Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II TERMOKIMIA

OLEH : REGI MAHENDRA (1308105005)

JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2014

I. TUJUAN PERCOBAAN Mengenal alat kalorimeter tekanan tetap dan memahami cara kerja alat tersebut. Mampu menggunakan alat tersebut untuk mengukur kalor reaksi suatu larutan. Menentukan kapasitas kalor Menentukan kalor dan reaksi dari pengenceran larutan Membedakan reaksi eksoterm dan endoterm

II. DASAR TEORI 2.1 Termokimia Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia. Secara operasional termokimia berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan, dan pembentukan larutan. Termokimia merupakan pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang dapat diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi juga perlu sebagai pengetahuan dasar untuk pengkajian teori ikatan kimia dan struktur kimia. Fokus bahasan dalam termokimia adalah tentang jumlah kalor yang dapat dihasilkan oleh sejumlah tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor reaksi. Termokimia juga merupakan penerapan hukum pertama termodinamika terhadap peristiwa kimia yang membahas tentang kalor yang menyertai reaksi kimia. Termokimia ialah cabang kimia yang berhubungan dengan hubungan timbal balik panas dengan reaksi kimia atau dengan perubahan keadaan fisika. Secara umum, termokimia ialah penerapan termodinamika untuk kimia. Termokimia ialah sinonim dari termodinamika kimia. Salah satu terapan ilmu ini dalam kehidupan sehari-hari ialah reaksi kimia dalam tubuh dimana produksi dari energi-energi yang dibutuhkan atau dikeluarkan untuk semua aktifitas yang dilakukan. Pembakaran dari bahan bakar seperti minyak dan batu bara dipakai untuk pembangkit listrik. Bensin yang dibakar dalam mesin mobil akan menghasilkan kekuatan yang menyebabkan mobil berjalan. Dan melalui urutan reaksi yang disebut metabolisme, makanan yang dimakan akan menghasilkan energi yang diperlukan untuk tubuh agar berfungsi.

Persamaan reaksi yang mengikutsertakan perubahan entalpinya disebut persamaan termokimia. Nilai H yang dituliskan pada persamaan termokimia disesuaikan dengan stokiometri reaksi. Artinya jumlah mol zat yang terlibat dalam reaksi sama dengan koefisien reaksinya. Oleh karena entalpi reaksi juga bergantung pada wujud zat harus dinyatakan, yaitu dengan membubuhkan indeks s untuk zat padat , l untuk zat cair, dan g untuk zat gas. 2.2 Energi yang dimiliki setiap zat Energi biasanya didefinisikan sebagai kemampuan melakukan kerja. Apabila suatu zat(objek) memiliki energi, objek ini dapat mempengaruhi objek yang lain dengan melakukan kerja padanya. Suatu objek dapat memiliki energi kinetik dan energi potensial. Energi kinetik (EK) adalah energi yang dimiliki oleh suatu objek apabila dia sedang bergerak. Energi kinetik dapat dihitung dengan persamaan :

Energi potensial (EP) adalah energi tersimpan; atau energi yang dimiliki oleh suatu objek akibat adanya gaya tarik menarik dan tolak menolak di antara objek tersebut. Energi potensial itu bisa berubah bila jarak antara inti dan elektron berubah. Dengan demikian, terjadi perubahan energi potensial nila elektron berpindah dari atom satu ke atom yang lainnya dalam pembentukan ion-ion. Energi potensial atomatom juga akan berubah bila terjadi pemilikan bersama elektron dalam pembentukan molekul. Menurut teori kinetik, setiap zat baik yang berwujud padat, cair dan gas pada suhu lebih besar dari nol kelvin terdiri atas banyak partikel-partikel kecil berupa molekul-molekul atau atom-atom yang terus menerus bergerak secara acak dan beraneka ragam, saling bertumbukan dan saling berpantulan. Karena adanya gerak acak tersebut maka gaya yang dihasilkan saling meniadakan atau menghapuskan, kita tidak menyadari bahwa ada partikel-partikel kecil yang bergerak secara acak, saling bertumbukan dan berpantulan. Hal ini disebabkan karena partikel-

partikel kecil tidak dapat dilihat. Adanya gerakan translasi (berpindah tempat), rotasi (berputar), dan vibrasi (bergetar) seperti pada gambar 1.

Gambar 1. Gerakan pada molekul Di samping itu, dapat terjadi perpindahan tingkat energi elektron dalam atom atau molekul. Setiap gerakan, dipengaruhi oleh banyak faktor dan dapat berubah bentuk bila saling bertumbukan. Akibatnya, besar energi gerakan satu partikel akan berbeda dengan yang lain. Jumlah total energi semua partikel dalam sistem disebut energi dalam atau internal energy (U). Komponen utama dari energi dalam yang menjadi pusat perhatian kita adalah energi termal, yaitu energi yang terkait dengan gerakan molekul-molekul sistem, dan energi kimia, yaitu energi yang terkait dengan ikatan kimia dan interaksi antar molekul. Energi dalam tergolong fungsi keadaan, yaitu besaran yang harganya bergantung pada keadaan sistem, tidak pada asal usulnya. Keadaan suatu sistem ditentukan oleh jumlah mol (n), suhu (T), dan tekanan (P). Karena itu, nilai mutlak U tidak dapat dihitung.

Gambar 2. Energi dalam tergolong fungsi keadaan

Nilai energi dalam dari suatu zat tidak dapat ditentukan. Akan tetapi, dalam termokimia kita hanya akan berkepentingan dengan perubahan energi dalam (U). Oleh karena itu merupakan fungsi keadaan. Bila sistem mengalami peristiwa, mungkin akan mengubah energi dalam, misalnya dari U1 (keadaan awal) menjadi U2 (keadaan akhir). Maka perubahan energi dalam pada suatu proses hanya dapat ditentukan oleh energi dalam mula-mula dan energi dalam akhir, yang dapat ditulis: U = U 2- U1 Untuk suatu reaksi kimia, perubahan energi dalam reaksi sama dengan energi dalam produk dikurangi dengan energi dalam pereaksi atau reaktan. Atau dinyatakan U = Up Ur Jika energi dalam produk lebih besar dari pada energi dalam pereaksi, maka perubahan energi dalam sistem akan bertanda positif, dan sebaliknya. Energi dalam tergolong sifat ekstensif, yaitu sifat yang bergantung pada jumlah zat. Jika energi dalam dari 1 mol air adalah x kJ, maka energi dalam dari 2 mol air, pada suhu dan tekanan yang sama adalah 2 x kJ. Walaupun nilai mutlak U1 dan U2 tidak diketahui, perubahannya dapat diketahui dari perubahan suhu sistem. Jika suhu naik menandakan gerakan partikel lebih cepat dan berarti energi dalam bertambah. Sebaliknya , jika suhu turun berarti energi dalam berkurang.

Gambar 3. Energi dalam sistem: (a) pada suhu T1 dan (b) pada suhu T2 2.3 Energi Panas (Kalor)

Kalor adalah energi yang ditransfer dari satu benda ke banda lain karena berbeda temperatur. Teori terus berkembang, sehingga kalor dapat dipandang sebagai zat materi yang kekal yang disebut dengan suatu fluida yang tak tampak dinamakan kalori yang tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi hanya mengalir keluar dari satu benda ke banda lain. Kalor dapat disebut sebagai energi dalam yang dipindahkan dari benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah ketika kedua benda disentuhkan (dicampur). Sedangkan energi dalam menyatakan total energi, yaitu jumlah energi kinetik dan energi potensial, yang dmiliki oleh seluruh molekul-molekul yang terdapat dalam benda. Kalor (kalor) berbeda dengan suhu walaupun keduanya berhubungan erat. Misalnya suatu panci air kalor lebih banyak mencairkan es daripada nyala sebuah korek api. Jadi walaupun nyala korek api mempunyai suhu yang lebih tinggi tetapi menyimpan kalor yang lebih sedikit. Pengertian kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat berpindah karena perbedaan suhu. Satuan energi kalor historis, kalori mula-mula didefinisikan sebagai jumlah energi kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur satu gram air satu derajat Celcius. Selanjutnya kilokalori adalah banyaknya energy kaor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur satu kilogram air dengan satu derajat Celsius (kalori). Kalori dapat dinyatakan dalam satuan SI untuk energi, yaitu joule. 1 kal = 4,148 J Dari definisi awal kalori, kalor jenis air adalah cair = 1 kal/g.0C = 1 kkal/kg.0C = 1 kkal/kg.K = 4,184 kJ/kg.K Pengukuran yang teliti menunjukkan bahwa kalor jenis air berubah sedikit dengan temperatur, namun variasi ini hanya sekitar satu persendari seluruh jangkauan temperatur dari nol sampai 1000C. Biasanya perubahan kecil ini diabaikan dan kalor jenis air ini diambil sebagai 1 kkal/kg.K = 4,18 kJ/kg.K. Kalorimeter adalah salah satu cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang menghitung energi panas atau kalor. Dalam praktikum kalorimetri media cair yang

digunakan adala larutan air garam dan kopi.dengan adanya kalor menyebabkan perubahan suhu atau bentuk wujudnya. Dalam SI, satuan kalor adalah joule (J). Satuan lainnya dari kalor adalah kalori (kal) dan kilokalori (kkal). 2.4 Kapasitas Kalor dan Kalor Jenis Bila energi kalor ditambahkan pada suatu zat, maka temperatur zat itu biasanya naik. Jumlah energi kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur suatu zat adalah sebanding dengan perubahan temperatur dimana zat itu dapat dinyatakan dengan rumus.

Dimana : Q = kalor yang dibutuhkan (J) C = kapasitas kalor (J/0C) m = massa yang dibutuhkan (kg) c = kalor jenis (J/Kg.0C) T = perubahan suhu (0C) Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter. Kalor jenis adalah kapasitas kalor tiap satuan massa.

Sehingga jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu benda dituliskan dengan rumus :

Kapasitas kalor per mol dinamakan kapasitas kalor molar Cm. Kapasitas kalor molar sama dengan kalor jenis air (kapasitas kalor per satuan massa) kali massa molar M (massa per mol):

Kapasitas kalor n mol zat dengan demikian adalah:

2.5 Hukum Kekekalan Energi Kalor Dua buah benda yang suhunya berbeda jika bersinggungan suhunya akan menjadi sama. Benda yang suhunya lebih tinggi memberikan kalor kepada yang suhunya lebih rendah, sedangkan benda yang suhunya lebih rendah akan menerima kalor itu. Jumlah kalor yang diberikan sama dengan jumlah kalor yang diterima.

m.c(Tib T f ) ma .c a (T f Tia ) m w .c w (T f Tia )

Dimana : m = massa benda (ma = massa air ; mw = massa wadah) c = kalor jenis (ca = kalor jenis air; cw = kalor jenis wadah) Tib = temperatur awal Tf = temperatur akhir benda dalam bejana air Tia = temperatur awal air dan wadahnya Asas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan oleh Joseph Black. Asas ini menjabarkan: Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan, benda yang panasmemberi kalor pada benda yang dinginsehingga suhu akhirnya sama. Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yangdilepas benda panas. Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang diserap bila dipanaskan. 2.6 Entalpi dan Perubahan Entalpi Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya. Energi potensial berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi kinetik ditimbulkan karena atom atom dan molekulmolekul dalam zat bergerak secara acak. Jumlah total dari semua bentuk energi itu disebut entalpi (H) . Entalpi akan tetap konstan selama tidak ada energi yang masuk atau keluar dari zat.

Entalpi (H) suatu zat ditentukan oleh jumlah energi dan semua bentuk energi yang dimiliki zat yang jumlahnya tidak dapat diukur. Perubahan kalor atau entalpi yang terjadi selama proses penerimaan atau pelepasan kalor dinyatakan dengan perubahan entalpi (H) . Harga entalpi zat sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur. Tetapi H dapat ditentukan dengan cara mengukur jumlah kalor yang diserap sistem. Misalnya pada perubahan es menjadi air, yaitu 89 kalori/gram. Pada perubahan es menjadi air, H adalah positif, karena entalpi hasil perubahan, entalpi air lebih besar dari pada entalpi es. Termokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi. Pada perubahan kimia selalu terjadi perubahan entalpi. Besarnya perubahan entalpi adalah sama besar dengan selisih antara entalpi hasil reaksi dam jumlah entalpi pereaksi. Pada reaksi endoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih besar, sehingga H positif. Sedangkan pada reaksi eksoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih kecil, sehingga H negatif. Perubahan entalpi pada suatu reaksi disebut kalor reaksi. Kalor reaksi untuk reaksi-reaksi yang khas disebut dengan nama yang khas pula, misalnya kalor pembentukan,kalor penguraian, kalor pembakaran, kalor pelarutan dan sebagainya. Suatu reaksi kimia dapat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari dua bagian yang berbeda, yaitu pereaksi dan hasil reaksi atau produk. Kalor dapat dihitung dari perubahan entalpi reaksi, dan perubahan entalpi reaksi yang menyertai suatu reaksi hanya ditentukan oleh keadaan awal (reaktan) dan keadaan akhir (produk). q = H reaksi = Hproduk-Hreaktan 2.7 Reaksi Endoterm dan Reaksi Eksoterm Perubahan entalpi (H) positif menunjukkan bahwa dalam perubahan terdapat penyerapan kalor atau pelepasan kalor. Reaksi kimia yang melepaskan atau mengeluarkan kalor disebut reaksi eksoterm, sedangkan reaksi kimia yang menyerap kalor disebut reaksi endoterm.

Pada reaksi endoterm, sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan bertambah. Artinya entalpi produk (Hp) lebih besar daripada entalpi pereaksi (Hr). Akibatnya, perubahan entalpi, merupakan selisih antara entalpi produk dengan entalpi pereaksi (Hp -Hr) bertanda positif. Sehingga perubahan entalpi untuk reaksi endoterm dapat dinyatakan: H = Hp- Hr > 0 Sebaliknya, pada reaksi eksoterm , sistem membebaskan energi, sehingga entalpi sistem akan berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi. Oleh karena itu , perubahan entalpinya bertanda negatif. Sehingga p dapat dinyatakan sebagai berikut: H = Hp- Hr < 0 III. ALAT DAN BAHAN a. Alat : Gelas plastik bertutup Gelas ukur Gelas kimia Labu ukur Termometer Batang pengaduk b. Bahan : CaCl2 NaOH HCl Aquades

IV. PROSEDUR KERJA Percobaan 1 : Penentuan Kapasitas Kalor suatu kalorimeter. 1. Dua buah gelas plastik bertutup, termometer dan batang pengaduk disediakan. alatalat tersebut dirangkai seperti gambar di bawah ini.

2. 50 mL larutan HCl 1 M dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 mL, ukur temperatur larutan. Ke dalam gelas kimia yang lain 50 mL larutan NaOH dimasukkan dengan 1M dan ukur temperatur larutan. 3. Jika temperatur kedua larutan telah sama, kedua larutan dimasukkan ke dalam kalorimeter. Temperatur kedua larutan dicatat. Diketahui kalor reaksi netralisasi HCl dengan KOH adalah -56,2 kJ/mol dan dianggap densitas dan kalor jenis campuran larutan itu sama dengan densitas dan kalor jenis air (1,00 gr/mL dan 4,184 J/g0C).

Percobaan 2 : Penentuan kalor reaksi larutan 1. Kalorimeter pada percobaan 1 digunakan kembali. 2. 5 gram serbuk CaCl2 dimasukkan ke dalam kalorimeter. 3. 50 mL air ditambahkan, namun sebelum penambahan temperatur air dicatat. 4. Aduk dan temperature maksimal dicatat dari larutan CaCl2 5. Setelah diperoleh temperatur yang stabil dari larutan CaCl2, 50 mL air ditambahkan sekali lagi. Sambil diaduk temperatur larutan tersebut dicatat.

V. HASIL PENGAMATAN Percobaan 1 NO 1. Uraian 50 mL larutan HCl 1 M 50 ml larutan NaOH 1 M Campuran kedua larutan 2. 50 mL larutan HCl 1 M 50 ml larutan NaOH 1 M Temperatur Pengamatan 290 C 290 C 340 C 290 C 290 C

Campuran kedua larutan 3. 50 mL larutan HCl 1 M 50 ml larutan NaOH 1 M Campuran kedua larutan

340 C 290 C 290 C 340 C

Percobaan 2 NO 1. Uraian Air (Aquades) Larutan CaCl2* Larutan CaCl2** Larutan CaCl2 + 50 mL air Temperatur Pengamatan 28,50 C 370 C 360 C 33,50 C

VI. PERHITUNGAN Percobaan 1. Penentuan Kapasitas Kalorimeter Diketahui : V1 = Volume HCl = 50 ml = 0,05 liter V2 = Volume NaOH = 25 ml = 0,05 liter Volume total = V1 + V2 = 0,05 liter + 0,05 liter = 0,1 liter M1 = Molaritas HCl = 1M M2 = Molaritas NaOH = 1M t1 = Perubahan suhu pengamatan 1 = 340C - 290C = 50C t2 = Perubahan suhu pengamatan 2 = 340C 290C = 50C t3 = Perubahan suhu pengamatan 3 = 330C 290C = 50C qreaksi = -56,2 kJ/mol

air

c = 4,184 J/g0C Ditanya : C = ? Crata-rata = ? Jawab : massa total = . Vtotal = 1 gr/ml x (25ml +25ml) = 50 gr M1 x V1 + M2 x V2 = Mtotal x Vtotal 1 x 0,025 + 1 x 0,025 = Mtotal x 0,05 0,025 + 0,025 = 0,05 Mtotal 0,05 = 0,05Mtotal Mtotal =

0,05 1 0,05

Jadi, molaritas totalnya adalah 1 ` M=


n V

n=MxV n = 1 x 0,05 n = 0,05 mol qreaksi = -56,2 kj/mol x 0,05 mol = -2,81 kj = -2810 j Pengamatan 1 : qreeaksi - 2810 J - 2810 J - 2810 J - 2810 J + 1046 J qkalorimeter qkalorimeter = - (qlarutan + qkalorimeter) = - (m.s.t1 + qkalorimeter) = - (50 x 4,184 x 5 + qkalorimeter) = - (1046 J + qkalorimeter) = - qkalorimeter = 1764 J = C1.t1

1764 J C1 Pengamatan 2 : qreeaksi - 2810 J - 2810 J - 2810 J - 2810 J + 1046 J qkalorimeter qkalorimeter 1764 J C2 Pengamatan 3 : qreeaksi - 2810 J - 2810 J - 2810 J - 2810 J + 1046 J qkalorimeter qkalorimeter 1764 J C3

= C1 x 50C = 352,8 J/0C = 0,3528 kJ/0C

= - (qlarutan + qkalorimeter) = - (m.s.t2 + qkalorimeter) = - (50 x 4,184 x 5 + qkalorimeter) = - (1046 J + qkalorimeter) = - qkalorimeter = 1764 J = C2.t2 = C2 x 50C = 352,8 J/0C = 0,3528 kJ/0C

= - (qlarutan + qkalorimeter) = - (m.s.t3 + qkalorimeter) = - (50 x 4,184 x 5 + qkalorimeter) = - (1046 J + qkalorimeter) = - qkalorimeter = 1764 J = C3.t3 = C3 x 50C = 352,8 J/0C = 0,3528 kJ/0C

Kapasitas Kalorimeter Rata-rata : Crata-rata =


C1 C2 C3 3 352,8 352,8 352,8 3

= 352,8J/0C

= 0,3528 kJ/0C Jadi, kapasitas kalorimeter rata-rata pada percobaan ini sebesar 0,3528 kJ/0C Percobaan 2. Penentuan Kalor Reaksi Larutan Diketahui : m CaCl2 = 5 gram m air = 1 gr/mL x 50 mL = 50 gram massa total = m CaCl2 + m air = 5 gram + 50 gram = 55 gram Volume total air = 100 mL Ckal = 0,3528 kJ/C c = 4,184 J/C `Ditanya : qreaksi dan qpengenceran = ....? Jawab : Pengamatan 1 qlar = m.c.t = 55 gram x 4,184 J/C x (33,5-37)C = 55 gram x 4,184 J/C x -3,5C = -809,42 J = -0,80942 kJ qkal = Ckal . t = 0,3528 kJ/C x (33,5-37)C = 0,3528 kJ/C x -3,5C = -1,2348 kJ qreaksi = -(qlar + qkal) = -(-0,80942 + -1,2348) kJ = -(-2,04422) kJ = 2,04422 kJ qlar = m.c.t = 55 gram.4,184 J/C. (37-33,5)C = 809,42 J = 0,80942 kJ qkal = Ckal . t = 0,3528 kJ/C. (37-33,5)C

= 0,3528 kJ/C x 3,5C = 1,2348 kJ qpengenceran = -(qlar + qkal) = -(0,80942 + 1,2348) kJ = - 2,04422 kJ

VII. PEMBAHASAN Percobaan kali ini adalah melakukan percobaan termokimia. Dimana terdapat 2 macam percobaan, yang pertama menentukan kapasitas kalor suatu kalorimeter dan yang kedua adalah menentukan kalor reaksi suatu larutan. Percobaan pertama menentukan kapasitas suatu kalorimeter. Pada percobaan pertama menggunakan 50 mL larutan HCl 1M dan larutan NaOH sebanyak 50 mL 1M. Larutan HCl didapat temperature 29oC dan larutan NaOH didapat temperature 29oC. Kedua larutan ini dimasukkan kedalam gelas kimia 100 mL dengan netralisasi campuran HCl dengan NaOH adalah -56,2. Setelah kedua larutan sama kemudian larutan dimasukkan kedalam kalorimeter dan didapat temperatur 34oC. Setelah dilakukan pencampuran kemudian menentukan kapasitas kalor dan didapatkan rata-rata pada percobaan ini sebesar 0,3528 kJ/0C. Pada percobaan I terjadi reaksi endoterm, yaitu sistem menyerap kalor dari lingkungan sehingga temperaturnya meningkat. Percobaan kedua menentukan kalor reaksi dalam larutan. Pada percobaan kedua menggunakan 5 gram serbuk CaCl2 dan 50 mL air. Dalam percobaan kedua menggunakan kalorimeter percobaan 1. Serbuk CaCl2 dimasukkan kedalam kalorimeter tersebut dan ditambahkan air sebanyak 50 mL lalu aduk dengan pengaduk yang sudah disediakan. Ukur suhu dan didapatkan suhu air 28,50C, suhu larutan CaCl2 360C 370C dan campuran larutan CaCl2 dengan air sebanyak 50 mL didapatkan temperatur 33,50C. Setelah melakukan pencampuran, kalor reaksi larutan ditentukan dan didapatkan hasil sebesar - 2,04422 kJ. Pada percobaan II ini terjadi reaksi eksoterm, yaitu sistem melepas kalor ke luar/permukaan sehingga temperaturnya menurun. Dalam pratikum ini kemungkinan tidak sesuai dengan dasar teori yang diberikan. Karena kesalahan dari pratikan yang kurang teliti dalam menghitung hasil dari percobaan I dan percobaan II dan juga dalam menggunakan alat kurang teliti dalam menggunakan alat tersebut.

VIII. KESIMPULAN 1. Termokimia ialah cabang kimia yang berhubungan dengan hubungan timbal balik panas dengan reaksi kimia atau dengan perubahan keadaan fisika. 2. Besarnya kalor reaksi dipengaruhi oleh kalor larutan dan kalor kalorimeter. 3. Kalor adalah energi yang ditransfer dari satu benda ke banda lain karena berbeda temperatur. 4. Dalam termokimia dalam menghitung dapat menggunakan hokum kekekalan energi.

5. Jika temperatur akhir suatu senyawa/ larutan lebih tinggi dibandingkan dengan
temperature awal, maka dalam hal ini berlangsung reaksi eksoterm.

6. Jika temperatur awal suatu senyawa / larutan lebih tinggi dibandingkan dengan
temperature akhir, maka dalam hal ini, berlangsung reaksi endoterm. 7. Reaksi Endoterm terjadi ketika larutan CaCl2 diencerkan, karena terjadi penurunan suhu (ada kalor yang diserap dari luar/permukaan ke dalam system) dan mendapatkan hasil rata rata 0,3528 kJ/0C. 8. Reaksi Eksoterm terjadi ketika HCl direaksikan dengan larutan NaOH, dibuktikan dengan adanya kenaikan suhu saat kedua larutan dicampurkan (ada kalor yang dilepaskan) dan didpatkan hasil - 2,04422 kJ.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Kimia Dasar. 2012.Penuntun Praktikum Kimia Dasar I1.FMIPA Jurusan Kimia Takeuchi, Yoshito.2006. Buku Teks Pengantar Kimia Terjemahan Ismunandar. Iwanami Shotens:Tokyo. Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 1 Edisi ke-3. Erlangga:Jakarta Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Grafindo:Bandung Deta Lusiyanti, Elizabeth.2009. Aktif Belajar Kimia. Pusat Perbukuan Nasional:Jakarta Unduh: Termokimia. http://id.wikipedia.org/wiki/Termokimia ( Diakses tanggal 17 Maret 2014 ) Unduh: Termokimia. http://ncurina.blogspot.com/2011/12/termokimia_2825.html ( Diakses tanggal 17 Maret 2014 )

Anda mungkin juga menyukai