Anda di halaman 1dari 8

1.

Pengertian Pendidikan Agama Islam Dalam menyimpulkan tentang pengertian Pendidikan Agama Islam terlebih dahulu dikemukakan pengertian pendidikan dari segi etimologi dan terminology. Dari segi etimologi atau bahasa, kata pendidikan berasal kata didik yang mendapat awalan pe- dan akhiran -an sehingga pengertian pendidikan adalah sistem cara mendidik atau memberikan pengajaran dan peranan yang baik dalam akhlak dan kecerdasan berpikir. emudian ditinjau dari segi terminology Pendidikan Agama Islam adalah suatu akti!itas atau usaha-usaha tindakan dan bimbingan yang dilakukan secara sadar dan sengaja serta terencana yang mengarah pada terbentuknya kepribadian anak didik yang sesuai dengan norma-norma yang ditentukan oleh ajaran agama. "edangkan de#inisi pendidikan agama Islam disebutkan dalam urikulum $%%& "tandar ompetensi 'ata Pelajaran Pendidikan Agama Islam "D dan 'I adalah ( )Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-*uran dan +adits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. 2. BAGAIMANA SEJARAH MUNCU N!A PAI "I SE#$ AH UMUM Pada masa penjajahan agama tidak mendapat tempat di sekolah umum.Pendidikan agama dianggap hanya diberikan oleh keluarga, bukan di sekolah. olonial ,elanda sangat gencar menghambat perkembangan pendidikan agama di sekolah umum karena selain menjajah territorial, ,elanda juga membawa misi kristenisasi di Indonesia. +al ini terlihat jelas, misalnya ketika -an Den ,oss menjadi .ubernur /enderal di /akarta pada tahun 0120, keluarlah kebijaksanaan bahwa sekolah-sekolah gereja dianggap dan diperlukan sebagai sekolah pemerintah. "edang departemen yang mengurus pendidikan dan keagamaan dijadikan satu. "ementara di setiap daerah keresidenan didirikan satu sekolah agama risten.324 /elaslah terlihat bahwa meskipun ,elanda mendirikan lembaga pendidikan untuk kalangan pribumi, tetapi semuanya adalah demi kepentingan mereka semata. Pendidikan agama Islam yang ada di pesantren, masjid dan musholla atau lainnya tidak dianggap membantu pemerintah ,elanda. Para santri pondok masih dianggap buta huru# latin jika tidak sekolah di sekolah pemerintah ,elanda yang menjadi ukurannya pada ketika itu. ebijakan-kebijakan tersebut di antaranya adalah(
Pada tahun 011$, pemerintah ,elanda membentuk satu badan khusus yang bertugas untuk mengawasi kehidupan beragama dan pendidikan Islam yang mereka sebut priesterraden. Dari nasehat badan inilah, maka pada tahun 05%6 pemerintah ,elanda mengeluarkan peraturan baru yang isinya bahwa orang yang memberikan pengajaran atau pengajian agama Islam harus terlebih dahulu meminta i7in kepada pemerintah ,elanda.3&4 ebijakan inilah yang disebut ordonansi guru 05%6( setiap pendeta non-kristen harus mendapat i7in dari kepala adat pribumi sebelum ia boleh memberikan pelajaran agama.364 emudian muncul lagi ordonansi guru pada tahun 05$6 yang berisi beberapa pasal di antaranya adalah384( Pasal 0( ,arang siapa bermaksud memberi pelajaran agama kepada orang di luar keluarganya 9rumahnya: sendiri, diharuskan sebelum melakukan demikian untuk memberitahukan maksudnya secara tertulis. Pasal $( a:. .uru agama atau muballigh atau da;i tetap harus mempunyai surat identi#ikasi yang hanya bisa diberikan oleh instansi pribumi yang bertugas mengawasi para penguasa pribumi. b:. .uru agama diharuskan memelihara catatan muridnya dan pelajaran apa yang diberikan kepadanya, dan

instansi pribumi mempunyai hak untuk mengecek catatan-catatan itu setiap waktu. Peraturan ini mungkin disebabkan oleh adanya gerakan organisasi pendidikan Islam yang sudah tampak tumbuh seperti 'uhammadiyah, Partai "yarikat Islam, Al-Irsyad, <ahdatul =lama, dan lain-lain. 2. Pemikiran PAI Di "ekolah =mum Dalam sejarah pendidikan di Indonesia, aspek-aspek pendidikan telah mengalami berbagai perubahan dan perbaikan. +al ini disebabkan oleh kebijakan yang pernah diberlakukan dari satu pemerintah ke pemerintahan lain. Demikian juga, pendidikan Islam mendapat e#ek dari perubahan kebijakan tersebut dari waktu ke waktu. Pendidikan agama Islam di Indonesia dewasa ini mendapatka bahwa krisis ekonomi dan politik terutama krisis moral yang melanda masyarakat Indonesia banyak perhatian dari masyarakat."ebagian pengamat pendididkan berpendapat secara berkepanjangan disebabkan pembinaan mental yang gagal.+al ini menandakan bahwa PAI telah gagal membina masyarakat, khususnya peserta didik unutuk menjadi insan yang beriman dan berta>wa. egagalan ini disebabkan oleh beberapa #actor di antaranya yaitu, Adanya kejenuhan dalam akti!itas belajar mengajar yang disebabkan oleh monotonnya metode yang digunakan, kajian ilmu-ilmu agama yang telah di ajarkan hanya dijadikan ilmu pengetahuan 1

saja oleh peserta didik dan tidak diaplikasikan atau direalisasikan dalam kehidupan sehari - hari dan juga masih banyak #actor-#aktor lainnya yang menyebabkan kegagalan Pendidikan Agama Islam khususnya di sekolah umum. Proses belajar mengajar diakui selama ini masih mengejar target pencapaian kurikulum yang telah ditentukan, padahal yang diperlukan lebih pada suasana keagamaan. Diasumsikan bahwa problem PAI berkaitan dengan pemikiran pendidikan Islam yang dire#leksikan dalam pengembangan kurikulum yang ada sekarang ini lebih mengarah beberapa aspek, yakni( pertama pengembangan kurikulum lebih banyak dipengaruhi oleh #aktor politis dari pada pemikiran #iloso#os-pedagogis. Kedua pengembangan kurikulum PAI masih bersi#at parsial. Ketiga kurikulum PAI lebih berorientasi pada pencapaian target materi 9 materi oriented) dari pada kemampuan dasar dalam melakukan perbuatan dan pemecahan problem keagamaan siswa. Keempat pembelajaran PAI lebih cenderung pada pengembangan asapek kogniti#, sehingga tidak dapat mengembangkan kepribadian siswa secara integrati#, bahkan PAI lebih cenderung ber#ungsi sebagai penyekolahan (schooling), sedangkan sebagai #ungsi pendidikan (education) nilai dan ajaran islam masih kurang e#ekti#. ?leh karena itu perlu adanya pemikiran pendidikan Islam yang dire#leksikan dalam kurikulum PAI secara serius. ajian-kajian tersebut tentunyaakan berman#aat bagi pengembangan pendidikan Islam di Indonesia. +al ini dapat dilakukan melalui konstruks pendidikan yang memahami kecenderungan, pola-pola, kerangka teori pemikiran serta sikap dalam menanggapi persoalan pendidikan Islam, sosial, politik, moral di Indonesia. Dapat dilihat corak model pengembangan kurikulum PAI yang pernah berkembang, seperti berikut( a. M%del "ik%t%mi Pada model ini, aspek kehidupan dipandang dengan sangat sederhana dan kata kuncinya adalah dikotomi atau diskrit."egala sesuatu hanya dilihat dari dua sisi yang berlawanan yakni pendidikan agama dan pendidikan nonagama. Pandangan dik%t%mis ini mem&'n(ai im&likasi terhada& &engem)angan &endidikan agama Islam (ang le)ih )er%rientasi &ada keakhiratan* sedangkan masalah d'nia diangga& tidak &enting.Sehingga menekankan &ada &endalaman al ulum al addiniyah, (ang mer'&akan +alan &intas 'nt'k men'+' ke)ahagiaan akhirat* sementara sains ,ilm' 'l'm- diangga& ter&isah dengan agama. Demikian pula pendekatan yang dipergunakan lebih bersi#at keagamaan yang normati#.Doktriner dan absolutis. ). M%del Mekanisme 'odel mekanisme ini memandang kehidupan terdiri atas berbagai aspek dan pendidikan dipandang sebagai penanaman dan pengembangan seperangkat nilai kehidupan, yang masing-masing bergerak dan berjalan menurut #ungsinya.30@4 +al ini sebagaimana sebuah #ungsi yang terdiri atas beberapa komponen atau elemen-elemen, yang masing-masing menjalankan #ungsinya sendiri-sendiri dan antara satu dengan yang lainnya bisa saling berkonsultasi. "ecara sederhana dapat dipahami bahwa aspek-aspek atau nilai-niai itu sendiri terdiri atasA nilai agama, nilai indi!idu, nilai sosial, nilai politik, nilai ekonomi, dan lain-lain.Dengan demikian, aspek atau nilai agama merupakan salah satu aspek atau nilai kehidupan dari aspek-aspek kehidupan lainnya. +ubungan antara nilai-nilai agama dengan nilai-nilai lainnya bersi#at lateralsekuensial,berarti diantara masing-masing mata pelajara tersebut mempunyai relasi sederajat yang bisa saling berkonsultasi. 'odel diatas dapat diaplikasikan melalui pengintregasian imtak dengan mata materi pelajaran yakni dengan upaya mengintregasikan konsep atau ajaran agama ke dalam materi 9teori,konsep: yang sedang dipelajari oleh peserta didik atau diajarkan oleh guru. .. M%del $rganism ata' Sistematik Dalam konteks pendidikan Islam, model organism bertolak dari pandangan bahwa akti!itas kependidikan merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponen-komponen bersama dan bekerja sama secara terpadu menuju tujuan tertentu, yaitu perwujudan hidup yang religius atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai agama. Dalam menghadapi peradaban modern, yang perlu diselesaikan adalah persoalan-persoalan umum internal pendidikan islam yaitu 90: persoalan dikotomik, 9$: tujuan dan #ungsi lembaga pendidikan islam, 92: persoalan kurikulum atau materi. etiga persoalan ini saling interdependensi antara satu dengan lainnya. persoalan internal yang dihadapi pendidikan Islam secara mendasar dan tuntas. "ebab pendidikan sekarang ini juga dihadapkan pada persoalan-persoalan yang cukup kompleks, yakni bagaimana pendidikan mampu mempersiapkan manusia yang berkualitas, bermoral tinggi dalam menghadapi perubahan masyarakat yang begitu cepat, sehingga produk pendidikan Islam tidak hanya melayani dunia modern, tetapi mempunyai pasar baru atau mampu bersaing secara kompetti# dan proakti# dalam dunia masyarakat modern.Biga hal yang dikemukakan di atas merupakan tawaran desain pendidikan Islam yang perlu diupayakan untuk membangun paradigma pendidikan Islam dalam menghadapi perkembangan perubahan 7aman modern dan memasuki era milenium ketiga. Mega&r%(ek Islamisasi Perada)an S(ed Na/'i) Al0Attas "alah satu konsep pendidikan yang dilontarkan <a>uib, seperti ditulis dalam Bhe Cducational Philosophy and Practice o# "yed 'uhammad <a>uib Al-Attas 90551: yang telah di-Indonesiakan oleh 'i7an 9$%%2:, yaitu mengenai taDdib. Dalam pandangan <a>uib, masalah mendasar dalam pendidikan Islam selama ini adalah hilangnya nilai-nilai adab 2

9etika: dalam arti luas. +al ini terjadi, kata <a>uib, disebabkan kerancuan dalam memahami konsep tarbiyah, taDlim, dan taDdib. <a>uib cenderung lebih memakai taDdib daripada istilah tarbiyah maupun taDlim. ,aginya, alasan mendasar memakai istilah taDdib adalah, karena adab berkaitan erat dengan ilmu. Ilmu tidak bisa diajarkan dan ditularkan kepada anak didik kecuali orang tersebut memiliki adab yang tepat terhadap ilmu pengetahuan dalam pelbagai bidang. "ementara, bila dicermati lebih mendalam, jika konsep pendidikan Islam hanya terbatas pada tarbiyah atau taDlim ini, telah dirasuki oleh pandangan hidup ,arat yang melandaskan nilai-nilai dualisme, sekularisme, humanisme, dan so#isme sehingga nilai-nilai adab semakin menjadi kabur dan semakin jauh dari nilai-nilai hikmah ilahiyah. ekaburan makna adab atau kehancuran adab itu, dalam pandangan <a>uib, menjadi sebab utama dari ke7aliman, kebodohan, dan kegilaan. <a>uib berpendapat bahwa untuk penanaman nilai-nilai spiritual, termasuk spiritual intelligent dalam pendidikan Islam, ia menekankan pentingnya pengajaran ilmu #ardhu ain. Eakni, ilmu pengetahuan yang menekankan dimensi ketuhanan, intensi#ikasi hubungan manusia-Buhan dan manusia-manusia, serta nilai-nilai moralitas lainnya yang membentuk cara pandang murid terhadap kehidupan dan alam semesta. ,agi <a>uib, adanya dikotomi ilmu #ardhu ain dan #ardhu ki#ayah tidak perlu diperdebatkan. Betapi, pembagian tersebut harus dipandang dalam perspekti# integral atau tauhid, yakni ilmu #ardhu ain sebagai asas dan rujukan bagi ilmu #ardhu ki#ayah. <a>uib berpendapat bahwa untuk penanaman nilai-nilai spiritual, termasuk spiritual intelligent dalam pendidikan Islam, ia menekankan pentingnya pengajaran ilmu #ardhu ain. Eakni, ilmu pengetahuan yang menekankan dimensi ketuhanan, intensi#ikasi hubungan manusia-Buhan dan manusia-manusia, serta nilai-nilai moralitas lainnya yang membentuk cara pandang murid terhadap kehidupan dan alam semesta. ,agi <a>uib, adanya dikotomi ilmu #ardhu ain dan #ardhu ki#ayah tidak perlu diperdebatkan. Betapi, pembagian tersebut harus dipandang dalam perspekti# integral atau tauhid, yakni ilmu #ardhu ain sebagai asas dan rujukan bagi ilmu #ardhu ki#ayah. lasi#ikasi Ilmu al-Attas Al-Attas mengklasi#ikaskan ilmu menjadi dua macam, yakni ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu rasional, intelektual dan #iloso#is. Eang termasuk ilmu-ilmu agama misalnya( al-*ur;anA 9pembacaan dan pena#sirannya:. Al-"unnahA 9kehidupan <abi, sejarah dan pesan para rasul sebelumnya, hadits dan riwayat-riwayat otoritasnya:. Al-"yari;ah "edangkan yang termasuk ilmu rasional dan sejenisnya adalah ilmu-ilmu kemanusiaan, ilmu-ilmu alam, dan ilmuilmu terapan. 'enururt al-Attas, bagian yang termasuk ilmu kemanusian seharusnya ditambah dengan pengetahuan Islam. arena semua disiplin ilmu harus bertolak kepada Islam. arena itu ia menganjurkan agar pengetahuan tersebut ditambahkan disiplin-disiplin baru yang berkaitan dengan hal berikut ini( 0. Perbandingan agama dari sudut Islam $. ebudayaan dan peradaban ,arat, khususnya kebudayaan dan peradaban yang selama ini dan di masa datang berbenturan dengan Islam. 2. Ilmu-ilmu linguistikA bahasa-bahasa Islam, tata bahasa, dan literatur. &. "ejarah IslamA pemikiran kebudayaan dan peradaban Islam, perkembangan ilmu-ilmu sejarah Islam, #ilsa#at#ilsa#at sains Islam, Islam sebagai sejarah dunia 9al-Attas, 055%(50: PEMI#IRAN PEN"I"I#AN IS AM "I MA"RASAH "AN PESAN1REN 'adrasah dan Cksistansinya 'adrasah adalah salah satu jenis lembaga pendidikan islam di Indonesia selain masjid dan pesantren. ,agi um at islam madrasah merupakan lembaga pendidikann islam yang berakar dari tradisi islam sendiri sehingga tidak mungkin ditangani secara sekuler. Betapi pemerintah juga memahami bahwa umat islam menuntut hak dan status yang lebih baik bagi madrasah sehingga bagian dari sistem pendidikan nasional sehingga kedudukan dan orientasinya sama dengan sekolah. 'adrasah sebagai instansi pendidikan Pendidikan Islam secara kelembagaan tampak dalam berbagai bentuk yang ber!ariasi. 'adrasah merupakan tradisi sistem pendidikan bercorak #i>ih. "etelah perkembangan masjid dan kuttab, madrasah berkembang sangat pesat. Dalam sejarah Islam dikenal banyak sekali tempat dan pusat pendidikan dengan jenis, tingkatan dan si#atnya yang khas. "ecara umum, pada abad keempat hijrah dikenal beberapa sistem pendidikan 9madaris tarbiyah: Islam. +asan Abd, Al-Al, menyebutkan lima sistem dengan klasi#ikasi sebagai berikut ( "istem pendidikan 'u;ta7illah, "istem Pendidikan Ikhwan Al-"a#a, "istem Pendidikan ,ercorak Filsa#at, "istem Pendidikan ,ercorak Basawu#, dan "istem Pendidikan ,ercorak Fi>h. arakteristik 'adrasah 'adrasah memiliki kurikulum, metode dan cara mengajar tersendiri yang berbeda dengan sekolah. Perbedaan karakter antara madrasah dengan sekolah itu dipengaruhi oleh perbedaan tujuan antara keduaanya secara historis. ebanyakan madrasaha di Indonesia pada mulannya tumbuh dan berkembang atas inisiat# tokoh masyarakat yang peduli terutaa para ulama yang membawa gagasan pembaharuan pendidikan setelah mereka kembali menuntut ilmu di Bimur Bengah. 3

Pendidikan Islam di pesantren Pondok pesantren merupakan salah satu cikal bakal dan pilar pendidikan di Indonesia selain pendidikan umum dan sekolah. Perubahan pola dan sistem pendidikan di pesantren merupakan respon terhadap modernisasi pendidikan islam dan perubahan sosial ekonomi pada masyarakat. 'enurut A7umardi A7ra bentuk respon pesantren terhadap modernisasi pendidikan islam ada & ( 0. Pem)ar'an s')stansi ata' isi &endidikan &esantren, dengan memasukkan subyek-subyek umum dan !ocational. $. &em)ar'an met%d%l%gi, seperti system klasikaldan penjenjangan. 2. Pem)ar'an kelem)agaan, seperti perubahan kepemimpinan pesaantren dan di!ersi!ikasi lembaga pendidikan. &. Pem)ar'an 2'ngsi ke&endidikan (ang +'ga men.ak'& 2'ngsi s%sial ek%n%mi . Di antara bentuk perubahan yang terjadi di dalam system pendidikan di pesantren adalah penyelenggaraan pendidikan umum, madrasah regular, madrasah diniyah di samping pesantren sala#iyah secara bersamaan, dan pelaksanaan pesantren kilat secara kontemporer. Met%de Pem)ela+aran dalam Pesantren Pendidikan pesantren memiliki dua sistem pengajaran yaitu ( a. sistem sorogan* (ang sering dise)'t sistem indi3id'al . Dengan cara sistem sorogan tersebut, setiap murid mendapat kesempatan untuk belajar secara langsung dari kyai atau pembantu kyai. ). sistem )and%ngan ata' 4et%nan. Dalam sistem ini, sekelompok murid mendengarkan seorang guru yang membaca, menerjemahkan, dan menerangkan buku-buku Islam dalam bahasa Arab. #H. Has(im As(5ari "ebagai pemimpin pesantren, .+. +asyim Asy;ari melakukan pengembangan institusi pesantrennya, termasuk mengadakan pembaharuan sistem dan kurikulum belajar. /ika pada saat itu pesantren hanya mengembangkan sisten hala>ah, maka .+. +asyim Asy;ari memperkenalkan sistem belajar madrasah dan memasukkan kurikulum pendidikan umum, disamping pendidikan keagamaan. Dalam konsep pendidikan, .+. +asyim Asy;ari sangat mementingkan ilmu dan pengajaran. ekuatan dalam hal ini terlihat pada penekanannya bahwa eksistensi ulama, sebagai orang yang memiliki ilmu, menduduki tempat yang tinggi. .+. +asyim Asy;ari sering mengutip hadis dan pendapat ulama serta menyatakan pendapatnya tentang perbandingan ibadah dengan ilmu. 'enurut nabi, tingginya derajat ulama jika dibandingkan dengan ahli ibadah, pertama, bagaikan utamanya <abi dibandingkan dengan manusia selainnya, kedua, bagaikan terangnya bulan purnama dibanding dengan cahaya bintang, dan ketiga, bagi setan lebih sulit menggoda cendikiawan daripada seribu ahl ibadah. Pemikiran .+. +asyim Asy;ari ini tampaknya menyiratkan sebuah pengertian bahwa yang menjadi sentral pendidikan adalah hati. Penekanan pada hati ini dengan sendirinya membedakan diri dari corak pemikiran pendidikan progresi!isme dan esensialisme. Aliran progresi!isme yang dipelopori oleh /ohn Dewey menyatakan bahwa sentra pendidikan adalah pikiran dan kecerdasan. Pikiran dan kecerdasan ini merupakan motor penggerak dan penentu ke arah kemajuan sekaligus penuntun bagi subyek untuk mampu menghayati dan menjalankan sebuah program. Dengan demikian, aliran progresi!isme menitikberatkan pada aspek kecerdasan. "edangkan aliran esensialisme menyatakan bahwa materi utamalah yang menentukan dan memantapkan pikiran serta kecerdasan manusia. 'ateri 9bahan pengajaran: itulah yang sekaligus menjadi unsur-unsur yang hakiki dalam sebuah pengembangan peradaban kebudayaan. Atas dasar klari#ikasi tersebut, menjadi semakin jelas bahwa .+. +asyim Asy;ari menempatkan corak kependidikannya sebagai corak yang berbeda dari corak-corak kependidikan yang lain, yakni tidaklah bercorak progresi# ataupun esensialis. =ntuk memperoleh ilmu pengetahuan yang baik, peserta didik mesti memilih dan mengikuti pendidik yang baik pula. Dalam hal ini, perlu adanya batasan atau karakteristik pendidik yang baik. .+. +asyim Asy;ari menyebutkan ciri-ciri tersebut, yaitu cakap dan pro#esional 9 kalimat ahliyatuh:, kasih sayang 9tahaqqaqat syafaqatuh:, berwibawa 9zhaharat muruatuh:, menjaga diri dari hal-hal yang merendahkan martabat 9 urifat iffatuh:, berkarya 9isytaharat shiyanatuh:, pandai mengajar 9ahsan talim:, dan berwawasan luas 9ajwa tafhim:. #H. AHMA" "AH AN Ahmad Dahlan dilahirkan pada tahun 0181 sebagai anak salah seorang dari 0$ khatib 'asjid Agung Eogyakarta. "umber lain menyebutkan bahwa Ahmad Dahlan dilahirkan di Eogyakarta 4

pada tahun 0185 dengan nama 'uhammad Darwis, anak dari seorang yai +aji Abu ,akar bin yai "ulaiman, khatib di 'asjid "ultan kota itu. Pada tanggal 01 <o!ember 050$, Ahmad Dahlan mendirikan organisasi 'uhammadiyah bersama dengan teman-temannya. Bujuan 'uhammadiyah terutama untuk mendalami agama islam di kalangan anggota sendiri dan menyebarkan agama islam di luar anggota inti. Pada mulanya kegiatan terpenting organisasi ini adalah tabligh, yaitu suatu rapat dimana diberikan satu atau beberapa pidato untuk menjelaskan agama. Babligh ini diselengarakan secara teratur sekali seminggu atau secara berkala oleh para mubaligh yang berkeliling. PAN"ANGAN #.H. AHMA" "AH AN "A AM PEN"I"I#AN Pandangan Ahmad Dahlan dalam bidang pendidikan dapat dilihat pada kegiatan pendidikan yang dilaksanakan oleh 'uhammadiyah. Dalam bidang pendidikan, 'uhammadiyah melanjutkan model sekolah yang digabungkan dengan sistem pendidikan gubernemen. Disamping sekolah desa di kampungnya sendiri, Ahmad Dahlan juga membuka sekolah yang sama di kampung Eogya yang lain. Di samping mendirikan sekolah yang mengikuti model gubernemen, 'uhammadiyah dalam waktu singkat juga mendirikan sekolah yang bersi#at agama. "ekolah ini seperti madrasah diniyah di 'inangkabau dimaksudkan untuk mengganti dan memperbaiki pengajian Al-*ur;an yang tradisional. =ntuk pengajian kitab, 'uhammadiyah juga segera mencari penggantinya sesuai dengan tuntutan jaman modern, usaha tersebut dapat dianggap sebagai realisasi dari rencana "arekat Islam yang semenjak tahun 050$ berusaha mendirikan sekolah pendidikan agama, yang dapat menyaingi sekolah pendidikan gubernemen. 'uhammadiyah dengan menyediakan model pendidikan ,arat yang ditambah dengan pendidikan agama, medapatkan hasil yang baik dalam kalangan ini.0 Dari uraian tersebut dapat diketahui ide-ide pendidikan yang dikemukakan oleh Ahmad Dahlan sebagai berikut ( 0. Ahmad Dahlan membawa pembaharuan dalam pembentukan lembaga pendidikan islam, yang semula sistem pesantren menjadi sistem sekolah. $. Ahmad Dahlan juga memasukkan pelajaran umum kepada sekolah-sekolah agama atau madrasah. 2. Ahmad Dahlan telah mengadakan perubahan dalam metode pengajaran dari semula pengajian sorogan kepada metode yang lebih ber!ariasi. &. Ahmad Dahlan mengajarkan sikap hidup yang terbuka dan toleran. Ahmad Dahlan dengan organisasinya 'uhammadiyah termasuk organisasi Islam yang paling pesat dalam mengembangkan lembaga pendidikan yang lebih ber!ariasi. Ahmad Dahlan juga memperkenalkan manajemen yang modern ke dalam sistem pendidikan. 1UJUAN $RGANISASI MUHAMMA"I!AH 0. 'embebaskan umat islam dari kebekuan dalam segala bidang kehidupan. $. 'embebaskan umat islam dari praktek-praktek agama yang menyimpang dari kemurnian ajaran Islam. 2. 'emperbarui sistem pendidikan Islam secara modern sesuai dengan kehendak dan kemajuan 7aman. onsep Pendidikan Ibnu "ina 0. Bujuan Pendidikan 'enurut Ibnu "ina, bahwa tujuan pendidikan harus diarahkan pada pengembangan seluruh potensi yang dimiliki seseorang ke arah perkembangannya yang sempurna, yaitu perkembangan #isik, intelektual dan budi pekerti. "elain itu tujuan pendidikan menurut Ibnu "ina harus diarahkan pada upaya mempersiapkan seseorang agar dapat hidup dimasyarakat secara bersama-sama dengan melakukan pekerjaan atau keahlian yang dipilihnya sesuai dengan bakat, kesiapan, kecendrungan dan potensi yang dilmilikinya. husus pendidikan yang bersi#at jasmani, ibnu sina mengatakan hendaknya tujuan pendidikan tidak melupakan pembinaan #isik dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya seperti olah raga, makan, minum, tidur dan menjaga kebersihan. Ibnu "ina berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mencapai kebahagiaan 9sa;adat:. 'elalui pendidikan jasmani olahraga, seorang anak diarahkan agar terbina pertumbuhan #isiknya dan cerdas otaknya. "edangkan dengan pendidikan budi pekerti di harapkan seorang anak memiliki kebiasaan bersopan santun dalam pergaulan hidup sehari-hari. Dan dengan pendidikan kesenian seorang anak diharapkan dapat mempertajam perasaannya dan meningkat daya hayalnya.

Ibnu "ina juga mengemukakan tujuan pendidikan yang bersi#at keterampilan yang ditujukan pada pendidikan bidang perkayuan, penyablonan dsb. "ehingga akan muncul tenaga-tenaga pekerja yang pro#essional yang mampu mengerjakan pekerjaan secara pro#essional. "elain itu tujuan pendidikan yang dikemukakan Ibnu "ina tersebut tampak didasarkan pada pandangannya tentang Insan amil 9manusia yang sempurna:, yaitu manusia yang terbina seluruh potensi diinya secara seimbang dan menyeluruh. "elain harus mengenbangkan potensi dan bakat dirinya secara optimal dan menyeluruh, juga harus mampu menolong manusia agar eksis dalam melaksanakan #ungsinya sebagai khali#ah di masyarakat. $. urikulum "ecara sederhana istilah kurikulum digunakan untuk menunjukkan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai satu gelar atau ija7ah. Pengertian ini sejalan dengan pendapat Grow dan Grow yang mengatakan bahwa kurikulum adalah rancangan pengajaran yang isisnya sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematik yang diperlukan sebagai syarat untuk menyelesaikan suatu program pendidikan tertentu.324 urikulim disini ber#ungsi sebagai alat mempertemukan kedua pihak sehingga anak didik dapat mewujudkan bakatnya secara optimal dean belajar menyumbangkan jasanya untuk meningkatkan mutu kehidupan dalam masyarakatnya.3&4 onsep Ibnu "ina tentang kurikulum didasarkan pada tingkat perkembangan usia anak didik. =ntuk usia anak 2 sampai 6 tahun misalnya, menurut Ibnu "ina perlu diberikan mata pelajaran olahraga, budi pekerti, kebersihan, seni suara, dan kesenian.364 Pelajaran olahraga tersebut diarahkan untuk membina kesempurnaan pertumbuhan #isik si anak dan ber#ungsinya organ tubuh secara optimal. "edangkan pelajaran budi pekerti diarahkan untuk membekali si anak agar memiliki kebiasaan sopan santun dalam pergaulan hidup sehari-hari. "elanjutnya dengan pendidikan kebersihan diarahkan agar si anak memiliki kebiasaan mencintai kebersihan. Dan dengan pendidikan seni suara dan kesenian diarahkan agar si anak memiliki ketajaman perasaan dalam mencintai serta meningkatkan daya khayalnya sebagaimana telah disinggung di atas. 'engenai mata pelajaran olahraga, Ibnu "ina memiliki pandangan yang banyak dipengaruhi oleh pandangan psikologisnya. Dalam hubungan ini Ibnu "ina menjelaskan ketentuan dalam berolahraga yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia anak didik serta bakat yang dimilikinya. Dengan cara demikian dapat diketahui dengan pasti mana saja diantara anak didik yang perlu diberikan pendidikan olahraga sekedarnya saja, dan mana saja diantara anak didik yang perlu dilatih olah raga lebih banyak lagi. Ibnu "ina lebih lanjut memperinci tentang mana saja olahraga yang memerlukan dukungan #isik yang kuat serta keahlian dan mana saja olahraga yang tergolong ringa, cepat, lambat, memerlukan peralatan dan sabagainya. 'enurutnya semua jenis olahraga ini disesuaikan dengan kebutuhan bagi kehidupan anak didik. Dari sekian banyak olahraga, menurut Ibnu "ina yang perlu dimasukan kedalam kurikulum adalah olahraga kekuatan, gulat meloncat, jalan cepat, memanah, berjalan dengan satu kaki dan mengendarai unta. 'engenai pelajaran kebesihan, Ibnu "ina mengatakan bahwa pelajaran hidup berusia dimulai dai sejak anak bangun tidur, ketika hendak makan, sampai ketika hendak bangun kembali. Dengan cara demikian, dapat diketahui mana saja anak yang telah dapat menerapkan hidup sehat, dan mana saja anak yang berpenampilan kotor dan kurang sehat. "elanjutnya kurikulum untuk usia 8 sampai 0& tahun menurut Ibnu "ina adalah mencakup pelajaran membaca dan mengha#al al->ur;an, pelajaran agama, pelajaran sya;ir dan pelajaran olah raga. Pelajaran membaca dan mengha#al menurut Ibnu "ina berguna di samping untuk mendukung pelaksanaan ibadah yang memerlukan bacaan ayat-ayat al->ur;an, juga untuk mendukung keberhasilan dalam mempelajari agama islam seperti pelajaran B#asi Al-*ur;an, Fi>h, Bauhid, Akhlak dan pelajaran agama lainnya yang sumber utamanya Al->ur;an. "elain itu pelajara membaca dan mengha#al Al-*ur;an juga mendukung keberhasilan dalam mempelajari bahasa arab, karena dengan menguasai Al-*ur;an berarti ia telah menguasai kosa kata bahasa arab atau bahasa Al->ur;an.dengan demikian penetapan pelajaran membaca Al->ur;an tampak bersi#at startegis dan mendasar, baik dilihat daru segi pembinaan sebagai pribadi muslim, maupun dari segi pembentukan ilmuwan muslim, sebagaimana yang diperlihatkan Ibnu "ina sendiri. "udah menjadi alat kebiasaan umat islam mendahulukan pelajaran Al-*ur;an dari yang lain-lain. 'enurut Ibnu "ina terbagi menjadi $, yaitu( 6

ilmu yang tak kekal ilmu yang kekal ilmu yang kekal dari peranannya sebagai alat dapat disebut logika. Bapi berdasarkan tujuannya, maka ilmu dapat dibagi menjadi ilmu yang praktis dan ilmu yang teoritis. onsep .uru. onsep guru yang idtawarkan Ibnu "ina antara lain berkisar tentang guru yang baik. Dalam hubungan ini Ibnu "ina mengatakan bahwa guru yang baik adalah berakal cerdas, beragama, mengetahui cara mendidik akhAak, cakap dalam mendidik anak, berpenampilan tenang, jauh dari berolok-olok dan main-main dihadapan muridnya, tidak bermuka masam, sopan santun, dan suci murni. Hebih lanjut Ibnu "ina menambahkan bahwa seorang guru itu sebaiknya darikaum pria yang terhormat dan menonjol budi pekertinya, cerdas, teliti, sabar, telaten dalam membingbing anakanak, adil, hemat dalam penggunaan waktu, gemar bergaul dengan anak-anak dll. Ibnu "ina membolehkan pelaksanaan hukuman dengan cara yang ekstra hati-hati, dan hal itu hanya boleh dilakukan dalam keadaan terpaksa atau tidak normal. PEMI#IRAN HASAN A 6 BANNA5 1EN1ANG PEN"I"I#AN IS AM Biga kekuatan pendidikan untuk merubah pola pikir rakyat 'esir yang telah tunduk oleh budaya ,arat, meliputi ( Iman yang paripurna. Ginta yang tangguh, persatuan hati dan kepaduan ruhani. Dibina untuk berkorban kepada Allah dengan jiwa dan hartanya. Pondasi pendidikan oleh +asan Al I ,anna ( Aspek keimanan. Aspek doktrin. 'anusia merupakan objek kajian yang paling menarik, karena unsur pribadinya yang unik, dan hakikat manusia itu sendiri juga sulit untuk dipahami oleh manusianya sendiri. Dalam pandangan +asan Al ,anna;, manusia terbagi menjadi beberapa macam unsur pokok, antara lain ( /asmani 9,adan:. *alb 9+ati:. Akal. ,anyak istilah yang digunakan dalam konteks pendidikan islam, antara lain at I tarbiyah, at I ta;lim, at I tahd7ib, ar I riyadhah, dan lain sebagainya. Istilah yang digunakan +asan Al ,anna yakni at I tarbiyah dan at I ta;lim. At I Barbiyah. Proses pembinaan dan pengembangan potensi manusia melalui pemberian berbagai ilmu pengetahuan yang dijiwai oleh nilai I nilai ajaran agama. At I Ba;lim. Proses trans#er ilmu pengetahuan agama yang menghasilkan pemahaman keagamaan yang baik sehingga mampu melahirkan si#at dan sikap yang positi#. 'enurut +asan Al I ,anna, pendidikan harus berorientasikan pada ketuhanan, bercorak uni!ersal dan terpadu, bersi#at konstrukti#, membentuk persaudaraan dan keseimbangan dalam hidupdan kehidupan umat manusia. 1UJUAN U1AMA 'engantarkan anak didik agar mampu memimpin dunia, dan membimbing manusia lainnya kepada ajaran islamyang syamil atau komprehensi#, serta memperoleh kebahagiaan diatas jalan islam. 1UJUAN IN"I7I"U Bujuan yang paling tepat adalah tujuan pendidikan pada tingkat indi!idu, karena tujuan pada tingkat indi!idu, dikarenakan indi!idu merupakan sasaran utama dalam pendidikan. Bujuan pada tingkatan ini mengarah kepada beberapa hal, antara lain ( 0: "etiap indi!idu mempunyai kekuatan #isik sehingga mampu menghadapi berbagai kondisi lingkungan dan cuaca. $: "etiap indi!idu mempunyai ketangguhan akhlak sehingga mampu mengendalikan hawa na#su dan syahwatnya. 2: "etiap indi!idu memiliki wawasan yang luas sehingga mampu menyelesaikan berbagai persoalan hidup yang dihadapinya. &: "etiap indi!idu memiliki kemampuan bekerja dalam dunia kerjanya. 6: "etiap indi!idu memiliki pemahaman akidah yang benar berdasarkan Al I *ur;an dan As I "unnah. Berdapat 0% komitmen yang harus dipegang oleh seorang pendidik, yakni di antaranya ( 0. Pemahaman islam yang benar. $. <iat yang ikhlas karena Allah. 2. Akti!itas hidup dan kehidupan dinamis. &. esanggupan dalam menegakkan kebenaran. 7

6. Pengorbanan jiwa, harta, waktu, kehidupan, dan segala sesuatu yang dimilikinya. 8. epatuhan dalam menjalankan syariat Islam. @. eteguhah hati. 1. emurnian pola pikir. 5. Jasa persaudaraan yang berdasarkan ikatan akidah. 0%. "i#at kepemimpinan.

Anda mungkin juga menyukai