Anda di halaman 1dari 7

Daftar sungai di Jakarta

Tiga belas sungai yang melintasi Kota Jakarta, dari barat ke timur, adalah: 1. Kali Mookervart 2. Kali Angke 3. Kali Pesanggrahan 4. Kali Krukut 5. Kali Grogol 6. Kali Baru Barat 7. Kali Ciliwung 8. Kali Baru Timur 9. Kali Cipinang 10. Kali Sunter 11. Kali Buaran 12. Kali Jati Kramat, dan 13. Kali Cakung.

Danau Sunter, Oase di Tengah Jakarta


HL | 06 April 2012 | 23:02 Dibaca: 4415 Komentar: 22 2

Danau Sunter di sebelah barat

Ditengah hiruk-pikuk Jakarta yang serba terburu-buru dan cepat, kita membutuhkan sesuatu yang menurunkan tensi dan membuat sejuk perasaan dan hati. Suatu pemandangan yang bernuansa hijau, teduh dan menyejukkan sangat dibutuhkan warga Jakarta.

Dan beruntunglah masih ada Danau Sunter di Jakarta Utara. Ada dua buah di sini. Danau Sunter 1 yang lebih kecil dan Danau Sunter 2 yang lebih besar. Danau Sunter 2 yang terletak di sebelah timur, lebih luas. Danau ini menjadi ajang latihan dayung dan ski para atlit. Di tepinya selain banyak warung yang menjajakan makanan, ada sebuah hotel yang anggun berdiri, Sun Lake Hotel.

Sun Lake Hotel di Danau Sunter 2

Di sebuah pagi seperti biasanya saya melewati Danau Sunter. Tidak seperti biasanya, kali ini saya sengaja turun di Danau Sunter 1, untuk sekedar menikmati keindahannya yang jarang terekspose ke media. Saya ambil beberapa foto, terus duduk ditepi danau. Danau Sunter 1 ini agak sedikit kotor. Hanya saja, sekarang sudah ada pembersihan yang teratur sehingga tidak lagi kumuh seperti dulu. Akhirnya coklat kehijauan, mungkin karena ganggang yang menyelimuti permukaannya.

Suatu pagi yang lengang dan teduh

Di seberang jalan, perumahan mewah berderet sepanjang jalan. Pintunya lebih sering tertutup rapat, dan tampak jarang terbuka. Di pagi hari ini belum banyak mobil yang lewat. Jadi terasa damai berada di tepi danau, dipinggir jalan yang beraspal mulus. Disamping saya ada seorang setengah baya yang sedang asyik menebar jala. Saya memperhatikan, sejak tadi belum ada se ekor pun yang nyakut dijalanya. Pak Nurdin lahir 52 tahun yang lalu, di desa di tepi Danau Sunter. Sambil Pak Nurdin menunggu jalanya, saya menemani dia duduk dan ngobrol. Menurut Pak Nurdin, wilayah ini dulunya sawah sampai ke Tanjung Priuk di sana. Jadi tadinya tidak ada Danau Sunter. Danau ini berarti buatan manusia. Para pekerja Proyek Sunter Podomoro, mengeruk tanah untuk menimbun sawah, yang kemudian menjadi kompleks perumahan Sunter.

Pulo kecil yang dipercayai oleh pak Nurdin angker

Saya menunjuk pulau kecil di tengah danau, bayangannya di air membentukkomposisi yang indah. Saya memotretnya. Terus sambil menunjuk pulau kecil tadi, saya menoleh ke Pak Nurdin. Dan tanpa diminta Pak Nurdin menjelaskan. Oh, itu angker mas. Dozer pun dulu nggak bisa mengangkat tanah yang ada disitu! Oh begitu tokh? Pak Nurdin bercerita panjang tentang masa lalunya. Dulu waktu kecil dia mencari ikan disitu. Katanya dulu kalau mau, hanya butuh waktu sebentar saja dan bisa mendapat ikan banyak. Ikan berlimpah pada waktu dia kecil. Dia hanya perlu mencari dengan kedua tangannya. Tetapi sekarang dengan menebar jala pun, tidak ada se ekor pun yang tersangkut. Maklum terentang jarak selama lebih dari setengah abad

Pintu Air

Danau Sunter memberi keindahan dan keteduhan tersendiri. Saya jadi ingat ketika dulu terkesan dengan kota Canberra, ibukota Australia. Dimana di sisi kiri kanan jalan utama, ada danau yang airnya bersih dan melimpah. Memberi keindahan yang khas. Dan sopir disebelah saya menjelaskan dengan nada bangga : This is a man-made lake! Oh, jadi danau buatan manusia tokh? Kemudian sopir taksi itu berbaik hati, menunjukkan tempat dimana Canberra membendung sungai dan menggenangkan airnya sehingga membentuk danau. Ternyata mirip dengan Danau Sunter, buatan manusia juga.

Pak Nurdin sabar menunggu jala-nya

Yang terasa sangat berbeda dengan danau buatan di Canberra, adalah di seberang Danau Sunter, deretan perumahan kumuh menempel di bibir

danau! Dan sampah berserakan ditepinya, menggenangi sepanjang pinggiran danau. Barangkali himbauan dan ajakan untuk menjadikan Danau Sunter bersih perlu terus didengungkan dan membangun kesadaran warga setempat. Dan kita bersama berusaha menjaga dan menjadikan Danau Sunter sebagai wilayah rekreasi wisata, yang murah meriah. Masalahnya sekarang, bagaimana menjaga agar Danau Sunter ini tetap bersih, indah, dan sejuk memberikan kontribusi, agar menjadi salah satu keindahan ditengah kota Jakarta?

Keren juga ternyata ada yang indah di tengah kota Jakarta

Jakarta membutuhkan ruang bebas untuk publik. Dan jumlahnya sangat sedikit. Untunglah di pusat ada Lapangan Monas, yang sekarang menjadi pusat rekreasi yang murah meriah. Monas menjadi tempat masyarakat metropolitanmingle dan mencari udara bersih, diantara semburan asap knalpot jalanan kota Jakarta yang tidak pernah berhenti.

Danau Sunter-2 menjadi alternatif rekreasi yang murah meriah

Danau Sunter memberi pilihan untuk itu. Sekarang tinggal terpulang kepada kita. Bagaimana kita memelihara dan menjaganya, dengan penuh tanggung-jawab. Setuju? Setelah beberapa lama menikmati situasi ini, saya beringsut pergi dan permisi kepada Pak Nurdin yang masih setia menunggui jala-nya. Mudahmudahan beliau mendapatkan banyak ikan pagi hari ini.

Anda mungkin juga menyukai