Anda di halaman 1dari 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.

1 Terminologi dan Morfologi Gigi Morfologi perkembangan adalah studi tentang tahap-tahap perkembangan jaringan atau organ serta perubahan struktur yang terjadi selama peristiwa perkembangan organ berlangsung. Morfologi perkembangan gigi membahas tentang kejadian gigi mulai sejak tahap uterinal hingga akhir masa fungsionalnya (Grossman, 1995). Bagian-bagian dari rahang adalah sebagai berikut, maksila = rahang atas, mandibula = rahang bawah, superior = atas, inferior = bawah, dextra / dexter = kanan, sinistra / sinister = kiri. Sedangkan bagian-bagian dari arah gigi adalah labial = bibir !labium", lingual = lidah, fasial = muka, palatum = langit-langit, mesial = sisi yang berhadapan dengan garis median, distal = sisi yang bertolak belakang dengan garis median, bukal =sisi yang berhadapan dengan pipi !#tjingningsih, $%%$". &aris median adalah garis 'ertikal yang melalui tengah-tengah dari muka dan seolah-olah membagi muka menjadi dua bagian yang sama besarnya kiri dan kanan atau yang membagi titik kontak sentral insisi'us kiri, kanan, atas dan bawah !#tjingningsih, $%%$". 2.1.2 Morfologi Gigi Permanen 1. Gigi Incisivus Te a! Per ama A as
&igi #n(isi'us sentral atas adalah gigi kesatu di rahang atas, yang terletak dikiri kanan dari garis tengah / median !#tjingningsh, $%%$".

Gambar 1. Insisivus sentral atas kanan )iri #dentifikasi *tama $. +ermukaan mesial lurus dan terletak pada sudut tegak lurus tajam ke tepi insisal. Sudut disto-insisal lebih bulat ,. Mahkota besar, dibandingkan akar-merupakan gigi anterior terbesar

-. .Marginal ridge/ (ukup jelas pada permukaan palatal (ekung, dengan (ingulum berkembang baik. 0. mahkota berinklinasi ke palatal1 akar berinklinasi sedikit ke distal. 2. permukaan labial (embung dan halus. 3. .)er'i(al margin/ paling berkelok pada sisi mesial. 4. 5kar tunggal merun(ing, dengan potongan melintang berbentuk segitiga membulat dan salah satu permukaan yang agak datar menghadap ke labial !&eoffrey ). 'an Beek, $%%3". 2. Incisivus Kedua A as &igi ini adalah gigi ke- , dari garis tengah. Bentuk fungsionalnya sama dengan #$ atas, sehingga mempunyai tugas yang sama di dalam mulut, yakni untuk menggigit dan memotong makanan. 6ibandingkan dengan #$ atas, dimensi koronanya lebih ke(il dalam semua jurusan dan bentuknya lebih bulat. 5karnya lebih langsing dan apeksnya run(ing. #, atas mempunyai banyak 'ariasi / anomali !#tjingningsh, $%%$". Gambar 2. Insisiv lateral atas kanan "iri Iden ifi#asi U ama $ $. Sudut mesio-insisal lan(ip1 sudut disto-insisal lebih membulat. ,. 7epi insisal jelas miring ke bawah ke permukaan distal yang lebih pendek. -. mahkota lebih membulat, lebih pendek dan lebih sempit dimensi mesio distal daripada in(i(i'us pertama atas. 0. )ingulum pada permukaan palatal sering menutupi lubang foramen (ae(um in(isi'um. 2. +ermukaan palatal lebih (ekung daripada in(isi'us pertama atas. 3. 5kar tunggal yang merun(ing halus ke apeks, run(ing yang membengkok ke distal. 4. .)er'i(al margin/ lebih berkelok-kelok pada permukaan mesial daripada permukaan distal !&eoffrey ). 'an Beek, $%%3". %. Incisivus Per ama Ba&a' #n(isi'us pertama bawah adalah gigi pertama di rahang bawah, kanan atau kiri dari garis tengah. +ada umumnya, gigi ini adalah gigi yang paling ke(il dalam lengkung gigi. 8ebar koronanya sedikit lebih besar dari setengah ukuran

mesio distal insisi'us pertama atas, tetapi lebar labio-lingualnya hanya lebih ke(il $ mm. perbaikan tidak mudah dilakukan pada gigi ini, tetapi untungnya, gigi ini jarang sekali perlu diperbaiki. 5karnya, satu, sempit mesio-distal, panjang akar hampir sama dengan insisi'us pertama atas dan apeksnya bengkok ke distal !#tjingningsh, $%%$". )iri #dentifikasi *tama $. 5kar tunggal, mendatar mesio-distal dan (enderung bengkok ke distal. ,. 7epi insisal tegak lurus terhadap garis yang membagi dua mahkota labio lingual. -. +anjang akar $, mm. 0. 5lur longitudinal distal akar lebih jelas daripada mesial. 2. &igi terke(il pada gigi-geligi tetap !&eoffrey ). 'an Beek, $%%3". (. Incisivus Kedua Ba&a' $. #a sedikit lebih ke(il daripada in(isi'us pertama bawah1 mahkota berbentuk kipas dan tepi insisal lebih lebar mesiodistal. ,. Sisi insisal tepi insisal tidak tegak lurus terhadap garis yang membelah dua akar, tetapi terpuntir ke distal, dalam arah lingual, mengikuti garis lengkung gigi. -. +anjang akar $0 mm. 0. +ermukaan mesial mahkota sedikit lebih panjang daripada distal, sehingga tepi insisal sedikit miring. 2. . Marginal ridge/ mesial dan distal samar-samar, tetapi lebih menonjol daripada in(isi'us pertama bawah !&eoffrey ). 'an Beek, $%%3". ). Kaninus A as 9aninus / )anine / )uspid adalah gigi ke : - dari garis tengah, dan satu : satunya gigi di rahang yang mempunyai $ cusp. &igi ini diberi nama 9aninus karena pertumbuhan gigi ini pada binatang Carnivorous baik sekali !mis. anjing" sebab mempunyai akar yang terpanjang dan terbesar sehingga gigi ini kuat sekali. 9oronanya adalah korona yang terpanjang di dalam mulut dan berbentuk baik sekali baik kekuatan terhadap stress dan pemakaian maupun kebersihan. +ada umumnya gigi ini adalah gigi terakhir yang akan tanggal, kadangkala masih tetap di rahang sesudah gigi lainnya hilang. Seringkali dipakai untuk pegangan dari geligi tiruan. 9arena posisinya dalam rahang, panjang dan angulasi akarnya maka

gigi 9aninus menjadi struktur yang penting dari muka, yang member karakter, kekuatan dan ke(antikan !#tjingningsh, $%%$". )iri #dentifikasi *tama $. )uspis tunggal run(ing kira-kira segaris dengan sumbu panjang akar. ,. 8ereng distal (uspis lebih panjang daripada lereng mesial dan menyatu dengan permukaan distal (embung. -. +roporsi keseluruhan kekar panjang. 0. Bagian labial (embung jelas dan (ingulum palatal besar. 2. &aris (er'ikal kurang berkelok pada permukaan distal. 3. 5kar tunggal sangat panjang dengan potongan melintang segitiga membulat. 4. +ermukaan disto dan mesio-palatal akar sering beralur longitudinal !&eoffrey ). 'an Beek, $%%3".

Gambar 3 dan 4. Caninus atas dan bawah *. Kaninus Ba&a' 7ugas kaninus bawah dan atas sama, sehingga glnya dari semua permukaan sama. 9oronya lebih panjang ser'iko : insisal dan lebih sempit mesio : distal daripada ) atas. Singulumnya tidak begitu nyata. +ada permukaan mesial dan distal, bagian sepertiga ser'ikal tidak begitu tebal. +ermukaan lingual lebih rata daripada permukaan lingual dari ) atas, hampir sama dengan lain : lain gigi geligi depan bawah. +ada umumnya ujung akar melengkung ke distal, tetapi kadang : kadang juga terdapat ) dengan ujung akar yang membengkok ke mesial. ;ika ) ini belum aus, gigi ini adalah gigi yang paling panjang di dalam mulut !#tjingningsih, $%%$". )iri #dentifikasi *tama $. +rofil distal mahkota lebih membulat daripada mesial. ,. mahkota lebih sempit mesiodistal dibanding (aninus atas, sehingga mahkota tampak lebih besar sebanding. -. <anya (aninus bawah yang mungkin mempunyai akar berbifurkasi, suatu 'ariasi yang tidak jarang terjadi.

0. 8ereng mesial (uspis lebih pendek daripada yang dista 2. )ingulum kurang jelas bila dibanding dengan (aninus atas. 3. +ermukaan labial dari mahkota kurang lebih segaris lurus dengan akar. 4. +ermukaan labial dari mahkota bersambung lengkung longitudinal dengan akar. =. +ada kebanyakan kasus, akar (enderung bengkok sedikit ke distal. Mahkota tampak miring ke distal dalam hubungan dengan akar !&eoffrey ). 'an Beek, $%%3".

+. Premolar Per ama A as $. 5kar dua !bukal dan palatal" dan inklinasi ke distal. ,. )usp dua buah !bukal dan palatal", (usp bukal lebih besar dari palatal. -. 8ereng mesial (usp bu(al lebih panjang dari distal. 0. )usp palatal sedikit miring ke mesial. 2. Bagian oklusal lebih angular dari +remolar kedua. ,. Premolar Kedua A as $. 5kar tunggal, mesiodistal datar dan lebih panjang dari premolar pertama atas. ,. )usp bukal dan palatal lebih ke(il dan lebih rendah dari premolar pertama atas. -. 8ereng mesial bukal (usp lebih pendek dari distal. 0. Bagian oklusal o'al. -. Premolar Per ama Ba&a' $. >ossa oklusal distal lebih besar dari mesial. ,. )usp bukal besar dan run(ing, (usp lingual ke(il. -. Mahkota inklinasi ke palatal+ermukaan bukal mahkota (embung, permukaan lingual hampir lurus. 0. Bagian oklusal sirkular, menndatar pada mesiolingual. 2. 5kar tunggal, bulat dan inklinasi ke distal.
1.. Molar Per ama A as

$. &igi molar paling besar. ,. Mempunyai 0 (usp dengan mesiopalatal paling besar dan distopalatal paling ke(il.

-. )usp bukal lebih run(ing dari (usp palatal. 0. Bukolingual mahkota lebih besar dari mesiodistal. 2. 7erdapat tuber(ulum (arabelli pada (usp mesiopalatal. 3. 5kar tiga, dan terpisah, akar palatal paling panjang dan mengembang, akar bukal berinklinasi ke distal. 4. Bagian oklusal berbentuk jajaran genjang 11. Molar Per ama Ba&a' $. &igi terbesar pada rahang bawah. ,. Mempunyai 2 (usp, - bukal dan , lingual. -. +ermukaan bukal berinklinasi ke lingual. 0. Mesiodistal mahkota lebih besar dari bukolingual. 2. Bagian oklusal berbentuk segi empat. 3. Mempunyai , akar, akar mesial lebih panjang, akar distal lebih bulat.
!#tjingningsh, $%%$".

2.1.2

Per/edaan Gigi Susu dan Permanen

1. +ada gigi susu tidak ada gigi premolar atau gigi yang menyerupai premolar. 2. 5kar gigi susu mengalami responsi. 3. +ada gigi susu tidak terbentuk sekunder dentin. 4. +ermukaan fasial gigi susu lebih li(in dari pada gigi permanen. 5. &igi geligi susu lebih putih dari pada gigi geligi permanen. 6. +ermukaan bukal dan lingual dari gigi molar susu lebih datar dari pada gigi molar permanen. 7. *kuran mesio distal lebih lebar dari pada ukuran ser'iko insisalnya dibandingkan dengan gigi permanen. 8. *kuran mesio distal akar : akar gigi susu anterior sempit. 9. Bentuknya menyerupai bentuk elemen yang bersangkutan pada gigi geligi permanen tetapi lebih ke(il. 10. Ser'ikal ridge pada pandangan bukal dan lingual dari gigi molar susu lebih tegas dari pada molar tetap. 11. ?uang pulpa gigi susu lebih besar daripada rung pulpa gigi permanen. 12. Se(ara keseluruhan ukuran gigi susu lebih ke(il daripada gigi permanen !#tjingningsih, $%%$".

Tabel Pola dan tatus !rupsi Gi"i

1.

2.1.% Kelainan Per um/u'an 0an Per#em/angan Gigi a. Kelainan U#uran Gigi 1. Ma#rodonsia Makrodonsia yaitu suatu keadaan yang menunjukkan ukuran gigi lebih besar dari normal, hampir =@ A lebih besar !bisa men(apai 4,4-%,, mm". 9eadaan ini jarang dijumpai, sering di 66 !6iferensial 6iagnosa/6iagnosa Banding" dengan >usion 7eeth. &igi yang sering mengalaminya adalah gigi insisi'us satu atas !B)C *S*, ,@@=". 2. Mi#rodonsia 9eadaan yang menunjukkan ukuran gigi lebih ke(il dari normal. Bentuk koronanya !mahkota" seperti (oni(al atau peg shaped. Sering diduga sebagai gigi berlebih dan sering dijumpai pada gigi insisi'us dua atas atau molar tiga. *kuran gigi yang ke(il ini dapat menimbulkan diastema !B)C *S*, ,@@=". /. Kelainan Saa 1ru!si 1. Na al dan Neona al Tee ' Banyak istilah yang digunakan untuk menerangkan gangguan waktu erupsi gigi sulung yang erupsi sebelum waktunya, seperti istilah gigi kongenital, gigi fetal, gigi predesidui atau gigi pre(oks. Massler dan Sa'ara !$%2@" menggunakan istilah gigi natal dan neonatal. 6efinisi &igi Datal adalah gigi yang telah erupsi/telah ada dalam mulut pada waktu bayi dilahirkan. 6efinisi &igi Deonatal

adalah gigi yang erupsi selama masa neonatal yaitu dari lahir sampai bayi berusia -@ hari !B)C *S*, ,@@=". Erupsi normal gigi insisi'us sulung bawah dimulai pada usia 3 bulan, jika gigi sulung erupsi semasa --3 bulan kehidupan disebut gigi predesidui. &igi ini merupakan gigi sulung yang erupsinya prematur, jadi tidak termasuk gigi supernumerary atau gangguan pertumbuhan lainnya !B)C *S*, ,@@=". 2. Kis a 1ru!si 9ista erupsi atau eruption (yst adalah suatu kista yang terjadi akibat rongga folikuler di sekitar mahkota gigi sulung/tetap yang akan erupsi mengembang karena penumpukan (airan dari jaringan atau darah !B)C *S*, ,@@=". %. Gigi Molar Sulung 2ang Ter!endam 7erbenamnya gigi molar sulung disebut juga dengan Submerged teeth yaitu suatu gangguan erupsi yang menunjukkan gagalnya gigi molar sulung mempertahankan posisinya akibat perkembangan gigi disebelahnya sehingga gigi molar sulung tersebut berubah posisi menjadi di bawah permukaan oklusal !B)C *S*, ,@@=". &igi molar dua sulung rahang bawah lebih sering terkena, bahkan ada penelitian yang menemukan bahwa gigi tersebut terbenam seluruhnya sampai di bawah gingi'a. Mekanisme terbenamnya belum diketahui dengan pasti, diduga berhubungan dengan ankilosis, yang disebabkan pengendapan tulang yang berlebihan selama fase resorpsi dan reposisi !perbaikan" yang merupakan (iri normal resorpsi akar pada gigi sulung. +ergerakan ke arah oklusal dari gigi molar dua sulung terhambat atau terhenti sehingga gigi tersebut terletak di bawah permukaan oklusal gigi molar satu sulung dan molar satu tetap (#C$ % %, &''().

Gambar 5 dan 6 . )olar *an" +erpendam (. 1ru!si e# o!i# gigi molar !er ama e a!

Erupsi ektopik yaitu erupsinya gigi molar pertama tetap yang keluar dari posisinya di lengkung rahang, mendorong molar dua sulung sehingga terjadi resorpsi sebagian atau seluruhnya dari molar dua sulung. ?esorpsi terjadi di sebelah distal molar sulung !B)C *S*, ,@@=". ). 1ru!si Gigi Te a! 2ang Ter unda Meskipun keterlambatan erupsi gigi dapat dihubungkan dengan keadaan tertentu misalnya sindrome down, keterlambatan erupsi gigi yang terlokalisir lebih sering pada gigi tetap dibandingkan gigi sulung (#C$ % %, &''() .Beberapa penyebabnya &igi #nsisi'us. 6isebabkan resorpsi yang terlambat dari gigi insisi'us sulung akibat trauma atau kematian pulpa, dilaserasi mahkota gigi yang akan erupsi, dens supernumerari yang berada dijalan gigi yang akan erupsi atau disebabkan kehilangan gigi sulung yang dini sehingga terjadi penebalan jaringan dan gigi sukar erupsi. &igi 9aninus. 6isebabkan jalur erupsi gigi kaninus tidak sebagaimana mestinya, mengalami penyimpangan. Sering terjadi pada rahang atas. &igi premolar. 5danya impaksi !tekanan" kearah gigi-gigi lain disebabkan angulasi abnormal !sehingga gigi yang akan erupsi mengalami penyimpangan". 6apat juga disebabkan gigi berjejal, resobsi yang terlambat dari gigi molar sulung atau terpendamnya molar sulung sehingga premolar tidak dapat erupsi. &igi Molar. 5danya impaksi ke arah lain !B)C *S*, ,@@=". 2.2 Ana omi Gigi dan Jaringan Pendu#ungn3a 44444 Email adalah jaringan yang berfungsi untuk melindungi tulang gigi dengan Fat yang sangat keras yang berada di bagian paling luar gigi manusia. 7ersusun dari sel ameloblast !penghasil matriks email". Merupakan bagian tubuh yang terkeras, rentan terhadap serangan asam!makanan atau sisa metabolisme bakteri", tidak mengandung persyarafan, tersusun atas %3 A lapisan anorganik !garam kalsium, hidroksiapatit", $A lapisan organik, dan sisanya air. Carna enamel dipengaruhi perkembangan gigi, ekstrinsik stains, penggunaan antibotik, fluoride yg berlebihan, 6entin merupakan struktur penyusun gigi terbesar, atap bagi rongga pulpa, menyerupai struktur tulang, komposisinya adalah mineral 3%.-A, organik $4.2 A, air $-., A.

)ementum

merupakan

salah

satu

jaringan tidak

penyangga

gigi

yang

komposisinya serupa tulang,

sementum

memiliki pembuluh darah, sebagai medium

pada api(al radiks menebal, berisi sementosit !sel mirip osteosit", menghubungkan fiber ligament periodontal ke permukaan gigi, peran utama untuk perlekatan ligamen periodontal ke gigi untuk keseimbangan +ulpa terdiri atas jaringan ikat longgar, unsur utama odontoblast, fibroblast, serabut kolagen halus, dan glikosaminoglikan, ruang pulpa meliputi pulpa, saluran akar, foramen apikal. &ingi'a merupakan membran mukosa, tersusun atas epitel berlapis gepeng, melekat pada email gigi, melindungi jaringan ikat di bawahnya selama proses mastikasi, epitelnya menghubungkan epitel pada mulut dengan gigi, +eriodontal 8igament mempunyai dua fungsi yaitu sebagai Sumber nutrisi !membekalkan nutrisi kepada (ementum, tulang dan gingi'al" dan sensori !dipersarafi oleh serabut saraf sensori yang berfungsi untuk menghantarkan stimulus sentuhan, tekanan, dan nyeri". >ungsi fisikal sarung untuk melindungi pembuluh darah, serabut saraf daripada luka yang di sebabkan oleh tekanan mekanikal. 5l'eolar Bone merupakan bagian dari tulang mandibular dan maksila yang mengelilingi gigi berfungsi sebagai pembentuk dan penyokong tooth sockets. 2.% Nomen#la ur Gigi nomenklatur adalah (ara menulis gigi geligi. 5da beberapa (ara penulisan nomenklatur diantaranya yaitu !#tjingningsih, $%%$" 1. "ara 5igmond3 Gigi Te a! )ontoh Gigi Susu ,+*)(%2112%()*+, ,+*)(%2112%()*+, +, atas kanan = 2 #$ bawah kiri = $ 6 I6 III II I I II III I6 6 6 I6 III II I I II III I6 6 )ontoh ( bawah kanan = ### M, atas kiri = G kamar

2. "ara Palmer7s )ara yang paling mudah dan uni'ersal untuk dental record Gigi Te a! )ontoh Gigi Susu ,+*)(%2112%()*+, ,+*)(%2112%()*+, +, atas kanan = 2 #$ bawah kiri = $ 10"BAAB"01 10"BAAB"01 )ontoh ( bawah kanan = ), m, atas kiri = E %. "ara Ameri#a Haitu dengan (ara menghitung dari atas kekiri, kekanan, kebawah kanan lalu kebawah kiri Gigi Te a! 8 pakai angka biasa 9 1* 1) . . . . . . . . 1+ 1, . . . . . . . 2( )ontoh , . . . . . . . . . .2 1 2) . . . . . . . %1 %2

+, atas kanan = $#$ bawah kiri = ,2

Gigi Susu 8 pakai huruf romawi " : I: . . . . . . . . 6I 6 I6 . . . . . . . . . I :I :II . . . . . . . :6 :6I :6III . . . . :: )ontoh ( bawah kanan = I### M, atas kiri = # (. "ara A!!lega e 9ebalikan dari (ara 5merika yaitu dengan (ara menghitung dari atas kanan, kekiri, kebawah kiri, lalu kebawah kanan Gigi Te a! )ontoh Gidi Susu 12..........., %2 %1 . . . . . . . . 2) +, atas kanan = 0 #$ bawah kiri = ,0 I II . . . . . . . . . . . . 6 6I . . . . . . . . . . . . . : :: :I: . . . . . . . :6I :6 . . . . . . . . . . . . :I - . . . . . . . . . . . 1) 1* 2( . . . . . . . . . . 1, 1+

)ontoh ( bawah kanan = IG### M, atas kiri = I ). "ara 'aderu! Gigi Te a! )ontoh Gigi Susu )ontoh ( bawah kanan = @- M, atas kiri = J @2 *. "ara G. B. 0en on Gigi Te a! )ontoh Gigi Susu 2 % 1 ( ; < ; <

+, atas kanan = 2 J #$ bawah kiri = -$

+, atas kanan = ,.2 #$ bawah kiri = 0.$ / " a d

)ontoh ( bawah kanan = (.M, atas kiri = a.2 +. Sis em 2 Ang#a dari In erna ional 0en al =edera ion Gigi Te a! kuadran" 1 ( 2 % !5ngka kedua menunjukan gigi apa dalam

)ontoh +, atas kanan = $2 #$ bawah kiri = -$ Gigi Susu ) , * +

)ontoh ( bawah kanan = =m, atas kiri = 32 9euntungan (ara ini mudah dimengerti, diajarkan, di(etak, ditulis dan dipindahkan ke komputer.

,. "ara U rec' > Belanda 6engan menggunakan tanda-tanda S I d s $ Su!erior > A as $ Inferior > Ba&a' $ 0e? er > Kanan $ Sinis er > Kiri

Gigi Te a! 8 mengguna#an @uruf Besar 9 )ontoh +, atas kanan = +,Sd #$ bawah kiri = #$#s Gigi Susu 8 Pa#ai @uruf Kecil 9 )ontoh ( bawah kanan = (#d m, atas kiri = m,S 2.( Adon ologi =orensi# +engertian forensik menurut 6orland !,@$@", forensik adalah berkaitan dengan suatu tempat jual-beli atau tempat pertemuan umum berkenaan dengan atau dilakukan dalam peristiwa hukum !6orland, ,@$@". +engertian forensik menurut identifikasi ilmu kedokteran gigi forensik. Hang dimaksud dengan identifikasi ilmu kedokteran gigi forensik adalah semua aplikasi dari disiplin ilmu kedoktaran gigi yang terkait dalam suatu penyidikan dalam memperoleh data- data post mortem, berguna untuk menentukan otentitas dan identitas korban maupun pelaku demi kepentingan hukum dalam suatu proses peradilan dan menegakkan kebenaran !8ukman, ,@@3". 5da beberapa jenis identifikasi melalui gigi geligi dan rongga mulut yang dapat dilakukan dalam terapan semua disiplin ilmu kedokteran gigi yang terkait pada penyidikan demi kepentingan umum dan peradilan serta dalam membuat surat keterangan ahli !8ukman, ,@@3". 5pabila seorang dokter gigi dengan surat permintaan sebagai anggota penyidik, anggota tim identifikasi, dan sebagai saksi ahli apabila hakim sulit memutuskan sesuatu perkara dalam suatu sidang peradilan sedangkan pada tubuh korban terdapat pola bekas gigitan, menggunakan gigi palsu, serta seluruh datadata gigi yang telah dilakukan dari semua disiplin ilmu kedokteran gigi maka

hakim akan meminta seorang ahli untuk memastikan hal tersebut diatas demi memantapkan keputusan yang akan diambilnya !8ukman, ,@@3". <al tersebut di atas sesuai dengan dasar hukum pasal $--,pasal ,00,pasl ,0,, pasal $-@, dan pasal 2@ dari 9*<+ serta pasal : pasal lain yang menunjang !8ukman, ,@@3". 5. #dentifikasi ilmu kedokteran gigi forensik ada beberapa ma(am antara lain $. #dentifikasi ras korban maupun pelaku dari gigi geligi dan antropologi ragawi. ,. #dentifikasi seks atau jenis kelamin korban melalui gigi geligi dan tulang rahang serta antropologi ragawi. -. #dentifikasi umur korban ! janin " melalui benih gigi. 0. #dentifikasi umur melalui gigi sementara (decidui), 2. #dentifikasi umur korban melalui gigi (ampuran. 3. #dentifikasi umur korban melalui gigi tetap. 4. #dentifikasi korban melalui kebiasaan menggunakan gigi. =. #dentifikasi korban dari pekerjaan menggunakan gigi %. #dentifikasi golongan darah korban melalui air liur. $@. #dentifikasi golongan darah korban melalui pulpa gigi. $$. #dentifikasi 6D5 korban dari analisa air liur dan jaringan dari sel dalam rongga mulut. $,. #dentifikasi korban melalui gigi palsu yang dipakainya. $-. #dentifikasi wajah korban dari rekrontruksi tulang rahang dan tulang -acial, $0. #dentifikasi wajah korban. $2. #dentifikasi korban melalui gigitan pelaku. $3. #dentifikasi korban melalui eksklusi pada korban masal. $4. ?adiologi ilmu kedokteran gigi forensik. $=. >otografi ilmu kedokteran gigi forensik. $%. .ictim Identi-ication -orm !8ukman, ,@@3". Semua data-data yang diperoleh dalam identfikasi di atas dituangkan dalam formulir baku mutu nasional yaitu ke dalam formulir korbn tindak pidana yang berwarna merah yang disebut dengan data postmortem, pada korban hidup tetap

pula ditulis ke dalam formulir yang sama sedangkan data- data semasa hidup ditulis ke dalam formulir antemortem yang berwarna kuning. <al ini berlaku pula pada pelaku, ia mempunyi kedua penulisan data pula antemortem dan postmortem pada kertas yang berwarna kuning dan merah !8ukman, ,@@3". 2.(.1 Iden ifi#asi Secara Umum

+erlu pula kita ketahui identifikasi ilmu kedokteran forensik umum karena pada negara-negara maju tim penyidik dan tim identifikasi anggotanya terdapat dokter gigi dengan demikian ada baiknya dokter gigi mengetahui identifikasi se(ara umum !8ukman, ,@@3". #dentifikasi se(ara umum antara lain $. 6okumen yang terdapat pada busana korban berupa 97+, S#M, kartu kredit, kartu sekolah, kartu mahasiswa, kartu karyawan, name ta" dari instansi korban. 5dakalanya mayat tanpa sepu(uk surat identifikasi pun pada tubuhnya, sehingga perlu dilakukan identifikasi terhadap mayat tersebut. Biasanya yang perlu diteliti untuk keperluan itu adalah ,. +akaian atau busana a" Bentuk pakaian berupa (elana panjang / pendek, gaun, sarung kebaya dsb b" )orak pakaian (ontohnya bunga-bunga, garis-garis, motif tertentu dsb (" Merk pakaian yang dikenakan dapat diketahui dari konfeksi, tukang jahit, dsb d" Domor binatu !laundr* mark) yang kemungkinan ada dipakaian yang digunakan !8ukman, ,@@3". -. +erhiasan yang biasanya dapat di identifikasikan adalah bentuk perhiasan tersebut terbuat dari apa perhiasan tersebut, inkripsi, dan merk perhiasan tersebut. 0. 7ubuh korban sendiri yang meliputi a" Ciri/ciri umum 0 tinggi atau berat badan, jenis kelamin, umur, warna kulit, rambut, rambut kepala, kumis, jenggot, mata, hidung, mulut, gigi geligi b" Ciri/ciri khusus 0 tahi lalat, tompel, bekas hamil, dsb (" Ciri/ciri tambahan 0 tindik, tato, dsb d" Cacat 0 sumbing, patah tulang !8ukman, ,@@3".

*rutan identifikasi umum pada tubuh mayat yaitu memperlihatkan mayat berdiri dengan urutan identifikasi se(ara umum oleh karena umumnya sebagian besar manusia di dunia ini menggunakan tangan kanan maka tangan dan kaki kanan terlebih dahulu di identifikasi baru kemudian tungkai kiri. 5pabila mayat kidal maka kebalikannya !8ukman, ,@@3". a" Sebagai suatu metode identifikasi pemeriksaan gigi memiliki keunggulan sbb $. &igi merupakan jaringan keras yang resisten terhadap pembusukan dan pengaruh lingkungan yang ekstrim. ,. 9arakteristik indi'idual yang unik dalam hal susunan gigi geligi dan restorasi gigi menyebabkan identifikasi dengan ketepatan yang tinggi. -. 9emungkinan tersedianya data antemortem gigi dalam bentuk (atatan medis gigi !dental record" dan data radiologis. 0. &igi geligi merupakan lengkungan anatomis, antropologis, dan morfologis, yang mempunyai letak yang terlindung dari otot-otot bibir dan pipi, sehingga apabila terjadi trauma akan mengenai otot-otot tersebut terlebih dahulu.Bentuk gigi geligi di dunia ini tidak sama, karena berdasarkan penelitian bahwa gigi manusia kemungkinan sama satu banding dua miliar. 2. &igi geligi tahan panas sampai suhu kira-kira 0@@K). 3. &igi geligi tahan terhadap asam keras, terbukti pada peristiwa <aigh yang terbunuh dan direndam dalam asam pekat, jaringan ikatnya han(ur, sedangkan giginya masih utuh !8ukman, ,@@3". b" 9ekurangan penggunaan gigi dalam odontologi forensik $. *ntuk memperoleh gigi antemortem, dental re(ord, kesulitan yang dijumpai, pertama adalah adanya kenyataan bahwa sebelum semua orang terarsipkan data gigi dengan baik. untuk mengatasi hal ini maka hendaknya dapat diupayakan pen(atatan pen(atatan data gigi pada setiap pemeriksaan atau perawatan gigi semua orang terutama pada orang-orang yang tugasnya mempunyai resiko jiwa !8ukman, ,@@3".

,. 9eadaan gigi setiap orang dapat berubahkarena pertumbuhan,kerusakan, perkembangan serta perawatannya !8ukman, ,@@3". 2.(.2 Buang ling#u! forensi# odon ologi $. #dentifikasi dari mayat yang tidak dikenal melalui gigi, rahang dan kraniofasial. ,. +enentuan umur dari gigi. -. +emeriksaan jejas gigit !bite/mark" 0. +enentuan ras dari gigi. 2. 5nalisis dari trauma oro-fasial yang berhubungan dengan tindakan kekerasan. 3. 1ental 2urisprudence berupa keterangan saksi ahli. 4. +eranan pemeriksaan 6D5 dari bahan gigi dalam identifikasi personal. !8ukman, ,@@3". 2.(.% Peran 0o# er Gigi dalam Kedo# eran Gigi =orensi# $. #dentifikasi korban meninggal massal melalui gigi-geligi mempunyai kontribusi yang tinggi dalam menentukan identitas seseorang. )ontoh +ada kasus bom Bali, korban yang teridentifikasi berdasarkan gigi-geligi men(apai 3@A &igi bisa mengidentifikasi korban termasuk tokoh utama terorisme di #ndonesia, 6?.5Fahari. ,. 6okter gigi berperan penting dalam melakukan identifikasi korban ben(ana karena korban yang hangus terbakar dan mengalami pembusukan tingkat lanjut sulit untuk dikenali dan sudah tidak dapat dilakukan identifikasi melalui pemeriksaan 'isual !*nair, ,@@=". 2.(.( Jenis Iden ifi#asi =orensi# #dentifikasi forensik dibagi menjadi ,, yaitu a" #dentifikasi 9oparatif #dentfikasi koparatif, yaitu apabila bersedia data post-mortem !pemeriksaan jenaFah" dan ante-mortem !data sebelum meninggal mengenai (irri-(iri fisik, pakaian, identitas khusus berupa tahi lalat, bekas luka/operasi, dll", dalam komunitas yang terbatas.

$. +ost-Mortem atau otopsi adalah prosedur bedah yang sangat khusus yang terdiri dari pemeriksaan menyeluruh terhadap mayat untuk menentukan penyebab dan (ara kematian dan untuk menge'aluasi setiap penyakit atau (edera yang mungkin ada. ,. 5nte-Mortem adalah data-data pribadi dari korban seperti (irri-(iri fisik, pakaian, identitas khusus !tanda lahir", bekas luka/operasi, dan sebagainya sebelum korban meninggal. b" #dentifikasi ?ekronstrktif #dentifikasi rekonstruktif, yaitu identifikasi yang dilakukan apabila tidak tersedia data ante-mortem pada korban !(ontoh penemuan jasad tanpa identitas" dan dalam komunitas yang tidak terbatas. 6ata ante-mortem merupakan syarat utama yang harus ada apabila identifikasi dengan (ara membandingkan akan diterapkan. 6ata ante-mortem tersebut berupa dental record, yaitu keterangan tertulis berupa odontogram atau (atatan keadaan gigi pada waktu pemeriksaan, pengobatan dan perawatan gigi. $. >oto rontgen gigi. ,. )etakan gigi. -. +rosthesis gigi atau orthodonsi 0. >oto (lose up muka atau profil daerah mulut dan gigi. 2. 9eterangan dari orang-orang terdekat di bawah sumpah. *ntuk data gigi post-mortem yang perlu di(atat pada pemeriksaan antara lain $. &igi yang ada dan tidak ada, bekas gigi yang tidak ada apakah masih baru atau sudah lama. ,. &igi yang ditambal, jenis dan klasifikasi bahan tambal. -. 5nomali bentuk dan posisi. 0. 9aries atau kerusakan yang ada. 2. ;enis dan bahan restorasi. 3. 5trisi dataran kunyah gigi merupakan proses fisiologs untuk fungsi mengunyah. 6erajat atrisi ini sebanding dengan umur. 4. &igi molar kketiga sudah tumbuh atau belum. =. )iri-(iri populasi ras dan geografis.

2.(.%.1

Iden ifi#asi Usia

6alam mengidentifikasi usia ada beberapa metode yang sering digunakan untuk seseorang berdasar pemeriksaan gigi antara lain $. Metode S(hour dan Massler +ertumbuhan gigi gelilgi dimulai dari lahir sampai dengan umur ,$ tahun, yang banyak digunakan dalam ilmu kedokteran gigi klinis untuk meren(anakan atau menge'aluasi perawatan gigi. 7abel ini biasa digunakan untuk mempelajari gigi geligi dimana yang sudah seharusnya tanggal atau seharusnya sudah tumbuh pada umur tertentu. *ntuk penentuan umur penggunaannya justru melihat gigi yang sudah ada didalam mulut dan menentukan umurnya dengan bantuan table S(hour dan Massler !Stimson, $%%4". m

Tabel 2 dan 3. +abel chour dan )assler ,. 7abel &ustaffson dan 9o(h +ada prinsipnya sama dengan s)hour dan Massler, hanya pada table &ustaffson untuk setiap gigi ini diberikan perkiraan jadwal yang lebih lengkap, mulai dari pembentukan, mineralisasi, pertumbuhan ke dalam mulut sapai pada penutupan foramen api(alis, sejak dalam kandungan hingga umur $3 tahun !Stimson, $%%4". Metode &ustaffson +enentuan umur berdasarkan table &ustaffson : 9o(h pada umumnya bermanfaat selama gigi masih dalam masa pertumbuhan. *ntuk memperkirakan umur seseorang setelah masa itu digunakan 3 metode dari &ustaffson adalah sebagai berikut a. 5trisi +enggunaan gigi setiap hari membuat gigi mengalami keausan yang sesuai dengan bertambahnya usia. b. Sekunder dentin Sejalan dengan adanya atrisi, maka di dalam ruang pulpa akan dibentuk sekunder dentin untuk melindungi gigi, sehingga semakin bertambah usia maka sekunder dentin akan semakin tebal. (. &inggi'a atta(hment +ertambahan usia juga ditandai dengan besarnya jarak antara perlekatan gusi dan gigi. d. +embentukan foramen apikalis Semakin lanjut usia, semakin ke(il juga foramen apikalis. e. 7ransparansi akar gigi Semakin tua usia seseorang maka akar giginya semakin bening, hal ini dipengaruhi oleh mineralisasi yang terjadi selama kehidupan. f. Sekunder sement

9etebalan semen sangat berhubungan dengan usia. 6engan bertambahnya usia ketebalan sement pada ujung akar gigi juga semakin bertambah !Stimson, $%%4". -. Deonatal dan Gon Ebner 8ines &aris-garis in(remental Gon Ebner dan Deonatal, dapat dilihat pada gigi yang telah disiapkan dalam bentuk sediaan asahan dengan ketebalan -@-0@ mikron. +ada gigi susu Molar $ !yaitu gigi-gigi yang ada pada waktu kelahiran", akan ditemukan neonatal line berupa garis demarkasi yang memisahkan bagian dalam email !yang terbentuk sebelum kelahiran" dengan bagian luar enamel !yang terbentuk setelah lahir". Selanjutnya juga akan ditemukan garis-garis in(remental Gon Ebner yang merupakan transisi antara periode pertumbuhan (epat dan pertumbuhan lambat yang berselang-seling !Stimson, $%%4". ;arak rata-rata antara garis ini adalah 0 mikron yang merupakan ke(epatan deposisi dentin dalam ,0 jam. 5pabila pembentukan gigi belum selesai, perhitungan garis Gon Ebner dari neonatal line dapat membantu penentuan umur !)lark, $%%,".

Gambar 7. 3eonatal line pada "i"i molar 0. Metode 5sam 5spartat <apusan asam aspartat telah digunakan untuk menentukan usia berdasarkan pada terdapatnya bahan tersebut pada dentin manusia. 9omponen protein terbanyak pada tubuh manusia berbentuk 8-amino 5(id, 6-amino a(id yang ditemukan pada tulang, gigi, otak dan lensa mata. 6-amino a(id diper(aya mempunyai proses metabolisme yang

lambat dan tiap bagiannya mempunyai laju peme(ahan yang lebih lambat dan mempunyai ratio dekomposisi yang lebih lambat juga. 5sam aspartat mempunyai kemampuan penghapusan paling tinggi dari semua asam amino !)lark, $%%,". +ada $%43 <elfman dan Bada menggunakan informasi ini untuk mempelajari perkiraan umur dengan membandingkan rasio 6-8aspartat a(id dengan ,@ subyek dengan hasil bagus !r = @,%4%" rasio yang tinggi pada 6/8 rasio banyak ditemukan pada usia muda dan menurun akibat pertambahan usia dan perubahan lingkungan !)lark, $%%,". +ada tahun $%%@ ?itF et al. melaporkan adanya asam aspartat pada dentin untuk menentukan usia pada orang yang telah meninggal, berdasarkan hal tersebut metode ini dapat menyediakan informasi yang lebih akurat tentang penentuan usia dibandingkan dengan parameter yang lain. *ntuk penentuan usia digunakan persamaan linier sebagai berikut Cn 81 ; 0>C9 > 81 D 0>C9 E 2# 8as!ar a 9 ; #ons an a 9 first order kinetik t a(tual age &igi yang digunakan dalam kasus ini adalah gigi seri tengah bagian bawah dan premolar pertama. Mereka menemukan perkiraan umur yang lebih baik dari fraksi total asam amino dengan membagi menjadi fraksi kolagen yang tidak larut dan fraksi peptide. 6ibandingkan dengan total asam amino, fraksi kolagen yang tidak larut dan fraksi peptide yang terlarut, mempunyai konsentrasi glutamine dan asam aspartat yang lebih tinggi. 2.(.%.2 Iden ifi#asi Jenis Kelamin *kuran dan bentuk gigi juga digunakan untuk penentuan jenis kelamin. &igi geligi menunjukkan jenis kelamin berdasarkan kaninus mandibulanya. 5nderson men(atat bahwa pada 42A kasus, mesio distal pada wanita berdiameter kurang dari 3,4 mm, sedangkan pada pria lebih dari 4 mm. Saat ini sering dilakukan pemeriksaan 6D5 dari gigi untuk membedakan jenis kelamin !;ulianti dkk, ,@@=". 2.(.%.% Iden ifi#asi Bas

a" ?as Mongoloid $. #nsisi'us berbentuk sekop. #nsisi'us pada maksila menunjukkan nyata berbentuk sekop pada =2-%%A ras mongoloid. , sampai % A ras kaukasoid dan $, A ras negroid memperlihatkan adanya bentuk seperti sekop walaupun tidak terlalu jelas. ,. -. 0. 2. ,@@=". b" ?as 9aukasoid $. Cusp carabelli, yakni berupa tonjolan pada molar $. ,. +endataran daerah sisi bu((o-lingual pada gigi premolar kedua dari mandibula. -. Maloklusi pada gigi anterior. 0. +alatum sempit, mengalami elongasi, berbentuk lengkungan parabola. 2. 6agu menonjol !;ulianti dkk, ,@@=". (" ?as Degroid $. +ada gigi premolar $ dari mandibula terdapat dua sampai tiga tonjolan. ,. Sering terdapat open bite. -. +alatum berbentuk lebar. 0. +rotrusi bimaksila !;ulianti dkk, ,@@=". 2.(.%.( Iden ifi#asi Golongan 0ara' Menurut ;ames dan Standison pada tahun $%=,, identifikasi golongan darah dapat dibuat dari sediaan yang diambil dari bagian tubuh diantaranya akar rambut, jaringan tulang, jaringan kuku, jaringan ikat, air mata, sali'a, dan (airan darah sendiri !8ukman, $%%0". 5kan tetapi dalam ilmu kedokteran gigi forensik, identifikasi golongan darah dapat diketahui dari analisa jaringan pulpa gigi !8ukman, $%%0". 1ens eva"inatus. 5ksesoris berbentuk tuberkel pada permukaan oklusal premolar bawah pada $-0A ras mongoloid. 5kar distal tambahan pada molar $ mandibula ditemukan pada ,@A mongoloid. 8engkungan palatum berbentuk elips. Batas bagian bawah mandibula berbentuk lurus !;ulianti dkk,

Menurut 5lfonsius dan penelitian 8adokpol pada tahun $%%,, dan >orum #lmiah #netrnasional >9& *sakti $%%-, bahwa analisa golongan darah dari pulpa gigi merupakan identifikasi golongan darah untuk pelaku maupun korban adalah dengan (ara 5bsorpsi-Ellusi !8ukman, $%%0". 5nalisa laboratoris dengan metode 5bsorpsi-Ellusi dari jaringan pulpa gigi dibuat sebagai berikut !8ukman, $%%0" $. &igi yang masih terdapat jaringan pulpa diambil sebagai bahan. ,. &igi tersebut ditumbuk dalam lubang besi sehingga han(ur menjadi bubuk. -. Bubuk gigi tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang terbagi menjadi tiga tabung. 0. 9emudian ke dalam masing-masing tabung dimasukkan 5ntisera L ke tabung #, M ke tabung ##, N ke tabung ### 2. 9etiga tabung tersebut dimasukkan/ disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu 2@ ) selama ,0 jam sehari-semalam. 3. 9emudian di(u(i dengan Saline Solution sebanyak 4 kali. 4. 8arutan saline dibuang dari tabung tetapi endapan tidak terbuang. =. 9etiga tabung diteteskan aOuades sebanyak , tetes dengan pipet. %. 9emudian ketiga tabung tersebut dipanaskan dengan suhu 23@ ) selama $, menit. $@. 7abung-tabung tersebut kemudian diangkat dari tungku pemanas. $$. 9emudian kedalam ketiga tabung tersebut dimasukkan sel #ndikator 5, B, dan B dengan konsentrasi -A-2A. $,. 9emudian ketiga tabung tersebut disentrifuge dengan alat pemutar agar terjadi penggumpalam !aglutinasi". $-. 6an akhirnya dilihat pada tabung mana yang menjadi penggumpalan !aglutinasi". +ada tabung yang terlihat penggumpalan merupakan identifikasi golongan darah dari hasil analisa laboratoris tersebut. 5pabila hasil tersebut sebagai berikut !8ukman, $%%0" $. 6ikatakan positif adalah jelas terlihat dengan 'isual terjadinya aglutinasi. ,. 5pabila hasilnya meragukan maka penggumpalan tidak jelas.

-. <asilnya dikatakan negatif bila tidak terjadi aglutinasi. 2.(.%.) Iden ifi#asi 0NA

6D5 merupakan kepanjangan dari 6eoxyribonu(lei( 5(id yang merupakan suatu materi dari tubuh manapun yang terdapat di dalam inti sel. +rof. 5le( ;effrey menemukan bahan 6D5 berbeda pada setiap indi'idu, bahkan pada kembar identik sekalipun !8ukman, $%%0". +roses analisa 6D5 $. #solasi, ialah mengeluarkan dan memurnikan 6D5 dari dalam inti sel. #nti sel terlindungi oleh bagian-bagian jaringan dan sel. +emisahan jaringan, pemisahan sel, peme(ahan inti sel, pembersihan 6D5 dari sisa-sisa sel yang tidak diperlukan. ,. ?estriksi, ialah memotong 6D5 yang telah dimurnikan. 6D5 yang dihasilkan dari pemurnian sangat panjang karenanya harus dipotong-potong terlebih dahulu dengan enFim. -. Elektroforesa, ialah mengelompokkan hasil potongan 6D5 menurut panjang potongan tersebut. 0. +ela(akan atau probing, ialah menandai area khas yang di(ari. +ela(ak adalah potongan 6D5 pada lokasi indent yang khas di tengah untai 6D5 !8ukman, $%%0".

Anda mungkin juga menyukai

  • Metabolisme
    Metabolisme
    Dokumen23 halaman
    Metabolisme
    aristawidyaningrum
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    aristawidyaningrum
    Belum ada peringkat
  • GIGI BERJEJAL DAN GINGIVITIS
    GIGI BERJEJAL DAN GINGIVITIS
    Dokumen48 halaman
    GIGI BERJEJAL DAN GINGIVITIS
    Dyah Kurnia Aulia
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    aristawidyaningrum
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen28 halaman
    Bab Ii
    aristawidyaningrum
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen2 halaman
    Bab Iv
    aristawidyaningrum
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    aristawidyaningrum
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    aristawidyaningrum
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    aristawidyaningrum
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen2 halaman
    Bab Iv
    aristawidyaningrum
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    aristawidyaningrum
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    aristawidyaningrum
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    aristawidyaningrum
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    aristawidyaningrum
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    aristawidyaningrum
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    aristawidyaningrum
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    aristawidyaningrum
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    aristawidyaningrum
    Belum ada peringkat
  • BAB I Pendahuluan 1 9
    BAB I Pendahuluan 1 9
    Dokumen2 halaman
    BAB I Pendahuluan 1 9
    Gladys Rama Sari
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen2 halaman
    Bab Iv
    aristawidyaningrum
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar + Daftar Isi
    Kata Pengantar + Daftar Isi
    Dokumen4 halaman
    Kata Pengantar + Daftar Isi
    aristawidyaningrum
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    aristawidyaningrum
    Belum ada peringkat
  • Odontologi Forensik
    Odontologi Forensik
    Dokumen54 halaman
    Odontologi Forensik
    aristawidyaningrum
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen0 halaman
    Bab 2
    Atsmant Yanee
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen27 halaman
    Bab Ii
    aristawidyaningrum
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    aristawidyaningrum
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    aristawidyaningrum
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kimia
    Tugas Kimia
    Dokumen4 halaman
    Tugas Kimia
    aristawidyaningrum
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    aristawidyaningrum
    Belum ada peringkat