kemampuan motorik dan kemampuan kognitif pada anak.

Kemampuan motorik 1. Menjahit jelulur 10 lubang dengan tali 2. Menyusun menara dari benda minimal 8 susun 3. Membuat berbagai bentuk dengan mengunakan plastisin 4. Berjalan maju pada garis lurus, berjalan diatas papan titian 5. Memegang pensil

Kemampuan Kognitif 1. Membilang/mengurut bilangan 1 -10 2. Menceritakan apa yang terjadi jika benda benda dijatuhkan 3. Menggelompokkan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak menurut jenisnya 4. Mengisi wadah dengan pasir 5. Memasang lambing bilangan dengan benda sampai 5

C. Metode dan prinsip pelaksanaan model sequenced Metode Sequenced Model sebenarnya merangkai dua mata pelajaran atau disiplin ilmu yang berbeda namun dengan topik yang relevan, sehingga materi dari kedua mata pelajaran tersebut dapat diajarkan secara paralel. Contohnya, seorang guru bahasa Inggris mengajarkan mengenai novel atau cerita sejarah yang terjadi pada kurun waktu tertentu (Diary of Anne Frank) dan disaat yang sama (paralel), guru sejarah sedang mengajarkan sejarah tentang World War II yang terjadi dalam kurun waktu yang sama pula. Prinsip dari pelaksanaan Sequenced Model adalah dengan membuat suatu perencanaan kurikulum dan membuat konsep evaluasi untuk melihat hasil antara yang diharapkan dan sebenarnya. 1. Kurikulum hendaknya mencakup pengembangan seluruh aspek perkembangan anak (fisik, emosi, sosial, spiritual, dan kognitif) dengan cara yang terintegrasi atau terpadu. Jika salah satu aspek perkembangan distimulus, maka akan mempengaruhi aspek perkembangan lainnya. 2. Kurikulum hendaknya memperhatikan proses belajar interaktif dengan keterlibatkan anak secara aktif dan dapat mengarahkan anak dalam mencari solusi permasalahannya. Dengan demikian anak akan merasa berhasil dan rasa keberhasilan dapat memotivasi mereka untuk terus aktif belajar dan bereksplorasi. 3. Kurikulum hendaknya selalu dimodifikasi seiring berjalannya waktu pembelajaran dengan mengenal kekuatan, bakat, minat, dan kebutuhan setiap anak. 4. Kurikulum hendaknya dapat merencanakan suatu kegiatan dengan mempertimbangkan latar belakang budaya keluarga anak dibesarkan. Permainan, norma-norma sosial, dan lagulagu yang relevan dengan latar belakang anak dapat dipakai. Seluruh kegiatan belajar dan material yang digunakan juga harus kongkrit, nyata, dan relevan dalam kehidupan anak. 5. Konsep evaluasi: - Dalam mengevaluasi keberhasilan anak hendaknya tidak memakai standar orang dewasa tetapi melalui eksplorasi dan interaksi antar sesama guru.

- Hasil proses belajar hendaknya dapat meningkatkan minat anak untuk berpikir dan bertanya tidak hanya sebatas baik dan tidak baik. - Partisipasi aktif anak untuk mengarahkan dirinya terlibat dalam kegiatan yang konkrit dan pengalaman hidup yang nyata, merupakan motivasi yang ada dalam dirinya dan kunci keberhasilan. - Guru hendaknya tahu dan mengerti kapan anak perlu diberikan kegiatan yang lebih menantang karena umumnya sesuatu yang sudah dikuasai anak akan membuat mereka bosan. Cara yang dilakukan dapat berupa melontarkan pertanyaan-pertanyaan, memberikan usulan-usulan, atau menambahkan material yang lebih komplek. D. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Squenced

Kelebihan Model Sequenced John adams pernah berkata The textbook is not moral contract that teachers are obliged to teach teachers are obliged to teach childrens. Kurang lebih artinya ialah buku teks tersebut bukan kontrak moral yang guru berkewajiban untuk mengajar melainkan guru wajib untuk mengajar anak-anak. Maksudnya ialah dalam menyampaikan pelajaran, seorang guru tidak harus terurut seperti yang ada dibuku, tetapi guru dapat menyusun ulang sehingga murid akan lebih memahami karena bersinggungan dengan pelajaran yang lain diwaktu yang bersamaan. Namun sayangnya, guru lebih senang untuk mengikuti pola dan atau tata letak teks yang telah ada di buku, mulai dari halaman pertama hingga halaman terakhir tanpa mau menyusun ulang. Meskipun pada suatu kasus atau pelajaran tertentu, mengikuti alur pada buku akan lebih baik, namun pada kasus yang lain bisa jadi itu kurang baik, sehingga guru harus kreatif untuk menyusun ulang. Dengan membuat urutan yang baru, mungkin akan menghasilkan susunan konsep yang lebih logis dibandingka dengan susunan yang ada dibuku. Ketika susunan itu dipadukan dengan pelajaran yang lain, akan terparalelkan dan saling bersinggungan. Sehingga akan mempermudah siswa dalam belajar, dan akan bermanfaat bagi guru. Beberapa topik diatur ulang serta diurutkan agar dapat serupa satu sama lain. Artinya, beberapa konsep yang hampir sama diajarkan secara bersamaan, sementara salah satu konsep tersebut tetap diajarkan dalam mata pelajaran terpisah. Misalnya, seorang guru Bahasa

Indonesia

membahas

tentang

novel

berlatar

belakang

sejarah

perjuangan

yang

menggambarkan suatu masa di jaman lampau, sementara guru Sejarah mengajarkan juga masa perjuangan yang sama di jaman lampau yang dibahas guru Bahasa Indonesia. Dengan mengatur urutan topik, bab, dan unit, guru dapat membuat prioritas kurikuler, tidak sekedar mengikuti urutan yang sudah dibuat oleh buku teks. Dengan cara ini, guru-guru dapat membuat keputusan kritis mengenai isi. Dari sisi siswa, pengurutan yang sengaja dari topik-topik yang terkait dari disiplin-disiplin membantu mereka membuat pemahaman. Pengintegrasian ini membantu transfer belajar. Suatu model yang dibuat oleh manusia tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu pula dengan model pembelajaran sequenced. Adapun kelebihan model sequenced seperti yang telah diuraikan diatas, dapat kita simpulkan sebagai berikut : a. Beberapa konsep yang hampir sama diajarkan secara bersamaan terparallel sehingga akan terjadi persinggungan isi materi. b. Guru dapat membuat prioritas kurikuler, tidak sekedar mengikuti urutan dibuku. c. Membantu siswa mempermudah pemahaman terhadap materi yang disampaikan oleh guru. d. Menambah kreatif guru untuk menganalisis urutan suatu pokok bahasan. e. Mempererat hubungan antarguru mata pelajaran yang berbeda. f. Aktivitas pada satu pelajaran akan meningkatkan pelajaran yang lainnya. Kekurangan Model Sequenced Selain mempunyai keuntungan atau kelebihan, model sequenced, juga mempunyai kekurangan. Beberapa kekurangan model sequenced antara lain sebagai berikut :

a. Dibutuhkannya kompromi dari beberapa guru mata pelajaran yang berbeda untuk membentuk model. Tidak mudah tentunya, mengkolaborasikan urutan pokok bahasan dari masing masing guru. Terlebih lagi waktu yang diberikan pada setiap mata pelajaran tidaklah sama. Dengan demikian, setiap pokok bahasan pada pelajara yang berbeda, tidak akan selesai pada waktu yang relatif bersamaan. b. Guru-guru harus memiliki otonomi dalam membuat urutan kurikulum. Otonomi adalah kewenangan atau kemandirian, yaitu kemandirian dalam mengatur dan

mengurus dirinya sendiri dan tidak tergantung pada orang lain. Selama ini, kurikulum telah dibuat pada tingkat sekolah, dan tidak pada tingkat pengajar. Meskipun setiap guru diberi hak otonomi untuk menyusun urutan kurikulum, belum tentu mereka dapat membuatnya dengan professional dan kreatif. c. Untuk membuat urutan sesuai dengan apa yang terjadi terakhir membutuhkan kolaborasi dan fleksibilitas dari semua orang yang terlibat. Tentu ini tidaklah mudah.

E. Apakah Pembelajaran Terpadu Penting Untuk Diterapkan di Tingkat Sekolah Dasar Pendidikan di SD harus memperhatikan perkembangan intelektual anak. Sesuai dengan taraf perkembangannya, anak SD melihat dunia sekitarnya secara menyeluruh, mereka belum dapat memisah-misahkan bahan kajian yang satu dengan yang lain. Di samping memperhatikan perkembangan intelektual anak, guru juga haru mengurangi dampak dari fenomena ini di antaranya anak tidak mampu melihat dan memecahkan masalah dari berbagai sisi, karena ia terbiasa berfikir secara fragmentasi, anak dikhawatirkan tidak memiliki cakrawala pandang yang luas dan integratif. Cakrawala pandang yang luas diperlukan dalam memecahkan permasalahan yang akan mereka hadapi nanti di masyarakat. Jadi merupakan bekal hidup yang sehat dalam memandang manusia secara utuh. Menurut kami, menguntungkan juga apabila di terapkan di sekolah dasar, karena pada model pembelajaran sequenced ini seperti saat mengajar mengunakan pengajaran tematik. Tapi di dalam model sequenced ini menyatukan atau menggabungkan antara ide-ide pokok, atau topic-topik dari beberapa guru untuk membuat satu pokok bahasan atau mata pelajarn yg menarik buat peserta didik. Dalam penyusunan urutan topic, guru memiliki keleluasaan untuk menentukan sendiri berdasarkan prioritas dan tidak dibatasi oleh apa yang sudah tercantum dalam kurikulum. Sedangkan dari sudut pandang siswa, pengurutan topic yang berhubungan dari disiplin yang berbeda akan membantu mereka untuk memahami isi dari mata pelajaran tersebut. Beberapa konsep yang hampir sama diajarkan secara bersamaan terparallel sehingga akan terjadi persinggungan isi materi.Guru dapat membuat prioritas kurikuler, tidak sekedar mengikuti urutan dibuku, tetapi dengan idenya.Membantu siswa mempermudah pemahaman

terhadap materi yang disampaikan oleh guru.Menambah kreatif guru untuk menganalisis urutan suatu pokok bahasan.Mempererat hubungan antarguru mata pelajaran yang berbeda. Aktivitas pada satu pelajaran akan meningkatkan pelajaran yang lainnya.

BAB III Penutup


A. Kesimpulan 1. Model Sequenced adalah model pembelajaran terpadu dimana dua disiplin ilmu yang berbeda tetapi memiliki topik yang relevan dirangkaikan sehingga materi dari kedua disiplin ilmu tersebut dapat diajarkan secara parallel. 2. Melalui metode ini, guru tidak harus memberikan materi sesuai dengan urutan format dibuku (dari bab awal sampai akhir), sebaliknya guru dapat mengatur ulang urutan topik sesuai dengan prioritasnya. 3. Metode ini akan membuat siswa lebih memahami mata pelajaran yang diberikan. 4. Karena metode ini merangkaikan lebih dari satu bidang studi, maka dibutuhkan kerja sama antar guru masing-masing bidang studi untuk membuat rangkaian kurikulum baru. 5. kurikulum dan pembelajaran ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat terpisahkan. model pembelajaran sequenced susunan bahan ajar yang terdiri atas topik/subtopik, dan di dalam tiap topik/subtopik terkandung ide pokok yang relevan dengan tujuan B. Saran Masalah pembelajaran yang dihadapi para pendidik saat ini semakin kompleks. Untuk itu para pendidik khususnya para guru di SD diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam menciptakan dan mengembangkan model-model pembelajaran, agar dapat menunjang terciptanya proses belajar mengajar di kelas yang lebih bermakna dan menyenangkan bagi peserta didik

Sumber a. file://localhost/F:/lissti/Makalah%20Model%20Sequence%20New.htm b. file://localhost/F:/lissti/Model%20Pembelajaran%20Terpadu%20Tipe%20Sequenced%2 0%20%20Ahmat%20Nurdin.htm c. file://localhost/F:/lissti/Model%20Pembelajaran%20Terurut%20%20%20elyiens.htm d. file://localhost/F:/lissti/Contoh%20Makalah%20Pembelajaran%20Terpadu%20Guru%20 SD%20MI%20%20Makalah%20Pendidikan%20Guru%20%20%20Blog%20Dunia%20Cerita%20dan% 20Kisah%20Nyata.htm e. http://www.learningplaceonline.com/stages/organize/Erikson.htm f. http://elyiens.blogspot.com/2012/12/model-pemeblajaran-terurut.html

Anda mungkin juga menyukai