KEPMENKES RI
NOMOR:1116/MENKES/SK/VIII/2003
TENTANG
1. 2. 3. 4.
UU NO 4 tahun 1984 tentang WABAH PENYAKIT MENULAR UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah pusat dan Daerah UU no 25 TH 2000 tentang Propenas
5.
PP no 25 th 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai daerah otonom
butir J
kewenangan pusat : Surveilans Epidemiologi,pengaturan pemberantasan dan penanggulangan wabah,penyakit menular dan KLB.
LATAR BELAKANG
1. Kebutuhan Informasi yang terus berkembang begitu cepat
Surv.Aktif
Surv.Pasif Pola Kedaruratan
Non Kedaruratan
Klinis Konfirmasi Laboratorium
Sebaran jumlah industri pada Kabupaten dan Kota di Jawa Timur Ind ustri
N W
TUB A N B A N G K A LAN LA M O N G A N BO J O N E G O R O G RE S IK K O TA S U R AB AY A SA M P AN G PA M E K AS AN
E S
SU M E N E P
NG AW I NG AN J UK M AG ET A N M A D IU N
PO NO R O G O
PA CITAN TU L UN G A G U NG TRE N G G AL E K
BLIT A R
M A L AN G
LU M A J AN G JE M B E R BA N Y U W AN G I
in d us tri.s hp 11 - 5 0 51 - 1 00 10 1 - 20 0 20 1 - 30 0 30 0 - 10 0 0
80
80
1 6 0 M ile s
KEMENKE S
Fasyankes (Rumah Sakit)
14
Fasyankes BERSIH
Dampak Kesehatan
15
14
10 Kemenkes Cilandak 38 49 10 38 3 Paket
16
1.
PENGERTIAN
MATRA = DIMENSI, KONDISI MATRA :
KONDISI LINGKUNGAN, HABITAT, WAHANA, YANG BERBEDA BERMAKNA DENGAN KONDISI LINGKUNGAN ATAU HABITAT, WAHANA KESEHARIANNYA
KESEHATAN MATRA
UPAYA KESEHATAN UNTUK MENINGKATKAN
MENGGALAKKAN -> DESEMINASI INFORMASI MENDORONG (KM) -> TERJANGKAU DAN BERMUTU MENDORONG KEMANDIRIAN MASYARAKAT U. TETAP SEHAT DLM KONDISI MATRA
TRANSMIGRASI UPAYA KES. PENANGGULANGAN KORBAN AKIBAT BENCANA UPAYA KES. DI BUMI PERKEMAHAN UPAYA KES. DLM SITUASI KHUSUS
PENANGGULANGAN AKIBAT GANG.KAMTIBMAS UPAYA KES.LINTAS ALAM UPAYA KES. BAWAH TANAH UPAYA KES. WISATA
Pasal 6 : Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dengan menyediakan layanan administrasi, bimbingan Ibadah Haji, Akomodasi, Transportasi, Pelayanan Kesehatan, keamanan, dan hal-hal lain yang diperlukan oleh Jemaah Haji.
KEBIJAKAN (1)
1. Meningkatkan kemampuan Teknis Medis petugas pemeriksa kesehatan calon jemaah haji ditingkat Puskesmas dan Rumah Sakit 2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas dan Rumah sakit dengan menerapkan standar pelayanan bagi calon jemaah haji 3. Melaksanakan pelayanan kesehatan bermutu bagi calon jemaah haji di Puskesmas, Rumah sakit dan Embarkasi.
4. Melaksanakan Pembinaan kesehatan sejak dini bagi calon jemaah haji Resiko Tinggi di tanah air.
26
KEBIJAKAN (2)
5. 6. 7. Melaksanakan perekrutan tenaga kesehatan profesional secara transparan. Memberikan vaksinasi Meningitis meningokokus bagi calon jemaah haji dan petugas kesehatan. Melaksanakan pelayanan kesehatan bermutu, cepat dan terjangkau bagi jemaah haji selama menunaikan ibadah haji.
8. Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Haji pada setiap jenjang administrasi kesehatan.
9. Mengembangkan sistem kewaspadaan dini dan respon cepat KLB, Bencana, serta musibah massal.
27
PEMBINAAN
PEMERIKSAAN KES HAJI
I. II. Puskesmas Kabupaten/ Kota
SURVEILANS
SKD- RESPON KLB PENANGGULANGAN KLB/ MUSIBAH MASAL
70 0
1427H, 652
600
Rate/10.000 Jemaah/hari
1.5
50 0
darurat
400
harapan
0.5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
300
200
10 0
INDIKATO R
INDIKATO R
Rate <2.0/1000
JUMLAH JAMAAH & ANGKA WAFAT per 1000 JAMAAH TAHUN 2008M/1429H
Indonesia
di AS : 446 (2.1/1000) di Emb/Deb :19
= 1000 jemaah haji = rate < 1/oo = rate 1-2/oo = rate 2-3/oo = rate > 3/oo
Indikator
rate <2/1000
JEMAAH HAJI
WAFAT
33
446
Lokasi
pondokan perjalanan pesawat ambulans bandara masjid BPHI RSAS
Operasional Haji
th 1429H/2008
%
36.3 2.7 1 1.1 0.2 1.4 21.4 36.3
Lokasi
Diluar BPHI/RS
42
harapan kurang dari
40
58 BPHI +RS
tahun
& binding on WHOs Member States Entry into force of IHR June 2007 Voluntary early compliance - Avian Flu 2006 WHA Five years to develop country capacities
Global consensus, global rule Countries need each other ( economy , security) Reciprocity, reputation Standardization and Quality
PHEIC
Member States need to report event that may constitute a Public Health Emergency of International Concern
an extraordinary event which constitute a public health risk to other States through the international spread of disease and potentially require a coordinated international response
WHO DG
External advice
Emergency Committee
Review Committee
Coordinate
Consult events or notify WHO of any events that may constitute a PHEIC
Communicate
Report
VIS-TA
Naratif Tabulair Grafik Maping Software apl
SIS-TA
-Deskriptif - Analisis Hub. -Hub dg waktu -Hub dg tempat -Hub dg org
JENIS DATA Sindroma Disease Mortality Public Health issuse Environment, dsb SUMBAR DATA Sistem RR peny. Vital statistik Survey/riset Hasil penyelidikan KLB Laporan kegiatan, dsb
-Sederhana namun mudah Dipahami -Informasi penting / urgen -Tampilkan lebih atraktif -Sesuaikan dg sosbud masy. -Gunakan media yg sesuai
DESCICION
INFOKES
ACTION
-Perencanaan -Corective action -Evaluasi/monitoring -Kewaspadaan dini -Penelitian
- Informasi penting / urgen - Sederhana dan mudah dipahami - Tampilkan lebih atraktif - Sesuaikan dg sosbud masy. - Gunakan media yg sesuai
SE
Tujuan : a. Teridentifikasi adanya KLB b. Terselenggaranya peringatan kewaspadaan dini KLB c. Terlaksananya kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan KLB d. Terdeteksinya secara dini adanya kondisi rentan. e. Terdeteksinya secara dini adanya KLB f. Terselenggaranya penyelidikan dugaan KLB
Data kesakitan Data kematian Data demografi Data Geografi Data laboratrium Data kondisi lingkungan Laporan wabah. Laporan kondisi pangan. Study Epidemiologi dan Penelitian Data hewan, vektor Data dan info penting lainnya
SKD-KLB
KLB
KLB
Sebelumnya tidak ada. Meningkat terus menerus dalam 3 wkt Meningkat 2X Dalam 1 bulan 2X kenaikan CFR meningkat 50% Proporsional rate.
Penanggulangan : (1501) Pemerintah, Pemda, Masy. PE Pemeriksaan, Pengobatan Perawatan Isolasi/Karantina Upaya Lain Tutup Sekolah & TTU
Kolera, Pes, DBD, Campak, Polio, Difteri, Pertusis, Rabies, Malaria, H5N1, Antraks, Leptospira, Hepatitis, H1Ni, Meningitis, Yellow fever, Chikungunya.
NTERNASIONAL
PHEIC : Public Health Emergency of International Concern ( Kedaruratan Kesehatan (KLB) yang Meresahkan Dunia ) Adalah KLB yang : dapat menjadi ancaman kesehatan bagi negara lain kemungkinan membutuhkan koordinasi internasional dalam penanggulangannya
DIRJEN PP & PL
Tugas IHR FP
a. Mengirimkan kepada WHO IHR Contacts Points, atas nama negaranya komunikasi penting mengenai pelaksanaan dari peraturan ini, secara khusus pada Pasal 6 hingga 12 dan. (notifikas & PHEIC) b.Menyebarkan informasi dan mengkonsolidasi berbagai usulan dari sektor-sektor terkait, dan bertanggung jawab atas surveilans dan laporan, pintu masuk, kantor kesehatan pelabuhan, pelayanan kesehatan masyarakat, klinik dan rumah sakit serta departemen pemerintahan lainnya.
VERIFIKASI
Tugas IHR CP
WHO akan menunjuk IHR Contact Points, yang dapat diakses setiap waktu untuk komunikasi dengan National IHR Focal Point. WHO IHR Contact Points akan mengirimkan informasi penting mengenai pelaksanaan dari regulasi, secara khusus dijelaskan pada Pasal 6 hingga 12 kepada National IHR Focal Point. WHO IHR Contact Points akan ditunjuk oleh WHO di kantor pusat atau tingkat regional.
PHEIC Annex 2
TIDAK
TIDAK
WHO dapat menerima informasi dari sumber lain selain dari pemberutahuan dan konsultasi, dan kemudian menguji keabsahan laporan tersebut sesuai dengan prinsip epidemiologi dan kemudian menginformasikan kejadian tersebut kepada State party yang bersangkutan dimana kejadian itu diduga terjadi. Sebelum menidaklanjuti laporan tersebut,
PHEIC Annex 2
REKOMENDASI
Kajian Epidemiologi Ancaman KLB Menggunakan bahan kajian : a. Data SE peny. Berpotensi wabah. b. Kerentanan masy. al status gizi dan immunisasi. c. Kerentanan lingkungan. d. Kerentanan penyakit masyarakat. e. Ancaman penyebaran penyakit berpotensi KLB dari daerah atau negara lain. f. Sumber data lain dalam jejaring SE Sumber data: a. Laporan KLB/Wabah dan hasil penyelidikan KLB b. Data epidemiologi KLB dan upaya penanggulangannya. c. Surveilans terpadu penyakit berbasis KLB. d. Sistim peringatan dini di RS. Sumber data lain a. Data surveilans terpadu penyakit. b. Data surveilans khusus peny berpotensi KLB. c. Data cakupan program d. Data lingkungan pemukiman dan perilaku, pertanian, meteorologi geofisika. e. Info masy. Sebagai laporan kewaspadaan KLB. f. Data lain terkait.
Hak
a. Mengalami kerugian akibat pencegahan. b. Para petugas yang melaksanakan penanggulangan.
Kewajiban
Penanggungjawab lingkungan tertentu wajib melaporkan keKades, Lurah, Ka.Unit kesehatan secepatnya. Melaporkan Keatasan langsung. Ka.Wilayah/daerah setempat yang mengetahui adanya tersangka wabah, atau adanya tersangka penderita sakit menular yang dapat menimbulkan wabah wajib melakukan tidakan penanggulangan
PIDANA
Dengan sengaja menghalangi pelaksanaan penanggulangan wabah. Karena kealpaannya mengakibatkan terhalangnya pelaksanaan penanggulangan. Barang siapa dengan sengaja mengelola secara tidak benar bahan bahan sehingga dapat menimbulkan wabah. Barang siapa karena kealpaannya mengelola secara tidak benar bahan bahan sehingga dapat menimbulkan wabah.
PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI
MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT
DISTRIBUSI
DETERMINAN
BESARNYA MASALAH
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Adalah rangkaian kegiatan: pengumpulan data epidemiologis
- dari kegiatan rutin - teratur / terus menerus - untuk masalah kesehatan tertentu kompilasi data analisa data & interpretasi menghasilkan informasi distribusi informasi
waktu
DOR KESIAPSIAGAAN MEDICAL RESPONSE
PASCA BENCANA
- AIR BERSIH DAN SANITASI - SURVAILANS. - PEMBERANTASAN PENYAKIT & IMMUNISASI - PELAYANAN KESEHATAN DASAR, GIZI, DLL
- mendapatkan gambaran epidemiologi penyakit Tujuan prioritas dan Penyelenggaraan SE Pengungsi - faktor yg berpengaruh terhadap perkembangan penyakit prioritas, - secara terus menerus & sistematis untuk memberikan dukungan informasi epidemiologi terhadap -bwk-
Surveilans Epidemiologi
Komponen
Profesional Mekanisme Data-Informasi-Komunikasi-Respon Dukungan Peraturan dan Anggaran Jejaring Surveilans Epidemiologi Indikator Kinerja
-bwk-
-bwk-
Strategi Analisis
Data Surveilans Penyakit & Kematian
Referensi dan Konsultasi
Analisis Epidemiologi
Rekomendasi
Gambaran Epidemiologi
Waktu, tempat dan orang
Absolut :
Jumlah kejadian
Rate :
Angka kejadian (kesakitan/kematian/ masalah) Angka fatalitas kasus (CFR)
Penyajian
Tabel, Grafik dan Peta
Teks
1.
Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/ tidak dikenal
- SARS, AI
2.
Peningkatan kejadian penyakit / kematian terus menerus selama tiga kurun waktu (masa inkubasi) berturut turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)
SKD KLB
Respon
Penanggul. KLB
Kajian Awal
- Indentifikasi adanya ancaman KLB - terselenggaranya peringatan dini adanya ancaman KLB - terselenggaranya kesiapsiagaan menghadapi KLB - terdeteksinya secara dini adanya KLB - terdeteksinya secara dini adanya kondisi rentan KLB - terselenggaranya dugaan KLB
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Tindakan CEPAT
Kasus potensial yang dapat dicegah
waktu HARI
PENGERTIAN
PERINGATAN DINI
- Merupakan pemberian informasi adanya ancaman KLB pada suatu daerah dalam periode waktu tertentu
KONDISI RENTAN
- Adalah kondisi masyarakat, lingkungan, perilaku & penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang merupakan faktor risiko terjadinya KLB
DETEKSI DINI
- Kewaspadaan thd kemungkinan terjadinya KLB dg cara melakukan intensifikasi pemantauan secara terus menerus & sistimatis terhadap suatu penyakit potensial KLB dan perubahan kondisi rentan KLB
INDIKATOR
- tanda2 terjadinya peningkatan kesakitan, kematian atau perubahan faktor risiko yg dipantau secara terus menerus & sistimatis untuk mengetahui terjadinya perubahan atau penyimpangan thd kemungkinan
10 Tugas Prioritas Penanggulangan Pengungsi Bidang Kesehatan 1. Inisial Assessesment. 2. Imunisasi Campak 3. Air dan Sanitasi 4. Makanan dan Gizi 5. Tempat Tinggal 6. Pelayanan Kesehatan Darurat 7. Pengendalian Penyakit dan KLB 8. Surveilans Kesehatan Masyarakat 9. SDM 10.Koordinasi
Strategi pengembangan SE pengungsi 1. Memprioritaskan pada penyakit-penyakit penyebab kematian, & potensial KLB 2. Berorientasi pada tindakan yg cepat, tepat dgn lebih berorientasi pada promosi, pencegahan dan deteksi dini di lapangan 3. Memperkuat tim surveilans epidemiologi dgn tenaga profesional 4. Memperkuat jaringan kerja sama surveilans epidemiologi di lapangan, rujukan dan konsultasi 5. Memperkuat sarana manajemen data dgn komputerisasi & komunikasi elektromedia
6. Memperkuat dukungan politis & pendanaan yg memadai & terus menerus untuk penyelenggaraan surveilans yg berkualitas tinggi
Tim Surveilans Epidemiologi Pengungsi 2. Kajian Awal (Initial Assessment) 3. Menyusun rancangan surveilans epid. pengungsi 4. Advokasi dan sosialisasi terus menerus 5. Persiapan SDM dan Sarana 6. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data 7. Distribusi informasi dan komunikasi 8. Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan SE 9. Referensi dan konsultasi
Aspek Manajemen Surveilans Epidemiologi Pengungsi 1. Adanya tujuan yang jelas dan terukur 2. Konsep dan mekanisme penyelenggaraan surveilans epidemiologi untuk mencapai tujuan-tujuan surveilans 3. Memiliki tim teknis surveilans epidemiologi dengan tenaga profesional 4. Adanya proses kegiatan rutin terus menerus dan sistematis 5. Memiliki manajemen penyelenggaraan surveilans dengan rencana kerja yang realistis dengan anggaran biaya yang memadai 6. Indikator kinerja
Jaringan SE Pertemuan Review Buku Pedoman Advokasi Kelompok Kerja Tenaga Profesiona l Peraturan
Kegiatan Surveilans
Supervisi dan Monev
Umpan balik
Rencana Kerja
Anggaran
Respon KLB
Program
KEGIATAN TEKNIS SURVEILANS PENGUNGSI : - Pengumpulan Data - Pengolahan Data - Analisis dan Interpretasi - Distribusi infomasi
Intervensi Program
Penelitian
Jaringan SE
Analisis Lanjut
Sasaran Kajian Awal (Inisial Assessment) Status Epidemiologi Pengungsi Sebagai Bahan Penetapan Sistem Surveilans
Perkembangan penyakit potensial KLB Makanan & gizi Imunisasi Air, sanitasi & musim Status pelayanan kesehatan darurat termasuk sistim surveilans yg ada, ekonomi, sosial politik, keamanan, transportasi dan komunikasi
Kajian ancaman terhadap pengungsi berdasarkan : o Penyakit Menular potensi wabah o Pnemonia o Gizi o Pelayanan Kesehatan
Tim Teknis Surveilans Unit Pelayanan di Puskesmas dan Pos Kesehatan Pengungsian
Tim Teknis Surveilans Pengungsi Sanitasi dan P2M Puskesmas dan Lokasi Pengungsian
pnemonia
diare
campak
pengobatan
meninggal
Pengungsian Rentan
Padat Jumlah Besar Satu Lokasi Terisolir Tanpa informasi Tanpa Pengelola Tipuan Data
-bwk-
Populasi rentan?
Kepadatan
Kematian
Penyakit
-bwk-
Jamban
Lokasi
Gizi
Air
Daftar Jumlah Pengungsi Menurut Lokasi Pengungsian Kabupaten X, 2002 Jumlah Pengungsi Menurut Hari Lokasi Barak A Barak B Barak C Kota I PKM 12 Lotan Baru Lotan Baru Lotan Tua Sayo Kota 13 14 15 16 17
50
20
50
20
50
20
110
0
100
0
90
0
300
20 10 20 420
300
20 6 19 413
335
10 0 12 427
330
0 0 0 440
325
0 0 0 425
320
0 0 0 410
Kota II
Kota III Kabupaten
Sayo Kota
Sayo Kota Total
Depkes/PPMK
REkap
Dinkes Prop
REkap
POSKO (DINKES)
BA.2-7 BA.2-7
NGO
PKM - 1
PKM - 2
BA.2-7 BA.2-7 BA.2-7
RS
BA.2-7
BA.2-7
Poskes 1 -bwk-
Poskes 2
Poskes 3
Poskes 4
Poskes 5
Aspek Manajemen Surveilans Epidemiologi Pengungsi 1. Adanya tujuan yang jelas dan terukur 2. Konsep dan mekanisme penyelenggaraan surveilans epidemiologi untuk mencapai tujuan-tujuan surveilans 3. Memiliki tim teknis surveilans epidemiologi dengan tenaga profesional 4. Adanya proses kegiatan rutin terus menerus dan sistematis 5. Memiliki manajemen penyelenggaraan surveilans dengan rencana kerja yang realistis dengan anggaran biaya yang memadai 6. Indikator kinerja
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2008
DISTRIBUSI DAERAH BENCANA ANGIN PUTTING BELIUNG JAWA TIMUR TAHUN 2007-2009
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2008
Tahun 2009
4 7 1 2 2 2 1 1 2 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 7 6 1 1 1 3 1 5
1 1
3 1
Tahun 2007
Tahun 2008
4 6 3 3 3 3 2 1 2
8 3
1/1
Th 2007 : 23 kejadian
1
3 9
10
Tahun 2009
PERMASALAHAN BENCANA
DI PROVINSI JAWA TIMUR BELUM TERBANGUN
SISTEM KOMUNIKASI INFORMASI BENCANA YANG CEPAT DAN DAPAT MENDETEKSI BENCANA TERTENTU SERTA MEMBERIKAN UMPAN BALIK PERINGATAN ADA BENCANA SECARA LANGSUNG PENGUNGSI BENCANA TERKADANG TIDAK TERDATA DENGAN BAIK, KARENA PENGUNGSI MENYEBAR ATAU NUNUT MANAJEMEN BENCANA BELUM MENJADI PRIORITAS TERUTAMA PADA TINGKAT PUSKESMAS/KECAMATAN DAN DESA