Anda di halaman 1dari 20

KERJA DAN EFEK

OBAT

KERJA

EFEK

Perubahan kondisi

Perubahan fungsi struktur / proses akibat kerja obat

MEKANISME KERJA

Cara bagaimana obat menyebabkan Perubahan kondisi

EFEK FARMAKOLOGI
EFEK KUANTAL: efek yang timbul tidak berhubungan dengan dosis obat Mis: efek tidur, muntah, mati EFEK TERGRADASI: efek yang berhubungan dengan dosis. Mis: kontraksi otot, denyut jantung timbul

EFEK BERDASARKAN PROPORSI INDIVIDU


ABNORMAL

NORMAL

UTAMA

SAMPING

TOLERANSI

INTOLERANSI KUANTITATIF

SEKUNDER ALAMI

T. SEJATI

T. SEMU

YG DIPEROLEH

KUALITATIF

SPESIES RASIAL

ALERGI ANAFILAKSIK IDIOSINKRASI

EFEK NORMAL
adalah : efek yang terjadi pada sebagian besar individu Efek utama: efek yang menjadi tujuan terapi Mis: CTM antihistamin Efek samping: efek yang tidak menjadi tujuan terapi yang timbul pada dosis terapi. Mis: CTM menimbulkan efek sedatif Efek sekunder: respon individu terhadap efek utama obat. Mis: tetrasiklin menyebabkan diare

EFEK ABNORMAL
Adalah efek yg timbul pada sekelompok individu

Toleransi: perlu dosis lebih tinggi untuk mendapatkan efek yg sama. Toleransi sejati: perubahan disposisi obat, perubahan sifat dan fungsi jaringan sasaran. Intoleransi: penyimpangan respon obat Idiosinkrasi: respon individu yang dipengaruhi faktor genetik. Mis: Primakuin menyebabkan hemolisis Alergi: respon individu yg terjadi krn reaksi antigenantibodi Anafilaksis: Reaksi antigen-antibodi yang terjadi cepat

Toksisitas

EFEK TOKSIK

Hemopoetik
Hepatotoksik Nefrotoksik Ototoksik Neurotoksik Teratogenik Karsinogenik Ketergantungan

Organ yg kena Sistem darah hepar ginjal pendengar an saraf janin Sel kanker

Contoh

kloramfenikol
parasetamol neomisin streptomisin INH talidomid B(a)P Morfin, alkohol

TEMPAT KERJA
Tempat dimana obat bekerja: 1. Pada tempat aplikasi: mis salep basitrasin 2. Selama proses transport: mis diuretik osmotik 3. Pada jaringan/sel: mis: eter, atropin SEL: Ekstrasel (heparin) Intrasel ( sulfonamid) permukaan sel (penisilin, asetilkholin) Eter: tempat kerja diotak (RAS: reticuling activating system)

Manfaatnya?

1. Klasifikasi obat 2. Langkah awal mengungkap mekanisme kerja

MEKANISME KERJA

TIDAK DIPERANTARAI RESEPTOR

DIPERANTARAI RESEPTOR

Dasar kerja?

Sifat Kimia:

Sifat fisik:

asam-basa Pembentukan khelat

Massa fisik (laksansia) Rasa (penambah nafsu makan) Osmosis (garam inggris) Adsorbsi (norit) Radioaktivitas Muatan listrik

Laksansia gol bulk forming--- Selulosa----mengembang di cairan usus--gel emolien---mudah lewat, meningkat peristaltik Radix gentiane--- rasa pahit memacu HCl lambung---- meningkatkan nafsu makan Garam inggris--- diuretik osmosis Norit---- mengadsorbsi toksin--- obat diare Iodium 131 ---membasmi tumor di glandula berdasarkan sinar radioaktif. ESO: hipotiroid krn radioaktif tdk hanya membasmi tumor di galandula ttp sel normal Radioopasitas: tidak dapat ditembus sinar X shg dapat memberikan bayangan pada sinar rongent. Mis: BaSO4 --- diagnostik gangguan sal cerna Senyawa iod organik--- visualisasi sal urin dan empedu Asam lapanoat---- sal empedu propiliodon--- bronkografi Heparin: sbg antikoagulan. Heparin bermuatan (-), protein pembekuan darah bermuatan (+), terjadi tarik menarik--- hilang fungsi pembekuan darah

SIFAT FISIK

SIFAT KIMIA
Sifat asam basa
Mis: HCl untuk hipoklorhidria, NH4OH utk mengasamkan urin, NaHCO3 membasakan urin, antasid: menetralkan asam lambung

Pembentukan khelat
Mis: CaNa2EDTA ----keracunan Pb 2+ BAL (British Anti lewisite)--- keracunan As Penisilamin---- penyakit Wilson---keracunan Cu Dimerkaprol--- keracunan As

EFEK SAMPING OBAT


Pengertian : adalah setiap efek yang tidak dikehendaki yang merugikan atau membahayakan pasien (adverse reactions) dari suatu pengobatan.

Contoh efek samping


reaksi alergi akut karena penisilin (reaksi imunologik) hipoglikemia berat karena pemberian insulin (efek farmakologik yang berlebihan) osteoporosis karena pengobatan kortikosteroid jangka lama (efek samping karena penggunaan jangka lama) hipertensi karena penghentian pemberian klonidin (gejala penghentian obat - withdrawal syndrome) phocomelia pada anak karena ibunya menggunakan talidomid pada masa awal kehamilan (efekteratogenik)

Dampak negatif ESO


Kegagalan pengobatan Timbulnya keluhan penderitaan atau penyakit baru karena obat (drug-induced disease atau iatrogenic disease) Pembiayaan yang harus ditanggung sehubungan dengan kegagalan terapi (dampak ekonomi) Efek psikologi terhadap penderita yang akan mempengaruhi keberhasilan terapi lebih lanjut misalnya menurunnya kepatuhan berobat.

Jenis-jenis efek samping obat.


1. Efek samping yang dapat diperkirakan: - aksi farmakologi yang berlebihan - respons karena penghentian obat - efek samping yang tidak berupa farmakologi utama

efek

2. Efek samping yang tidak dapat diperkirakan - reaksi alergi - reaksi karena faktor genetik - reaksi idiosinkrasi

Aksi farmakologi yang berlebihan


obat depresan SSP hipoglikemik/antidiabetes obat hipertensi obat pemacu jantung

Contoh
Depresi respirasi pada penderita bronkitis yang mendapat morfin dan BDZ Hipotensi pada pasien AMI Bradikardia ---digoksin Palpitasi --- teofilin dosis tinggi Hipoglikemi--- antidiabetis Perdarahan --- kombinasi warfarin dan aspirin

Contoh ESO penghentian obat


agitasi ekstrim, takikardi, rasa bingung, delirium dan konvulsi yang mungkin terjadi pada penghentian pengobatan dengan depresan susunan saraf pusat seperti barbiturat, benzodiazepin dan alkohol, Krisis Addison akut yang muncul karena penghentian terapi kortikosteroid, hipertensi berat dan gejala aktivitas simpatetik yang berlebihan karena penghentian terapi klonidin, gejala putus obat akibat narkotika

ALERGI
Alergi obat atau reaksi hipersensitivitas merupakan efek samping yang sering terjadi, dan terjadi akibat reaksi imunologik. Reaksi alergi sifat: gejalanya tidak sama dengan efek farmakologiknya, seringkali terdapat tenggang waktu antara kontak pertama terhadap obat dengan timbulnya efek, reaksi dapat terjadi pada kontak ulangan reaksi hilang bila obat dihentikan, keluhan/gejala yang terjadi dapat ditandai sebagai reaksi imunologik, misalnya rash (=ruam) di kulit, serum sickness, anafilaksis, asma, urtikaria, angio-edema, dll.

Reaksi idiosinkratik
misalnya: Kanker pelvis ginjal yang dapat diakibatkan pemakaian analgetika secara serampangan. Kanker uterus yang dapat terjadi karena pemakaian estrogen jangka lama tanpa pemberian progestogen sama sekali. Obat-obat imunosupressan dapat memacu terjadinya tumor limfoid. Preparat-preparat besi intramuskuler dapat menyebabkan sarkomata pada tempat penyuntikan. Kanker tiroid yang mungkin dapat timbul pada pasien-pasien yang pernah menjalani perawatan iodium-radioaktif sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai