Anda di halaman 1dari 2

Death of Student: Standar Ganda, Gejala Epilepsi, dan Onani Pengetahuan

Mahasiswa yang seutuhnya adalah mahasiswa yang memiliki tekad belajar, mampu mengaplikasikan pengetahuannya, dan mampu berdiri dengan prinsipnya.-Muh.Ilham Dhani Asriawan

Mahasiswa adalah sebuah petanda yang memiliki banyak penanda, sebuah kata yang memiliki banyak pengertian, dan sebuah objek yang tidak pernah kehabisan sisi eksotisnya untuk dibahas. Mahasiswa adalah sebuah ikon dari perlawanan, perjuangan, pembebasan dari rezim yang sewenang-wenang. Mahasiswa di tiap generasinya memiliki sejarah akan peran mereka dalam mempertahankan kedaulatan bangsa. Salah satu contohnya, peran para mahasiswa ketika peristiwa MALARI pada tahun 1974, mahasiswa melakukan gerakan perlawanan kepada pemerintah karena menganggap kebijakan pemerintah yang membuka kerja sama dengan pihak asing sebagai upaya awal dari liberalisme di Indonesia. Mahasiswa adalah rakyat dan rakyat adalah Indonesia. Di era globalisasi (saya lebih menyukai untuk menyebutnya dengan era kontemporer), dimana segala hal menjadi semakin kompleks, dimana segala hal digerakkan oleh hasrat, dimana segala hal jejali oleh tanda, dimana segala hal dicengkram oleh percepatan, dan dimana kebenaran serta kebohongan telah melebur sehingga terjadi keabsurdtan nilai. Pola-pola gerakan mahasiswa pun mengalami perubahan. Mahasiswa memasuki sebuah dunia yang penuh dengan ketidakmungkinan dan keliaran. Sebuah dunia yang didalamnya tercium aroma kematian massal. Mahasiswa kontemporer adalah sebuah mahasiswa yang hidup dengan mayat-mayat, hidup di dunia kuburan dan dunia hantu. Dunia hantu yang kemudian melahirkan mahasiswa mutan, yaitu mahasiswa yang lahir dari dalam wujud asing, ambiguitas, hiper, skizofrenik, dan cyborg. Mahasiswa kontemporer telah bergerak dalam suatu gerak liar yang tidak pasti. Mahasiswa kontemporer yang sangat menikmati keterjebakan di dunia yang penuh dengan hasrat, hasrat yang kemudian menjadi citra (tanda). Mahasiswa kontemporer adalah mahasiswa yang tidak memiliki pendirian, tidak mampu berdiri diatas pilihannya, bingung terhadap ideologi apa yang ingin digunakan. Seringkali dijumpai mahasiswa yang dengan alasan kesalamatan lingkungan, dengan lantangnya mencaci maki para manusia-manusia yang memaku pohon, membuang sampah sembarangan, tapi di waktu yang lain melakukan hal yang mereka caci sedimikian rupa. Sampah hasil konsumsi mereka (mahasiswa) berserakan dimana-mana, pohonpohon dipaku, bahkan terkadang diikat menggunakan kawat dengan alasan publikasi kegiatan lembaga. Mahasiswa terjebak pada standar ganda. Mereka melarang melakukan sesuatu sedangkan mereka sendiri melakukan hal yang mereka larang. Selain itu, mahasiswa kontemporer adalah mahasiswa yang sedang terkena penyakit epilepsi. Kondisi ini jamak ditemui diruang perkuliahan. Ruang perkuliahan yang seharusnya dijadikan mahasiswa sebagai ruang debat intelektual, telah berubah menjadi kamar tidur. Ketika memasuki ruang perkuliahan langsung lesu dan tertidur, ketika meninggalkan ruang perkuliahan tetiba bangun dan

kegirangan. Terlepas dari ketidakkondusifnya ruangan perkuliahan, seharusnya mahasiswa tidak boleh terkena pada gejala epilepsi. Mahasiswa sedang mengalami gangguan kejiwaan atau skizofrenia. Mahasiswa merasakan kesenangan ketika meninggalkan ruang perkuliahan dan merasakan kesedihan ketika memasuki ruang perkuliahan. Lebih jauh dari gangguan kejiwaan yang sedang melanda mahasiswa adalah mahasiswa sekarang terjebak pada kesenangan semu, malas untuk berpikir kritis, bahkan meninggalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara esensi. Mahasiswa kontemporer juga mengidap suatu penyakit aneh, yaitu terlalu sering beronani dengan pengetahuannya. Yang dimaksud dengan beronani dengan pengetahuannya adalah mahasiswa mempelajari banyak hal, mampu menguasai forum-forum diskusi di ruang-ruang perkuliahan tapi tidak mampu mengaplikasikan pengetahuannya di masyarakat. mahasiswa yang gemar beronani dengan pengetahuannya telah terbiasa ejakulasi dini diruang perkuliahan sehingga ketika keluar dari ruang perkuliahan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang didapat sudah tidak mempunyai energi lagi. Ada bentuk kelahiran yang baru dari mahasiswa kontemporer yaitu kelahiran mahasiswa hyperrealitas. Mahasiswa yang dilahirkan dengan gen hyperrealitas adalah mahasiswa yang tidak mampu membedakan mana yang asli dan mana yang palsu, terjadi ketidaksadaran massal yang mengakitbatkan terjadi pembentukan identitas baru. Mahasiswa yang terjebak pada dunia maya sehingga tidak lagi mengetahui mana yang real dan mana yang maya karena tampakan di dunia maya telah terpampang di dunia nyata (real). Dunia mahasiswa kontemporer adalah dunia mayat-mayat hidup yang hanya hidup untuk memuaskan hasrat dan memenuhi dirinya dengan citra-citra yang baru. Semoga kampus Universitas Hasanuddin, mahasiswa-mahasiswinya tidak hidup di dunia mayat. Aamin MUH.ILHAM DHANI ASRIAWAN KETUA UMUM HMI KOMISARIAT ISIPOL UNHAS PERIODE 1434-1435 KOORD.LITBANG KEMASOS FISIP UNHAS

Anda mungkin juga menyukai