Anda di halaman 1dari 1

Dalam the Young Fur Trader (1856) karya Ballantyne tampak aspek: 1.

Ketidaksesuaian pemberian porsi narasi oleh narator pada saat mendeskripsikan suatu kelompok yang ditampakkan memiliki kecenderungan sebagai pihak yang dianggap tidak penting, seperti pihak yang memang memiliki kehidupan yang surrounded by a wilderness (pg 1) dan pihak yang menganggap kehidupan yang surrounded by a wilderness (pg 1) merupakan kehidupan yang interesting or exciting (pg 6), namun diberikan porsi yang lebih banyak/besar yang dapat juga diartikan bahwa pihak-pihak tersebut justru yang penting dengan suatu kelompok yang ditampakkan memiliki kecenderungan sebagai pihak yang dianggap penting, seperti pihak yang merupakan bagian dari Red River Colony yang sebagian besar dari mereka adalah pekerja di Hudsons Bay Fur Company yang merupakan perusahaan yang dikelola oleh English Colony yang malah diberikan porsi yang tidak terlalu banyak, menunjukkan adanya ketidakadilan/ketidakkonsistenan narasi yang menyebabkan terjadinya kecurigaan terdapatnya unsur kesengajaan dari narrator yang memungkinkan bahwa narrator memang menganggap yang seharusnya tidak penting malah menjadi penting. 2. Kecenderungan sudut pandang yang dimiliki oleh narator yang terlalu menganggap anak laki-laki yang baik dan penurut itu adalah yang sadar bahwa ia memiliki tanggung jawab yang besar dengan harus bekerja di Hudsons Bay Fur Company sedangkan anak laki-laki yang tidak baik dan pembangkang itu adalah yang menyukai hal-hal liar seperti berburu di hutan seperti yang dilakukan oleh Red Indians, menunjukkan sebuah ide adanya hal yang terbagi menjadi penting dan tidak penting, superior dan inferior, mayor dan minor, Red River Colony dan Red Indians yang kemudian berujung pada keberpihakan narator kepada hal-hal yang dianggap superior, penting, mayor dan Red River Colony dan bahwa narator memiliki pandangan yang memaksa semua anak laki-laki Red River Colony untuk bekerja di Hudsons Bay Fur Company adalah bukti dari ide tersebut. Dalam tulisan Ballantyne yang lain yang berjudul the Cannibal Islands: Captain Cooks Adventure in the South Seas (1869) yang berbicara tentang keagungan western sailor menjelaskan bahwa western lebih tepatnya Englishmen pada waktu itu dianggap sebagai ras yang superior karena mereka sudah beradab dan sudah memiliki kepercayaan (beragama Kristen) ketika ia mendeskripsikan kekurangan ras yang inferior (Indians).

Anda mungkin juga menyukai