UMUM Embung merupakan bangunan yang berfungsi menampung air hujan untuk dipergunakan sebagai air baku, irigasi, air bersih, dan sebagainya. Selain itu juga berfungsi dalam rangka mengkonservasi sumber daya air untuk menahan lajunya air permukaan mengalir terbuang ke laut. Secara prinsip bangunan embung adalah bangunan penahan lajunya air permukaan yang mengalir dibagian udiknya dengan suatu rekayasa teknik berupa bendungan, sehingga terjadi suatu genangan air yang memiliki volume tampungan yang memadai sesuai desain. Bangunan embung disamping memiliki manfaat yang besar, juga menyimpan po tensi bahaya yang besar pula yang dapat mengancam kehidupan masyarakat luas di bagian hilir bangunan. B. KRITERIA PERENCANAAN EMBUNG Batasan dalam embung kecil ini antara lain : 1. Tinggi tubuh embung maksimum 10 meter untuk tipe urugan dan 6 meter untuk tipe graviti atau komposit, dimana tinggi tubuh embung diukur dari lembah yang terdalam hingga ke puncak tubuh embung. 2. Kapasitas tampungan embung maksimum 100.000 m3. 3. Luas daerah tadah hujan maksimum 100 ha = 1 km2. Langkah-langkah desain embung meliputi : Penentuan lokasi embung. Pengukuran dan penyelidikan sederhana geoteknik. Penentuan tata letak as bendungan. Analisa hidrologi. Penentuan tipe dan tinggi tubuh embung. Desain bangunan Pelimpah dan bangunan unit air baku.
Dalam perencanaan embung biasanya terdapat beberapa jenis tipe embung berdasarkan jenis/tipe tubuh embung. Tubuh embung dapat dipilih diantaranya : Tipe urugan homogen Tipe urugan majemuk Tipe pasangan atau beton dan Tipe komposit
Tergantung dari jenis pondasi, ketersediaan bahan ditempat dan lebar bendungan, Pondasi batu dapat mendukung semua tipe embung Pondasi tanah hanya dapat mendukung pada
tubuh EMBUNG tipe urugan, namun semua itu harus mempertimbangkan jenis dan jumlah bahan yang tersedia ditempat.
TIPE TUBUH EMBUNG (1) Urugan 1. 2. JENIS PONDASI Batu atau Tanah UKURAN LEMBAH 1. Lebar atau 2. Sempit JENIS BAHAN BANGUNAN 1. Lempung atau tanah berlempung 2. Pasir sampai batu pecah
batu Batu
sempit Lebar
Pasir sampai batu pecah 1. Lempung atau berlempung 2. Pasir sampai batu pecah tanah
Untuk menjamin fungsi dan keamanan embung, maka embung terdiri dari beberapa bagian yang antara lain : 1. Tubuh embung berfungsi menutup lembah atau cekungan (depresi) sehingga air dapat tertahan di udiknya. 2. Kolam embung berfungsi menampung air hujan yang harus memiliki jenis tanah yang mampu menahan air seperti tanah lempung. 3. Intake ( alat sadap berfungsi mengeluarkan air kolam). 4. Jaringan distribusi berupa rangkaian saluran pembawa, berfungsi membawa air dari kolam ke bak penampungan air (tandon air) untuk didistribusikan/ dimanfaatkan). 5. Pelimpah berfungsi mengalirkan banjir dari kolam ke lembah atau sungai dihilirnya sebagai pengamanan tubuh embung atau dinding kolam terhadap peluapan.
7760.30 m2
P.2
161 156 .49
P.1
.84
147
167.1
.21
159.1
172 164
.68
P.3
146
.30
.45
1 78
.72
148.2 151.00 5 150.4 3 149.9 6 151.1 4 148.2 151.5 2 0 149.8 0 150.6 2 1 152.2 0 163.4 1
P.4
.58
+ 9.497.100
14
163
.62
175
.36
153 .40 152 .15 152 .29 152 .495 153 .36 157 .60 1 63 152 .79
1 51 160
.41
50
+1
55
.00
169.4
.37
60
1 68
+1
+1
.99
.0
165
.0
+1
65
.0
.0
179
+1
167
70
+1
75
.0
.94
.55
176
.24
+ 9.497.000
.0
183
BM.BRG.0 X.+302.319.000 Y.+9.497.070.000 Z.+153.000
.47
181
+1
80
.43
180
.52
C. KELAYAKAN PEMBANGUNAN EMBUNG SECARA TEKNIS - Berdasarkan analisa water balance, didapatkan hasil bahwa kebutuhan air untuk lahan pertanian lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan air yang ada. Sehingga dengan pertimbangan pengawetan air dan konservasi air, embung layak dibangun di kecamatan kasemen sebagai salaha satu alternatif water harvesting. - Berdasarkan hasil studi terdahulu dapat diketahui bahwa jenis tanah pada kecamatan kasemen adalah didominasi dengan lempung kelanauan (silty clay) dengan koefisien permeabilitasantara 10-9 m/s sampai dengan 10-7 m/s, hal ini menandakan cocok untuk dijadikan tampungan embung sehingga didapatkan volume air hujan yang maksimal. 2. ASPEK SOSIAL DAN LINGKUNGAN A. PRAKIRAAN DAMPAK SOSIAL DAN LINGKUNGAN a. Tahap Pra Konstruksi Survey dan Pematokan Pada tahap kegiatan ini dampak diperkirakan akan terjadi terhadap komponen lingkungan persepsi masyarakat. Dampak yang diprakirakan akan terjadi terhadap komponen lingkungan ini yakni timbulnya berbagai pertanyaan dan informasi yang simpang siur tentang rencana proyek. Daerah-daerah yang akan terkena dampak meliputi daerah tapak proyek (khususnya daerah genangan) dan daerah sekitarnya. Walaupun dampak ini diperkirakan tidak penting, tetapi jika dampak ini tidak diantisipasi terlebih dahulu, maka kesimpangsiuran akan terus berkembangdan menimbulkan keresahan pada masyarakat di sekitar lokasi proyek. Pembebasan Lahan Seperti diketahui kegiatan pembangunan embung memerlukan lahan untuk pembangunan sarana dan prasarana yang tentunya penduduk atau tanah adat akan menggunakan lahan yang berupa lahan produksi tetap maupun terbatas.
Dengan demikian secara langsung kegiatan ini diprakirakan akan menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan persepsi masyarakat dan keresahan masyarakat. b. Tahap Konstruksi Pembersihan Lahan Kegiatan yang akan dilakukan pada pembersihan lahan dan relokasi spesies langka dan dilindungi, adalah tergangunya lahan lahan disekitar lokasi kegiatan seperti kolam pemancingan dan lainnya. Komponen lingkungan lainnya yang diprakirakan
akan terkena dampak kegiatan ini adalah meliputi fisiografi dan topografi, kuantitas air, air tanah, kualitas air, vegetasi, margasatwa, kecemburuan sosial, kesempatan kerja dan kesehatan masyarakat. Mobilisasi Peralatan Berat Kegiatan ini utamanya adalah mobilisasi alat-alat berat ke lokasi proyek dan pengoperasian alat-alat tersebut dalam mendukung penyediaan bahan, sarana dan prasarana yang hasur disiapkan pada tahap berikutnya. Alat-alat yang akan digunakan dalam kegiatan ini meliputi truk, traktor, buldoser dan jenis alat-alat berat lainnya. Komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak dari kegiatan ini adalah meliputi erosi tanah, kesempatan kerja, pendapatan, kesehatan masyarakat dan fasilitas umum. Mobilisasi Tenaga Kerja Aktivitas yang dimaksud adalah kegiatan merekrut tenaga kerja dan aktivitas kehidupan sehari-hari personel/tenaga kerja proyek dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari-hari. Komponen lingkungan yang diprakirakan akan terkena dampak dari kegiatan ini adalah meliputi persepsi masyarakat, keresahan masyarakat, kecemburuan sosial dan kesempatan kerja. Pembuatan Dan Pengoperasian Base Camp Kegiatan yang dimaksud adalah pembuatan base campsebagai tempat tinggal dan pusat koordinasi para pekerja proyek. Komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak kegiatan ini adalah meliputi erosi tanah, kualitas air, vegetasi, keresahan masyarakat, keamanan dan keselamatan dan budaya masyarakat. Eksploitasi Quarry Kegiatan yang dimaksud adalah pengambilan material dari sumber-sumber yang berada di sekitar lokasi proyek. Komponen lingkungan yang diprakirakan akan terkena dampak dari kegiatan ini adalah meliputi fisiografi dan topografi, penggunaan lahan, kuantitas air, erosi tanah, air tanah, kualitas air, vegetasi, kesempatan kerja, pendapatan, ekonomi regional dan kesehatan masyarakat. Konstruksi Embung Dan Tanggul Penutup Alat-alat yang akan dipergunakan dalam kegiatan ini adalah meliputi alat-alat berat dan mesin-mesin yang tergolong besar. Komponen lingkungan yang diprakirakan akan terkena dampak kegiatan ini adalah meliputi fisiografi dan topografi, penggunaan lahan, kuantitas air, erosi tanah, kualitas air, vegetasi, ikan,
margasatwa, -
kesempatan
kerja,
pendapatan,
ekonomi
gerional,
kesehatan
masyarakat, keamanan dan keselamatan. Penggenangan Embung Penggenangan embuung dilakukan setelah seluruh aktivitas konstruksi selesai dilakukan, terutama pembersihan lahan dan relokasi spesies langka dan dilindungi. Dampak penting yang diperkirakan akan timbul pada kegiatan ini adalah terhadap komponen lingkungan flora fauna langka dan dilindungi, erosi tanah dan gangguan ekosistem hilir karena perubahan kualiatas dan kuantitas air. c. Tahap Pasca Konstruksi Operasi Embung Kegiatan yang dimaksud adalah pemanfaatan embung sesuai dengan fungsi yang direncanakan, yaitu mensuplai kebutuhan air untuk areal pertanian. Komponen lingkungan yang diprakirakan akan terkena dampak penting adalah meliputi erosi tanah, kualitas air, penggunaan air sungai di hilir embung, mangrove, ikan, kesempatan kerja, pendapatan dan ekonomi regional. Pemeliharaan Embung Kegiatan ini dilakukan untuk menjaga kinerja sarana dan prasarana waduk tetap seperti yang diharapkan pada awal pembangunannya. Umumnya kegiatan ini dilakukan secara sekuensi, sehingga operasi system jaringan tidak terganggu secara umum. Dengan dilakukannya pekerjaan ini secara terencana, diperkirakan tidak akan timbul data penting yang akan terjadi. Distribusi Air Pada tahap kegiatan distribusi air dampak penting diperkirakan akan terjadi terhadap komponen lingkungan khususnya keresahan masyarakat yang tidak memperoleh manfaat. Dari hasil identifikasi rona awal lingkungan terdapat hubungan antara komponen kegiatan pembangunan embung dengan komponen lingkungan yang secara ringkas seperti terlihat pada Table berikut.
Tabel 1. Matriks Interaksi Antara Komponen Kegiatan Rencana Pembangunan Embung dan Komponen Lingkungan
Tahap PraKonstruksi Kegiatan Tahap Konstruksi Tahap Pasca Lokasi Dampak
Pemindahan Penduduk
Pengangkutan Material
Penggenangan Waduk
Pembuatan Basecamp
Konstruksi Bendungan
Pembersihan Lahan
Pembebasan Lahan
Eksploitasi Quarry
Daerah Tengah
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
Komponen Lingkungan
I. Kimia-Fisik a. Iklim b. Fisiografi dan Topografi c. Penggunaan Lahan d. Kuantitas Air e. Erosi Tanah f. Air Tanah g. Kualitas Air h. Penggunaan Air Domestik II. Flora dan Fauna a. Vegetasi b. Ikan c. Margasatwa III. Sosial, Ekonomi, dan Budaya a. Persepsi Masyarakat X b. Kersahan Masyarakat c. Kecemburuan Sosial d. Kesempatan Kerja e. Pendapatan f. Ekonomi Regional g. Kesehatan Masyarakat h. Mobilitas Penduduk i. Keamanan dan Keselamatan j. Budaya k. Fasilitas Umum Keterangan : X = Dampak Potensial '+ = Terdapat Dampak
X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X
X X X
X X
X X
X X
X X X X X
X X X X
+ + + + + +
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X
X X X
X X
X X X
+ X X X X X X X X X + + + +
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X
+ + + +
Daerah Hilir
+ + + + + + + + + + + + + + + +
Timbulnya persepsi masyarakat Peningkatan pendapatan masyarakat setempat karena digunakan sebagai tenaga lokal
Pembebasan lahan garapan dan pemanfaatan lahan Keluhan masyarakat karena rasa tidak puas atas pelaksanaan ganti rugi tanaman
Partisipasi masyarakat
Tingkat kebisingan dan kesehatan masyarakat - Adanya lapisan minyak yang terbawa oleh aliran - Matinya biota air Jumlah fasilitas umum yang rusak dan keluhan masyarakat
Kerusakan fasilitas umum seperti jalan desa, jembatan oleh karena dilalui alat berat Terganggunya kesehatan masyarakat sekitar tapak proyek
- Berkurangnya jumlah pengangguran di sekitar proyek - Jumlah keterlibatan masyarakat dalam kegiatan proyek Semakin buruknya fasilitas jalan atau jembatan yang ada sekarang - Banyaknya timbunan bekas galian yang ditempatkan sembarangan - Keluhan masyarkat pengguna jalan
Selama Proyek
- Hilangnya lahan garapan masyarakat - Tingginya tingkat erosi lahan pada borrow area - Terganggunya suplay air di daerah hilir - Tingginya sedimentasi Semakin gundulnya daerah tapak proyek Berpindahnya kawanan burung di sekitar tapak proyek
Berkurangnya flora
Berkurangnya fauna
- Melakukan reboisasi di sekitar tapak proyek - Meminimalkan areal borrow area Meminimalkan areal borrow area
Selama Proyek
Jenis Dampak
Indikator Dampak
Pengelolaan Lingkungan Teknologi Waktu Pelaksanaan - Mengusahakan perijinan Selama status garapan dari pihak Kegiatan terkait ke masyarakat - Membuka lahan dengan membuat terasiring
Berkurangnya suplai air di daerah hilir Adanya keluhan pengguna air di hilir terhadap pengguna air di hulu
Naik atau turunnya tingkat kesehatan masyarakat Terdapatnya kecelakaan akibat beropersinya bendung
Mata pencaharian
Naiknya pendapatan
Status pekerjaan
Selama proyek
3. ASPEK BIAYA DAN ANALISA EKONOMI A. Analisis Harga Analisis harga satuan pekerjaan adalah dasar untuk mengetahui biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaaan konstruksi Embung. Perhitungan ini didasarkan pada Standart Satuan Harga Dasar Konstruksi Tahun Anggaran 2012 Propinsi Banten B. Volume Pekerjaan Besarnya perkiraan biaya dan ketepatan perhitungannya sangat tergantung kepada cara pendekatan desain yang dikembangkan dan perkiraan volume pekerjaan dari hasil perhitungan Bill of Quantity (BOQ) hasil perencanaan. Analisis harga satuan pekerjaan juga dapat diperkirakan dengan membandingkan dari pekerjaan-pekerjaan yang serupa di sekitarnya atau dengan cara mengalikan dengan suatu faktor pengali untuk pekerjaan yang berkaitan. Pada pekerjaan pembangunan embung, perhitungan volume pekerjaan berdasarkan hasil perencanaan atau dari gambar-gambar desain yang meliputi : 1. Pekerjaan Persiapan, meliputi persiapan peralatan team kontraktor, barak kerja dan pembuatan jalan masuk. 2. Pekerjaan Bangunan Utama, meliputi perbaikan pondasi, instrumentasi keamanan Embung, galian dan timbunan untuk tubuh Embung. 3. Pekerjaan Bangunan Pelengkap, meliputi pekerjaan pelimpah dan saluran peluncur dan pembuatan intake. Selanjutnya perhitungan volume pekerjaan dan rekapitulasinya akan dipakai di dalam perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk pelaksanaan konstruksi. C. Perkiraan biaya Perkiraan biaya merupakan uraian dari item-item pekerjaan pelaksanaan pembangunan embung yang dihubungkan dengan harga satuan dari masing-masing jenis pekerjaan. Perkiraan biaya konstruksi embung sebagai alternatif rain harvesting pada kecamatan kemesen dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut :
D. Analisis B/C Ratio B/C ratio merupakan perbandingan antara keuntungan (benefit) dan biaya (cost) yang dihitung bedasarkan nilai saat ini (present value). Berdasarkan parameter B/C ratio proyek dikatakan ekonomis dan layak untuk dibangun jika nilai B/C ratio lebih besar dari 1,0. Jika B/C < 1,0 maka proyek tidak ekonomis atau tidak feasible, jika B/C = 0 dikatakan proyek tersebut marginal (tidak untung tidak rugi). Analisa B/C ratio untuk proyek embung dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel. Perhitungan B/C Ratio Pada Proyek Pembangunan Embung Sebagai Alternatif Rainharvesting
D. Analisa IRR
Internal Rate of Return (IRR) pada dasarnya merupakan tingkat suku bunga bank (discount rate) dimana total biaya (cost) sama dengan total manfaat (benefit). Pada kondisi benefit
dan cost konstan maka IRR adalah bunga bank dimana cost tahunan sama dengan benefit tahunan. Untuk kondisi benefit dan cost tidak konstan, maka IRR dicari dengan coba-coba sehingga diperoleh nilai benefit sama dengan nilai cost (B=C). Analisa IRR untuk proyek embung dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel. Perhitungan nilai IRR Embung
4. ASPEK EVALUASI PENJADWALAN Pekerjaan embung sebagai alternatif rainharvesting dikerjakan selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender. Jadwal pekerjaan embung dapat dilihat pada tabel berikut ini.
LS LS LS LS LS LS LS LS LS LS LS LS
1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
0.34% 0.34% 0.19% 0.17% 0.09% 0.03% 0.01% 0.01% 0.05% 0.17% 0.10% 0.05%
m3 m2 m3 m3 Unit m3 m2
m3 m2 m3 m3 Unit m3 m2 Kg m3
m3 m3 Unit Unit m3