Anda di halaman 1dari 27

RIFKY RAMA FADRI Kelas X IA 3

TUGAS BIOLOGI
Mengenai Virus

Virus yang Menyerang Manusia,Hewan dan Tumbuhan Beserta Cara Penularan dan Pencegahannya
A. Yang menyerang manusia
1. Polio
Poliomyelitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Virus pembawa penyakit ini adalah sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV). Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan. Virus polio termasuk genus enteroviorus, famili Picornavirus. Bentuknya adalah ikosahedral tanpa sampul dengan genome RNA single stranded messenger molecule. Single RNA ini membentuk hampir 30 persen dari virion, dan sisanya terdiri dari 4 protein besar (VP1-4) dan satu protein kecil (Vpg). Penyebab virus polio terdiri atas tiga strain, yaitu strain 1 (brunhilde yang paling paralitogenik atau paling ganas), strain 2 (lanzigyang paling jinak), strain 3 (leon). Penyakit polio terbagi atas tiga jenis yaitu polio non-paralisis, spinal, dan bulbar. Virus polio sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide dan larutan klor. Suhu yang tinggi dapat cepat mematikan virus. Tetapi pada keadaan beku, dapat bertahun-tahun masa hidupnya. Cara Penularan: Polio menular melalui kontak antar manusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi feses (fekal-oral). Atau bisa juga melalui mulut dengan mulut (oral-oral). Cara Pencegahan: Menjaga lingkungan tetap bersih agar terhindar dari virus ini. Melakukan vaksinasi polio bagi para balita

2. Herpes Simplex
Virus herpes adalah virus DNA yang dapat menyebabkan infeksi akut pada kulit. Ditandai dengan adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit sembab dan eritematosa pada daerah dekat mukokutan. Ada dua tipe virus yang sering menginfeksi, yaitu HSV-Tipe I (Herves Simplex Virus Type 1) dan HSV-Tipe II (Herves Simplex Virus Type 2). HSV-Tipe 1 biasanya menginfeksi daerah mulut dan wajah (oral herpes), sedangkan HSV-Tipe 2 biasanya mengifeksi daerah genital dan sekitar anus. Obat-obatan topikal sering dipakai, seperti: povidion iodine, idoksuridin (IDU), sitosin arabinosa atau sitarabin, adenine arabinosa atau vidarabin. Pelarut

organik: Alkohol 70%, eter, timol 40%, dan klorofom. Obat-obatan antivirus seperti Acyclovir diindikasikan dalam manajemen infeksi HSV primer dan pada pasien dengan imunosupresif. Cara Penularan: Melalui kontak fisik dengan penderita, seperti: hubungan seksual, berciuman (bila herpes di mulut), maupun oral seks. Cara Pencegahan: Selalu menjaga higienis (kebersihan/kesehatan) organ genetalia (atau alat kelamin pria dan wanita secara teratur). Setia kepada pasangannya, dengan tidak berganti-ganti pasangan. Jangan lupa menggunakan kondom, bila pasangan kita sudah terinfeksi PMS (Penyakit Menular Seksual). Mintalah jarum suntik baru tiap kali menerima pelayanan medis yang menggunakan jarum suntik.

3. Virus Ebola
Ebola (Virus Kongo) adalah sejenis virus dari genus Ebolavirus, familia Filoviridae, dan juga nama dari penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut. Penyakit Ebola sangat mematikan. Tingkat kematian sampai 90%. Asal katanya adalah dari sungai Ebola di Kongo. Virus ini mulai menular dari salah satu spesies kera di Kongo kemudian mulai menyebar ke manusia, jangka waktu manusia mulai terjangkit virus ini sampai menemui ajalnya sekitar 1 minggu karena saking ganasnya virus ini. Virus ini masih berada di dataran Afrika dan kabarnya juga telah sampai ke Filipina. Suatu ketika Negeri Eropa melakukan pengimporan kera dari Kongo, ketika mengetahui virus ini akhirnya seluruh kera ini dimusnahkan agar tidak menyebar kemana-mana, dan sampai saat ini belum ditemukan Vaksin yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Gejala: Demam, sakit kepala, nyeri otot. Mual, muntah, sakit perut. Pendarahan di luar dan dalam anus. Timbul bercak-bercak merah pada badan, muka, dan lengan. Terjadi peradangan hati, ginjal rusak, dan penurunan jumlah trombosit secara drastis. Cara Penularan: Melalui kotak langsung dengan cairan tubuh atau kulit.

Cara Pencegahan: Menghindari bepergian ke daerah yang dilanda wabah ebola atau daerah yang memiliki riwayat wabah ebola. Menghindari kontak dengan cairan tubuh pasien/orang yang terinfeksi ebola seperti darah, feses, air liur, cairan muntahan, air kencing, bahkan keringat. Tidak berhubungan langsung (bersentuhan) dengan pasien ebola. Bila terpaksa kontak langsung, harus menggunakan pelindung diri (proteksi diri) seperti kaca mata, masker, pakaian khusus, sepatu boot dan sarung tangan.

4. SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)


Kasus sindrom pernapasan akut parah, atau lebih dikenal dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) masih menempatkan berita utama di sebagian besar media masa dunia. Pada awalnya peneliti di Cina mengatakan kalau penyebabnya adalah bakteri Chlamydia. Namun setelah itu peneliti dari Hongkong dan beberapa peneliti dari negara lainnya menduga bahwa ada dua kemungkinan penyebabnya, yaitu Coronavirus dan Paramyxovirus. Setelah melalui masa yang cukup lama, akhirnya WHO mengumumkan bahwa yang menjadi dalang SARS adalah Coronavirus. Coronavirus adalah virus yang berbentuk bulat dan berdiameter sekitar 100-120 nm. Karena itu, pencegahan infeksi Coronavirus akan efektif bila menggunakan masker yang berpori-pori lebih kecil dari 100 nm. Virus ini memiliki RNA positive sebagai genomnya, dan biasanya sering disebut virus RNA. Mutasi virus terjadi pada saat replikasi dan virus RNA bermutasi sekitar 1 juta kali lebih cepat dari pada virus DNA. Kalau virus DNA mempunyai kecepatan mutasi 10-8 sampai 10-11 nukleotida setiap kali proses replikasi, virus RNA berkecapatan 10-3 sampai 10-4. Karena itu, tidak bisa dimungkiri bahwa virus penyebab SARS adalah Coronavirus yang sudah bermutasi. Selain menginfeksi manusia, Coronavirus juga menginfeksi binatang seperti babi, anjing, kucing, tikus, kelinci, sapi, dan ayam. Pada binatang-binatang ini, infeksi virus ini umumnya juga menyebabkan gejala gangguan pernapasan (pneumonia) seperti halnya pada manusia. Berdasarkan antigennya Coronavirus dibagi atas tiga kelopmpok. Lebih terperinci lagi, hasil analisa gen dan asam amino pembentuk protein N, protein S, dan protein M menunjukan bahwa Coronavirus SARS terpisah dari ketiga kelompok ini. Artinya, Coronavirus yang menjadi penyebab SARS adalah jenis Coronavirus yang baru yang merupakan hasil dari mutasi. Dan virus ini diberi nama virus SARS. Cara Penularan: Melalui udara, seperti bersin dan batuk dari penderita SARS ke orang yang ada di dekatnya.

Cara Pencegahan: Menjaga kekebalan tubuh agar tetap tinggi dan kuat, yaitu dengan makan makanan bergizi dan tidur yang cukup untuk mempertinggi sel imunitas. Menjaga udara sekeliling bebas virus: Udara yang masuk ke dalam air conditioner (AC) terlebih dahulu dilewatkan ke sistem yang bertemperatur tinggi (300oC) agar semua virus dan bakteri menjadi mati, baru dialirkan ke AC, sehingga diperoleh udara yang sesuai dengan temperatur yang diinginkan. Memakai masker di dekat orang yang terkena SARS, sebisa mungkin menjauhinya. Masker yang efektif adalah masker yang berpori-pori lebih kecil dari 100 nm.

5. Flu Singapura (oleh Enterovirus 71)


Flu Singapura sebenarnya adalah penyakit yang di dunia kedokteran dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau penyakit jari, kaki, tangan, dan mulut (KTM). Penyakit KTM ini adalah penyakit infeksi yang disebabkan virus RNA yang masuk dalam keluarga Picornaviridae (Pico, Spanyol = kecil ) dan GenusEnterovirus (non Polio). Enterovirus merupakan penyakit tangan, kaki, dan mulut, apabila diabaikan maka bisa menjadi Radang Otak. Gejala serangan Enterovirus sangat mirip gejala flu biasa sehingga sulit dideteksi seperti demam yang kadang disertai pusing dan lemas serta nyeri. Namun, penting untuk diketahui oleh para orang tua, bahwa virus penyebab flu singapura secara umum ada dua macam, yakni Enterovirus coxsackie A16 dan Enterovirus 71. Jika terinfeksi virus Enterovirus coxsackie A16, tidak perlu khawatir karena tidak menyebabkan kematian dan dapat ditangani hanya dengan rawat jalan. Namun, jika pengidap terinveksi Enterovirus 71, maka harus mendapatkan perawatan lebih intensif. Sebab, virus ini lebih berbahaya dari sebelumnya.Bahkan, jika terjadi komplikasi dapat menyebabkan penderita meninggal dunia. Gejala: Demam, batuk, pilek. Pegal-pegal dan mudah lelah. Timbul bisul kecil dan bintik-bintik merah di kulit. Cara Penularan: Melalui kontak langsung, seperti: doplet, air liur, tinja, cairan dari vesikel atau ekskreta. Melalui kontak tidak langsung: dari barang-barang yang terkontaminasi oleh sekresi itu. Melalui hewan: lalat dan kecoak.

Cara Pencegahan: Orangtua sebaiknya mencuci tangan dengan bersih dan benar sebelum menyentuh bayi untuk menghindari bayi dari virus, dan mengajarkan cuci tangan yang benar kepada anaknya. Mencuci tangan terutama setelah membersihkan hidung, menggunakan toilet, atau mengganti popok. Membersihkan bagian tangan dan kaki terutama bagian yang sering menjadi sarang kuman.

6. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)


AIDS adalah kumpulan kelainan tubuh yang disebabkan oleh kelemahan sistem kekebalan tubuh. Lemahnya sistem kekebalan tubuh atau imunitas ini disebabkan oleh serangan HIV (Human Immunodeficiency Virus) terhadap sel-sel pembentuk kekebalan, yaitu sel darah putih. Virus HIV pertama kali ditemukan oleh ilmuwan dari Amerika Serikat, Michale S. Gottlieb dan Frederick P. Siegel (1979). Pada mulanya, HIV dapat diisolasikan dan dibiakkan di dalam sel darah putih penderita. Di dalam sel darah putih tersebut, setelah dua sampai tiga minggu, HIV dapat menghasilkan virus baru. Cara Penularan: Melalui hubungan seksual, dari penderita AIDS ke pasangannya. Melalui transfusi darah. Dari ibu penderita AIDS kepada anaknya yang masih dalam kandungan. Cara Pencegahan: Hindari sentuhan langsung terutama dengan darah, sperma, air liur, air seni, air mata, ataupun cairan lain dari tubuh penderita AIDS. Wanita yang sedang hamil diharapkan menjauhkan diri dari penderita AIDS, karena berbahaya bagi dirinya dan bayinya. Hindari pemakaian alat, pakaian, dan benda-benda lain yang digunakan oleh orang yang menderita AIDS atau yang berisiko tinggi terhadap virus AIDS.

7. Demam Berdarah
Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti.

Gejala: Munculnya demam tinggi terus menerus, disertai adanya tanda perdarahan, contohnya ruam. Ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang. Sakit perut, rasa mual, trombositopenia, hemokonsentrasi, sakit kepala berat, sakit pada sendi (artralgia), sakit pada otot (mialgia). Sejumlah kecil kasus bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi. Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :

1) Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun. 2) Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 - 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit. 3) Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (epistaksis/mimisan), mulut, dubur, dsb. 4) Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok / presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian. Cara Penularan: Melalui virus yang mendapat virus dengue sewaktu digigit/menghisap darah orang yang sakit DBD, atau melalui orang yang tidak sakit DBD tapi dalam darahnya terdapat virus Dengue (karena orang ini memiliki kekebalan terhadap virus Dengue.) Melalui orang yang mengandung virus Denguetapi tidak sakit, dapat pergi kemana-mana dan menularkan virus itu kepada orang lain di tempat yang ada nyamuk Aedes aegypty. Virus dengue yang terhisap akan berkembangbiak dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk termasuk kelenjar liurnya. nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus itu akan dipindahkan bersama air liur nyamuk. Cara Pencegahan: Menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Menguras bak mandi setiap seminggu sekali. Mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan jentik-jentik nyamuk. Menutup wadah yang dapat menampung air. Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, rutin olahraga, dan istirahat yang cukup.

Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan bubuk abate akan mematikan jentik pada air. Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita mengalami demam atau panas tinggi.

8. Campak
Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak golongan Paramyxovirus. Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada. Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini. Gejala: Panas badan - nyeri tenggorokan - hidung meler ( Coryza ) - batuk ( Cough ) - Bercak Koplik nyeri otot - mata merah ( conjuctivitis ) 2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik). Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai memudar. Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40 Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang. Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.

Cara Penularan: Melalui saluran hidung. Virus campak yang berasal dari cairan hidung dan tenggorokan yang keluar dari penderita pada saat bersin, bantuk, dan bernapas. Cara Pencegahan:

Penyakit campak dapat dicegah dengan imunisasi. Hindari penderita, karena campak dapat ditularkan melalui saluran pernapasan. Virus campak yang berasal dari cairan hidung dan tenggorokan yang keluar dari penderita pada saat bersin, bantuk, dan bernapas.

9. Cacar Air
Cacar air (varisela, chickenpox) adalah suatu infeksi virus menular, yang menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan bintik-bintik kecil yang datar maupun menonjol, lepuhan berisi cairan serta keropeng, yang menimbulkan rasa gatal. Penyebabnya adalah virus Varicella zoster. Virus ini ditularkan melalui percikan ludah penderita atau melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit. Penderita bisa menularkan penyakitnya, mulai dari timbulnya gejala sampai lepuhan yang terakhir telah mengering. Untuk mencegah penularan, sebaiknya penderita diisolasi (diasingkan). Jika seseorang pernah menderita cacar air, maka dia akan memiliki kekebalan dan tidak akan menderita cacar air lagi. Tetapi virusnya bisa tetap tertidur di dalam tubuh manusia, lalu kadang menjadi aktif kembali dan menyebabkan herpes zoster. Gejala: Demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit kepala dan pusing. Beberapa hari kemudian timbullah kemerahan pada kulit yang berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan perut atau punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak dan wajah. Kemerahan pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi cairan dengan dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau gatal sehingga dapat tergaruk tak sengaja. Jika lenting ini dibiarkan maka akan segera mengering membentuk keropeng (krusta) yang nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak di kulit yang lebih gelap (hiperpigmentasi). Bercak ini lama-kelamaan akan pudar sehingga beberapa waktu kemudian tidak akan meninggalkan bekas lagi. Lain halnya jika lenting cacar air tersebut dipecahkan. Krusta akan segera terbentuk lebih dalam sehingga akan mengering lebih lama. kondisi ini memudahkan infeksi bakteri terjadi pada bekas luka garukan tadi. setelah mengering bekas cacar air tadi akan menghilangkan bekas yang dalam. Terlebih lagi jika penderita adalah dewasa atau dewasa muda, bekas cacar air akan lebih sulit menghilang. Cara Penularan: Sentuhan

Droplet : bila penderita cacar air batuk / pilek / bicara ia mengeluarkan semacam liur tapi dalam ukuran super kecil. Droplet ini masuk ke tubuh orang sehat, terus tinggal di situ 7 - 10 hari. Bila selama periode itu, ia tetap sehat, virus tidak berkembang, atau berkembang tp dengan pertumbuhan tertekan, sehingga pada beberapa orang, ia tidak merasa pernah kena cacar air padahal dia sebenarnya sudah kena tapi nggak pernah muncul ke kulit. Bila selama periode itu, si sehat jadi lemah, virus menyebar dan muncul ke permukaan & jadilah cacar air. Cara Pencegahan:

Imunisasi tersedia bagi anak-anak yang berusia lebih dari 12 bulan. Imunisasi ini dianjurkan bagi orang di atas usia 12 tahun yang tidak mempunyai kekebalan. Penyakit ini erat kaitannya dengan kekebalan tubuh. Kepada orang yang belum pernah mendapatkan vaksinasi cacar air dan memiliki resiko tinggi mengalami komplikasi (misalnya penderita gangguan sistem kekebalan), bisa diberikan immunoglobulin zoster atau immunoglobulin varicella-zoster. Vaksin varisela biasanya diberikan kepada anak yang berusia 12-18 bulan.

10.

Gondong

Gondong (Mumps, Parotitis epidemika) adalah penyakit menular, disebabkan oleh virus (Myxovirus parotitidis), berlangsung cepat (akut) yang ditandai dengan pembesaran kelenjar ludah, terutama kelenjar di bawah telinga (parotis). Gejala: Pada tahap awal (1-2 hari) penderita Gondong mengalami gejala: demam, sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, nyeri rahang bagian belakang saat mengunyah dan adakalanya disertai kaku rahang (sulit membuka mulut). Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar di bawah telinga (parotis) yang diawali dengan pembengkakan salah satu sisi kelenjar kemudian kedua kelenjar mengalami pembengkakan. Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3 hari kemudian berangsur mengempis. Kadang terjadi pembengkakan pada kelenjar di bawah rahang (submandibula) dan kelenjar di bawah lidah (sublingual). Pada pria akil balik adalanya terjadi pembengkakan buah zakar (testis) karena penyebaran melalui aliran darah. Cara Penularan: Kontak langsung Percikan ludah (droplet)

Muntahan Air seni (kencing) Cara Pencegahan:

Pencegahan paling efektif adalah dengan imunisasi MMR (Mumps, Morbili, Rubela) yang diberikan melalui injeksi pada usia 15 bulan. Imunisasi MMR tidak menimbulkan panas dan efek lainnya. Imunisasi dapat juga diberikan kepada remaja dan orang dewasa yang belum menderita Gondong.

B. Yang menyerang hewan


1. Newcastle Disease (NCD)
Newcastle Disease (NCD) juga di kenal dengan sampar ayam atau Tetelo yaitu penyakit yang disebabkan oleh Newcastle Disease Virus dari golongan Paramyxovirus. Virus ini biasanya berbentuk bola, meski tidak selalu (pleomorf) dengan diameter 100 300 nm. Genome virus ND ini adalah suaturantai tunggal RNA. Virus ini menyerang alat pernapasan, susunan jaringan syaraf, serta alat-alat reproduksi telur dan menyebar dengan cepat serta menular pada banyak spesies unggas yang bersifat akut, epidemik (mewabah) dan sangat patogen. Virus NCD dibagi dua tipe yakni tipe Amerika dan tipe Asia. Pembagian ini berdasarkan keganasannya dimana tipe Asia lebih ganas dan biasanya terjadi pada musim hujan atau musin peralihan, dimana saat tersebut stamina ayam menurun sehingga penyakit mudah masuk. Gejala: Ayam pingsan payah, mengantuk dengan kepala ditundukkan, sesak nafas, terdengar suara mencicit seperti ayam tercekik. Nafsu makan berkurang, berak putih seperti kapur dan padat tetapi lambat laun berubah jadi encer dan hijau. Ayam menjadi kurus dalam beberapa hari, ayam hilang keseimbangan atau selalu memutarmutar kepalanya, berjalan keliling, kepala diletakan diatas punggung juga kelumpuhan.

Pial dan balung berwarna kebiruan. Cara Penularan: Melalui kontak langsung dari ayam sakit ke ayam lainnya. Melalui kontak tidak langsung, melalui bahan, pekerja, atau alat yang tercemar virus tersebut. Virus NCD yang bereplikasi di saluran pencernaan akan menyebabkanadanya feses yang tercemar oleh virus tersebut. Dalam hal ini, penularan virus NCD dapat terjadi melalui oral akhibat ingesti feses yang mengandung virus tersebut ataupun secara tidak langsung melalui

pakan atau minuman yang tercemar atau per inhalasi akhibat menghirup partikel feses yang telah mengering. Cara Pencegahan: 1) Vaksinasi yang teratur sesuai dengan program yang dianjurkan yaitu: Umur ayam antara Umur ayam antara 4-7 hari, vaksinasi dengan vaksin aktif melalui tetes mata yaitu cukup tetes pada mata kiri atau kanan juga dilakukan vaksinasi inaktif yang disuntikan pada kulit leher dengan menggunakan Spuit atau spet dengan dosis 0,2-0,25 CC pada waktu yang sama. Umur ayam antara 18 hari - 21 hari dilakukan vaksinasi(revaksinasi) dengan vaksin aktif galur lasota / Clone melalui tetes mata atau air minum. Setelah vaksinasi kedua, vaksinasi selanjutnya dapat dilakukan pada umur ayam tiga bulan atau empat bulan atau setiap akan memasuki bulan peralihan. Memelihara ayam dalam kandang terbatas serta menjaga kebersihan ayam, jangan memasukkan ayam luar sebelum dikarantina atau divaksin dan dipastikan tidak membawa penyakit.

2)

3)

2.

Rabies
Rabies merupakan suatu penyakit hewan menular akut yang disebabkan oleh virus neurotropik dari ss RNA virus; genus Lyssavirus; famili Rhabdoviridae. Virus Rabies termasuk dalam serotipe 1, serotipe 2 (Lagos bat virus), serotipe 3 (Mokola rhabdovirus), dan serotype 4 (Duvenge rhabdovirus). Rabies menyerang sistem syaraf pusat hewan berdarah panas dan manusia. Bersifat zoonosis yaitu dapat menular pada manusia lewat gigitan atau cakaran. atau dapat pula lewat luka yang terkena air liur hewan penderita rabies Hewan yang terinfeksi dapat berubah menjadi lebih agresif/ ganas dan dapat menyerang manusia.. Rabies sangat berbahaya, bila ditemukan gejala klinis dan penanganannya tidak benar biasanya diikuti kematian, baik pada hewan maupun manusia. Gejala pada hewan:

Suka bersembunyi di tempat yang gelap dan sejuk.

Terjadi kelumpuhan tubuh, hewan tidak dapat mengunyah dan menelan makanan, rahang bawah tidak dapat dikatupkan dan air liur menetes berlebihan. Kejang berlangsung singkat dan kadang sering tidak terlihat. Tidak ada keinginan menyerang atau mengigit. Kematian akan terjadi dalam beberapa jam. Gejala pada manusia:

Timbul gejala-gejala lesu, nafsu makan hilang, mual, demam tinggi, sakit kepala, dan tidak bisa tidur. Rasa nyeri di tempat bekas luka gigitan dan nampak kesakitan serta menjadi gugup, bicara tidak karuan, dan selalu ingin bergerak Rasa takut pada air yang berlebihan, peka suara keras dan cahaya serta udara. Air liur dan air mata keluar berlebihan, pupil mata membesar. Kejang-kejang lalu mengalami kelumpuhan dan akhirnya meninggal dunia. Biasanya penderita meninggal 4-6 hari setelah gejala-gejala / tanda-tanda pertama timbul. Cara Penularan:

Melalui air liur yang mengandung virus rabies. Cara Pencegahan:

Memelihara anjing dan hewan lainnya dengan baik dan benar. Jika tidak dipelihara dengan baik dapat diserahkan ke Dinas Peternakan atau para pecinta hewan. Mendaftarkan anjing ke Kantor Kelurahan/Desa atau Petugas Dinas Peternakan setempat. Pada hewan virus rabies dapat ditangkal dengan vaksinasi secara rutin 1-2 kali setahun tergantung vaksin yang digunakan, ke Dinas Peternakan, Pos Kesehatan Hewan atau Dokter Hewan Praktek. Semua anjing/kucing yang potensial terkena, divaksin setelah umur 12 minggu, lau 12 bulan setelahnya, dilanjutkan dengan tiap 3 tahun dengan vaksin untuk 3 tahun, untuk kucing harus vaksin inaktif. Penangkapan/eliminasi anjing, kucing, dan hewan lain yang berkeliaran di tempat umum dan dianggap membahayakan manusia. Pengamanan dan pelaporan terhadap kasus gigitan anjing, kucing, dan hewan yang dicurigai menderita rabies. Penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit rabies. Menempatkan hewan didalam kandang, memperhatikan serta menjaga kebersihan dan kesehatan hewan. Setiap hewan yang beresiko rabies harus diikat/dikandangkan dan tidak membiarkan anjing bebas berkeliaran.

Menggunakan rantai pada leher anjing dengan panjang tidak lebih dari 2 meter bila tdak dikandang atau saat diajak keluar halaman rumah. Tidak menyentuh atau memberi makan hewan yang ditemui di jalan Daerah yang sudah bebas rabies, haeus mencegah masuknya anjing, kucing atau hewan sejenisnya dari daerah yang tertular rabies. Pada area terkontaminasi dilakukan desinfeksi menggunakan 1:32 larutan (4 ounces per gallon) dari pemutih pakaian untuk menginaktifkan virus dengan cepat.

3.

Papillomatosis (Kutil pada Sapi)


Penyakit kutil (Warts) atau papillomatosis pada sapi disebabkan oleh virus yang dikenal dengan Bovine Papillomavirus (BPV). Bovine Papilloma Virus(BPV) dikenal ada 6 strain yang masing-masing menyebabkan lesi pada bagian tubuh yang berbeda. BPV1 biasanya menyebabkan lesi pada daerah hidung, putting dan gland penis. BPV2 menyebabkan lesi pada kepala, leher. BPV3 pada kepala dan daerah intradigital. BPV4 pada saluran pencernaan dan vesika urinaria. BPV5 dan BPV6 menyebabkan lesi pada putting. Ada 4 bentuk dari pertumbuhan kutil Tag shaped Pedunculated (stalked) Sessile (squat) flat Papillomatosis sebenarnya bukanlah penyakit yang mematikan, seperti antrax atau SE tetapi lebih menyebabkan kepada gangguan fisik dan keindahan. Penyakit kutil biasanya akan hilang sendirinya tetapi dalam waktu yang lama. Kutil pada sapi bisa ditemukan diseluruh tubuh, tetapi yang paling sering ditemui adalah pada daerah moncong, leher, daun telinga, pantat, kaki dan puting. Cara Penularan:

Kontak langsung. Gigitan lalat (serangga). Menular dari puting ke puting atau dari sapi ke sapi melewati tangan pemerah atau melalui mesin perah. Cara Pencegahan:

Hindari pemerahan yang mengakibatkan trauma pada puting yang sakit juga bisa mengendalikan penyebaran penyakit ini. Menjaga kebersihan selama proses pemerahan. Pemerah yang menggunakan sarung tangan dan desinfektan celup putting yang baik dari golongan Chlorhexidine bisa digunakan untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini.

C. Yang menyerang tumbuhan


1. CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) Disebut juga greening kini namanya secara internasional telah dibakukan menjadi Huang Lung Bin atau kira-kira berarti penyakit yang menyebabkan daun berwarna kuning. Penyakit ini disebabkan oleh suatu bakteri perusak jaringan phloem yang tidak dapat dikulturkan disebut Liberobacter asiaticum dan berbeda dengan yang berkembang di benua Afrika yaitu Liberobacter africanum. Gejala: Belang-belang kuning (blotching) tidak merata mulai berkembang pada daun bagian ujung yang ketuaannya sempurna, bukan pada daun muda atau tunas. Belang-belang kuning (blotching) tidak merata mulai berkembang pada daun bagian ujung yang ketuaannya sempurna, bukan pada daun muda atau tunas. Kuncup yang berkembang lambat, pertumbuhannya mencuat ke atas, daun menjadi lebih kecil dan ditemukan gejala khas CVPD yaitu blotching, mottle, belang-belang kuning berpola tidak teratur pada helai daun yang agak berbeda dengan gejala defisiensi hara Zn, Mn, Fe atau Mg. Cara Penularan: Penularan penyakit CVPD dilakukan oleh serangga vektor Diaphorina citri dari satu tanaman ke tanaman lain setelah melalui:

1) periode makan akuisisi yaitu waktu yang diperlukan vektor untuk makan pada tanaman sakit sampai mendapatkan patogen, 2) periode makan inokulasi yaitu waktu yang diperlukan vektor untuk makan pada tanaman sehat sampai dapat menularkan patogen dan, 3) periode retensi yaitu selang waktu vektor masih dapat menularkan patogen. Selanjutnya ditambahkan ketepatan vektor menusukkan stiletnya pada bagian tanaman sakit dan proporsi vektor yang infektif mempengaruhi laju penularan penyakit CVPD.

Cara Pencegahan: 2. Melarang peredaran bibit yang tidak jelas asal usulnya. Melarang memasukkan bibit jeruk dari daerah serangan endemis ke daerah lain. Membersihkan dan sanitasi kebun terhadap inang lain dan membongkar tanaman sakit serta memusnahkannya. Menggunakan insektisida untuk mengendalikan vektornya. Mosaik pada Tembakau Virus mosaik tembakau (Tobacco mosaic virus, TMV) adalah virus yang menyebabkan penyakit pada tembakau dan tumbuhan anggota suku terung-terungan (Solanaceae) lain. Gejala yang ditimbulkan adalah bercak-bercak kuning pada daun yang menyebar, seperti mosaik. TMV adalah virus pertama yang ditemukan orang. Adolf Meyer (1883) menunjukkan pertama kali bahwa gejala mosaik ini dapat menular, seperti penyakit bakteri. Keberadaan adanya substansi non-bakteri pertama kali ditunjukkan oleh Dmitri Ivanovski, biologiwan Rusia, pada tahun 1892. Daun sehat yang diolesi ekstrakdaun tembakau yang menunjukkan gejala mosaik dapat tertular. Ketika ekstrak itu disaring dengan saringan keramik -- yang sangat halus sehingga bakteri pun tidak dapat menembus -- dan dioleskan pada daun sehat, daun itu pun tetap tertular. Ivanovski berpendapat ada substansi super kecil yang bertanggung jawab atas gejala tersebut. Martinus Beijerinckmengonfirmasi hal ini. Isolasi pertama kali dilakukan oleh Wendell M. Stanley (1935) dari Institut Rockefeller AS. Gejala: Agak tergantung pada tanaman inang dan dapat termasuk mosaik. Bintik-bintik, nekrosis, pengerdilan, daun keriting, dan menguning dari jaringan tanaman. Cara Penularan: Melalui tangan pekerja yang telah terkontaminasi oleh cairan tembakau yang telah kena penyakit Mosaik. Cara Pencegahan: Tidak merokok sambil menangani tanaman, karena cerutu, rokok, dan tembakau pipa bisa terinfeksi virus Mosaik tembakau. Melakukan sanitasi.

3.

Memotong tanaman yang terinfeksi agar tidak menyebar. Mensterilkan alat dan bahan yang digunakan untuk memotong. Penyakit Tungro Tungro disebabkan oleh dua jenis virus yang berbeda yaitu virus bentuk batang Rice Tungro Bacilliform Virus (RTBV) dan virus bentuk bulat Rice Tungro Spherical Virus (RTSV). Kedua jenis virus tersebut tidak memiliki kekerabatan serologi dan dapat menginfeksi tanaman secara bersama-sama. Gejala:

Tanaman padi menjadi kerdil, daun berwarna kuning sampai kuning jingga disertai bercak-bercak berwarna coklat. Perubahan warna meluas mulai dari ujung ke bagian pangkal. Terjadi penurunan jumlah malai per rumpun. Cara Penularan:

Ditularkan melalui wereng hijau. Nephotettix virescens merupakan wereng hijau yang paling efisien sehingga perlu diwaspadai keberadaannya. Cara Pencegahan:

Menanam varietas tahan, artinya mampu mempertahankan diri dari infeksi virus dan atau penularan virus oleh wereng hijau. Memusnahkan tanaman yang sudah terserang agar tidak menyebar luas. Menggunakan insektisida sistemik butiran (carbofuran). Tidak membuat persemaian di sekitar lampu untuk menghindari berkumpulnya wereng hijau di persemaian.

Virus yang menguntungkan


Di antara manfaat penting virus adalah virus berperan sebagai vektor pada bidang rekayasa genetika. Virus dimanfaatkan dalam kloning gen, yaitu produksi ADN yang identik secara genetis, untuk dimanfaatkan bagi kepentingan manusia. Beberapa contoh jenis virus ini adalah:

Virus yang digunakan untuk membuat hormon insulin, untuk menyembuhkan penyakit gula (diabetes melitus). Hal ini merupakan rekayasa yang berguna di bidang kedokteran. Virus yang bermanfaat untuk mengendalikan serangga yang dapat merusak tubuh tanaman. Sehingga bisa digunakan untuk membasmi hama dalam bidang pertanian. Virus untuk terapi gen. Terapi gen adalah upaya penyembuhan suatu penyakit keturunan yang disebabkan oleh pewarisan gen.

Manfaat Virus Dalam Kehidupan Manusia


1.

Anti bakterial Dapat menghancurkan bakteri-bakteri yang mengganggu,misalnya bakteri pengganggu pada produk makanan yang diawetkan. Pembuatan insulin Virus penyebab kanker dapat dicangkokkan bersama gen-gen penghasil insulin atau zat lain ke bakteri sehingga bakteri tersebut berbiak dengan cepat dan sekaligus memproduksi insulin atau zat lain.

2.

3.

Pembuatan vaksin Contoh kasus pada akhir tahun 1700,Edward Jenner seorang dokter asal Inggris mengetahui dari pasien-pasien di pedesaan bahwa para pemerah susu yang telah terkena cacar sapi (penyakit ringan yang menginfeksi sapi) ternyata resisten terhadap infeksi cacar sesudahnya. Dalam percobaannya, Jenner menggoreskan jarum yang mengandung cairan dari luka seorang pemerah sapi yang telah terkena cacar sapi ke seorang anak laki-laki.Anak tersebut ternyata resisten terhadap wabah cacar. Virus cacar sapi dengan virus cacar sangat mirip sehingga sistem imun tidak dapat membedakan adanya partikel asing. Selain vaksin cacar juga sudah ditemukan vaksin lainnya, misalnya vaksin polio, vaksin rubela, vaksin campak dan vaksin gondongan.

Penemuan Virus Baru

Virus yang berasal dari kelelawar coronavirus Sejak awal ditemukan pada enam bulan lalu, tercatat saat ini sudah ada 17 kasus. Sebagian besar kasus itu terjadi di kawasan Timur Tengah. Pekan ini saja, seorang pria, 73 tahun, di Uni Emirat Arab dilaporkan meninggal akibat terserang Coronavirus. Sementara di Eropa, nyawa seorang pria warga negara Inggris pun melayang akibat terinfeksi virus ini sebuah RS di Inggris. Berdasarkan rekam jejak perjalanannya, pria ini sempat melakukan perjalanan ke Arab Saudi dan Pakistan. A. Para dokter yang pernah menangani pasien terinfeksi Coronavirus mengatakan, virus ini dapat menyebar dengan cepat di dalam tubuh. Dalam waktu 48 jam, orang yang terinfeksi akan mengalami kesulitan bernafas, demam, batuk, dan radang paru-paru. Selain itu, Coronavirus juga bisa menyerang ginjal. WHO pun menyatakan, agar pemerintah di setiap negara harus memperhatikan jika ada pasien yang mengalami infeksi pernafasan berat. Terutama pada penyakitpenyakit yang tidak biasa terjadi.Sampai saat ini para peneliti belum mengetahui asal-usul dari Coronavirus, namun para ahli menduga kuat virus itu berasal dari kelelawar.

B.

Jenis virus baru yang menyerang unggas (itik) Dalam beberapa minggu terakhir ini, lebih dari 300.000 itik mati di pulau Jawa yang sangat padat penduduknya. Pemerintah kemudian membenarkan kematian yang diakibatkan oleh jenis baru virus H5N1 atau flu burung. Dr. Rita M. Ridwan, Direktur Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan mengatakan pemerintah bekerja sama dengan kementerian-kementerian terkait untuk menyelidiki lebih jauh penyakit itu. Penyelidikan tentang virus tersebut dipusatkan pada wilayah-wilayah yang terkena virus itu, mencegah perebakannya, dan meneliti apakah jenis baru virus itu memang berawal di Indonesia. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro, mengatakan virus yang menyerang itik kali ini berasal dari varian atau kelompok yang berbeda sebelumnya. Varian virus baru ini berkode 2.3.2, mirip virus flu burung yang berasal dari sejumlah negara seperti Vietnam, Tiongkok, Laos dan Thailand, ujar Syukur. Bahaya virus tersebut saat ini, menyebabkan kematian yang cukup tinggi pada unggas dibandingkan virus sebelumnya (kode 2.1). Tetapi belum diketahui apakah virus ini beresiko tinggi untuk manusia. Para ahli saat ini sedang mendiskusikan bahwa kemungkinan virus ini ada di Indonesia disebabkan adanya mutasi gen sebelumnya atau adanya intervensi dari luar. Selama ini, Indonesia mengimpor bibit itik dari Inggris, Perancis, Jerman dan sebagian dari Malaysia. Dengan adanya kasus virus flu burung 2.3.2 ini , pemerintah melakukan pengetatan persyaratan impor bibit itik itu. Langkah utama jika itu terjadi adalah pemusnahan terbatas. Kemudian untuk daerah sekitarnya kita intens melakukan penyemprotan. Lalu sosialisasi kepada masyarakat sehingga bersama-sama masyarakat kami untuk melakukan budidaya itik yang baik. Guru Besar Universitas Udayana I Gusti Ngurah Kade Mahardika menyatakan varian virus baru berkode 2.3.2 yang ditemukan di itik saat ini hampir sama dengan virus flu burung yang ada di

Indonesia sebelumnya. Virus ini, kata Mahardika, tidak dengan mudah bisa menular dari unggas ke manusia dan juga tidak mudah menular antar manusia. Virus ini sama saja. Dari virus yang lamapun 2.1 dari yang lama kita punya, itu saya pernah pantau kematian pada itik, itu dengan gejala-gejala saraf, gejala-gejala kebutaan kepada mata. Dari dulu bisa menyerang itik terutama itik muda, jadi tidak ada yang beda. Virus ini bisa menularkan ke segala macam unggas, tidak hanya ke bebek, ayam tetapi juga ke yang lain. Dan juga tidak mudah menular dari unggas ke manusia dan tidak mudah menular antar manusia, ujar Mahrdika. Ketua Umum Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia Ade Zulkarnaen menyatakan saat ini kondisi para peternak itik di sejumlah daerah panik dengan adanya wabah virus baru Avian Influenza (H5NI) yang baru. Menurut Ade, penyebaran virus ini sudah hampir merata di seluruh sentra itik mulai Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur hingga wilayah sepanjang pantai utara. Wilayah terparah akibat serangan virus Avian Influenza tersebut berada di Jawa Tengah, mulai Pati hingga Brebes.Karena itik lokal masih ada tanggung jawab negara, kami mengharapkan pemerintah bisa membantu mereka-mereka yang mengalami kerugian akibat musibah ini. Bagaimana peternakpeternak yang melakukan pengembangan itik impor disini untuk menghentikan usahanya agar wabah ini tidak tersebar lebih luas lagi, ujar Ade. Saat ini, Kementerian Kesehatan telah mendesak semua pemerintahan lokal agar melaporkan kematian unggas dalam jumlah besar.

C. Virus coxsackie
Baru-baru ini, puluhan anak di Amerika didiagnosis menderita jenis penyakit baru yang disebabkan oleh virus. Virus tersebut sebelumnya hanya ditemukan di Afrika dan Asia, tetapi kini telah merambah ke benua Amerika dan menjadikan anak-anak sebagai targetnya. Anak biasanya tampak sehat seperti biasa ketika pergi tidur di malam hari, tetapi anak akan bangun dengan demam tinggi dan muncul ruam berwarna merah terang di seluruh tubuh. Penyebabnya adalah jenis baru dari virus penyakit coxsackie umum yang biasanya menyebabkan penyakit. Jenis virus baru tersebut adalah coxsackie A6, yang biasanya hanya ditemukan di Afrika dan Asia yang kini juga telah bermunculan di seluruh Amerika. Seorang peneliti Bernard Cohen bersama rekannya Kate Puttgen menyelidiki sekitar 50 kasus penyakit yang disebabkan oleh virus coxsackie A6 tersebut. Sebagian besar kasus penykit ini bersifat jinak dan bahwa hampir semua pasien sembuh dalam waktu 7 sampai 10 hari tanpa pengobatan dan tanpa komplikasi yang serius, kata Cohen dan Puttgen, seperti dilansir health.india, Senin (27/8/12). Virus coxsackie menyerang bayi dan anak di bawah usia lima tahun di musim panas dan musim gugur. Gejalanya meliputi demam dan munculmya ruam yang tidak gatal di kulit dengan bintik-bintik merah pada kaki, tangan dan mulut atau sariawan. Penularan penyakit karena virus coxsackie dapat dicegah dengan rajin mencuci tangan setelah beraktivitas di luar rumah dan selalu menjaga kebersihan umum. Jika anak mengalami demam ringan, pantaulah kondisinya dan segera hubungi dokter ketika suhu badan mulai naik dan muncul ruam merah pada kulit.

Bahaya Virus Bagi Kehidupan


Walaupun ukuran virus sangat kecil, tetapi virus sangat berbahaya bagi kehidupan. Virus dapat menginfeksi dan mereplikasikan DNAnya pada inang sehingga lama kelamaan inang akan terganggu metabolisme hidupnya. Pada akhirnya berpotensi untuk terjadinya kematian. Ada tiga proses yang menyebabkan virus sangat berbahaya karena menimbulkan penyakit-penyakit baru dalam kehidupan kita, yaitu kemampuannya melakukan hal-hal sebagai berikut.

1. Mutasi dari virus-virus yang telah ada Virus RNA cenderung memiliki kecepatan mutasi yang lebih tinggi dari biasanya, sebab replikasi dari asam nukleat tidak melibatkan tahapan perbaikan kesalahan replikasi seperti pada replikasi DNA. Beberapa mutasi dapat menyebabkan virus yang sudah ada berkembang perlahanlahan menjadi varietas genetik baru yang mengakibatkan penyakit baru pada organisme yang telah memiliki imunitas (kekebalan tubuh) terhadap virus moyangnya. Contohnya pada penyakit flu burung yang sampai sekarang belum ada obatnya, ini dikarenakan virus ini sudah bermutasi menjadi virus jenis baru sehingga imunitas yang terbentuk tidak dapat menghadapi serangan virus flu jenis baru ini. 2. Penyebaran virus-virus yang sudah ada dari satu spesies inang ke spesies inang lainnya Contoh permasalahan pada kasus Hantavirus yang biasa ditemukan pada hewan pengerat khususnya Deer Mice (Peromyscus maniculatus), populasi hewan ini melonjak tajam pada tahun 1993 setelah cuaca yang basah meningkatkan persediaan makanan bagi hewan ini. Manusia terkena Hantavirus ketika mereka menghirup debu yang mengandung sedikit urin dan feses dari tikus Deer Mice yang terinfeksi. Gejalanya mirip flu biasa yang muncul setelah 1 minggu, kemudian diikuti oleh akumulasi cairan dan sel darah putih pada paru-paru yang menyebabkan gangguan pernafasan, lalu mati. 3. Penyebaran atau diseminasi penyakit virus dari satu populasi terisolasi yang berukuran kecil dapat menyebabkan epidemik yang luas Misalnya pada penyakit AIDS yang sampai sekarang menjadi fenomena global padahal sebelumnya penyakit ini tidak begitu terdengar dengan gencarnya seperti sekarang ini. Penyebaran virus ini dipengaruhi faktor teknologi dan sosial, misalnya teknologi transfusi darah, hubungan seksual, penyalahgunaan obat-obatan intravena (melalui saluran pembuluh darah), termasuk juga perjalanan ke berbagai negara yang sangat mudah. Dengan adanya hal tersebut maka penyebaran

Virus HIV (AIDS) ini dapat menyebar dari Afrika Tengah sebagai negara asal sampai ke negaranegara dunia barat dan juga Asia. Virus dalam hidupnya sangat bergantung kepada sel inangnya, sel inang yang terinfeksi dalam hidupnya akan terganggu metabolisme kehidupannya atau dapat dikatakan terkena penyakit. Penyakitpenyakit apakah yang dapat ditimbulkan oleh infeksi virus?

Penyakit Skabies
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabei, yang termasuk dalam kelas Arachnida. Tungau ini berukuran sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop atau bersifat mikroskopis. Penyakit Scabies sering disebut kutu badan. Penyakit ini juga mudah menular dari manusia ke manusia , dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Scabies mudah menyebar baik secara langsung melalui sentuhan langsung dengan penderitamaupun secara tak langsung melalui baju, seprai, handuk, bantal, air, atau sisir yang pernah digunakan penderita dan belum dibersihkan dan masih terdapat tungau Sarcoptesnya. Scabies menyebabkan rasa gatal pada bagian kulit seperti sela-sela jari, siku, selangkangan. Scabies identik dengan penyakit anak pondok. penyebabnya adalah kondisi kebersihan yang kurang terjaga, sanitasi yang buruk, kurang gizi, dan kondisi ruangan terlalu lembab dan kurang mendapat sinar matahari secara langsung. Penyakit ngobatannya harus dilakukan secara serentak dan menyeluruh pada semua orang dan lingkungan pada komunitas yang terserang scabies, karena apabila dilakukan pengobatan secara individual maka akan mudah tertular kembali penyakit scabies. PENYEBAB Scabies disebabkan oleh Sarcoptes scabiei, tungau ini berbentuk bundardan mempunyai empat pasang kaki . Dua pasang kaki dibagian anterior menonjol keluar melewati batas badan dan dua pasang kaki bagian posterior tidak melewatibatas badan. Sarcoptes betina yang berada di lapisan kulit stratum corneumdan lucidum membuat terowongan ke dalam lapisan kulit. Di dalam terowongan inilah Sarcoptes betina bertelur dan dalam waktu singkat telur tersebut menetas menjadi hypopi yakti sarcoptes muda dengan tiga pasang kaki. Akibat terowongan yang digali Sarcoptes betina dan hypopi yang memakan selsel di lapisan kulit itu, penderita mengalami rasa gatal, akibatnya penderita menggaruk kulitnya sehingga terjadi infeksi ektoparasit dan terbentuk kerak berwarna coklat keabuan yang berbau anyir. GEJALA Gejala yang ditunjukkan adalah warna merah,iritasi dan rasa gatal pada kulit yang umumnya muncul di sela-sela jari, siku, selangkangan, dan lipatan paha. gejala lain adalah munculnya garis halus yang berwarna kemerahan di bawah kulit yang merupakan terowongan yang digali Sarcoptes betina. Gejala lainnya muncul gelembung berair pada kulit.

DIAGNOSA Diagnosa scabies dilakukan dengan membuat kerokan kulit pada daerah yang berwarna kemerahan dan terasa gatal. kerokan yang dilakukan sebaiknya dilakukan agak dalam hingga kulit mengeluarkan darah karena Sarcoptes betina bermukim agak dalam di kulit dengan membuat terowongan. Untuk melarutkan kerak digunakan larutan KOH 10 persen. selanjutnya hasil kerokan tersebut diamatai dengan mikroskop dengan perbesaran 10-40 kali. PENGOBATAN pengobatan scabies dapat dilakukan dengan delousing yakni shower dengan air yang telah dilarutkan bubuk DDT (Diclhoro Diphenyl Trichloroetan). Pengobatan lain adalah dengan mengolesi salep yang mempunyai daya miticid baik dari zat kimia organik maupun non organik pada bagian kulit yang terasa gatal dan kemerahan dan didiamkan selama 10 jam. Alternatif lain adalah mandi denga sabun sulfur/belerang karena kandungan pada sulfur bersifat antiseptik dan antiparasit, tetapi pemakaian sabun sulfur tidak boleh berlebihan karena membuat kulit menjadi kering. Pengobatan scabies harus dilakukan secara serentak pada daerah yang terserang scabies agar tidak tertular kembali penyakit scabies. REFERENCE;

Ovedoff,david.2002.kapita selekta kedokteran.Bina Rupa aksara:Jakarta Andi,Djuanda.1999.ilmu penyakit kulit dan kelamin.FK UII:Yogyakarta www.scholar.google.com www.google.com Sumber: http://tentangkelinci.wordpress.com Bila diperdengarkan kata scabies, kebanyakan orang awam masih kurang terdengar familier.Namun bila kita mengatakan penyakit gudiken, seketika orang paham. Bagi orang lulusan pesantren, penyakit jenis ini dirasa sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari. Sampai ada ungkapan, bahwa belum afdhol bagi seseorang yang nyantri di pondok pesantren bila belum terkena gudiken. Begitu katanya, dan penulis pun setuju dengan ungkapan tersebut mengingat pengalaman pribadi berkawan dengan skabies ini. Nama-nama lain scabies antara lain Kudis, The Itch, Gudig, Budukan, Gatal Agogo. Scabies, penyakit kulit menular yang disebabkan oleh seekor tungau (kutu/mite) yang bernamaSarcoptes scabei, filum Arthopoda , kelas Arachnida, ordo Ackarina, superfamili Sarcoptes. Pada manusia oleh S. scabiei var homonis, pada babi oleh S. scabiei var suis, pada kambing oleh S. scabiei var caprae, pada biri-biri oleh S. scabiei var ovis. Kecil ukurannya, hanya bisa dilihat dibawah lensa mikroskop, yang hidup didalam jaringan kulit penderita, hidup membuat terowongan yang bentuknya memanjang dimalam hari. Itu sebabnya rasa gatal makin menjadi-jadi dimalam hari, sehingga membuat orang sulit tidur. Dibandingkan

penyakit kulit gatal lainnya, scabies merupakan penyakit kulit dengan rasa gatal nomor satu (pengalaman pribadi lagi). Siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup dalam terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2 -3 milimeter sehari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50 . Bentuk betina yang telah dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telurnya akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2 -3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8 12 hari.(Handoko, R, 2001). Telur menetas menjadi larva dalam waktu 3 4 hari, kemudian larva meninggalkan terowongan dan masuk ke dalam folikel rambut. Selanjutnya larva berubah menjadi nimfa yang akan menjadi parasit dewasa. Tungau betina akan mati setelah meninggalkan telur, sedangkan tungau jantan mati setelah kopulasi. ( Mulyono, 1986). Sarcoptes scabiei betina dapat hidup diluar pada suhu kamar selama lebih kurang 7 14 hari. Yang diserang adalah bagian kulit yang tipis dan lembab, contohnya lipatan kulit pada orang dewasa. Pada bayi, karena seluruh kulitnya masih tipis, maka seluruh badan dapat terserang. (Andrianto dan Tang Eng Tie, 1989). Penyakit ini menular dari hewan ke manusia (zoonosis), manusia ke hewan, bahkan dari manusia ke manusia. Cara penularannya adalah lewat kontak langsung maupun tak langsung antara penderita dengan orang lain, melalui kontak kulit, baju, handuk dan bahan-bahan lain yang berhubungan langsung dengan si penderita. Julukan scabies sebagai penyakitnya anak pesantren alasannya karena anak pesantren suka (baca gemar) bertukar, pinjam-meminjam pakaian, handuk, sarung bahkan bantal, guling dan kasurnya kepada sesamanya, sehingga disinilah kunci akrabnya penyakit ini dengan dunia pesantren. Tempat-tempat yang menjadi favorit bagi sarcoptes scabei tinggal adalah daerah-daerah lipatan kulit, seperti telapak tangan, kaki, selakangan, lipatan paha, lipatan perut, ketiak dan daerah vital. Sarcoptes scabei betina yang berada di lapisan kulit stratum corneum dan stratum lucidum membuat terowongan ke dalam lapisan kulit. Di dalam terowongan inilah Sarcoptes betina bertelur dan dalam waktu singkat telur tersebut menetas menjadi hypopi yakni sarcoptes muda dengan tiga pasang kaki. Akibat terowongan yang digali Sarcoptes betina dan hypopi yang memakan sel-sel di lapisan kulit itu, penderita mengalami rasa gatal, akibatnya penderita menggaruk kulitnya sehingga terjadi infeksi ektoparasit dan terbentuk kerak berwarna coklat keabuan yang berbau anyir. Sarcoptes tidak tahan dengan udara luar. Kalau orang yang menderita kudisan dan sering menggaruk pada kulit yang terkena tungau, tungau-tungau itu tetap dapat bertahan hidup karena kerak yang copot dari kulit memproteksi (jadi payung) tungau terhadap udara luar. Akibat lain kegiatan menggaruk tadi adalah mundulnya infeksi sekunder, dengan munculnya nanah (pus) dalam luka tadi. Hal ini akan menyulitkan pengobatan. Gejala yang ditunjukkan adalah warna merah, iritasi dan rasa gatal pada kulit yang umumnya muncul di sela-sela jari, siku, selangkangan, dan lipatan paha. Gejala lain adalah

munculnya garis halus yang berwarna kemerahan di bawah kulit yang merupakan terowongan yang digali Sarcoptes betina. Gejala lainnya muncul gelembung berair pada kulit. Diagnosa pasti scabies dilakukan dengan membuat kerokan kulit pada daerah yang berwarna kemerahan dan terasa gatal. Kerokan yang dilakukan sebaiknya dilakukan agak dalam hingga kulit mengeluarkan darah karena Sarcoptes betina bermukim agak dalam di kulit dengan membuat terowongan. Untuk melarutkan kerak digunakan larutan KOH 10 persen. selanjutnya hasil kerokan tersebut diamatai dengan mikroskop dengan perbesaran 10-40 kali. Ada 4 tanda cardinal (Handoko, R, 2001) : 1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas. 2. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya terkena, walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi tidak memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier). 3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ini ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimarf (pustule, ekskoriasi dan lain-lain). Tempat predileksinya biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mammae (wanita), umbilicus, bokong, genitalia eksterna (pria) dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki. 4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostic. Dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini. Terdapat beberapa bentuk skabies atipik yang jarang ditemukan dan sulit dikenal, sehingga dapat menimbulkan kesalahan diagnosis. Beberapa bentuk tersebut antara lain (Sungkar, S, 1995): 1. Skabies pada orang bersih (scabies of cultivated). Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit jumlahnya sehingga sangat sukar ditemukan. 2. Skabies incognito. Bentuk ini timbul pada scabies yang diobati dengan kortikosteroid sehingga gejala dan tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan penularan masih bisa terjadi. Skabies incognito sering juga menunjukkan gejala klinis yang tidak biasa, distribusi atipik, lesi luas dan mirip penyakit lain. 3. Skabies nodular. Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal. Nodus biasanya terdapat didaerah tertutup, terutama pada genitalia laki-laki, inguinal dan aksila. Nodus ini timbul sebagai reaksi hipersensetivitas terhadap tungau scabies. Pada nodus yang berumur lebih dari satu bulan tungau jarang ditemukan. Nodus mungkin dapat menetap selama beberapa bulan sampai satu tahun meskipun telah diberi pengobatan anti scabies dan kortikosteroid. 4. Skabies yang ditularkan melalui hewan. Di Amerika, sumber utama skabies adalah anjing. Kelainan ini berbeda dengan skabies manusia yaitu tidak terdapat terowongan, tidak

menyerang sela jari dan genitalia eksterna. Lesi biasanya terdapat pada daerah dimana orang sering kontak/memeluk binatang kesayangannya yaitu paha, perut, dada dan lengan. Masa inkubasi lebih pendek dan transmisi lebih mudah. Kelainan ini bersifat sementara (4 8 minggu) dan dapat sembuh sendiri karena S. scabiei var. binatang tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya pada manusia. 5. Skabies Norwegia. Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas dengan krusta, skuama generalisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat predileksi biasanya kulit kepala yang berambut, telinga bokong, siku, lutut, telapak tangan dan kaki yang dapat disertai distrofi kuku. Berbeda dengan skabies biasa, rasa gatal pada penderita skabies Norwegia tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah tungau yang menginfestasi sangat banyak (ribuan). Skabies Norwegia terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga sistem imun tubuh gagal membatasi proliferasi tungau dapat berkembangbiak dengan mudah. 6. Skabies pada bayi dan anak. Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder berupa impetigo, ektima sehingga terowongan jarang ditemukan. Pada bayi, lesi di muka. (Harahap. M, 2000). 7. Skabies terbaring ditempat tidur (bed ridden). Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal ditempat tidur dapat menderita skabies yang lesinya terbatas. (Harahap. M, 2000). Semua keluarga yang berkontak dengan penderita harus diobati termasuk pasangan seksnya. Beberapa macam obat yang dapat dipakai pada pengobatan scabies yaitu: 1. Permetrin. Merupakan obat pilihan untuk saat ini , tingkat keamanannya cukup tinggi, mudah pemakaiannya dan tidak mengiritasi kulit. Dapat digunakan di kepala dan leher anak usia kurang dari 2 tahun. Penggunaannya dengan cara dioleskan ditempat lesi lebih kurang 8 jam kemudian dicuci bersih (http://www.medinfo.co.uk/condition/scabies.html). 2. Malation. Malation 0,5 % dengan daasar air digunakan selama 24 jam. Pemberian berikutnya diberikan beberapa hari kemudian.(Harahap. M, 2000). 3. Emulsi Benzil-benzoas (20-25 %). Efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama tiga hari. Sering terjadi iritasi dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai. (Handoko, R, 2001). 4. Sulfur. Dalam bentuk parafin lunak, sulfur 10 % secara umum aman dan efektif digunakan. Dalam konsentrasi 2,5 % dapat digunakan pada bayi. Obat ini digunakan pada malam hari selama 3 malam. (Harahap, M, 2000). 5. Monosulfiran. Tersedia dalam bentuk lotion 25 %, yang sebelum digunakan harus ditambah 2 3 bagian dari air dan digunakan selama 2 3 hari. (Harahap, M, 2000). 6. Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan). Kadarnya 1 % dalam krim atau losio, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan dan jarang terjadi iritasi. Tidak dianjurkan pada anak di bawah 6 tahun dan wanita hamil karena

toksik terhadap susunan saraf pusat. Pemberian cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala ulangi seminggu kemudian.(Handoko, R, 2001). 7. Krotamiton 10 % dalam krim atau losio, merupakan obat pilihan. Mempunyai 2 efek sebagai antiskabies dan antigatal.(Handoko, R, 2001). Yang terpenting dalam pengobatan scabies, adalah seluruh orang yang tinggal ditempat yang sama dengan penderita juga harus diobati. Semua pakaian, handuk, bantal, kasur harus dijemur dibawah sinar matahari. Tujuannya agar tungau mati karena sinar matahari. Pakaian dicuci dengan menggunakan cairan karbol. Dan bila semua telah dilakukan, terpenting adalah mengubah cara hidup sehari-hari dengan tidak saling meminjamkan pakaian dan barang pribadi lainnya ke orang lain. Dengan begitu, scabies pasti akan musnah ditelan bumi, dan anak-anak pesantren pun akan tersenyum bangga, bebas dari penyakit yang selama berabad-abad identik dengan kehidupannya.

Anda mungkin juga menyukai