Anda di halaman 1dari 13

Influence of Age and Gender on Histopathologic Findings

Judul Asli Penulis

Publikasi Tahun

: Non-alcoholic Steatohepatitis and Influence of Age and Gender on Histopathologic Findings : Nargess Ebrahimi Daryani, Nasser Ebrahimi Daryani, Seyed Moayed Alavian, Ali Zarem Seyed-Mohammad Fereshtehnejad, Mohammad Reza Pashaei, Peiman Habibollahi : World Journal of Gastroenterology 16 (33) pp. 4169-4175 : 2010

Steatohepatitis Non-Alkohol dan Pengaruh Usia Serta Gender pada Hasil Temuan Histopatologi

Abstrak TUJUAN: Untuk mendeskripsikan spesifikasi histopatologi steatohepatitis nonalkohol (NASH) berdasarkan usia dan gener METODE: Sebuah studi analisis cross-section dilaksanakan di dua klinik gastroenterologi swasta pada pasien yang telah dikonfirmasi menderita NASH melalui biopsi. Temuan histopatologi dari biopsi beserta data demografi dan laboratorium pasien pada saat biopsi dikumpulkan secara retrospektif dari rekam klinis. Penentuan tingkat (grading) dan tahapan (staging) temuan-temuan histopatologi dilakukan berdasarkan metode Brunt setelah dilakukan evaluasi kembali terhadap slide oleh patolog. Pasien dibagi ke dalam dua kelompok berdasarkan usia (di bawah dan di atas 55 tahun). Tingkat kuantitatif rata-rata dari seluruh temuan patologi juga dihitung menurut nilai scoring Brunt. HASIL: Sejumlah 77 pasien penderita NASH yang terdiri dari 58 pria (75,3%) dan 19 wanita (24,7%) dengan usia rata-rata 41,99 11,80 tahun (rentang usia 1870 tahun) berpartisipasi di dalam studi. Rata-rata usia (48,72 13,99 tahun vs 39,74 10,16 tahun, P = 0,004) dan kadar aspartat aminotransferase (75,11 29,68 U/L vs 52,78 25,00 U/L, P = 0,002) ditemukan lebih tinggi secara signifikan pada pasien wanita. Rata-rata tingkat kuantitatif hepatosteatosis juga lebih tinggi secara signifikan pada pasien wanita (2,00 0,82 vs 1,59 0,68, P =

Influence of Age and Gender on Histopathologic Findings

0,031) dibandingkan pria. Lima puluh empat persen (34/65) pasien berusia muda menderita hepatosteatosis ringan (Tingkat I), dan hanya satu pasien (11,2%) dari kelompok usia lanjut yang menderita hepatosteatosis Tingkat I. Pasien yang berusia 55 tahun mengalami hepatosteatosis yang lebih berat (Tingkat III) secara signifikan (44,4% vs 9,5%, P = 0,007), dan tingkat kuantitatif rata-rata hepatosteatosis lebih tinggi secara signifikan pada kelompok ini (2,33 0,71 vs 1,56 0,67, P = 0,002). Analisis multivariat setelah peran usia sebagai faktor perancu dihilangkan memperlihatkan tingkat hepatosteatosis yang lebih tinggi pada pasien wanita (P = 0,010). KESIMPULAN: Temuan ini menunjukkan pengaruh potensial dari faktor usia pada tingkat keparahan (severity) steatohepatitis, inflamasi portal dan lobar pada pasien penderita NASH, sedangkan faktor gender dapat berkontribusi secara independen terhadap tingkat steatohepatitis. Kata kunci: Steatohepatitis non-alkohol; Usia; Gender; Temuan

histopatologi

PENDAHULUAN Steatohepatitis non-alkohol (NASH) merupakan entitas klinikopatologis yang umum yang terdistribusi secara luas di seluruh dunia [1]. NASH didefinisikasn sebagai bentuk kriptogenik dari penyakit hati yang seringkali ditemukan pada pasien obesitas tanpa sebab-sebab lain yang dapat diidentifikasi seperti konsumsi alkohol, toksisitas obat, atau infeksi virus [2]. Meskipun penyakit ini seringkali tergolong lamban (indolent), 15%-20% pasien NASH dapat mengalami progresi menjadi fibrosis dan 7%-17% pasien dapat mengalami perkembangan cirrhosis tanpa diketahui, yang merupakan temuan berbahaya pada biopsi hati pasien. Selain itu, NASH bertanggungjawab sebagai penyebab mayoritas cirrhosis kriptogenik pada pasien yang berisiko mengalami komplikasi seperti hipertensi portal dan kanker hati [3-7]. Berdasarkan tingkat ketahanan hidup (survival rate), sejumlah studi berbasis populasi di Amerika Serikat memperlihatkan ketahanan

Influence of Age and Gender on Histopathologic Findings

hidup keseluruhan yang lebih rendah pada pasien dengan penyakit perlemakan hati non-alkohol dibandingkan dengan populasi secara umum [8]. Meskipun etiologi NASH belum diketahui, sejumlah kondisi ko-morbid telah diduga sebagai faktor-faktor pemicu kerentanan terhadap perkembangan NASH, seperti obesitas, diabetes melitus tipe 2, dan hiperlipidemia [6,7,9-13]. Terdapat asumsi bahwa munculnya NASH hampir menyerupai epidemiologi obesitas dan diabetes melitus [14]. Baru-baru ini, terdapat peningkatan yang paralel pada prevalensi obesitas, sindrom metabolisme (hiperglikemia, obesitas viseral, hiperlipidemia, dan hipertensi), dan NASH. Sebagai akibatnya, NASH dianggap sebagai bagian dari sindrom metabolisme [15]. Patogenesis sindrom metabolisme didasarkan pada resistensi insulin. Penuaan dan berkurangnya aktivitas fisik, yang menyebabkan hiperinsulinemia dan resistensi insulin, menghasilkan obesitas dan memicu sindrom metabolisme yang pada gilirannya akan meningkatkan resistensi insulin lebih jauh [16]. Perbedaan yang cukup besar dalam hal prevalensi sindrom metabolisme antargender telah dinilai disebabkan oleh hormon seks. Banyak studi yang menunjukkan bahwa berat badan wanita cenderung bertambah setelah menopause dan distribusi lemak tubuh mereka mengalami perubahan menjadi adipositas viseral [17]. Terdapat peningkatan yang cukup besar dalam prevalensi sindrom metabolisme pada wanita setelah menopause. Meski dengan tingginya prevalensi NASH, riwayat alamiah penyakit ini masih belum diketahui secara pasti. Sejauh yang kami ketahui, hanya sekitar 30 kasus NASH yang telah dideskripsikan dengan biopsi hati secara beruntun [3,6,7]/ Karena bagian yang berbeda-beda dari sindrom metabolisme menunjukkan perbedaan yang signifikan terkait usia dan gender, maka terdapat spekulasi bahwa fitur-fitur klinikopatologis NASH juga dapat bervariasi menurut kedua faktor tersebut. Studi ini dilakukan untuk mengevaluasi hubungan antara usia dan gender dengan hasil temuan patologis dari biopsi hati pada pasien penderita NASH.

Influence of Age and Gender on Histopathologic Findings

BAHAN DAN METODE Subjek Studi analisis cross section ini dilaksanakan di dua klinik gastroenterologi swasta di Tehran, Iran, tahun 2005-2009. Data dikumpulkan secara retrospektif menggunakan rekam medis subjek yang potensial sebagai partisipan, dimana subjek merupakan pasien penderita NASH yang telah dikonfirmasi melalui biopsi dan memenuhi kriteria sebagai berikut; (1) Terdapat konfirmasi histopatologi bahwa pasien menderita steatohepatitis non-alkohol, (2) Tidak mengkonsumsi alkohol atau asupan alkohol < 100 g etanol per minggu, yang dikonfirmasi melalui dokter dan anggota keluarga yang dekat dengan pasien; (3) Penanda serologi negatif virus atau hepatitis autoimun, termasuk antigen permukaan hepatitis B, antibodi virus hepatitis C (ELISA), antibodi virus HIV (ELISA), antibodi antinuklir, antibodi anti-otot polos, antibodi anti-mikrosom hati/ginjal tipe 1, dan antitripsin -1 yang negatif, dan (4) tidak memiliki gangguan hati lainnya seperti penyakit hati metabolik (mis. penyakit Wilson dan

hemokromatosis), penyakit hati yang dipicu obat, cirrhosis biliaris primer, kolangitis sklerosis primer, dan obstruksi biliaris. Selain itu, pasien yang memiliki riwayat bedah jejunoileal bypass, pernah menerima terapi penggantian hormon untuk menopause, pernah menggunakan obat-obatan lainnya yang diketahui dapat menyebabkan steatosis (mis. glukokortikoid, estrogen sintetis, tamoxifen, amiodarone, penghambat saluran kalsium, dan methotrexate), hamil, dan rekam medis tidak lengkap tidak disertakan di dalam penelitian. Pada akhirnya, terkumpul sebanyak 77 pasien penderita NASH yang memenuhi syarat untuk berpartisipasi di dalam studi.

Asesmen laboratorium dan histopatologi Kadar aminotransferase yang meliputi alanin aminotransferase (ALT) dan aspartat aminotransferase (AST), alkalin fosfat (Alk-P), kolesterol serum total dan trigliserida, lipoprotein densitas rendah, lipoprotein densitas tinggi, gula darah puasa, waktu tromboplastin parsial, hitung platelet serum dan kadar -glutamil

Influence of Age and Gender on Histopathologic Findings

transpeptidase serum diukur menggunakan teknik standar. Selain itu, karakteristik baseline lainnya seperti usia, gender, serta indeks massa tubuh (BMI) dicatat untuk masing-masing pasien. Berdasarkan panduan mengenai indikasi-indikasi untuk biopsi hati, seluruh pasien yang tidak menunjukkan perkembangan fungsi hati setelah beberapa bulan pengobatan melalui diet dan latihan direkomendasikan untuk menjalani biopsi hati. Karena sifat studi ini adalah retrospektif, seluruh spesimen biopsi diambil dari laboratorium dan temuan-temuan histopatologi dievaluasi kembali. Untuk mendiagnosis NASH secara tepat, seluruh spesimen biopsi hati diperiksa guna mendeteksi adanya fibrosis, steatosis, hepatosit yang membesar (ballooning), inflamasi lobar dan portal. Penentuan tingkat (grading) dan tahapan (staging) seluruh spesimen biopsi ditetapkan berdasarkan metode yang diajukan oleh Brunt et al. [18]. Pengkategorian temuan-temuan histopatologi menurut metode ini disajikan pada Tabel 1. Steatohepatitis ringan dan moderat dapat didefinisikan masing-masing sebagai kondisi dimana <33% dan 33%-66% hepatosit terlibat; sedangkan steatohepatitis berat dicirikan oleh > 66% keterlibatan hepatosit. Di sisi lain, fibrosis tahap lanjut (advanced fibrosis) menjembatani fibrosis (Tingkat III) dan cirrhosis. Untuk membatasi bias informasi, seorang patolog diminta melaporkan seluruh hasil temuan histopatologi. Rata-rata tingkat semua temuan patologi juga dihitung berdasarkan metode penilaian (scoring) Brunt. Fitur-fitur laboratorium dan histopatologi pasien NASH yang berpartisipasi dalam studi dievaluasi dan dibandingkan berdasarkan kelompok gender (pria vs. wanita) dan usia (berusia muda < 55 tahun vs. berusia lanjut 5 tahun).

Analisis statistik Data dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS v. 15 untuk Windows (Chicago, USA). Data deskriptif dilaporkan menggunakan parameter-parameter seperti frekuensi, rata-rata, modus, dan standar deviasi. Uji Kolmogorov-Smirnov dilakukan untuk mengevaluasi distribusi normal variabel-variabel kuantitatif.

Influence of Age and Gender on Histopathologic Findings

Untuk menguji perbedaan antara rata-rata variabel parametrik dan non-parametrik pada kedua kelompok studi, digunakan uji-t dan uji-U Mann-Whitney. Untuk membandingkan perbedaan antara frekuensi variabel-variabel

kualitatif antarkelompok studi digunakan uji Chi-square. Selain itu, untuk mengevaluasi usia sebagai efek perancu dalam kaitan antara temuan histopatologi dan gender, maka digunakan analisis univariat. Analisis kurva receiver operating characteristics (ROC) juga dilakukan untuk memeriksa kemampuan prediksi perkembangan temuan histopatologi dengan usia pasien, dan daerah di bawah kurva (area under curve [AUC]) serta nilai batas (cutoff value) terbaik ditentukan. Nilai diagnostik yang tepat dari setiap titik cutoff kemudian dilaporkan, termasuk sensitivitas dan spesifisitas. Probabilitas 5% dari error tipe I (two-tailed) dan kekuatan 80% digunakan di dalam analisis. Seluruh nilai P yang dilaporkan adalah two-tailed.

HASIL Karakteristik baseline Sebanyak total 77 pasien penderita NASH berpartisipasi di dalam studi ini. Pasien terdiri atas 58 pria (75,3%) dan 19 wanita (24,7%) dengan usia rata-rata 41,99 11,80 tahun (rentang usia 18-70 tahun). Karakteristik baseline yang mencakup data paraklinis disajikan pada Tabel 2. Sebagaimana ditunjukkan pada tabel tersebut, kadar enzim hati rata-rata termasuk ALT, AST dan Alk-P masingmasing adalah sebesar 117,73 237,52 U/L, 58,29 27,77 U/L, dan 176,48 96,95 U/L. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, seluruh pasien menjalani biopsi hati dan hasilnya disajikan pada Tabel 3. Tingkat hepatosteatosis yang paling umum adalah Tingkat I yang ditemukan pada 36 pasien (46,8%) dan cirrhosis hati terdeteksi pada 5 pasien (6,7%).

Influence of Age and Gender on Histopathologic Findings

Karakteristik dan fitur histopatologi pasien NASH menurut kelompok gender yang berbeda Karakteristik baseline dan klinis pasien NASH disajikan pada Tabel 2. Sebagaimana ditunjukkan pada tabel, usia rata-rata pasien wanita secara signifikan lebih tinggi dibandingkan pasien pria (48,72 13,99 tahun vs. 39,74 10,16 tahun, P = 0,004). Selain itu, kadar AST serum juga lebih tinggi secara signifikan pada pasien wanita (75,11 29,68 U/L vs. 52,78 25,00 U/L, P = 0,002). Karakteristika baseline dan klinis lainnya tidak berbeda secara signifikan antarkedua kelompok gender. Temuan-temuan histopatologi yang berbeda pada pasien disajikan pada Tabel 3. Tingkatan hepatosteatosis yang paling umum pada pasien pria adalah Tingkat I pada 51,7% pasien (30/58); sedangkan tingkatan yang paling umum pada pasien wanita adalah Tingkat II pada prevalensi 36,8% (7/19). Di sisi lain, tingkat kuantitatif rata-rata hepatosteatosis lebih tinggi secara signifikan pada pasien wanita (2,00 0,82 vs. 1,59 0,68, P = 0,031). Fibrosis tingkat lanjut (terdiri dari Tingkat III dan cirrhosis) dilaporkan terdapat pada 8,8% (5/58) pasien pria dan 16,7% (3/19) pasien wanita. Tingkat fibrosis rata-rata juga ditemukan lebih tinggi untuk pasien wanita (1,22 1,35 vs. 0,88 1,05). Akan tetapi, perbedaan ini tidak signifikan secara statistik (P = 0,563 dan 0,263). Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3, temuan histopatologi lainnya tidak berbeda secara statistik antardua kelompok gender pasien NASH.

Karakteristik dan fitur histopatologi pasien NASH menurut kelompok usia yang berbeda Berdasarkan data pada Tabel 2, rata-rata kadar ALT serum pada kelompok pasien berusia < 55 tahun adalah 123,21 260,49 U/L, sedangkan untuk kelompok pasien berusia 55 tahun adalah 100,44 91,57 U/L, dimana keduanya tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (P = 0,772). Serupa dengan hasil tersebut, perbedaan rata-rata kadar AST serum antarkedua kelompok usia tidak signifikan secara statistik (57,28 28,17 U/L vs 57,89 20,52 U/L, P = 0,951). Karakteristik baseline dan klinis lainnya juga tidak

Influence of Age and Gender on Histopathologic Findings

berbeda secara signifikan antarkedua kelompok usia. Tabel 3 menunjukkan temuan histopatologi pasien NASH menurut masing-masing kelompok usia. Sementara 54% pasien berusia muda (34/65) menderita hepatosteatosis ringan (Tingkat I), hanya terdapat 1 pasien dari kelompok berusia lanjut (11,2%) yang menderita hepatosteatosis Tingkat I. Di lain pihak, pasien yang berusia lanjut menderita hepatosteatosis yang lebih berat (Tingkat III) secara signifikan (44,4% vs 9,5%, P = 0,007). Sementara itu, tingkat kuantitatif rata-rata hepatosteatosis lebih tinggi secara signifikan pada pasien berusia 55 tahun years (2,33 0,71 vs 1,56 0,67, P = 0,002). Walaupun prevalensi fibrosis pada berbagai tingkat juga ditemukan lebih tinggi pada pasien berusia lanjut, perbedaan ini tidaklah signifikan (77,8% vs 54,7%, P = 0,307). Sebaliknya, inflamasi lobar dan portal dilaporkan lebih sering muncul secara signifikan pada temuan histopatologi pasien NASH berusia muda (P = 0,005 dan 0,045, Tabel 3). Analisis yang lebih mendetail dilakukan untuk mengevaluasi titik cutoff terbaik dari usia pasien untuk memprediksi kemajuan pada temuan-temuan histopatologi. Pertama, hasil analisis kurva ROC menunjukkan bahwa nilai dari usia pasien dapat membedakan pasien NASH dengan fibrosis tahap lanjut dan tanpa fibrosis tahap lanjut secara signifikan (AUC = 0,734, P = 0,032). Selain itu, nilai cutoff 50 tahun memiliki sensitivitas 62,5% dan spesifisitas 78,1% untuk memprediksi fibrosis tahap lanjut; sedangkan titik cutoff 45,5 tahun memiliki sensitivitas 75% dan spesifisitas 69,7%.

Interaksi usia dan gender Berdasarkan analisis di atas, pasien wanita lebih tua secara signifikan dibandingkan pasien pria (P = 0,004); karena itu, analisis multivariat dilakukan guna mengevaluasi peran usia sebagai faktor perancu dalam kaitan antara gender dan temuan histopatologi (khususnya tingkat hepatosteatosis rata-rata). Hasil yang ditemukan menekankan tingkat hepatosteatosis yang lebih tinggi pada pasien wanita, bahkan ketika usia pasien dipertimbangkan sebagai kovariat tetap antara kedua gender (P = 0,010). Setelah pasien yang berusia > 50 tahun dihilangkan,

Influence of Age and Gender on Histopathologic Findings

usia rata-rata dari kedua kelompok gender menjadi serupa (36,87 11,11 tahun pada pasien wanita vs. 36,40 7,25 tahun pada pasien pria); dan lagi-lagi ditemukan bahwa rata-rata tingkat hepatosteatosis lebih tinggi pada pasien penderita NASH wanita (1,87 0,83 vs. 1,49 0,62). Lebih jauh lagi, ketika usia maupun gender dipertimbangkan secara bersamasama (dengan membagi pasien menjadi empat kelompok), hepatosteatosis yang lebih berat dilaporkan ditemukan pada pasien wanita berusia 55 tahun (Gambar 1A), sedangkan temuan histopatologi yang lebih ringan ditemukan pada pasien pria yang lebih muda (Gambar 1A dan B).

DISKUSI Telah terlebih dahulu ditemukan bahwa beberapa pasien penderita NASH dapat mengalami proses yang jinak, sementara beberapa lainnya mengikuti proses yang lebih agresif yang menghasilkan cirrhosis dan gagal hati. Terdapat dugaan bahwa terjadinya perbedaan proses yang tidak biasa ini pada pasien yang menghadapi situasi serupa adalah karena penyakit tersebut mungkin memperlihatkan proses yang jinak dan tidak agresif pada sejumlah pasien, sementara pada pasien lainnya dengan tingkat agresivitas yang lebih tinggi terdapat beberapa faktor yang berkontribusi dan memperburuk kerusakan hati dan fibrosis, yang dapat berujung pada cirrhosis. Selama dua dekade terakhir, sejumlah studi telah

mempertimbangkan isu-isu yang berbeda sebagai faktor-faktor risiko potensial untuk NASH, seperti hiperlipidemia, hipertensi, dan resistensi insulin. Tidak seperti studi-studi tersebut, kami tidak berfokus pada sindrom metabolisme karena faktor-faktor risiko ini telah banyak dipelajari dalam berbagai laporan sebelumnya [19,20], tetapi kami mencoba untuk menunjukkan beberapa faktor yang diyakini memainkan peran dalam tingkat keparahan penyakit dan temuan histopatologi pada pasien Iran yang menderita NASH. Meski demikian, perlu dicatat bahwa prevalensi faktor-faktor risiko dari gangguan metabolisme tidak berbeda secara signifikan antara kedua kelompok usia dan gender dalam studi kami (Tabel 2).

Influence of Age and Gender on Histopathologic Findings

10

Studi ini telah memperlihatkan beberapa poin penting yang perlu didiskusikan lebih jauh. Pertama, tingkat keparahan hepatosteatosis dan inflamasi portal ditemukan meningkat seiring usia. Kedua, pasien wanita yang terkena berusia lebih tua. Ketiga, hepatosteatosis ditemukan lebih berat pada pasien wanita bahkan meskipun telah dilakukan penyesuaian terhadap usia. Terakhir, pasien wanita memiliki kadar AST yang lebih tinggi. Studi-studi awal telah mempertimbangkan gender wanita sebagai faktor risiko NASH, tetapi hal ini tidak diidentifikasi oleh studi-studi yang lebih baru [9,21]. Angulo et al. [22] melaporkan bahwa terdapat tren tingkat fibrosis yang lebih tinggi pada pasien wanita dengan NASH, tetapi dalam sebuah studi lainnya terhadap anak-anak yang menderita NASH hubungan semacam ini tidak dilaporkan [23]. Ratziu et al. [24] yang mempelajari aspek-aspek klinis dan patologis dari NASH pada pasien Jepang menyimpulkan bahwa pasien yang berusia lebih tua mengalami fibrosis yang lebih berat dibandingkan pasien yang berusia lebih muda, dimana kelompok pasien berusia lanjut tersebut sebagian besar adalah wanita. Berdasarkan temuan ini para peneliti tersebut

mempertimbangkan gender wanita sebagai kemungkinan faktor risiko untuk tingkat keparahan NASH, naun menurut analisis multivariat terhadap kedua kelompok usia gender tidak memiliki peran dalam tingkat keparahan keterlibatan hati. Selain itu, dalam studi ini tingkat fibrosis ditemukan lebih tinggi pada pasien wanita, namun tidak terdapat perbedaan signifikan antargender yang berbeda. Satu-satunya perbedaan yang signifikan terkait usia dan temuan patologi adalah tingkat hepatosteatosis. Berkebalikan dengan studi Yatsuji et al. [25], temuan kami menunjukkan tingkat hepatosteatosis yang lebih tinggi pada pasien wanita meski dengan adanya eliminasi usia pasien sebagai faktor perancu dalam kaitan tersebut. Pasien berusia 55 tahun memiliki tingkat hepatosteatosis yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan kelompok pasien berusia lebih muda. Meskipun tingkat fibrosis tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, kelompok pasien berusia lanjut memiliki inflamasi portal dan lobar yang lebih berat. Selain itu,

Influence of Age and Gender on Histopathologic Findings

11

hasil analisis kurva ROC menunjukkan bahwa nilai cutoff 50 atau 45,5 tahun untuk usia pasien dapat membedakan secara signifikan antara pasien NASH yang mengalami fibrosis tahap lanjut dan pasien NASH yang tidak mengalami fibrosis tahap lanjut. Studi-studi sebelumnya telah menunjukkan sejumlah faktor yang terkait dengan fibrosis hati yang lebih berat dan progresif. Dalam sebuah studi yang berfokus pada pasien obesitas, usia 50 tahun [odds ratio (OR) 14,1], indeks massa tubuh 28 kg/m2 (OR 5,7), trigliserida 1,7 mmol/L (OR 5), dan konsentrasi ALT 2 x normal (OR 4,6)dikaitkan dengan fibrosis yang lebih berat [24]. Sedangkan dalam sebuah studi lainnya terhadap 733 pasien, penulis mempresentasikan sebuah model yang terdiri dari usia, indeks massa tubuh, hitung platelet, albumin, dan rasio AST/ALT yang memiliki nilai prediksi yang baik untuk fibrosis tahap lanjut [26]. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dalam sebuah studi serupa terhadap pasien Jepang, pasien yang berusia lebih tua memiliki fibrosis tahap lanjut yang lebih berat dan deteriorasi fungsi hati yang lebih buruk dibandingkan kelompok pasien berusia lebih muda [25]. Disfungsi mitokondria yang berhubungan dengan usia baru-baru ini telah diduga sebagai faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan resistensi insulin [27]. Pertimbanganpertimbangan patofisiologis, investigasi laboratorium, dan studi-studi asosiasi klinis telah mendukung peran sentral disfungsi mitokondria dalam perkembangan resistensi insulin dan penyakit hati yang mengikutinya [20,28-30]. Baru-baru ini, sebuah tinjauan sistematik dilakukan untuk asesmen terhadap faktor-faktor yang terkait dengan progresi fibrosis pada pasien NASH oleh Argo et al. [31]. Para peneliti ini melibatkan pasien dengan satu biopsi hati awal dan satu atau lebih biopsi pada saat berlangsungnya penyakit dan memperlihatkan bahwa usia dan tingkat awal fibrosis merupakan prediktor satu-satunya dari progresi fibrosis. Dibandingkan dengan temuan peneliti ini, hasil yang kami peroleh menunjukkan bahwa usia lanjut berkontribusi terhadap tingkat hepatosteatosis dan inflamasi portal yang lebih tinggi, namun hubungan semacam

Influence of Age and Gender on Histopathologic Findings

12

ini tidak ditemukan pada gender. Akan tetapi, tingkat hepatosteatosis yang paling berat ditemukan pada pasien wanita berusia lanjut. Sayangnya, studi-studi sebelumnya yang membandingkan komponenkomponen berbeda dari klasifikasi patotologi hati Brunt menurut faktor-faktor risiko yang independen tergolong jarang, dan studi-studi yang lebih akurat terhadap populasi yang lebih besar dibutuhkan agar dapat mengevaluasi hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan patologi hati secara lebih tepat. Sebagai kesimpulan, data kami menunjukkan adanya kemungkinan pengaruh faktor usia pada tingkat keparahan steatohepatitis, inflamasi portal dan lobar pada pasien yang menderita NASH, dan juga mengindikasikan bahwa gender berkontribusi secara independen terhadap tingkat steatohepatitis. Selain itu, berdasarkan nilai cutoff usia 50 atau 45,5 tahun yang lebih rendah untuk fibrosis tahap lanjut pada pasien Iran, terdapat kemungkinan untuk mempertimbangkan progresi menuju cirrhosis secara lebih dini (sebelum 55 tahun) pada populasi penduduk Iran.

KOMENTAR Latar Belakang Prevalensi obesitas, sindrom metabolisme, dan steatohepatitis non-alkohol (NASH) akhir-akhir ini mengalami peningkatan secara paralel. NASH telah diduga merupakan bagian dari sindrom metabolisme. Resistensi insulin adalah basis patogenesis sindrom metabolisme. Hiperinsulinemia dan resistensi insulin terjadi seiring lanjutnya usia dan berkurangnya aktivitas fisik. Selain itu, karena hormon seks, prevalensi sindrom metabolisme menjadi berbeda antargender. Batasan Penelitian NASH merupakan entitas klinikopatologis yang penting yang biasanya terdistribusi diantara pasien obesitas yang menunjukkan resistensi insulin. Studi ini telah menginvestigasi kemungkinan perbedaan pada temuan patologis pasien penderita NASH menurut usia dan gender.

Influence of Age and Gender on Histopathologic Findings

13

Inovasi dan terobosan Temuan-temuan ini menunjukkan adanya potensi pengaruh faktor usia pada tingkat keparahan steatohepatitis, inflamasi portal dan lobar pada pasien penderita NASH; sementara faktor gender secara independen dapat berkontribusi terhadap tingkat steatohepatitis. Tingkat keparahan steatohepatitis, inflamasi portal dan lobar ditemukan lebih tinggi pada pasien berusia lanjut yang menderita NASH. Aplikasi Dokter harus lebih berhati-hati ketika mengobati pasien berusia lanjut dan berjeniskelamin wanita, karena kedua kelompok ini berpotensi menghasilkan temuan-temuan patologi yang lebih berat pada saat biopsi hati. Kajian rekanan ahli Manuskrip ini cukup menarik. Jumlah pasien yang disertakan dalam studi ini tergolong kecil dan berpotensi timbul underestimate terhadap frekuensi NASH.

Anda mungkin juga menyukai