Anda di halaman 1dari 14

SISTAKSIS KLAUSIA

HUBUNGAN ANTARA PERAN DAN KATEGORI

Argumen sesuai dengan verba: pesona, jumlah, jenis

Disini aggumen akan dibahas menurut bentuknya, sejauh sesuai dengan sifat semantis verba. Bentukbentuk manakah yang menjadi relevan dalam hal ini? Pada prinsipnya taka da bentuk yang harus dilewati Akan tetapi sebelum uraian pasa ini dimulai, ada satu hal yang perlu diperhatikan terlebih dahulu. Apa yang dirumuskan dalam judul pasal ini, tentang argument yang sesuai dengan verba, jangan sekali-kali dikacaukan dengan persesuaian dan bentuk verba dengan bentuk argument! Misalnya dalam kalusa Inggris he laughs, sufiks s pada laughs berupa bentuk verbal yang sesuai dengan bentuk he, yaitu pesona ketiga tunggal kala presen.

Persesuaian

ini adalah persesuaian (bentuk) verba dengan (bentuk) argumrn bukan inilah yang dibahas sekarang, melainkan kebalikannya, yaitu : sesuainya Argumen (menurut Perannya, entah tampak dengan pemarkahan morfemis entah tidak) Verba meteorologis memang menurut Subjek tunggal (Pronominal, neutrum) pada Subjek. Amatilah juga verba to stampede berlari tunggang-langgang : verba ini diprekdisikan (istilahnya) hanya tentang subjek yang jamak; atau to massacre membunuh [orang banyak], yang menurut adanya objek dalam bentuk jamak.

Argumen yang sesuai dengan verba : pemarkahan kasus pengantar


Pemarkahan ini pun tergantung dari sifat semantic verba salah satu daripadanya adalah valensi verba. Subjek berkasus nominates, Objektif lansung berkasus akuasif, dan Objek tak lansung berkasus datif. Yang perlu disadari ialah bahwa kaidah itu tidak berlaku secara antarbahasa hanya berlaku untuk bahasabahasa tertentu saja (Tambahan pula, seperti sudah anda pelajari, konsep Objek tak lansung

tidak

memadai, karena mencampuri konsep fungsi dengan konsep peran.) maka dari itu, perlu kita selidiki terlebih dahulu peran-peran manakah yang penting secara antar-bahasa, lalu perlu diketahui kasus-kasus macam apa harus dianggap sesuai dengan peran-peran tersebut.

Peran-peran padda vera yang bervalensi satu


Verba yang bervalensi satu, yakni yang dapat disertai hanya oleh satu argumen saja, memiliki tiga macam argument : penindak, atau pengalam, atau perasa. Periksa klausa-klausa inggris berikut : I run, dan I fall, dan I think, peran dari I dalam I run adalah peran Penindak, karena untuk berlari dituntutlah kegiatan tertentu, peran dari I dalam I fall adalah peran Pengalam karena untuk orang jauh tidak dituntut kegiatan apa-apa; akhirnya I dalam I think ber-peran perasa, karena : think acap kali berarti saya mendapat kesan. Apakah ketiga peran itu mengakibatkan bentuk kasus yang berbeda-beda pada I atau bentuk verbal yang berbeda-beda yang berbeda-beda dalam bahasa inggris? Ternyata tidak.

Banyak sekali bahasa membedakan antara argumen perasa yang demikian dengan argumen penindak, misalnya bahasa rusia
Rusia 1. On ne spit 3:T:NOM tidak tidur Dia tidak tidur 2. Jemu ne spitsa 3:T:DAT tidak tidur:REFL Dia tidak dapat tidur

Guaymi
3. Toma qwe blitani

Tom PK Bicara K Tom berbicara 4. Tom ririaba Tom:NOM Tambah:besar K

Peran-peran pada verba yang bervakensi dua: ajenfif dan objektif


Klausa yang mengandung verba yang bervalensi dua adalah klausa yang memiliki argumen ajentif dan argume objektif Ada tipe yang argument ajentifnya berkasus nominative (biasanya tak bermarkah) dan yang argumen objektifnya berkasus akusatif. Contoh Inggris tadi, I hit him merupakan contoh yang jelas: I berkasus nominatif, dan him berkasus akuasif tipe ini disebut tipe nominative-akusatif, dan kependekannya laim disebut tipe akusatif

amatilah contoh latin berikut ini:


Latin 5. Puer puell- am amat Pemuda:NOM Pemudi T:AK cintai:3T:KPR:IND:AKT Pemuda itu mencintai pemudi itu Bask 6. Marlin-ek haurra Martin ERG anak:ABS Martin mengutus anak Dyirbal 7. Balan dyugumbil bunggul yara nggu F:ABS perempuan:ABS M:ERG Laki-laki:ERG Laki-laki itu memukul perempuan itu balga n pukul K igorri utus:K du

VB:3:T:ERG:3:T:ABS

Peran-peran pada verba yang bervalensi dua: Ajentif dan Oblik


Amatilah klausa-klausa inggris I shot the dog dan I shot at the dog. Argument the dog dalam klausa pertama ber-peran Objektif (anjing itu kena tembakan); argument at the dog dalam klausa kedua dikatakan ber-peran oblik (pemarkahannya dalam bahasa ini kebetulan bukan bentuk kasus nominal melainkan dengan preposisi at).

Semua bahasa mempunyai struktur untuk ketransitifan oblik itu. Bandingkan contoh berikut :
Indonesia 8. Guru menguraikan (tentang) teori yang sulit itu 9. Jangan membedakan (antara) kedua hal itu 10. Mereka mempersoakan (mengenai) hal-hal itu Peserta oblik yang dikenai oleh kegiatan yang diartikan oleh verba hanya secara parsial saja, seperti contoh dengan kan di atas, dapat juga diartikan oleh akhiran focus I, dibandingkan dengan kan dalam bahasa ini, bandingkan

Indonesia 11.Dia memanasi air 12. Dia memanaskan air Menurut penafsiran tertentu, pemanasan air ditafsirkan sebagai intensif dengan verba memanaskan dan tidak seintensif itu dengan verba memanasi. Bahasa inggris sering memakai proposisi from untuk argument objektif yang dikenai hanya secara parsial (jadi sebenarnya, argumen oblik):

Inggris 13. He (ate/tasted) the bread 14. He (at/tasted) from the bread Seperti sudah disampaikan di muka, bahasa prancis memakai konstruksi berpreposisi itu untuk argumen oblik yang parsial Prancis 15. Il mange le pain 3:M:T makan:3:T:KPR ART:DEF:M roti dia makan roti itu [sampai habis]

16.

Il

mange du pain 3:M:T makan:3:T:KPR dari:ART roti dia makan roti [entah berapa banyak]

Argument oblik ini dapat dijuluki pula Argumen Partitif

Peran-peran pada verba yang bervalensi dua : Perasa dan Objektif


Verba intransitive dengan argument perasa Contoh : Kannada 17. Nanage I nicara goltu I:T:DAT ini fakta:NOM Tahu saya tahu fakta ini
Dalam bahasa inggris abad ke-19 ada konstruksi oblik seperti

Inggris 18. At heart it like Dalam hati 3:T:SS menyenangkan:KLP dalam hati aku kurang senang

me I:T:DAT

ill buruk

Anda mungkin juga menyukai