Anda di halaman 1dari 44

Nichi, Devi, Christopher, Ganda, Icha, Oke, Anissa, Annisa PN, Fitri, Sisca, Aline, Aghis

TENTIR II MODUL SARAF JIWA

Daftar Isi: Kuliah 5 Klasi!ikasi gangguan "i#a$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ Kuliah & 'akteri, virus, dan "a(ur pen)e*a* in!eksi otak $$$$$$$ Kuliah %, Gangguan sensorik dan n)eri $$$$$$$$$$$$$$$$$$$ Kuliah %. O*at otono($$$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$$$$$$$$$$ Kuliah %- Psiko!ar(akologi $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ Kuliah %5 Pe(eriksaan psikiatrik$$$$$ $$$$$$$$$$$$$$$$$$$ Kuliah %+ Kelu(puhan ekstre(itas$$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$$$ Kuliah %& /ekanan intrakranial dan sindro( herniasi $$$$$$$$$$ Kuliah %0 O*at lain pada siste( sara!$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$

% + %,, ,+ .% .5 .& -1

SELAMAT BELAJAR!!! Jangan lupa baca slide ya!


Kuliah 5. KLASIFIKASI GANGGUAN JIWA
dr Ir(ia, SpK2

Ingat )a, *ukan pen)akit "i#a tapi gangguan "i#a Tujua (e(pela"ari klasi!ikasi gangguan "i#a3 4(enentukan penatalaksanaan 4(en)a(akan persepsi tentang istilah4istilah ke"i#aan I !i"at#r sehat 5dala( hal ini sehat "i#a6 (enurut 78O3 4(erasa sehat dan *ahagia 4(a(pu (enghadapi tantangan hidup 4 (eneri(a orang lain apa adan)a 4*ersikap positi! terhadap dirin)a sendiri dan orang lain D$fi isi *ahagia9persepsi tentang *ahagia setiap orang *er*eda4*eda K# s$% gangguan "i#a3 Ge"ala klinik cukup *er(akna *erupa sindro( atau pola perilaku dan sindro( atau pola perilaku psikologik Ge"ala klinis terse*ut (eni(*ulkan penderitaan 5distress6

Ge"ala klinis terse*ut (eni(*ulkan henda)a 5i(pair(ent9disa*ilit)63 perilaku, psikologik, atau *iologik, dan tidak se(ata4(ata terletak di dala( hu*ungan antara orang itu dengan (as)arakat :ang diartikan se*agai ;!isa&ilit'< adalah keter*atasan9kekurangan ke(a(puan untuk (elaksanakan suatu aktivitas tingkat personal 5(andi, *erpakaian, (akan, ke*ersihan diri, 'A', 'AK, dll6 PPDG24III ($ )$l#(%#""a !ia) #sis )a ))ua ji*a ke dala( %11 kategori diagnosis (ulai dari F11 sa(pai F=0, serta F== *erupa Gangguan 2i#a :// 5:ang /idak /ergolongkan6, untuk (engelo(pokkan ;Gangguan "i#a tidak khas<, secara kategori diagnosis didasarkan pada ge"ala klinis )ang ti(*ul +r#s$s !ia) #sis )a ))ua ji*a (engikuti prosedur klinis )ang la>i( dilakukan dala( praktik kedokteran klinis, )aitu (eliputi 3 Ana(nesis3 s o Alasan *ero*at o ?i#a)at gangguan sekarang o ?i#a)at gangguan dahulu o ?i#a)at perke(*angan diri o @atar *elakang sosial, keluarga, pendidikan, peker"aan, perka#inan, dll Pe(eriksaan3 o Fisik diagnostik o Status (entalis o @a*oratoriu( o ?adiologik o Avaluasi psikologik, dll Diagnosis3 o Aksis I 3 klinis o Aksis II 3 kepri*adian o Aksis III 3 kondisi (edik o Aksis IB 3 psikososial o Aksis B 3 tara! !ungsi /erapi o Far(akoterapi o Psikoterapi o /erapi sosial o /erapi okupasional, dll

/indak lan"ut3 o Avaluasi terapi o Avaluasi diagnosis, dll

DIAGNOSIS C ANADNASIS 5data su*"ekti!6 E PADA?IKSAAN 5data o*"ekti!6 F?F/AN 8IA?A?KI '@OK DIAGNOSIS Pen)usunan urutan *lok4*lok diagnosis )ang *erdasarkan suatu hierarki

Stru"tur Klasifi"asi ++DGJ,III


Gangguan (ental organik Gangguan organik dan si(to(atik Gangguan aki*at alkohol dan o*at9>at F- Gangguan Dental Organik ter(asuk Gangguan Dental Si(pto(atik F3 Gangguan Dental dan Perilaku Aki*at Penggunaan Alkohol dan Gat Psikoti! @ainn)a F--,F-. De(ensia F-/,F-01 F-2 Sindro( A(nesik dan Gangguan Dental Organik F3- Gangguan (ental dan perilaku aki*at penggunaan alkohol F331 F341 F3/ Gangguan (ental dan perilaku aki*at pengunaan opioida9kana*inoida9kokain F3.1 F351 F35 Gangguan (ental dan perilaku aki*at penggunaan sedativa atau hipnotika9sti(ulansia lain9halusinogenika F301 F361 F32 Gangguan (ental dan perilaku aki*at penggunaan te(*akau9pelarut )ang (udah (enguap9>at (ultipel dan >at psikoakti! lainn)a F4-1 F43. F4. Ski>o!renia, gangguan ski>otipal, psikotik akut dan se(entara F441 F4/ Gangguan #aha( (enetap, gangguan #aha( terinduksi F45 Gangguan Ski>oa!ekti! F461 F42 Gangguan Psikoakti! non organik lainn)a, atau :// 5)ang tidak tergolongkan6 F.-1 F.3 Apisode (anik, gangguan a!ekti! *ipolar F .4,F.2 Apisode depresi!, gangguan depresit *erulang, gangguan suasana perasaan 5(ood9a!ekti!6 (enetap9lainn)a9:// F/-1 F/3 Gangguan anJietas !o*ik atau lainn)a F/4 Gangguan o*sesi! ko(pulsi! F/.1 F/51 F/6 reaksi terhadap stres *erat dan gangguan pen)esuaian, gangguan so(ato!or(, gangguan neurotik lainn)a F// Gangguan disosiati! 5konversi6 F5-,F551 F52 Gangguan (akan, Gangguan tidur, dis!ungsi seksual atau gangguan perilaku lainn)a F5-,F52 Gangguan kepri*adian, gangguan ke*iasaan dan i(puls, gangguan identitas atau pre!ensi seksual F0-,F02 ?etardasi (ental F6-,F62 Gangguan perke(*angan psikologis F2-,F26 Gangguan hiperkinetik, gangguan tingkah laku, gangguan e(osional atau !ungsi sosial khas, gangguan ;/ic< atau gangguan perilaku dan e(osional lainn)a

Gangguan (ental psikotik

Ski>o!renia gangguan terkait

dan )ang

F4 Ski>o!renia, Gangguan Ski>otipal dan Gangguan 7aha(

Gangguan a!ekti!

F. Gangguan Suasana Perasaan 5Dood HA!ekti!I6 F/ Gangguan neurotik, Gangguan So(atotro!, dan Gangguan /erkait Stress

Gangguan neurotik dan gangguan kepri*adian

Gangguan neurotik

Gangguan kepri*adian perilaku de#asa Gangguan (asa kanak, re(a"a, dan perke(a*angan

dan (asa

?etardasi (ental Gangguan (asa kanak, re(a"a, dan perke(*angan

F5 Sindro( Perilaku )ang 'erhu*ungan dengan Gangguan Fisiologis dan Faktor Fisik F5 Gangguan Kepri*adian dan Perilaku Dasa De#asa F0 ?etardasi Dental F6 Gangguan Perke(*angan Psikologis F2 Gangguan Perilaku dan A(osional dengan Onset 'iasan)a Pada Dasa Kanak dan ?e(a"a

didasarkan pada tanda dan ge"ala, di(ana suatu gangguan )ang terdapat dala( urutan hierarki le*ih tinggi, (ungkin (e(pun)ai ciri4ciri gangguan )ang terletak dala( hierarki le*ih rendah, tetapi tidak se*alikn)a /erdapatn)a hu*ungan hierarki ini (e(ungkinkan untuk pen)a"ian

diagnosis *anding dari *er*agai "enis ge"ala uta(a suatu diagnosis atau katergori diagnosis *aru dapat dipastikan setelah ke(ungkinan kepastian diagnosis9diagnosis *anding dala( *lok di atasn)a dapat ditiadakan secara pasti Frutan hierarki3 I3 Gangguan (ental dan organik dan si(to(atik 7F--,F-28, gangguan (ental dan perilaku aki*at >at psikoakti! 7F3-,F328 Ciri khas3 etiologi organik9!isik "elas, pri(er9sekunder II3 Ski>o!renia, Gg Ski>otipal dan Gg 7aha( 7F4-,F428 Ciri khas3 ge"ala psikotik, etiologi organik tidak "elas III3 Gangguan Suasana Perasaan 5Dood HA!ekti!I6 7F.-,F.28 Ciri khas3 ge"ala gg a!ek 5psikotik dan non4psikotik6 IB3 Gangguan neurotik, Gangguan So(atotro!, dan Gangguan /erkait Stress 7F/-,F/28 Ciri khas3 ge"ala non4psikotik, etiologi non4organik B3 Sindro( Perilaku )ang 'erhu*ungan dengan Gangguan Fisiologis dan Faktor Fisik 7F5-,F528 Ciri khas3 ge"ala dis!ungsi !isiologis, etiologinon4organik BI3 Gg Kepri*adian dan perilaku (asa de#asa 7F5-,528 Ciri khas3 ge"ala perilaku, etiologi non4organik BII3 ?etardasi (ental 7F0-,F028 Ciri khas3 ge"ala perke(*angan IK, onset (asa kanak BIII3 Gangguan Perke(*angan Psikologis 7F6-,F628 Ciri khas3 ge"ala perke(*angan khusus, onset (asa kanak IL3 Gangguan Perilaku dan A(osional dengan Onset 'iasan)a Pada Dasa Kanak dan ?e(a"a 7F2-,F268 Ciri khas3 ge"ala perilaku9e(osional, onset (asa kanak L3 kode G 5Kondisi lain )ang (en"adi !okus perhatian klinis Ciri khas3 tidak tergolong gangguan "i#a

DIAGNOSIS DF@/IAKSIA@ /u"uan dari diagnosis (ultiaksial 3 o Dencakup in!or(asi )ang ko(perhensi! 5gangguan "i#a, kondisi (edik u(u(, (asalah psikososial dan lingkungan, tara! !ungsi secara glo*al6, sehingga dapat (e(*antu dala( perencanaan terapi dan (e(perkirakann outco(e atau prognosis o For(at )ang (udah dan siste(atik sehingga dapat (e(*antu dala(3 Denata dan (engko(unikasikan in!or(asi klinis Denangkap ko(pleksitas situasi klinis Dengga(*arkan heterogenitas individual dengan diagnosis klinis )ang sa(a o De(acu penggunaan (odel *io4psiko4sosial dala( klinis, pendidikan, dan penelitian Diagnosis (ultiaksial terdiri dari 5 aksis3 Aksis I 3 4gangguan klinis 4!ungsi lain )ang (en"adi !okus perhatian klinis Aksis II 3 4gangguan kepri*adian 4retardasi (ental Aksis III 3 kondisi (edik u(u( Aksis IB 3 (asalah psikososial dan lingkungan Aksis B 3 penilaian !ungsi secara glo*al Antara aksis I, II, III tidak selalu harus ada hu*ungan etiologik atau patogenesis 8u*ungan antara aksis I4II4III dan aksis IB dapat ti(*al *alik saling (e(pengaruhi GANGGFAN DAN/A@ O?GANIK Gangguan (ental organik C gangguan (ental )ang *erkaitan dengan pen)akit9gangguan siste(ik atau otak )ang dapat didiagnosis sendiri /er(asuk gangguan (ental si(to(atik, di(ana pengaruh terhadap otak (erupakan aki*at sekunder dari pen)akit9gangguan siste(ik di luar otak 5eJtracere*ral6 Ga(*aran uta(a3 % Gangguan !ungsi kogniti!, (isaln)a da)a ingat, da)a pikir, da)a *ela"ar , Gangguan sensoriu(, (isaln)a gangguan kesadaran dan perhatian . Sindro( dengan (ani!estasi )ang (enon"ol dala( *idang3 4persepsi 5halusinasi6 4isi pikiran 5#aha(9delusi6

4suasana perasaan dan e(osi 5depresi, ge(*ira, ce(as6 'lok gangguan (ental organik (enggunakan , kode3 4sindro( psikopatologik 5(isal de(ensia6 4gangguan )ang (endasari 5(isal pen)akit al>hei(er6 GANGGFAN DAN/A@ DAN PA?I@AKF AKI'A/ PANGGFNAAN GA/ Gangguan )ang *ervariasi luas dan *er*eda keparahann)a 5dari intoksikasi tanpa ko(plikasi dan penggunaan )ang (erugikan sa(pai gangguan psikotik )ang "elas dan de(ensia, tetapi se(ua itu diaki*atkan oleh karena penggunaan satu atau le*ih >at psikoakti! 5dengan atau tanpa resep dokter6 Siste( kode3 4>at )ang digunakan C karakter ke , dan . 4keadaan klinis C karakter ke - dan 5 Disaln)a, F%1 1. C gangguan (ental dan perilaku aki*at penggunaan alkohol, intoksikasi akut dengan deliriu( Identi!ikasi dari >at psikoakti! )ang digunakan dapat dilakukan *erdasarkan 3 4data laporan individu 4analisis o*"ekti! dari spesi(en urin, darah, ds* 4*ukti lain 5adan)a sa(pel o*at )ang dite(ukan pada pasien, tanda dan ge"ala klinis, atau dari laporan pihak ketiga6 selalu dian"urkan untuk (encari *ukti )ang (enguatkan le*ih dari satu su(*er, )ang *erkaitan dengan penggunaan >at analisis o*"ekti! (e(*erikan *ukti )ang paling dapat diandalkan perihal adan)a penggunaan akhir4akhir ini atau saat ini, na(un data ini (e(pun)ai keter*atasan terhadap penggunaan >at (asa lalu atau tingkat penggunaan saat ini *an)ak pengguna o*at (enggunakan le*ih dari satu "enis o*at, na(un *ila (ungkin diagnosis gangguan harus diklasi!ikasikan sesuai dengan >at tunggal 5kategori dan >at6 )ang paling penting )ang digunakann)a 5)ang (en)e*a*kan gangguan )ang n)ata6, sedangkan kode F%= 5gangguan aki*at penggunaan o*at (ultipel6 han)a digunakan *ila pola penggunaan >at psikoakti! *enar4*enar kacau dan se(*arangan atau *er*agai o*at *erca(pur *aur pen)alahgunaan o*at lain selain >at psikoakti!, seperti pencahar atau aspirin, harus di*eri kode F55 4 5pen)alahgunaan >at )ang tidak

(en)e*a*kan ketergantungan6, dengan karakter ke - (enun"ukkan "enis >at terse*ut kasus gangguan (ental 5teruta(a deliriu( pada usia lan"ut aki*at >at psikoakti!,tetapi tanpa salah satu gangguan dala( *lok ini 5(isaln)a, penggunaan )ang (erugikan atau sindro( ketergantungan6 harus di(aksudkan dala( kode F--,F-2. 'ila keadaan deliriu( *ertu(pangtindih dengan suatu gangguan dala( *lok ini, (aka harus di*erik kode F%J . atau F%J /ingkat keterli*atan alkohol dapat ditun"ukkan dengan (enggunakan kode ta(*ahan dari 'a* LL ICD4%1 3 : =1 5ditetapkan dari kadar alkohol dala( darah6 atau :=% 5ditetapkan dengan dera"at intoksikasin)a SKIGOF?ANIA Suatu deskripsi sindro( dengan variasi pen)e*a* 5*an)ak *elu( diketahui6 dan per"alanan pen)akit 5tak selalu *ersi!at kronik atau ;deteriorating<6 )ang luas, serta se"u(lah aki*at )ang tergantung pada peri(*angan pengaruh genetik, !isik( dan *uda)a Pada u(u(n)a ditandai oleh pen)i(pangan )ang !unda(ental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh a!ek )ang tidak #a"ar 5inappropriate6 atau tu(pul 5*lunted6 Kesadaran )ang "ernih 5clearconsciousness6 dan ke(a(puan intelektual *iasan)a tetap terpelihara, #alalupun ke(unduran kogniti! tertentudapat *erke(*angan ke(udian GANGGFAN SFASANA PA?ASAAN 5AFAK/IF9DOOD6 kelainan !unda(ental dari kelo(pok gangguan ini adalah peru*ahan suasana perasaan 5(ood6 atau a!ek, *iasan)a ke arah depresi 5dengan atau tanpa anJietas )ang (en)ertain)a6, atau ke arah elasi 5suasana perasaan )ang (eningkat6 Peru*ahan a!ek ini *iasan)a disertai dengan suatu peru*ahan pada keseluruhan tingkat aktivitas, dan ke*an)akan ge"ala lainn)a adalah sekunder terhadap peru*ahan itu, atau (udah dipaha(i hu*ungann)a dengan peru*ahan terse*ut *lok ini (enguraikan gangguan a!ek pada se(ua kelo(pok usia, (aka gangguan )ang ter"adi pada (asa kanak dan re(a"a harus di*eri kode gangguan a!ekti! di*edakan (enurut3 4episode tunggal atau (ultipel 4tingkat keparahan ge"ala M (ania dengan ge"ala psikotik (ania tanpa ge"ala psikotik hipo(ania

M depresi ringan, sedang, *erat tanpa ge"ala psikotik *erat dengan ge"ala psikotik 4dengan atau tanpa ge"ala so(atik GANGGFAN NAF?O/IK, GANGGFAN SODA/OFO?D, DAN GANGGFAN /A?KAI/ S/?ASS Gangguan neurotik, gangguan so(ato!or( dan gangguan terkait stres, dikelo(pokkan (en"adi satu dengan alasan *ah#a dala( se"arahn)a ada hu*ungan dengan perke(*angan konsep neurosis dan *er*agai ke(ungkinan pen)e*a* psikologis 5ps)chological causation6 konsep (engenai neurosis secara prinsip tidak lagi digunakan se*agai patokan dala( pengaturan penggolongan, (eskipun dala( *e*erapa hal (asih diperhitungkan untuk (e(udahkan *agi (ereka )ang ter*iasa (enggunakan istilah neurotik dala( (engidenti!ikasi *er*agai gangguan terse*ut SIND?OD PA?I@AKF :ANG 'A?8F'FNGAN DANGAN GANGGFAN FISIO@OGIS DAN FAK/O? FISIK GANGGFAN KAP?I'ADIAN DAN PA?I@AKF DASA DA7ASA *lok ini (encakup *er*agai kondisi klinis )ang *er(akna dala( pola perilaku )ang cenderung (enetap, dan (erupakan ekspresi dari pola hidup )ang khas dari seseorang dan cara4cara *erhu*ungan dengan diri sendiri (aupun orang lain *e*erapa dari kondisi dan pola perilaku terse*ut *erke(*ang se"ak dini dari (asa pertu(*uhan dan perke(*angan dirin)a se*agai hasil interaksi !aktor4!aktor konstitusi dan pengala(an hidup, sedangkan )ang lainn)a ;didapat< 5acNuried6 pada (asa kehidupan selan"utn)a ?A/A?DASI DAN/A@ adalah suatu keadaan perke(*angan "i#a )ang terhenti atau tidak lengkap, )ang teruta(a ditandai oleh ter"adin)a henda)a ketera(pila sela(a (asa perke(*angan, sehingga *erpengaruh pada tingkat kecerdasan secara (en)eluruh, (isaln)a ke(a(puan kogniti!, *ahasa, (otorik, dan sosial retardasi (ental dapat ter"adi dengan atau tanpa gangguan "i#a atau gangguan !isik lainn)a henda)a perilaku adapti! selalu ada, tetapi dala( lingkungan henda)a ini (ungkin tidak ta(pak sa(a sekali pada pen)andang retardasi (ental ringan

karakter kee(pat digunakan untuk (enentukan luasn)a henda)a perilaku, *ila hal ini *ukan dise*a*kan oleh suatu gangguan lain )ang (en)ertain)a3 F&J 13 tidak ada, atau terdapat henda)a perilaku (ini(al F&J %3 terdapat henda)a perilaku )ang *er(akna dan (e(erlukan perhatian atau terapi F&J 03 henda)a perilaku lainn)a F&J =3 tanpa pen)e*utan dari henda)a perilaku *ila pen)e*a* retardasi (ental diketahui, (aka suatu kode ta(*ahan dari ICD4%1 harus digunakan 5(isaln)a F04 ?etardasi (ental *erat dita(*ah E-- sindro( de!isiensi )odiu( kongenital6 GANGGFAN PA?KAD'ANGAN PSIKO@OGIS gangguan4gangguan )ang ter(asuk dala( F014F=1 u(u(n)a (e(pun)ai ga(*aran se*agai *erikut3 a6 Onset *ervariasi sela(a (asa *a)i atau kanak4kanak *6 Adan)a henda)a atau kela(*atan perke(*angan !ungsi4!ungsi )ang *erhu*ungan erat dengan ke(atangan *iologis dari susunan sara! pusat c6 'erlangsung secara 5terus (enerus tanpa adan)a re(isi dan keka(*uhan )ang khas *agi *an)ak gangguan "i#a poda se*agian *esar kasus, !ungsi4!ungsi )ang dipengaruhi ter(asuk *ahasa, ketera(pulan ;visuo4spatial< dan9atau koordinasi (otorik )ang khas adalah henda)an)a *erkurang secara progresi! dengan *erta(*ahn)a usia anak 5#alaupun de!isit )ang le*ih ringan sering (enetap sa(pai (asa de#asa6 GANGGFAN PA?I@AKF DAN ADOSIONA@ DANGAN ONSA/ 'IASAN:A PADA DASA KANAK DAN ?ADA2A GANGGFAN 2I7A :// 3 kategori tersisa )ang tidak dian"urkan, kecuali tidak ada kode diagnosis lain dari F114F=0 dapat digunakan

Kulaih 0. 9AKTERI1 :IRUS1 DAN JAMUR +EN;E9A9 INFEKSI OTAK


Dr dr Dira Sudiro

Se*enarn)a, siste( sara! pusat diproteksi dengan *aik dari invasi patogen Perlindungan terse*ut dala( *entuk tulang tengkorak )ang kuat dan suplai darah otak *erupa sirkulasi kapiler )ang tidak *ocor karen (e(iliki "unction interseluler )ang ketat

Na(un, SSP rentan terkena kerusakan tertentu Pen)akit pada ssp dapa) dise*a*kan 3 A!ek pada (e(*ran sel sara! )ang a*nor(al sehingga i(puls sara! (en"adi a*nor(al "uga Ade(a "aringan 5*isa vasogenik karena *an)akn)a al*u(in di ssp atau karena toksin6 e!ek pada pe(*uluh darah kecil, (isaln)a "ika ter"adi peru*ahan sirkulasi aki*at anoksia atau nekrosis Faktor i(unopatologis /oksin a*ses

kecenderungan (ikroorganis(e terse*ut (en)e*a*kan in!eksi pada organ terse*ut


Anse!alitis /' Cr)ptococcus Si!ilis 8erpes Goster 8erpes Si(pleks ?a*ies Aspergilus E 5tu*erculo(a6 E EE EE EEE EE EE 5aspergilo(a6 Deningitis EE EE E E E 4 4 Baskulitis E E EE E 4 4 4

INFEKSI OTAK ENSEFALITIS 3 in!eksi pada parenki( otak 44O ge"alan)a he(iparesis, ke"ang, gangguan kogniti!, agitasi, sakit kepala "ika ter"adi a*ses aki*at peningkatan tekanan intrakranial DANINGI/IS 3 In!eksi pada (eningen 5selaput otak6 44O ge"ala khasn)a adalah kaku kuduk dan sakit kepala Kaku kuduk ter"adi karena iritsi (eninges se(entara sakit kepala karena peningkatan /IK BASKF@I/IS 3 in!eksi pada pe(*uluh darah otak Ge"ala !okal seperti stroke GA2A@A :ANG @AIN )ang cukup u(u( untuk ketiga in!eksi adalah 3 De(a( Sakit kepala karena /IK (eningkat Ge"ala neurologik progresi! 3 Ge"ala !okal 3 4 he(iparesis, kelu(puhan sara! kranial Gangguan kogniti! Ke"ang Faktor risiko in!eksi otak ?i#a)at trau(a kepala, i(unitas turun 5AIDS, o*at i(unosupresan6 Dani!estasi in!eksi di organ lain diluar sisti( sara! Dis 3 /' paru, rash pd (eningitis (eningococ, in!eksi telinga 'erikut adalah da!tar (ikroorganis(e )ang dapat (en)e*a*kan in!eksi otak Se(akin *an)ak E n)a, *erarti se(akin *esar ke(ungkinan atau % , .

/erkadang in!eksi (eningoense!alitis

otak

ter"adi

*ersa(a

in!eksi

(eninges

44O

Dikroorganis(e dapat sa(pai ke ssp dengan cara 3 a @e#at darah 3 (ikroorganis(e ada di darah 5*aktere(ia9 vire(ia6 P (asuk ke ''' di otak (elalui /rans!er pasi! (elalui vakuola intraselular Di*a#a oleh leukosit 'ereplikasi di stro(a ''' P penetrasi ke SSP 2ika Dikroorganis(e (asuk (elalui sa#ar darah otak4O akan ter"adi ense!alitis 2ika (ele#ati sa#ar darah dan CSF 4O (eningitis * Delalui pen)e*aran (etastasis dari lokasi )ang "auh 5co Dari a*ses paru, endokarditis in!ekti!, dll6 c Delalui trau(a kepala atau operasi di *agian kepala 5tidak steril 4O in!eksi6 d Pen)e*aran dari situs para(eningeal, )iatu sinus paranasal, telinga dan (astoid, atau gigi e Pen)e*aran dari sara! itu sendiri, seperti pada polio dan ra*ies

Pada in!eksi SSP tertentu ada (ani!estasi in!eksi di organ lain di luar siste( sara! Kalau dilihat dari per"alanan pen)akit *isa akut, kronik, atau su*akut In!eksi ssp 'isa (en)e*a*kan sekret purulen atau serosa /erkadang (eningitis *isa dise*a*kan karena pen)e*a* aseptik /idak dite(ukan (ikroorganis(e pen)e*a* pada pe(eriksaan CSF 8al ini dapat dise*a*kan 3 Biral 5eg enteroviruses, 8SB, 8IB6 (eningitis /u*erculous (eningitis A(e*ic (eningitis 'rain a*cess Cotiguous sinusitis, otitis Apidural a*cess Fungal (eningitis In!ectious endocarditis @)(e disease S)philic (eningitis Berte*ral osteo()elitis Che(ical (enginitis C)st4related (eningitis Drug4induced (eningitis 5eg I*upro!en, sul!a4tri(etopri(6 @eptospiral (eningitis Neoplastic (eningitis Atc Deningitis Biral dapat dise*a*kan karena replikasi virus pada port dQentree 44O (en)e*a*kan vire(ia 44O (en)e*ar secara ascending le#at akson 44O (en)e*a*kan in!eksi CNS Port dQentree *isa *er*eda In!eksi SSp le*ih sering dise*a*kan oleh in!eksi *akteri, )aitu karena Deningitis tu*erkulosa Deningitis *akterial Dapat dise*a*kan *er*agai (aca( *akteri, seperti3 Str$%t#<#<<us % $u(# ia$ =a$(#%hilus i flu$ >a$

N$iss$ria ($ i )iti!is Es<h$ri<hia <#li K3 Str$%t#<#<<us a)ala<tia$ 7Gr#u% 98 List$ria (# #<'t#)$ $s Sta%h'l#<#<<us aur$us
Invasi *akteri *ergantung pada *e*erapa !aktr, )aitu !aktor 8ost 3 keadaan epitel dan opti(alisasi sekret igA 'akteri 3 kapsul, protease IgA, adhesins, dan !lora nor(al 2ika !aktor patogen le*ih do(inan (aka akan ter"adi invasi Pato!isiologi Deningitis *akteri Glikolisis anaero*ik (en)e*a*kan peningkatan protein CSF dan penurunan glukosa CSF serta Peningkatan asa( laktat, asidosis44O ge"ala ense!alopati Otak se*enarn)a le*ih rentan terhadap kerusakan Ge"ala in!eksi pada otak le*ih dise*a*kan oleh de!ek sel sara!44O Ade(a "aringan dan pe(*uluh darah, dan terkadang ada !aktor i(unopatologis Na(un ada pula in!eksi SSP )ang ge"alan)a tidak langsung dise*a*kan kerusakan sel sara!, seperti in!eksi 8IB SSP 8IB tidak (engin!eksi secara langsung tapi (enginduksi pelepasan sitokin, dan !aktor in!la(asi lainn)a di otak44O ge"ala 'er*agai agen lain dapat (en)e*a*kan sindro( (eningitis 3 dari *akteri hingga keganasan dan intoksikasi Deningitis adalah kasus e(ergensi , sehingga penatalaksanaan )ang dilakukan harus secara e(piris se*elu( hasil la* )ang (en)e*a*kann)a keluar Kalau nunggu hasil la* takutn)a pasiennn)a udah le#at 5(eninggal6 Prinsip pengo*atan (eningitis 44O liat onset, u(ur penderita, epide(iologi, dan adan)a pen)akit lain, dll FDF? 3 pada *a)i kecil kurang dari % *ulan )ang sering adalah streptococcus grup ' sering ditularkan saat persalinan Kurang dari 5 tahun, h In!luen>ae Agen pen)e*a* (eningitis pada ?e(a"a 3 N (eningitidis Fsia ke*ih tua 3 S pneu(onia 8ae(ophilus In!luen>a saat ini sudah tersedia vaksin (aka se(akin (enurun

Pe(eriksaan Fisik Ge"ala pen)erta lain 3 *erhu*ungan dengan agen pen)e*a*n)a U tu" l$&ih (u!ah ($ $ tu"a %$ atala"sa aa %$ '$&a& ($ i )itis1 dapat ditangani *erdasarkan etiologi tersering 2ika pada3 Anak *a)i usia 14% *ulan 44O Streptococcus grup ' % *ulan4 5 tahun 44O 8 in!luen>ae 5 th4,= th 44O paling *an)ak N Deningitidis, dan kedua ter*an)ak S pneu(oniae Di atas ,= tahun 44O S pneu(onia DIAGNOSIS DAPA/ 2FGA DI'AN/F dengan (enen(ukan ge"ala khas etiologi (ikroorganis(e pen)e*a* in!eksi terse*ut 'iasan)a ge"ala khas dapat dite(ukan di daerah selain di otak 2ika dite(ukan 3 ?ash (akulopapular 44O enterovirus ?ash vesikular 44O herpesvirus Petechiae4purpura 44O (eningococcus 'ullneck 44O (u(ps De(a( *i!asik 44O enterovirus MENINGITIS ju)a dapat di*edakan *erdasarkan onset n)a (en"adi akur, su*akut, dan kronik 3 Deningitis akut Ge"ala dan tanda (uncul dala( ,- "a( 'ersi!at progresi! Dise*a*kan *akteri piogenik Su*akut Ge"ala dan tanda ti(*ul pada %4& hari Dise*a*kan virus, *akteri, leptospirosis, D t*, !ungi, sol peri(eningeal Kronik Ge"ala dan tanda tetap ada hingga le*ih dari - (inggu Dise*a*kan !ungi, D t*, si!ilis, toJoplas(a, *rucella, ne(atoda, dll

ANSAFA@I/IS 5Deningo6 ense!alitis dapat ter"adi pada usia (anapun, na(un le*ih sering ter"adi pada anak dan de#asa (uda 'iasan)a dise*a*kan virus Seringkali ge"alan)a ringan atau tidak ada ge"ala, tapi (inoritas ge"ala klasik seperti ngantuk, gelisah, kelainan kepri*adian, ko(a (uncul pada pasien Karena regenerasi "aringan otak tidak se*aik "aringan lain, ada ke(ungkinan ter"adi s#elling 5pe(*engkakan6 ?egenerasi pada SSP itu sangat *uruk Sehingga kita harus #aspada terhadap seNuelae seperti insta*ilitas e(osional, disa*ilitas loko(otor, hilangn)a (e(ori, dan intelektual setelah episode ense!alitis /erdapat Anse!alitis Paska In!eksi, )ang dapat dise*a*kan oleh cacar, ru*ella, dan setelah vaksinasi pertusis, cacar, dan cacar air 8al ini dapat dise*a*kan karena reaksi i(unitas /erdapat pula ense!alitis degenerati!, )ang dapat dise*a*kan cacar 5SSPA6, Prion, dan Birus 2C De!ek pada siste( sara! "uga dapat dise*a*kan karena virus4virus itrauterin , )aitu /O?C8 A'SAS O/AK Dapat ter"adi karena *akteri (asuk ke "aringan otak 5(elalui e(*olus )ang terin!eksi, cere*ritis6 4O (en)e*a*kan respon in!la(asi di otak untuk (enahan pertu(*uhan *akteri 4O (e(*entuk a*ses )ang ditutupi oleh kapsul kolagen dan !i*ro*las /A/ANFS 4dise*a*kan *akteri Clostridiu( tetani Derupakan *akteri *er!lagen gra( positi! *erspora )ang anaero* o*ligat De(iliki strain toksigensik dan non toksigenik *entukn)a seperti stik dru(, pentoln)a adalah sporan)a (ensekresi toksin /A/ANOSPASDIN 5dosis lethal %.1 (ikrogra( 6 dan tetanolisin /etanospas(in ini )ang (en)e*a*kan ge"ala tetanus pada penderita Patogenesis /etanus

/er"adi trau(a pada "aringan 5apapun6 di penderita, lalu terkonta(inasi *akteri C tetani Kerusakan "aringan 4O potensi redoks turun 4O pertu(*uhan *akteri di(ulai 4O tadin)a cu(a di "aringan nekrotik a"a 4O (elepaskan toksin letal )ang (enginvasi secara siste(ik Periode inku*asi tergantung pada "u(lah dosis toksin 5"u(lah *akteri6 dan lokasi luka 5(akin "auh dari SSP (akin la(a6 4O dari -45 hari hingga *er(inggu4(inggu /oksin *eker"a dengan *erikatan pada reseptor di (e(*ran presinaptik neuron (otorik 4O (elalui siste( transport rerograd aksonal 4O ke (edulla spinalis dan *atang otak 4O (e(*lokir pelepasan glisin dan asa( ga((a4 a(ino*utirik inhi*itori 4O spas(e otot volunter 4O hiper!leksia dan paralisis spastik DANINGI/IS BI?A@ Dua "alur 4 (elalui vire(ia dan akson NAISSA?IA DANINGI/IDIS Derupakan diplokokokus intraseluar gra( negati! De(iliki %. serogrup, na(un )ang paling pentingg adalah serogrup A, ',C,dan : serta 74%.5 N (eningitidis (erupakan !lora nor(al pada oro!aringeal 54%5R anak dan de#asa sehat /rans(isi (elalui udara perna!asan , sehingga highl) contagious Kalau orang terpapar dengan patogen, *isa sakit, atau tetap se*aga carrier Portal entr) (elalui naso!aring Inku*asi %4. hari Ko(plikasi ter*eratn)a adalah 'isa ter"adi DIC 5disse(inated intravascular coagulation6 )ang aki*atn)a (engha*iskan se(ua !aktor )ang diperlukan untuk pe(*ekuan darah 44O dilan"utkan dengan pendarahan Ingat *ah#a DIC ha(pir selalu diikuti pendarahan Diagnosis la* 3 cairan otak dan darah serta s#a* naso!aring serta (ateri pungsi dari petechiae untuk di s(ear dan kultur Naso!aring 3 untuk (encari carrier Kulit 44 liat petechiae untuk *iakan Petechiae (erupakan lesi spesi!ik *akteri ini )ang dapat (e(*edakann)a dari pen)e*a* (eningitis lain

Pada pe(eriksaan Gra(, diplokokkus *isa dite(ukan intrasel atau ekstrasel Kultur (enggunakan agar tha)er (artin Pencegahan in!eksi neisseria (eningitidis adalah dengan (enggunakan vaksin 5ingat vaksin ha"i6 Baksin ini han)a di*erikan pad aindividu *erisiko tinggi, seperti pada calon ha"i /F'A?KF@OSIS O/AK /* di otak dapat (en)e*a*kan (eningitis tu*erkulosis dan tu*erkulo(a Ku(an /* di otak "ika di*iarkan dapat (en)e*a*kan a*ses 5ingat (ekanis(e pe(*entukan a*ses di otak 44O tu*erkulo(a, (eilopati, dan radikulopati Ge"ala uta(a a*ses di otak adalah sa(a dengan ge"ala SO@ 44O peningkatan tekanan intrakranial 7alaupun pencegahan /' pada anak *erupa vaksin tern)ata (asih dapa) (en)e*a*kan /' paru, na(un vaksin sangat (encegah ter"adin)a (eningitis /* pada anak 2APANASA ' ANCAP8A@I/IS Secara geogra!is, terdistri*usi di ?usia, Asia, dan Australia Pola epide(iologikn)a dapat *erupa sporadik kadang4kadang ada kasus, terdistri*usi secara luas di 2epang, /ai#an, Sri @anka, Indonesia, Singapore, Dala)sia, Korea, Filipina, dan D)an(ar Selain itu, pola epide(iologikn)a "uga dapat *erupa regional, ada out*reak pada (usi( tertentu Dei4Septe(*er9April4Okto*er di te(pat )ang le*ih hangat, (engikuti pola (igratori host unggas /hailand, Nepal, India, Sri @anka ?eservoir3 'inatang &a&i, *urung, *e*ek, kuda, sapi, keledai, sapi, do(*a, kelela#ar, (ule Bektor3 N)a(uk 5CuleJ, Aedes, Dansonia, A(ergeres6 Siklus 2apanese ' Ancephalitis Birus Birus *era(pli!ikasi di reservoirreservoir digigit n)a(ukvirus ter*a#a dala( n)a(uk "ika n)a(uk (enggigit (anusia9kuda in!eksi oleh 2'AB Selain itu, virus "uga dapat (engala(i siklus transovariu( di dala( n)a(ukn)a(uk (enggigit reservoir virus (asuk ke dala( reservoir

Patogenesis 2'A Gigigtan n)a(uk replikasi lokal dilan"utkan dengan replikasi di nodus li(!e virus (en)e*ar, (en)e*a*kan vire(ia virus di pe(*uluh darah (ele#ati endotel sa#ar darah4otak (asuk siste( sara! pusat Secara klinis, keparahan 2'A dipengaruhi oleh usia, !aktor genetik, dan adan)a in!eksi lain Spektru( pen)akit )ang dise*a*kan oleh 2'AB3 su*klinik, FFO, atau ense!alitis Dani!estasi Klinis 2'A Dasa inku*asi 5dari in!eksi hingga (uncul ge"ala63 54%+ hari Fase prodro(alde(a( tinggi, onset akut, kekakuan otot, sakit kepala 5sangat sakit, *isa terlokalisasi di lo*us !rontalis dan *isa "uga generalisata6, (ual dan (untah %4%- hari Fase ense!alitis akutpenurunan sensoriu( 5clouding o! consciousness, kege(*iraan, disorientasi, stupor, ko(a6, konvulsi, otot rigid, #a"ah seperti topeng, pergerakan a*nor(al, rigiditas nuchal, de(a( tinggi, leukositosis Fase lan"ut "ika *aru dio*ati pada !ase ini, (aka pen)e(*uhan (en"adi la(*at SeNuelae3 penurunan !ungsi (ental, insta*ilitas e(osi, paralisis Diagnosis @a*oratoriu( 2'A Spesi(en3 4seru( dia(*il segera pada !ase akut dan ,4- (inggu ke(udian 4CSF dia(*il pada !ase akut disi(pan dan ditransportasikan pada suhu -SC Detode3 /es A@ISA untuk (endeteksi IgD anti 2'A di cairan sere*rospinal Peningkatan anti*odi hingga - kali pada tes 8e(aglutinin Inhi*itor 58I6 pada keadaan akut dan (asa pen)e(*uhan Isolasi virus dari "aringan otak, darah atau CSF 5pada !ase a#al6 (enggunakan n)a(uk atau kultur sel Deteksi antigen di "aringan otak (enggunakan tes i(unoperoksidase9FA

Deteksi geno( di "aringan otak, CSF, dan darah (elalui (etode PC? pada %4, hari setelah onset de(a(

Penanganan3 Si(pto(atik4suporti! Se*elu( ter"adi in!eksi, dilakukan pencegahan individual *erupa i(unisasi dan (enghindari gigitan n)a(uk Kontrol pen)akit dilakukan dala( dua su* *agian, )aitu kontrol vektor 5(enggunakan insektisida aerial F@B, (ana"e(en irigasi sa#ah, penggunaan insektisida, penana(an padi )ang (e(*utuhkan sedikit air, penggunaan ikan pe(akan larva, dan (anipulasi lingkungan lainn)a, )ang dapat (engurangi n)a(uk di lingkungan6 dan kontrol pe(eliharaan *a*i *a*i "angan suka (asuk ke dala( ru(ah, ada "arak tertentu antara ru(ah dan peternakan *a*i I(unisasi3 1. Derivat otak tikus )ang telah inakti! preparat cairan9liNuid dan l)oph)lised i(unisasi dala( tiga dosis, dosis perta(a di*erikan pada usia + *ulan, dosis kedua di*erikan &4%- hari setelah i(unisasi perta(a, dan dosis ketiga *e*erapa *ulan setelah dosis kedua 5se*elu( *a)i *erusia % tahun6 *erikan *ooster setelah . tahun Baksin dapat (eni(*ulkan reaksi alergi 2. Baksin derivat sel gin"al ha(ster pri(er i(unisasi di*erikan , kali3 pada usia + *ulan dan satu (inggu setelah vaksinasi pri(er *ooster pada usia +4%1 tahun e!ek sa(ping sedikit "ika di*andingkan vaksin derivat SD' 3. Baksin dari virus hidup )ang dile(ahkan i(unisasi pri(er pada usia % dan , tahun, *ooster pada usia + tahun A!ek sa(ping sedikit "ika di*andingkan vaksin derivat SD' Indikasi vaksinasi 2apanese ' Ancephalitis Birus3 - Anak )ang tinggal di area ende(ik - Akspatriat )ang *eker"a di daerah ende(ik - Kun"ungan ke area ende(ik sela(a le*ih dari .1 hari - Peker"a di la*oratoriu( penelitian ?A'IAS

10

?a*ies ter(asuk virus !a(ili ?ha*doviridae, genus @)ssavirus Birus *er*entuk peluru &1405 n( J %.14.01 n(, enveloped virus dengan nukleokapsid heliks *erisi ?NA single strand ?eservoir virus ini adalah an"ing, kucing, rakun, skunks, serigala, !errets, karnivora lain, kelela#ar, kelinci, *erang4*erang, hares, #oodchucks

Fase prodro(al ge"ala sensoris lokal 5parestesia, gatal, rasa ter*akar6 pada lokasi luka dite(ukan pada %9. kasus Ge"ala ini (uncul *e*erapa "a( hingga *e*erapa hari pengo*atan se*aikn)a dilakukan pada saat prodro(al ini, (enggunakan i(unisasi pasi! Fase neurologik akut 5sudah sulit "ika ingin dio*ati6 o !urious ra*ies3 de(a(, hipereakti! terhadap sti(ulus, !luktuasi kesadara( spas(e inspirasi spontan, dis!ungsi autono(ik, halusinasi dan ke"ang 5"arang6 'iasan)a pasien (eninggal dala( #aktu & hari o Paral)tic ra*ies3 de(a(, inkontinensia urin, kele(ahan otot Deninggal dala( #aktu %. hari Fase ko(atosa

Pada *inatang, ra*ies (en)e*a*kan ense!alitis )ang ke(udian (en)e*ar ke organ lain *isa ada di saliva Dasa inku*asin)a %-4%01 hari Birus di saliva (uncul .4+ hari se*elu( ge"ala na(pak Ketika he#an (enggigit9(encakar (anusia inokulasi virus /rans(isi virus secara aerosol "uga dapat ter"adi, pada gua kelela#ar dan la*oratoriu( /rans(isi dari (anusia ke (anusia sangat "arang ter"adi, #alaupun (e(ungkinkan secara teoritis Patogenesis Inokulasi virus di te(pat gigitan9cakaran replikasi virus di otot rangka virion (e(asuki siste( sara! tepi virus naik ke SSP (elalui serat sara! sensoris replikasi di ganglion dorsalis virus naik secara cepat di (edulla spinalis in!eksi (edula spinalis, *atang otak, sere*elu(, dan struktur lainn)a 5destruksi6 in!eksi desenden (elalui siste( sara! ke (ata, kelen"ar liur, kulit, dan organ lainn)a Oleh karena itu, pen)e*aran virus ra*ies retrograd Dasa inku*asi3 %4, *ulan, dapat *ervariasi antara & hari hingga + tahun tergantung lokasi luka, "u(lah virus )ang (asuk, dan "enis virus Ge"ala klinik3

Penatalaksanaan3 Interveron dan i((unoglo*ulin ra*ies dosis tinggi (e(perpan"ang pen)akit Kese(*uhan dari ge"ala ra*ies sangat "arang Pencegahan3 I(unisasi akti!, teruta(a pada orang dengan resiko3 dokter he#an, peker"a la*, 8indari kontak dengan h#an liar, he#an )ang (engala(i peru*ahan tingkah laku Baksinasi seluruh he#an peliharaan Pro!ilaksis setelah pa"anan3 1. Pera#atan luka lokal di*ersihkan dengan sa*un dan air setidakn)a %1 (enit, ke(udian gunakan povidone iodine 5antiseptik virusidal6 2. I(unisasi pasi! 8?IG98u(an ?a*ies I((unoGlo*ulins ,1 IF kg e!ekti! "ika di*erikan dla( #aktu & hari setelah gigitan . I(unisasi akti! AN/A?OBI?FS Fa(ili Pikornaviridae, ?NA single strand, positive sense /erdiri atas polipeptida uta(a dari pe(*elahan satu poliprotein *esar Proten BP% dan BP. (erupakan te(pat ikatan anti*odi )ang paling sering, sedangkan BP*erhu*ungan dengan ?NA viral Patogenesis

11

Anterovirus (asuk (elalui hidung9(ulut *ereplikasi di oro!aringvire(ia pri(er pen)e*aran virus di pe(*uluh darah "aringan target Birus Acho dan CoJsackie A (en)erang kulitT Acho dan CoJsackie A, dan ' Polio dan coJsackie (en)erang otakT echo, polio, coJsackie (en)erang (eningesT dan 8AB (en)erang hati hepatitis Ti!a" a!a ?a"si u tu" $ t$r#?irus1 "$<uali %#li#. Birus Polio Birus polio (asuk (elalu saluran cerna (asuk ke nodus li(! lokal siste( li(!atik pe(*uluh darah virus ke li(pa dan hati 5pertu(*uhan viseral6 vire(ia 5ditandai dnegan !e*rile illness6 (ene(*us sa#ar darah otak (eningitis atau ense!alitis dan paralisis Se*agian virus "uga keluar (elalui !eses Ge"ala klinis Dasa inku*asi &4%- hari 5.4.5 hari6 2enis ge"ala3 1. Polio(ielitis a*orti! paling sering, dapat se(*uh dala( *e*erapa hari Ge"ala3 de(a(, (alaise, kantuk *erat, sakit kepala, (ual, (untah, konstipasi, dan radang tenggorokan 2. Polio(ielitis nonparalitik 5(eningitis aseptik6 ge"ala )ang sa(a dengan polio(ielitis a*orti!, dita(*ahkan dengan rasa kaku dan n)eri pada lehr dan punggung Ge"ala ini akan *ertahan sela(a ,4%1 hari pen)e(*uhan ko(plit dan cepat 3. Polio(ielitis paralitik (en)e*a*kan paralisis !laccid aki*at kerusakan neuron (otorik *a#ah, invasi *atang otak inkoordinasi, spas(e )ang sangat n)eri pada otot )ang tidak paralisis, pen)e(*uhan (aksi(al ter"adi setelah + *ulan, dengan sisa paralsisi (enetap le*ih la(a 4. Atro!i otot progresi! postpolio(ielitis pengurangan (assa otot *e*erapa dekade setelah pasien (engala(i polio(ielitis paralitik Diagnosis enterovirus3 - Kultur o Poliovirus usapan !aring 5pada *e*erapa hari perta(a6, !eses 5hingga .1 hari6, CNS 5"arang positi!6

CoJsackievirus, enterovirus, dan echovirus3 usapan !aring, !eses 5saat in!eksi6, CNS 5pada kasus (eningitis6 Serologi o Poliovirus IgD dan IgG naik hingga le*ih dari - kali o CoJsackievirus, enterovirus, dan echovirus SF@I/ karena terlalu *an)ak serotipe o

Baksin polio3 - Baksin virus hidup 5sa*in6 o Kele*ihan3 e!ekti!, i(unitas seu(ur hidup, (enginduksi sekresi anti*odi seperti pada in!eksi natural, I(unisasi tidak langsung (elalui virus )ang dile(ahkan )ang ada di ko(unitas, Dudah di*erikan karena per4oral, /idak (e(*utuhkan *ooster *erulang o Kekurangan3 dapat ter"adi polio(ielitis aki*at vaksin, pen)e*aran vaksin tanpa persetu"uan, tidak a(an *agi pasien i(unode!isien - Baksin virus (ati 5Salk6 o Kele*ihan3 e!ekti!, *isa diikutsertakan dala( i(unisasi rutin DP/, sta*il ditransportasikan dan disi(pan, tidak ada resiko polio(ielits, a(an untuk pasien i(unode!isiensi o Kekurangan3 tidak (enginduksi i(unitas lokal saluran cerna, (e(*utuhkan *ooster untuk (e(pertahankan i(unitas, harus (elalui in"eksi, harus (encapai level i(unisasi ko(unitas )ang le*ih tinggi

8IB DAN SIS/AD SA?AF PFSA/ 8IB *erasal dari !a(ili retroviridae (engin!eksi li(!osit CD-E dan (akro!ag Pen)akit siste( sara! pusat pada penderita 8IB dapat *erupa pen)akit pri(er 58IB (en)e*a*kan "e"as sinaptodendritik 8AND atau 8ADT (akro!ag sitokin Kerusakan otak6 Selain itu, dapat pula ter"adi pen)akit sekunder, )akni dise*a*kan oleh in!eksi oportunis 5aki*at penuruan CD-E6 In!eksi Siste( sara! Pusat oleh 2a(ur

12

/er"adi pada i(unode!isiensi Dapat dise*a*kan oleh3 o @r'%t#<#<<us $#f#r(a s o @#<<i!i#i!$s i((itis o =ist#%las(a <a%sulatu( o @a !i!a al&i<a s o As%$r)illus fu(i)atus o 9last#('<$s !$r(atiti!isA o Mu<#r('<#sis

(assa otak atau in!ark sere*ral, tetapi "arang se*agi (eningitis Diagnosis ditentukan dari PC? cairan sere*rospinal dan kultur 5"arang positi!6 2angan lupa *ela"ar3

8ae(ophilus in!luen>ae Streptococcus pneu(oniae


8erpes si(pleJ viruses

Cr)ptococcus neo!or(ans Den)e*a*kan (eningitis kronik curigai adan)a 8IB Derupakan ragi *asidio(iseta dengan kapsul polisakarida *esar Ada di !eses *urung dara Den)e*a*kan cr)ptococcosis Dapat (en)e*a*kan lesi di kulit, paru, atau organ lagi /idak (enular dari (anusia ke (anusia Dor!ologi dan identi!ikasi 2ika dikultur, (enghasilkan koloni keputihan setelah ,4. hari Secara (ikroskopis, ta(pak ragi sperikal dengan dia(eter 5 U %1 V(, dikelilingi oleh kapsul te*al )ang tidak ter#arnai 2a(ur ini dapat tu(*uh pada suhu .&SC serta (e(produksi laccase 5!enol oksida )ang (en"adi katalis !or(asi (elanin dari su*strat katekola(in6
Diagnosis Spesi(en3 CSF Pe(eriksaan3 Dikroskopik #et (ount atau dita(*ahkan tinta India (ene(ukan ga(*aran ragi sperikal dengan kapsul tidak ter#arnai Kultur3 Diinhi*isi oleh sikloheksi(id, koloni tu(*uh dala( *e*erapa hari pada suhu .&SC, identi!ikasi urease dan laccase Serologi Deteksi antigen kapsular di CSF atau seru( Aspergillosis sere*ral Aspergillus !u(igatusis adalah spesies )ang paling sering (en"adi patogen (anusia Aspergillosis sere*ral "arang dite(ukan, tetapi angka ke(atiann)a sangat tiggi Pada pasien dengan i(unosupresi, u(u(n)a ta(pak se*agai lesi

Kuliah 34. GANGGUAN SENSORIK DAN N;ERI


dr Dan!aluth) 8aki(,SpS5K6

?eseptor adalah organ sensorik khusus )ang (a(pu (encatat peru*ahan tertentu di dala( organis(e dan sekitarn)a, serta (enghantarkan rangsangan ini se*agai i(puls Denurut !ungsin)a reseptor dapat di*agi (en"adi3 % Akteroseptor, )ang (e(*eritahu tu*uh tentang apa )ang ter"adi pada lingkungan sekelilingn)a

13

/eleseptor, seperti )ang terdapat pada (ata dan telinga, )ang (encatat rangsangan )ang *erasal dari lingkungan le*ih "auh . Propioseptor, (isal reseptor la*irin, )ang (e(*eri in!or(asi tentang posisi dan pergerakan kepala pada ruangan, tegangan pada otot dan tendon, posisi sendi, kekuatan otot, dan gerakan serta posisi tu*uh lainn)a - Anteroseptor dan viseroseptor, )ang (eneri(a sti(ulus tentang peristi#a )ang *erlangsung dala( organis(e, terdiri atas os(oreseptor, ke(oreseptor, *aroreseptor, dan lainn)a ?eseptor pada kulit di*agi (en"adi (ekanoseptor 5ra*a, tekanan6, ter(oseptor 5dingin, panas6, dan nosiseptor 5n)eri6 ?eseptor ini sangat *an)ak "u(lahn)a di kulit, teruta(a di antara epider(is dan "aringan ikat Dua kelo(pok *esar reseptor kulit3 % F"ung sara! *e*as /erdapat di ruangan antara sel4sel epider(is dan di antara struktur, dari neural, (isal3 (eniski taktil Derkel F"ung sara! ini ha(pir terdapat pada seluruh per(ukaan tu*uh dan (enghantarkan i(puls n)eri serta suhu aki*at cedera sel Deniski taktil teruta(a pada u"ung "ari , Ancapsulated organ Cu!! ra(*ut *erada di tengah dan dite(ukan pada kulit )ang *era(*ut, *er!ungsi (enghantarkan rangsang ra*a Korpuskel ra*a dari Deisner han)a dite(ukan pada kulit tak *era(*ut, seperti pada telapak tangan dan telapak kaki 5seperti "uga pada *i*ir, u"ung lidah, dan (ukosa genital6 Daerah ini akti! terhadap ra*a akti! dan pasi! Korpuskel la(ellar Pacini 5corpuscula la(ellosa6 terletak pada lapisan kulit )ang le*ih dala(, teruta(a antara kutis dan su*kutis, dan (enghantarkan sensasi tekanan Korpuskel Krause 5corpuscula *ul*oidea6 dianggap se*agai reseptor dungin, dan korpuskel ?u!!ini 5corpuscula la(elosa6 adalah reseptor panas Kelo(pok reseptor kedua terdiri atas reseptor4reseptor )ang terletak pada "aringan tu*uh )ang le*ih dala(3 pada otot, tendon, !asia, dan sendi ?eseptor otot terdiri atas *e*erapa "enis, )ang paling penting adalah )$l$ !# ) #t#t )ang *ereaksi terhadap regangan pasi! otot dan *ertanggung "a#a* terhadap re!leks regangan Selain itu terdapat reseptor organ tendon Golgi Organ tendon golgi (erupakan perca*angan serat sara! *er(ielin te*al )ang ter*ungkus oleh serat tendon kolagen

Selain gelendong otot dan organ tendon Golgi (asih ada "enis reseptor lain pada daerah ini )ang (enghantarkan tekanan, n)eri, dan rangsangan lain, (islan)a korpuskel la(elar Bater Pacini, korpuskel Golgi4Da>>oni, dan u"ung sara! ter(inal Pada suatu akson neuron dapat kita te(ukan selu*ung Sch#ann dan (ielin )ang dikandungn)a, setiap %4, (( dikelilingi oleh cincin )ang dise*ut #!us ra ?i$r Nodus ini (e(ainkan peran penting dala( perke(*angan e!ek rangsangan dari reseptor ke (edula spinalis atau se*alikn)a dengan (engadakan konduksi cepat i(puls (elalui konduksi saltatori potensial aksi Sel4sel Sch#ann dilapisi oleh selapis "aringan ikat, )aitu endoneuriu( 2aringan ikat )ang (elapisi *e*erapa *erkas serat sara! dise*ut perineuriu( dan "aringan ikat )ang (e(*ungkus sara! le*ih *esar dise*ut epineuriu( @apisan "aringan ikat ini (elindungi sara! dari cedera (ekanis dan kontak langsung dengan *ahan )ang (erusak sara! 2aringan ikat (e(*a#a pe(*uluh darah )ang (e(*eri (akan serat sara! SARAF +ERIFER Sisten sara! peri!er, )aitu serat a!eren dan e!eren )ang (en)alurkan sin)al antara SSP 5siste( sara! pusat6 dan peri!er 5*agian tu*uh lain6 Divisi a!eren siste( sara! peri!er (endeteksi, (engkode, dan (en)alurkan sin)al4sin)al peri!er ke SSP untuk diolah Divisi ini (erupakan penghu*ung ko(unikasi )ang (e(*natu SSP (engenal lingkungan internal dan eksternal Di sisi lain, SSP (engontrol organ4organ e!ektor 5otot dan kelen"ar6 dengan (en)alurkan sin)al dari SSP ke organ4organ terse*ut (elalui divisi e!eren siste( sara! peri!er 'aik proses pada e!eren (aupun a!eren *ertu"uan (e(pertahankan ho(eostasis Sara! peri!er (engandung serat sara! a!eren 5sensorik6 dan e!eren 5(otorik6, *er(ielin dan tak *er(ielin, so(atik dan otono( 5vegetati!6 Siste( sara! so(atik (enghu*ungkan reseptor dengan (edula spinalis dan sel (otorik kornu anterior dengan otot Serat otono( "uga terdiri atas serat a!eren dan e!eren dan (e(persara!i visera, pe(*uluh darah, serta kelen"ar 'aik serat sara! so(atik (aupun otono(, a!eren dan e!eren tidak *er"alan pada *erkas )ang terpisah, tetapi *erca(pur *aur sa(pai (encapai titik tu"uan Ke(udian *erpisah lagi karena (e(persara!i otot, sendi, dan visera Serat sara! diklas!ikasikan *erdasarkan kete*alan selu*ung (ielin dan kecepatan konduksin)a @ihat ta*el *erikut3 J$ is s$rat Dia($t$r 7B8 K$<$%ata 7(Cs8

14

Serat Ia 5A,W6 X %& &14%,1 Dari u"ung anulospiral Serat I* 5A,W6 X %+ &14%11 Dari organ tendon golgi Serat II 5A, Y, Z6 X0 %54-1 Dari u"ung (eniski ra*a Derkel Serat III 5A, [6 X. 54%5 N)eri, suhu, tekanan Serat IB atau c X 1,,4% 1 ,4, N)eri, suhu, ra*a kasar Dakin te*al selu*ung (ielin, (akin cepat konduksi serat sara!

?adiks posterior hna)a (engandung serat sara! a!eren Se(ua i(puls )ang *erasal dari reseptor di kulit, otot, sendi, dan organ dala(, harus (elalui radiks posterior untuk (e(asuki (edula spinalis Serat a!eren ini adalah ca*ang dari sel4sel ganglion spinalis pseudounipolar Serat sara! )ang *erasal dari gelendong neuro(uskular (e(pun)ai selu*ung (ielin paling te*al dan (engisi *agian (edial dari radiks 'agian tengah radiks diisi oleh serat )ang *erasal dari reseptor *erkapsul dan serat )ang (eneruskan rangsang lainn)a, seperti ra*aan, getaran, tekanan, dan diskri(inasi Serat )ang paling lateral adalah serat )ang ha(pir tak *er(ielin dan (e(*a#a i(puls n)eri serta suhu Gona pintu ger*ang radiks posterior "uga dise*ut daerah ?edlich4 O*ersteiner 5kehilangan selu*ung (ielinn)a6, sehingga transisi dari serat sara! peri!er ke sentral (en"adi agak ti*a4ti*a Sel Sch#ann )ang (erupakan ciri khas dari sara! peri!er (enghilang, digantikan oleh oligodendrosit 8ilangn)a (ielin secara !isiologis pada daerah transisional, (e(*uat serat sara! (en"adi rentan terhadap pen)akit, (islan)a ta*es dorsalis
N$ur# !ari Sist$( Saraf +usat

Serat a!eren neuron pseudounipolar dari ganglion spinalis (e(*entuk arkus re!leks (onosinaptik sederhana dengan serat e!eren )ang sangat spesi!ik dala( kornu anterior (edula spinalis Neuron (enghasilkan dan (enghantarkan potensial aksi Se*uah neuron dapat (e(indahkan eksitasi ke neuron lain (elalui sinaps Pada saat eksitasi (encapai sinaps 5presi4 naptik6, *ahan trans(itter 5asetilkolin6 dilepaskan ke dala( ruangan terse*ut dan (eningkatkan9(eng4 ha(*at 5GA'A6 unsur post sinaptik neuron lain Sel sara! tunggal (eneri(a i(puls tidak han)a dari satu atau dua neuron, tetapi dari *an)ak *ahkan ri*uan neuron Se"u(lah *esar *outon ter(inauJ 5u"ung akhir sinaptik6 (elekat pada *agian luar *adan sel, akson, dan dendrit dari se*uah neuron, 'e*erapa (e(pun)ai e!ek sti(ulasi, lainn)a *ere!ek (engha(*at +r#%ri#s$%si I(puls )ang *erasal dari gelendong otot dan organ tendon dikiri( oleh serat konduksi tercepat )ang plaing ka)a (ielin, )aitu serat Ia I(puls lain )ang *erasal dari reseptor di !asia, sendi, dan "aringan ikat )ang le*ih dala(, *er"alan dala( serat )ang kurang *er(ielin 8an)a se*agian kecil i(puls propriosepti! (encapai korteks sere*ral dan ke(udian (e(asuki kesadaran Se*agian *esar *er"alan dala( sirkuit u(an *alik atau siste( servo dan tidak (encapai tingkat kesadaran M$"a is($ s$r?# %$rif$r Dala( proses ini, serat a!eren dan e!eren (e(*entuk se*uah arkus, )ang *er"alan dari gelendong otot ke (otoneuron kornu anterior dan dari sini ke(*ali ke otot rangka Ini dise*ut arkus re!leks (onosinaptik sederhana, terdiri dari , neuron 5a!eren dan e!eren6 )ang *erga*ung (elalui sinaps

15

R$fl$"s %r#%ri#s$%tif (# #si a%ti" Ada re!leks, propriosepti! )ang paling penting pada tu*uh kita, )aitu re!leks patela, re!leks tendon Achilles, re!leks triseps, dan re!leks *iseps Ketukan ringan pada tendon otot, (isaln)a pada tendon otot kuadriseps (en)e*a*kan gelendong otot pun segera *ereaksi Dengan dikiri(n)a i(puls ke (otoneuron kornu anterior, perangsangan neuron ini segera (en)e*a*kan kontraksi singkat Arkus re!leks (eli*atkan sedikit seg(en (edula spinalis, sehingga (erupakan nilai diagnostik )ang n)ata dala( (enentukan lokasi lesi Contoh3 re!leks *iseps 5C5 dan C+6, re!leks triseps 5C+ dan C&6, re!leks patela 5@,, @., @-6, dan re!leks tendon Achilles 5@5, S%, S,6 ?egangan otot )ang sangat singkat ter"adi pada re!leks ini Dekanis(e servo *er!ungsi (e(pertahankan pan"ang otot 2adi, setiap otot *erada di *a#ah kendali , siste(3 pan"angn)a dikendalikan oleh gelendong otot dan tegangann)a dikendalikan oleh organ tendon Golgi :ang dise*ut re!leks (onosinaptik se*enarn)a tidak (onosinaptik ?e!leks terse*ut (erupakan ko(ponen polisinaptik Fntuk ter"adin)a gerakan re!leks dari anggota tu*uh, harus ada kontraksi dari otot penggerak uta(a 5agonis6 dan secara *ersa(aan relaksasi otot )ang *erla#anan 5antagonis6, (isal pada re!leks *iseps, (aka *isps akan *erkontraksi sedangkan triseps relaksasi 2ika kaki seseorang (en)entuh ko(por )ang panas dengan "arin)a, dengan cepat tangan akan (enraik diri dari ko(por terse*ut, *ahkan se*elu( terasa n)eri Dala( keadaan ini, (aka reseptorn)a adalah nosiseptor 5reseptor n)eru6 Potensial aksin)a naik ke su*stansia gelatinosa (edula spinalis, di (ana serat a!eren *ersinaps dengan se"u(lah sel sara! interkalasi dari siste( neuron intrinsik (edula spinalis Siste( neuron intrinsik (eliputi sel traktus, sel internunsial, sel asosiasi, dan sel radiks Contoh re!leks lain, )aitu "ika kita *er"alan di atas *atu )ang ta"a( dan runcing akan (en)e*a*kan rasa sakit, )ang segera (eni(*ulkan urutan gerakan terprogra( Kaki )ang tangkas diangkat !leksi, dan *erat *adan dipindahkan ke tungkai lain Perpindahan segera akan (en)e*a*kan "atuh "ika otot4otot tu*uh, *ahu, leher, dan lengan, tidak segera (engko(pensasi ketidaksei(*angan dan (e(astikan posisi tegak dari tu*uh Peristi#a ini (e(*utuhkan sirkuit )ang ru(it dari (edula spinalis )ang *erhu*ungan dengan daerah pusat otak dan sere*elu( Seluruh urutan ini ter"adi dala( #aktu % detik dan tidak ter"adi sa(pai terasa adan)a n)eri

Jaras,jaras ANATOMI FUNGSIONAL 2aras4"aras so(atosensorik (enghu*ungkan kulit dan struktur, )ang le*ih dala( dengan korteks sere*ri @intasan ini (encakup . neuron 5%st order, ,nd order, .rd order6 dan , sinaps )ang ter"adi di sentral Dala( siste( so(atosensorik, neuron %st order (enghantarkan i(puls dari reseptor kulit dan propioseptor ke (edula spinalis atau *atang otak di (ana (ereka (e(*entuk sinaps dengan neuron ,nd order Neuron ,nd order (enghantarkan i(puls dari (edula spinalis9*atang otak ke tala(us 5*iasan)a sara! (en)e*rang kontralateral6 Dan neuron .rd order (e(*a#a i(puls dari tala(us ke korteks sensorik pri(er di girus post sentral 'adan sel neuron sensorik pri(er 5%st order6 dari sara! spinal adalah ganglion radiks dorsalis @okasi dari sinaps pri(er sentralis tergantung dari "enis sensasi, na(un *iasan)a terletak3 \ di collu(na gricea posterior (edula spinalis atau \ di ekstensi ke atas dari collu(na ini )ang (asuk ke *atang otak Adapun sinaps kedua antara ,nd order dan .rd order terletak di *agian anterior dari nukleus anterolateral tala(us, dan dari sini (en)e*ar 5sensor) radiation6 ke korteks sere*ri Di dala( (edula spinalis, sera*ut, untuk ra*a halus, tekanan dan sensasi postural *er"alan asendens dala( colu(na al*a posterior ke dala( (edula di (ana akan ter"adi sinaps di nukleus grasilis dan kuneatus Dari nukleus, terse*ut, sera*ut, )ang (en)e*erang garis tengah *er"alan asendens dala( le(niskus (edialis ke tala(us Sera*ut, lain untuk ra*a halus, n)eri, dan suhu *ersinaps di neuron, di kornu dorsalis (edula spinalis teruta(a di su*stansia gelatinosa Sera*ut, dari neuron, ini lalu (en)e*erangi garis tengah dan *er"alan asendens di *ag anterolateral (edula spinalis Sera*ut, untuk ra*a halus akan *er"alan ke atas dala( traktus spinotala(ikus anterior, sedangkan untuk n)eri dan suhu akan *er"alan dala( traktus spinotala(ikus lateralis Sera*ut, dari siste( anterolateral ini *er"alan (ele#ati thala(ic rela) nuclei dan "uga ke non4speci!ic thala(ic pro"ection nuclei ] ke !or(asio retikularis (esense!alik

16

Sera*ut, dari siste( le(niskal ] anterolateral akan *erga*ung di *atang otak dengan sera*ut, )ang (engurus sensasi dari kepala Di kepala sensasi n)eri se!alik dan suhu tergantung dari nukleus spinalis dari n trige(inus 5B6, Adapun ra*a halus, tekanan dan sensasi postural teruta(a *er"alan di nukleus sensorik dan (esense!alik dari sara! ini

M$!ula s%i alis !a %$rsarafa %$rif$r Pada orang de#asa, (edula spinalis le*ih pendek daripada kolu(na spinalis Dedula spinalis kira4kira *erakhir pada tingkat diskus verte*ralis antara @%4@, Di *a#ah lu(*al ,, spasiu( su*arakhnoid )ang seperti kantong han)a (engandung radiks posterior dan anterior )ang (e(*entuk kauda ekuina

Antara C- dan /% dan "uga antara @, dan S., dia(eter (edula spinalis (e(*esar 8al ini karena radiks dari ^ *agian servikalis naik ke pleksus *rakialis, (e(persara!i ekstre(itas atas, dan )ang dari regio lu(*osakral (e(*entuk pleksus lu(*osakral (e(persara!i ekstre(itas *a#ah Pe(*entukan pleksus4pleksus ini (en)e*a*kan serat4serat )ang keluar dari tiap pasang radiks *erca*ang (en"adi sara!4sara! peri!er )ang *er*eda Dengan kata lain setiap sara! peri!er ter*entuk dari serat *e*erapa radiks )ang *erdekatan Ke arah peri!er dari sara!, serat a!eren *erasal dari satu radiks dorsalis )ang *ersatu dan (en)uplai suatu daerah tertentu dari kulit dise*ut der(ato(

Ga(*ar di sa(ping (enun"ukkan se(ua der(ato( tu*uh, dilihat dari depan dan *elakang Karena der(ato( *erhu*ungan dengan *er*agai seg(en radiks (edula spinalis, (aka (ereka (e(pun)ai nilai diagnostik )ang *esar dala( (enentkan tingkat ketinggian kerusakan (edula spinalis REKAMAN KULIA= DD Ada )ang dise*ut so(atosensorik dan ada special sensorik Spesial sensorik pada tu*uh (anusia (eliputi alat indra 5penglihatan, pendengaran, dll6 siste( so(atosensorik *erasal dari lapisan ektoder(al, se*agai(ana kulit, (ukosa, dan se*agian alat pencernaan Fntuk siste( so(atosensorik ada , ko(ponen uta(a peri!eral dan sentral

17

Ko(ponen peri!er di(ulai dari kulit, sara!, ter(asuk reseptorn)a Ko(ponen sentral terdiri atas (edula spinalis dan otak ?eseptor otak se*agai lini (asuk uta(a sti(ulus dari peri!er (asuk Sti(ulus (engu*ah (e(*ran resting potensial dan selan"utn)a ter"adi depolarisasi dan repolarisasi dari (edula spinalis sa(pai atas ?eseptor di *a#ah kulit ekteroseptor )ang di dala( alat tu*uh ada viseroreseptor 5pencernaan6, os(oreseptor di dinding pe(*uluh darah, "ika os(olaritas (eningkat dan ter"adi he(okonsentrasi (aka rangsang akan dikiri( ke otak ter"adi kekurangan cairan dan disa(paikan ke otak *erupa persepsi haus 'aroreseptor tekanan darah terletak di sinus karotikus dan arkus aorta (elalui siste( si(patik dan parasi(patik akan (elakukan ko(pensasi terhadap kenaikan tekanan darah ?eseptor di kulit9ekteroseptor ada , "enis sara! )ang ada !ree nerve ending 5(eneri(a sti(ulus, eJ3 n)eri atau suhu6 :ang kedua encapsulated (eneri(a rangsang *erupa ra*a halus, getaran, diskri(inasi Secara u(u( "enis sti(ulus (e(ilki "enis sara! tersendiri Otak akan (e(persepsikan i(puls )ang ada di ($(#ri kita Orang di gunung gak kenal #angi par!u( Orang )ang hidupn)a selalu (enciu( *au enak sulit (engidenti!ikasi *au kotoran ka(*ing ?esptor )ang ada di kulit *entuk, *eraga( sesuai !ungsi, eJ3 korpuskel Pacini diduga untuk tekanan dan getaran, ?u!ini panas, Krause dingin, resptor n)eri dan suhu, reseptor ra*a halus9sentuhan ?eseptor kulit (e(ilki !ungsin)a (asing4(asing, 2ika dala( % #aktu terdapat , sti((ulus *er*eda, (aka kedua resptor akan *eker"a sa(a sensasi *er*eda Di otot terdapat reseptor propriosepti! (enentukan posisi9sikap tu*uh 5tegak6 2ika (elihat histologi siste( sara! *undel sara! )ang *esar terdiri atas sera*ut, sera*ut terdiri dari serat, sara! )ang le*ih kecil Sara! (otorik atau sara! sensorik di*ungkus oleh endoneuriu( 5(e(*ungkus serat sara! dengan !ungsi )ang sa(a6 Sara! tepi ada )ang kelo(pok (otorik, sensorik atau (iJ 5senE(otEotono(6, contoh persara!an )ang (iJ N ulnaris, (edianus, radialis Pada "enis sara! kranial, (aka sensorik (urni pada sara! ol!aktorius 5I6, optikus 5,6, dan vesti*ulokoklear 506

Sara! (otorik (urni (eliputi sara! okulo(otor 5III6, troklear 5IB6, a*dusen 5BI6, hipoglosus 5LII6 Ga*ungan sara! (otorik dan sensorik pada sara! trige(inus 5B6, !asial 5BII6, gloso!aringeus 5IL6, vagus 5L6, aksesorius 5LI6 Se(ua sara! peri!er akan (asuk *erku(pul (en"adi pleksus ra(i dorsalis akan (en)alurkan sesuai der(ato( ?adiJ posterior #ila)ah sensorik9a!erenT radiJ anterior #ila)ah (otorik9e!eren Setiap ruas dala( (edula spinalis adalah seg(entasi9der(ato( *agian tu*uh kita, se*agai cek poin AJ3 u(*ilikus ada di /%1, papila (a(ae /-, gluteus 5S%4S56, @% di atas inguinal Pela"ari distri*usi, Dana )ang radialis, (edianus, ulnaris __

N.ulnaris

N.radiali s

N.medianu s

N.ulnaris

pada *agian Dorsal telapak tangan (otorikn)a N (edianus, sensorik N radialis Der(ato( sara! peri!er pleksus radiJ (edula spinalis 5lihat ga(*ar6

Gangguan pada siste( so(atosensorik *isa ter"adi pada der(aton, )aitu pada n (edianus carpal /unel Gangguan n radialis tennis halo# Gangguan pada sara! tepi *iasan)a han)a *erupa gangguan seg(ental, (isal pada n radialis Gangguan pada pleksus gangguan ketiga sara! 5N radialis, ulnaris, (edianus6 Seorang pasien tidak dapat (erasakan ra*a halus gangguan der(ato( Fntuk ra*a halus, pain, suhu pun)a "alur sendiri, Sa(pai di kornu posterior (en)atu INGA/` Na(a , sara! (eru"uk dari (ana ke (ana3 eJ3 traktus spinotala(ikus anterior 5dari spinal *erakhir di tala(us ada di *agian anterior6 Ka)a naik angkot gitu$ /raktus spinotala(ikus anterior teri(a i(puls ekterosepti!

18

/raktus spinotala(ikus lateral untuk suhu dan n)eri Ku(an /'C sering (engin!eksi korpus verte*ra karena *an)ak veskularisasi dengan 5teruta(a pada daerah/+4/ =6 Selain itu struktur tulang )ang *er*entuk spons (en"adi te(pat hidup ideal /u(or *an)ak (engenai daerah anterior 'egitu sa(pai atas se(ua sera*ut a!eren )ang *erupa traktus (asuk ke kapsula interna tala(us *erakhir di area sensorik pri(er sere*ru( Perhatikan ho(unculus$ (uka area paling luas 5Se(akin ko(pleks karena *er!ungsi untuk prngaturan (i(ik6 Sere*elu( turut (e(*antu korteks (otorik (elakukan gerakan, )ang perlu koordinasi Proses )ang di sentral dari tala(us ke korteks sensorik pri(er Sentral )aitu pada *agian korteks ter"adi ge"ala di seluruh tu*uh secara kontralateral Polio (erupakan pen)akit )ang (en)erang (o)or neuron

N)eri neuropatik - N)eri ini dise*a*kan in"ur), *aik pada susunan sara! pusat (aupun susunan sara! tepi, (isaln)a pada carpal tunnel s)ndro(e pada reu(atoid artritis N)eri psikogenik - N)eri ini ter"adi aki*at gangguan psikologi Contohn)a gangguan so(ato!or(, so(atisasi, dan histeri N)eri kronik dengan *er*agai (aca( etiologi - Atiologin)a sangat ru(it dan sulit di"elaskan Seringkali "e"as "aringan sudah tidak dite(ukan lagi Contohn)a !i*ro()algia dan ()o!ascial pain s)ndro(e 'a

R$s$%t#r N'$ri !a Ra )sa )a -

Sedikit ta(*ahan Kuliah N)eri A. N'$ri - N)eri adalah pengala(an sensori dan e(osional )ang tidak (en)enangkan )ang *erhu*ungan dengana kerusakan "aringan - Pada *idang reu(atologi, n)eri ter*an)ak dise*a*kan oleh in!la(asi, )aitu suatu reaksi "aringan lokal terhadap "e"as 5in"ur)6 )ang dise*a*kan oleh (ikroorganis(e, patogen, toksin, *enda asing, trau(a atau keganasan - N)eri ada , (aca( *erdasarkan a#itan dan la(a ter"adin)a, )aitu3 a N)eri akut3 *erlangsung han)a se(entara, *iasan)a intensitasn)a ta"a(, le*ih terlokalisir, dirasakan sela(a kelaina patologik ada di "aringan, *erkurang dengan (enurunn)a sti(ulus nosiseptor dan *isa se(*uh dengan sendirin)a * N)eri kronik3 proses patologikn)a *erlangsung la(a dan u(u(n)a (enetap setelah ter"adi pen)e(*uhan pen)akit atau trau(a, intensitasn)a le*ih tu(pul tetapi sensasin)a terus4(enerus - 'erdasarkan etiologin)a, n)eri ada - "enis, )aitu3. a N)eri nosisepti! - N)eri )ang ti(*ul aki*at sti(ulasi reseptor n)eri peri!er ter"adi sela(a proses in!la(asi, in"ur), atau kerusakan "aringan - Pada pen)akit siste(ik, n)eri nosisepti! *iasan)a (uncul se*agai n)eri (uskuloskeletal regional

N#sis$%t#r atau reseptor n)eri peka terhadap kerusakan "aringan, (isaln)a aki*at tusukan, ter*akar, atau adan)a distorsi "aringan ?angsangan )ang *erle*ihan terhadap se(ua resptor "uga dirasakan se*agai n)eri % Ada . kategpri reseptor n)eri, )aitu3% - N#sis$%t#r ($"a is3 *erespon terhadap kerusakan (ekanik, seperti tusukan, *enturan, atau cu*itan - N#sis$%t#r t$r(al: *erespon terhadap suhu )ang *erle*ihan teruta(a panas - N#sis$%t#r %#li(#!al3 *erespon terhadap se(ua "enis rangsangan )ang (erusak, teruta(a iritasi >at ki(ia )ang dikeluarkan oleh "aringan )ang cedera - /idak ada nosiseptor )ang (e(iliki struktur khusus, se(uan)a adalah uju ) saraf t$la ja ) - Sifat N# a!a%tasi !ari R$s$%t#r Rasa Sa"it - ?eseptor n)eri dapat *eradaptasi secara keseluruhan atau tidak *eradaptasi sa(a sekali Se#aktu sti(ulus *er"alan terus4(enerus, nilai a(*ang eksitasi serat n)eri akan se(akin *erkurang secara progresi!, sehingga (eningkatkan sensitivitas n)eri dan dise*ut hi%$ral)$sia.4

K$<$%ata K$rusa"a Jari )a s$&a)ai +$ '$&a& Rasa Sa"it

19

Suhu kritis tu*uh -51 C di (ana seseorang (ulai (erasa n)eri aki*at kerusakan "aringan Intensitas n)eri aki*at kerusakan "aringan )ang cepat dise*a*kan oleh in!eksi *akteri, iske(ia "aringan, kontusio "aringan atau oleh pen)e*a* lain +$ )aruh Sti(ulus Ki(ia 'ahan ki(ia seperti *radikinin, prostaglandin, hista(in, serotonin, ion kaliu(, asetilkolin, su*stansi P dan en>i( proteolitik dapat (erangsang u"ung sara! n)eri dan "uga (enurunkan nilai a(*ang reseptor n)eri (ekanosensiti! dan ter(osensiti!

Serat A[ , titik dala( radiks dorsal 5la(ina I dan B6 serat sara! dala( ko(isura anterior "aras sensorik anterolateral divisi lateral otak Pengolahan sin)al la(*at Serat tipe C la(ina II dan III dari radiks dorsal 5su*stantia gelatinosa6 neuron dengan akson pan"ang )ang se*agian *esar akan *ersatu dengan tipe serat cepat (enu"u ko(isura anterior "aras sensorik anterolateral divisi lateral otak Dala( "aras anterolateral divisi lateral, serat cepat *erdia(eter .45 (ikron dan serat la(*at *erdia(eter antara %4. (ikron

Is"$(ia Jari )a /erhentin)a aliran darah ke "aringan (en)e*a*kan terku(puln)a se"u(lah asa( laktat dala( "aringan, hasil dari (eta*olis(e anaero*ik S%as($ Ot#t Spas(e otot adalah kontraksi otot )ang ti(*ul (endadak dan involunter Spas(e (en)e*a*kan n)eri (elalui *e*erapa (ekanis(e, )aitu3 % Deni(*ulkan iske(ia karena tertekann)a pe(*uluh darah , Deningkatn)a kecepatan (eta*olis(e otot

Jaras Ra )"a% Dua u tu" +$ jalara Si 'al N'$ri "$ SS+ - Deskipun se(ua u"ung sara! n)eri adalah u"ung sara! *e*as, Pen"alaran sin)al n)eri ke SSP dipakai , "aras terpisah, )aitu "aras n)eri ta"a( akut dan "aras n)eri la(*at kronik - S$rat N'$ri +$rif$r Sin)al n)eri ta"a( akut dihantarkan (elalui sara! peri!er (enu"u (edula spinalis oleh serat4serat kecil tipe A[ pada kecepatan antara +4.1 (9s Adapun sin)al n)eri la(*at kronik di"alarkan oleh serat sara! tipe C dengan kecepatan pen"alaran antara 1,54, (9s ?asa sakit )ang he*at dan datangn)a (endadak akan (eni(*ulkan sensasi sakit )ang si!atn)a ;rangkap< - +$ )#laha Si 'al N'$ri !ala( M$!ulla S%i alis Ada , siste( )ang dipakai (engolah sin)al n)eri se*elu( disa(paikan ke otak3 % Pengolahan sin)al n)eri cepat

T$(%at 9$ra"hir Si 'al N'$ri !ala( 9ata ) Ota" !a Tala(us 3. Jaras N'$ri @$%at A"ut !ala( 9ata ) Ota" !a Tala(us - Serat n)eri ini akan *erakhir dala( !or(asio retikularis dari (edula o*longata, pons, dan (esense!alon Dari daerah ini, sin)al akan (enu"u ke tala(us, hipotala(us, dan daerah lainn)a dala( diense!alon dan sere*ru( - Se*agian kecil serat n)eri tipe cepat akut akan langsung (enu"u ke tala(us dan *erakhir di ko(pleks ventro*asal dan kelo(pok nuklei tala(us Sin)al ini ke(udian diteruskan ke daerah lain tala(us dan "uga ke korteks so(atosensorik - Di korteks akan dilakukan lokalisasi n)eri

20

4. Jaras N'$ri La(&at Kr# i" !ala( 9ata ) Ota" !a Tala(us - Serat n)eri ini *erakhir di !or(asio retikularis *atang otak Ke(udian sin)aln)a akan dipancarkan ke atas (enu"u nuklei intrala(inar tala(us - Siste( aktivasi retikuler ini (e(pun)ai e!ek )ang sangat poten (engakti!kan seluruh siste( sara! Fu )si F#r(asi# R$ti"ularis1 Tala(us1 !a K#rt$"s S$r$&ri For(asio retikularis, tala(us, dan pusat4pusat )ang le*ih rendah lainn)a dapat (eni(*ulkan persepsi sakit )ang disadari Korteks *erperan dala( (enginterpretasikan kualitas sakit Ota" ($(ili"i sist$( a al)$si" 'a ) t$ra%asa ) t$ta% SSP "uga (engandung suatu siste( neuron )ang (enekan n)eri Siste( ini *ergantung pada ke*eradaan reseptor opiat Di dala( to*uh kita terdapat suatu >at )ang secara nor(al *erikatan dengan reseptor opiat dise*ut #%iat $ !#)$ 5>at (irip (or!in6, )aitu $ !#rfi 1 $ "$fali 1 dan !i #rfi .3 Opiat endogen ini *er!ungsi se*agi neurotrans(iter analgesik Gat4>at ini dikeluarkan oleh "alur analgesik desendens dan *erikatan dengan reseptor opiat diu"ung prasinaps a!eren Pengikatan ini akan (enekan pengeluaran su*stansi P sehingga ter"adi pengha(*atan terhadap pen)aluran sin)al n)eri 3

'erdasarkan #aktu, (aka n)eri di*agi (en"adi n)eri akut dan kronik, *atasan #aktu , (inggu, tapi ada )ang *ilang % *ulan Pato!isiologi n)eri3 nosisepti! dan neuropatik Nosisepti! pain aki*at kerusakan "aringan Neuropatik 3 n)eri ti(*ul karena gangguan9kelainan pada sara!, eJ3 Carpal tunel s)ndro(e, trige(inal neuralgia 5rusak sara! kranial B6 Neuropatik n)erin)a spontan, disertai *urning sensation N)eri nosisepti!, eJ3 kerusakan sendi /rau(a i(puls sensorik sara! sensorik (edula spinalis tala(us 5pusat sensasi n)eri6 2ika kita pegang tulang pipi sekali tidak sakit, *erulang kali 5sela(a , hari __6 terasa sakit karena ada aku(ulasi sti(ulus 5nilai a(*ang *eru*ah (akin turun dan (udah terangsang6 N)eri ti(*ul3 pada "aringan )ang rusak ti(*ul *an)ak ca*ang sara! *aru persepsi n)eri (eningkat Daca(, gangguan n)eri allod)nia, hiperalgetik *aal9hiperpalsia Allod)nia adalah salah persepsi sesuatu )ang tidak n)eri dianggap se*agai n)eri

WARNING EEE t$(a 4 !ihara%"a t$ta% ($(&a<a sli!$ "uliah "ar$ a t$ tir i i !ia(&il !ari t$Ft&##" DAN REKAMAN

/a(*ahan dari ?eka(an kuliah$ N;ERI Suatu pengala(an sensorik dan *erhu*ungan dengan e(osional dan pengala(an seseorang N)eri ada , !isiologis dan patologis N)eri saat tertusuk "ari( !isiologis Adan)a kerusakan "aringan (eni(*ulkan n)eri N)eri itu si!atn)a su*)ekti! Kasus3 seorang petani )ang ter*iasa *er"alan di atas *atu hilang rasa sakit9n)erin)a Pada penilaian n)eri lihat intensitas dan polan)a N)eri (erupakan *agian dari proses *ela"ar 5ini (ne)akitkan atau tidak6 dan ada (e(ori terkait persepsi sakit ts*

Kuliah 3.. O9AT OTONOM


dr De#i Sevina ?, D Kes

- "enis3 Kolinergik Antikolinergik Adrenergik Adrenolitik KOLINERGIK , "enis reseptor3 Duskarinikterdapat pada kelen"ar dan otot polos

21

Su*tipe3 o D%SSP, ganglion presinaptik o D,reseptor presinaptik, sel e!ektor (iokardiu( o D.kelen"ar saliva dan otot polos, (isaln)a otot detrusor o D- ] D5SSP_ Di*lok oleh %'r$ >$%i $ Nikotinikganglion dan otot skeletal Agen Kolinergikada .A@h dan "#li $st$r, al"al#i!, A<$t'l<h#li $ Est$ras$ I hi&it#r 5A<hEI6 As$til"#li !a !$ri?at 'a Dengikat reseptor (uskarinik dan nikotinik Ach tidak *er!ungsi se*agai o*at karena3 De(pengaruhi se(ua "enis reseptor kolinergik /idak dapat (encapai organ target karena segera diinaktivasi oleh AchA 'entuk ester )ang le*ih sta*il3 M$ta"#li Kurang dipengaruhi oleh AchA @e*ih *erpengaruh pada siste( kardiovaskular di*anding traktus urinarius dan gastrointestinal /idak (e(iliki e!ek pada reseptor nikotinik(us"ari i" Kar&a"#l A!ek i"#ti i"n)a le*ih *esar daripada Ach 9$ta $"#l /idak (e(iliki e!ek pada reseptor nikotinik(us"ari i" Al"al#i! Duskarin 'erasal dari "a(ur A(anita (uscaria /idak digunakan se*agai o*at, tapi digunakan untuk eksperi(en Arekolin 'erasal dari pinang 5Areca cathecu6 Digunakan se*agai kedokteran he#an se*agai antihel(intik Pilokarpin 'erasal dari Pilocarpus "a*orandi Digunakan untuk pengo*atan )lau"#(a

A@hEI 'eker"a dengan (engha(*at AchA AChAI reversi*el3 neostig(ine, !isostig(ine, piridostig(ine, ri!astig(ine, donepe>il, galanta(ine AChAI ireversi*el3 gas perangta*un, sarin, so(anT Diisopropil!luorophosphate 5DFP6 A!ek !ar(akologis esterkolin dan alkaloid *er*eda4*eda pada *er*agai siste( organ 5lihat ta*le di slide6 INDIKASI AGAN KO@INA?GIK PADA PAN:AKI/ NAF?OPSIKIA/?IK3 Pada otot polos usus(eningkatkan (otilitas usus 5hati4hati pada o*struksi usus karena dapat (en)e*a*kan per!orasi usus6 Digunakan setelah operasi&$ta $"#l, $#sti)(i Pada traktus urinarius(engosongkan kantung ke(ih &$ta $"#l Kontraksi otot detrusor ?elaksasi trigone dan s!ingter eksternu( pada pasien setelah stroke Lerosto(ia Peningkatan sekresi salivadigunakan setelah terapi radiasi dan pada sindro( S"ogrenas 5pen)akit autoi(un )ang (en)e*a*kan se(ua kelen"ar (ukosa (ongering6 untuk (e(per(udah penelanan dan hidrasi pada (ulut Pilihan o*at )ang digunakan )akni %il#"ar%i dan <$?i($li $ Neuro(uskular Fntuk (iastenia gravis3 +iri!#sti)(i $, setiap 5 ja(pilihan o*at Neostig(inesetiap - "a( E!r#%h# iu(digunakan han)a untuk !ia) #sis pen)akit 5kalau ge"ala (e(*aik setelah o*at di*erikan, *erarti orang terse*ut (enderita (iastenia gravis 'ila ter"adi perangsangan (us"ari i" &$rl$&iha diatasi dengan atr#%i $ Pada %aralisis karena #?$r!#sis tu&#"urari A@hEI le*ih e!ekti! daripada agonis nikotinik Siste( Sara! Pusat AChAI dike(*angkan untuk terapi pen)akit Al>h$i($rGs O*at3 ri?asti)(i $1 !# $%$>il1 )ala ta(i $ 8an)a e!ekti! %a!a sta!iu( a*al %$ 'a"it, tetapi tidak e!ekti! pada kasus *erat di (ana neuron kolinergik sudah hancur

22

PA?INGA/AN DAN KON/?AINDIKASI AGAN KO@INAGIK Kontraindikasi3 As(a(eningkatkan sekresi (ucus, *ronkokonstriksi 8ipertiroidis(e dapat (en)e*a*kan !i*rilasi atriu( Insu!isiensi koroner(enurunkan sirkulasi koroner Flkus peptiku((eningkatkan sekresi asa( la(*ung A!ek sa(ping lain3 Kegagalan ako(odasi untuk penglihatan "arak "auh 5parasi(patis (en)e*a*kan kontraksi otot siliaris untuk penglihatan "arak dekat6 Spas(e a*do(inal 8ipertonisitas otot kantung ke(ih 8ipersalivasi FN/FK IN/OKSIKASI DFSKA?INIK9KO@INA?GIK 5pestisida organo!os!at6 Pilihan pen)ela(at n)a#a3 atr#%i $ i tra?$ a 4 ()di*erikan &$rula ) untuk (e(pertahankan %ulsasi 2-,3--C($ it Ge"ala i t#"si"asi dapat tetap ada s$la(a 4,. (i ))u pada intoksikasi *erat sa(pai en>i( *aru tersintesis DASA@A8 NONNAF?OPSIKIA/?IK KO@INA?GIK 2a(ur )ang le*ih toksik3 5pen)e*a* 01R !atalitas keracunan "a(ur6 A(anita phaloides @epiota Galerina Ge"ala klinis ter"adi han)a setelah ,- "a(Cedera 8epatik dan ?enal3 Dapat (engaki*atkan ke(atian dala( -4& hari /erapi suporti!hepatoprotektor sili(arin Si(to(atologi se*elu( terapi 8an)a ketika e!ek (uskarinik *erle*ihandi*erikan atropinse Acet)lcholine esterase inhi*itors 5AChAI6 (en)e*a*kan ACh *erle*ihan 'er*eda dengan agen (uskarinik, A@hEI (eni(*ulkan a"si i"#ti i" Inhi*itor reversi*leneostig(ine, piridostig(ine, edro!oniu(, rivastig(ine, donepe>il, galanta(ine Inhi*itor ireversi*el5digunakan se*agai gas perang, pestisida6 diisopropil4!luoro!os!at, sarin, so(an, (ipa!oJ

Fntuk (encegah aksi gas perang 5inhi*itor AChA ireversi*el6, digunakan piridostig(in 5inhi*itor )ang reversi*le6 se*elu( paparan gas perang sehingga ikatan gas perang terhadap AChA *erkurang 'e*erapa AChA akan dipertahankan)ang terikat terhadap piridostig(in Intoksikasi Kolinergik dan 2a(ur 5(icetis(e6 A(anita (uscaria3 isi (uskarin le*ih sedikit sehingga tidak (engaki*atkan intoksikasi (uskarin Mus"ari le*ih *an)ak pada golongan i #<'&$ dan <lit#<'&$, ge"ala i t#"si"asi (uncul !ala( .-,5- ($ it3 hipersalivasi, lakri(asi, nausea, (untah, kolik, diare, sakit kepala, penglihatan )ang ka*ur, *ronkospas(e, *radikardia, hipotensi, s)ok /erdapat pada spesies A(anita lainn)a3 (ucinol, i*otenic acid, derivate isoJasole3 Densti(ulasi reseptor asa( a(inoeksitatorik dan inhi*itorik Ge"ala3 irita*ilitas, ataksia, gelisah, halusinasi, deliriu(, sedasi Atropin (e(per*erat ge"ala SSP A!ek !ar(akodina(ik3 kele*ihan Ache!ek (uskarinik dan e!ek nikotinik 5paralisis6 Intoksikasi kronikcedera neurologic tertunda Sindro( Persion gul! #ar3 Gangguan kogniti! Ataksia Kon!usio, inkontinenesia Dioneuropati Adenopati Indikasi Nonneuropsikiatrik Agen Kolinergik Pada Data(eni(*ulkan (iosis3 Fntuk e!ek cepat sela(a #%$rasiC)lau<#(a a"ut digunakan as$til"#li Fntuk )lau<#(a "r# i" 5#%$ a )l$ )lau<#(a6%il#"ar%i paling *aik ditoleransi O*at alternative untuk glauco(a3 Al!a4agonis 'eta4*loker Diuretic aceta>ola(ide 5(erk Dia(oJ6 Analog prostaglandin

23

Pada "$ra<u a a ti(us"ari i" han)a pada i t#"si"asi &$rat dengan hi%$r%ir$"sia dan ta"i"ar!ia su%ra?$ tri"ulardigunakan o*at %h's#sti)(i $ )ang dapat ($ $(&us sa*ar !arah #ta" ANTIKOLINERGIK Anti(uskarinik Antinikotinik o Ganglion *loker3 (eka(ila(in, tri(eta!an o O*at pe(*lok neuro(uscular3 tu*ocurarine, atracuriu( A ti(us"ari i" Derupakan antikolinergik )ang han)a (enghalangi reseptor (uskarinik pada3 Kelen"ar saliva dan (ucus(en)e*a*kan kekeringan Datauntuk pengaturan ako(odasi dan tekanan intraocular 2antungtakikardia Ganglia teruta(a pada traktus gastrointestinal SSPdeliriu( Protot)pe anti(uskarinik3 atr#%i $, alkaloid *elladonna, "uga pada Datura stra(oniu( 5kecu*ung6 A!ek !ar(akodina(ik atropine *ergantung pada dosis 1 5 (g % (g , (g 5 (g 'radikardia ringan, inhi*isi salivasi, *erkeringat Dulut kering, rasa haus, takikardia setelah *radikarda, dan (idriasis /akikardia, palpitasi, kegagalan ako(odasi Ge"ala se(akin *erat, sulit *er*icara, (enelan, sakit kepala, kulit )ang kering4hangat, kesulitan (ikturisi dan penurunan peristalsis /akikardia *erat, le(ah, (idriasis (aksi(al Kulit3 ke(erahan, panas dan kering, ataksia, gelisah, halusinasi, ko(a

Dia*sorpsi dari traktus gastrointestinal Dene(*us sa#ar darah otak Deta*olis(en)a pada (anusia tidak diketahui 5kelinci (e(iliki en>in untuk (enginaktivasi atroipin )ang (e(*uatn)a resisten terhadap alkaloid Diekskresi (elalui gin"al Indikasi3 Se*agai (i!riati"u( pada fu !us"#%i, digunakan secara topikal Durasi aksi pada (ata3dapat !ia ta)# is dengan t$t$s (ata %il#"ar%i Atropine 8o(atropin /ropica(ide &4%1 hari .4& hari + "a(

O%1 (gC5 (g

Pada s)ste( sara! pusat, trih$F'%h$ i!'l 5a ti"#li $r)i" )ang *eraksi s$ tral )ang *ere!ek anti(uskarinik le*ih kecil daripada atropin6 dipakai untuk ($ )atasi $f$" sa(%i ) $"stra%ira(i!al a ti%si"#ti" dan "uga digunakan untuk (engo*ati pen)akit +ar"i s# Gs A!ek sa(ping o*at anti(uskarinik Kekeringan pada (ulut 'loating 5retensi cairan6 Kesulitan urinasi Peningkatan tekanan intraokular Disorientasi pada orang lan"ut usia karena gangguan (e(ori Kontraindikasi3 Glauco(a 'enign prostate h)pertroph) 5'P86 De(ensia Gangguan konduksi "antung Ga )li# i" 9l#"$r 7a ti i"#ti i"8 O*at3 tri($ta%ha 5(erk Ar!onat6 /erkadang digunakan untuk (engontrol hi%$rt$ si pada h)pertensive e(ergenc), dissecting aortic aneur)s( Dosis harus dititrasi, di*eri (elalui intravena A!ek sa(ping3 hipotensi ortostatik

Atr#%i $ ($(&l#" s$(ua r$s$%t#r (us"ari i", *lockade terse*ut *ersi!at "#(%$titif dan dapat !iatasi dengan agen kolinergikpilihann)a )akni %h's#sti)(i $ Far(akokinetik3 Atropine adalah s$ 'a*a a((# iu( t$rsi$r )ang3

24

N$ur#(us<ular &l#<"i ) a)$ t 7a ti i"#ti i"8 O*at3 o Agen nondepolari>ing3 atracuriu(, tu*ocurarine, vecuroniu( o Agen depolari>ing 5perta(a4ta(a (ensti(ulasi, tetapi ke(udian diikuti dengan *lockade63 suksinilkolin Penggunaan3 o ?elaksasi otot saat pe(*edahan o Intu*asi trakeal o Control ventilasi o Fntuk (ele(ahkan (ani!estasi ke"ang Dasalah nonneuropsikiatrik antikolinergik Pada traktus respiratorius Atropine tidak (e(iliki e!ek *ronkodilasi Ipatropiu( *ro(ide *erguna dala( *ronchitis kronik dan COPD, tetapi (e(iliki *ioavaila*ilitas oral )ang *uruk Se*agai ne*uli>er dala( *ronchitis kronik Se*agai pre(edikasi anestetikuntuk (engurangi produksi (ucus respiratorik sela(a anestesi u(u( untuk (encegah *lockade traktus respiratorius Pada traktus gastrointestinal(engurangi (otilitas usus, tetapi tidak e!ekti! dala( (engurangi produksi asa( la(*ung Pada traktus urinarius Deningkat kapasitas kantung ke(ih dengan (erelaksasi otot detrusor dan (eningkatkan kontraksi s!ingter uretra Digunakan dala( pengo*atan h)peractive *ladder tolterodine, oJ)*utinine, anti(uskarinik *loker reseptor D. OJi(es, AChA reaktivator, (isaln)a PralidoJi(e dan diasetil(onoJ)l *ukan (erupakan o*at pen)ela(at n)a#ahan)a *eraksi secara peri!er pada otot skelet dan tidak (e(iliki e!ek anti(uskarinik sentral seperti atropine dala( (engatasi depresi respirasi sentral ADRENERGIK O*at )ang *eraksi pada reseptor al!a4,3 klonidin O*at )ang (ensti(ulasi pelepasan norepine!rin, epine!rin, dopa(in atau (e(*lok transporter (e(per*an)ak neurotrans(itter pada sinapsa(!eta(in, e!edrin, kokain A(!eta(in (e(iliki e!ek (eningkatkan (ooddasar drug a*use3

Deningkatkan perhatian terhadap tugas )ang repetiti! Dengakselerasi dan desinkronisasiAAG Digunakan untuk (engo*ati narkolepsi Disuse 5penggunaan tidak sesuai dengan indikasi6 untuk (enekan na!su (akan untuk (enurunkan *erat *adan Doda!inil3 Derivate A(!eta(in *aru )ang digunakan dala( narkolepsi Din)atakan (e(iliki ke*urukan )ang le*ih sedikit o A!ek inso(nia, peru*ahan (ood *erle*ihan dan potensi a*use )ang le*ih sedikit di*andingkan a(!eta(in Adrenergic pada AD8D3 Sindro( perilaku )ang *elu( dide!inisikan "elas dan terlalu *an)ak di"adikan diagnosis )ang terdiri dari rentang perhatian )ang pendek, perilaku !isis hiperkinetik dan (asalah *ela"ar O*at )ang paling *erguna pada kondisi ini adalah (etil!enidat dosis rendah 5?italin4S?6 dan terkadang klonidin Doda!inil dapat "uga digunakan Klonidin3 Adalah agonis al!a4,, teruta(a digunakan se*agai agen antihipertensi! lini kedua Fntuk (engatasi diare pada neuropati karena ke(a(puann)a (eningkatkan a*sorpsi air dan gara( dari usus Fntuk (engurangi saka#sela(a putus narkotik atau alcohol dan dapat (e(!asilitasi pe(*erhentian rokok Sindro( 8orner3 lesi unilateral )ang dise*a*kan oleh interupsi sara! si(patis untuk #a"ah )ang ditandai dengan vasodilatasi, ptosis, (iosis, dan hilangn)a !ungsi *erkeringat pada sisi )ang terserang A!ek sa(ping9toksisitas Adrenergik Sti(ulasi "antung Peningkatan tekanan darah, takikardia )ang (en)e*a*kan gagal "antung, in!ark (iokard akut, dan stroke Sti(ulasi SSp, "arang ter"adi setelah overdosis katekola(in o Kokain3 ke"ang, arit(ia, dan perdarahan sere*ral o A(!eta(in3 gelisah, inso(nia, tre(or Pada overdosis akut dapat diatasi dengan *loker reseptor

25

ADRENOLITIK 9$ta &l#"$r A!ekti! untuk tre(or esensial3 Dosis harian propranolol di(ulai dari +1 (g e!ekti!, "uga responsive terhadap *loker selekti! *eta4% seperti (etoprolol Se*aikn)a tidak digunakan untuk gagal "antung, as(a, dan hipoglike(ia Alfa &l#"$r 7/idak ada indikasi pada pen)akit neuropsikiatrik6 ?eserpin (endeplesi dopa(ine sere*ral dengan (encegah pen)i(panan intraneuronal 'erguna dala( (eringankan korea pada pen)akit 8untingtonas di(ulai dengan 1 ,5 (g dititrasi sa(pai (encapai dosis opti(al hingga adverse e!!ect ti(*ul Adverse e!!ect reserpine (eliputi sedasi, diare 5respon terhadap atropine6, kongesti nasal, dan depresi (ental

dr De#i Sevina ?osdiana, D Kes Psiko!ar(aka 5o*at untuk terapi gangguan "i#a6ini dikalsi!ikasikan (en"adi e(pat golongan o*at, )akni 3 % Antipsikosis , Antidepresan . Antiansietas dan o*at untuk inso(nia - O*at untuk pen)akit *ipolar %. A ti%si"#sis 7A+8 sinoni(n)a adalah o*at antiski>oprenia, neuroleptik, serta sedati! 5transNuili>er6 (a)or Kelo(pok o*at ini (erupakan o*at )ang digunakan dala( terapi ski>oprenia, serta *e*erapa pen)akit psikosis lainn)a

Kuliah 3/. +si"#far(a"#l#)i

Klasifi"asi a ti%si"#sis ti%i"al 7#&at la(a8: ha(&at r$s$%t#r D 4 H D31 contoh o*atn)a 3 chlorpro(a>ine, !luphena>ine, haloperidol, thiorida>ine a ti%si"#sis ati%i"al 7#&at &aru8: ($ )ha(&at s$l$"tif r$s$%t#r D / !a 5 =T4 contohn)a 3 <l#>a%i $,olan>apine,risperidone, Nuetiapine, aripripra>ol M$"a is($ K$rja pada gangguan "i#a 5ski>oprenia6 ter"adi peningkatan aktivitas dopa(inergik sehingga (ekanis(e ker"a o*at AP ini adalah dengan (e(*lok reseptor postsinaps D, pada siste( sara! pusat, teruta(a pada "alur (esoli(*ik9(esokortikal )ang perlu diingat1 <l#>a%i 4 )ang ter(asuk AP atipikal Clo>apin ini (e(*lok reseptor D, le*ih le(ah dari o*at lain, tetapi (asih *ersi!at poten, karena aktivitasn)a le*ih pada reseptor D- dan 58/, 5untuk serotonin6 Karena itu, e!ek ekstrapira(idal clo>apin ini le*ih kecil 7alaupun o*at AP ini (engikat reseptor dengan segera, tetapi respons klinik *aru terlihat setelah *e*erapa (inggu Far(a"#"i $ti" A&sr#%si !a 9i#a?aila&ilitas A*sorpsi 3 Chlorpro(a>ine 3 variasi antarindividualn)a sangat tinggi *ioavaila*ilitasn)a 3 o chlorpro(a>ine3 ,5R o thiorida>ine .5R nah, kedua o*at ini (engala(i (eta*olis(e lintas perta(a o haloperidol +5R 8u*ungan antara konsentrasi plas(a dengan e!ek klinis penggunaan o*at AP ini "uga sangat *ervariasi, sehingga diperlukan %$ '$suaia !#sis untuk (asing4 (asing individu 7aktu paruh AP itu pan"ang 5%54.1 "a(6 sehingga AP dapat di*erikan %4, kali9hari Ini *agus untuk (eningkatkan kepatuhan pasien (inu( o*at, karena tidak terlalu sering Distri&usi : 8a(pir se(ua o*at AP itu *ersi!at sangat lipo!ilik dan *erikatan dengan protein5=,4==R6 2adi harus hati4hati adan)a interaksi dengan o*at )ang (engeser ikatan AP dengan protein O*at4o*at ini (e(iliki volu(e distri*usi )ang tinggi karena ter"e*ak dala( ko(parte(en lipid, dan *erikatan dengan reseptor

26

M$ta&#lis($ !a $"sr$si : Ke*an)akan o*at AP di(eta*olis(e dengan se(purna Ke*an)akan (eat*olit dari parent drug )ang di(eta*olis(e itu tidak akti!, kecuali ($s#ri!a>i $ 5(eta*olit uta(a dari thiorida>ine6 )ang le*ih poten dari parent drugn)a sendiri 5thiorida>ine6 O*at AP ini ha(pir se(ua di(eta*olis(e (en"adi sen)a#a )ang *ersi!at polar dan akan !i$"sr$si !i uri dala( *entuk ($ta&#lit i a"tif. Ef$" Far(a"#l#)is O&at A+ , respons )ang la(*at terhadap sti(ulus eksternal 3 4 apatis 4 inisiati! *erkurang 4 sedikit (e(perlihatkan e(osi 4 ta(pak (engantuk, na(un (udah *angun dan (erespon pertan)aan 4 (engha(*at tindakan agresi! 4 (engurangsi halusinasi dan delusi 5#aha(6 Na(un, e!ek !ar(akologis itu han)a ter"adi pada &1R pasien, sisan)a resisten Ada *e*erapa o*at AP )ang (e(iliki aktivitas anti (untah karena (e(*lok reseptor D. Ef$" O&at A+ %a!a r$s$%t#r Chlorpro(a>ine3 W%C548/,AOD,OD% \ =al#%$ri!#l: D4H I3H5,=T4AHD3H=3 \ Clo>apine3 D-C W%O548/,AOD,CD% \ Olan>apine3 548/,AO8%O D-OD, O W% OD% \ Aripipra>ole3 D,C 548/,AOD-O W%C8%OOD% \ Kuetiapine 3 8%O W%OD%,.OD,O548/,A

penggunaan AP atipikal (engurangi e!ek ekstrapira(idal Karena potensi ekstrapira(idal itu *erkaitan dengan kuatn)a pengha(*atan D, Ef$" +si"#l#)is #&at A+ Kalau o*atn)a di*erikan ke pasien )ang tidak psikosis, e!ekn)a 3 (engantuk, gelisah, penurunan ke(a((puan psiko(otor dan pada tes psiko(etrik /api, kalau di*erikan pada pasien psikotik, akan (engurangi psikosis dan (eningkatkan per!or(ance pasien Ef$" #&at A+ %a!a EEG 7$l$<tr#$ <$%hal#)ra%hi< $ff$<ts8 Oa*t AP dapat (enghasilkan %$ru&aha %#la %a!a fr$"u$ si EEG1 'aitu !$ )a ($(%$rla(&at !a ($ i )"at"a si "r# isasi4n)a Perla(*atan 5hipersinkroni6 )ang ter"adi kadang !okal atau unilateral, )ang dapat (en)e*a*kan kesalahan pada interpretasi diagnostic 'e*erapa AP ($ uru "a a(&a ) ra )sa ) "$ja ), na(un, o*at ini tetap dapat di*erikan pada orang epileps) asal diperhatikan dosisn)a A!?$rs$ Dru) Eff$<t 7ADE8 A. Ga ))ua (#t#ri"1 a!a 4 j$ is : %. Dist# ia a"ut dan G$jala (iri% +ar"i s# 5Parkinson4like s)(pto(s6 aki*at reaksi ekstrapira(idal 5karena %$ )ha(&ata r$s$%t#r D4 i)r#striatal6 ge"alan)a 3 tre(or, kekakuan 5teruta(a pada otot leher6, a"athisia 5kegelisahan )ang tidak terkontrol6 /erapin)a dengan o*at anti kolinergik, seperti trih$F'%h$ i!'l, *eperiden, diphenh)dra(ine A "a 1 )$jala t$rs$&ut t$rja!i "ar$ a r$s$%t#r !#%a(i $ !i&l#"1 &$rarti &isa %a"ai L$?#!#%a a ! !#%a(i $r)i< a)# ist !# )1 ta%i ti!a" %$r ah !i)u a"a 1 "$ a%aJ levodopa dan agonis dopa(inergik dapat (eni(*ulkan ko(plikasi seperti pusing, halusinasi, delusi, serta reaksi psikiatri lain)a, tapi le*ih sering ter"adi dan le*ih parah pada agonis reseptor dopa(ine daripada levodopa Nah, kalau dikasi ke orang )ang ski>oprenia, *isa (akin parah kan_ (akan)a tidak pernah di*erikan 3D 4. Tar!i?$ !'s"i $sia , (erupakan )$ra"a i ?#lu t$r 'a ) t$rja!i %a!a *ajah !a a ))#ta )$ra"1 'a ) ti(&ul !ala( &$&$ra%a &ula Ctahu s$t$lah t$ra%i terapi )ang dilakukan *iasan)a tidak *erhasil

Haloperidol obat yang efek ekstrapiramidalnya paling besar

8a(pir se(ua o*at AP atipikal aktivitasn)a le*ih ke (engha(*at reseptor 54 8/, 5reseptor serotonin6 di*anding dengan reseptor D, Aki*atn)a,

27

ADA )ang ekstrapira(idal itu le*ih "arang ter"adi pada o*at AP atipikal, contohn)a clo>apine 3 )ang (erupakan anti (uskarinik )ang selekti! (e(*lok D pada region (esoli(*ik di*anding nigrostriatal 9. @ar!i#?as<ular A!?$rs$ Eff$<t 4 Chlorpro(a>ine, thiorida>ine3 (en)e*a*kan hipotensi ortostatik, tekanan arteri rata4rata (enurun, resistensi peri!er serta stroke volu(e (enurun Selain itu, "uga (en)e*a*akan peningkatan den)ut "antung, serta pe(an"angan interval K/ 4 s$rti !#l$, #ithdra#n !ro( the (arket, karena (en)e*a*kan pe(an"angan interval K/, K/c, serta *erpotensi (eni(*ulkan arit(ia )ang *er*aha)a 4 >ipra>idone #arning a*out the risk 444karena dapat (en)e*a*kan pe(an"angan interval K/c @. E !#<ri $ A!?$rs$ Dru) Eff$<t Pada #anita a(enore4 galaktore, (eningkatkan li*ido dan (en)e*a*kan hasil posti! palsu pada tes keha(ilan Pada pria (en)e*a*kan penurunan li*iso dan gineko(astia Salah satu se*a*n)a adalah adan)a hiperprolaktine(ia )ang ter"adi aki*at e!ek pengha(*atan dopa(inergik dan peningkatan konversi androgen (en"adi estrogen di peri!er A!ek ini le*ih *esar pada o*at AP tipikal D. A!?$rs$ Dru) Eff$<t lai 'a anti(uscarinic adverse e!!ects 3 ` 4 Al>hei(er 5(e(or) i(pair(ent6 444hati4hati pada orang tua 4 prostate h)pertroph) 4 glauco(a, orthostatic h)potension 3 *erkaitan dengan e!ek *loking gelo(*ang al!a 444 (en)e*a*kan (udah "atuh dan !arktur pada orang tua pena(*ahan *erat 3 e!ek ini le*ih *esar pada oa*t AP atipikal agranuloc)tosis 3 pada penggunaan clo>apine, "adi perlu di(onitor /oleransi o*at orang Indonesia le*ih rendah dari ras kaukasian, diperkirakan ini aki*at (eta*olis(e )ang agak la(*at 2adi, terapi harus di(ulai dnegan dosis rendah A ti D$%r$sa 3. Klasifi"asi O&at A ti D$%r$sa A. G$ $rasi +$rta(a : A ti D$%r$sa Trisi"li" Dise*ut de(ikian karena struktur ki(ian)a khas, )ang (engandung tiga cincin pada intin)a Prototipe /CA adalah I(ipra(ine dan a(itript)line )ang

(erupakan pengha(*at uptake serotonin dan norepine!rin contoh lain antidepresan /rsiklik adalah @l#(i%ra(i $ 9. G$ $rasi "$!ua 4 'e*erapa o*at generasi kedua (e(iliki struktur ki(ia )ang (irip trisiklik a(#Fa%i $ !a (a%r#tili $ 4 *e*erapa lainn)a, seperti tra>#!# $ !a &u%r#%i# , (e(iliki struktur ki(ia )ang *er*eda @.G$ $rasi "$ti)a : ?$ lafaFi $, (irta>a%i $1 $fa>#!# $1 !a !ul#F$ti $ D. S$l$<ti?$ S$r#t# i R$u%ta"$ I hi&it#r 7SSRI8 4 (e(iliki selektivitas tinggi u tu" tra s%#rt$r s$r#t# i 4 contohn)a 3 Flu#F$ti $1 S$rtrali $1 Flu?#Fa(i $1 @ital#%ra( 4 (e(liki e!ek sa(ping )ang le*ih sedikit di*anding dengan golongan trisiklik /. M# #a(i $ OFi!as$ 7MAO8 I hi&it#rs ,<# t#h 'a : +h$ $l>i $1 Tra 'l<'%r#(i $1 (#<l#&$(i!$ 4. M$"a is($ K$rja A. A ti D$%r$sa Trisi"li" , (e(*lok transporter a(in 4 (e(*lok reuptake Norepine!rin, serotonin, serta sedikit dopa(ine 4 *ila kadar katekola(in tinggi (ania 4*ila kadar katekola(in rendah depresi Proses pengha(*atan transporter ini ter"adi dengan cepat, na(un e!ek klinisn)a *aru ti(*ul setelah *e*erapa #aktu, se*a* ter"adin)a hal ini *elu( diketahui 9. G$ $rasi K$!ua Anti depresan )ang han)a (eni(*ulkan sedikit e!ek s(aping pada SSP3 \ !$si(i%ra(i $3 (eta*olit dari i(ipra(ine \ #rtri%t'li $3 (eta*olit dari tript)line Anti depresan )ang han)a sedikit (eni(*ulkan e!ek sa(ping SSP, tapi le*ih (en)e*a*kan e!ek sedative : tra>#!# $ a ! &u%r#%i# A(#Fa%i $ )ang (erupakan (eta*olit dari loJapin (asih (e(iliki e!ek antipsikotik dari parent drugn)a

28

9. G$

Daprot)line,(e(iliki struktur seperti desi(ipra(ine (erupakan pengha(*at reuptake norpeine!rin )ang poten O*at ini kurang (en)e*a*kan sedasi, e!ek anti(uskarinik serta e!ek sa(ping pada SSP $rasi K$ti)a :$ lafaFi $: (erupakan pengha(*at transporter serotonin )ang poten, tapi han)a (engha(*at le(ah pada transporter norepine!rin pada dosis rendah (irip SS?I 5karena ia le*ih selekti! ke serotonin, e!ek ke norepine!rin le(ah 6 pada dosis tinggi 5O,,5 (g9dl6 (en)e*a*kan peningkatan heart rate dan tekanan darah ringan hingga sedang N$fa>#!# $: seperti tra>odone 5generasi ,6, han)a e!ek sedasin)a kurang (erupakan inhi*itor poten C:P .ADul#F$ti $Kha(pir sa(a dengan SS?I, o*at ini tidak (e(*eri e!ek sedative dan e!ek autono( Mirta>a%i $ o 'eker"a cepat o /idak le*ih e!ekti! dari antidepresan )ang lain o Dapat (en)e*a*kan peningkatan *erat *adan o A!ek sedasi tinggi karena adan)a e!ek antihista(inegrik )ang kuat EFEK SAM+ING o e!ek sa(ping 3 gangguan pada control autono( o e!ek seperti atropine (ulut kering, (ata ka*ur, konstipasi, retensi urin o hipotensi ortostatik aki*at e!ek norepine!rin sentral o e!ek pada SSP 3 sedasi, ke"ang, sulit *erkonsentrasi o e!ek pada KB 3 pe(an"angan interval K4/, pada penggunaan dosis tinggi (eningkatkan risiko suddent cardiac arrest I t$ra"si #&at Intraksi dengan o*at )ang a!initas pada proteinn)a tinggi 5aspirin, phen)l*uta>one 6 anti depresan tergeser dari ikatan dnegan protein kadar o*at *e*as (eningkat Interaksi dengan pengha(*at c)p ,d+ 5!luvoJa(ine, paroJetine6

kadar anti depresan )ang !ar(akokinetikn)a (eli*atkan c)p ,d+ 5nortript)line, desipra(in6 itu kadarn)a akan (eningkat o Antidepresan trisiklik dengan alkohol akan (en)e*a*kan derpresi siste( pernapasan )ang parah o Anti depresan trisiklik dengan o*at antihipertensi )ang (engha(*at neuron adrenergik 5seperti guanadrel6 akan (en)e*a*kan penurunan tekanan darah @. SSRI 7SELE@TI:E SEROTONIN REU+TAKE IN=I9ITOR8 Fluoksetin Fluvoksa(in Paroksetin Sertralin Dekanis(e ker"a3 O selekti! (engha(*at reuptake serotonin /idak (e(pengaruhi siste( kolinergik, adrenergik hista(inergik e! Sa(ping le*ih sedikit Indikasi3 Depresi (a)or Gangguan ce(as Serangan panik Gangguan o*sesi!4ko(pulsi! Far(akokinetik3 A*sor*si *aik /%9, pan"ang 3 dosis cukup %J9hari ?espon klinik3 setelah , U - (inggu th9 A!ek sa(ping3 4 bb dari antidepresan trisiklik 3 e!ek terhadap kv dan (uskarinik 4 toksisitas akut 3 kurang *er*aha)a di*anding dengan trisiklik 4u(u(3 nausea, anoreksia, inso(nia, kehilangan li*ido, gagal orgas(e Fntuk )ang dis!ungsi seksual 5dela)ed e"acualtion dan gagal orgas(e6, e!ek ter*esar pada penggunaan paroJetine Dari tinggi sa(api paling rendah 3 paroJetineO!luoJetine, sertralineO !lu!oJa(ine 4ko(*inasi dg (aoi serotonin s)ndro(e 3 ge"alan)a tre(or, ke"ang, hiperter(ia, kolaps kvs o

29

ParoJetine (e(iliki a!initas paling tinggi terhadap reseptor serotonin secara tidak langsung (enurunkan trans(isi dopa(inergik e!ek eJtrapira(idal seperti distonia, akatisia

MAOI Doklo*a(id selekti! (aoi 5t)pe a6, *ersi!at reversi*el Interaksi bb, e!ek sa(ping pada ssp bb di*anding (aoi generasi se*elu(n)a seperti %ar)ili $1 tra 'l<'%r#(i $ A! Sa(ping uta(a3 4hipotensi postural 4e!ek seperti penggunaan atropin 4** (eningkat 4sti(ulasi ssp o overdosis akut ke"ang - h)perp)reJia - hipotensi ANTIANSIETAS DAN =I+NOTIK 9ENLODIALE+IN: - @ONTO= O9AT 3 klordia>epoksid, oksa>epa(, dia>epa(, lora>epa( , dll - MEKANISME KERJA: o De(!asilitasi ker"a ga*a, *ukan (elalui pengikatan pada reseptor Aki*atn)a ter"adi hiperpolarisasi, dan pe(*ukaan kanal ion cl o O*at ini a(an karena aksi reseptor itu sendiri *ergantung pada ga*a endogen - EFEK FARMAKOLOGIK o ?eduksi ansietas dan agresivitas o Sedasi dan induksi tidur o ?eduksi tonus otot dan koordinasi o Antikonvulsan - EFEK SAM+ING: o Overdosis akut /idak terlalu *er*aha)a, "arang )ang sa(api (eninggal /er"adi pada penggunaan (aoi dengan anti depresan lain, teruta(a alkohol, atau digunakan pada penderita copd o A!ek sa(ping )ang sering

Dengantuk 'ingung, pusing /er"adi gangguan koordinasi A(nesia /eruta(a pada o*at ker"a pan"ang (en)e*a*kan gangguan pada peker"aan dan ke(a(puan (enge(udi +ENGGUNAAN KRONIK 9ENLODIALE+IN /olerasi 3 kurang dari *ar*iturat Ketergantungan terlihat dengan ge"ala 3 o Peningkatan ge"ala kece(asan o /re(or o Pusing Ge"ala putus o*at 3 onsetn)a le*ih la(*at dari *ar*iturat o Pada penggunaan tria>ola( 5salah satu o*at *en>odia>epin ker"a pendek6, ge"ala putus o*at ini ter"adi dala( *e*erapa "a( o Ge"alan)a 3 inso(nia dini hari, kece(asan pada siang hari Adiksi 3 *ukan (asalah uta(a INDIKASI: o 8ipnotik3 lora>epa(, te(a>epa( ker"a pendek *ukan untuk penggunaan kronik karena dapat (en)e*a*kan toleransi o Ansiolitik3 Keadaan panik akut, seperti pada gangguan panik, agora!o*ia Pilihan o*at alpra>ola(, dia>epa( 5alternati!6 o relaksan otot pada spas(e otot3 dia>epa( o Indikasi lain3 Alpra>ola(3 untuk (engatasi ce(as pada gangguan depresi (a)or

Kuliah 35. +EMERIKSAAN +SIKIATRIK


dr Natalia 7, SpK2

30

Pe(eriksaan psikiatrik itu terdiri atas #a#ancara psikiatrik dan pe(eriksaan status (ental ri#a)at psikiatrik (erupakan doku(entasi kehidupan pasien, )ang (e(*uat seorang psikiater dapat (engerti siapa pasien, dari(ana pasien *erasal,serta *agai(ana keinginan 5ke(ana pasien ingin pergi6 di (asa depan ?i#a)at ini (erupakan kisah hidup )ang diceritakan pasien pada psikiater dengan kali(at pasien dari sudut pandangn)a 5(isaln)a, kalau pasien cerita dia (e)akini *ah#a ia adalah *eras )a ditulis seperti persepi pasien, "angan dari interpretasi psikiater6 Sering kali, ri#a)at ini "uga (eliputi in!or(asi (engenai pasien )ang didapatkan dari su(*er selain pasien, (isaln)a dari orang tua, sua(i9isteri, atau dari anggota keluarga )ang lain Dendapatkan ri#a)at )ang ko(prehensi! ini (erupakan hal penting dala( penegakan diagnosis dan (erencanakan suatu tatalaksana )ang spesi!ik dan e!ekti! ?i#a)at dala( psikiatri *er*eda dengan ri#a)at pada il(u kedokteran )ang lain Selain *ertu"uan untuk (engu(pulkan data )ang konkrit dan akurat *erkaitan dengan kronologis ti(*uln)a ge"ala dan ri#a)at (edis pasien, seorang dokter "uga *erusaha untuk (endapatkan ga(*aran (engenai kepri*adian pasien, (eliputi kekuatan dan kele(ahann)a ?i#a)at psikiatrik "uga (e(*erikan ga(*aran (engenai hu*ungan orang terdekat pasien dan seluruh orang )ang penting dala( hidupn)a 'iasan)a, suatu ga(*aran ko(prehensi! dapat diperoleh dari perke(*angan pasien (ulai dari a#al pe*entukann)a sa(pai ia ada di dunia /eknik )ang paling penting dala( (endapatkan ri#a)at psikiatrik adalah dengan (e(*iarkan pasien untuk (enceritakan kisahn)a dala( kata4 katan)a sendiri, dengan *egitu akan *agian cerita )ang (ereka anggap paling penting Pada saat pasien *ercerita, seorang pe#a#ancara )ang terlatih akan (a(pu (engenali saat di(ana (ereka dapat (e(*erikan suatu pertan)aan )ang relevan (engenai apa )ang terdapat dala( outline ri#a)at dan pe(eriksaan (ental Struktur ri#a)at dan pe(erikssaan status (ental tidak *er(aksud (en"adi suatu )ang rencana kaku untuk (e#a#ancara pasien, itu han)alah se*auh panduan dala( (engatur ri#a)at pasien (en"adi se*uah tulisan Outli $ Ri*a'at +si"iatri"

(endapatkan data 5ter(asuk data epide(iologi, seperti u(ur, "enis kela(in6 keluhan uta(a ?i#a)at Pen)akit sekarang a#itan9onset 5kapan ti(*uln)a6 Faktor )ang (e(icu Pen)akit terdahulu Psikiatrik Dedis ?i#a)at konsu(si alcohol dan o*at4o*atan ?i#a)at Keluarga ?i#a)at Personal 5ana(nesis6 Prenatal dan perinatal keha(ilann)a !ull4ter( atau pre(atur Partusn)a per vagina( atau caesar O*at4o*atan )ang dikonsu(si i*un)a pada saat ha(il Ko(plikasi kelahiran (al!or(asi kongenital Dasa a#al kanak4kanak 5dari lahir sa(pai u(ur . tahun6 8u*ungan antara i*u4*a)i Dasalah dengan (akan dan tidur Signi!icant (ilestone 5(isaln)a apakah (erangkak, duduk tepat #aktu, dll6 *erdiri9*er"alan Kata perta(a, kali(at dua kata Ke(a(puan untuk (engatur 'A' dan 'AK Pera#at lain 5*a*) sitter, nenek, dll6 Perilaku )ang tidak *iasa 5(isaln)a (e(ukul4(ukul kepala6 Dasa kanak4kanak pertengahan 5usia .4%%6 Pengala(an pada (asa prasekolah dan (asa sekolah Pe(*edaan dari pe(*eri perhatian ikatan perte(anan9kehidupan *er(ainn)a (etode penga"aran kedisiplinan )ang didapatkan ri#a)at pen)akit, pe(*edahan, atau trau(a Dasa kanak4kanak lan"ut 5pu*er sa(pai de#asa (uda 5re(a"a lan"ut66

31

re(a"a

onset pu*ertas pencapaian akade(is aktivitas *erorganisasi 5ikut klu* or (isaln)a6 'idang ketertarikan Pengala(an ro(antis dan pengala(an seksual )ang diala(i Pengala(an ker"a penggunaan o*at, alcohol ge"ala )ang diala(i 5peru*ahan (ood, ketidakteraturan (akan, tidur, pertengkaran dan argu(entasi6 de#asa (uda 8u*ungan "arak "auh )ang *erarti keputusan akade(ik dan karir pengala(an (iliter ri#a)at peker"aan pengala(an (en"adi tahanan aktivitas )ang dige(ari

Attitu!$ 9i<ara M##! !a af$" +i"ira *entuk isi U#aha(, dll +$rs$%si S$ s#riu( , <#) iti# ke#aspadaan orientasi 5orang, te(pat, #aktu6 konsentrasi (e(ori 5ti*a4ti*a, sekarang, #aktu la(a6 kalkulasi pengetahuan Ke(a(puan *erpikir a*strakA*stract reasoning I si)ht Upe(aha(an keadaan diri Ju!)($ t

De#asa ?i#a)at peker"aan ?i#a)at pernikahan dan hu*ungan ?i#a)at (iliter ?i#a)at pendidikan Aga(a Aktivitas sosial Situasi kehidupan pasien saat ini ?i#a)at huku( ?i#a)at kehidupan seksual Fantasi dan i(pian Nilai4nilai )ang di)akini Outli $ %$($ri"saa status ($ tal +$ a(%ila 5*erpakaian nor(al, atau )ang aneh4aneh,tapi )ang aneh *elu( tentu ada gangguan (isaln)a dukun, pena(pilann)a (e(ang eksentrik, na(un tidak diduga (e(iliki gangguan karena sesuai dengan nilai adat tertentu6 %$rila"u 'a ) !itu ju""a

M$ )ha!a%i %asi$ "$a!aa "husus %asi$ %si"#ti" - De(iliki kekurangan dala( ke(a(puan (enilai realita sehingga dala( (engevaluasi pasien dengan ge"ala psikosis harus le*ih ter!okus dan terstruktur - Pertan)aan ter*uka dan rentang #aktu dia( )ang la(a *erisiko untuk (e(*uat intervie# (en"adi tidak *er"alan *aik - Pertan)aan4pertan)aan singkat le*ih (udah diikuti - Pertan)aan )ang (e(*utuhkan "a#a*an )ang a*strak atau asu(si *erupa hipotesis ke(ungkinan tidak dapat di"a#a* Ga ))ua %i"ir - gangguan pikiran dapat (engganggu ko(unikasi e!ekti! - Dokter9psikiater harus (engenali gangguan piker pada pasien dan (e(ini(alkan e!ek gangguan terse*ut pada intervie# - "ika tidak *erhasil, dapat di*erikan pertan)aan Upertan)aan )ag han)a (e(e*utuhkan respon )ang singkat

32

- Fntuk pasien )ang (engala(i *locking pe(ikiran, dokter harus (engulang pertan)aan untuk (engingatkan ke(*ali apa )ang pasien telah katakan =alusi asi - 8alusinasi (erupakan persepsi sensorik )ang salah - Fntuk pasien dengan haluasinasi, seluruh !eno(ena dala( halusinasin)a harus dieksplorasi - Disal3 ketika dia *ilang ia (endengar suara kecoa, "angan (ikir pakai persepsi kita5kecoa kan nggak *isa *icara6 tapi eksplorasi dari sudut pandang dia, tan)a kecoan)a *icara apa, pakai *ahasa apa, dan in!or(asi lain (engenai halusinasin)a - pasien harus di(inta untuk (engga(*arkan (ispersepsi sensorikn)a se*an)ak (ungkin Fntuk halusinasi auditorik, in!or(asi ini (eliputi isi halusinasi, volu(e, ke"elasan suara, serta situasin)a Fntuk halusinasi visual, perlu diperoleh data (engenai isi halusinasi, intensitasn)a, situasi saat halusinasi ter"adi, serta respon pasien - Avaluator harus (e(*edakan (ana )ang halusinasi se*enarn)a, dan (ana ilusi, halusinasi hipnagogic dan h)pnopo(pik - 2uga perlu ditan)akan *agai(ana pandangan pasien (engenai itu, (isaln)a *ertan)a apa )ang (en)e*a*kan ti(*uln)a suara pada pasien D$lusi - delusi itu *ersi!at (enetap, (erupakan suatu ke)akinan )ang slah dan tidak *erasal dari kultur tertentu - 'iasan)a, pasien delusi datang ke psikiater oleh karena dorongan dari keluarga atau te(ann)a - pe(eriksa dapat (enan)akan (engenai delusin)a na(un "angan (enun"ukkan rasa perca)a ataupun tidak perca)a +asi$ 'a ) <uri)a - 'e*erapa orang, *iasan)a )ang (e(iliki kepri*adian paranoid, (e(iliki kecurigaan )ang kronik, dala( *ah#a orang lain (enginginkan (ereka terluka - 7alaupun kecurigaan ini tidak (en"adi suatu #aha(, (ereka dapat salah (enginterpretasi suatu ke"adian )ang (entral (en"adi suatu !akta adan)a konspirasi (ela#an (ereka

Dereka kritis dan kadang (ereka (e)alahkan orang lain atas segala sesuatu hal *uruk )ang ter"adi di hidup (ereka - Dereka sangat sulit (e(perca)ai, dan dapat *ertan)a atas apa )ang dikatakan dan dilakukan dokter Pe(eriksa harus (en"aga rasa hor(at, na(un *ersikap !or(al dan sedikit (en"aga "arak dengan pasien Se*a*, ekspresi kehangatan dapat (eningkatkan kecurigaan (ereka - Dokter harus (en"elaskan detail dari setiap keputusan dan prosedur )ang direncanakan +asi$ !$%r$si !a &$r%#t$ si &u uh !iri - Pasien )ang depresi *erat dapat (engala(i kesulitan *erkonsentrasi, *erpikir "ernih, serta *er*icara spontan - Psikiater )ang (engevaluasi pasien depresi harus le*ih (engarahkan dan le*ih kuat daripada *iasan)a - 7alaupun pasien depresi tidak *oleh terlalu ditekan, keadaan hening )ang la(a "arang *erguna, dan pe(eriksa perlu untuk (engulang pertan)aan le*ih dari sekali - Pasien )ang terus (engeluh (engenai *egitu tidak *erhargan)a dan *etapa *erdosan)a (ereka, perlu dipotong dan diarahkan ke(*ali - Setiap pasien perlu ditan)akan (engenai ide9pe(ikiran untuk *unuh diri, terle*ih pada pasien depresi - Penilaian )ang (en)eluruh pada ke(ungkinan *unuh diri (eliputi niat, rencana, arti serta pe(aha(an konsekuensi, "uga ri#a)at usaha *unuh diri dan ri#a)at keluarga )ang *unuh diri - Pe(eriksa harus (erasa n)a(an (enan)akan pertan)aan )ang sederhana, lugas, serta tidak (en"atuhkan - Pertan)aan tentang *unuh diri tidak (eningkatkan risiko - Pertan)aan )ang spesi!ik dan (endetail penting untuk pencegahan +asi$ A)itasi !a &$r%#t$ si &$rla"u "asar - 'e*erapa langkah dapat dilakukan untuk (engurangi agitasi, seperti (elakukan intervie# pada lingkungan )ang tenang - ?uang )ang cukup perlu disediakan untuk ken)a(anan pasien dan pe(eriksa, tanpa adan)a penghalang !isik untuk (eninggalkan ruang pe(eriksaan *aik untuk pasien (aupun pe(eriksa - Sela(a intervie#, psikiater harus (enghindari (elakukan gerakan4 gerakan )ang dapat disalahartikan se*agai anca(an, seperti *erdiri di depan apsien, (enatap ta"a( pasien, (en)entuh pasien -

33

Psikiater "uga harus *ertan)a apakah pasien (e(*a#a sena"ata dan (e(inta pasien untuk (eninggalkan sen"atan)a disuatu ruangan atau pada pen"aga 2angan (e(in)a pasien untuk (e(*erikan sen"atan)a pada pe(eriksa Apa*ila agitasi pasien *erlan"ut dan (eningkat, intervie# harus diakhiri

+asi$ s$!u"tif - Dapat ter(ani!estasi dari pakain, perilaku, ataupun isi pe(*icaraan pasien - SeJ *ukanlah (erupakan satu4satun)a hal )ang dapat digoda - Pasien dapat (ena#arkan keuntungan, (en"adikan pe(eriksa te(an *intang !il(, atau akan (endedikasikan novel ter*arun)a pada pe(eriksa - 4 Pe(eriksa harus (e(per"elas *ah#a segala )ang dita#arkan pasien tidak akan diteri(a, dan tetap (en"alin hu*ungan *aik serta "angan (en"atuhkan keperca)aan diri pasien 5(isaln)a ada pasien #anita )ang (ena#arkan diri (en"adi kekasih doketr pria, doktern)a harus dengan tegas *ilang kalau ia kurang n)a(an dengan perilaku #anita itu, tapi dengan cara )ang *aik na(un tegas, "angan *ilang ; sa)a tidak suka sa(a i*u karena i*u "elek atau karena i*u (en)e*alkan<6 +asi$ O&s$sif - Pasien o*asesi! adalah orang )ang sesuai dengan aturan, dan sangat (e(perhatikan detail - dala( (enghadapi pasien o*asesi!, dokter harus (eli*atkan (ereka dala( pengo*atan dan pera#atann)a - dokter "uga harus (en"elaskan apa )ang ter"adi dan apa )ang direncanakan, )ang (e(*uat pasien dapat (enentukan keputusann)a sendiri +asi$ !$ )a latar &$la"a ) !a "ultur &$r&$!a - Per*edaan ras, ke*angsaan, aga(a, dan per*edaan kultural lain antara pasien dengan pe#a#ancara dapat (engganggu ko(unikasi dan (e(*uat suatu kesalahpaha(an

"uga (erupakan suatu hal )ang sulit untuk seorang pe(eriksa *aru )ang datang ke suatu adat tertentu untuk (engevaluasi ge"ala )ang si!atn)a relati! - Kosa kata )ang digunakan untuk (engga(*arkan tekanan e(osional itu *ervariasi darai suatu *uda)a dengan )ang lain +asi$ 'a ) ti!a" &$"$rja sa(a - Ada *e*erapa *entuk, seperi gagal (enepati "an"i *erte(u, (enolak untuk *er*icara atau untuk (engikuti sesi intervie# dengan serius, kegagalan untuk (e(*a)ar pela)anan - Pen)e*a*n)a (eliputi (ani!estasi dari keadaan patologis pasien, ke(arahan pada dokter, perasaan ditekan pada se*uah evaluasi untuk (e(enuhi keinginan seseorang, atau (ani!estasi dari suatu peru*ahan - Avaluasi pada kasus e(er"ensi *er*eda dengan non4e(er"esi Pada kasus e(er"ensi, evaluasi harus dilakukan (eskipun pasien tidak kooperati! dan (ela#an - Pasien )ang telah diterapi, dan (e(*erikan hasil *er(akna, ke(udian (en"adi tidak kooperati! (e(*erikan sin)al pada pe(erisa *ah#a ada sesuatu )ang perlu dieksplorasi le*ih lan"ut -

As%$" Kli is Wa*a <ara %si"iatri" - +a ja ) s$si - Konsultasi a#al sela(a .1 (enit4 %"a(, tergantung situasi - konsultasi dengan pasien )ang psikotik atau )ang sakit secara (edis singkat sa"a karena pasien *iasan)a (erasakan intervie# (erupakan itu penuh tekanan - Intervie# a#al untuk (engevaluasi !ar(akoterapi atau psikoterapi *iasan)a le*ih la(a - t$(%at !u!u" !a susu a rua )a - pen)usunan kursi pada ruang psikiater dapat (e(pengaruhi intervie# - kursi harus sa(a tinggi, sehingga tidak ada )ang harus (elihat le*ih rendah ke )ang lain - Ke*an)akan psikiater le*ih (en)ukai tidak ada *enda lain antara dokter dengan pasien

34

Apa*ila ruangan (e(iliki *an)ak kursi, psikiater (enentukan (ana kursin)a, ke(udian (e(persilahkan pasien untuk (e(ilih kursi (ana )ang akan (e(*uatn)a (erasa paling n)a(an psikiater tidak han)a (e(*erikan pertan)aan sela(a (elakukan intervie#, tetapi le*ih dari itu, psikiater "uga (en)ediakan u(pan *alik serta in!or(asi, (e(*erikan harapan, dukungan, serta (erespon apa )ang dikatakan pasien M$ )a"hiri i t$r?i$* - Pada akhir evaluasi, psikiater harus (e(*er pandangan serta sarann)a kepada pasien, (eski pada perte(uan perta(a - pasien )ang datang ke psikiater untuk perta(a kali *iasan)a kha#atir, takut, (ereka *erpikir apakah (ereka gila, apakah (asalahn)a akan di(engerti, apakah (ereka akan dihaki(i, san )ang paling penting apakah (ereka akan di*antu, inilah )ang ingin didapatkan pasien setelah (ereka (endatangi psikiater -

Di%l#%ia: )a ))ua III 7lihat !$"at81 I: 7lihat "$ti ))ia C"$!ala(a 81 atau :I 7lihat jauh8. Ga ))ua ?isus 7(ata "a&ur8 !is$&a&"a "ar$ a )a ))ua II Guillai ,9arr$ S' !r#($: %aralisis 'a ) si($tri" !a s$iri ) %$ i )"ata a"ti?itas K$lai a !i #t#t ti!a" a!a )a ))ua t$r"$ a. s$ s#ri"M lai (a"i ($ i )"at

hal 'a &ila %l$"sus 'a )

'aru (asuk ke isi sliden)a Pengaturan (otorik di otak3 girus presentral Di depan girus presentral3 daerah korteks pre(otor 8o(unculus3 lihat posisi daerah tu*uh )ang diatur oleh area4area di girus presentral Stroke, karena *iasa (eni(*ulkan lesi in!ark di daerah atas korteks, akan (eni(*ulkan kelu(puhan kaki4tangan Pen)e*a* lesi u(u(3 4 Cornu anterior3 polio, A@S, atro!i otot spinal, sindro( Kugel*erg4 7elander, sindro( 7erdnig48o!!(an 4 ?adiks3 G'S, hernia nukleus pulposus 4 Pleksus3 trau(a 4 Sara! peri!er3 neuropati, trau(a 4 Neuro(uscular "unction3 D)asthenia Gravis 4 Otot3 (iopati, (iositis, Duchenne DD 'isa ti(*ul karena vaskular, in!eksi, tu(or, trau(a, ataupun genetik Siste( (otor3 FDN )ang *adan seln)a ada di korteks sere*ri9te(pat lain di siste( sara! pusat, @DN )ang *adan seln)a ada di kornu anterior (edula spinalis, neuro(uscular "unction 5(otor end plate6, dan otot itu sendiri Pola kelu(puhan (otorik3 % FDN /onus (eningkat, re!lek !isiologis (eningkat, re!leks pira(idal 5ter(asuk )ang patologis6 positi! , @DN

Kuliah 35. KELUM+U=AN EKSTREMITAS


Dr :etti ?a(li, SpS5K6

@atata %$ ti ) 'a ) !ihi)hli)ht !#s$ : O"lusi a.<$r$&ri a t$ri#r ,,H str#"$ is"$(ia ,,H %ara%l$)ia 7lu(%uh "a"iM &isa ju)a "ar$ a l$si !i &a*ah T38 Kua!ri%l$)ia N l$si !i atas T3 Saraf "#rti"#s%i al &$ra"hir !i L3,4 ,,H %u )si !i &a*ah s$)($ i iE EMG: %$ri"sa sist$( saraf t$%i1 SSE+: %$ri"sa UMN !i @3,T34. U tu" sist$( saraf %usat harus ($ ))u a"a EEGC9AE+ !s&. M'asth$ ia Gra?is ,,H A@h &$rflu"tuasi s$hi ))a t$rja!i "$l$(aha 'a ) ju)a &$rflu"tuasi 7(a"i s#r$ (a"i l$(ah8 #t#t

35

/onus (enurun4atro!i, re!lek turun9hilang se(ua, !asikulasi . Otot /onus (enurun4atro!i, re!lek turun9hilang se(ua - Neuro(uscular "unction ?asa lelah, tonus nor(al4sedikit (enurun, re!lek nor(al 5 Kele(ahan !ungsional /onus nor(al, re!lek nor(al, kekuatan otot sedikit terganggu Ingat3 *edakan antara spastik 5(e(pertahankan kele(*a(an, contohn)a pada !eno(ena clasp4kni!e6 dan rigiditas 5kekakuan, contohn)a pada !eno(ena cog#heel6 Pengukuran kekuatan otot3 - N# (us<l$ <# tra<ti# is !$t$<t$! 3 4 . / 5 A tra<$ <# tra<ti# is #t$! i th$ (us<l$ &' %al%ati ) th$ (us<l$ *hil$ th$ %ati$ t att$(%ts t# <# tra<t it. Th$ %ati$ t is a&l$ t# a<ti?$l' (#?$ th$ (us<l$ *h$ $li(i at$!. Th$ %ati$ t (a' (#?$ th$ (us<l$ a)ai st )ra?it' &ut r$sista <$ fr#( th$ $Fa(i $r. )ra?it' is #t a)ai st

Th$ %ati$ t (a' (#?$ th$ (us<l$ )r#u% a)ai st s#($ r$sista <$ fr#( th$ $Fa(i $r. Th$ %ati$ t (#?$s th$ (us<l$ )r#u% a ! #?$r<#($s th$ r$sista <$ #f th$ $Fa(i $r. This is #r(al (us<l$ str$ )th.

/es )ang dilakukan untuk (elihat kekuatan otot ekstre(itas3 dapat di*aca di slide, lihat "uga seg(en der(ato(n)a

36

De(*edakan kelu(puhan FDN dan @DN3 F$atur$ @$ tral +ar$sis Proprioceptive Increased re!leJes AJteroceptive Decreased re!leJes 'a*insk) sign Present Duscle atroph) A*sent 5or (ild atroph) o! disuse6 Duscle tone Increased 5i e ,spasticit)T not )et present in acute phase6

+$ri%h$ral %ar$sis Decreased Decreased A*sent Present Decreased

De(*edakan kelu(puhan ter"adi aki*at lesi di (ana3 ha!alkan ta*el dari slide, dan analisa "uga (engapa dapat ter"adi kelainan sensori di *e*erapa te(pat lesi pula Perlu diingat, cla# hand (erupakan aki*at dari lesi di nervus ulnaris, preacheras hand (erupakan aki*at dari lesi di nervus (ediana, dan hand drop (erupakan aki*at dari lesi di nervus radialis Pen)akit )ang *erkaitan3 dapat di*aca di slide, )ang penting paha( *etul (engenai (ekanis(e ter"adin)a

8al )ang penting *agi !ungsi otak )ang nor(al 3Kita harus (e(pertahankan sere*ral *lood !lo# )ang *erasal dari "antung untuk (e(*a#a glukosa )ang (erupakan su*strat uta(a untuk (eta*olis(e otak Intin)a3 otak tidak *isa *eker"a kalau tidak ada glukosa dan oksigen Se(entara otak tidak (en)(pan cadangan glikogen,oksigen atau protein 2ika otak kekurangan oksigen sela(a ,4. (enit 44O otak (ulai tidak *er!ungsi 8ipoglike(ia 44O kerusakan otak )ang le*ih *er*aha)a daripada hiperglike(ia Aliran darah ke otak nor(al *erkisar di atas 51 cc9 %11 gr "aringan otak per (enit Na(un alirah darah ke otak atau Cere*ral 'lood Flo# 5C'F6 tidak di*ahas di klinis praktis Secara teoretis 3Cere*ral 'lood Flo# adalah Cere*ral Per!usion Pressure di*agi Cere*ral vascular resistance Otak se*enarn)a pun)a (ekanis(e ko(pensasi untuk (en"aga aliran darah ke otak tetap nor(al, na(un dala( keadaan patologis (ekanis(e itu terganggu CDO, 5deliver)o, sre*ral6C aliran darah ke otak J Konsentrasi CO, Fntuk (en"a(in deliver) oksigen )ang *aik harus di"aga cere*ral *lod !lo# )ang *aik Pokok 'ahasan Fta(a pada kuliah ini adalah /IK atau Intracranial Pressure /IK (erupakan nilai )ang penting diperhatikan pada otak Karena kenaikan /IK *isa (engaki*atkan konsekuensi )ang !atal Pada setting klinis, /IK pasien harus diusahakan selalu di atas &1 ((8g Na(un *agai(ana (engukur /IK_ Caran)a harus di(asukkan pro*e di dala( rongga tengkorak *i *agian epidural atau intraventrikel Prosedur ini sangat (ahal sehingga tidak *an)ak dilakukan di Indonesia Dengan de(ikian, satu4 satun)a cara (engetahui apakah ada peningkatan /IK di indonesia adalah dengan DANGA/A8FI GA2A@A PANINGKA/AN /IK /erdapat *e*erapa autoregulasi untuk (engatur alirah darah ke otak Pengaturan terse*ut dala( *entuk vasokonstriksi atau vasodilatasi aliran darah ke otak

Gait distur*ance3 le*ih cepat (engerti kalau lihat ga(*ar

Kuliah 30. TEKANAN INTRAKRANIAL !a SINDROM =ERNIASI


dr Durs)id 'usta(i, SpS5K6

Otak itu (erupakan organ )ang kecil na(un tingkat (eta*olis(e n)a tinggi sekali 2ika di*andingkan dengan *erat *adan seluruh tu*u, *erat otak (e#akili ,R Na(un su*strat (eta*olis(en)a %5R cardiac output ,1R se(ua konsu(si oksigen ,5R konsu(si glukosa

37

AUTOREGULASI OTAK :as#!ilatasi ter"adi karena 3 PCO, naik, p8 turun, produk (eta*olis(e naik, dan CBP turun PO, )ang rendah "uga dapat (en)e*a*kan vasodilatasi, na(un han)a "ika nilain)a di *a#ah 51 ((8g 5sudah rendah sekali6 Basokonstriksi ter"adi karena 3 PCO, turun, p8 naik, produk (eta*olis(e *erkurang dan CBP naik PO, "uga *erpengaruh PCO,, p8, produk (eta*olik dan PO, ter(asuk ko(ponen ke(oregulasi, se(entara CBP ter(asuk ko(ponen autoregulasi Peningkatan PCO, secara oto(atis akan (en)e*a*kan suasana asa( @$r$&ral 9l##! Fl#* 7@9F8 C'F )ang nor(al harus di"aga di atas 51 (l9%11 g9(enit 2ika C'F di *a#ah %0 (l9%11 g9(enit akan ter"adi irreversi*le reduce !unction co In!arction Kerusakan tidak dapat dike(*alikan (en"adi nor(al 2ika se"ak a#al penurunan C'F sudah dilakukan pe(intasan aliran darah, (aka daerah in!ark dapat di*atasi De!isit penu(*ra 5area di sekitar >ona in!ark )ang (asih pun)a aliran darah pas4pasan6 dapat dike(*alikan lagi C'F n)a (en"adi nor(al Dengan (en"aga C'F, /IK "uga akan diha(*at agar tidak (eningkat

Contohn)a, 2ika ter"adi ede(a otak 44O volu(e otak (eningkat 44O ko(posisi (en"adi 0+R "aringan otak, &R CSF dan &R darah Dengan (ekanis(e ko(posisi ini, /IK dapat di"aga tetap nor(al 2ika ede(a tidak ditangani dan se(akin (e(*erat, (ekanis(e ko(pensasi akan gagal Ko(posisi (en"adi =1R "aringan otak , +R dan -R sisan)a adalah CSF dan darah Na(un dengan pe(*agian ko(posisi ini /IK tidak (ungkin turun lagi Peningkatan /IK akan (en)e*a*kan ter"adin)a iske(ia, karena darah )ang (engalir ke otak se(akin sedikit 2ika /IK terus (eningkat, akan ter"adi ko(presi "aringan otak, dan otak akan (encari daerah )ang tahanann)a le(ah 44O herniasi Pada (ekanis(e ko(pensasi, ko(ponen )ang perta(a kali (enurun adalah CSF 8al ini dilakukan dengan cara Shunting ke Dedulla spinalis Peningkatan a*sorpsi CSF di villi arachnoidales Produksi CSF (enurun Shunting CSF (enu"u darah vena ke luar otak Pada anak kecil peningkatan CSF (asih dapat diko(pensasi karena !ontanella ter*uka /api suatu saat akan ter"adi kegagalan ko(pensasi "uga Kepala *a)i akan se(akin *esar, na(un suatu saat tekanan akan terlalu tinggi +ATOFISIOLOGI +ENINGKATAN TIK - TIK ai" !a%at !is$&a&"a #l$h $!$(a1 %$r!araha 1 !a "$l$&iha @SF. Disaln)a ter"adi stroke, perdarahan intrasere*ral, parenki(, epidural dll4O "u(lah darah (eningkat 44Oter"adi hipere(ia karena vasodilatasi 44O aliran darah otak naik 44O peningkatan /IK Ade(a "uga dapat (en)e*a*kan peningkatan /IK /erdapat dua "enis ede(a, )aitu ede(a vasogenik dan ede(a sitotoksik Ade(a vasogenik dise*a*kan karena kerusakan ''' 44O hipere(ia Kerusakan ini dapat ter"adi karena peningkatan volu(e CAS karena tu(or otak, a*ses, in!ark

TEKANAN INTRAKRANIAL 7TIK8 Pada rongga kepala orang de#asa, !ontanella sudah tertutup, tidak ada ko(pensasi pele*aran sutura "ika ter"adi peningkatan /IK seperti )ang ter"adi pada anak4anak /IK nor(al orang de#asa adalah di *a#ah %5 ((8g 7alaupun ada pula su(*er )ang (engatakan di *a#ah ,1 ((8g 2adi, kesepakatann)a adalah /IK di atas ,1 ((8g Pada nilai /IK ini, *elu( tentu sudah terdapat ge"ala peningkatan /IK Pada rongga kepala )ang nor(al, ko(posisi n)a adalah 01R "aringan otal, %1R CSF, %1R darah /otal volu(e di dala( rongga kepala adalah %511 cc 'erdasarkan huku( Donroe Kellie, 2ika ada salah satu ko(ponen rongga kepala )ang (eningkat, (aka ko(ponen lainn)a akan (engko(pensasi dengan (enurunkan volu(en)a

38

Ade(a sitotoksik *isa ter"adi karena rusakn)a neuron atau karena iske(ia Sehingga natriu( (asuk ke dala( sel 44O (erusak (itokondria Ade(a sitotoksik dapat ter"adi karena as!iksia, hipoksia, intoksikasi air, (eningitis, ense!alitis Ade(a adalah (asalah )ang sangat *esar dan harus *isa ditangani dan "arang sekali (e(*utuhkan operasi Kalau o*at nggak (e(pan *aru pakai operasi terkadang tulang kepala di*iarkan ter*uka sa(pai /IK turun

Apidural he(ato(a 3 sangat cepat sekali (en)e*a*kan peningkatan /IK karena darah *erasal dari arteri Astrosito(a "uga (en)e*a*kan "aringan otak 44O volu(e "aringan otak naik Deningio(a 3 tu(or "inak selaput otak 44O dia(*il prognosisn)a *aik Kecuali kalau sudah ada kerusakan (enekan )ang he*at Kele*ihan cs! 44O pele*aran ventrikel dapat Dise*a*kan (al!or(asi kongenital 44O hidrose!alus pada *a)i Co((unicatiing h)drocephalus adalah hidrose!alus )ang tidak ter"adi karena pen)u(*atan 44O karena overproduksiatau a*sorpsi )ang de!ekti! /erkadang ter"adi pele*aran ventrikel dengan nor(al pressure 3 ventrikel n)a *esar , tapi /IK nor(al Dungkin karena otakn)a udah atro!i 5tua6 Kalau ter"adi tu(or di *atang otak atau di pons ter"adi ede(a 3 aNuaductus silvii 44O o*structive hidrose!alus GEJALA +$ i )"ata TIK penurunan kesadaran 8e(iparesis dan he(iplegia karena ko(presi "aras korteks co kortikospinalis Peru*ahan visus 3 kalau penekanan di chias(a optiku( Diplopia 3 peningkatan n + *erasal dari pons, naik ke atas Paling pan"ang per"alann)a di rongga su*arachnoid Datan)a sulit (elirik Sakit kepala 3 penekanan struktur peka n)eri, )aitu (eninges dan pe(*uluh darah 'FKAN 2A?INGAN O/AK Papil ede(a 4 terlihat pada !unduskopi tidak ada *atas optic disc (argin Darah vena (asuk ke dala( otak Arteri sedikti (asuk Per*edaan tek Arteri dan vena (en"adi kecil te(pat keluarn)a a Dan B Duntah pro)ektil Cushing /riad 3 tanda dari vital sign 4peningatan /D, *radikardi, late sign 44O peru*ahan pola na!as Peningkatan suhu tu*us secara dra(atis =ERNIASI OTAK 8erniasi adalah (asukn)a organ tu*uh ke te(pat )ang se(pit, Ada )ang ke pinggir, ke *a#aha, atau tonsillar

EDEMA :ASOGENIK Pada keadaan nor(al se*enarn)a ada ''' )ang *er!ungsi (en"aga >at4>at kecil tidak (asuk ke otak ''' ini di*atasi oleh /ight "unction Pada keadaan tertentu ada )ang *isa (asuk ''' O*at *isa (asuk dala( keadaan tertentu 2ika ada tu(or atau perdarahan444O tight "unction ter*uka 44O sehingga plas(a (asuk ke astrosit 44O ude(a di daerah sekitar pe(*uluh darah44O ede(a vasogenik 2ika ter"adi ede(a vasogenik, dapat di*erikan steroid EDEMA SITOTOKSIK /A?2ADI kerusakan po(pa Na K sehingga vorteJ, ter*uka 44O Na (asuk *erle*ihan ke dala( sel 44ONa (enarik cairan 44O sel *engkak Ade(a sitotoksik tidak dapat diatasi dengan steroid /erkadang, ede(a )ang ter"adi di otak *isa *ersi!at vasogenik *ersa(aan dengan sitotoksik A#aln)a ter"adi ede(a vasogenik 44O la(a4kela(aan (en"adi sitotoksik EDEMA INTERSTISIAL /er"adi karena CSF )ang *erle*ihan karena peru*ahan tekanan hidrostatik 44O (asuk ke dala( sel CSF diproduksi di ventrikel . dan lateralis 2ika ada tu(or di su*arachnoid (aka *isa ter"adi gangguan pen)erapan CSF =al,hal lai 'a ) !a%at ($ '$&a&"a %$ i )"ata TIK Su*dural he(ato(a 3 ventrikel *isa (engecil 2u(lahn)a *isa le*ih *an)ak karena darahn)a vena dan *isa la(a

39

8A?NIASI /?ANS/AN/O?IA@ 3 pendesakan "aringan otak ke tentorial44O kalau han)a satu sisi 44O pupil anisokor Kalau di*iarkan *isa dua duan)a isokor tapi (ele*ar 'isa "uga ter"adi herniasi INF?A/AN/O?IA@T KA A?A8 FO?ADAN DAGNFD 8A?NIASI FNCA@3 unkus terdesak ke *agian *a#ah tentoriu( 2uga (en)e*a*kan pupil anisokor

Dengha(*at siste( gluta(at

Kuliah 36. O9AT LAIN %a!a SISTEM SARAF dr Bivian O*at kan susah kalo (au (asuk ke SSP, karena ada ''', (aka itu lipo!ilisitas harus tinggi, o*at itu akan se(akin (udah (asuk ke SSP O*at polar le*ih sulit 5hidro!ilik6 kecuali di area postre(a, anterior per!orated su*stance, part o! the hipotala(us dan pineal ''' !ungsin)a untuk (en)aring o*at )ang (asuk, kecuali saat per(ea*ilitasn)a (eningkat (isaln)a pada saat in!la(asi, ure(ia konvulsi

+h$ 't#i , (eta*olis(en)a (engala(i ke"enuhan (onitor konsentrasin)a di dala( plas(a Dikasih c%a naikn)a c,, tapi (asing4(asing individu naikn)a *er*eda4*eda F(u(n)a #aktu paruh pan"ang %04,- "a( 5%4, kali per hari6, kecuali asa( valproic, ga*apentin dan viga*atrin Biga*atrin adalah inhi*isi GA'A transa(inase 5en>i( )ang (engha(*at GA'A siste(6 Car*apa>apin 3 naikkan dosis tunggu dulu sa(pai stead) state -45 kali #aktu paruh Secara u(u( di hepar eli(inasin)a, ikatan di proteinn)a tinggi 5ha(pir =1R6, interaksi dengan penggeseran tinggi, teruta(a phen)toin. Klasi!ikasi epilepsi *erdasarkan tipe sindro(, s**3 E%il$%si 'a ) "$ja ) %arsial T# i< "l# i" $%il$%si A&s$ <$ $%il$%si M'#<l# i< $%il$%si Status $%il$%ti< Se(uan)a ada conventional dan ne# drugs 'isa te(an4te(an cer(ati sendiri di slide Intin)a, se*agian *esar ?al%r#at *isa digunakan Kalo di lecture notes o! neurologi gini3 CCCCCCCCCC O Kesi(pulan3 kalo pasien dio*ati, 01 R pasien *isa (en"alani kehidupan nor(al 8an)a %1 R an *isa (en)etop o*at setelah , tahun, sisan)a o*at seu(ur hidup O*at harus di tappered o!! in (onths, karena takut rekurens 5O 51R6

'ukan (erupakan pen)akit degenerati! /er"adi karena cetusan listrik )ang *erle*ihan di SSP sehingga ke"ang Dani!estasi uta(a3 ke"ang o*atn)a untuk ke"ang 5o*atn)a si(pto(atik6 Di*erikan seu(ur hidup, 5secara pen)akitn)a ga *isa se(*uh6, supa)a hidup pasien n)a *isa le*ih nor(al Klasifi"asi a ti"# ?ulsa 7a ti"$ja )8: 'ar*iturates 'en>odia>epins 8)dantoins !enitoin OJa>oplidinedione /ric)clic co(pound @ara "$rja 1. Dengha(*at kanal voltase dependend chanel supa)a kalsiu( dan natriu( tidak *isa (asuk tidak kontraksi , Fasilitasi siste( GA'A 5inhi*isi6

Antiepilepsi

)g

40

Antikonvulsan pro!ilaksis "arang diresepkan pada ke"ang tunggal dan terisolasi, dan *aru akan (ulai di*erikan "ika ter"adi serangan kedua Pilihan o*at ditentukan oleh tipe sindro( epilepsi Secara u(u(, perlu kontrol teratur untuk (enetapkan dosis (ini(u( e!ekti! dan (e(antau e!ek sa(ping o*at Pengukuran kadar antikonvulsan dala( darah dapat (e(*antu pe(antauan Da)oritas pasien epilepsi 5&1R6 akan terkontrol dengan *aik dengan satu o*at 5(onoterapi6, ada *ee*rapa )ang *utuh ta(*ahan o*at, pasien )ang *utuh tiga o*at atau le*ih angka ke*erhasilan terapin)a rendah

Pen)e*a* epilepsi re!rakter3 Ketidakpatuhan (inu( o*at Pseudosei>ure atau serangan non4epilepsi 5*aik terpisah atau ter"adi *ersa(aan dengan ke"ang (urni6 Adan)a gangguan otak struktural, (isaln)a ano(ali perke(*angan otak )ang dapat atau tidak dapat dikoreksi dengan pe(*edahan Alkohol dan ga)a hidup

41

Selain se*agian kecul pasien dengan epilepsi re!rakter terse*ut, prognosis "angka pan"ang epilepsi pada se*agian *esar pasien adalah *aik Ke*an)akan pasien akan (engala(i re(isi setelah 5 tahun dan dapat *erhenti (inu( o*at Keputusan untuk (enghentikan pengo*atan pada pasien de#asa ditentukan oleh3 Durasi re(isi /ipe epilepsi A!ek rekurensi ke"ang saat (enge(udi dan *eker"a A!ek sa(ping pengo*atan Dasalah spesi!ik dala( tatalaksana epilepsi pada keha(ilan dan status epileptikus, *isa di*aca di lecture notes o! neurologi )ah te(an4te(an, di tentir le*ih ditekankan pada )ang di*icarakan dokter vivian di kuliah

O*at parkinson3 a O*at4o*at antikolinergik * 5)ang le*ih penting6 o*at4o*at )ang (e(perkuat "alur dopa(inergik

Pada pen)akit parkinson, pasien kekurangan dopa(in, sera*ut sara! dopa(inergik )ang keluar dari su*stansia nidra *erdegenerasi Derupakan pen)akit degenerati!, #alaupun dio*ati pen)akit akan terus *erlan"ut Oleh karena itu, o*at parkinson *ersi!at si(to(atik, ditu"ukan untuk (enge(*alikan kesei(*angan neuroki(ia

Antiparkinson

Dengan *er*agai keser*asalahan antara (inu( o*at atau (endapat e!ek sa(ping, (aka terapi se*aikn)a ditunda hingga ge"ala *enar4*enar (e(*utuhkan terapi L,D#%a O*at uta(a untuk parkinson *erat )ang dia*ilitas !ungsionaln)a signi!ikan A!ekti! dala( %4, tahun perta(a, ke(udian hilang e!ekn)a lagipula sera*ut sara! dopa(inergic rusak "uga dala( .4- tahun Derupakan su*strat ala(i untuk sintesis dopa(in

42

/idak seperti dopa(in, @4dopa dapat (ene(*us sa#ar darah otak sehingga dapat (encapai lokasi ker"an)a pada pe(*erian oral @evodopa ne*eng di @a(inoacid trans*locker untuk (asuk /etapi ke*an)akan dosis oral @4dopa di(eta*olis(e oleh dekar*oksilase DOPA peri!er (en"adi dopa(in se*elu( (encapai otak 5"adi han)a sekitar ,4.R sa"a )ang sa(pai di otak6 Ada dua cara untuk (enangani hal di atas3 o Dosis @4dopa ditingkatkan tapi tidak direko(endasikan, karena akan ti(*ul e!ek sa(ping peri!er )ang le*ih *erat 5(ual, (untah6 Pun kalo (au ditingkatkan dosis @4dopan)a, *ertahap a"a sesuai ge"ala parkinsonn)a o Cara )ang le*ih direko(endasikan3 @4dopa n)a diko(*inasikan dengan inhi*itor dekar*oksilase DOPA pero!er 5*ensera>id atau car*idopa6 sehingga kadarn)a *isa sa(pai di otak sekitar %1R 5lihat ga(*ar o*at4o*at )ang (e(perkuat "alur dopa(inergik6 Dasalah 3 respons *erkurang dala( .4- tahun, e!ektivitas (enurun, e!ek sa(ping (eningkat pada dosis sa(a, alasan "uga *elu( "elas

K#(%li"asi t$ra%i L,!#%a ja )"a %a ja ) %a!a %$ 'a"it %ar"i s# Sa)angn)a, setelah ,45 tahun e!ikasi @4dopa (en"adi ter*atas karena adan)a ko(plikasi !luktuasi (otorik dan diskinesia Fluktuasi (otorik3 7earing4o!!, dosis individual han)a (enghasilkan e!ek se(entara sa"a On4o!!, pasien (engala(i per*aikan ge"ala aki*at o*at 5on6 dan diselingi keadaan rigiditas4akinetik 5o!!6 seringkali tanpa adan)a hu*ungan )ang dapat diprediksi antara #aktu dan dosis o*at Diskinesia 3 gerakan involunter )ang ter"adi sehu*ungan dengan terapi o*at, )aitu gerakan *erputar dan *erkelok4kelok "ika kadar dopa(in tinggi 5diskinesia dosis (aksi(al6 atau n)eri pada kontraksi otot, u(u(n)a pada kaki, "ika kadar dopa(in rendah 5#earing o!! d)stonia6 Fluktuasi (otorik dan diskinesia dapat dihilangkan secara parsial pada *e*erapa pasien dengan 3 O*at4o*at )ang (engandung @4dopa dengan dosis kecil dan sering Preparat lepas la(*at Ko(*inasi preparat @4dopa dengan s$l$)i 1 suatu inhi*itor (onoa(in oksidase tipe ' 5)ang (e(*lok (eta*olis(e dopa(in6, $ ta"a%# 1 suatu inhi*itor en>i( COD/ 5catechol4O4(eth)l4trans!erase6 5)ang (e(*lok (eta*olis(e @4dopa6, atau secara langsung )aitu dengan agonis reseptor dopa(in 5*ro(okroptin, ca*ergolin, pergolid, ropinirol, pra(ipeJol, atau apo(or!indapo(or!in di*erikan secara su*kutan dengan in"eksi inter(iten atau in!us kontin)u dengan po(pa in!us6 A!ek sa(ping lain dari @4dopa paling *aik ditangani dengan o*at4o*at )ang (e(iliki sedikit aksi antagonis dopa(in sentral, (isaln)a do(peridon untuk (untah, dan cneuroleptik atipikala seperti risperidon, olan>apin, Nuetiapin, dan clo>apin, atau inhi*itor kolinesterase, seperti donepe>il dan rivastig(in untuk halusinasi pada pasien gangguan kogniti! O&at lai S$l$)ili *isa digunakan se*agai terapi tunggal pada tahap a#al pen)akit Cara ker"a3 (e(perla(*at progresi pen)akit dengan inhi*isi DAO4' sehingga potensial untuk (engha(*at konversi protoksin dari lingkungan )ang analog dengan *entuk akti! DP/P 5suatu radikal *e*as6 Dekanis(e $ur#%r#t$"tif ini (asih kontroversial, tetapi *an)ak neurolog (e(*erikan terapi ini pada pasien pen)akit parkinson tahap a#al dengan disa*ilitas !ungsional )ang *elu(

@#,<ar$l!#%a 7L,!#%a D <ar&i!#%a8 !a @#,&$ $l!#%a 7L,!#%a D &$ s$ra>i!8 7alau dapat (e(*erikan e!ek sa(ping sentral 5hipotensi postural, ke*ingungan, halusinasi, delusi6, na(un ke*an)akan pasien pen)akit parkinson idiopatik akan tertolong dengan o*at ini, setidakn)a pada tahap a#al pen)akit

43

terlalu parah untuk diterapi dengan @4dopa 5dapat (enunda ke*utuhan @4dopa hingga % tahun6 A)# is r$s$%t#r !#%a(i 2uga untuk pen)akit tahap a#al, potensial untuk (enunda ke*utuhan @4dopa sehingga (engha(*at dan (ungkin (engurangi !rekuensi ko(plikasi (otorik "angka pan"ang @e*ih direko(endasikan teruta(a untuk pasien )ang le*ih (uda, )ang le*ih *erisiko terhadap diskinesia dan !luktuasi aki*at @4dopa )ang ter"adi le*ih cepat dan *erat A(a ti!i 8an)a (e(*eri sedikit per*aikan pada pen)akit tahap a#al, "uga (enurunkan diskinesia aki*at @4dopa O&at,#&at a ti"#li $r)i" /riheks!enidil, or!enadrin, dan *en>tropin, "uga (e(*erikan han)a sedikit per*aikan, #alau dikatakan dapat (e(*antu tre(or, di(ana preparat @4dopa tidak terlalu dapat (engurangi tre(or Akan tetapi o*at4o*at antikolinergik (e(iliki e!ek sa(ping peri!er )ang serius 5retensi urin, (ulut kering, pandangan ka*ur6, dan e!ek sa(ping sentral 5ke*ingungan dan halusinasi pada usia lan"ut6

dengan dosis ,5 (g dua kali sehari, dan tingkatkan *ertahap 5sela(a &4%- hari6 hingga ,11 (g dua kali sehari dengan preparat lepas la(*at 'ila pasien tidak dapat (entoleransi aspirin@ klopidogrel &5 (g per hari 8eparin digunakan untuk secondar) prevention sa"a karena ker"an)a la(a 5ini karena ditan)a te(an kita efe6 tapi se*enarn)a heparin tidak direko(endasikan karena risiko perdarahan intrakranial atau ekstrakranial )ang le*ih *erat daripada keuntungann)a 8eparin IB han)a direko(endasikan pada keadaan khusus, (isaln)a pada pasien )ang (engala(i per*urukan ge"ala aki*at tro(*osis verte*ro*asilar

Derupakan pe(*unuh kedua 5perta(a "antung6 Stoke iske(ik 5tro(*us, atau karena !eno(ena e(*olik oklusi dari arteri sere*ral6 atau he(oragik 5pe(*uluh darah pecah6 /u"uan pengo*atan akut3 o Dengurangi progresivitas pen)akit dan (enurunkan (or*iditi o Dencegah ko(plikasi sekunder o Dencegah ter"adin)a stroke *erulang Tissu$ %las(i #)$ a"ti?at#r Plas(inogen3 (encegah pe(*ekuan, (enghancurkan !i*rin 5!i*rinolisis6 t4PA di*erikan secara IB, 1,= (g9kg, dala( . "a( serangan stroke 5golden periode, "ika tidak, (aka sudah (e(*eku se(uan)a, koagulan se(ua, tro(*us se(akin *an)ak6 Aspirin3 tidak *oleh ,- "a( setelah t4PA, takut ter"adi *leeding Di*erikan (aksi(al -0 "a( dala( onset stroke, dosis rendah %+14.,5 (g9hari6 (engha(*at en>i( siklooksigenase, si!atn)a irreversi*el tapi &4%- hari ter*entuk tro(*osit *aru Diko(*inasikan dengan dipirida(ol le*ih e!ekti! 2adi dipiri(adol se*aikn)a di*erikan sedini (ungkin pada stoke iske(ik,

Stroke

44

Anda mungkin juga menyukai