Anda di halaman 1dari 2

Nama: Mustofa Hilmi Nrp : D251130321

Mata Kuliyah: Nutrisi Perbandingan

PEMBERIAN PELET RANSUM KOMPLIT YANG IDEAL PADA KAMBING DAN SAPI
Keuntungan dan kerugian Pemberian pellet ransum komplit pada kambing dan sapi antara lain: Keuntungan: 1. Dapat meningkatkan efisiensi pemberian pakan 2. Memudahkan ternak mendapatkan asupan nutrisi yang lengkap seperti hijauan, bijibijian, kosentrat, mineral, vitamin, protein, dan suplement yg dicampur dalam ransum 3. Meningkatnya daya guna limbah pertanian 4. Meningkatnya kapasitas pemeliharaan 5. Efisiensi waktu dan tenaga 6. Meningkatkan TDN dari limbah pertanian 7. Meningkatnya Viabilitas 8. Menyediakan pakan pada musim paceklik pakan 9. Meningkatkan terhadap kontrol kualitas ternak 10. Meningkatkan Palabilitas.jika dicampur dengan hijauan dan pellet dan konsumsi Kerugian: 1. Kecepatan degradasi (sumber protein dan energi) dalam rumen bias cepat dan lambat sesuai tergantung dari kandungan energy TDN dan protein. 2. Pakan yang sudah dibuat tidak bisa disimpan dalam waktu lama karena kadar air yang tinggi Pakan sebagai sumber energi merupakan pakan yang banyak mengandung protein, menurut Nuschati untuk penggemukan diperlukan pakan dengan BK (Bahan Kering) 4,5%, PK (Protein Kasar) 12 % dan TDN 55 %. Ini kita jadikan sebagai patokan dalam pembuatan pakan komplit untuk penggemukan kambing. Untuk kebutuhan sapi potong dalam pembuatan pakan komplit (complete feed) harus memiliki kandungan Protein 14,16%, SK 17,16%, BK 88,72%. Bentuk pelet ideal yang sesuai pada kambing memiliki garis tengah 5 mm dan panjang 8mm pada kambing yang sedang tumbuh sebaiknya diberikan pelet dengan diameter 8mm dan panjang 11 mm. Pakan pelet ransum komplit yang diberikan kambing yang mana hijauannya diganti dengan kulit singkong 10% yang dikombinasikan daun ficus exasperate dari ransum komplit yang di pelletkan dapat meningkatkan kelarutan dan kecernaan potensial dari bahan kering dan N dari kulit singkong dan mempercepat laju pertumbuhan kambing. Kulit singkong sebelum di campurkan ke ransum komplit harus di fermentasikan terlebih dahulu untuk menghilangkan HCN. Pada penelitian simon (2005) pada ransum pelet komplit yang dicampur hijauan 35% dan limbah nenas 25% pada kambing kacang ternyata dapat meningkatkan konsumsi ransum,

pertambahan bobot hidup harian (PBHH) dan efisiensi penggunaan ransum (EPR). Dari penelitian tersebut ternyata Komposisi kimiawi ampas nenas menunjukkan potensi sebagai sumber energi, sedangkan kandungan protein kasar sangat rendah. Pemanfaatan ampas nenas yang dikeringkan sebagai pakan dasar akan dibatasi oleh konsumsi yang rendah jika pemberiannya dilakukan secara tunggal. Rendahnya tingkat konsumsi ini diduga disebabkan oleh kandungan N yang rendah, kandungan NDF atau kadar air bahan yang terlalu rendah atau kombinasi ketiganya. Penggunaan ampas nenas sebagai pakan dasar menggantikan hijauan dapat dilakukan jika digunakan dalam bentuk pakan komplit. Tingkat substitusi optimal hijauan oleh ampas nenas adalah 25%, namun dapat direkomendasikan tingkat substitusi sebesar 50 atau 75% apabila ketersediaan hijauan terbatas. Bentuk pelet ideal yang sesuai pada sapi memiliki garis tengah 5-7 mm dan panjang 89mm pada sapi yang sedang tumbuh sebaiknya diberikan pelet dengan diameter 8=10mm dan panjang 11-14 mm. Pada penelitian Amir (2012) tentang pengaruh penggunaan pakan lengkap berbasis biomassa dalam penggemukan sapi lokal dan kambing kacang, Pakan lengkap diformulasi menggunakan bahan pakan utama cacahan pelepah sawit sebagai sumber hijauan dan bungkil sawit sebagai sumber konsentrat protein ternyata, penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan pakan lengkap berbasis biomassa sawit dapat digunakan sebagai pakan penggemukan untuk ternak sapi maupun kambing untuk menggantikan pakan komersil ataupun pakan hijauan lainnya. Penggemukan menggunakan pakan lengkap berbasis kelapa sawit menunjukkan respon positif terhadap kenaikan bobot ternak sapi dan kambing kacang. Pemberian ransum pada level level protein kasar 15,93%, 17,52%, 20,03% dan 20,04% pada pakan lengkap tidak berbeda nyata dalam PBBH ternak sapi dan kambing. Pertambahan berat bobot hidup per hari untuk sapi adalah 0,94-1,12 kg, dan 0,10-0,16 kg per hari untuk kambing. Hasil penelitian menunjukkan persentase karkas sapi adalah 49,2253,49%, sedangkan persentase karkas sapi yang mengkonsumsi pakan komersil adalah 54,4%. Persentase karkas kambing adalah 47,5-49,46%, sedangkan persentase karkas kambing yang mengkonsumsi pakan komersil adalah 49,39% Pada penelitian musrifah (2011) pada sapi Peranakan Ongole (PO) yang diberi pakan kompli berbentuk pelet berbahan dasar tongkol jagung dan disuplementasi UDP ( undegraded protein) ternyata dapat me-ningkatkan konsumsi BK dan PK, meningkatkan pertambahan bobot badan dengan laju pertambahan bobot badan yang lebih cepat dibandingkan dengan kelompok yang diberi pakan rumput gajah dan konsentrat. Persentase karkas, kualitas kimia, nilai susut masak dan keempukan daging sapi PO baik yang diberikan pakan rumput gajah dan konsentrat, CF, maupun CF yang disuplementasi UDP adalah sama

Daftar Pustaka
Gandhi, P, C. 2009. The Influence Of Grain Supplementation Of Corn (Zea Mays) With Against The Amount Of Consumption Of Feed, Feed Conversion, And Increase Body Weight Of A Boer Cross Breed Goat. . J. Anim. Sci. 77:723725. Musrifah. 2011. Effect of utilization of corn cobs in complete feed and undegraded protein sumplementation on gain and meat quality of ongole crossbred cattle. Buletin Peternakan Vol. 35(3): 1-9, Simon P. 2005. Substitusi Hijauan Dengan Limbah Nenas dalam Pakan Komplit pada Kambing. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bali. Sumartini, R. 2004. Uji fisik dan palatabelitas ransum komplit untuk kambing menggunakan kulit singkong. Fakultas peternakan ipb bogor. yang

Anda mungkin juga menyukai