Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN I.1.

LATAR BELAKANG Munculnya perbedaan pendapat antar mahasiswa sering berujung pada kontak fisik dan tidak jarang memakan korban jiwa. Hal inilah yang membuat pihak birokrasi dan masyarakat sekitar resah. Peranan mahasiswa sebagai agen pengubah social, pembaharu, dan kontroling terhadap kebijakan pemerintah kini mulai memudar terlihat pada kasus-kasus yang terjadi di Universitas Hasanuddin, Makassar. Meskipun kegiatan mahasiswa yang berujung pada konflik seperti ini, tidak menimbulkan korban jiwa tetapi hal ini sudah memuat nama baik Universitas Hasanuddin tercoreng terlebih kepada diri sendiri. Karena hal seperti ini tidak patut untuk dibanggakan, maka dari itu kami akan membahas masalahmasalah serta solusi yang dapat kita terapkan. I.2. RUMUSAN MASALAH Adapun masalah yang dapat kami rumuskan dalam pembahasan kali ini adalah: 1. Apa pemicu terjadinya tawuran di Universitas Hasanuddin, Makassar? 2. Bagaimana solusi untuk meminimalisir terjadinya tawuran di Universitas Hasanuddin? I.3. TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui apa pemicu terjadinya tawuran di Universitas Hasanuddin, Makassar.

2. Untuk mengetahui bagaimana solusi untuk memanilisir terjadinya tawuran di Universitas Hasanuddin. I.4 METODOLOGI Pembahasan dalam makalah ini menggunakan metode wawancara dan studi kepustakaan. Wawancara yang dilakukan dalam menyusun makalah ini melibatkan Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin dan Ketua Dewan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Hasanuddin. Sedangkan pada studi kepustakaan, sebagian data diambil dari Koran elektronik seperti Identitas Online Universitas Hasanuddin, Makassar,

Kompas.com, dan Tribun Timur.com. Mengumpulkan data-data dari kedua metode yang digunakan kemudian mencari hubungannya, kemudian merangkum menjadi suatu hal yang menarik.

Masalah

Data

Hasil

Kesimpulan

Rekomendasi

Tawuran Antar Mahasiswa Unhas

Sebab

Akibat

Arogansi - Dendam Lama - Gangguan Antar kelompok

Politik - Adanya Provokator

- Adanya Korban - Degradasi Moral

Praktek Menghilangkan Eksistensi Lembaga Kemahasiswaan

Media

Oknum

BAB II ANALISIS KRITIS Berdasarkan data yang telah didapat, penyebab tawuran antar mahasiswa dikarenakan arogansi antar kelompok. Arogansi ini disebabkan oleh dendam lama yang telah terpupuk selama bertahun-tahun antara fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, gangguan antar kelompok, sehingga akibat dari arogansi mahasiswa ini terjadinya kerusakan fisik (infrastruktur) dan kerusakan suprastruktur (manusia). Adanya kerusuhan di dalam kampus dapat menyebabkan adanya penurunan nilai-nilai yang seharusnya dijunjung oleh mahasiswa dan berujung pada kebiasaan buruk yang akhirnya diturunkan dari generasi ke generasi sehingga merusak kultur dan juga nama baik fakultas maupun universitas. Beberapa penyebab terjadinya kisruh antar mahasiswa yang mungkin sudah terdengar sebagai rahasia umum di kalangan civitas akademika universitas hasanuddin adalah seperti adanya gangguan antar individu yang ujung-ujungnya melibatkan nilai-nilai solidaritas yang menarik perhatian kelompok-kelompok tertentu yang memiliki kepentingan. Entah karena adanya provokator atau memang kita perlu menyalahkan solidaritas yang hanya menitikberatkan pada anggota kelompok saja. Meskipun cukup jelas isu-isu yang telah disebarkan oleh oknum-oknum tertentu adalah faktor yang berpengaruh juga, tetapi kita tak selalu bisa menangkap oknum tersebut sehingga berujung pada berulangnya kejadian yang sama dikarenakan penyebab yang relatif sama pula.

Solusi demi solusi telah dipaparkan oleh universitas,khususnya lembaga kemahasiswaan, namun tampak jelas kurangnya efek jera yang diberikan oleh pihak birokrasi sehingga munculnya kesempatan untuk timbulnya kecenderungan lebih diutamakannya kepentingan kelompok dibandingkan dengan nilai-nilai kepatuhan terhadap pemimpin. Selain faktor-faktor diatas, asumsi faktor politik juga melatarbelakangi terjadinya tawuran ini. dimana seperti yang kita ketahui sekarang bahwa situasi politik yang semakin memanas seiring dengan akan dilakukannya pemilihan Rektor Universitas Hasanuddin dalam waktu dekat. Berdasarkan koresponden yang telah diwawancarai, hal ini menyebabkan terjadinya persaingan politik yang bersifat ingin saling menjatuhkan antar lawan politik. Seperti yang kita ketahui sendiri konflik antar mahasiswa khususnya konflik Mahasiswa Fakultas Teknik dengan Mahasiswa dari Fakultas Fisip, yang merupakan konflik mahasiswa yang berdampak besar baik itu dari segi infrastruktur dan suprastruktur (manusia), sangat sering terjadi. Hal ini yang di gunakan oleh oknum-oknum politik yang ingin memperburuk citra kepemimpinan yang sedang berlangsung, dengan cara mengadu domba kedua belah pihak (Teknik dan Fisip). Contohnya beberapa hari yang lalu saat laboratorium atau bengkel teknik mesin yang terkena bom molotov, isu yang beredar bahwa mahasiswa dari Fakultas Fisip yang melakukan tindakan tersebut. Akan tetapi setelah di klarifikasi ternyata isu itu tdk benar, dan di hari yang sama pula kampus dari fakultas Fisip juga dikenai bom molotov. Dan sama dengan kejadian sebelumnya ini bukan disebabkan oleh mahasiswa fakultas teknik seperti yang diisukan. Dengan kata lain ada oknum-oknum tertentu yang tidak

dapat dibuktikan secara faktual, yang menginginkan terjadinya konflik atau tawuran antar kedua pihak. Isu keamanan dapat menjadi poin penting dalam pembahasan solusi untuk kericuhan yang terjadi pada kampus Unhas. Perlunya intervensi satuan pengaman (Satpam) pada setiap konflik yang terjadi dapat meningkatkan keamanan dalam bentuk preventif maupun penengah ketika kerusuhan telah terjadi. Salah satu fungsi birokrasi dalam mengontrol satpam dapat berupa pelatihan dan pengembangan kemampuan satpam sehingga rasa aman dari ketakutan akan adanya korban tak bersalah maupun kerusakan infrastruktur dapat terminimalisir. Berdasarkan data yang ada, kita dapat melihat masih adanya kesenjangan di antara idealisme mahasiswa dengan realita yang terjadi di sekitar lingkungan kampus Universitas Hasanuddin, sehingga kami mengajukan karya tulis ini beserta usulan yang diharapkan dapat membantu perkembangan kualitas Universitas Hasanuddin. Ada beberapa contoh gambar yang menunjukkan tentang penyimpangan dari perilaku mahasiswa yang sebenarnya dan beberapa gambar yang merupakan kegiatan mahasiswa yang benar-benar menunjukkan jati dirinya. Gambar 1.1 menunjukkan adanya dua kelompok mahasiswa terlibat saling
lempar di halaman Perpustakaan Pusat Unhas, Senin (12 September 2012). Tawuran diduga terjadi oleh aksi propokatif oknum mahasiswa dan mengakibatkan sejumlah fasilitas ruang kuliah pecah terkena lemparan batu. (Identitas/Mustafa). Pada gambar 1.2, Rektor Melerai Tawuran: Rektor Unhas, Prof Idrus A Paturusi sedang melerai kedua kelompok mahasiswa yang terlibat saling lempar di halaman

Perpustakaan Pusat Unhas, Senin (12/9). Tawuran diduga terjadi oleh aksi propokatif oknum mahasiswa. (Identitas/Mustafa). Gambar 1.3 merupakan gambar sebuah kelompok mahasiswa Unhas yang terlibat tawuran, Selasa (25/5/2010). Tidak ada informasi pasti penyebab tawuran tersebut.

Gambar 2.1 menggambarkan salah satu prestasi mahasiswa didalam bidang penelitian. Dan pada gambar 2.2 ini merupakan prestasi mahasiswa didalam bidang pendidikan. Sedangkan gambar 2.3 ini juga menunjukkan salah satu kegiatan mahasiswa yang tergolong mengabdi kepada masyarakat.

BAB III PENUTUP III.1. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat kami tarik dari analisis kasus ini yaitu: 1. Pemicu terjadinya tawuran atau konflik-konflik antar mahasiswa Universitas Hasanuddin, Makassar antara lain adanya oknum-oknum yang dengan sengaja mengadu domba kedua belah pihak (Teknik dan Fisip) sehingga memicu emosi dari kedua belah pihak, adanya gangguan antar individu yang ujung-ujungnya melibatkan kelompok-kelompok tertentu dengan menitikberatkan pada rasa solidaritas. Selain itu, adanya faktor politik atau persaingan politik yang bersifat ingin saling menjatuhkan antar lawan politik juga menjadi salah satu pemicu terjadinya tawuran. Faktorfaktor lain yang dapat juga memicu terjadinya konflik yaitu adanya tekanan perkuliahan dan ruang aktivitas organisasi kemahasiswaan yang semakin dibatasi. 2. Solusi yang dapat diberikan dalam penyusunan karya tulis ini yaitu dalam bidang keamanan kampus yang harusnya meningkatkan keamanan dalam bentuk upaya preventif dan penengah pada saat terjadi konflik. Disamping itu, birokrasi sebagai wadah pengontrol keamanan (satpam) dapat berupa pelatihan dan pengembangan kemampuan satpam sehingga rasa aman dari ketakutan akan adanya korban tak bersalah maupun kerusakan infrastruktur dapat terminimalisir.

III.2. REKOMENDASI 1. Hakekat mahasiswa Universitas Hasanuddin sudah tertanamkan pada diri mahasiswa sejak mahasiswa Universitas Hasanuddin mengikuti program yang disebut dengan BCSS (Basic Character Study Skill). Hakekat mahasiswa tersebut berupa nilai-nilai kemahasiswaa yang mencerminkan Tri Darma Perguruan Tinggi namun saat ini nilai-nilai kemahasiswaan tersebut mulai memudar untuk itu, kami meminta kepada birokrasi untuk mengevaluasi atau bahkan merekonstruksi nilai-nilai kemahasiswaan kepada setiap mahasiswa Universitas Hasanuddin. 2. Selain itu, birokrasi juga dapat berperan langsung dalam Arbitrasi sehingga muncul efek jerah agar meminimalisir tendensi penyelesaian masalah dengan cara anarkis.BEntuk dari Arbitrasi ini yaitu ketika mahasiswa yang anarkis tertangkap oleh kamera dan diberikan sanksi D.O. 3. Kami merekam adanya audit keuangan yang lebih transparan dan memberikan publikasi dari hasil audit kepada HMJ yang berkepentingan maupun yang tidak berkepentingan agar meminimalisir adanya dugaandugaan terkait keuangan yang dapat mencemarkan nama baik Universitas.

LAMPIRAN

Gambar 1.1

Gambar 1.2

Gambar 1.3

Gambar 2.1

Gambar 2.2

Gambar 2.3

Anda mungkin juga menyukai