Anda di halaman 1dari 20

TETANUS

BAB I PENDAHULUAN Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani ditandai dengan spasme otot yang periodik dan berat .. Tetanus disebut juga dengan "Seven day Disease ". Dan pada tahun 1890 diketemukan toksin seperti stri!hnine kemudian dikenal dengan tetanospasmin yang diisolasi dari tanah anaerob yang mengandung bakteri. lmunisasi dengan mengaktivasi derivat tersebut menghasilkan pen!egahan dari tetanus. "#i!alaier 188$ %ehring dan &itasato 1890 '. Tetanus yang juga dikenal dengan lockjaw merupakan penyakit yang disebakan oleh tetanospasmin yaitu sejenis neurotoksin yang diproduksi oleh Clostridium tetani yang mengin(eksi sistem urat sara( dan otot sehingga sara( dan otot menjadi kaku "rigid'. &itasato merupakan orang pertama yang berhasil mengisolasi organisme dari korban manusia yang terkena tetanus dan juga melaporkan bah)a toksinnya dapat dinetralisasi dengan antibodi yang spesi(ik. &ata tetanus diambil dari bahasa *unani yaitu tetanos dari teinein yang berarti menegang. +enyakit ini adalah penyakit in(eksi di saat spasme otot tonik dan hiperre(leksia menyebabkan trismus "lockjaw' spasme otot umum melengkungnya punggung "opistotonus' spasme glotal kejang dan paralisis pernapasan. Spora Clostridium tetani biasanya masuk kedalam tubuh melalui luka pada kulit oleh karena terpotong tertusuk ataupun luka bakar serta pada in(eksi tali pusat "Tetanus #eonatorum '.

,ambar - Spasme otot akibat masuknya toksin dari kuman Clostridium tetani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Tetanus adalah ,angguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya tonus otot dan spasme yang disebabkan oleh tetanospasmin suatu toksin protein yang kuat yang dihasilkan oleh Clostridium tetani. +enyakit ini disebabkan oleh Clostridium tetani merupakan basil ,ram positi(
anaerob. %akteri ini nonencapsulated dan berbentuk spora yang tahan panas pengeringan dan desin(ektan. Spora adalah di mana.mana dan ditemukan di tanah debu rumah usus he)an dan kotoran manusia. Spora ini akan memasuki tubuh penderita tetanospasmin. lalu mengeluarkan toksin yang bernama

Karakteristik Clostridium tetani

Clostridium tetani C. tetani termasuk dalam bakteri ,ram positi( anaerob obligat dapat membentuk spora dan berbentuk drumstick. Spora yang dibentuk oleh C. tetani ini sangat resisten terhadap panas dan antiseptik. /a dapat tahan )alaupun telah diautokla( "1010C 10.11 menit' dan juga resisten terhadap (enol dan agen kimia lainnya. %akteri Clostridium tetani ini banyak ditemukan di tanah kotoran manusia dan he)an peliharaan dan di daerah pertanian. 2mumnya spora bakteri ini terdistribusi pada tanah dan saluran pen!eranaan serta (eses dari kuda domba anjing ku!ing tikus babi dan ayam. &etika bakteri tersebut berada di dalam tubuh ia akan menghasilkan neurotoksin "sejenis protein yang bertindak sebagai ra!un yang menyerang bagian sistem sara('. C. tetani menghasilkan dua buah eksotoksin yaitu tetanolysin dan tetanospasmin. 3ungsi dari tetanolysin tidak diketahui dengan pasti namun juga dapat menyebabkan lisis dari sel.sel darah merah. Tetanospasmin merupakan toksin yang !ukup kuat. Tetanospasmin merupakan protein

dengan berat molekul 110.000 Dalton larut dalam air labil pada panas dan !ahaya rusak dengan en4im proteolitik %entuk vegetative tidak tahan terhadap panas dan beberapa antisepti!. &uman tetanus tumbuh subur pada suhu 15o C dalam media kaldu daging dan media agar darah. Demikian pula media bebas gula karena kuman tetanus tidak dapat meng(ermentasi glukosa. Patogenesis dan Patofisiologi Tetanus disebabkan neurotoksin "tetanospasmin' dari bakteri ,ram positi( anaerob Clostridium tetani dengan mula.mula 1 hingga 0 minggu setelah inokulasi bentuk spora ke dalam tubuh yang mengalami !edera6luka "masa inkubasi'. +enyakit ini merupakan 1 dari $ penyakit penting yang mani(estasi klinis utamanya adalah hasil dari pengaruh kekuatan eksotoksin "tetanus gas ganggren dipteri botulisme'. Tempat masuknya kuman penyakit ini bisa berupa luka yang dalam yang berhubungan dengan kerusakan jaringan lokal tertanamnya benda asing atau sepsis dengan kontaminasi tanah le!et yang dangkal dan ke!il atau luka geser yang terkontaminasi tanah trauma pada jari tangan atau jari kaki yang berhubungan dengan patah tulang jari dan luka pada pembedahan dan pemotonga tali pusat yang tidak steril. +ada keadaan anaerobik spora bakteri ini akan bergerminasi menjadi sel vegetati( bila dalam lingkungan yang anaerob dengan tekanan oksigen jaringan yang rendah. Selanjutnya toksin akan diproduksi dan menyebar ke seluruh bagian tubuh melalui peredaran darah dan sistem limpa. Toksin tersebut akan beraktivitas pada tempat.tempat tertentu seperti pusat sistem sara( termasuk otak. ,ejala klinis timbul sebagai dampak eksotoksin pada sinaps ganglion spinal dan neuromuscular junction serta syara( autonom. Toksin dari tempat luka menyebar ke motor endplate dan setelah masuk le)at ganglioside dijalarkan se!ara intraa7onal ke dalam sel sara( tepi kemudian ke kornu anterior sumsum tulang belakang. 8khirnya menyebar ke SS+. ,ejala klinis yang ditimbulakan dari eksotoksin terhadap susunan sara( tepi dan pusat tersebut adalah dengan memblok pelepasan dari neurotransmiter sehingga terjadi kontraksi otot yang tidak terkontrol6 eksitasi terus menerus dan spasme. #euron ini menjadi tidak mampu untuk melepaskan neurotransmitter. #euron yang melepaskan gamma aminobutyri! a!id ",8%8' dan glisin neurotransmitter inhibitor utama sangat sensiti( terhadap tetanospasmin menyebabkan kegagalan penghambatan re(leks respon motorik terhadap rangsangan sensoris. &ekakuan mulai pada tempat masuknya kuman atau pada otot masseter "trismus' pada saat to7in masuk ke

sumsum tulang belakang terjadi kekakuan yang berat pada e7tremitas otot.otot bergari pada dada perut dan mulai timbul kejang. %ilamana toksin men!apai korteks serebri menderita akan mulai mengalami kejang umum yang spontan. &arakteristik dari spasme tetani ialah menyebabkan kontraksi umum kejang otot agonis dan antagonis. 9a!un atau neurotoksin ini pertama kali menyerang sara( tepi terpendek yang berasal dari system sara( kranial dengan gejala a)al distorsi )ajah dan punggung serta kekakuan dari otot leher. Tetanospasmin pada system sara( otonom juga verpengaruh sehingga terjadi gangguan pernapasan metabolism hemodinamika hormonal saluran !erna saluran kemih dan neuromus!ular. Spasme laryn7 hipertensi gangguan irama janjung hiper(le7i hyperhidrosis merupakan penyulit akibat gangguan sara( ototnom yang dulu jarang karena penderita sudah meninggal sebelum gejala timbul. Dengan penggunaan dia4epam dosis tinggi dan pernapasan mekanik kejang dapat diatasi namun gangguan sara( otonom harus dikenali dan di kelola dengan teliti. Tetanospasmin adalah toksin yang menyebabkan spasme bekerja pada beberapa level dari susunan syara( pusat dengan !ara Toksin menghalangi neuromus!ular transmission dengan !ara menghambat pelepasan a!ethyl.!holine dari terminal nerve di otot. &arakteristik spasme dari tetanus terjadi karena toksin mengganggu (ungsi dari re(leks synaptik di spinal !ord. &ejang pada tetanus ganglioside. %eberapa penderita mengalami gangguan dari 8utonomik #ervous System "8#S ' dengan gejala - berkeringat hipertensi yang (luktuasi periodisiti takikhardia aritmia jantung peninggian !athe!holamine dalam urine. Timbulnya kegagalan mekanisme inhibisi yang normal yang menyebabkan meningkatnya akti(itas dari neuron yang mensara(i otot masetter sehingga terjadi trismus. :leh karena otot masetter adalah otot yang paling sensiti( terhadap toksin tetanus tersebut. Stimuli terhadap a((eren tidak hanya menimbulkan kontraksi yang kuat tetapi juga dihilangkannya kontraksi agonis dan antagonis sehingga timbul spasme otot yang khas . 8da dua hipotesis tentang !ara bekerjanya toksin yaitumungkin disebabkan pengikatan dari toksin oleh !erebral

1. Toksin diabsorbsi pada ujung syara( motorik dari melalui sumbu silindrik diba)a kekornu anterior susunan syara( pusat 0. Toksin diabsorbsi oleh susunan lim(atik masuk kedalam sirkulasi darah arteri kemudian masuk kedalam susunan syara( pusat. 8kibat dari tetanus adalah rigid paralysis "kehilangan kemampuan untuk bergerak' pada voluntary muscles "otot yang geraknya dapat dikontrol' sering disebut lo!kja) karena biasanya pertama kali mun!ul pada otot rahang dan )ajah. &ematian biasanya disebabkan oleh kegagalan perna(asan dan rasio kematian sangatlah tinggi. Epidemiologi Di negara yang telah maju seperti 8merika Serikat kejadian tetanus yang dilaporkan telah menurun se!ara substansial sejak pertengahan 19$0 karena meluasnya penggunaan imunisasi terhadap tetanus "lihat gra(ik di ba)ah'. Selain itu sanitasi lingkungan yang bersih

"+enurunan kasus tetanus di 8S karena ada program imunisasi nasional' #amun berbeda dengan yang terjadi di negara berkembang seperti /ndonesia insiden dan angka kematian akibat tetanus masih !ukup tinggi hal ini disebabkan karena tingkat kebersihan masih sangat kurang mudah terjadi kontaminasi pera)atan luka yang kurang diperhatikan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan dan kekebalan terhadap tetanus. :leh karena itu tetanus masih menjadi masalah kesehatan terutama penyebab kematian neonatal tersering oleh karena tetanus neonatorum. 8khir. akhir ini dengan adanaya penyebarluasan program imunisasi di seluruh dunai maka angka kesakitan dan kematian menurun se!ara drastis. Mortalitas dan mor iditas

Se!ara keseluruhan tingkat kematian sekitar $1;. &linis tetanus bergantung terhadap pernah atau tidaknya seseorang mendapatkan vaksin tetanus toksoid pada )aktu selama hidup mereka. *ang pernah mendapatkan vaksin klinisnya tidak begitu berat berbeda dengan yang tidak !ukup divaksinasi atau tidak divaksinasi sama sekali. 8ngka kematian di 8S <; bagi mereka yang telah menerima 1.0 dosis toksoid tetanus dibandingkan dengan 11; bagi mereka yang tidak divaksinasi. 8ngka kematian di 8merika Serikat adalah 18; 1998.0000 dan 11; tahun 1991.1995 tingkat kematian sebesar 91; dilaporkan pada tahun 19$5. 8ngka kematian yang tertinggi bagi orang.orang berusia <0 "$0;' dibandingkan dengan mereka yang berusia 00 sampai 19 tahun "8;'. Dari tahun 1998 hingga 0000 51; kematian di 8merika Serikat adalah di antara pasien yang lebih tua dari <0 tahun.

Manifestasi klinik =asa inkubasi 1.1$ hari tetapi bisa lebih pendek "1 hari atau lebih lama > atau beberapa minggu'. =akin pendek masa inkubasi makin jelek prognosisnya. Terdapat hubungan antara jarak tempat invasi Clostridium tetani dengan susunan sara( pusat dan interval antara luka dan permulaan penyakit dimana makin jauh tempat invasi maka masa inkubasi makin panjang. 8da tiga bentuk tetanus yang dikenal se!ara klinis yakni1. ?o!alited tetanus " Tetanus ?okal ' 0. Cephali! Tetanus >. ,enerali4ed tetanus "Tetanus umum' Dan ada #eonatal tetanus. &arakteristik dari tetanus @ &ejang bertambah berat selama > hari pertama dan menetap selama 1 .5 hari. @ Setelah 10 hari kejang mulai berkurang (rekuensinya @ Setelah 0 minggu kejang mulai hilang. @ %iasanya didahului dengan ketegangaan otot terutama pada rahang dari leher. &emudian timbul kesukaran membuka mulut " trismus lo!kja) ' karena spasme :tot masetter. @ &ejang otot berlanjut ke kuduk kaku " opistotonus nu!hal rigidity ' @ 9isus sardoni!us karena spasme otot muka dengan gambaran alis tertarik keatas sudut mulut tertarik keluar dan ke ba)ah bibir tertekan kuat .

@ ,ambaran 2mum yang khas berupa badan kaku dengan opistotonus tungkai dengan eksistensi lengan kaku dengan mengepal biasanya kesadaran tetap baik. @ &arena kontraksi otot yang sangat kuat dapat terjadi as(iksia dan sianosis retensi urin bahkan dapat terjadi (raktur !ollumna vertebralis " pada anak '. !" Tetan#s lokal $lokalited Tetan#s% +ada lokal tetanus dijumpai adanya kontraksi otot yang persisten pada daerah tempat dimana luka terjadi "agonis antagonis dan (i7ator'. Aal inilah merupakan tanda dari tetanus lokal. &ontraksi otot tersebut biasanya ringan bisa bertahan dalam beberapa bulan tanpa progressi( dan biasanya menghilang se!ara bertahap. ?okal tetanus ini bisa berlanjut menjadi generali4ed tetanus tetapi dalam bentuk yang ringan dan jarang menimbulkan kematian. %isajuga lokal tetanus ini dijumpai sebagai prodromal dari klasik tetanus atau dijumpai se!ara terpisah. Aal ini terutama dijumpai sesudah pemberian pro(ilaksis antitoksin. &" '(epali) Tetan#s Cephali! tetanus adalah bentuk yang jarang dari tetanus. =asa inkubasi berkisar 1 B0 hari yang berasal dari otitis media kronik "seperti dilaporkan di /ndia ' luka pada daerah muka dan kepala termasuk adanya benda asing dalam rongga hidung. Tetanus !ephali! di!irikan oleh lumpuhnya sara( kranial C// paling sering terlibat. Tetanus :phthalmoplegi! ialah tetanus yang berkembang setelah menembus luka mata dan luka dalam dengan kelumpuhan dari sa(ar kranial /// dan adanya ptosis. Selain itu bisa juga kelumpuhan dari #. /C /D D D/ dapat sendiri. sendiri maupun kombinasi dan menetap dalam beberapa hari bahkan berbulan.bulan. Tetanus !hepali! dapat berkembang menjadi tetanus umum. +ada umumnya prognosanya jelek. *" +enerali,ed Tetan#s %entuk ini yang paling banyak dikenal. Sering menyebabkan komplikasi yang tidak dikenal beberapa tetanus lokal oleh karena gejala timbul se!ara diam.diam. Trismus merupakan gejala utama yang sering dijumpai " 10 ;' yang disebabkan oleh kekakuan otot.otot masseter bersamaan dengan kekakuan otot leher yang menyebabkan terjadinya kaku kuduk dan kesulitan menelan. ,ejala lain berupa 9isus Sardoni!us "Sardoni! grin' yakni spasme otot.otot muka

opistotonus " kekakuan otot punggung' kejang dinding perut. Spasme dari laring dan otot.otot perna(asan bisa menimbulkan sumbatan saluran na(as sianose as(iksia. %isa terjadi disuria dan retensi urine kompressi (rak tur dan pendarahan didalam otot. &enaikan temperatur biasanya hanya sedikit tetapi begitupun bisa men!apai $0 C. %ila dijumpai hipertermi ataupun hipotermi tekanan darah tidak stabil dan dijumpai takhikardia penderita biasanya meninggal. Diagnosa ditegakkan hanya berdasarkan gejala klinis. =enurut berat ringannya tetanus dibagi atas1. Tetanus ringan - Trismus lebih dari > !m tidak disertai kejang umum )alaupun dirangsang. 0. Tetanus sedang - trismus kurang dari > !m dan disertai kejang umum bila dirangsang. >. Tetanus berat - trismus kurang 1 !m dan disertai kejang umum yang spontan. Cole dan *oungman "19<9' membagi tetanus umum atas +rade I- ringan . . . . =asa inkubasi lebih dari 1$ hari. +eriod o( onset E < hari Ttrismus positi( tapi tidak berat Sukar makan dan minum tetapi dis(agi tidak ada

?okalisasi kekakuan dekat dengan luka berupa spasme disekitar luka dan kekakuan umum terjadi beberapa jam atau hari. +rade II- sedang . . . . =asa inkubasi 10.1$ hari +eriod o( onset > hari atau kurang Trismus dan dis(agi ada &ekakuan umum terjadi dalam beberapa hari tetapi dispnoe dan sianosis tidak ada

+rade III- erat . =asa inkubasi F 10 hari . +eriod o( onset F > hari . Trismus dan dis(agia berat

&ekakuan umum dan gangguan pernapasan as(iksia ketakutan keringat banyak dan takikardia. /" Neonatal tetan#s %iasanya disebabkan in(eksi C. tetani, yang masuk melalui tali pusat se)aktu proses pertolongan persalinan. Spora yang masuk disebabkan oleh proses pertolongan persalinan yang tidak steril baik oleh penggunaan alat yang telah terkontaminasi spora C.tetani maupun penggunaan obat.obatan untuk tali pusat yang telah terkontaminasi. &ebiasaan menggunakan alat pertolongan persalinan dan obat tradisional yang tidak steril merupakan (aktor yang utama dalam terjadinya neonatal tetanus. =enurut penelitian G.Aamid.dkk %agian /lmu &esehatan 8nak 9S Dr.+ringadi =edan pada tahun 1981 ada $0 kasus dan tahun 1980 ada $0 kasus tetanus biasanya ditolong melalui tenaga persalianan tradisional " T%8 HTraditional %irth 8tteden!e '. 1< kasus " <8 09 ; ' tenaga bidan 00 kasus " 0$ >9 ; ' dan selebihnya melalui dokter < kasus " 5 >0 ;' '. %erikut ini tabel. *ang memperlihatkan instrument 2ntuk memotong tali pusat. Tabel / - %8A8# 2#T2& =G=:T:#, T8?/ +2S8T

Sedangkan berikut ini pada tabel 0. =emperlihatkan material yang dipergunakan untuk tali pusat. T8%G? 0. - =8TG9/8? 2#T2& T8?/ +2S8T

Iadi dari tabel diatas " Tabel 0 ' terlihat dari 09 kasus " >1 >5 ; ' biasanya mereka mempergunakan alkohol 6spiritus untuk perlindungan terhadap tali pusat sedangkan 0< kasus " >1 50 ;' mereka mempergunakan material yang berbeda berupa herbal origin Diagnosis Diagnosis tetanus dapat diketahui dari pemeriksaan (isik pasien se)aktu istirahat berupa 1.,ejala klinik &ejang tetani! trismus dysphagia risus sardoni!us " sardoni! smile '. 0. 8danya luka yang mendahuluinya. ?uka adakalanya sudah dilupakan. >. &ultur- C. tetani "J'. $. ?ab - S,:T C+& meninggi serta dijumpai myoglobinuria. Diagnosis anding 2ntuk membedakan diagnosis banding dari tetanus tidak akan sukar sekali dijumpai dari pemeriksaan (isik laboratorium test "dimana !airan serebrospinal normal dan pemeriksaan darah

rutin normal atau sedikit meninggi sedangkan S,:T C+& dan SG92= aldolase sedikit meninggi karena kekakuan otot.otot tubuh' serta ri)ayat imunisasi yang lengkap atau tidak lengkap kekakuan otot.otot tubuh' risus sardini!us dan kesadaran yang tetap normal. 1. =eningitis ba!terial +ada penyakit ini trismus tidak ada da kesadaran penderita biasanya menurun. Diagnosis ditegakkan dengan melakukan lumbal pungsi dimana adanya kelainan !airan serebrospinal yaitu jumlah sel meningkat kadar protein meningkat dan glukosa menurun. 0. +oliomyelitis Didapatkan adanya paralisis (laksid dengan tidak dijumpai adanya trismus. +emeriksaan !airan serebrospinalis menunjukan lekositosis. Cirus polio diisolasi dari tinja dan pemeriksaan serologis titer antibody meningkat. >. 9abies Sebelumnya ada ri)ayat gigitan anjing atau he)an lain. Trismus jarang ditemukan kejang bersi(at klonik. $. &era!unan stry!hnine +ada keadaan ini trismus jarang gejala berupa kejang tonik umum. 1. Tetani Timbul karena hipokalsemia dan hipo(os(atemia dimana kadar kalsium dan (os(at dalam serum rendah. *ang khas bentuk spasme otot ialah karpopedal spasme dan biasanya diikuti dengan laringospasme jarang dijumpai trismus. <. 9etropharyngeal abses Trismus selalu ada pada penyaikit ini tetapi kejang umum tidak ada. 5. Tonsillitis berat

+ada penderita panas tinggi kejang tidak ada tapi trismus ada. 8. G(ek samping (enotiasin 8danya ri)ayat minum obat (enotiasin. &elainan berupa sindrom ektrapiramidal. 8danya reaksi distonik akut torsi!olis dan kekakuan otot. 9. &aku kuduk juga dapat terjadi pada mastoiditis pneumonia lobaris atas miositis leher dan spondilitis leher. %erikut ini Tabel > yang memperlihatkan di((erential diagnosis Tetanus -

Penatalaksanaan A" Um#m Tujuan terapi ini berupa mengeliminasi kuman tetani menetralisirkan peredaran toksin men!egah spasme otot dan memberikan bantuan pema(asan sampai pulih. Dan tujuan tersebut dapat diperin!i sbb 1. =era)at dan membersihkan luka sebaik.baiknya berupa. =embersihkan luka irigasi luka debridement luka "eksisi jaringan nekrotik' membuang benda asing dalam luka serta kompres dengan A000 dalam hal ini penata laksanaan terhadap luka tersebut dilakukan 1 .0 jam setelah 8TS dan pemberian 8ntibiotika. Sekitar luka disuntik 8TS.

0. Diet !ukup kalori dan protein bentuk makanan tergantung kemampuan membuka mulut dan menelan. %ila ada trismus makanan dapat diberikan personde atau parenteral. >. /solasi untuk menghindari rangsang luar seperti suara dan tindakan terhadap penderita $. :ksigen perna(asan buatan dan tra!h!ostomi bila perlu. 1. =engatur keseimbangan !airan dan elektrolit. B" 0 at. o atan Anti iotika Diberikan parenteral +eni!iline 1 0juta unit 6 hari selama 10 hari /=. Sedangkan tetanus pada anak dapat diberikan +eni!iline dosis 10.000 2nit 6 &g%%6 10 jam se!a(a /= diberikan selama 5.10 hari. %ila sensiti( terhadap peni!iline obat dapat diganti dengan preparat lain seperti tetrasiklin dosis >0.$0 mg6kg%%6 0$ jam tetapi dosis tidak melebihi 0 gram dan diberikan dalam dosis terbagi " $ dosis '. %ila tersedia +eni!iline intravena dapat digunakan dengan dosis 000.000 unit 6kg%%6 0$ jam dibagi < dosis selama 10 hari. 8ntibiotika ini hanya bertujuan membunuh bentuk vegetati( dari C.tetani bukan untuk toksin yang dihasilkannya. %ila dijumpai adanya komplikasi pemberian antibiotika broad spektrum dapat dilakukan. Tetrasiklin Gritromisin dan =etronida4ole Diberikan terutama bila penderita alergi penisilin. Tertasiklin - >0.10 mg6kgbb6hari dalam $ dosis Gritromisin - 10 mg6kgbb6hari dalam $ dosis selama 10 hari. =etronida4ole loading dose 11 mg6&g%%6jam selanjutnya 5 1 mg6&g%% tiap < jam Anti tetan#s toksin Selama in(eksi toksin tetanus beredar dalam 0 bentuk. . Toksin bebas dalam darah Toksin bergabung dengan jaringan sara(

*ang dapat dinertalisir adalah toksin yang bebas dalam darah. Sedangkan yang telah bergabung dengan jaringan sara( tidak dapat dinetralisir oleh antioksidan. Sebelum pemberian antitoksin harus dilakukan - anamnesa apakah ada ri)ayat alergi tes kulit dan mata dan harus sedia adrenalin 1-1000. /ni dilakukan karena antitoksin berasal dari serum kuda yang bersi(at heterolog sehingga mungkin terjadi syok ana(ilaktik.

Dosis 8TS yang diberikan ada berbagai pendapat. %erhrmann "1985' dan ,rossman "1985' menganjurkan dosis 10.000.100.000 u yang diberikan setengah le)at i.v. dan setengahnya i.m. pemberian le)at i.v.diberikan selama 1.0 jam. Di 3&2/ pemberian. Antitoksin lainn1a 8ntitoksin dapat digunakan Auman Tetanus /mmunoglobulin " T/,' dengan dosis >000. <000 2 satu kali pemberian saja se!ara /= tidak boleh diberikan se!ara intravena karena T/, mengandung "anti !omplementary aggregates o( globulin " yang mana ini dapat men!etuskan reaksi allergi yang serius. Tetan#s toksoid +emberian Tetanus Toksoid "TT' yang pertama dilakukan bersamaan dengan pemberian antitoksin tetapi pada sisi yang berbeda dengan alat suntik yang berbeda. +emberian dilakukan se!ara /.=. +emberian TT harus dilanjutkan sampai imunisasi dasar terhadap tetanus selesai. Antikon2#lsan Tabel 1 - IG#/S 8#T/&:#C2?S8# KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK Ienis :bat Dia4epam Dosis 0 1 B 1 0 mg6kg %erat badan 6 $ jam "/=' G(ek Samping Stupor &oma Tidak 8da Aipotensi Depressi perna(asan KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK =eprobamat >00 B $00 mg6 $ jam "/=' &lorpromasin 01 B 51 mg6 $ jam "/=' 3enobarbital 10 B 100 mg6 $ jam "/=' :bat yang la4im digunakan ialah . Dia4epam. %ila penderita datang dalam keadaan kejang maka diberikan dosis 0 1 mg6kgbb6kali i.v. perlahan.lahan dengan dosis optimum 10mg6kali diulang setiap kali kejang. &emudian diikuti pemberian dia4epam peroral. "sonde lambung' dengan dosis 0 16kgbb6kali sehari diberikan < kali. 8TS diberikan dengan dosis 00.000 u selama 0 hari. Di =anado 8TS diberikan dengan dosis i.m sekali

KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK

Dosis maksimal dia4epam 0$0mg6hari. %ila masih kejang "tetanus yang sangat berat' harus dilanjutkan dengan bantuan ventilasi mekanik dosis dia4epam dapat di tingkatkan sampai $80mg6hari dengan bantuan ventilasi mekanik dengan atau tenpa kurarisasi. Dapat pula dipertimbangkan penggunaan magnesium sul(at dila ada gangguan sara( otonom.

. .

3enobarbital. Dosis a)al - 1 tahun 10 mg i.m.L 1 tahun 51 mg i.m. Dilanjutkan dengan dosis oral 1.9 mg6kgbb6hari dibagi dalam > dosis. ?arga!til. Dosis yang dianjurkan $ mg6kgbb6hari dibagi dalam < dosis.

Komplikasi . +ada saluran pernapasan :leh arena spasme otot.otot pernapasan dan spasme otot laring dan seringnya kejang menyebabkan terjadinya as(iksia. &arena akumulasi sekresi saliva serta sukar menelan air liur dan makanan dan minuman sehingga sering terjadi pneumonia aspirasi atelektasis akibat obstruksi oleh se!ret. +neumothoraks dan mediastinal em(isema biasanya terjadi akibat dilakukannya trakeostomi. . +ada kardiovaskular &omplikasi berupa aktivitas simpatis meningkat antara lain berupa takikardia hipertensi vasokonstriksi peri(er dan rangsangan miokardium. . . +ada tulang dan otot +ada otot karena spasme yang berkepanjangan bisa terjadi perdarahan dalam otot. +ada tulang dapat terjadi (raktur !olumna vertebralis akibat kejang yang terus menerus terutama pada anak dan orang de)asa beberapa peneliti melaporkan juga dapat miositis ossi(ikans sirkumskripta. . &omplikasi yang lain 1. ?aserasi lidah akibat kejang

0. Dekubitus karena penderita berbaring satu posisi saja >. +anas yang tinggi karena in(eksi sekunder atau toksin yang menyebar luas dan mengganggu pusat oengatur suhu. +enyebab kematian pada tetanus ialah akibat komplikasi yaitu - bronkopneumonia !ardia! arrest septi!emia dan pneumothoraks. Prognosa Dipengaruhi oleh beberapa (a!tor 1. =asa inkubasi =akin panjang masa inkubasinya makin ringan penyakitnya sebaliknya makin pendek masa inkubasi penyakit makin berat. +ada umumnya bila inkubasi F 5 hari tergolong berat. 0. 2mur =akin muda umur penderita seperti pada neonatus maka prognosanya makin jelek. >. +eriod o( onset +eriod o( onset adalah )aktu antara timbulnya gejala tetanus misalnya trismus sampai terjadinya kejang umum. &urang dari $8 jam prognosanya jelek. $. +anas +ada tetanus tidak selalu ada (ebris. 8danya hiperpireksia prognosanya jelek. 1. +engobatan +engobatan yang terlambat prognosanya jelek. <. 8da tidaknya komplikasi

5. 3rekusensi kejang Semakin sering prognosanya makin jelek. Pen)ega(an


#amun sampai pada saat ini pemberian imunisasi dengan tetanus toksoid merupakan satu. satunya !ara dalam pen!egahan terjadinya tetanus. +en!egahan denganpemberian imunisasi telah dapat dimulai sejak anak berusia 0 bulan dengan !ara pemberian imunisasi akti( " D+T atau DT '.

=en!egah tetanus melalui vaksinasi adalah jauh lebih baik daripada mengobatinya. +ada anak. anak vaksin tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksin D+T "di(teri pertusis tetanus' %agi yang sudah de)asa sebaiknya menerima booster. Selain itu pera)atan luka yang benar dan anti tetanus serum untu pro(ilaksis.

BAB III KESIMPULAN

8ngka kejadian penyakit tetanus sudah mulai berkurang di #egara maju namun berbeda dengan yang terjadi di negara berkembang seperti /ndonesia insiden dan angka kematian akibat

tetanus masih !ukup tinggi hal ini disebabkan karena tingkat kebersihan masih sangat kurang mudah terjadi kontaminasi pera)atan luka yang kurang diperhatikan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan dan kekebalan terhadap tetanus. Tetanus adalah penyakit yang gejalanya adalah kekakuan dari otot terutama otot )ajah dan leher. Aal ini disebabkan oleh masuknya spora dari kuman Clostridium tetani yang masuk melalui luka pada tubuh )alaupun luka itu ke!il. %erat ringannya penyakit ini tergantung dari masa inkubasi period o( onset kejang lo!al atau umum dan ada atau tidaknya gangguan autonomi! karena hal ini yang menyebabkan kematian pada tetanus. :leh karena itu tetanus masih menjadi masalah kesehatan terutama penyebab kematian neonatal tersering oleh karena tetanus neonatorum. 8khir. akhir ini dengan adanya penyebarluasan program imunisasi di seluruh dunia maka angka kesakitan dan kematian menurun se!ara drastis.

DA3TA4 PUSTAKA Aendar)anto. llmu Penyakit Dalam jilid 1 %alai +enerbit 3& 2/ Iakarta- 0001 $9. 11. =ardjono mahar. Neurologi Klinis Dasar. Dian 9akyat Iakarta-000$. >00. (ttp-55emedi)ine"meds)ape")om5arti)le5678/!/.o2er2ie9

(ttp-55999"pediatrik")om5isi:*"p(p; page<(tml=(kategori<pdt=direktori<pdt=filepdf<:=pdf<=(tml<:6!!:.prm(&6>"(tm

Anda mungkin juga menyukai