Anda di halaman 1dari 8

Contoh Peribahasa

1.

Berdiang di abu dingin.

Mengharapkan pertolongan kepada orang yang lemah. 2. Kalah jadi abu menang jadi arang.

Yang kalah dan yang menang sama-sama merugi. 3. Seperti abu di atas tunggul

Kedudukan yang tidak kuat 4. Sudah jadi abu arang

Telah rusak sama sekali (tak dapat diperbaiki lagi) 5. Telentang sama makan abu, tertelungkup sama makan tanah.

Sama-sama setia dalam suka dan duka, seia sekata 6. Terpegang di abu hangat.

Orang yang kecewa dalam suatu pekerjaan, baru saja dimulai sudah mendapatkan kesusahan. 7. Gila di abun-abun

Mabuk berhayal, mengangankan sesuatu yang tak mungkin diperoleh 8. Asal ada, kecilpun ada

Walau hanya sedikit, tetapi cukup juga. 9. Ada padang, ada belalang.

Dimana pun berada, selalu ada rezeki 10. Ada gula ada semut Orang akan berdatangan ke tempat yang menyenangkan 11. Ada batang, ada cendawan, ada cendawan tumbuh. Dimana kita berada selalu ada rezeki. 12. Ada air, ada ikan. Dimanapun kita berada, niscaya ada rezeki.

13. Ada asap, ada api Ada sebab tentu ada akibatnya. 14. Ada sama dimakan, tak ada sama ditahan. Susah dan senang ditanggung bersama. 15. Ada ubi ada talas, ada budi ada balas. Setiap perbuatan baik selalu ada ganjaran kebaikannya. 16. Ada uang abang disayang, taka ada uang abang melayang. Hanya mau senangnya (enaknya) saja. 17. Ada udang di balik batu Mempunyai maksud tersembunyi, biasanya maksud yang picik. 18. Adat penghulu berpadang luas beralam lapang. Seorang pemimpin itu harus sabar, banyak pertimbangan, serta arif dan bijaksana 19. Adat periuk berkerak, adat lesung berdedak. Sesuatu itu ada yang rusak dan kurang mutunya. 20. Adat pasang turun naik. Tiada yang tetap di dunia ini, semua hidup silih berganti, terutama tentang nasib, rezeki, dan peruntungan seseorang. 21. Adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah Setiap melakukan sesuatu hendaklah selalu mengingat aturan adat agama. 22. Adat juara kalah menang, adat saudagar laba rugi. sudah adat dunia, susah senang, untung rugi, akan silih berganti dialami oleh umat manusia. 23. Adat lama pusaka usang. Sudah sejak dulunya, sejak nenek moyang. 24. Adat muda menanggung rindu, adat tua menahan ragam. Yang muda tau yang tua harus sabar dalam menghadapi sesuatu. 25. Adat sepanjang jala, cupak sepanjang betung.

Menipu atau menutupi keadaan yang sebenarnya. 26. Adat teluk timbunan kapal, adat muara puputan ikan. Sudah sepantasnya yang kaya tempat meminta dan orang pintar serta berpengalaman itu tempat bertanya. 27. Mengadu petah lidah Mengadu kemahiran berdebat 28. Mengadu ujung penjahit. Sangat sulit untuk menyatukan pikiran para cendekiawan. 29. Lain yang diagak, lain yang kena Yang dimaksudkan berlainan dengan yang didapat. 30. Bermain air basah bermain api letup Setiap perbuatan pasti mengandung resiko. 31. Berair sawah diatas, lembab sawah di bawah. Bila berhasil membantu teman atau alasan dalam mencari rezeki, tentulah orang yang membantunya ikut mendapat rezeki. 32. Bagai air di daun keladi. Ajaran atau nasihat yang baik tak berguna bagi mereka yang tidak mau menerimanya. 33. Bagai air di daun talas. Tidak punya pendirian tetap. 34. Bakarlah air minum abunya. Ejekan atau sindiran kepada orang yang mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin diperolehnya. 35. Bondong air bondong dedak. Setiap orang akan menurut kepada pembesar atau pemimpinnya. 36. Bukan air muara yang ditimba, sudah disauk dari dari hulunya. Bukan kabar angin, tetapi kabar yang didapat dari sumbernya. 37. Ibarat menyurat diatas air. Pekerjaan yang sia-sia.

38. Jelatang di hulu air Perihal orang yang suka memfitnah atau mencari kerusuhan. 39. Jatuh kedalam air mata. Bersedih hati sendiri 40. Sebelum ajal berpantang mati. Bila ajal sudah tiba seorang pun dapat menolaknya dan bila ajal belum waktunya tiba, bagaimanapun seseorang tidak akan mati. 41. Belajar ke yang pintar, berguru ke yang pandai. Menuntut ilmu lebih baik kepada orang yang berilmu pengetahuan dan kaya akan pengalaman 42. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi Pekerjaan yang dilakukan dengan setengah-setengah tidak akan mencapai hasil yang baik 43. Itik diajar berenang Mengajar orang yang lebih banyak pengalaman 44. Kurang tunjuk kurang pengajar Kurang mendapatkan pendidikan 45. Bila kail panjang sejengkal, jangan lautan hendakn diajuk. Bila ilmu dan penngalaman kita belum seberapa, janganlah coba untuk melawan orang yang berilmu dan berpengalaman. 46. Baru diajuk, lah bertarung. Baru memulai sudah mendapatkan kesulitan 47. Dalam laut boleh diajuk, dalam hati siapa tahu. Segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati seseorang tidak dapat diketahui. 48. Dangkal telah keseberang, dalam hati keajukan. Telah diketahui benar bagaimana isi hatinya 49. Belum diajun sudah bertarung Baru hendak melakukan sesuatu sudah mendapatkan halangan 50. Muda diajun kikir diperbuat

Orang yang mau bersuka ria, tetapi enggan mengeluarkan biaya 51. Bak ajun berat sebelah Pertimbangan atau keputusan yang tidak adil 52. Dari ajun turun ke sampan. Mengundurkan diri dalam suatu jabatan. 53. Berakal ke lutut, berontak ke empu kaki Bertindak semaunya sendiri tanpa menghiraukan orang lain 54. Lubuk akal tepian budi. Orang pintar dan cerdik cendekia adalah tempat bertanya 55. Akal akar berpulas tak patah Orang yang pandaitak akan mudah terkalahkan dalam perdebatan. 56. Akal sebenarnya akal. Cara berpikir dan bertindak yang benar. 57. Akal tidak sekali datang, pikiran tidak sekali timbul. Tidak ada sesuatu yang sempurna. 58. Akal tak sekali tiba. Tidak ada suatu usaha yang sekali jadi dan sempurna. 59. Hidup berakal mati beriman Dalam mengerjakan sesuatu hendaklah memakai pengetahuan dan menggunakan akal serta pikiran. 60. Bagai birah tak berakar Kiasan terhadap orang yang loyo dan malas pembawaannya. 61. Bagai mencar belalang berakar. Perihal pekerjaan yang amat sulit. 62. Bagai mencari belalang berakar. Perihal pekerjaan yang amat sulit. 63. Kian lama kian berakar.

Makin lama makin berkuasa (kuat posisi atau keberadaannya) 64. Tiada akar, rotan pun jadi. Jika terpaksa, barang yang kurang baik pun dapat dipergunakan. 65. Seperti bergantung pada akar lapuk. Mengharapkan bantuan orang yang tidak memiliki kuasa. 66. Setiap tunas akan tumbuh keatas dan akar akan tumbuh ke bawah. Sudah menjadi hukum alam, sesuatu yang sudah wajar. 67. Kalau pandai mencabut akar, layu sampai ke ujungnya. Membasmi kejahatan sampai tuntas. 68. Awal diingat akhir tiada. Pekerjaan yang tidak dipertimbangkan dengan matang. 69. Aku nampak olah, kelibat yang sudah kutahu. Bagai seorang yang bijaksana, dangkal dalamnya pengetahuan seseorang segera diketahui. 70. Alah bisa karena biasa Segala kesukaran tak akan terasa lagi bila sudah biasa. 71. Sesak alam tempat diam, tak berbumi tempat tegak. Sangat pemalu sehingga tidak dapat menyembunyikan diri. 72. Menembak beralamat, berkata bertujuan. Perbuatan atau pekerjaan harus mengandung maksud atau tujuan. 73. Alamat biduk kan karam. Pertanda akar mengalami kesusahan hidup. 74. Tidak alang kepala tanggung. tidak tanggung-tanggung 75. Alang-alang mandi biar basah. Mengerjakan sesuatu harus tuntas. 76. Berbilang dari esa, mengaji dari alif.

Bila mngerjakan sesuatu, handaklah dari permulaan 77. Zaman beralih musik bertukar. Segala sesuatu, hendaklah disesuaikan dengan zamannya 78. Timur beralih ke sebelah barat. Laki-laki menuruti perintah wanita. 79. Dibuat karena Allah menjadi murka Allah Dilakukan dengan tujuan baik, tetapi disangka kurang baik. 80. Bagai alu pencungkil duri. Melakukan sesuatu yang tidak mungkin berhasil. 81. Bagai dientak alu luncung. Dikalahkan olah orang yang lemah atao bodoh. 82. Menurut alur dengan patut. Menurut adat atau menurut yang telah diatur. 83. Alur bertempuh jalan berturut. Dilakukan menurut kebiasaan pada umumnya. 84. Habis beralur maka beralu-alu. Jika jalam berunding tidak dapat mencapai kesepakatan, maka dapat dilakukan dengan kekerasan. 85. Kepada kera berbuat amal, dimana nasib akan berubah. Salah strategi atau siasat sehingga tetap bernasib buruk. 86. Belum besar sudah diambak. Belum apa-apa sudah sombong. 87. Besar diambak tinggi dianjung. Memiliki kedudukan tinggi karena dimuliakan pengikutnya. 88. Masuk ambung tak masul bilang. jika mengerjakan sesuatu yang besar dan melupakan hal-hal yang kecil. 89. Mangga amra disangka kedondong

Sesuatu yang baik disangka buruk. 90. Bak anai-anai bubus. Berkerumun banyak sekali. 91. Busut juga yang ditimbun anai-anai. Orang yang biasa bersalah yang mudah dituduh oleh orang dalam suatu kejahatan. 92. Pecah anak buyung, tempayan ada. Tak akan kekurangan perempuan untuk dijadikan istri. 93. Belum berana sudah ditimang. Sudah bersenang-senang terlebih dahulu sebelum mencapai tujuan. 94. Bagai anak ayam kehilangan induknya. Bercerai berai karena kehilangan tumpuan. 95. Bagai anak sepat ke tohor. Bermalas-malasan di tempat orang lain. 96. Menyukat anak ayam. Mengerjakan pekerjaan yang tak mungkin dapat dilakukan. 97. Menggerek bagai anak nangoi. Seseorang beranak banyak, tetapu malas mencari nafkah. 98. Anak baik menantu molek. Mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda. 99. Mengandakkan layar. Mengurangi belanja.

Anda mungkin juga menyukai