Anda di halaman 1dari 5

Motivasi dalam keperawatan diperlukan guna meningkatkan kinerja perawat dalam memberikan pelayanan secara prima.

Perawat yang memiliki motivasi tinggi akan memiliki sikap yang konstruktif seperti datang ketempat kerja tepat waktu, bekerja keras dan meminimalkan kesalahan, mempertahankan sikap yang menyenangkan, dan memenuhi semua standar kinerja, penampilan fisik, dan perilaku. Perawat yang termotivasi dapat mempengaruhi produktivitas kinerjanya. Pada tahap awal hendaknya Ns Alisa sebagai kepala ruangan melakukan pengkajian terhadap tingkat motivasi dan kinerja anggotanya. Dalam praktiknya untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya (Makmun, 2003): - Durasi kegiatan. - Frekuensi kegiatan. - Persistensi pada kegiatan. - Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan. - Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan. - Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan. - Tingkat kualifikasi prestasi atau produk (output) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan. - Arah sikap terhadap sasaran kegiatan. Disamping itu, Ns Alisa perlu juga memotivasi staffnya dengan beberapa teknik motivasi, meliputi: 1) Motivasi verbal Motivasi verbal dapat dilakukan dengan cara pep talks, diskusi (team talks), atau pendekatan individu (individual talks). Agar efektif, ada beberapa langkah, yang perlu diperhatikan dalam melakukan motivasi verbal ini, seperti: Langkah I: berilah pujian mengenai apa yang telah dilakukan oleh staff dan jelaskan peranannya di dalam tim. Langkah II: berikan koreksi dan sugesti yang membangun, termasuk evaluasi secara objektif terhadap kekurangan-kekurangan staff dan bagaimana sesuatu keterampilan seharusnya dilakukan. Langkah III: berikan semacam petunjuk. Misalnya katakan kepada staff bahwa latihan yang tekun akan dapat mengatasi kelemahan-kelemahannya dan meningkatkan prestasinya.

Ns Alisa dapat melakukan pep talks berupa teguran atau nasihat-nasihat terakhir sebelum pekerjaan dimulai, atau pada waktu istirahat. Isinya adalah petunjukpetunjuk dan pendekatan-pendekatan psikologis, mengarahkan dan memberikan inspirasi, bagaimana mengontrol emosi, menganalisis situasi, kritik mengenai kelemahan-kelemahan staf, sampai dengan berdoa bersama sebelum pekerjaan dimulai. Penting pula diperhatikan bahwa petunjuk-petunjuk dan teguran sebaiknya jangan diberikan secara berlebihan dan secara emosional. 2) Motivasi behavioral (perilaku) Untuk meningkatkan kinerja, staff harus dibina dan diubah perilakunya menjadi perilaku yang mencerminkan dedikasi yang tinggi terhadap tugas-tugas dan tanggung jawabnya. Dalam hal ini Ners Alisa selaku Kepala Ruangan memegang peranan yang penting dalam memberikan contoh-contoh tingkah laku yang positif. Dengan contoh-contoh perilaku yang baik, diharapkan para staff akan dapat termotivasi untuk bersikap positif dalam usahanya untuk memberi pelayanan kesehatan yang maksimal pada klien. 3) Motivasi insentif Motivasi insentif adalah dorongan dengan cara memberikan insentif atau hadiahhadiah. Di satu pihak cara motivasi ini dapat memberikan dorongan yang kuat kepada staff untuk berlatih dan berprestasi. Akan tetapi di lain pihak, apabila terus menerus dipakai, cara ini akan dapat menyebabkan staff bersikap kurang wajar. Karena itu agar hasilnya efektif, insentif sebaiknya diberikan pada situasi yang tepat dan jangan berlebihan. Dalam hal ini, Ns Alisa sebagai Kepala Ruangan tidak memiliki wewenang untuk memberikan insentif atau hadiah-hadiah pada staffnya. Disamping itu, motivasi insentif juga kurang baik apabila merupakan satu-satunya cara untuk memotivasi staff.

4) Superstisi. Superstisi adalah suatu bentuk kepercayaan kepada sesuatu yang merupakan simbol dan yang dianggap mempunyai daya kekuatan atau daya dorongan mental. Superstisi dapat mengubah tingkah laku menjadi lebih semangat, lebih ambisius, dan lebih besar kemauannya untuk sukses. Perubahan kebiasaan memang sulit dan memakan waktu lama, maka kita harus memberikan cukup waktu kepada staf untuk

belajar dan berlatih berubah. Dalam kasus ini Ns. Alisa seharusnya memberikan motivasi kepada anggotanya bahwa kinerja dan kedisiplinan perawat dalam bekerja sangat mempengaruhi pelayanan prima kepada klien. Misalnya Ns. Alisa menganjurkan penggunaan pin di dadanya dengan ikon senyum yang

mencerminkan perawat selalu datang tempat waktu, berpakaian rapi, serta selalu ramah dalam merawat pasien. 5) Gambar-gambar Gambar-gambar, slogan-slogan, berita-berita yang menarik, dan poster-poster yang membangkitkan semangat yang ditempelkan di tempat-tempat yang strategis dapat lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pidato-pidato yang terus menerus. Dalam kasus ini Ns. Alisa disarankan untuk memberikan inovasi dalam menempelkan media gambar atau slogan untuk mencerminkan pentingnya motivasi berpenampilan menarik dan selalu berusaha memberikan pelayanan prima kepada klien.

6) Khayalan mental (mental image) Suatu metode yang banyak dipraktekkan oleh pimpinan di luar negeri dan yang merupakan bagian penting untuk mempercepat belajar dan menumbuhkan semangat staf dalam bekerja adalah penggunaan mental images. Staf dilatih untuk mampu membentuk khayalan-khayalan mental mengenai suatu gerakan atau keterampilan tertentu atau mengenai apa yang harus dilakukannya dalam suatu situasi terentu (membuat cognitive images). Caranya adalah dengan menyuruh staf untuk melihat, mengamati,

memperhatikan, dan membayangkan dengan seksama suatu pola gerakan tertentu dan kemudian mengingat-ingat gerakan tersebut. Dalam hal ini Ns. Alisa disarankan untuk lebih dekat dengan anggotanya, memanfaatkan waktu istirahat untuk berbagi ilmu (sharing) terkait SOP, pengalaman, motivasi, dan pelayanan prima kepada klien. Sehingga para anggotanya dapat membayangkan bagaimana kinerja terbaik yang bisa dilakukan. 7) Motivasi karena takut (fear motivation). Ketakutan atau takut terhadap sesuatu dapat merupakan motivasi yang kuat bagi seseorang. Sebagai kepala ruangan, Ns. Alisa dapat membangkitkan motivasi takut dapat dilakukan dengan cara:

a. Orang/staf ditekankan untuk senantiasa ingat dan mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku, baik peraturan pekerjaan, maupun peraturan disiplin tim. Staf harus merasa takut dan malu kalau dia melanggar peraturan-peraturan itu. b. Staf dibuat supaya takut kalau dia tidak melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Oleh karena itu kepadanya harus selalu ditekankan untuk menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan porsi atau jatah yang telah ditetapkan. c. Staf dibuat takut akan kritik atau kecaman-kecaman apabila dia tidak melakukan tugasnya dengan baik. d. Staf supaya merasa takut kalau dia disisihkan dari tim, tidak diikutsertakan dalam tim, diskors, dan sebagainya. Dan coach, tanpa raga-ragu akan menindak stafstaf yang tidak mematuhi ketentuan ketentuan disiplin tim. e. Staf supaya takut apabila tidak bisa memenuhi harapan dan sasaran yang ditetapkan oleh pimpinan, instansi, atau pemerintah.

Sebagai seorang perawat profesional, dalam meningkatkan motivasi staffnya Ners Alisa harus memperhatikan prinsip-prinsip di bawah ini, yaitu (Nursalam, 2007): 1) Prinsip partisipatif Dalam upaya memotivasi kerja, staff perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin. 2) Prinsip komunikasi Pemimpin mengomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas. Informasi yang jelas akan membuat pegawai lebih mudah dimotivasi kerjanya. 3) Prinsip mengakui andil bawahan Pemimpin mengakui bahwa bawahan mempunyai andil dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut, staff akan lebih mudah dimotivasi kerjanya. 4) Prinsip pendelegasian wewenang Pemimpin akan memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadappekerjaan yang

dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin. 5) Prinsip memberi perhatian

Pemimpin

memberikan

perhatian

terhadap

apa

yang

diinginkan

pegawai

bawahannya, sehingga bawahan akan termotivasi bekerja sesuai dengan harapan pemimpin.

Anda mungkin juga menyukai