Anda di halaman 1dari 5

Indonesia Islamic Fashion Week Sebagai Representasi Islam Moderat dalam Politik Posmodern

The real issues is not between Muslims an non-Muslims but between the moderates and extremists of all religions, be it Islam Christianity or Judaism. Across all religions we have inadvertently allowed the ugly voices of the periphery to drown out the many voices of reason and common sense (Najib Tun Razak)

Setelah tragedi 9/11 pada tahun 2001 lalu, Islam menjadi sorotan di berbagai media massa dunia. Osama bin Laden, seorang muslim berkebangsaan Afghanistan diduga menjadi otak dari tragedi yang menewaskan ribuan warga negara Amerika Serikat. Selama bertahun-tahun dalam pengejaran, sosok Osama bin Laden menjadi sorotan media massa Amerika Serikat dan dunia. Media massa, terutama media massa Barat secara tidak langsung melakukan sebuah asosiasi antara umat islam dengan tindakan terorisme. Dengan statusnya sebagai seorang muslim beserta atribut khasnya seperti janggut, surban serta nama Arab, hal ini menimbulkan efek domino terhadap identitas umat islam di seluruh dunia. Namun generalisasi mengenai identitas umat islam di dunia ini lebih sering didominasi oleh perspektif media Barat yang bersifat berat sebelah. Kebanyakan media Barat melakukan analisis terhadap gambaran umat Islam beserta ajarannya dari konteks budaya Barat. Salah satunya adalah mengenai penggunaan hijab atau kerudung oleh perempuan muslim yang dijadikan media Barat sebagai representasi opresi Islam terhadap kebebasan perempuan muslim dalam mengekspresikan diri.
The image of a veiled Muslim woman seems to be one of the most popular Western ways of representing the problems of Islam. As already mentioned, a commonplace observation

within Western discourse on the veil has been that it is an overt sign of Islams oppression of women.1

Cara berpakaian perempuan muslim dijadikan sebuah representasi dari Islam yang diidentikkan dengan ketertutupan terhadap dunia luar. Penggunaan hijab yang tertutup dan hanya menampakkan sebagian kecil anggota tubuh diasosiasikan sebagai sikap politik umat Islam yang cenderung mengekslusifkan diri. Setelah tragedi 9/11, Indonesia Islamic Fashion Fair (IIFF) 2013 yang dibuka pada 30 Mei 2013 lalu menjadi momentum baru dalam umat Islam dunia dalam menunjukkan identitas politiknya dalam era postmodern. IIFF menjadi sorotan berbagai media Barat terkait Muslim Fashion yang tidak lagi konservatif, namun lebih berwarna dengan potongan-potongan yang lebih dinamis. Instead, everyone on the runway at the Islamic Fashion Fair show is covered from head to toe in loose-flowing fabrics with variety of textures and colors2.

(Sumber onislam.net:

2013)

Peragaan busana muslim tersebut menjadi semacam media untuk menyebarkan pesan terkait pergerakan umat Muslim yang moderat. Ketika perempuan muslim menggunakan

Anita M. Weiss, Challenges for Muslim Women in Postmodern World, dalam Islam, Globalization and Postmodernity, Akbar S. Ahmed dan Hastings Donnan (New York: Routledge 2005) 129 2 Dita Alangkara, Muslim Fashion On Display In Indonesia As Models Show Islamic Style , Huffington Post. (http://www.huffpost.com/us/entry/3382872) diakses pada 29 Oktober 2013

hijab dan menutup tubuhnya, hal tersebut adalah sebuah pilihan pribadi dan sebuah aktualisasi diri. Dalam pandangan postmodern, IIFF menjadi semacam reaksi perlawanan terhadap definisi feminisme dari Barat yang seringkali menyudutkan penggunaan hijab sebagai bukti inferioritas perempuan dalam Islam. Semua perancang busana bebas berkreasi dengan warna dan potongan tanpa keluar dari jalur syariah agama. I try to make clothes that not only serve function of covering the body, but that has a sense of art in them3. Busanabusana tersebut dijadikan tempat desainer perempuan untuk mengekspresikan diri. Bahkan sebagian besar busana mereka telah diekspor ke negara-negara seperti Singapura, Australia dan negara-negara di kawasan Timur Tengah. Peragaan busana ini seolah ingin menunjukkan sebuah identitas Islam yang baru. The clothes are peaceful, stylish; an image that is not scary. Theres no boundaries between the one who wears the clothes and the other people4. Gambaran Islam sebelumnya selalu diidentikkan dengan terorisme yang menakutkan, sebagai hasil konstruksi media Barat, terutama Amerika Serikat dalam War on Terrorism. Busana yang ditampilkan pada IIFF tidak hanya bisa digunakan oleh perempuan Muslim, namun juga non-muslim. Hal ini menunjukkan sisi diversitas dari Islam yang tidak lagi mengeksklusifkan diri namun moderat. Bila kita lihat dari konteks politik dunia, IIFF berupaya menyampaikan pemahaman baru mengenai Islam. Era Postmodern dengan perkembangan teknologi informasi memberikan kesempatan dalam mengkonfigurasi kembali identitas sosial, politik dan budaya melalui media yang dapat menjangkau hingga individu. Hijab yang digunakan perempuan muslim yang ditampilkan dalam IIFF memberikan sebuah identitas politik baru bagi umat Islam di dunia. Penggunaan hijab dijadikan sebagai representasi dari upaya untuk

Prodita Sabarini, Making Indonesia the Mecca of Muslim Fashion, Jakarta Post (http://www.jakartapost.com/news/2010/26/08/making-indonesia-the-mecca-of-muslim-fashion) diakses pada 29 Oktober 2013 4 Prodita Sabarini, Making Indonesia the Mecca of Muslim Fashion, Jakarta Post (http://www.jakartapost.com/news/2010/26/08/making-indonesia-the-mecca-of-muslim-fashion) diakses pada 29 Oktober 2013

mempertahankan nilai-nilai moral non-Barat yang terdapat dalam agama Islam. Hal ini juga menjadi perlawanan terhadap hegemoni konstruksi feminisme Barat yang terlebih dahulu mendominasi ilmu pengetahuan ataupun media massa. Kerangka Pemikiran:
Politik Posmodern

Pembentukan Image Islam

Tragedi 9/11

Indonesia Islamic Fashion Week

Penggunaan Media

Hijab Fashion

Spreading Messages

Political Understanding

Veil is Not Opressing Women

Moderate Islam

(Sumber: Olahan Penulis, 2013)

Daftar Pustaka

Ahmed, Akbar S dan Hastings Donnan, eds. Islam, Globalization and Postmodernity, Akbar S. Ahmed dan Hastings Donnan. New York: Routledge, 2005. Prodita Sabarini, Making Indonesia the Mecca of Muslim Fashion, Jakarta Post http://www.jakartapost.com/news/2010/26/08/making-indonesia-the-mecca-of-muslimfashion (diakses pada 29 Oktober 2013) Dita Alangkara, Muslim Fashion On Display In Indonesia As Models Show Islamic Style, Huffington Post. http://www.huffpost.com/us/entry/3382872 (diakses pada 29 Oktober 2013)

Anda mungkin juga menyukai