Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH ETIKA BISNIS

TENTANG
HAJI BAMBANG BERJUMPA TUHAN
GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT BALI DALAM MENGHADAPI
KASUS TERORISME

BAB I
PENDAHULUAN
1.

Latar belakang

Dalam kehidupan manusia banyak hal yang terjadi tanpa diduga sebelumnya.Banyak tingkah laku manusia yang dilakukan
secara spontanitas, namun ada juga yang dilakukan dengan penuh perencanaan sebelumnya. Salah satu hal yang ramai
diperbincangkan saat ini adalah kegitan terorisme. Tidak hanya terjadi didalam negeri, kegiatan terorisme juga banyak
terjadi di luar negeri.
Masih terbayang diingatan kita peristiwa sembilan tahun lalu tepatnya 12 Oktober 2002, untuk pertama kalinya bom
meledak di bali. Sebuah aksi biadab dari sekelompok orangyang tidak bertanggung jawab. Bom bali menyisakan luka yang
mendalam baik para korban yang masih hidup, maupun keluarga korban yang meninggal dunia, serta banyaknya kerugian
materi yang ditimbulkannya. Peristiwa bom bali ini, mengingatkan kita akan dua orang sosok yang juga merupakan korban
dari tragedi ini, sekaligus menjadi sosok yang menarik perhatian masyarakat luas dan media massa berkat loyalitasnya
terhadap kemanusian.
Kedua orang tersebut adalah Haji Bambang ( seorang yang beragama islam , tinggal dikuta) dan Nyoman Bagina ( penduduk
kuta beragama hindu ). Mereka berdua bersama masyarakat kuta lainnya beberapa saat setelah kejadian langsung
menyingsingkan lengan. Menolong korban bom, baik yang sudah menjadi mayat maupun korban luka-luka yang masih
sempat menyelamatkan diri ,dan yang tak kalah pentingnya bagaimana mereka mampu meredam emosi massa masingmasing dimana situasi saat itu sangat rawan disusupi provokator yang dapat memecah belah dan menimbulkan kekacauan
dikalangan masyarakat bali.
Dan Sembilan tahun setelah kejadian berlalu, dimana para pelaku teror telah dijatuhi hukuman, wajah kuta tidak berubah,
kebencian tidak harus diikuti dengan kebencian,penghancuran tidak mesti disertai dengan dendam, darah manusia tidak
mesti disertai dengan darah manusia susulan, dan Haji Bambang bersama Nyoman Bagiana hingga kini masih menjadi waga
kuta yang dihormati. Haji Bambang dan kawan-kawan telah melakukan penghormatan kepada tuhan sama khusuknya ketika
mereka melakukan penghormatan ditempat ibadah. Melalui cinta kasih terhadap sesama.
Apa yang terjadi di Bali sangat kontras dengan apa yang terjadi di dunia barat ( Amerika serikat ). Tragedy world trade
center, New york, 11 september 2001 telah diikuti dengan penyerangan membabibuta Amerika Serikat ke Irak dan
Afganistan dengan tujuan melakukan pembalasan terhadap mereka yang dianggap bertanggung jawab terhadap tragedi WTC
tersebut.
Kuta memang kota kecil, namun kejadian bom Bali 1 dan 2 telah menjadi monument kehidupan bahwa kuta telah memberi
pembanding mengenai cara menyelesaikan persoalan-persoalan dengan baik. Lebih dari itu, ia juga membuat Haji Bambang
dan kawan-kawan berjumpa dengan tuhan.
1.

Perumusan Masalah.

Bagaimana parilaku Haji Bambang dan Nyoman Bagiana Karang bila dikaitkan dengan menggunakan berbagai
teori etika yang telah dipelajari sebelumnya. Adakah teori-teori tersebut yang mampu menjelaskan perilaku kedua
orang tersebut ?

Apa yang membedakan sikap Haji bambang dan Nyoman Bagiana karang dengan sikap pemerintah amerika
serikat dan sekutu-sekutunya dalam menangani kasus teroris ?

Dalam menghadapi kasus teroris yang mirip, suasana bathin masyarakat kuta tetap tenang dan damai, berbeda
dengan suasana bathin pemerintah dan sebagian masyarakat amerika serikat yang penuh dendam, kebencian, dan
ketakutan. Mengapa bisa demikian, bagaimaina hal tersebut bisa terjadi bila ditinjau menurut teori yang telah
dipelajari sebelumnya ?

Pelajaran apa yang dapat dipetik dari kedua orang yang berbeda agama- Haji Bambang dan Nyoman Bagiana
karang di desa kuta Bali dalam menghadapi kerawanan konflik akibatnkeragaman budaya suku, agama,adat, dan
bahasa bagi bangsa Indonesia ?

1.

Tujuan.

Untuk mengetahui jawaban dari perumusan masalah diatas.

Sebagai tambahan referensi dan pengetahuan yang bias bermanfaat dikemudian hari.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.

Pengertian etika.

Etika berasal dari bahasa yunani ethos (jamak ta etha), berarti adat istiadat. Etiak berkaitan dengan kebiasaan hidup yang
baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat. Etika berkaitan dengan niali-nilai, tata cara hidupyang baik,aturan
hidup yang baikdan segala kebiasaan yang dianutdan diwariskan dari satu orang ke orang lainatau dari satu generasi
kegenerasi yang lain. Atau secara harfiahetika dapat diartikan sebagaisistim nilai tentang bagaimana manusia yang telah
diinstusionalisasikandalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang terulang dalam kurun
waktu yang lama sebagaimana layaknya sebuah kebiasaan.
1.

Pengertian PQ,IQ, EQ, dan SQ.

1.

Kecerdasan Fisik ( Physical Quotient / PQ )adalahKecerdasan Fisik (PQ) adalah kecerdasan yang dimiliki oleh
tubuh. Kita sering tidak memperhitungkan menyadarinya, bahwa didalam Tubuh ada sebuah gerak yang diperintahkan oleh
kemauan kita, dan ada gerak diluar kesadaran kita ( otonom ).

1. Kecerdasan Intelektual (Intelligence Quotient / IQ)adalah kemampuan nalar, atau pikiran orang sering
menyebutnya dengan kemampuan Otak Kiri. Yaitu kemampuan untuk mengetahui, memahami,
menganalisis, menentukan sebab akibat, berpikir abstrak, berbahasa, memvisualkan sesuatu. Di zaman
dulu IQ dijadikan ukuran utama kecerdasan seseorang. Baru kemudian disadari bahwa konsep dan
batasan-batasan di atas seperti itu terlalu mempersempit kecerdasan tersebut.

1. Kecerdasan Emosional (Emosional Quotient / EQ) adalahpengetahuan mengenai diri sendiri, kesadaran
diri, kepekaan sosial, empati dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dengan orang lain.
Kecerdasan Emosi adalah kepekaan mengenai waktu yang tepat, kepatutan secara sosial, dan keberanian
untuk mengakui kelemahan, menyatakan dan menghormati perbedaan.

2. Kecerdasan Spriritual (Spiritual Quotient / SQ)adalah merupakan arus utama dalam kajian dan diskusi
folosofis dan psikologis. Kecerdasan spiritual merupakan pusat dan paling mendasar di antara
kecerdasan lainnya, karena dia menjadi sumber bimbingan atau pengarahan bagi tiga kecerdasan lainnya.
Kecerdasan spiritual mewakili kerinduan kita akan makna dan hubungan dengan yang tak terbatas.
Kecerdasan Spiritual juga membantu kita untuk mencerna dan memahami prinsip-prinsip sejati yang
merupakan bagian dari nurani kita.
1.

1.

Macam-macam Teori Etika.


Teori Teologi.

Etika yang mengukur baik burukbya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dengan tindakan itu, atau
berdasrkan akibatnya yang ditimbulkan atas tindakan yang dilakukanSehingga etika teologi lebih bersifat situasional. Karena
tujuan dan akibat suatu tindakan bias sangat bergantung kepada situasi khusus tertentu,.contoh : seorang anak mencuri untuk
membiayai pengobatan ibunya yang sedang sakit, tindakan ini baik untuk moral kemanusiaan tapi dari aspek hokum jelas
tindakan ini melanggar hukum.
1.

Teori Egoisme yaitu perilaku yang dapt diterima tergantung pada konsekwensinya . Inti pandang egoisme adalah
bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri

2.

Teori Utilitarisme yaitu teori yang mengungkapkan bahwa semakin tinggi keguanaan semakin tinggi pula nilainya.
Suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu, dua orang
melainkan masyarakat secara keseluruhan.

3.

Teori Deontologi.

Teori ini berpendapat bahwa suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibatnya atau tujuan baik
dari tindakan yang dilakukakn melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada diri sendiri.contoh; jika
seseorang diberi tugas dan melaksanakannya sesuai dengan tugas, maka itu dianggap benar, sedang dikatakan salah jika
tidak melaksanakan tugas.

Teori Hak.

Sebenarnya teori hak merupakan suatu aspek dari teori deontology, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban
merupakan satu kesatuan yang tak bias dipisahkan, seperti dua sisi mata uang.kewajiban satu orang biasnya dibarengi
dengan hak dari orang lain.

Teori Keutamaan.

Teri keutamaan memandang terhadap sikap dan akhlak seseorang .tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil,atau
jujur ,murah hati melainkan ; apakahorang itu bersikap adil, jujur, murah hati dan sebagainya..

Teori Teonom.

Teori ini mengajarkan bahwa benar secara moral apabila sesuai dengan perintah Allah, salah secara moral apabila tidak
sesuai dengan perintah Allah, dan sifatnya wajib atau mengikat bila diperintahkan Allah.Teori ini mencakup seluru tingkat
kecerdasan.

1.
No

Table perbedaan dari berbagai macam teori etika.

Teori

Kriteria etis

Tujuan hidup

Hakikat

-.Memenuhi
kebutuhan pribadi

-. Kenikmatan diniawi -. Hakekat tidak


/ individu
utuh (PQ dan IQ)

Teologi
a..Egoisme
1.

-. Memberi manfaat -Kesejahteraan


bagi orang banyak duniawi

-. Hakikat tidak utuh


(PQ dan EQ)

b..Utilitarisme
Kewajiban mutlak Demi kewajiban diri Hakikat tidak utuh
bagi tiap orang
sendiri
(EQ dan IQ)

2.

Deontology

3.

Hak

Tingkat
kepentingan
terhadap HAM

Aturan tentang
HAM

4.

Keutamaan

Disposisi karakter

Karakter positif dan


Kebahagian dunia
negatif

5.

Teonom

Disposisi karakter
Karakter mulia dan Kebahagiaan rohani
dan tingkat
menaati kitab suci dan duniawi
keimanan

Demi martabat
kemanusiaan.

Hakikat tidak utuh


IQ
Hakikat tidak utuh
(IQ dan EQ)
Hakekat utuh (PQ,
IQ, EQ, dan SQ)

BAB III
PEMBAHASAN
1.

Penjelasan tentang perilaku Haji Bambang dan Nyoman Bagiana Karang berdasarkan teori-teori etika yang ada.

Dengan menghubungkan antara latar belakang dengan tinjauan pustaka, dapat dijelaskan bahwa apa yang dilakukan oleh
Haji Bambang dan Nyoman Bagiana Karang sesuai dengan Teori Etika Teonom karena apa yang mereka lakukan itu, yakni
menghadapi kasus bom bali dapat dijelaskan sebagai berikut :Dalam teori teonom jika seseorang melakukan sesuatu
pekerjaan / tindakan berdasarkan hakekat hakekat manusia yang utuh dengan melibatkan kecerdasan pisik (PQ), kecerdasan
intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ) yang dimilikinya. Haji Bambang dan Kawan-kawan
adalah individu yang merupakan korban dari bom bali tersebut, sebagai seorang individu mereka menggunakan kecerdasan
pisiknya (PQ) dan kecerdasan intelektualnya (IQ) untuk berusaha menyelamatkan diri masing-masing, agar terhindar dari
musibah bom bali. Tapi dilain pihak didalam diri mereka terdapat rasa sebagai manusia mahluk yang sama yang wajib untuk
saling tolong menolong, dengan ikut membantu para korban yang tewas maupun yang luka-luka dan selamat disini
kecerdasan emosional(EQ)nya berperan. Selain itu mereka sadar sebagai mahluk tuhan sesuai dengan ajaran agama yang
mereka anut apa yang mereka lakukan (menolong korban bom bali ) adalah bentuk pengabdian ( ibadah ) dan penghormatan
mereka kepada tuhan diluar tempat ibadah (disini melibatkan kecerdasan spiritual(SQ) yang mereka miliki) .mereka sadar
apa yang mereka lakukukan merupakan perintah dari Tuhan seperti yang telah ditulis dalam kitab suci mereka, yaitu saling
tolong menolong sebagai sesame mahluk Tuhan.
1.

Perbedaan antara sikap Haji Bambang dan Nyoman Bagiana Karang dengan sikap pemerintah Amarika Serikat
dalam menghadapi kasus terorisme.

Haji bambang dan Nyoman Bagiana Karang dalam menghadapi kasus terorisme menggunakan seluruh potensi dan hakekat
utuhnya sebagai manusia dengan melibatkan kecerdasan pisik (PQ), kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional
(EQ),dan kecerdasan spiritual (SQ) yang mereka miliki sedangkan sikap Amerika Serikat lebih cenderung menggunakan
egoisme semata, mereka lebih melibatkan kecerdasan fisik(PQ), dan kecerdasan intelektual (IQ) nya dalam menghadapi
kasus terorisme,walaupun kecerdasan emosional (EQ)nya juga ikut dilibatkan, tapi lebih kepada kecerdasan emosional yang
cenderung negative karena lebih kepada ajakan agar masyarakat Amerika Serikat menganggap kelompok tertentu sebagai
musuh. Sikap pemerintah Amerika Serikat juga cenderung mengabaikan kecerdasan Spiritual (SQ) yang dimilikinya dalam
menghadapi kasus terorisme ini.
1.

Penyebab terjadinya perbedaan suasana bathin masyarakat Kuta (Bali) dengan masyarakat Amerika dalam
menghadapi kasus terrorisme, berdasarkan teori etika yang ada.

Perbedaanya adalah terletak pada penggunaan kecerdasan spiritual (SQ) yang dimilikinya dalam menghadapi kasus
terorisme. Dalam hal ini penggunaan kecerdasan spiritual (PQ) masyarakat kuta telah mengaplikasikan kecerdasan spiritual
tersebut dalam menghadapi kasus terorisme (bom Bali) kecerdasan ini terdapat dalam teri teonom yang telah dikemukakan
sebelumnya, sedangkan masyarakat Amerika Serikat cenderung tidak menggunakan hal tersebut. Suasana bathin akan
menjadi tenang apabila kita mampu mengelola kecerdasan spiritual yang dimiliki. Ketenangan bathin itu akanhadir bila jiwa
dan raga kita selalu mendekatkan diri kepada Tuhan. Takkan ada kebencian, kemarahan, dendam, semua itu bisa dikelola
dengan baik apabila kecerdasan spiritual itu digunakan. Dengan tuntunan Tuhan yang ditulis melalui kitab suci masingmasing ummat beragama, akan menjadi pedoman dalam mengelola kecerdasan spiritual yang kita miliki, kecerdasan yang
merupakan pusat dan paling mendasar di antara kecerdasan lainnya, karena dia menjadi sumber bimbingan atau pengarahan
bagi tiga kecerdasan lainnya.
1.

Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah dua orang berbeda keyakinan Haji Bambang dan Nyoman Bagiana
Karang dalam menghadapi kerawanan konflik di tanah air, baik konflik agama, suku, adat dan sebagainya.

Perbedaan agama atau keyakinan bukanlah halangan menciptakan situasi yang kondusif, tentram dan damai di tanah air ini.
Dalam menyikapi setiap perbedaan baik agama, suku, adat dan sebagainya, hendaknya kita kembali berpedoman kepada
kitab suci kita masing masing, karena tujuan utama yang diajarkan dalam kitab suci semua agama adalah untuk
mendapatkan kebahagiaan baik didunia dan di akhirat. Ini juga sama denga apa yang dikemukakan dalam teori etika teonom.
Kecerdasan pisik, intelektual, emosional itu penting, tapi yang terpenting adalah kecerdasan spiritual karena itulah
kecerdasan yang paling mendasar yang mampu mempengaruhi ketiga kecerdasan lainnya.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1.

Kesimpulan.

1.

Terciptanya situasi aman dan kondusif dan terciptanya ketentraman bathin masyarakat Bali pasca Bom bali 1 dan
2 tidak lepas dari kemampuan masyarakat Bali mengelola kecerdasan pisik, intelektual, emosional dan spiritual masyarakat
Bali seperti yang telah dicontohkan oleh Haji Bambang dan Nyoman Bagiana karang.
Apa yang terjadi di Amerika Serikat berbanding terbalik denga apa yang terjadi di Bali. Suasana bathin masyarakat Amerika
Serikat menjadi tak menentu akibat dari cara mereka mengelola kecerdasan yang dimiliki, mereka lebih cenderung
menggunakan egoisme mereka sebagai bangsa penguasa dalam menghadapi kasus terorisme. Mereka cenderung tidak
menggunakan kecerdasan spiritual yang dimilikinya. Mereka tak menyadari bahwa ada yang lebih berkuasa diatas mereka
yaitu Tuhan, penguasa diatas segala-galanya.
1.

Saran-saran

Dalam menghadapi setiap permasalahan, apalagi yang berkaitan dengan isu-isu yang dapat menimbulkan
kerawanan konflik. Hendaknya kita berusaha untuk tetap menahan diri, dan tetap menjaga kondusifitas
lingkungan tempat kita berada/tinggal.

Setiap menghadapi permasalahan sosial, setiap individu hendaknya kembali kepada tuntunan/ajaran dari
keyakinan (agama) masing masing, sebagai dasar pedoman dalam mengambil suatu tindakan. Bagi yang muslim
kembali kepada ajaran Al-Quran dan Hadis sebagai pedoman hidupnya, begitu juga halnya individu yang
menganut agama yang lain kembali kepada tuntunan agamanya masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai