Ilustrasi
Penjualan produk agroindustri tahun ini 100 juta, menghasilkan keuntungan 10 juta 50% dari total penjualan = biaya bahan = 50 juta 20% dari total penjualan = biaya tenaga kerja = 20 juta Sisanya ? *30% adalah komponen biaya lain2* Jika seandainya 10% dari penjualan adalah keuntungan kotor, maka apabila perusahaan merencanakan untuk meningkatkan keuntungan sebesar 11juta, apakah yang dilakukan???
Pilihan : 1. Meningkatkan nilai penjualan dari 100 juta menjadi 110 juta 2. Mengurangi biaya tenaga kerja 1juta dari 20 juta, berarti biayanya turun 5% 3. Mengurangi biaya bahan sebesar 1 juta dari 50 juta, yang berarti perubahan sebesar 2%
Persediaan atau inventory = stok atau barang yang disimpan, baik itu berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan produksi Simpanan = bahan baku, bahan pembantu, kemasan, produk setengah jadi, produk jadi, suku cadang mesin, dll
Bahan Baku Bahan Baku WIP Produk Produk
Bahan Baku
Petani
Pemasok
AgroIndustri
Distributor/ Pengecer
Lingkup pengendalian persediaan mencakup : 1. Bahan baku atau komponen bahan untuk proses produksi 2. Produk setengah jadi atau bahan antara (work in process) 3. Produk jadi baik pada tingkat gudang pabrik, distributor atau pengecer
Persediaan yang diadakan mulai dari bahan baku sampai barang jadi berguna untuk :
Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang Menghilangkan resiko barang yang rusak Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan Mencapai penggunaan mesin yang optimal Memberi pelayanan yang sebaik-baiknya bagi konsumen
Jenis-jenis persediaan menurut fungsinya : 1. Batch stock/lot size inventory Persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barangbarang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan saat itu Keuntungan : 1. Potongan harga pada harga pembelian 2. Efisiensi produksi 3. Penghematan biaya angkutan
2. Fluktuation stock Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan 3. Anticipation stock Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam 1 tahun dan untuk menghadapi penggunaan, penjualan, atau permintaan yang meningkat
Pengawasan persediaan
Tujuan pengawasan persediaan : 1. Menjaga jangan sampai kehabisan persediaan 2. Supaya pembentukan persediaan stabil 3. Menghindari pembelian kecil-kecilan 4. Pemesanan yang ekonomis
No.
Nilai
Kelompok
71,4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 CD-84 B-28 B-15 G-25 A-34 A-21 H-10 CD-91 B-81 A-15 B-7 G-15 G-4 22.000.000 3.000.000 1.300.000 1.100.000 1.050.000 950.000 500.000 300.000 250.000 150.000 100.000 60.000 40.000 A B B 6.450.000 B B C C C C 2.350.000 C C C C 0,615 100 61,5 7,6 0,308 100 30,8 20,9 22.000.000 0,077 100 7,7
Jumlah
30.800.000
100
100
Kelompok A = 1 item 1/13 = 0,077 Persentase terhadap jumlah item dari kelompok A = 0,077 x 100% = 7,7 % Persentase terhadap nilai item dari kelompok A = (22.000.000/30.800.000) x 100% = 71,4 % Dst.
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 0
61,5
Manajemen harus melakukan pengendalian persediaan yang lebih ketat terhadap item-item persediaan pada kelompok A Pengendalian item kelompok B = ketat Pengendalian item kelompok C = kurang ketat
Keterangan
Cs = biaya pemesanan (ordering cost) Cc = biaya penyimpanan (carrying cost) per unit per tahun D = jumlah permintaan per tahun Q = optimum order size (yang akan dicari) D/Q = jumlah pesanan dalam setahun Q/2 = rata-rata persediaan
Q/2 . Cc = biaya penyimpanan per tahun D/Q . Cs = Biaya pemesanan per tahun TC = Q/2. Cc + D/Q . Cs
Biaya tersebut di atas merupakan fungsi dari orde size Total biaya minimum terjadi apabila dua komponen biaya antara pemesanan dan penyimpanan berpotongan Q/2 . Cc = D/Q .Cs Q2 = (2DCs)/Cc Q = (2D.Cs)/Cc
Jumlah Pemesanan
Waktu
TC = total biaya
Biaya
Biaya penyimpanan =
Q/2
Biaya pemesanan =
D/Q . Cs
Jumlah pemesanan
Contoh kasus : Diketahui : permintaan tahunan (D) = 3000 unit Cc = Rp 3 per unit per tahun Cs = Rp 5 per unit pesanan
Q = 2D.Cs/Cc = 2.5.3000/3 = 10000 = 100 unit Optimum size order sebesar 100 unit Total biaya dengan EOQ 100 unit sbb : TC(Q=100) = Q/2. Cc + D/Q . Cs =100/2 (3) + 3000/100 (5) = Rp 300,-
Jika D diukur dengan satuan uang (bukan unit), Cc diukur dengan nilai uang, Q diukur dengan satuan uang Maka : Harga per unit Rp 15,Permintaan per tahun sebesar = Rp 15,- x 3000 = Rp 45000,Sehingga, Cc = Rp. 3,-/Rp. 15,- = Rp. 0,2 per tahun Q (dalam Rp) = 2(Rp 5,-)(Rp 45000,-)/Rp. 0,2,= Rp. 1500, Optimal order quantity dalam rupiah adalah Rp. 1500,-
Sensitifitas biaya
Seandainya jumlah permintaan tahunan bukan 3000 unit tapi 4500 unit (50% diatas perkiraan) Q = 2D.Cs/Cc = 2(5)(4500)/3 = 15000 = 123 unit Terjadi kenaikan 23% pada Q, Tc ?? Tc (Q=123) = Q/2. Cc + D/Q . Cs 123/2 (3) + 4500/123 (5) = Rp 367,43 Persentase kenaikan biaya sebesar = 67,43/300 = 22,47% tingkat kesalahan perhitungan relatif kecil
Kebutuhan
L t2 t1
Waktu t t
1. Jumlah kekurangan persediaan itu adalah Q-L pada setiap interval waktu t 2. Kekurangan ini akan dipenuhi pada masa tenggang berikutnya (t2) 3. Sedangkan besarnya kehilangan persediaan sebesar Cp
Analisis biaya :
1. Biaya penyimpanan (holding cost/carrying cost) 2. Biaya pemesanan (ordering cost) 3. Biaya kehilangan persediaan (stock out/storage cost)
1. BIAYA PENYIMPANAN
Karena tingkat persediaan pada awal pemesanan sebesar L dan habis setelah waktu t1 dengan laju konstan, maka rata-rata persediaan selama t1 adalah .L Biaya penyimpanan rata-rata = (L)(t1)(Cc) L = tingkat persediaan pada awal pemesanan/putaran produksi Cc = biaya penyimpanan t1 = waktu persediaan awal habis t2 = masa tenggang pada saat persediaan awal habis dengan adanya pengiriman persediaan baru Q-L = jumlah kekurangan persediaan
Jumlah rata-rata kehilangan persediaan adalah (Q-L)(t2)(Cp) Apabila terjadi peningkatan jumlah pesanan sebesar t, maka Q = D.t Jumlah rata-rata biaya pemesanan (Cs ratarata) adalah (L2)(Cc)/Q Jumlah rata-rata biaya kehilangan persediaan (Cc rata-rata) adalah 2(Q-L)/2Q x Cp Jumlah rata-rata biaya (Lo) = Q(Cp)/Cc + Cp Jumlah pemesanan optimal (Qo) adalah 2(D)(Cs)/(Cc) x (Cc + Cp)/Cp
Contoh kasus : PT. Abu adalah perusahaan yang memproduksi blender sebanyak 20 unit setiap hari. Jika tidak dipenuhi maka dikenakan denda Rp 125,- setiap hari atas keterlambatan penyerahan per unitnya. Berdasarkan perhitungan, setiap unit akan dikenakan Rp 10,- sebagai biaya pergudangan setiap hari. Biaya set up untuk 1 putaran produksi Rp 62500,-. Putaran produksi selama 20 hari. Tentukan tingkat persediaan optimal untuk setiap awal putaran untuk menekan biaya sampai sekecil-kecilnya!
Jawab : D = 20 unit Cp = Rp 125,- per hari Cs = Rp 62500,- tiap putaran produksi Cc = Rp 10,- tiap hari Qo = 2(D)(Cs)/(Cc) x (Cc + Cp)/Cp = 2(20)(62500)/10 x (10+125)/125 = 519 unit L = Qo (Cp/(Cp + Cc)) = 519 (125/135) = 481 unit t0 = 519/20 = 26 hari Total biaya (Tc) = ((L2.Cc)/2Q) + ((Q-L)2.Cp)/2Q) + D.Cc/Q
Total biaya (Tc) = ((L2.Cc)/2Q) + (((Q-L)2.Cp)/2Q) + D.Cc/Q = 4812(10) + (59-481)2(125) + 20(62500) 2(519) 2(519) 519 = 2228,91 + 173,89 + 2409,48 = Rp 4811,28 Kalau terjadi masa tenggang (lead time), maka harus ditentukan tingkat persediaan minimal (Ro) Ditentukan Tt / t = banyaknya putaran produksi selama masa tenggang (harus bilangan bulat) Tt < t, Ro = D. Tt Tt > t, Ro = D. Tt (Tt/t).Q
Contoh : D = 5000 unit t = 0,05 Q0 = 250 Apabila masa tenggang masing-masing adalah 0,02 dan 0,08. Tt = 0,02 maka Tt/t = 0,02/0,05 = 0,4 ~ kurang dari 1 maka Ro = (0,02)(5000) =100 Tt = 0,08 maka Tt/t = 0,08/0,05 = 1,6 ~ dianggap = 1 maka Ro = (0,08)(5000) ((0,08/0,05)(250)) = 150
Lama setiap putaran per produksi : Karena persediaan bertambah dengan laju (P-D) setiap hari, maka tingkat persediaan maksimum :
Persediaan rata-rata :
Karena jumlah putaran produksi : D/Q Maka biaya set-up rata-rata : D/Q . Cs Jumlah seluruh biaya rata-rata adalah :
atau
Sebuah perusahaan coklat bar mendapatkan order untuk menyediakan 500 kotak setiap hari. Sebetulnya pabrik ini mampu memproduksi 1000 kotak coklat sehari, sehingga untuk memproduksi 3500 kotak coklat cukup dilakukan selama seminggu (500 x 7), pabrik cukup bekerja selama 3,5 hari. Berdasarkan hasil perhitungannya, biaya set up untuk setiap kali kerja adalah Rp. 10000,- dan biaya penyimpanan untuk setiap kotak adalah Rp 10,- per hari. Jadi, D = 500 P = 1000 Cs = Rp 10000,Cc = Rp 10,-
Kesimpulan, kalau dibandingkan total biaya rata-rata produksi Q0 = 1414 kotak dengan Q = 1000 kotak, maka Q0 menghemat sebesar Rp.7500 Rp.7071 = Rp. 429,- untuk setiap putaran produksi Menghemat waktu dari 3,5 hari itu menjadi 3 hari
Q1
Q2
Kuantitas
Garis yang tidak terputus adalah rata-rata biaya tahunan dari berbagai kemungkinan volume pembelian
Untuk memecahkan masalah persediaan dengan potongan harga, jumlah permintaan harus dikalikan dengan harga diskon Terdapat 2 macam harga : 1. P1 yaitu harga beli pertama, tanpa ada diskon 2. P2 yaitu harga beli kedua, dengan ada diskon Untuk mencari jumlah pemesanan yang optimum, dipergunakan persamaan : 1. TC1 = Q/2 (Cc) + D/Q (Cs) + P1.D ~ tanpa diskon 2. TC2 = Q/2 (Cc) + D/Q (Cs) + P2.D ~ ada diskon
Contoh : Diketahui permintaan tahunan (D) sebanyak 3000 unit. Harga per unit = Rp 15, Biaya penyimpanan (Cc) = Rp 3,- per unit per tahun Biaya pemesanan (Cs) = Rp 5,- per pesanan Biaya Untuk pembelian minimal 1000 unit, diberikan potongan Rp 1,- per unit. Ditanya : 1. Berapa keuntungan akibat potongan harga? 2. Tambahan biaya akibat naiknya persediaan? 3. Tambahan keuntungan akibat pengurangan biaya pemesanan?
1. Keuntungan akibat adanya potongan harga adalah (Rp 1,- per unit) x (3000 unit/tahun) = Rp. 3000,- per tahun 1. Tambahan biaya akibat naiknya persediaan?
Q = 100 unit adalah persediaan optimum sebelum ada kenaikan pembelian baru sebanyak 1000 unit Cc dengan potongan harga = Rp 15 Rp 1 = Rp 14
Sehingga Cc baru = 14/15 (Rp 3) = Rp. 2,8
Tambahan biaya akibat meningkatnya biaya penyimpanan adalah : Cc baru (rata-2 persediaan yang baru) Cc (rata-2 persediaan lama) = Cc(Q/2) Cc (Q/2) = Rp 2,8 (1000/2) Rp 3 (100/2) = Rp 1400 Rp 150 = Rp 1250,-
3. Tambahan keuntungan akibat pengurangan biaya pemesanan adalah : Cs x (penurunan biaya pemesanan setiap tahun) = Cs [(3000/100) (3000/1000)] = Rp 5 (30 3) = Rp 5 (27) = Rp 135,Jadi tambahan keuntungan sebesar : Rp 3000 Rp 1250 + Rp 135 = Rp 1885,-
Karena nilainya positif, maka keputusan mengambil potongan harga dapat diterima