Anda di halaman 1dari 5

SEMINAR HASIL PENELITIAN

Judul Penelitian

PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA Cynometra caulifora DAN Phoenix dactylifera L.

Nama No Registrasi Program Studi

: : :

Yusri Annisa Auliana 3415111371 Pendidikan Biologi

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


2014

PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA Cynometra caulifora DAN Phoenix dactylifera L.


(Study Comparative Antioxidant Abillity of the Cynometra cauliflora and Phoenix datctylifera)

Yusri Annisa Auliana

ABSTRACT
The present study investigates the comparative antioxidant ability of the Cynometra cauliflora (katakpuru) and Phoenix datctylifera (date fruit) each from Malaysia and Oman. The dry young leaves of C. cauliflora and the dry date fruits were tested for flavonoids content and total flavonoid content. Antioxidant activity of the extract was determined by 1,1-diphenyl-2-picrylhadrazyl (DPPH) assay. Flavonoid screening showed the presence flavonoids in C.cauliflora and P. datctylifera. The total flavonoid content of young leaves was found to be 33.63 0.25 mg CEQ /g and 66 mg CEQ/100g for Phoenix datctylifera (date fruit). The radical (DPPH) scavenging activity was found to be in the following order: young leave C.cauliflora > date fruit compared with ascorbic acid using as a standard. These findings suggested that C.cauliflora and P. datctylifera have antioxidant potential and can be used for the development of natural and safe antioxidant compounds.

Keywords: Antioxidant, DPPH, date fruit, young leaves ABSTRAK


Penelitian bertujuan untuk membandingkan kemampuan antioksidan pada Cauliflora Cynometra (katakpuru) dan Phoenix datctylifera (buah kurma) yang masing-masing berasal dari Malaysia dan Oman. Pada daun muda kering C. cauliflora dan buah kurma kering dilakukan uju keberadaan flavonoid dan total kandungan flavonoidnya. Lalu, aktivitas antioksidan dari kedua ekstrak ditentukan dengan uji 1,1-difenil-2-picrylhadrazyl (DPPH). Pengecekan flavonoid menunjukkan adanya kandungan flavonoid pada daun muda C.cauliflora dan buah kurma. Total kandungan flavonoid pada daun muda adalah 33,63 0,25 mg CEQ / g dan 66 mg CEQ/100g pada buah kurma. Aktivitas antioksidan dengan uji DPPH adalah sebagai berikut: daun muda C.cauliflora>buah kurma dengan asam askorbat digunakan sebagai standar. Hasil dari penelitian ini adalah C.cauliflora dan P. datctylifera memiliki potensi sebagai antioksidan dan dapat digunakan untuk mengembangkan senyawa antioksidan alami dan aman.

Kata kunci: Antioxidan, DPPH, buah kurma, daun muda

PENDAHULUAN
Penyakit-penyakit yang ada saat ini banyak disebabkan oleh stress oksidatif yang terjadi akibat ketidakseimbangan antara pembentukan dan penetralisiran radikal bebas. Terdapat dua jenis radikal bebas yakni reactive oxygen species (ROS) dan reactive nitrogen species (RNS). Radikal bebas ini adalah suatu senyawa yang sangat reaktif dan tidak stabil sehingga dapat mengakibatkan kerusakan makromolekul seperti lipid, protein, asam nukleat pada sel maupun jaringan. Kerusakan akibat radikal bebas inilah yang menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit degeneratif seperti diabetes, alzhaimer, parkinsion, penyakit jantung dan penuaan dini . Radikal bebas dapat timbul akibat berbagai proses kimia dalam tubuh, polusi udara, asap rokok, radiasi sinar uv, bahan kimia, makanan cepat saji, kurangnya olahraga (Azalina,2013). Sebenarnya semua sel manusia dapat melindungi diri dari kerusakan akibat radikal bebas karena adanya antioksidan yang di dalam tubuh dapat berupa enzim maupun ko-enzim. Namun, tubuh manusia tidak mempunyai cadangan antioksidan yang cukup untuk menangkal paparan radikal bebas yang berlebih. Sehingga tubuh membutuhkan antioksidan eksogen. Adanya kekawatiran akan kemungkinan efek samping yang belum diketahui dari antioksidan sintetik menyebabkan antioksidan alami menjadi alternatif yang sangat dibutuhkan karena antioksidan alami sumbernya melimpah dan efek sampingnya pun sedikit bahkan tidak ada (Rohdiana, 2001; Sunarni, 2005). Banyak buah, sayur, dan tanaman herbal yang sudah diteliti mengandung banyak antioksidan sehingga dapat menjadi sumber utama antioksidan. Buah-buahan dan sayur-sayuran dapat melindungi tubuh dari stress oksidatif karena memiliki senyawa bioaktif seperti flavonoid, vitamin C, E dan karotenoid (Singh dkk,2012). Flavonoid

dapat digunakan sebagai anti-inflamasi, antioksidan, antialergi, melindungi saraf, dan anti-kanker (Azalina,2013). Buah kurma (Phoenix dactylifera L.) merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting di afrika utara, timur tengah dan negara-negara asia. Buah kurma ini dikenal sebagai makanan pokok yang bernutrisi dan menjadi sumber kesejahteraan sejak lama (Singh dkk,2012). Sedangkan katakpuru atau kopi anjing (Cynometra caulifora) umumnya dapat tumbuh dengan mudah di kebun atau taman sekitar rumah dan memiliki banyak nilai medis dalam mengobati beberapa penyakit (Azalina,2013). Kurma merupakan buah yang dapat disimpan dalam waktu lama sehingga dapat diekspor ke berbagai negara dibelahan bumi dan buah katakpuru mudah dibudidayakan di halaman rumah, sehingga kedua buah ini tergolong mudah didapatkan. Karena mudah didapatkan untuk konsumsi maka perlu diadakan penelitian untuk mengukur kemampuan kedua buah ini sebagai antioksidan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kemampuan antioksidan pada buah kurma dan buah katakpuru. Dengan mengetahui aktivitas antioksidan pada buah kurma dan katakpuru, maka kedua buah ini dapat digunakan sebagai alternatif asupan dalam memenuhi kebutuhan antioksidan dalam tubuh.

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Penelitian.


1,1-diphenyl-2-picrylhadrazyl (DPPH), asam galat, aluminum klorida, katekin, sodium nitrit, sodium karbonat, sodium hidroksida, potassium acetat, asam hidrokhloric acid and asam sulfur (Azalina,2013)

Metode Penelitian.
Persiapan sampel Daun katakpuru dibersihkan dan dikering anginkan. Sedangkan, buah kurma dipotong kecil-kecil dan dikeringkan di oven pada suhu 45oC sampai mencapai berat kering yang konstan. Masing-masing dari kedua sampel yang telah kering diblender hingga menjadi serbuk. Ekstraksi sampel 100 gram bubuk sampel direbus dengan aquades dengan perbandingan 1:10 selama 10 menit. Kemudian ekstrak disaring (Whatman No.1 Filter) sehingga didapat larutan ekstrak yang jernih. Ekstrak disaring kemudian disimpan pada -80oC selama 3 hari sebelum di lyophilisation menggunakan pengering beku (Labconco). Setelah itu, ekstrak disimpan pada -20oC sebelum analisis lebih lanjut. Pemeriksaan flavonoid (analisis kualitatif) beberapa tetes larutan NH3 1% dicampur dengan ekstrak air sampel tanaman dalam tabung reaksi. Jika hasilnya positif larutan akan menjadi warna kuning. Penentuan kadar flavonoid (analisis kuantitatif) Kadar total flavonoid diukur melalui uji kolorimetri dengan reagen aluminium klorida (Yuan et al 2003). Catechin digunakan sebagai larutan standar (20, 40, 60, 80 dan 100mg / l). 0,5 ml larutan sampel dicampur dengan 2 ml aquades, 0,15 ml larutan NaNO 5%. Setelah 6 menit inkubasi, 0,15 ml dari 10% larutan AlCl ditambahkan ke dalam larutan sampel dan kemudian didiamkan selama 6 menit, lalu, 2 ml larutan NaOH 4% ditambahkan ke dalam larutan sampel. Tambahkan aquadest ke larutan sampel sampai volume menjadi 5 ml, kemudian didiamkan selama 15 menit lagi. Ukur absorban pada 510 nm. Kadar flavanoid Total dinyatakan dalam miligram setara catechin (CAE) per gram ekstrak tumbuhan. Uji DPPH Aktivitas antioksidan diuji dengan menggunakan DPPH 5 mg / ml larutan sampel dijadikan delapan konsentrasi yang berbeda: 10, 25, 75, 150, 300, 600, 1200 dan 2400 g/ml. 300 l aquades ditambahkan ke masing-masing tabung termasuk tabung kontrol. 2,7 ml larutan DPPH ditambahkan, lalu tube di guncangkan di mesin vortex selama 60 menit dalam gelap. Absorbansi diukur dengan spektrofotometer pada 517 nm. Kegiatan radikal bebas dihitung sebagai berikut: DPPH scavenging effect % = (A control A test/A control) x 100 Nilai IC50 sampel ditentukan dari grafik yang diambil dari hasil aktivitas radikal terhadap konsentrasi sampel. Nilai IC50 adalah jumlah antioksidan yang diperlukan untuk mengurangi konsentrasi radikal DPPH awal sampai 50%.

Persiapan sampel

Ekstraksi sampel

Pemeriksaan flavonoid (analisis kualitatif)

Penentuan kadar flavonoid (analisis kuantitatif)

Uji DPPH

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis deskriptif kualitatif pemeriksaan flavonoid Skrining flavonoid menggunakan analisis deskriptif kualitatif pada bagian-bagian tanaman yang berbeda dari ekstrak air C.cauliflora menunjukkan adanya flavonoid pada daun muda (Azalina,2013). Pada buah kurma (P. datctylifera) juga positif mengandung flavonoid (Singh dkk,2012).. Analisis deskriptif kuantitatif kadar flavonoid Jumlah total kadar flavonoid pada daun C.cauliflora adalah 33.630.25 mg CAE/g ekstrak (Azalina,2013).. Sedangkan jumlah total kadar flavonoid pada buah kurma adalah 66 mg CAE/100g ekstrak (Singh dkk,2012).. Jumlah total kadar flavonoid pada daun C.cauliflora lebih tinggi dibandingkan pada kurma. Uji DPPH Metode DPPH adalah cara yang cepat dan sensitif untuk survei aktivitas antioksidan. Tingkat perubahan warna yang dikaitkan dengan kemampuan ekstrak menyumbangkan hydrogen pada radikal beba. Kemampuan menetralisis radikal bebas dinyatakan dalam presentase.Sifat antioksidan pada kedua ekstrak ini karena adanya gugus hidroksil yang dapat menyumbangkan elektron dan menetralisir radikal bebas dalam reaksi campuran. Radikal bebas dihasilkan sebagai produk sampingan dari reaksi biologis atau dari faktor eksogen. Keterlibatan radikal bebas dalam phatogenesis dari sejumlah besar penyakit telah diteliti dengan baik (Williams & Jeffrey, 2000). Penetralisiran radikal bebas dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit. Kemampuan ekstrak daun C.cauliflora adalah 75% sedangkan pada kurma 42% (Singh dkk,2012). (gambar.1) Gambar.1

Aktivitas antioksidan (%)


80 60 40 20 0 Daun muda Buah kurma Aktivitas antioksidan (%)

KESIMPULAN
Daun C.cauliflora dan kurma dapat digunakan sebagi sumber antioksidan yang alami dan aman. Ini menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan pada kedua tanaman ini mampu mencegah timbulnya penyakit akibat perusakan yang dilakukan oleh radikal bebas. Namun, aktivitas antioksidan pada daun C.cauliflora lebih tingggi dari buah kurma.

DAFTAR PUSTAKA
Rohdiana, D.2001. Aktivitas Daya Tangkap Radikal Polifenol Dalam Daun Teh, Majalah Jurnal Indonesia 12, (1), 53-58. Sunarni,T., 2005. Aktivitas Antioksidan Penangkap Radikal Bebas Beberapa kecambah Dari Biji Tanaman Familia Papilionaceae, Jurnal Farmasi Indonesia 2 (2), 2001, 53-61. Azalina & Mohammad Iqbal. 2013. Antioxidant activity and phytochemical composition of Cynometra cauliflora, Journal of Experimental and Integrative Medicine, 3(4):337-341 Singh, V dkk. 2012. Comparative analysis of total phenolics flavonoid content and antioxidant profile of different date varieties (Phoenix dactylifera L.) from Sultanate of Oman, International Food Research Journal 19 (3): 1063-1070

Anda mungkin juga menyukai