Anda di halaman 1dari 29

Genesa Mineral Secara umum genesa bahan galian mencakup aspek-aspek keterdapatan, proses pembentukan, komposisi, model (bentuk,

ukuran, dimensi), kedudukan, dan faktor-faktor pengendali pengendapan bahan galian (geologic controls). Tujuan utama mempelajari genesa suatu endapan bahan galian adalah sebagai pegangan dalam menemukan dan mencari endapan-endapan baru, mengungkapkan sifat-sifat fisik dan kimia endapan bahan galian, membantu dalam penentuan (penyusunan) model eksplorasi yang akan diterapkan, serta membantu dalam penentuan metoda penambangan dan pengolahan bahan galian tersebut. Endapan-endapan mineral yang muncul sesuai dengan bentuk asalnya disebut dengan endapan primer (hypogen). Jika mineral-mineral primer telah terubah melalui pelapukan atau proses-proses luar (superficial processes) disebut dengan endapan sekunder (supergen). 2.2 Proses Pembentukan Endapan Mineral Primer Pembentukan Mineral primer secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis endapan, yaitu : a. Fase Magmatik Cair b. Fase Pegmatitil c. Fase Pneumatolitik d. Fase Hidrothermal e. Fase Vulkanik Dari kelima jenis fase endapan di atas akan menghasilkan sifat-sifat endapan yang berbeda-beda, yaitu yang berhubungan dengan : 1. Kristalisasi magmanya 2. Jarak endapan mineral dengan asal magma a. intra-magmatic, bila endapan terletak di dalam daerah batuan beku b. peri-magmatic, bila endapan terletak di luar (dekat batas) batuan beku c. crypto-magmatic, bila hubungan antara endapan dan batuan beku tidak jelas d. apo-magmatic, bila letak endapan tidak terlalu jauh terpisah dari batuan beku e. tele-magmatic, bila disekitar endapan mineral tidak terlihat (terdapat) batuan beku 3. Bagaimana cara pengendapan terjadi a. terbentuk karena kristalisasi magma atau di dalam magma b. terbentuk pada lubang-lubang yang telah ada c. metosomatisme (replacement) yaitu :reaksi kimia antara batuan yang telah ada dengan larutan pembawa bijih 4. Bentuk endapan, masif, stockwork, urat, atau perlapisan 5.Waktu terbentuknya endapan a. syngenetic, jika endapan terbentuk bersamaan waktunya dengan pembentukan batuan b. epigenetic, jika endapan terbentuk tidak bersamaan waktunya dengan pembentukan batuan. a. Fase Magmatik Cair (Liquid Magmatic Phase) Liquid magmatic phase adalah suatu fase pembentukan mineral, dimana mineral terbentuk langsung pada magma (differensiasi magma), misalnya dengan

cara gravitational settling). Mineral yang banyak terbentuk dengan cara ini adalah kromit, titamagnetit, dan petlandit Fase magmatik cair ini dapat dibagi atas : 1. Komponen batuan, mineral yang terbentuk akan tersebar merata diseluruh masa batuan. Contoh intan dan platina. 2. Segregasi, mineral yang terbentuk tidak tersebar merata, tetapi hanya kurang terkonsentrasi di dalam batuan. Injeksi, mineral yang terbentuk tidak lagi terletak di dalam magma (batuan beku), tetapi telah terdorong keluar dari magma. b. Fase Pegmatitik (Pegmatitic Phase) Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil injeksi magma. Sebagai akibat kristalisasi pada magmatik awal dan tekanan disekeliling magma, maka cairan residual yang mobile akan terinjeksi dan menerobos batuan disekelilingnya sebagai dyke, sill, dan stockwork. Kristal dari pegmatit akan berukuran besar, karena tidak adanya kontras tekanan dan temperatur antara magma dengan batuan disekelilingnya, sehingga pembekuan berjalan dengan lambat. Mineral-mineral pegmatit antara lain : logamlogam ringan (Li-silikat, Be-silikat (BeAl-silikat), Al-rich silikat), logam-logam berat (Sn, Au, W, dan Mo), unsur-unsur jarang (Niobium, Iodium (Y), Ce, Zr, La, Tantalum, Th, U, Ti), batuan mulia (ruby, sapphire, beryl, topaz, turmalin rose, rose quartz, smoky quartz, rock crystal). c. Fase Pneumatolitik (Pneumatolitik Phase) Pneumatolitik adalah proses reaksi kimia dari gas dan cairan dari magma dalam lingkungan yang dekat dengan magma. Dari sudut geologi, ini disebut kontakmetamorfisme, karena adanya gejala kontak antara batuan yang lebih tua dengan magma yang lebih muda. Mineral kontak ini dapat terjadi bila uap panas dengan temperatur tinggi dari magma kontak dengan batuan dinding yang reaktif. Mineralmineral kontak yang terbentuk antara lain : wolastonit (CaSiO3), amphibol, kuarsa, epidot, garnet, vesuvianit, tremolit, topaz, aktinolit, turmalin, diopsit, dan skarn. Gejala kontak metamorfisme tampak dengan adanya perubahan pada tepi batuan beku intrusi dan terutama pada batuan yang diintrusi, yaitu: baking (pemanggangan) dan hardening (pengerasan). Igneous metamorfism ialah segala jenis pengubahan (alterasi) yang berhubungan dengan penerobosan batuan beku. Batuan yang diterobos oleh masa batuan pada umumnya akan ter-rekristalisasi, terubah (altered), dan tergantikan (replaced). Perubahan ini disebabkan oleh panas dan fluida-fluida yang memencar atau diaktifkan oleh terobosan tadi. Oleh karena itu endapan ini tergolong pada metamorfisme kontak. Proses pneomatolitis ini lebih menekankan peranan temperatur dari aktivitas uap air. Pirometamorfisme menekankan hanya pada pengaruh temperatur sedangkan pirometasomatisme pada reaksi penggantian (replacement), dan metamorfisme kontak pada sekitar kontak. Letak terjadinya proses umumnya di kedalaman bumi, pada lingkungan tekanan dan temperatur tinggi. Mineral bijih pada endapan kontak metasomatisme umumnya sulfida sederhana dan oksida misalnya spalerit, galena, kalkopirit, bornit, dan beberapa molibdenit. Sedikit endapan jenis ini yang betul-betul tanpa adanya besi, pada

umumnya akan banyak sekali berisi pirit atau bahkan magnetit dan hematit. Scheelit juga terdapat dalam endapan jenis ini (Singkep-Indonesia). d. Fase Hidrothermal (Hydrothermal Phase) Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat "aqueous" sebagai hasil differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relatif ringan, dan merupakan sumber terbesar (90%) dari proses pembentukan endapan. Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal dua macam endapan hidrothermal, yaitu : 1. Cavity filing, mengisi lubang-lubang (opening-opening) yang sudah ada di dalam batuan. 2. Metasomatisme, mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan dengan unsur-unsur baru dari larutan hidrothermal. Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal beberapa jenis endapan hidrothermal, antara lain Ephithermal (T 00C-2000C), Mesothermal (T 1500C3500C), dan Hipothermal (T 3000C-5000C). Setiap tipe endapan hidrothermal diatas selalu membawa mineral-mineral yang tertentu (spesifik), berikut altersi yang ditimbulkan barbagai macam batuan dinding. Tetapi minera-mineral seperti pirit (FeS2), kuarsa (SiO2), kalkopirit (CuFeS2), florida-florida hampir selalu terdapat dalam ke tiga tipe endapan hidrothermal. Paragenesis endapan hipothermal dan mineral gangue adalah : emas (Au), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), kalkopirit (CuFeS2), arsenopirit (FeAsS), pirrotit (FeS), galena (PbS), pentlandit (NiS), wolframit : Fe (Mn)WO4, Scheelit (CaWO4), kasiterit (SnO2), Mo-sulfida (MoS2), Ni-Co sulfida, nikkelit (NiAs), spalerit (ZnS), dengan mineral-mineral gangue antara lain : topaz, feldspar-feldspar, kuarsa, tourmalin, silikat-silikat, karbonat-karbonat Sedangkan paragenesis endapan mesothermal dan mineral gangue adalah : stanite (Sn, Cu) sulfida, sulfida-sulfida : spalerit, enargit (Cu3AsS4), Cu sulfida, Sb sulfida, stibnit (Sb2S3), tetrahedrit (Cu,Fe)12Sb4S13, bornit (Cu2S), galena (PbS), dan kalkopirit (CuFeS2), dengan mineral-mineral ganguenya : kabonat-karbonat, kuarsa, dan pirit. Paragenesis endapan ephitermal dan mineral ganguenya adalah : native cooper (Cu), argentit (AgS), golongan Ag-Pb kompleks sulfida, markasit (FeS2), pirit (FeS2), cinabar (HgS), realgar (AsS), antimonit (Sb2S3), stannit (CuFeSn), dengan mineralmineral ganguenya : kalsedon (SiO2), Mg karbonat-karbonat, rhodokrosit (MnCO3), barit (BaSO4), zeolit (Al-silikat). e. Fase Vulkanik (Vulkanik Phase) Endapan phase vulkanik merupakan produk akhir dari proses pembentukkan bijih secara primer. Sebagai hasil kegiatan phase vulkanis adalah : 1. Lava flow 2. Ekshalasi 3. Mata air panas Ekshalasi dibagi menjadi : fumarol (terutama terdiri dari uap air H2O), solfatar (berbentuk gas SO2), mofette (berbentuk gas CO2), saffroni (berbentuk baron). Bentuk (komposisi kimia) dari mata air panas adalah air klorida, air sulfat, air karbonat, air silikat, air nitrat, dan air fosfat.

Jika dilihat dari segi ekonomisnya, maka endapan ekonomis dari phase vulkanik adalah : belerang (kristal belerang dan lumpur belerang), oksida besi (misalnya hematit, Fe2O3). Sulfida masif volkanogenik berhubungan dengan vulkanisme bawah laut, sebagai contoh endapan tembaga-timbal-seng Kuroko di Jepang, dan sebagian besar endapan logam dasar di Kanada. 2.3 Proses Pembentukan Endapan Sedimenter Mineral bijih sedimenter adalah mineral bijih yang ada kaitannya dengan batuan sedimen, dibentuk oleh pengaruh air, kehidupan, udara selama sedimentasi, atau pelapukan maupun dibentuk oleh proses hidrotermal. Mineral bijih sedimenter umumnya mengikuti lapisan (stratiform) atau berbatasan dengan litologi tertentu (stratabound). Endapan sedimenter yang cukup terkenal karena proses mekanik seperti endapan timah letakan di daerah Bangka-Belitung dan endapan emas placer di Kalimantan Tengah maupun Kalimantan Barat. Endapan sedimenter karena pelapukan kimiawi seperti endapan bauksit di Pulau Bintan dan laterit nikel di Pomalaa/Soroako Sulawesi Tengah/ Selatan. Y. B. Chaussier (1979), membagi pembentukan mineral sedimenter berdasarkan sumber metal dan berdasarkan host rock-nya. Berdasarkan sumber metal dibagi dua yaitu endapan supergen endapan yang metalnya berasal dari hasil rombakan batuan atau bijih primer), serta endapan hipogen (endapan yang metalnya berasal dari aktivitas magma/epithermal). Sedangkan berdasarkan host-rock (dengan pengendapan batuan sedimen) dibagi dua, yaitu endapan singenetik (endapan yang terbentuk bersamaan dengan terbentuknya batuan) serta endapan epigenetik (endapan mineral terbentuk setelah batuan ada). Terjadinya endapan atau cebakan mineral sekunder dipengaruhi empat faktor yaitu : sumber dari mineral, metal atau metaloid, supergene atau hypogene (primer atau sekunder), erosi dari daerah mineralisasi yang kemudian diendapkan dalam cekungan (supergene), dari biokimia akibat bakteri, organisme seperti endapan diatomae, batubara, dan minyak bumi, serta dari magma dalam kerak bumi atau vulkanisme (hypogene). 1. Mineral Bijih Dibentuk oleh Hasil Rombakan dan Proses Kimia Sebagai Hasil Pelapukan Permukaan dan Transportasi Secara normal material bumi tidak dapat mempertahankan keberadaanya dan akan mengalami transportasi geokimia yaitu terdistribusi kembali dan bercampur dengan material lain. Proses dimana unsur-unsur berpindah menuju lokasi dan lingkungan geokimia yang baru dinamakan dispersi geokimia. Berbeda dengan dispersi mekanis, dispersi kimia mencoba mengenal secara kimia penyebab suatu dispersi. Dalam hal ini adanya dispersi geokimia primer dan dispersi geokimia sekunder. Dispersi geokimia primer adalah dispersi kimia yang terjadi di dalam kerak bumi, meliputi proses penempatan unsur-unsur selama pembentukan endapan bijih, tanpa memperhatikan bagaimana tubuh bijih terbentuk. Dispersi geokimia sekunder adalah dispersi kimia yang terjadi di permukaan bumi, meliputi pendistribusian kembali pola-pola dispersi primer oleh proses yang biasanya terjadi di permukaan, antara lain proses pelapukan, transportasi, dan pengendapan. Bahan terangkut pada proses sedimentasi dapat berupa partikel atau ion dan akhirnya diendapkan pada suatu

tempat. Mobilitas unsur sangat mempengaruhi dispersi. Unsur dengan mobilitas yang rendah cenderung berada dekat dengan tubuh bijihnya, sedangkan unsur-unsur dengan mobilitas tinggi cenderung relatif jauh dari tubuh bijihnya. Selain itu juga tergantung dari sifat kimianya Eh dan Ph suatu lingkungan seperti Cu dalam kondisi asam akan mempunyai mobilitas tinggi sedangkan dalam kondisi basa akan mempunyai mobilitas rendah. Sebagai contoh dapat diberikan pada proses pengkayaan sekunder pada endapan lateritik. Dari pelapukan dihasilkan reaksi oksidasi dengan sumber oksigen dari udara atau air permukaan. Oksidasi berjalan ke arah bawah sampai batas air tanah. Akibat proses oksidasi ini, beberapa mineral tertentu akan larut dan terbawa meresap ke bawah permukaan tanah, kemudian terendapkan (pada zona reduksi). Bagian permukaan yang tidak larut, akan jadi berongga, berwarna kuning kemerahan, dan sering disebut dengan gossan. Contoh endapan ini adalah endapan nikel laterit. 2. Cebakan Mineral Dibentuk oleh Pelapukan Mekanik Mineral disini terbentuk oleh konsentrasi mekanik dari mineral bijih dan pemecahan dari residu. Proses pemilahan yang mana menyangkut pengendapan tergantung oleh besar butir dan berat jenis disebut sebagai endapan plaser. Mineral plaser terpenting adalah Pt, Au, kasiterit, magnetit, monasit, ilmenit, zirkon, intan, garnet, tantalum, rutil, dsb. Berdasarkan tempat dimana diendapkan, plaser atau mineral letakan dapat dibagi menjadi : 1. Endapan plaser eluvium, diketemukan dekat atau sekitar sumber mineral bijih primer. Mereka terbentuk dari hanya sedikit perjalanan residu (goresan), material mengalami pelapukan setelah pencucian. Sebagai contoh endapan platina di Urals. 2. Plaser aluvium, ini merupakan endapan plaser terpenting. Terbentuk di sungai bergerak kontinu oleh air, pemisahan tempat karena berat jenis, mineral bijih yang berat akan bergerak ke bawah sungai. Intensitas pengayaan akan didapat kalau kecepatan aliran menurun, seperti di sebelah dalam meander, di kuala sungai dsb. Contoh endapan tipe ini adalah Sn di Bangka dan Belitung. Au-plaser di California. 3. Plaser laut/pantai, endapan ini terbentuk oleh karen aktivitas gelombang memukul pantai dan mengabrasi dan mencuci pasir pantai. Mineral yang umum di sini adalah ilmenit, magnetit, monasit, rutil, zirkon, dan intan, tergantung dari batuan terabrasi. 4. Fossil plaser, merupakan endapan primer purba yang telah mengalami pembatuan dan kadang-kadang termetamorfkan. Sebagai contoh endapan ini adalah Proterozoikum Witwatersand, Afrika Selatan, merupakan daerah emas terbesar di dunia, produksinya lebih 1/3 dunia. Emas dan uranium terjadi dalam beberapa lapisan konglomerat. Mineralisasi menyebar sepanjang 250 km. Tambang terdalam di dunia sampai 3000 meter, ini dimungkinkan karena gradien geotermis disana sekitar 10 per 130 meter. 3. Cebakan Mineral Dibentuk oleh Proses Pengendapan Kimia a. Lingkungan Darat Batuan klastik yang terbentuk pada iklim kering dicirikan oleh warna merah akibat oksidasi Fe dan umumnya dalam literatur disebut red beds. Kalau konsentrasi elemen logam dekat permukaan tanah atau di bawah tanah tempat pengendapan tinggi memungkinkan terjadi konsentrasi larutan logam dan mengalami

pencucian (leaching/pelindian) meresap bersama air tanah yang kemudian mengisi antar butir sedimen klastik. Koloid bijih akan alih tempat oleh penukaran kation antara Fe dan mineral lempung atau akibat penyerapan oleh mineral lempung itu sendiri. b. Lingkungan Laut Kejadian cebakan mieral di lingkungan laut sangat berbeda dengan lingkungan darat yang umumnya mempunyai mempunyai pasokan air dengan kadar elemen yang tinggi dibandingkan kandungan di laut. Kadar air laut mempunai elemen yang rendah. Sebagai contoh kadar air laut untuk Fe 2 x 10-7 % yag membentuk konsentrasi mineral logam yang berharga hal ini dapat terjadi kalau mempunyai keadaan yang khusus (terutama Fe dan Mn) seperti : a. Adanya salah satu sumber logam yang berasal dari pelapkan batuan di daratan atau dari sistem hidrotermal bawah permukaan laut. b. Transport dalam larutan, mungkin sebagai koloid. Besi adalah logam yang dominan dan terbawa sebagai Fe(OH) soil partikel. c. Endapan di dalam cebakan sedimenter, sebagai Fe(OH)3, FeCO3 atau Fe-silikat tergantung perbedaanpotensial reduksi (Eh). Bijih dalam lingkungan laut ini dapat berupa oolit, yang dibentuk oleh larutan koloid membungkus material lain seperti pasir atau pecahan fosil. Bentuk kulit yang simetris disebabkan perubahan komposisi (Fe, Al, SiO2). Dengan pertumbuhan yang terus menerus, oolit tersebut akan stabil di dasar laut dimana tertanam dalam material lempungan karbonatan yang mengandung beberapa besi yang bagus. Di dasar laut mungkin oolit tersebut reworked. Dengan hasil keadaan tersebut bijih besi dan mangan sebagai contoh ferromanganese nodules yang sekarang ini menutupi daerah luas lautan.

Gamb ar 2.1 Skema Terjad inya Miner al 2.4. Klasifikasi dan Golongan Mineral 2.4.1 Native Element (Unsur Murni) Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak

mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun tidak akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan. Kelas mineral native element ini terdiri dari dua bagian umum. Metal dan element intermetalic (logam). Contohnya emas, perak, dan tembaga. Semimetal dan non metal (bukan logam). Contohnya antimony, bismuth, graphite dan sulfur. Sistem kristal pada native element dapat dibahgi menjadi tiga berdasarkan sifat mineral itu sendiri. Bila logam, seperti emas, perak dan tembaga, maka sistem kristalnya adalah isometrik. Jika bersifat semilogam, seperti arsenic dan bismuth, maka sistem kristalnya adalah hexagonal. Dan jika unsur mineral tersebut nonlogam, sistem kristalnya dapat berbeda-beda, seperti sulfur sistem kristalnya orthorhombic, intan sistem kristalnya isometric, dan graphite sistem kristalnya adalah hexagonal. Pada umumnya, berat jenis dari mineral-mineral ini tinggi, kisarannya sekitar 6. Dalam grup native element ini juga termasuk natural alloys, seperti electrum, phosphides, silicides, nitrides dan carbides. 2.4.2 Mineral Sulfida Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang). Pada umumnya unsure utamanya adalah logam (metal). Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air panas). Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada industri logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk memisahkan unsur logam dari sulfurnya. Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang bersifat logam. Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pyrite (FeS3), Chalcocite (Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS) dan proustite (Ag3AsS3). Dan termasuk juga didalamnya selenides, tellurides, arsenides, antimonides, bismuthinides dan juga sulfosalt.

2.4.3 Mineral Oksida dan Hidroksida Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O) dan gugus hidroksil hidroksida (OH atau H). Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah es (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2). Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH). Reaksi pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air. Sama seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada umumnya adalah unsur-unsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida adalah goethit (FeOOH) dan limonite (Fe2O3.H2O). 2.4.4 Mineral Carbonat (CO3) Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut karbonat, umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan kalsium karbonat, CaCO3 dikenal sebagai mineral kalsit. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen. Carbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas carbonat ini juga termasuk nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3). Carbonat, nitrat dan borat memiliki kombinasi antara logam atau semilogam dengan anion yang kompleks dari senyawa-senyawa tersebut (CO3, NO3, dan BO3). Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah dolomite (CaMg(CO3)2, calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan contoh mineral nitrat dan borat adalah niter (NaNO3) dan borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O). 2.4.5 Mineral Sulfat (SO4) Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi logam dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Pada kelas sulfat termasuk juga mineral-mineral molibdat, kromat, dan tungstat. Dan sama seperti sulfat, mineral-mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan anion-anionnya masing-masing. Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah anhydrite (calcium sulfate), Celestine (strontium sulfate), barite (barium sulfate), dan gypsum (hydrated calcium sulfate). Juga termasuk didalamnya mineral chromate, molybdate, selenate, sulfite, tellurate serta mineral tungstate. 2.4.6 Mineral Silicate (Si, O)

Silicat merupakan 25% dari mineral yang dikenal dan 40% dari mineral yang dikenali. Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan (metamorf). Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium. D IP OS KA N O LEH MUHAMM AD R US LI 666 D I 19.34 LA BE L: ILM U P ER TAMBAN GAN

ENDAPAN PEGMATIT Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil injeksi magma. Sebagai akibat kristalisasi pada magmatik awal dan tekanan disekeliling magma, maka cairan residual yang mobile akan terinjeksi dan menerobos batuan disekelilingnya sebagai dyke, sill, dan stockwork. Pegmatit adalah suatu batuan beku yang memiliki ukuran kristal yang (sangat) kasar, memiliki diameter > 1 cm, dan individual crystals dapat mencapai ukuran 10 m, itu karena tidak adanya kontras tekanan dan temperatur antara magma dengan batuan disekelilingnya, sehingga pembekuan berjalan dengan lambat. Mineral-mineral pegmatit antara lain : logam-logam ringan (Li-silikat, Be-silikat (BeAl-silikat), Alrich silikat), logam-logam berat (Sn, Au, W, dan Mo), unsur-unsur jarang (Niobium, Iodium (Y), Ce, Zr, La, Tantalum, Th, U, Ti), batuan mulia (ruby, sapphire, beryl, topaz, turmalin rose, rose quartz, smoky quartz, rock crystal). pegmatit dapat terbentuk dari 2 jalan, yaitu: 1. Metamorphic : metamorfisme regional menyebabkan batuan menuju fase granitization. Magma tidak terbentuk sehingga granite dan pegmatite merupakan produk akhir dari metamorfisme regional ini. 2. Igneous Activity : magma terbentuk, sehingga terjadi differensiasi, kandungan volatil tinggi dan terinjeksikan pada batuan sekitarsehingga terbentuk pegmatite. Material yang diinjeksikan pada sistem tertutup (sistem kimia) sehingga terbentuk simple pegmatite (Simple pegmatites ; mengandung albite, quartz, microcline and possible minor muscovite). Ada interaksi dengan dapur magma sehingga terjadi replacement membentuk complex pegmatite (Complex pegmatites ; membawa mineral-mineral jarang (rare minerals) seperti columbite, beryl, zircon, monazite, polycrase and uraninite).

adapun genesa pegmatit menurut Bateman 1981 ialah Pada larutan sisa kristalisasi, kandungan silikat rendah kemudian memungkinkan meningkatnya keterdapatan air & volatile dan menurunkan viskositas larutan dan titik beku mineral-mineral sehingga menyebabkan pegmatitik terbentuk (Bateman, 1981). Lebih jauh, mungkin saja terbentuk suatu zona transisi (Aqueo-igneous stage) pegmatitic quartz dan lebih lanjut dapat menyebabkan terbentuknya hydrothermal quartz vein carrying ore minerals.

ENDAPAN MINERAL MESOTHERMAL


1. PROSES PEMBENTUKAN ENDAPAN MINERAL MESOTHERMAL a. Pembentukan Mineral Primer Sebelum membahas mengenai proses pembentukan endapan mineral mesothermal, terlebih dahulu harus diketahui tentang pembentukan endapan mineral menurut proses pembentukannya, adalah sebagai berikut : Pembentukan bijih primer secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis endapan, yaitu : a. Fase Magmatik Cair b. Fase Pegmatitil c. Fase Pneumatolitik d. Fase Hidrothermal e. Fase Vulkanik Dari kelima jenis fase endapan di atas akan menghasilkan sifat-sifat endapan yang berbeda-beda, yaitu yang berhubungan dengan : a. Kristalisasimagmanya b. Jarak endapan mineral dengan asal magma intra-magmatic, bila endapan terletak di dalam daerah atuan beku peri-magmatic, bila endapan terletak di luar (dekat batas) batuan beku crypto-magmatic, bila hubungan antara endapan dan batuan beku tidak jelas apo-magmatic, bila letak endapan tidak terlalu jauh terpisah dari batuan beku tele-magmatic, bila disekitar endapan mineral tidak terlihat (terdapat) batuan beku Fase Magmatik Cair (Liquid Magmatic Phase) Liquid magmatic phase adalah suatu fase pembentukan mineral, dimana mineral terbentuk langsung pada magma (differensiasi magma), misalnya dengan cara gravitational settling. Mineral yang banyak terbentuk dengan cara ini adalah kromit, titamagnetit, dan petlandit. Fase Pegmatitik (Pegmatitic Phase) Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil injeksi magma. Sebagai akibat kristalisasi pada magmatik awal dan tekanan disekeliling magma, maka cairan residual yang mobile akan terinjeksi dan menerobos batuan disekelilingnya sebagai dyke, sill, dan stockwork. Fase Pneumatolitik (Pneumatolitik Phase) Pneumatolitik adalah proses reaksi kimia dari gas dan cairan dari magma dalam lingkungan yang dekat dengan magma. Dari sudut geologi, ini disebut kontakmetamorfisme, karena adanya gejala kontak antara batuan yang lebih tua dengan magma yang lebih muda. Mineral kontak ini dapat terjadi bila uap panas dengan temperatur tinggi dari magma kontak dengan batuan dinding yang reaktif. Mineral-mineral kontak yang terbentuk antara lain : wolastonit (CaSiO3), amphibol, kuarsa, epidot, garnet, vesuvianit, tremolit, topaz, aktinolit, turmalin, diopsit, dan skarn. Fase Hidrothermal (Hydrothermal Phase)

Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat "aqueous" sebagai hasil differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relatif ringan, dan merupakan sumber terbesar (90%) dari proses pembentukan endapan. Fase Vulkanik (Vulkanik Phase) Endapan phase vulkanik merupakan produk akhir dari proses pembentukkan bijih secara primer. Sebagai hasil kegiatan phase vulkanis adalah : 1. Lava flow 2. Ekshalasi 3. Mata air panas

b. Proses Hidrotermal Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat aqueos sebagai hasil diferensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relative ringan, dan merupakan sumber terbesar (90%) dari proses pembentukan deposit mineral. Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal dua macam endapan hydrothermal yaitu Cavity Filling atau mengisi lubang-lubang yang sudah ada dalam batuan, dan Metasomatisme, dengan mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan dengan unsur baru larutan hydrothermal. Berdasarkan cara pembentukannya, maka dikenal beberapa jenis endapan hidrotermal, antara lain : Endapan mineral Ephitermal, yaitu endapan mineral yang terjadi pada suhu < 200 C Endapan mineral Mesothermal, yaitu endapan mineral yang terjadi pada suhu antara 200-300C dengan tekanan moderat Endapan mineral Hipothermal, yaitu endapan mineral yang terjadi pada suhu 300500C dengan tekanan yang tinggi.

Gbr. Proses hydrothermal dalam mineralisasi batuan

c.

Pembentukan Endapan Mineral Mesothermal Endapan mineral mesothermal merupakan endapan mineral yang terbentuk pada temperature dan tekanan menengah. Bijih endapan mineral ini terbentuk pada suhu

sekitar 200-300C dengan kedalaman sekitar 1200-3600m dibawah permukaan bumi. Pada dasarnya pembentukannya tidak jauh berbeda dengan pembentukan endapan mineral epitermal dan hipotermal, yang membedakan hanya suhu dan tekanan pada saat pembentukannya. Magma mengalami diferensiasi seiring penurunan suhu secara bertahap, mineral yang pertama kali terbentuk adalah mineral yang terbentuk secara pegmatitic yang sarat akan unsur logam, selanjutnya pada tingkat diatasnya kandungan unsur logam mulai berkurang seiring pembentukan mineral secara pneumolitik, sehingga tahapan pembentukan mineral yang selanjutnya adalah melalui proses hidrotermal akibat kandungan unsur mineral logam yang sudah mulai berkurang. Dalam proses pembentukan endapan mineral hidrotermal ini diawali dengan endapan mineral hypothermal pada suhu sekitar 300-500C dengan tekanan yang masih sangat tinggi, kemudian terbentuk endapan mineral mesothermal pada suhu 200-300C pada tekanan moderat, dan yang terakhir adalah endapan mineral epitermal pada suhu sekitar 150-200C dengan tekanan rendah dekat dengan permukaan. Semakin mendekati permukaan, maka mineral-mineral yang terbentuk cenderung kepada mineral yang bersifat acid(asam) seiring berkurangnya kandungan unsur logam sehingga kandungan silikanya secara otomatis akan mendominasi. 2. KEBERADAAN ENDAPAN MINERAL MESOTHERMAL a. Macam Endapan Mineral Mesothermal Endapan mineral mesothermal terdiri dari beberapa beberapa mineral logam yang beberapa diantaranya adalah timbal, seng, perak, dan emas. Mineral-mineral logam tersebut dapat terendapkan bersama dengan mineral-mineral lain seperti kuarsa, pirit, dan juga mineral karbonat. Zona altrasi yang luas mengeliilingi endapan mineral mesothermal tersebut. Produk dari altrasi itu antara lain, sericite, kuarsa, kalsit, pirit, dolomit, piroklas, klorit , dan mineral lempung. Ortoklas sekunder dan mineral lempung dijumpai pada endapan tembaga yang tersebar dalam zona tersebut. Beberapa mineral tersebut seperti klorit dan lempung lebih memiliki karakteristik seperti endapan epithermal, akan tetapi biasanya endapan tersebut terdapat pada bagian luar dari endapan mesothermal. Berikut merupakan ciri-ciri umum dari endapan mesothermal Pada endapan ini tekanan temperaturnya medium(300o - 200oC), Karena bertemperaturnya medium maka proses pengendapan hanya mengisi celacela (cavity filling) pada batuan yang dibentuk oleh tekanan dan juga kadang-kadang mengalamireplacement karena temperature yang masih medium. Asosiasi mineral yang ada berupah berupah sulfide Ag, As, Au, Sb dan oksida (Sn) yang berasosiasi dengan batuan beku asam yang didekat permukaan bumi oleh karena itu, mineral Au, Cu dapat dijumapi pada mineral kuarsa dan kalsit pada batuan beku asam dan batuan sedimen.

Setiap tipe endapan hidrothermal diatas selalu membawa mineral-mineral yang tertentu (spesifik), berikut altersi yang ditimbulkan barbagai macam batuan dinding. Tetapi minera-mineral seperti pirit (FeS2), kuarsa(SiO2), kalkopirit (CuFeS2), floridaflorida hampir selalu terdapat dalam ke tiga tipe endapan hidrothermal. Sedangkan alterasi yang ditimbulkan untuk tipe endapan mesothermal khususnya pada dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. Batuan dinding batuan gamping serpih, lava batuan beku asam batuan beku basa Hasil Alterasi silisifikasi selisifikasi, mineral-mineral lempung sebagian besar serisit, kwarsa, beberapa mineral lempung serpentin, epidot dan klorit

Tabel 1. Alterasi-alterasi yang terjadi pada tipe endapan Mesothermal

Paragenesis dari endapan mesothermal dan mineral gangue antara lain stanite (Sn, Cu) sulfida, sulfida-sulfida : spalerit, enargit (Cu3AsS4), Cu sulfida, Sb sulfida, stibnit (Sb2S3), tetrahedrit (Cu,Fe)12Sb4S13, bornit (Cu2S), galena (PbS), dan kalkopirit (CuFeS2), dengan mineral-mineral ganguenya : kabonat-karbonat, kuarsa, dan pirit. Lindgren (1933) menyatakan bahwa endapan mesothermal tidak mengandung mineral garnet, topas, piroksen, amphibole, dan tourmaline yang merupakan mineral dengan suhu pembentukan yang tergolong tinggi. sedangkan endapan mesothermal juga tidak mengandung zeolite yang proses pembentukannya pada suhu yang tergolong rendah. Endapan mineral mesothermal berhubungan erat dengan batuan beku secara spasial ataupun secara genetic (genesa), sedangkan dalam hal lain, tidak ada asosiasi genetic yang bisa dijabarkan. b. Lokasi Pembentukan Endapan Mineral Mesothermal Lokasi Pembentukan dari Endapan Mineral Mesothermal adalah pada Urat-urat polimetalik padabatuan yang berumur paleozoikum bawah, dengan contoh batuan yang telah diketahui dari Pembrokeshire, melewati Wales tengah ke Snowdonia dan pada Anglesey. Secara khusus, urat-urat polimetalik terdapat pada patahan, rekahan-rekahan batuan dan zona patahan. Proses mineralisasi dimungkinkan terdapat pada struktur, atau berkembang dengan pola minim (jarang). Gerakan perulangan dan proses aktivitas mineralisasi adalah hal yang khusus. Dip-dip sangat dimungkinkan untuk berubah-ubah dan dip-dip curam merupakan hal yang lazim pada batuan-batuan yang berkompeten (contoh batupasir, dolerite sills) dan dip-dip yang kurang curam

terdapat pada batuan-batuan yang tidak berkompeten (contoh serpih, batulempung). Wallrock biasanya teralterasi, dengan kenampakkan yang agak memudar. Di dalam Urat-urat polimetalik terkandung tembaga, timbal, seng, perak, dan emas (sangat ekonomis), arsenic, dan logam putih, selalu didapatkan sufida langka, arsenide atau telluride,. Material material ini terbentuk dari sejumlah proses, yang berada di Wales, Ketika sekuen sedimen tebal dan batuan vulkanik terkubur sangat dalam, hal ini digunakan untuk penambahan tekanan dan suhu, menghasilkan produk dalam metamorfisme tingkat rendah. Jumlah kebebasan air yang signifikan ini berasal dari mineral yang terhidrasi, seperti lanau, sebagai rekristalisasinya. Unsur yang mengandung air ini lalu pindah sebagai fluida hidrotermal sepanjang jalan yang dapat dilewati air pada batuan, seperti patahan dan zona rekahan, dimana mineralmineral terdepositkan. Beberapa sampel terbaik yang berasal dari Welsh, sama seperti urat-urat yang berada di sabuk emas Dolgellau, diisi oleh batuan sedimen berumur tengah sampai atas kambrian, dan intrusi, dan terbentuk lebih dahulu dari deformasi Caledonian yang terangkat menjadi cekungan Welsh pada masa Devonian. Urat-urat tersebut mengisi rekahan patahan dengan panjang strike hingga beberapa kilometer dan khususnya terungkap menyerupai struktur pita sebagai contoh ilustrasi diatas. Reaksi metamorfisme menyebabkan pengisian air berskala luas pada batuan yang terkubur sangat dalam, dipercaya telah mengalami proses mekanisme yang memicu fluida hidrotermal. 3. POTENSI a. Nilai ekonomis mineral mesothermal Produk atau hasil dari endapan mineral mesothermal beberapa diantaranya adalah timbal, tembaga, seng, perak, dan emas yang terendapkan bersama dengan mineral-mineral seperti mineral kuarsa, pirit, dan juga mineral karbonat. Mineralmineral tersebut merupakan mineral yang memilki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Endapan mineral emas yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi diantaranya adalah, native gold, calaverite, dan sylvanite. Dari macam-macam endapan mineral tersebut, native gold merupakan jenis endapan mineral emas yang paling ekonomis. Hal tersebut dikarenakan kandungan atau komposisi dari unsur Au yang lebih besar daripada jenis endapan mineral emas ,calaverite, dan sylvanite. Endapan mineral perak dibagi menjadi beberapa jenis mineral berdasarkan komposisi atau kandungan dari unsur Ag. Endapan mineral yang paling banyak kandungan unsur Ag adalah mineralnative silver, kemudian dibawah mineral native silver yang mana kandungan Ag nya lebih sedikit yakni 25%-50% adalah mineral argentite dan cerargirite. Endapan Mineral Tembaga merupakan salah satu dari beberapa mineral bijih yang cukup potensial. Tembaga terbagi menjadi beberapa kelas berdasarkan

kandungan unsur Cu, urutan kelas tersebut antara lain Native Cooper, Bornite, Chalcosite, Chalcopyrite, Covellite, Cuprite, Enargite, Malachite, Azurite. Endapan mineral lain adalah mineral timbal yang diklasifikasikan berdasarkan kandungan Pb nya. Nilai kandungan Pb yang besar adalah Galena. Sementara kandungan unsur Pb yang lebih kecil dari mineral Galena adalah Cerussite dan Anglesite. Semakin tinggi kandungan Pb nya, maka semakin tinggi nilai ekonomis dari mineral tersebut. Seng adalah endapan mineral yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Mineral ini dibagi menjadi beberapa kelas. Yaitu Sphaleite, Smitshsonite, Hemimorphite, dan Zincite. Nilai kandungan unsur Zn yang besar akan mempengaruhi nilai ekonomis dari mineral tersebut. Kelas endapan mineral ini yang memilki nilai Zn terbesar adalah Sphaleite. Endapan mineral lain yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi adalah timah. Kandungan Sn yang besar pada mineral ini akan mempengaruhi nilai ekonomis suatu mineral. Mineral Timah yang mengandung Sn terbesar adalah Cassiterite dan Stannite. b. Persebaran endapan mineral mesothermal di Indonesia Endapan mineral mesothermal banyak tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, misalnya 1. Timah Daerah-daerah penghasil timah di Indonesia adalah Pulau Bangka, Belitung,dan Singkep yang menghasilkan lebih dari 20% produksi timah putih dunia. Di Muntok terdapat pabrik peleburan timah. 2. Nikel Nikel terdapat di sekitar Danau Matana, Danau Towuti, dan di Kolaka (Sulawesi Selatan). 3. Tembaga Tembaga terdapat di Tirtomoyo dan wonogiri (Jawa Tengah), Muara Sipeng (Sulawesi) dan Tembagapura (Papua/Irian Jaya). 4. Emas dan perak Emas dan Perak merupakan logam mulia. Pusat tambang emas dan perak terdapat di daerah-daerah berikut: Tembagapura di Papua (Irian Jaya) Batu hijau di Nusa Tenggara Barat Tasikmalaya dan Jampang di Jawa Barat Simao di Bengkulu Logos di Riau Meulaboh di Naggroe Aceh Darusalam 4. PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN 1. Galena

Mineral sulfida yang alami Mineral bijih yang paling utama Mempunyai rumus bahan kimia (PbS) Sulfida System kristalnya isometric hexoctahedral, mempunyai belahan yang sempurna, dengan kekerasn 2,5 2,75 dan berat jenis 7,58, kilap logam, dengan warna abu abu timah Mineral galena sekali kali di gunakan sebagai semikonduktor (yaitu kristalnya) di dalam pesawat radio. kristal galena menjadi bagian dari suatu titik- dioda kontak digunakan untuk mendeteksi isyarat/sinyal radio. Batuan galena merupakan bahan baku dari logam timah hitam (Pb).

2. Kalkopirit

suatu mineral besi sulfide tembaga yang mengeristal sistem bersudut empat mempunyai komposisi kimia yaitu (CuFeS2) mempunyai warna kuning keemasan, dan mempunyai skala kekerasan 3,5 4, Lapisan nya adalah diagnostik seperti sedikit warna hijau kehitam. saat kalkopirit berada di udara terbuka maka kalkopirit akan beroksidasi dengan berbagai oksida, hidroksid dan sulfatesRekanan Mineral Tembaga meliputi sulfida bornite ( Cu5FeS4), chalcocite ( Cu2S), covellite ( CuS), digenite ( Cu9S5); karbonat seperti perunggu dan azurit, dan oksida jarang seperti cuprite ( Cu2O). Warna kalkopirit kuning gelap dengan sedikit warna kehijau hijauan dan kilap berminyak diagnostic. Dalam kaitan dengan warna nya dan isi tembaga tinggi, kalkopirit telah sering dikenal sebagai tembaga kuningan. digunakan di dalam pembuatan asam belerang dan belerang dioksida, butir dari pyrite debu telah digunakan untuk memulihkan besi, emas, tembaga, unsur kimia/kobalt, nikel, dll. 3. Emas Logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mempunyai kandungan unsur Au Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Emas banyak digunakan sebagai barang perhiasan, cadangan devisa, dll. Potensi endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia, seperti di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

4. Perak

Perak merupakan logam yang terbentuk dan selalu bersama-sama dengan logam emas, yang mempunyai warna putih. Mempunyai kandungan unsur Ag Kegunaannya adalah untuk perhiasan, cindera mata, logam campuran, dll. Potensinya selalu berasosiasi dengan logam lainnya seperti emas dan tembaga 5. Seng Merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa aspek kimiawi seng mirip dengan magnesium. Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama. Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan bersifat diamagnetik. Walau demikian, kebanyakan seng mutu komersial tidak berkilau. Seng sedikit kurang padat daripada besi dan berstruktur kristal heksagonal Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak Bumi dan memiliki lima isotop stabil.Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida). Pelapisan seng pada baja untuk mencegah perkaratan merupakan aplikasi utama seng. Aplikasi-aplikasi lainnya meliputi penggunaannya pada baterai dan aloi. Selain itu juga seng dapat digunakan dalam pembuatan konstruksi bangunan dan juga merupakan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Pada anak-anak, defisiensi ini menyebabkan gangguan pertumbuhan, mempengaruhi pematangan seksual, mudah terkena infeksi, diare, dan setiap tahunnya menyebabkan kematian sekitar 800.000 anak-anak di seluruh dunia. Konsumsi seng yang berlebihan dapat menyebabkan ataksia, lemah lesu, dan defisiensi tembaga. 5. DAFTAR PUSTAKA Park, Charles.F Jr. and Macdiarmid, Roy A. 1964. Ore Deposite. San Francisco: W.H. Freeman and Company. http://www.scribd.com/doc/28518828/Genesa-Minerals-Genesa-Minerals-Written-byAdministrator http://www.websters-online-dictionary.org/me/mesothermal_deposit.html http://mining.itb.ac.id/esdb/file/bahan_kuliah/TE3111_Materi-3%20Klasifikasi %20 dan%20Pembentukan%20Endapan.pdf

Geology Week: Hydrothermal Alteration


9:22 PM LELY GEOLOGIST 1 COMMENT

Hai guys, apa kabar? g' terasa sekarang udah masuk bulan april aja nih, well mumpung masih fresh nih di awal april ini gw pingin bagi2 sesuatu yang bermanfaat buat kalian, sedikit pengetahuan tentang alterasi hidrotermal, buat kalian yang kuliah di teknik geologi terutama yang udah ambil mata kuliah geologi sumberdaya mineral, gw percaya kalian udah pada ngerti tentang alterasi hidrotermal, but buat temen-temen yang masih belum ngerti apa sih alterasi hodrotermal itu?? nah di postingan kali ini gw bakal ngenalin ke teman2 apa alterasi hidrotermal itu,, n pastinya gw ngepost ttg hal ini karena ini punya arti penting, alias ada manfaatnya. sebenernya pengetahuan ttg alterasi hidrotermal buat apa sih?? well nanti gw ceritain apa pentingnya atw manfaat dari belajar alterasi hidrotermal, but sekarang kita belajar dulu ya apa alterasi hidrotermal itu dan macam-macamnya.

I.1 Pengertian
Larutan hidrotermal adalah cairan bertemperatur tinggi (100 500oC) sisa pendinginan magma yang mampu merubah mineral yang telah ada sebelumnya dan membentuk mineral-mineral tertentu. Secara umum cairan sisa kristalisasimagma tersebut bersifat silika yang kaya alumina, alkali dan alkali tanah yang mengandung air dan unsur-unsur volatil (Bateman, 1981). Magma hidrous atau wet magma atau gampangnya magma yang memiliki kandungan H2O cukup banyak, sebenernya kandungan H2O dalam magma tersebut max adalah 6,2%, ketika magma mendingin dan mengkristal 3% dari H2O tersebut ikut mengkristal menjadi bagian dari mineral, yaitu menjadi biotit dan hornblenda, lalu H2O sisanya nya lepas dari magma dan membentuk larutan magmatik atau larutan hidrotermal. Jadi larutan hidrotermal terbentuk pada bagian akhir dari siklus pembekuan magma Larutan hidrotermal umumnya terakumulasi pada litologi dengan permeabilitas tinggi atau pada zona lemah. Interaksi antara larutan hidrotermal dengan batuan yang dilaluinya (wall rocks) akan menyebabkan terubahnya mineral primer menjadi mineral sekunder (alteration minerals). Proses terubahnya mineral primer menjadi mineral sekunder akibat interaksi batuan dengan larutan hidrotermal disebut dengan proses alterasi hidrotermal. Alterasi hidrotermal merupakan proses yang kompleks, karena meliputi perubahan secara mineralogi, kimia dan tekstur yang dihasilkan dari interaksi larutan

hidrotermal dengan batuan yang dilaluinya pada kondisi fisika kimia tertentu (Pirajno, 1992). Beberapa faktor yang berpengaruh pada proses alterasi hidrotermal adalah temperatur, kimia, fluida, konsentrasi dan komposisi batuan samping, durasi aktifitas hidrotermal dan permeabilitas. Namun faktor kimia dan temperatur fluida merupakan faktor yang paling berpengaruh (Browne, 1994 dalam Corbett dan Leach, 1995) Proses hidrotermal pada kondisi tertentu akan menghasilkan kumpulan mineral tertentu yang dikenal sebagai himpunan mineral atau mineral assemblage (Guilbert dan Park, 1986. Secara umum kehadiran himpunan mineral tertentu dalam suatu ubahan batuan akan mencerminkan tipe alterasi tertentu.

I.2 Klasifikasi
Klasifikasi tipe alterasi hidrotermal pada endapan telah banyak dilakukan oleh para ahli, antara lain Creassey (1956,1966). Lowell dan Guilbert (1970), Rose (1970), Meyer dan Hemley (1967) serta Thomson dan Thomson (1996). Lowell dan Guilbert membagi tipe alterasi kedalam potasik (K-feldspar, biotit, serisit,klorit, kuarsa),filik (kuarsa,serisit,pirit hidromika,klorit), argilik (kaolinit,monmorilonit,klorit) dan propilitik (klorit,epidot). Tabel Tipe-tipe alterasi berdasarkan himpunan mineral (Guilbert dan Park, 1986)

Tabel Klasifikasi tipe alterasi dan himpunan mineralnya pada endapan epitermal sulfidasi rendah (Thompson dan Thomson,1996) Tipe alterasi Zone (himpunan mineral) Silisik Adularia Serisitik, Argilik Argilik lanjut-Acid Sulphate Silika-karbonat Propilitik, Alterasi Zeolitik Kuarsa,kalsedon,opal pirit,hematit Ortoklas (adularia),kuarsa,serisit-illit,pirit Serisit (muskovit), illit-smektit, monmorilonit kaolinit,kuarsa,kalsit,dolomit,pirit Kaolinit,alunit,kritobalit (opal,kalsedon),native sulphur, jarosit, pirit Kuarsa, kalsit Kalsit,epidot,wairakit,klorit,albit, illit-smektit, monmorilonit,pirit

Berikut ini jenis alterasi hidrotermal lainnya:

a) Skarn
Alterasi ini terbentuk akibat kontak antara batuan sumber dengan batuan karbonat, zona ini sangat dipengaruhi oleh komposisi batuan yang kaya akan kandungan mineral karbonat. Pada kondisi yang kurang akan air, zona ini dicirikan oleh pembentukan mineral garnet, klinopiroksen dan wollastonit serta mineral magnetit dalam jumlah yang cukup besar, sedangkan pada kondisi yang kaya akan air, zona ini dicirikan oleh mineral klorit,tremolit aktinolit dan kalsit dan larutan hidrotermal. Garnet-piroksen-karbonat adalah kumpulan yang paling umum dijumpai pada batuan induk karbonat yang orisinil (Taylor, 1996, dalam Sutarto, 2004). Amfibol umumnya hadir pada skarn sebagai mineral tahap akhir yang menutupi mineral-mineral tahap awal. Aktinolit (CaFe) dan tremolit (CaMg) adalah mineral amfibol yang paling umum hadir pada skarn. Jenis piroksen yang sering hadir adalah diopsid (CaMg) dan hedenbergit (CaFe). Alterasi skarn terbentuk pada fluida yang mempunyai salinitas tinggi dengan temperatur tinggi (sekitar 300-700C). Proses pembentukkan skarn akibat urutan kejadian Isokimia metasomatisme retrogradasi.

b) Greisen
Himpunan mineral pada greisen adalah kuarsa-muskovit (atau lipidolit) dengan sejumlah mineral asesori seperti topas, turmalin, dan florit yang dibentuk oleh alterasi metasomatik post-magmatik granit (Best, 1982, Stempork, 1987, dalam Sutarto, 2004).

c) Silisifikasi
Merupakan salah satu tipe alterasi hidrotermal yang paling umum dijumpai dan merupakan tipe terbaik. Bentuk yang paling umum dari silika adalah (E-quartz, atau -quartz, rendah quartz, temperatur tinggi, atau tinggi kandungan kuarsanya (>573C), tridimit, kristobalit, opal, kalsedon. Bentuk yang paling umum adalah quartz rendah, kristobalit, dan tridimit kebanyakan ditemukan di batuan volkanik. Tridimit terutama umum sebagai produk devitrivikasi gelas volkanik, terbentuk bersama alkali felspar.

d) Serpertinisasi
Batuan yang telah ada beruabah menjadi serperite yang mineral utamanya adalah Cripiolite disamping ada juga mineral mineral lain. Batuan semuala biasanya batuan basa (andesitte) yang berubah karena proses hidrotermal maka batuan basa ini berubah menjadi serpertisasi. Misal : Geruilite di sulawesi dari kalimantan diubah menjadi serpentinisasi. Serpentinisasi bisa pula akibat dari pada Weathering, tetapi daerah yang teralterasi relatif terbatas kecil. Permasalahannya, seringkali kita mendapati dalam satu contoh batuan ditemukan beberapa mineral dari dua tipe atau lebih. Prosedur yang baik untuk tahap awal observasi batuan tersebut di atas adalah menulis semua mineral yang tampak sebagai himpunan mineral. Apabila dalam satu batuan dijumpai mineral-mineral klorit, kuarsa, kalsit, dan kaolinit, maka disebut sebagai himpunan mineral kloritkuarsa-kalsit-kaolinit (Sutarto, 2004). Gimana guys,, udah pada faham belum ttg alterasi hidrotermal,, biar makin jelas n faham ne contoh gambar-gambar batuan yang telah mengalami alterasi hidrotermal.

Well guys untuk pengenalan itu dulu aja,, nanti gw share lagi ttg manfaat dari belajar alterasi hidrotermal. kalau pingin tau tentang manfaat atau aplikasi dari belajar alterasi hidrotermal bica baca disini . Keep stay visiting this blog ya.. selamat membaca .. :)
Referensi:

Artadana, I Putu E., & Purwanto, Heru S., 2011, Geologi, Alterasi dan Mineralisasi Daerah Nyrengseng dan Sekitarnya, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Propinsi Jawa barat, Yogyakarta: Jurusan Teknik Geologi FTM UPN Veteran Yogyakarta Evans, A,M., Ore geology and Industrial Minerals, Blackwell scientific publication. Guilbert, G.M & Park, C.F., 1986, The Geology of Ore Deposits, W.H. Freeman and Company, New York. Hedenquist,J.W., 1998, Hydrotermal System in Volcanic arc, Original of and exploration for epitermal Gold Deposit, catatan kursus 13 Mei 1998, PT Geoservice Ban Idrus, Arifudin, & Pramutadi, EB., 2008, Mineralisasi Bijih dan Geokimia Batuan Samping Vulkaniklastik Andesitik yang Berasosiasi dengan Endapan Tembaga

Emas Porfiri Elang, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Yogyakarta: Hurusan Teknik Geologi FT-UGM http://www.barkervillegold.com, diakses pada 22 Maret 2011 http://earthsci.org/mineral/mindep/depfile/skarn.htm, diakses pada 22 Maret 2011 http://www.mistycreekventures.com, diakses pada 22 Maret 2011 http://geologiblankfive.files.wordpress, diakses pada 22 Maret 2011 http://geologicalintroduction.baffl.co.uk, diakses pada 22 Maret 2011

struktur - struktur khusus pada endapan bijih dan hydrothermal, serta alterasi hydrothermal.
BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Sekarang ini, metode pembelajaran di dunia kampus telah berubah. Pemerintah mengubahnya dengan maksud agar lulusan-lulusan Universitas nantinya dapat lebih berkwalitas. Oleh karena itu, latar belakang penyusunan makalh ini adalah dimaksudkan agar mahasiswa lebih aktif dalam mencari materi dan bahan kuliah, sehingga dosen hanya berperan sebagai mediator dan system SCL (Student Center Learning) di kampus Unhas ini dapat terlaksana.

B.

Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca nantinya dapat lebih memahami daripada materi struktur - struktur khusus pada endapan bijih dan hydrothermal, serta alterasi hydrothermal.

C.Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang dapat kami buat berkaitan dengan pembahasan nantinya adalah sebagai berikut : 1. Apa pengertian dari struktur - struktur khusus pada endapan bijih, minimal 5 lengkap dengan gambarnya ? 2. a. Apa pengertian dari Hydrotermal ? b. Apa pengertian Alterasi Hydrotemal ? c. Gamabarkan Proses Hydrotermal ? d. Apa pembagian zona alterasi Hydrotermal ? BAB II PEMBAHASAN

II.1

Struktur Strktur Khusus Pada Endapan Bijih

Lima Struktur khusus dan proses pembentukannya yaitu : - Struktur Comb yaitu struktur yang menyerupai sisir dimana struktur ini terbentuk akibat adanya pengisian celah-celah oleh larutan magma yang selanjutnya mengakibatkan mineral sepanjang dinding bagian dalam rekahan

yang selanjutnya kristal-kristal ini tumbuh kebagian tengah dari rekahan sehingga bentuk atau morfologinya menyerupai sisir. - Struktur Banded yaitu struktur yang menunjukkan adanya kesan perlapisan pada tubuh bijih atau mineral dimana mineral atau bijih yang terbentuk bersifat homogen, hal ini terjadi akibat adanya pengisian rekahan oleh larutan magma dimana terjadi proses pembekuan dan pengkristalan mineral-mineral secara bertahap, struktur ini juga biasa berupa pepanjangan dari struktur Comb dimana pertumbuhan mineral terjadi secara sempurna sehingga menutupi rekahan yang ada. - Struktur Dissaminated merupakan struktur yang memperlihatkan adanya kenampakan mineral yang tersebar secara merata hal ini pada umumnya diakibatkan oleh proses differensiasi dan kristalisasi magma. - Struktur Segregasi/Segregation structure merupakan struktur yang memperlihatkan adanya kumpulan mineral atau dengan kata lain terbentuk mineral yang terkonsentrasi pada suatu tempat pada tubuh batuan, proses ini biasanya diakibatkan oleh proses differensiasi gravity. - Struktur Kombinasi merupakan struktur yang terbentuk akibat perpaduan atau gabungan dari struktur yang berbeda misalnya gabungan antara struktur comb dan vug.

II. 2 a. Hydrotermal Hydrotermal berkaitan dengan air panas yang biasa dipakai dalam pembentukan logam melalui pemanaasan (dengan cairan panas yg naik dr magma yang mendingin). Hidrotermal merupakan suatu proses pembentukan mineral yang terjadi disekitar sumber dari panas bumi didalam kulit bumi yang terjadi akibat adanya injeksi dari magma terhadap air dengan kata lain terjadi pelarutan oleh magma sisa yang bercampur dengan air tanah sehingga mengalami pengkristalan

b. Alterasi Hydrotermal Sebelum membahas alterasi hydrothermal, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari pada alterasi itu sendiri. Jadi, proses Alterasi adalah proses yang mengakibatkan terjadinya suatu mineral baru pada tubuh batuan yang merupakan hasil ubahan dari mineral yang telah ada sebelumnya yang mana diakibatkan oleh terjadinya reksi antara batuan dengana larutan magma yaitu larutan Hydrotermal ataupun akibat kontak dengan atmosfer. Jadi, Alterasi hidrotermal adalah ubahan pada batuan yang diakibatkan oleh proses panas uap/panas air. Seperti yang terlihat pada gambar gambar di bawah ini.

Gambar 1. Alterasi hidrotermal

c. Gambar dari proses hydrothermal

Seperti yang kami katakan pada halamn sebelumnya bahwa Hidrotermal merupakan suatu proses pembentukan mineral yang terjadi disekitar sumber dari panas bumi didalam kulit bumi yang terjadi akibat adanya injeksi dari magma terhadap air dengan kata lain terjadi pelarutan oleh magma sisa yang bercampur dengan air tanah sehingga mengalami pengkristalan. Jadi, proses ini berkaitan dengan air panas yang biasa dipakai dalam proses pembentukan logam melalui pemanasan (dengan cairan panas yang naik dari magma yg telah mengalami pendinginan). Gambar dari proses hydrothermal dapat dilihat di bawah ini.

Gambar 2. Proses hidrotermal Jelas terlihat pada gambar diatas bahwa proses hidrotermal itu terjadi karena adanya percampuran antara magma yang memilki sumber panas magmatik dengan aliran panas konduktif dengan arus konveksi bercampur dengan air tanah kemudian mengalami pengkristalan. d. Pembagian zona zona alterasi hydrothermal Untuk pembagian zona zona alterasi hydrothermal dapat kami paparkan dengan memberikan gambar atau bagan seperti di bawah ini.

Gambar 3. Zona zona alterasi hydrotermal Secara garis besar, zona alterasi hydrothermal ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu - Upper Package - Lower Package Dari kedua pembagian besar inilah zona-zona itu kembali dibagi menjadi 5 bagian yaitu :

Upper Package 1. 2. Zona 1, Andesit lahar, dengan kedalaman 762 m 800 m. Zona 2, Quartz-phyric decide flow-dome rocks, lahars, dan tufa. Dengan

kedalaman 800 m 1101 m. Lower Package 3. Zona 3, Andesit flow and Lahar, dengan kedalaman 1101 m 1150 m. 4. Zona 4, Andesit tuff, dengan kedalaman 1150 m 1171 m. 5. Zona 5, Andesite lahars, flows, dan tuff. Dengan kedalaman 1171 m 18 30 m.

BAB III PENUTUP

III.1 Kesimpulan Dari pembahasan pada halaman halaman sebelumnya, dapat di ambil beberapa kesimpulan, yaitu seperti di bawah ini. - Lima Struktur khusus dan proses pembentukannya yaitu : Struktur Comb, Struktur Banded, Struktur Dissaminated, Struktur Segregasi/Segregation structure, Struktur Kombinasi. - Hidrotermal merupakan suatu proses pembentukan mineral yang terjadi disekitar sumber dari panas bumi didalam kulit bumi yang terjadi akibat adanya injeksi dari magma terhadap air - Alterasi hidrotermal adalah ubahan pada batuan yang diakibatkan oleh proses panas uap/panas air. - Pembagian dari zona alterasi hydrothermal adalah : Upper Package 1. Zona 1, Andesit lahar, dengan kedalaman 762 m 800 m. 2. Zona 2, Quartz-phyric decide flow-dome rocks, lahars, dan tufa. Dengan kedalaman 800 m 1101 m. Lower Package 3. Zona 3, Andesit flow and Lahar, dengan kedalaman 1101 m 1150 m. 4. Zona 4, Andesit tuff, dengan kedalaman 1150 m 1171 m. 5. Zona 5, Andesite lahars, flows, dan tuff. Dengan kedalaman 1171 m 18 30 m.

III.2 Saran Cara pembelajaran dalam kelas sudah bagus sehingga harus dipertahankan atau lebih ditingkatkan lagi, sehingga kedepannya tidak aka nada efek dari teman-teman yang mengikuti kuliah.

Anda mungkin juga menyukai