Anda di halaman 1dari 10

Journal Reading Risk Factors for Endophthalmitis and Retinal Detachment with Retained Intraocular Foreign Bodies

Disusun Oleh:

1. 2.

Khoirotunnisa U. 'nggun 'ri (ukti

!"###$## !"###$##" %& $

)em*im*ing: 1. 2. dr. +ogot ,uprapto- ,p.( dr. . )raminto .ugroho- ,p.(

KE)'.I/R''. K0I.IK I0(U )E.1'KI/ ('/' R,UD DR. 'R!O.O )O.ORO+O F'KU0/', KEDOK/ER'. U.I2ER,I/', (U '(('DI1' ,UR'K'R/' 3#45

Journal Reading Risk Factors for Endophthalmitis and Retinal Detachment withRetained Intraocular Foreign Bodies

Diajukan Oleh:

1. 2.

Khoirotunnisa U. 'nggun 'ri (ukti

!"###$## !"###$##" %& $

Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas Kedokteran Universitas uhammadi!ah "urakarta. Pada hari# tanggal $anuari 2%1&.

Pem'im'ing: 1. dr. +ogot ,uprapto-,p.( 2. dr. . )raminto .ugroho-,p.( Di(resentasikan dihada(an: 6 6 7 7

1. dr. +ogot ,uprapto-,p8( 2. dr. . )raminto .ugroho-,p.( Disahkan Ka. Program Profesi: dr. 9. 1uni )raset:o- (. (. Kes

6 6 7 7

KE)'.I/R''. K0I.IK I0(U )E.1'KI/ ('/' R,UD DR. 'R!O.O )O.ORO+O F'KU0/', KEDOK/ER'. U.I2ER,I/', (U '(('DI1' ,UR'K'R/' 3#45

Faktor Risiko Untuk Endophthalmitis dan '*lasi Retina karena Benda 'sing 1ang /ertahan di Intraocular

'*strak
Tujuan. enganalisis faktor risiko untuk endo(hthalmitis dan a'lasi retina )*D+ (ada (asien dengan 'enda asing intraokular ),OFBs+. Desain. "e'uah (enelitian retros(ektif dan intervensional dari serangkaian kasus 'erturutturut. Peserta. "emua (asien !ang dira.at di Bascom Palmer Eye Institute untuk ,OFBs traumatis antara tahun 1/// hingga 2%%0. Metode. 1nalisis dari hasil visual# mekanisme 2edera# manajemen dan rangkaian (as2a o(erasi. Hasil. 1%0 mata dengan ,OFBs diidentifikasi. 3ndo(hthalmitis terjadi (ada 4 mata )5#67+ saat datang# dan risiko le'ih tinggi (ada 2edera karena (a(aran tum'uhan (P 8 %#%%&+. "emua mata dengan ,OFBs segmen (osterior menda(at anti'iotik intravitreal dan tidak ada kasus endo(hthalmitis setelah manajemen a.al. *D diidentifikasi (ada 5 dari 1%0 mata )9#97+ saat datang. Faktor risikon!a adalah ,OFB !ang masuk le'ih dari 9 mm di 'elakang lim'us (P:%#%%1+ dan ,OFB segmen (osterior (P 8 %#%20+. *D (as2ao(erasi terjadi (ada 11 dari 1%2 mata )1%#47+. Faktor risiko untuk *D (as2ao(erasi adalah endo(hthalmitis (reo(eratif (P 8 %#%%1+# ,OFB segmen (osterior (P 8 %#%%0+# dan retina !ang mengalami im(a2t (P 8 %#%20+.

Kesimpulan. Faktor risiko untuk endo(hthalmitis adalah 2edera karena (a(aran tum'uhan dan keterlam'atan (enanganan a.al. Faktor risiko untuk *D adalah titik masuk (osterior# ,OFB segmen (osterior# endo(hthalmitis# dan titik dam(ak (ada retina. Tidak ada mata !ang 'erkem'ang menjadi endo(hthalmitis setelah datang.

4. )engantar Benda asing !ang masuk intraokular ),OFBs+ meru(akan (en!e'a' (otensial kehilangan (englihatan !ang (arah. ,OFBs di(erkirakan terjadi sekitar 1%-617 dari 2edera ter'uka (ada 'ola mata. Kehilangan (englihatan !ang (arah 'erhu'ungan dengan 2edera langsung# endo(hthalmitis sekunder# a'lasi retina rhegmatogenous )*D+# atau 'er'agai kom(likasi jangka (anjang dari glaukoma# katarak# inflamasi# atau toksisitas 'enda asing. Trauma endo(hthalmitis dan *D menjadi (erhatian khusus mengingat ke2enderungann!a untuk 'erkem'ang 2e(at sehingga mengaki'atkan kehilangan (englihatan !ang (arah. 3ndo(hthalmitis telah dila(orkan terjadi sekitar 2-&%7 dari kasus 2edera ter'uka (ada 'ola mata dengan ,OFBs !ang tertahan# dan ,OFB mungkin ada (ada 6&7 dari mata dengan traumatik endo(hthalmitis. *D telah dila(orkan (ada 5-&%7 dari mata dengan ,OFBs. eski(un .aktu ideal (engam'ilan ,OFB adalah sedini mungkin# se2ara klinis hal ini tidak selalu da(at dikerjakan. "tudi ini meneliti faktor risiko untuk endo(hthalmitis dan *D (ada (asien dengan ,OFBs# menggunakan (enelitian kohort retros(ektif (ada (asien dengan ri.a!at ,OFB !ang dira.at di se'uah (usat tunggal trauma okular selama (eriode se(uluh tahun.

3. )asien dan (etode Penelitian ini dilakukan dengan (ersetujuan dari University of Miami Institutional Review Board dan sesuai dengan U.". Health Insurance Portability and Accountability dan Deklarasi ;elsinki. Pen2arian data'ase dilakukan se2ara diagnostik dan (rosedural dari semua (asien !ang datang ke Bascom Palmer Eye Institute dengan 2edera ter'uka 'ola mata dan trauma oleh ,OFBs sejak 1 $anuari 1/// hingga Desem'er &1 Desem'er 2%%0. ,OFBs karena induksi 'edah se(erti lensa intraokular dieksklusi dari (enelitian ini. ,OFBs e<trao2ular juga tidak dili'atkan. ,OFBs didefinisikan se'agai intraokular jika semua atau se'agian dari 'ahan asing ada di ruang intraokular (ada saat (asien datang. *ekam medis ditinjau mengenai data demografi (asien# mekanisme dan detail 2edera# ketajaman visual )=1+ dan hasil (emeriksaan saat datang dan (as2a o(erasi# setia( imaging diagnostic serta (em'edahan. "ensitivitas modalitas imaging untuk mengenali ,OFBs dievaluasi dengan mengidentifikasi ,OFBs !ang ditemukan (ada saat o(erasi dan (endeteksian !ang 'enar dari ,OFBs (ada la(oran imaging (ra o(erasi. *in2ian (em'edahan termasuk .aktu# jenis dan jumlah (rosedur# serta temuan intrao(eratif administrasi agen farmaseutika. $arak antara 2edera# kedatangan# dan (engo'atan di2atat. $ika ada# follow u (as2a o(erasi dimasukkan hingga dua tahun setelah 2edera. Bila memungkinkan# faktor !ang langsung 'erkontri'usi terhada( (enurunan ketajaman visus ditentukan se2ara retros(ektif dari rekam medis. "istem >!he "cular !rauma #lassification $rou % dia(likasikan untuk melihat ?ona tem(at masuk. Kornea dise'ut se'agai ?ona satu# masuk sedalam 9mm di (osterior lim'us se'agai ?ona dua# dan masuk hingga 'agian (osterior a(a(un dise'ut se'agai ?ona tiga. Dalam kasus 2edera 'esar !ang melintang di 'e'era(a ?ona# ?ona !ang terli'at dalam as(ek !ang (aling (osterior dari luka masuk digunakan untuk klasifikasi ini. Ketajaman visual !ang dikonversi dari "nellen ke skala log 1* untuk tujuan menghitung nilai rata-rata dan diu'ah kem'ali ke nilai "nellen untuk (resentasi data. @ilai Aog 1* dari 2# &# &#9# dan 6 dimaksudkan untuk menilai ketajaman visual dengan count finger (ada jarak 1 kaki )BF 1

C+# gerakan tangan ); +# (erse(si sinar )AP+# dan ketiadaan (erse(si sinar )@AP+# masing-masing 'erturut-'erturut# sama se(erti !ang digunakan se'elumn!a di lem'aga (enelitian. 1nalisis statistik dilakukan dengan two&tailed dan t&test untuk varia'el kontin!u dan uji Fis2her untuk data kategorikal. @ilai P kurang dari %#%9 diangga( signifikan.

5.

asil

Terda(at se'an!ak 1%0 mata (ada 1%4 (asien dengan ,OFBs !ang menjalani (era.atan# serta satu (asien dengan ,OFBs 'ilateral. Usia rata-rata (ada 1%4 (asien adalah &1#6 tahun )kisaran 4-55+# dengan 1%6 )/47+ laki-laki. Daktu rata-rata dari 2edera hingga kedatangan adalah &#9 hari dengan kisaran .aktu 2 jam sam(ai 260 hari. $ika nilai ekstrim 260 hari tidak termasuk hitungan# .aktu rata-rata adalah 1#0 hari dari kisaran 2 jam sam(ai 10 hari. 'ollow u !ang 'ermakna adalah selama 96#6 hari# dengan rentang .aktu 0 hari sam(ai 2 tahun. Ketajaman visual ter'aik !ang dikoreksi )BB=1+ 'ermakna untuk semua mata (re-o(erasi adalah 2%E5%% )1#60 log 1*# kisaran 2%E2% sam(ai @AP+ dan (as2a o(erasi 2%E21% )1#%& log 1*# kisaran 2%E2% sam(ai @AP+ dengan (P 8 %#%&0+. Aokasi 'enda asing dalam mata )!ang di'edakan dari ?ona masuk+ di'agi menjadi segmen anterior# !ang meru(akan 'agian intralenti2ular# segmen (osterior )(osterior ke ka(sul lensa (osterior+# dan melintang ),OFBs !ang (anjang menonjol dari mata dan meluas ke segmen (osterior+. ,OFBs segmen anterior !ang diidentifikasi (ada 61 mata )&0#%7+# dan 2/ mata dengan ,OFBs di 'agian anterior lensa )4%#47+# dengan nilai rata-rata =1 (reo(erative adalah 2%E0% )log 1* %#5%+# dan =1 !ang dikoreksi (as2a o(erasi terakhir 2%E5& )log 1* %.9%+ (P 8 %#06+. Dua 'elas dari 61 ,OFBs segmen anterior )2/#27+ adalah intralenti2ular# dengan =1 (reo(erative 2%E&4% )log 1* 1#249+ dan =1 koreksi terakhir 2%E&5 )log 1* %#25+ (P 8 %#%%5+. Aima (uluh tujuh mata )9&7+ adalah ,OFBs segmen (osterior# dengan =1 (reo(erative 2%E22%% )log 1* 2#%6+ dan =1 koreksi terakhir !aitu 2%E46% )log 1* 1#94+ (P 8 %.122+. "e(uluh ,OFBs )/7+ !ang melintang# dengan =1 (reo(erative 2%E92% )log 1* 1#62+ dan =1 koreksi terakhir 2%E&9% )log 1* 1#29+ (P 8 %#02+. 3nam dari 1%0 mata )57+ mengalami enukleasi# 2 se'agai o(erasi (rimer dan 6 se'agai (rosedur sekunder. 1nalisis jenis ,OFB 'erlaku untuk 54 dari 1%0 mata )527+ )Ta'el 1+. a!oritas 'enda asing terse'ut 'ersifat magnetik. Aima (uluh enam dari 54 sam(el )067+ !ang digam'arkan (ada la(oran (atologi se'agai magnet# di'andingkan 2 )&7+ !ang logam 'ukan magnetik# dan / )1&7+ !ang 'ukan logam. *ata-rata dimensi ter'esar dari ,OFB (ada (emeriksaan (atologi adalah 9#6 mm )kisaran %#9-14 mm+. 3nam (uluh dela(an dari 1%0 mata )5&7+ adalah ,OFBs !ang han!a terlihat (ada (emeriksaan klinis saat datang# dan 12 mata )117+ adalah !ang menonjol mele.ati titik masuk !ang diduga (ada saat (emeriksaan. Titik masuk diidentifikasi se'elum o(erasi (ada /& mata )057+# selama o(erasi (ada 6 mata )67+# dan tidak da(at ditentukan (ada 11 mata )1%7+. Aima (uluh dua mata )607+ adalah ?ona satu# &0 mata )&97+ adalah ?ona dua# dan 4 mata )57+ masuk melalui ?ona tiga. Fona masuk tiga dikaitkan dengan kemungkinan enukleasi !ang le'ih tinggi )6 dari 4 mata# P :%#%%1+ dan ketajaman visual akhir !ang 'uruk ):9E2%% di kedua mata non-enukleasi+.

Ta'el 1 Karakteristik ,OFB dan ketajaman visual oleh lokasi.

,nterval .aktu untuk o(erasi (engangkatan ,OFBs !ang tertahan diukur dari saat kedatangan dan dari la(oran 2edera. Dua dari 1%0 mata )27+ dilakukan enukleasi (rimer. "eratus tiga dari 1%5 mata !ang tersisa )/47+ dilakukan (engam'ilan ,OFB dalam .aktu 26 jam sejak datang. Terda(at (er'edaan interval sejak 2edera hingga (engam'ilan ,OFB# !ang jauh le'ih 'ervariasi. Daktu rata-rata sejak 2edera hingga (engam'ilan ,OFB adalah &#1 hari# tidak termasuk dua outlier !ang dio(erasi (ada hari ke-1&4 dan hari ke-245 setelah 2edera# keduan!a dengan ,OFBs !ang tersem'un!i di segmen (osterior dengan (eradangan sedang. ,OFBs segmen anterior diam'il rata-rata &#& hari setelah 2edera# ,OFBs intralenti2ular sekitar16#6 hari setelah 2edera# segmen (osterior ,OFBs &#1 hari setelah 2edera# dan ,OFBs melintang 1#1 hari setelah 2edera. & mata )&7+ dengan (engam'ilan ,OFB !ang ditunda le'ih dari 26 jam setelah kedatangan menjalani (engam'ilan ,OFB (ada hari ke-4# ke-20# dan ke-1&4 setelah kedatangan. Pengam'ilan ditunda 4 hari (ada (asien (ertama karena (asien tidak mematuhi saran medis (ada jad.al (ertama o(erasi lalu kem'ali 9 hari kemudian. BB=1 akhir (ada (asien ini adalah 2%E0%%.Pasien kedua !ang datang 260 hari setelah 2edera dengan ,OFB intralenti2ular dan dio'servasi selama 20 hari se'elum (engam'ilan# BB=1 akhirn!a adalah 2%E2%. Pasien ketiga dengan ,OFB intralenti2ular !ang dio'servasi selama 1&4 hari sam(ai se2ara visual katarak 'erkem'ang signifikan# BB=1 akhir adalah 2%E2%. 3ndo(hthalmitis terjadi (ada 4 dari 1%0 mata )5#97+# semua ter'ukti se2ara klinis saat kedatangan se'elum o(erasi a.al )Ta'el 2+. Dari ke-4-n!a hasil 'iakann!a (ositif. "elama follow u(# tidak ada mata !ang 'erkem'ang menjadi endo(hthalmitis setelah (engam'ilan ,OFB. Aima dari 4 mata )417+ dengan endo(hthalmitis saat datang adalah ,OFBs segmen (osterior# dan 2 dari 4 )2/7+ adalah ,OFBs !ang melintang. Kedua ,OFBs !ang melintang men!e'a'kan endo(hthalmitis dimana ka.at magnetik melintang melalui segmen anterior# lensa# vitreous# dan retina. =1 (re o(erasi untuk mata dengan endo(hthalmitis adalah ; (ada 5 mata dan @AP (ada 1 mata )log 1* rata-rata &.16+. =1 koreksi akhir (as2a o(erasi untuk mata endo(hthalmitis adalah 1%E2%% (ada 1 mata# 9E2%% (ada & mata# 1E2%% (ada 1 mata# ; (ada 1 mata# dan @AP (ada 1 mata )mata !ang sama dengan hasil @AP se'elum o(erasi+. @ilai rata- rata log 1* untuk ketajaman visual (ada (emeriksaan terakhir adalah 2#15. ata dengan hasil @AP setelah (era.atan a.al menjalani enukleasi sekunder. Faktor risiko untuk endo(hthalmitis termasuk mekanisme 2edera !ang 'erhu'ungan dengan (a(aran materi tum'uhan dari (ekerjaan halaman )& dari 4 mata# P 8 %#%%&+# ,OFBs nonmetalik )& dari 4 mata# P 8 %#%01+# dan interval .aktu sejak 2edera sam(ai datang )2.4 hari versus 1#0 hari (ada mata tan(a infeksi# P 8 %#1/+.

Ta'el 2

3ndo(hthalmitis (ada mata dengan ,OFBs: demografi# organisme# dan hasil.

"emua (asien dengan ,OFB" !ang 'erada di segmen (osterior atau 2a(sular (osterior !ang menerima (rofilaksis anti'iotik intravitreal )vankomisin 1mgE%.1 22 dan 2efta?idime 2#29 mgE%.1 22+ (ada saat o(erasi (rimer. Penggunaan (rofilaksis anti'iotik intravitreal atau intra2ameral (ada ,OFB" segmen anterior dilakukan (ada &9 dari 61 mata )09#67+. Penggunaan anti'iotik sistemik 'ervariasi selama (eriode (enelitian se(uluh tahun# namun umumn!a termasuk dosis tunggal dari fluoroGuinolone intravena. Tidak ada (asien mem(un!ai tanda-tanda terjadi "iderosis atau karena toksisitas ?at 'enda asing selama (eriode tindak lanjut. *D terjadi (ada 10 mata )15#47+. Kehadiran *D se'elum o(erasi dan (as2a o(erasi dianalisis se2ara ter(isah. *etina terlihat (ada (emeriksaan fundus (ada 55 (asien dari 1%0 mata )51#17+# tidak terlihat di &9 mata )&2#67+# dan tidak di2atat dalam 2atatan 4 mata. 3nam dari 1%0 mata (asien )9#57+ mengalami *D se'elum o(erasi. Faktor risiko *D (ada (emeriksaan adalah ?ona masuk tiga dan ,OFB segmen (osterior. 3nam dari 5 mata dengan *D (ada (emeriksaan memiliki 2edera di Fona Dua atau Tiga# di'andingkan dengan &/ dari 1%2 mata lainn!a )P 8 %#%%6+. @ilai rata-rata untuk ?ona masuk adalah 2#4 (ada mata dengan (ra o(erasi *D"# se'alikn!a 1#& di mata tidak mem(erlihatkan adan!a *D )P :%#%%1+. "emua 5 mata dengan *D !ang terda(at (ada segmen (osterior ,OFB"# sedangkan han!a 9&7 dari semua "egmen ,OFB" !ang (osterior )P 8 %#%20+. "alah satu dari 5 mata dengan *D (ra o(erasi juga mem(un!ai endo(hthalmitis. Pemeriksaan BB=1 di mata ini adalah 9E2%%. *D (reo(eratif tidak terkait dengan statistik ukuran luka masukn!a atau 'ahan ,OFB. "emua 5 mata menjalani o(erasi (ars (lana vitre2tom!# (engam'ilan ,OFB# endolaser# dan long a2ting tam(onade )& B&F0 dengan gas# & dengan min!ak silikon+. Tiga mata juga menjalani (emasangan ges(er s2leral. Aima dari 5 mata memiliki *D 'erulang (as2a o(erasi dan di(erlukan vitre2tom! kedua dengan atau tan(a ges(er sklera. *ata-rata =1 (reo(erative 2%E6%%% )kisaran 2E2%% ke ; # rata-rata logmar 2#&&+# dan koreksi =1 terakhir (as2ao(erasi adalah 2%E&1%% )kisaran 1%E2%% ke AP# 'erarti logmar 2.2%+.Pengem'angan *D (as2a o(erasi ter2atat di 11 dari 1%2 mata )117+ tan(a *D (ra o(erasi. Faktor risiko untuk *D (osto(erasi (osterior segmen ,OFB )P 8 %#%%0+# (reo(erative (ada endo(hthalmitis )P 8 %#%%1+# dan satu atau le'ih titik dam(ak (ada retina divisualisasikan se2ara intrao(eratif )P 8 %#%20+. "e(uluh dari 11 mata terda(at ,OFB" (ada segmen (osterior# 1 dari 11 mata terda(at (aku !ang mele.ati 'agian-'agian mata dan 'erada di retina## dan 6 dari 11 mata memiliki endo(hthalmitis (reo(eratif. Tujuh dari 11 mata mengalamikerusakan retina se'agai dam(ak dari ,OFB dengan (erdarahan atau (eru'ahan (igmen !ang divisualisasikan intrao(eratif. "e'agai (er'andingan# han!a 12 dari 65 mata lain dengan ,OFB" segmen (osterior dan 6 dari 1% mata dengan ,OFB melintang mem'erikan dam(ak (ada 'agian retina. Pendekatan a.al 'edah di semua 11 mata !ang menggunakan teknik (ars (lana vitre2tom! dengan (engam'ilan ,OFB. "2leral 'u2kling dilakukan (ada & mata# dan lense2tom! di 5 mata. O(erasi kedua untuk (er'aikan *D dilakukan (ada 0 dari 11 mata. "alah satu dari 11 di'utuhkan enukleasi mata# dan 2 dari 11 diamati adan!a *D dan (otensi visual !ang rendah. diagnosis (en2itraan dilakukan se'elum o(erasi (ada 44 dari 1%0 mata )4&7+. 6& dari 1%0 mata )617+ dilakukan 2om(uteri?ed tomogra(h! )BT+. "emua BT s2an ke(ala disertakan dan 'agian ti(is )1mm+ !ang melalui or'it dengan aksial dan 'idang koronal. 32hogra(h! dilakukan (ada 69 dari 1%0 mata )627+# semua dilakukan oleh teknisi !ang 'er(engalaman. "ensitivitas BT di(eroleh 1%%7 ketika mendeteksi 12 dari 12 segmen anterior# 25 dari 25 segmen (osterior#dan 9 dari 9 ,OFB . sensitivitas 32hogra(h! di(eroleh /07 ketika mendeteksi 19 dari 15 segmen anterior# 25 dari 25 segmen (osterior# dan & dari & ,OFB. "atu segmen intralenti2ular anterior ,OFB tidak terdeteksi oleh e2hogra(h!.

Aa(oran e2hogra(h! menunjukkan terda(at (erdarahan vitreous (ada 6 dari 69 mata )/7+# *D 1 dari 69 mata )27+ dengan endo(hthalmitis (ada 1 dari kekeruhan 69 mata )27+. %.DI,KU,I "aat kedatangan dan ketajaman visual (as2ao(erasi dalam (enelitian ini sama dengan la(oran se'elumn!a. "tudi "e'elumn!a menunjukkan 'ah.a BB=1 dan lokasi ,OFB sangat 'erkorelasi dengan BB=1 akhir# ,OFB !ang menem'us segmen (osterior memiliki (rognosis visual !ang jelek# mungkin kerusakan mekanis sekunder (ada retina dan o(tik saraf# serta risiko !ang le'ih tinggi dari endo(hthalmitis dan *D . Dengan demikian# mata dalam (enelitian ini dianalisis dalam su'kelom(ok 'erdasarkan lokasi ,OFB. "e(erti dila(orkan se'elumn!a# ,OFB terda(at (ada 'agian anterior atau di dalam lensa memiliki ketajaman visual signifikan le'ih 'aik (ada a.al kedatangan dan setelah (engo'atan di'andingkan di segmen (osterior. ,ntralenti2ular da(at diamati untuk (eriode varia'el .aktu# karena kerusakan sering ter'atas (ada (em'entukan katarak. Benda !ang meru(akan ,OFB. termasuk 'enda asing !ang le'ih 'esar se(erti (aku# ka.at# dan kait ikan !ang menem'us segmen anterior ke segmen (osterior teta(i se'agian menonjol dari mata. Kelom(ok ini miri( kategori H"egmen (osteriorH !ang meli'atkan ruang vitreous dan sering retina namun 'er(erilaku 'er'eda dalam men!ediakan (otensi jalur masuk dari luar mata ke intraokular# dan dengan demikian meningkatkan (otensi endo(hthalmitis. $ika tidak# mata ini memiliki ketajaman visual !ang le'ih 'aik di'andingkan mata lainn!a dengan ,OFBs ter'atas (ada segmen (osterior# mungkin karena mereka meru(akan 'enda asing dengan ke2e(atan rendah !ang (anjang dan ti(is ter'uat dari logam !ang 'isa dihilangkan dengan trauma !ang relatif kurang. ;asil visual keseluruhan itu sangat di(engaruhi oleh ada atau tidak adan!a endo(hthalmitis dan *D# !ang keduan!a se2ara signifikan menurunkan ketajaman visual !ang terkoreksi. *esiko Faktor ketajaman visual !ang jelek termasuk ukuran ,OFB ketika .aktu untuk (engam'ilan ,OFB tidak ditemukan signifikan. 3ndo(hthalmitis telah dila(orkan (ada &-117 dari 2edera 'ola mata ter'uka# dan &-147 dari 2edera dengan ,OFB. Aa(oran se'elumn!a mengaitkan (enundaan (engha(usan ,OFB dengan (eningkatan risiko endo(hthalmitis. Bol!er et al. ela(orkan 4/ kasus endo(hthalmitis di mata dengan (enanggulangan !ang 'erhu'ungan dengan ,OFB"# !ang semuan!a menerima (enutu(an luka !ang 2e(at dan anti'iotik sistemik# teta(i (engam'ilan tertunda dari ,OFB terse'ut# menunjukkan 'ah.a setidakn!a dalam (enanggulangan terse'ut# anti'iotik !ang te(at .aktu mungkin le'ih (enting dari(ada langsung dilakukan (engam'ilan ,OFB. 3nam (asien )57+ dengan ,OFB dalam studi ditemukan adan!a endo(hthalmitis. ata !ang mengalami 3ndo(hthalmitis 2enderung mem(un!ai interval le'ih lama .aktu antara 2edera dan ter'entukn!a endo(hthalmitis )rata-rata 2#/ vs 1#& hari+# teta(i (er'edaan tidak signifikan se2ara statistik. "egmen (osterior dan tem(at ter'entukn!a ,OFB atau 2edera !ang dikarenakan (a(aran 'agian dari tum'uhan adalah faktor risiko endo(hthalmitis# !ang keduan!a se'elumn!a telah diidentifikasi. Tidak ada (asien di Penelitian ini mengalami endo(hthalmitis setelah (enanggulangan atau o(erasi. "e'uah studi se'elumn!a mela(orkan tingkat (as2a o(erasi endo(hthalmitis di 2edera 'ola mata ter'uka sekitar &7. ata dengan segmen (osterior dan ,OFB !ang melintang 'eresiko (aling tinggi untuk terjadi endo(hthalmitis .ala(un menerima (rofilaksis anti'iotik s(ektrum luas intravitreal (ada saat o(erasi. Dalam (enelitian ini# mungkin 'erkontri'usi terhada( 'erkurangn!a infeksi (as2a o(erasi. Profilaksis anti'iotik intravitreal untuk 2edera 'ola mata !ang ter'uka dengan atau tan(a ,OFB" teta( kontroversial. *D telah dila(orkan terjadi (ada &%7 dari 2edera 'ola mata !ang ter'uka dan 5&57 dari mereka dengan segmen (osterior ,OFB. ,OFB" sering 'erhu'ungan dengan h!(hema# katarak# (erdarahan vitreous# dan media lainn!a kekeruhan !ang mem'atasi (emeriksaan retina dan mem'uat sulit untuk mengidentifikasi *D se'elum o(erasi. "tudi saat ini di'edakan *D (reo(erative !ang terlihat di (emeriksaan# e2hogra(h!#atau di ruang o(erasi (ada a.al o(erasi dari !ang 'erkem'ang setelah (er'aikan (rimer dari 2edera 'ola mata ter'uka. *D Preo(erative terjadi (ada 5 mata )57+ dan dikaitkan dengan ,OFB segmen (osterior# endo(hthalmitis# dan adan!a luka di'agian (osterior mata. *D (osto(erasi juga terkait dengan ,OFB segmen (osterior dan endo(hthalmitis# ta(i tam'ahan resiko di mata dengan 'agian

dam(ak ,OFB (ada retina. Daerah-daerah terse'ut 'isa men!e'a'kan rentan terhada( masa istirahat retina dan (roliferasi vitreoretino(ath! manifestasi terse'ut terjadi setelah vitre2tom!. Auka !ang le'ar dan ukuran ,OFB telah dijelaskan se'elumn!a se'agai faktor risiko untuk *D teta(i tidak 'erkorelasi dalam (enelitian ini. BT telah menjadi modalitas (ilihan (en2itraan di 'an!ak daerah untuk (en!aringan 2edera dan deteksi adan!a ,OFB. Aokasi (raktek !ang memiliki akses ke mesin BT terdekat# s2an 2uku( 2e(at dan (etugas inde(enden# dan !ang le'ih 'aru (rotokol (en2itraan or'ital meli'atkan 1-2 mmse2tions !ang se2ara akurat mendeteksi 2edera ter'uka (ada 'ola mata dan ,OFB. 32hogra(h! !ang kurang umum digunakan dalam (emeriksaan 2edera ter'uka (ada 'ola mata karena s2an kontak dengan risiko tekanan eksternal !ang 'isa men!e'a'kan ro'ekn!a luka atau isi intraokular keluar# mem'utuhkan (engalaman (engguna !ang (rofesional untuk melakukan BT s2an# dan titik area !ang dis2an tidak 'erdekatan dengan daerah se(erti or'it (osterior# sinus# dan ruang intrakranial. 32hogra(h! 'er(otensi menguntungkan untuk ketersediaan segera di 'an!ak klinik oftalmik dan (en2itraan su(erior dari (atologi intraokular se(erti (erdarahan vitreous# *D# dan endo(hthalmitis. Dalam studi saat ini# 6&7 dari mata mengalami BT# dan 697 mengalami e2hogra(h!. ;al ini mungkin tidak me.akili dari (rota( (raktik #dimana studi ini dilakukan di institusi !ang memiliki (engalaman dalam (enggunaan e2hogra(hi2. Kedua modalitas !ang sangat sensitif saat digunakan# dengan BT mendeteksi 1%%7 dari ,OFB dan e2hogra(h! mendeteksi /07 (ada (asien. Tiga (uluh tujuh (ersen dengan ,OFB dalam (enelitian ini tidak terdeteksi (ada a.al uji klinis. ,ni 'ersama dengan sensitivitas !ang tinggi ini dua teknik (en2itraan menekankan (erlun!a ke2urigaan klinis dan (engujian tam'ahan !ang te(at dalam kasus-kasus 'eresiko terjadi ,OFB. "tudi ini menggunakan metodologi retros(ektif# varia'ilitas dalam (atologi disertakan# dan gejala !ang ter'atas (ada 'an!ak (asien. $umlah kasus endo(hthalmitis relatif ke2il. Be'era(a ahli 'edah !ang !ang terli'at# dan ada s(ektrum (endekatan o(erasi# khususn!a mengenai (engha(usan ,OFB terse'ut# seleksi endotam(onade # dan manajemen lensa. "ingkatn!a# 2edera karena terkena de'u kasar# ,OFB non logam# dan .aktu le'ih lama untuk (en!em'uhan meru(akan faktor risiko endo(hthalmitis (ada (asien dengan ,OFB. Pem'erian anti'iotik intravitreal Profilaksis (ada saat (engha(usan ,OFB da(at menurunkan risiko ini. *D dikaitkan dengan ,OFB" segmen (osterior# 2edera (ada 'agian (osterior# endo(hthalmitis# dan daerah di retina !ang mengalami im(a2t.

Anda mungkin juga menyukai