Nama
: Felicia Stephanie
Nuraini__________________________
NIM/Klp
ACTIVITY
FORMATIF
ASSESSMENT
ASSESSMENT
FORMFORM
#4 #6
Identifikasi
Diagnosis
Klasifikasi lesi
Lesi vesikoulceratif
___________________________________________________________
____________________________
Nomenklatur ICD-X
B00. 8
___________________________________________________________
___________________________
B. Epidemiologi (insidensi/ Biasanya terjadi pada seseorang yang berusia 20-30 tahun dengan lesi
prevalensi/demografi)
autoinakulasi dari HSV-2 dengan tipe lesi genital. Dan ini biasanya
menginfeksi orang yang bekerja dalam lingkup kesehatan yang
bersentuhan dengan sekresi atau membran mukosa seperti dokter gigi.
Anak-anak usia kurang dari 10 tahun sering terkena dampak dari lesi
autoinakulasi dari HSV-1 ginggivostomatitis. Usia puncak dalam pediatrik
adalah 2 tahun . Tingkat kekambuahn pada Herpetic withlow pada anakanak dan orang dewasa sama, dengan tingkat yang sebanding pada kasus
HSV-1 dan HSV 2 .Beberapa lesi pada beberapa jari dilaporkan pada 19%
kasus pediatrik. Whitlow sering terlihat dalam empat situasi khas.
Pertama, bayi dengan herpes gingivostomatitis yang dapat autoinoculasi
jari-jari mereka. Kedua, bayi tanpa penyakit mulut yang jelas, kadangkadang disebabkan oleh orang dewasa yang terinfeksi mencium jari-jari
anak-anak mereka. Ketiga, pada pasien yang aktif secara seksual, lebih
sering whitlow adalah manifestasi dari penyakit kelamin bersamaan.
Keempat, dokter gigi, ahli terapi pernapasan, perawat, dan dokter anak
yang kadang-kadang memeriksa rongga mulut tanpa mengenakan sarung
tangan.
___________________________________________________________
___________________________
1
C. Etiologi
F.
Histopatologi lesi
H. Gold standar
pemeriksaan/
pemeriksaan penunjang
___________________________________________________________
___________________________
I. Konsep dasar perawatan Perawatan berkonsep dasar kuratif yaitu mengobati dan mengurangi
resiko penyebaran lebih lanjut. Infeksi paling sering mengenai ruang
pulpa distal dan terkadang di proksimal dan lipatan kuku lateral. Jari-jari
lebih sering terkena daripada ibu jari.Beberapa laporan kasus pasien
AIDS dengan whitlow menggambarkan bentuk yang sangat agresif dan
destruktif dari penyakit.Sekitar 20% dari pasien mengalami infeksi
berulang yang cenderung kurang parah daripada yang asli.
J. Medikasi.
1) Aplikasi topikal dari idoxuridine telah digunakan dalam pengobatan,
tetapi tidak jelas apakah agen ini mengurangi durasi infeksi.
2) Asiklovir sistemik dapat mempersingkat perjalanan penyakit dan
mengurangi lesi multifokal pada pasien anak-anak. Acyclovir dianjurkan
pada pasien immunocompromised untuk mengurangi risiko penyebaran
sistemik.
3) Famsiklovir:digunakan untuk pasin yang memiliki sakit hepar.
Digunaan juga untuk mengatasi herpes zoster dan virus varisella
4) Valasiklovir: merupakan obat yang lebih cepat dari asiklovir dan
lebih mahal.
___________________________________________________________
___________________________
Referensi
1. )Crocetti, Michael dkk. 2004. Oskis Essential Pediatrics. USA :
Lippincott-Raven.
2.) Greenberg, Michael I. 2005. Greenbergs Text-Atlas of Emergency
Medicine. USA : Lippincott Williams & Wilkins.
3. )Gill MJ, Arlette J, Buchan K. Herpes simplex virus
infection of the hand. a profile of 79 cases. Am J Med.
1988;84:89-93
4. )Nikkels AF, Pierard GE. Treatment of mucocutaneous presentations of
herpes simplex virus infections. Am J Clin
Dermatol. 2002;3:475-487
5.) Omori M S.dkk. http://emedicine.medscape.com/ diakases pada 7
Maret 2014
6.) Stanberry LR. Pathogenesis of herpes simplex virus infection and
animal models for its study. Curr Top Microbiol Immunol.
1992;179:15-30
7.) Szinnai G, Schaad UB, Heininger U.Multiple herpetic whitlow lesions
in a 4-year-old girl: case report and review of the literature. Eur J Pediatr.
2001;160: 528-533
8.)Wolfson, Allan B. dkk. 2010. Harwood-Nuss Clinical Practice of
Emergency Medici ne. USA : Lippincott Williams & Wilkins.