Anda di halaman 1dari 21

DEMAM THYPOID

CITRA PURNAMA PRATIWI 0861050102

Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut disebabkan oleh kuman gram negative Salmonella typhi. Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi pada usus yang menimbulkan gejalagejala sistemik yang disebabkan oleh salmonella typhosa, S. Paratypi A, B, dan C.

ETIOLOGI

Etiologi demam tifoid dan demam paratifoid adalah S. typhi, S. paratyphi A, S. paratyphi B dan S. paratyphi C. Penularan salmonella typhi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal 5 F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui Feses.

PATOFISIOLOGI

MANIFESTASI KLINIS

MANIFESTASI KLINIS
Minggu Pertama: Demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak diperut, batuk, dan epistaksis. Minggu Kedua : Demam, bradikardia relative, lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepid dan ujung merah serta tremor), hepatomegaly, splenomegaly, meteorismus, gangguan mental berupa somnolen, stupor, koma, delirium, atau psikosis. Roseolae jarang ditemukan pada orang Indonesia.

LABORATORIUM
a. Leukopenia b. Kultur empedu (+) : darah pada minggu I ( pada minggu II mungkin sudah negatif); tinja minggu II, air kemih minggu III c. Reaksi widal (+) : titer > 1/200. Biasanya baru positif pada minggu II, pada stadium rekonvalescen titer makin meninggi d. Identifikasi antigen : Elisa, PCR. IgM S typphi dengan Tubex TF cukup akurat dengan e. Identifikasi antibodi : Elisa, typhi dot dan typhi dot M

Pemeriksaan Dan Gambaran Laboratorik Demam tifoid: 1. Leukosit, akan terjadi peningkatan jumlah leukosit dalam tubuh (leukositosis) 2. SGOT dan SGPT akan mengalami peningkatan, tetapi dapat kembali normal setelah sembuhnya typhoid. 3. Biakan darah (+) memastikan Demam tifoid, orang yang hasil + maka orang tersebut sudah terjangkit Demam tifoid. (-) tidak menyingkirkan Demam tifoid artinya jika hasil negatif maka belum tentu orang tersebut tidak mengalami Demam tifoid

4. Uji widal reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody Aglutinin positif terhadap S. Thypii terdapat dalam serum penderita Demam tifoid dan carrier. Reaksi widal (+) : titer <>

Uji Widal Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin). Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella thypi terdapat dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang pernah divaksinasikan. Antigen yang digunakan pada uji widal adalah suspensi salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum disangka menderita typhoid.

Akibat infeksi oleh salmonella thypi, klien membuat antibodi atau aglutinin yaitu : Aglutinin O, yang dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari tubuh kuman). Aglutinin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari flagel kuman). Aglutinin Vi, yang dibuat karena rangsangan antigen Vi (berasal dari simpai kuman). Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang ditentukan titernya untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar klien menderita typhoid.

TERAPI

IDENTITAS PASIEN
Name Usia Alamat Pekerjaan Suku Bangsa Status Pernikahan : Tn. RF : 40 tahun : JL. Dewi Sartika, Jakarta Timur. : Karyawan swasta. : Jawa : Sudah Menikah

ANAMNESA
RPS Pasien datang ke IGD R.S. UKI dengan keluhan demam sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam dirasakan terus menerus dan meningkat pada sore hari. Awalnya 5 hari yang lalu pasien makan di warteg keesokan harinya keluhan muncul. Pasien sudah minum obat panadol 3x1 tab tapi keluhan tidak berkurang. Pasien juga ada keluhan sakit kepala, mual dan muntah sebanyak 2x, nafsu makan menurun, nyeri pada sendi, belum BAB sudah 2 hari. BAK lancar dan tidak ada keluhan. RPD : Pasien baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini. RPK : Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan seperti ini. RKP : Sehari-hari pasien sering membeli makanan di warteg dan di rumah makan dekat kantornya.

PEMERIKSAAN FISIK
KU Kesadaran Tekanan Darah Nadi Suhu RR Mata Leher meningkat THT Telinga Hidung Tenggorokan kotor. : TSS. : Compos mentis. : 120/70 mmHg. : 92 x/menit. : 38,4C. : 20 x/menit. : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-. : KGB tidak membesar, JVP tidak
: Liang telinga lapang/lapang, serumen +/+ : Sekret -/-, hiperemis -/-. : Tonsil T1/T1, hiperemis (-), lidah tampak

PEMERIKSAAN FISIK
Thoraks Inspeksi dan kiri. Palpasi Perkusi Auskultasi wheezing -/-. Abdomen Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
: Pergerakan dinding dada simetris kanan : Vocal fremitus simetris kiri dan kanan. : Sonor kiri dan kanan. : Bunyi nafas dasar vesikuler, rhonki -/-,

: Perut tampak datar. : Nyeri tekan (-). : Timpani. : Bunyi usus (+) 6 x/menit.

Ekstremitas : Akral hangat, capillary refill < 2, edema -

PEMERIKSAAN PENUNJANG
HEMATOLOGI DARAH Hemaglobin Leukosit Hematokrit Trombosit WIDAL S. Typhose H S. Paratyphi A H S. Paratyphi B H S. Paratyphi C H S. Thyphose O S. Paratyphi A O S. Paratyphi B O S. Paratyphi C O + 1/320 = 14,6 g/dL = 9.9 ribu/uL = 42,4 % = 271 ribu/uL

Negatif Negatif + 1/160


+ 1/160 + 1/320 Negatif Negatif

PENATALAKSANAAN
1.) Rawat inap. 2.) Diet: Lunaktidak merangsang. 3.) IVFD: IV RL/24 jam. 4.) Mm/: *Ceftriaxone inj 1x2gr (IV) * Ranitidine amp 2x1 (IV) * Ondancentron 2x4mg (IV) * Paracetamol tab 3x500mg (PO) * BD-GARD 2x1 (PO)

Anda mungkin juga menyukai