PENDAHULUAN fungsi utama sistem pembuluh darah adalah: Memberikan suplai darah ke jaringan dan organ tubuh lainnya,serta mengalirkan darah yang berisi metabolit-metabolit dan karbondioksida dari jaringan menuju jantung
Pembuluh arteri: pembuluh yang berisi darah yang memiliki konsentrasi oksigen dan nutrisi tinggi yang berasal serta dipompa dari jantung. Pembuluh vena: pembuluh darah yang berasal dari jaringan perifer yang menuju jantung berisi darah dengan konsentrasi oksigen rendah,karbondioksida tinggi,dan sisa metabolit dari pembakaran nutrisi.
fungsi sirkulasi: Mentransport nutrien dan oksigen ke jaringan. Mentransport sisa metabolit dan karbondioksida dari jaringan Mentransport hormon dari satu bagian ke bagian tubuh yang lain. Kesemuanya ini guna memelihara lingkungan yang sesuai dalam seluruh cairan jaringan agar sel bisa berfungsi secara optimal.
Volume darah didalam tubuh terdapat diberbagai bagian sirkulasi yaitu : 84% diseluruh sirkulasi sistemik, t.a: 64% vena 13% arteri 7% arteriol dan kapiler. 7% di jantung 9% di sistem pulmonal.
Struktur pembuluh darah t.a: dinding dan lumen yang berisi darah.Secara umum lapisan dinding pembuluh darah terdiri dari beberapa lapisan, yaitu 1.Tunika intima (lapisan epitel)/ endotelium * Membrana elastika interna 2.Tunika media (lapisan otot polos) * Membrana elastika eksterna 3.Tunika adventitia (lapisan jaringan ikat)
Permukaan endotelium yang halus akan mengurangi friksi antara dinding pembuluh darah dengan darah yang berisi plasma dan sel-sel eritrosit sehingga darah dapat lancar mengalir di dalam lumen.
Membrana elastika eksterna terdiri atas: Jaringan otot polos yang berjalan sirkuler & serabut elastin. Jaringan otot polos ini dapat berkontraksi sehingga lumen mengecil supaya dapat menyesuaikan diameter lumen dengan tekanan pada dinding pembuluh darah. lapisan elastin memiliki kemampuan rekoil pada dinding pembuluh darah (dapat kembali pada diameter semulasetelah kontraksi berakhir).
Pada tunika media arteri terdapat serabut syaraf yang mengatur tonus otot polos.
Tunika adventitia t.a: serabut jaringan ikat kolagen, pada pembuluh darah yang besar terdapat vasa vasorum yang berfungsi untuk memberikan nutrisi pada pembuluh darah
Sistem vaskular pada tubuh terbagi menjadi dua Yaitu: 1. Sistem pembuluh darah sistemik terdiri dari pembuluh arteri yang berasal dari jantung kemudian menuju berbagai organ & jaringan perifer, serta kembali ke jantung melalui sistem pembuluh darah vena. 2. Sistem pembuluh darah pulmoner terdiri dari arteri yang berasal dari ventrikel kanan jantung masuk ke dalam jaringan paru-paru dan dilanjutkan oleh pembuluh vena pulmonaris selanjutnya kembali ke atrium kiri.
Pembuluh darah arteri terbagi atas: a.Arteri elastik (arteri besar) b.Arteri muskuler (arteri sedang) c.Arteriola
Dengan adanya tunika media yang relatif tebal pada arteri sedang dan arteriola menyebabkan arteri-arteri tsb memiliki kemampuan melakukan vasokonstriksi yang disebabkan oleh kontraksi otot polos dan vasodilatasi pada saat otot polos berelaksasi. Adanya ukuran diameter yang berbedabeda pada arteri menyebabkan perbedaan tekanan darah pada masingmasing jenis arteri.
Ad.1.Arteri elastik(arteri besar) diameter 1-2 cm rasio ketebalan dinding dengan radius lumen 1: 5-7 Memiliki serabut elastin yang tebal pada tunika media sesuai dengan fungsinya, harus menahan secara langsung tekanan darah yang tinggi dari ventrikel kiri jantung.
Adanya serabut elastin maka dinding aorta dapat menyesuaikan diri dengan tekanan intralumen, yaitu: Pada fase sistolik jantung akan meregang & pada fase diastolik jantung akan mengalami rekoil karena tekanan dan aliran darah berkurang, sehingga aorta mengalami pelebaran dan pengembalian ukuran lumen mengakibatkan darah terdorong menuju ke bagian distal.
Akibat fenomena itu maka aorta adalah arteri yang memiliki tekanan darah tertinggi yaitu rata-rata 120 mmHg pada sistolik dan 80 mmHg ketika diastolik.
Jika tidak ada stimulus dari serabut saraf simpatis terjadi relaksasi otot polos maka diameter pblh darah menjadi lebih lebar (Vasodilatasi). Perubahan diameter lumen msbb kan perubahan laju aliran darah didalam lumen, Sehingga arteri muskuler sangat berperan pada pengaturan hemodinamik
Ad.3.Arteriola
Diameter lumen bervariasi bergantung pada saat vasokonstriksi atau vasodilatasi rasio ketebalan dinding terhadap lumen 1:5 Merupakan arteri terkecil yang masih memiliki ketiga lapisan tunika. Pada tunika medianya tidak lagi ditemukan serabut elastin. Berfungsi memberikan suplai darah kedalam suatu organ.
Feeder arteriola adalah: Arteriola terkecil yang berada pada daerah prekapiler (Capillary bed) yang memiliki spinkter prekapiler. Jika feeder artereola berkonstriksi maka aliran darah pada kapiler suatu organ akan melambat dan jika spinkter berkontraksi maka aliran darah kedalam capillary bed terhenti
Pada arteriola terjadi penurunan tekanan yang menyebabkan arteriola tidak lagi berfluktuasi sehingga secara makroskopis darah dalam arteriola tidak lagi berdenyut. Hal ini disebabkan resistensi arteriola yang tinggi terhadap aliran darah menyebabkan setiap perubahan diameter arteriol akan menimbulkan perubahan yang bermakna pada resistensi perifer total.
2. Sistem Pembuluh Vena. Menerima aliran darah dari berbagai jaringan melalui sistem kapiler. Tekanan darah pada tempat tersebut sudah sangat rendah. Dinding pembuluh vena lebih tipis di bandingkan sistem arteri. Aliran darah pada sistim vena menjadi lambat.
Aliran darah vena lambat dan harus melawan gaya grafitasi maka lebih banyak darah terkumpul pada sistim vena. Untuk menyesuaikan kondisi tersebut maka lumen vena lebih besar dari lumen arteri dan pada vena sedang terdapat katup dgn arah katup menuju jantung sehingga hanya ada satu arah aliran dan aliran balik akibat grivitasi dapat dicegah pada saat katup vena menutup.
Daya pompa dari katup diperkuat oleh kontraksi otot-otot ekstremitas yang berada disekitar vena tsb. Pada saat otot berkontraksi akan menekan vena dan darah akan mengalir menuju jantung sehingga katup membuka. Ketika otot berelaksasi, katup vena akan menutup karena tidak ada tekanan, sehingga aliran balik darah dapat dicegah. Sistim pompa respirasi pada rongga thoraks akan menambah gaya dorong aliran darah menuju jantung terutama untuk vena besar.
Pada inspirasi maka paru-paru & rongga thoraks berekspansi sehingga tekanan intra abdomen lebih tinggi dibanding tekanan rongga thoraks, hal ini akan memompa darah pada vena intraabdomen menuju jantung. Sebaliknya pada saat ekspirasi paru-paru akan mengempis dan tekanan intraabdomen menurun sehingga memungkinkan aliran darah dari vena-vena ekstremitas menuju intraabdomen.
Ad.1. Venula. Darah yang telah mengalir melalui capillary bed jaringan atau organ bergabung kedalam venula. Dinding venula dilapisi oleh endotel, tunika media dan tunika adventitia yang tipis, sehingga venula mempunyai kapasitas meregang untuk dapat menampung darah dalam jumlah relatip lebih banyak dari pada kapiler.
Ad.2. Vena Sedang. Memiliki ketiga lapisan tunika, jika dibandingkan dengan arteri maka tunika medianya lebih tipis, tunika adventitianya lebih tebal dan diameter lumennya lebih besar. Peranan katup vena dan sistim pompa otot diekstremitas sangat penting untuk mempertahankan aliran darah vena menuju jantung. Hal ini terutama pada vena-vena perforantes dan vena pada ekstremitas bawah. Aliran vena dipengaruhi oleh: respirasi, posisi tubuh, pompa otot dan sirkulasi arteri.
Lapisan otot polos pada tunika media vena berfungsi untuk menjaga tonus vena. Vena yang kosong akan kolaps, pada keadaan normal vena dapat mengakomodasi perubahan volume yang besar dengan perubahan tekanan yang minimal.
3. SISTEM KAPILER Kapiler terdiri atas endotel dan membrana basalis. Struktur kapiler : Struktur sangat tipis Tebal 0,5 m Diameter 5-9 m Sehingga eritrosit akan masuk kedalam kapiler satu per satu. Luas permukaan 500-700 m
Pori-pori dalam membram kapiler t.a: Bagian dalam (sel endotelial) Bagian luar (celah interseluler) adalah: Celah tipis diantara sel dan endotelial Setiap celah diselingi oleh ridge (perlekatan protein secara periodik) Jarak 6-7 nm / 60-70 A (ukuran yang lebih kecil dibandingkan albumin) Terletak di tepi sel endotelial, luas permukaan 1/1000 total luas permukaan kapiler.
Fungsi Mikrosirkulasi adalah: Transport zat makanan ke jaringan Pembuangan ekskreta seluler Aliran darah dalam kapiler Darah mengalir dan berhenti setiap beberapa detik atau menit secara intermiten (Vasomotion) ini disebabkan oleh karena konstriksi intermiten pada metarteriol dan sfingter prekapiler.
Pengaturan vasomotion dipengaruhi oleh dua faktor : Derajat pembukaan dan penutupan Sfinkter prekapiler. Konsentrasi oksigen dalam jaringan
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi cairan dalam kapiler adalah: Tekanan kapiler (Pc) 17 mmHg Mendorong cairan keluar melalui membran kapiler. Tekanan cairan intersisial (Pif) -3 mmHg (+) Mendorong cairan kedalam melalui membran kapiler. (-) Mendorong cairan keluar melalui membran kapiler.
Tekanan osmotik koloid plasma (Hp) 28 mmHg Menimbulkan osmosis cairan ke dalam melalui membran kapiler Tekanan osmotik koloid cairan Interstisial (Hif) 8mmHg. Menimbulkan osmosis cairan ke luar melalui membran kapiler
Tekanan kapiler Untuk menilai tekanan kapiler dapat dilakukan dengan dua cara : Kanulasi kapiler langsung (25mmHg) Pengukuran fungsional tekanan kapiler secara tidak langsung (17mmHg) Metode pengukuran tekanan kapiler : Metode mikropipet Metode isografimetrik
Tekanan cairan interstitial Metode pengukuran tekanan cairan interstitial : Kanulasi langsung pada jaringan dengan mikropipet Pengukuran tekanan dengan kapsul berperforasi yang ditanamkan Pengukuran tekanan dari sumbu kapas yang disisipkan kejaringan
Tekanan koloid osmotik plasma Protein dalam plasma menimbulkankan tekanan osmotik koloid plasma. Penurunan tekanan osmotik koloid dapat disebapkan oleh protein yang bocor melalui pori-pori kapiler . Pengaruh protein plasma pada tekanan osmotik adalah sbb: gr/dl p (mmHg) Albumin 4,5 21,8 Globulin 2,5 6,0 Fibrinogen 0,3 0,2
2. Analisis Reabsorbsi di ujung kapiler- vena : -Cairan keluar : Tek. kapiler 10 mmHg Tek. cairan interstitial -3 mmHg Tek. osmotik koloid cairan- 8 mmHg Interstitial. Total Tek. cairan keluar = 21 mmHg
Sistem regulasi terdiri atas : 1. Regulasi aliran darah 2. Regulasi tekanan darah
Ad.1. Regulasi Aliran Darah Sel endotel pada tunika intima berinteraksi dengan otot polos untuk meregulasi diameter lumen. Endotel memberikan respon terhadap gaya tangensial aliran darah dan sebagai akibat friksi (shear force) endotel juga melepaskan mediator-mediator yang mengurangi akibat dari gaya tersebut, ini yang disebut sebagai kemampuan adaptif.
Mekanisme pengaturan aliran darah dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Pengaturan akut Pengaturan akut dicapai melalui perubahan cepat pada konstriksi arteriol, metarteriol dan sfinkter prekapiler setempat yang terjadi dalam waktu beberapa detik sampai beberapa menit guna menyiapkan cara yang tepat untuk mempertahankan aliran darah jaringan lokal yang memadai.
Kenaikan metabolisme sampai 8 kali normal akan meningkatkan aliran darah kira-kira 4 kali lipat secara akut. Perubahan ini dicapai melalui perubahan cepat pada arteriol, metarteriol dan sfinkter prekapiler setempat.
Mekanisme autoregulasi lokal Autoregulasi adalah kapasitas jaringan untuk meregulasi aliran darahnya sendiri,sehingga mampu untuk mempertahankan aliran darah yang konstan bila terdapat perubahan tekanan perfusi.Terdapat dua teori autoregulasi aliran darah,yaitu:
1) Myogenik theory 2) Metabolic theory
Metabolik Vasodilator
1. Perubahan metabolisme dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah, contoh pada keadaan: Tekanan O2 darah yang menurun PH darah yan rendah Peninggian tekanan CO2 Peninggian osmolaritas Perubahan ini mengakibatkan relaksasi arteriol dan spinkter prekapiler.
2.Asam laktat. 3.Peninggian suhu mempunyai efek vasodilator langsung. 4.Akumulasi ion Kalium. Adalah zat yang berakumulasi secara lokal,mempunyai efek vasodilator dan mungkin berperanpada dilatasi pembuluh darah di otot skelet. 5.Histamin 6.Adenosin berperan sebagai vasodilator pada otot jantung.
Vasokonstriktor Lokal
Jejas pada arteri dan arteriol Akan mengakibatkan vasokonstriksi yang sangat kuat. Konstriksi terjadi karena pembebasan lokal serotonin dari pletelet yang terdapat pada dinding pembuluh darah di daerah jaringan yang mengalami jejas. Temperatur dingin Zat yang disekresi endotel, misal : endothelin
Regulasi sistemik dilaksanakan oleh zat yang beredar dan saraf vasomotor. Zat yang beredar dalam darah a.l: Hormon, al: * Epinefrin dan Norepinefrin * Vasopresssin Keduanya merupakan vasokonstriktor vascular.
Substansi kimia * Bahan Vasokonstriktor contoh: Aangiotensin II * Bahan Vasodilator contoh: Bradikinin Serotonin Histamin Prostaglandin
Ion
Dalam konsentrasi normal ion tidak menyebabkan vasokonstriksi maupun vasodilatasi, tetapi akan menimbulkan respon bila konsentrasinya meningkat * Ion yang menyebabkan vasokonstriksi: kalsium * Ion yang menyebabkan vasodilatasi: Kalium, Magnesium, Natrium, hidrogen, Asetat dan sitrat.
2. Mekanisme pengaturan aliran darah jangka Panjang Mekanisme ini berkaitan dengan perubahan derajat vaskularisasi jaringan. Tekanan arteri menurun sampai 60 mmHg maka ukuran pembuluh darah jaringan meningkat dan jumlah pembuluh darah bertambah. Tekanan arteri meningkat sangat tinggi maka Ukuran pembuluh darah menurun dan jumlah pembuluh darah berkurang.
Angiogenesis adalah: pertumbuhan suatu pembuluh darah baru.Terjadi sebagai respon adanya faktor-faktor angiogenik yang dilepaskan oleh karena: Jaringan iskemik Jaringan yang sedang tumbuh dengan cepat Jaringan yang memiliki metabolik yang tinggi. Faktor-faktor angiogenik a.l: Faktor pertumbuhan sel endotel Faktor pertumbuhan fibroblast Angiogenin
Hukum Ohm ! V(tegangan) = I (arus) X R(hambatan) Tekanan Darah = Cardiac output X Hambatan
Pada orang dewasa muda tekanan darah di aorta/ arteri naik sampai 120 mmHg dalam satu siklus jantung (tekanan sistolik) yaitu: tekanan dalam pembuluh arteri yang dihasilkan oleh dorongan terhadap aliran darah akibat pompa ventrikel kiri. Kemudian akan turun sampai minimum 70 mmHg (Tekanan diastole) Tekanan nadi adalah: Selisih dari tekanan sistolik dan tekanan diastolik.
Variasi sistem otonom,khususnya oleh: Aktifitas sistem simpatoadrenal Sistem renin-angiotensin Sekresi ANF (Atrial Natriuretic Factor).
Intermediate term control Transcapillary Volume shifts Vascullar Stress Relaxation Renin-Angiotensin System
Tekanan sistolik aorta 120 mmHg Tekanan diastolik aorta 80 mmHg Selama mengalir melalui sirtkulasi sistemik tekanan akan menurun secara progresif sampai 0 mmHg sewaktu mencapai akhir dari vena cava (atrium dekstra jantung). Tekanan arteriol 35 mmHg Tekanan kapiler sistemik rata-rata 17 mmHg Tekanan venula 10 mmHg Tekanan arteri Pulmonalis rata-rata 16 mmHg Tekanan kapiler paru rata-rata 7 mmHg
Beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah : a. Resistensi perifer Dipengaruhi oleh kontraksi otot polos pada dinding arteriol. b. Volume darah Pada sistem arteri volume darah 10-15% volume darah total. c. Kompliance arteri d. Viskositas darah Viskositas meningkat resistensi perifer meningkat tekanan arteri meningkat. e. Gravitasi Besar pengaruh gravitasi adalah 0,77 mmHg per cm superior atau inferior jantung.
Aliran darah ada dua jenis yaitu : 1. Aliran laminer / Stream Line Adalah aliran lurus tidak menimbulkan suara. Kecepatan aliran pada bagian tengah lebih cepat dibandingkan bagian pinggir . 2. Aliran Turbulent Adalah aliran berputar yang terjadi bila kecepatan aliran darah didalam pembuluh melebihi kecepatan tertentu (kecepatan
Q : kecepatan kritis P: Selisih tekanan diantaraujung pembuluh. r : radius : Viskositas darah L : Panjang pembuluh Poiseulle Q = Pr L
Kecepatan aliran berbanding lurus dengan pangkat empa dari radius pembuluh. Diameter pembuluh (2 kali radius pembuluh) berperanan besar dibanding faktor-faktor lain untuk menentukan kecepatan aliran.
Contoh : Tekanan atrium kanan rata-rata 16 mmHg Tekanan atrium kiri rata-rata 2 mmHg Selisih tekanan 14 mmHg Maka tahanan pulmonale total waktu istirahat adalah 14/100 = 0,14 PRU.
P1 :Tekanan pada permulaan pembuluh P2 :Tekanan pada akhir pembuluh R : Tahanan untuk aliran yang terjadi akibat gesekan disepanjang pembuluh. Q : Aliran darah
P Q = ------R
Pengaruh Viskositas dan Hematokrit Darah Terhadap Tahanan Vascular dan Aliran Darah
Hukum Poiseulle ! Bila seluruh faktor lain bersifat tetap, maka semakin besar viskositas, kecepatan aliran dalam pembuluh semakin lambat . Viskositas darah normal > 3 kali viskositas air,sebab darah memiliki sejumlah besar sel darah merah yang tersuspensi didalam darah yang akan menimbulkan pergesekan antara sel-sel yang berdekatan terhadap dinding pembuluh darah.
Hematokrit
Ht 40% artinya: 40% volume darah adalah sel darah dan sisanya adalah plasma. Semakin besar persentase sel dalam darah makaHt semakin besar sehingga semakin sering gesekan yang terjadi didalam lapisan darah berarti viskositas darah semakin tinggi. viskositas darah juga ditentukan oleh konsentrasi dan jenis protein plasma tetapi pengaruhnya kecil
Denyut Nadi (Pulse) Pada setiap kontraksi ventrikel kiri akan terjadi hal berikut: Perubahan tekanan di dalam aorta dan arteri besar. Perubahan perluasan dinding aorta dan arteri besar. Perubahan kecepatan arus darah dalam aorta dan arteri besar. Ekspansi dinding aorta dan arteri besar disebut : denyut nadi (Pressure Pulse atau Arterial Pulse). Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan rambatan arterial pulse adalah : Keadaan dinding arteri. Bila dinding kaku misal arteriosclerosis maka rambatan lebih cepat. Umur,pada usia tua dinding menjadi lebih kaku. Tekanan arteri (t.u. diastole) Tekanan darah lebih tinggi maka rambatan gelombang nadi lebih cepat.
ALIRAN DARAH DALAM VENA Kecepatan aliran darah dalam vena adalah dari kecepatan aliran darah di aorta 10 cm/dtk. Arus darah di dalam sistem vena dipengaruhi oleh beberapa faktor : Tekanan darah di dalam vena sendiri. Tekanan isap ventrikel kanan. Katup-katup vena. Pompa otot. Pompa thoraks