Anda di halaman 1dari 6

[KOROSI SUATU MATERIAL] 18 Nopember 2013 KOROSI SUATU MATERIAL Reny Isrois W.

(0811130310)*), Mutiqoroh Dwi Hidayati(081113002)*), Antar Hasan Fuhaid(081113004)*), Tanti Crisaningtyas(081113018)*), Indira Wastu Widya(081113020)*), Nurfiatul Afif Diani(081113046)*), Winda Apriliana(081113050)*), Desy Herlinawati(081113052)*), Muhammad Fajjrudin(081113054)*), *)program studi s1 fisika universitas airlangga

ABSTRAK Telah dilakukan eksperimen korosi suatu material padat di Laboratorium Material Fakultas Sains dan Teknologi. Pengukuran laju korosi sangat berguna dalam pemilihan bahan material terutama untuk kontruksi bangunan. Dan sebelum pemilihan bahan material harus diketahui tingkat laju korosi suatu material sehingga dapat mengurangi kerugian yang ditimbulkan akibat korosi. Antara lain kebocoran, berkurangnya ketangguhan, robohnya suatu konstruksi merupakan beberapa yang penyebabnya adalah korosi. Dalam eksperimen ini material yang akan diuji laju korosinya yakni aluminium. Proses pengujian ini dilakukan dengan metode immersion corrosion yakni dengan mencelupkan benda uji ke dalam suatu bejana yang berisi larutan cair pengkorosi (dalam eksperimen ini menggunakan HCl 10%). Perlakuannya dengan prepitation heat treatment (pendinginan dengan suhu ruang) yang semualau sudah diawali dengan perlakuan solution heat treatment (proses pendingingan secara cepat) Laju korosi dihitung setelah aluminium (sebelumnya dipanaskan selama 25 menit) dicelupkan ke dalam HCl (liquid) selama 15 menit. Kata kunci : korosi, alumunium, immersion corrosion, prepitation heat treatment dipergunakan. 1. PENDAHULUAN Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, menurut penggunaan suatu material secara tepat. Untuk dapat Salah satu sifat penting yang perlu dipertimbangkan dalam proses pemilihan material adalah sifat tahan korosi. Korosi merupakan masalah yang sangat serius Sifat-sifat ini tentunya

sangat banyak macamnya, karena sifat ini dapat ditinjau dari berbagai segi atau bidang keilmuan.

menggunakan material dengan tepat, maka harus dikenali dengan baik sifat-sifat material yang mungkin akan dipilih untuk
Reny Isrois W_081113010

Page 1

[KOROSI SUATU MATERIAL] 18 Nopember 2013 dalam dunia material, karena dapat larutan cair pengkorosi. Laju korosi dapat di hitung dengan menggunakan persamaan ( Nace 1979 ).
Vk KxM AxtxD

menimbulkan kerugian yang lebih besar, antara lain: bisa menimbulkan kebocoran, mengakibatkan berkurangnya kekuatan/

ketangguhan, robohnya suatu konstruksi, meledaknya bertekanan suatu dan pipa mungkin atau juga bejana akan Dimana:

membuat pencemaran pada suatu produk. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka diperlukan suatu cara bagaimana menentukan nilai laju korosi suatu material. Sehingga dari nilai laju korosi yang diperoleh kita dapat mengetahui apakah material tersebut mempunyai daya tahan yang unggul terhadap korosi (resistan terhadap korosi). 2. DASAR TEORI Korosi dapat didefinisikan sebagai perusakan suatu material (terutama logam) karena bereaksi dengan lingkungannya. Karena bereaksi dengan lingkungannya ini sebagian logam akan menjadi oksida, sulfide atau hasil reaksi lain yang dapat larut dalam lingkungannya. Untuk memperkirakan laju korosi suatu material dalam lingkungan korosif, dapat dipergunakan beberapa metode

Vk = Laju Korosi ( mm/tahun )

A = Luas permukaan specimen mula mula (mm2 ) t = Lama waktu pengujian korosi ( detik ) D = Berat jenis specimen mula mula ( g/mm3) M = Pengurangan berat specimen akibat uji korosi ( gram ) K= Konstanta perubah satuan mm/sekon menjadi mm/tahun = 32258064,52. Nilai laju korosi ini dapat

menunjukkan ketahanan korosi relatif ( mampu korosi ) Tabel 1. Tingkat Ketahanan Korosi Relatif ( Narrayan, 1983 ) Ketahanan korosi relatif Luar bisa Baik sekali Baik Cukup Jelek Jelek sekali Kecepatan korosi ( mm/ tahun ) < 0,02 0,02 0,15 0,15 0,5 0,5 1,25 1,25 5 >5

pengukuran. Salah satu diantaranya adalah proses pengujian immersion corrosion. Proses pengujian immersion corrotion

dilakukan dengan cara mencelupkan benda uji ke dalam suatu bejana yang berisi
Reny Isrois W_081113010 Page 2

[KOROSI SUATU MATERIAL] 18 Nopember 2013 3. METODOLOGI PENELITIAN Bahan-bahan yang digunakan pada eksperimen ini adalah logam aluminium dan larutan HCl 4 %. Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah peralatan furnace, gelas ukur, pipet tetes, pinset dan cawan petri, jangka sorng, mikrometer skrup. Prosedur Kerja a) Timbang massa bahan uji (aluminium). Setelah itu bahan uji ( aluminium) dipanaskan di dalam furnace dengan Dalam kehidupan sehari-hari, korosi dapat kita jumpai terjadi pada berbagai jenis logam. peralatan Bangunan-bangunan elektronik yang maupun memakai temperatur 5500 C dan ditahan selama 25 menit. Lalu didinginkan dengan cepat dengan medium quenching air (perlakuan panas pelarutan). b) Selanjutnya perlakuan panas penuaan, bahan uji (aluminium) dipanaskan di dalam furnace dengan temperatur 2000 C dan ditahan selama 25 menit. c) Selanjutnya pengujian korosi dilakukan dengan metode pencelupan benda uji (aluminium) ke dalam larutan HCl dengan konsentrasi 5% dengan lama waktu pencelupan yaitu 15 menit. d) Setelah itu timbang massa bahan uji (aluminium). Penyelidikan tentang sistim elektrokimia telah banyak membantu menjelaskan

mengenai korosi ini, yaitu reaksi kimia antara logam dengan zat-zat yang ada di sekitarnya atau dengan partikel-partikel lain yang ada di dalam matrik logam itu sendiri. Jadi dilihat dari sudut pandang kimia, korosi pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung dengan lingkungan berair dan oksigen.

komponen logam seperti seng, tembaga, besi-baja dan sebagainya semuanya dapat terserang oleh korosi ini. Seng untuk atap dapat bocor karena termakan korosi.

Demikian juga besi untuk pagar tidak dapat terbebas dari masalah korosi. Jembatan dari baja maupun badan mobil dapat menjadi rapuh karena peristiwa alamiah yang disebut korosi. Selain pada perkakas logam ukuran besar, korosi ternyata pada juga mampu

menyerang

logam

komponen-

komponen renik peralatan elektronik, mulai 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN Korosi atau secara awam lebih dikenal dengan istilah pengkaratan merupakan dari jam digital hingga komputer, serta peralatan-peralatan canggih lainnya yang digunakan dalam berbagai aktivitas umat manusia, baik dalam kegiatan industri

fenomena kimia pada bahan-bahan logam di berbagai macam kondisi lingkungan.

maupun di dalam rumah tangga.

Reny Isrois W_081113010

Page 3

[KOROSI SUATU MATERIAL] 18 Nopember 2013 Dalam pemilihan logam untuk temperatur tinggi tetap pada tempatnya. Pada tahap quenching akan menghasilkan larutan padat lewat jenuh yang merupakan fasa tidak stabil pada temperatur biasa atau temperatur ruang. Pada proses quenching tidak hanya

berbagai aplikasi, salah satu parameter yang harus dipertimbangkan adalah ketahanan logam terhadap korosi. Untuk mengetahui apakah suatu material memiliki ketahanan korosi yang baik atau tidak, maka kita harus menentukan nilai laju korosinya. Dalam menentukan praktikum nilai laju ini, korosi untuk bahan

menyebabkan atom terlarut tetap ada dalam larutan, namun juga menyebabkan jumlah kekosongan atom tetap besar. Adanya kekosongan atom dalam jumlah besar dapat membantu proses difusi atom pada temperatur ruang sehingga terbentuk pengelompokan atom padat. Gambar 9. Diagram proses Heat Treatmen

aluminium dilakukan dua perlakuan untuk satu bahan yang sama. Setelah diberikan dua perlakuan yang berbeda maka laju korosinya akan berbeda pula. Bahan korosif yang digunakan adalah larutan HCl dan udara bebas. 1. Perlakuan panas pelarutan ( solution heat treatment ) Pada perlakuan ini lempeng aluminium dipanaskan pada suhu 5500 C selama 25 menit, kemudian didinginkan dalam

medium Quenching Air selama 45 detik. Setelah itu dimasukkan kedalam HCl selama 15 menit dan ditimbang setelah dikeringkan dengan kain. Pada tahap solution heat treatment terjadi pelarutan fasa-fasa yang ada, menjadi larutan padat. Tujuan dari solution heat treatment itu sendiri yaitu untuk mendapatkan larutan padat yang mendekati homogen. Tujuan dilakukan quenching adalah agar larutan padat homogen yang terbentuk pada solution heat treatment dan kekosongan atom dalam keseimbangan termal pada
Reny Isrois W_081113010

Reaksi pada proses aluminium yang terkorosi pada suasana asam adalah : 2Al(s) + 6HCl 2AlCl3 (aq) + 3H2 (g) Reaksi tersebut menunjukkan bahwa ketika logam aluminium direaksikan

dengan larutan HCl menghasilkan larutan AlCl3 dan gas hidrogen (H2). Gas hidrogen ini dapat dilihat pada saat praktikum yang berupa gelembung-

gelembung gas. Dari hasil pengamatan dan analisis data pada uji korosi logam aluminium ini, berdasarkan laju korosinya
Page 4

[KOROSI SUATU MATERIAL] 18 Nopember 2013 aluminium memiliki ketahanan korosi relatif yang jelek sekali. Sehingga volume air yang perlu

ditambahkan adalah V2-V1 = 33 ml. 2. Perlakuan panas penuaan Hasil yang diperoleh dari praktikum ini, nilai laju korosi aluminium sebesar Vk aluminium = (prepitation heat treatment) Pada perlakuan ini
0

(49,637) (0,90663) mm tahun

jika

dipanaskan pada suhu 200 C selama 25 menit, kemudian didinginkan dalam

dibandingkan dengan nilai laju korosi pada tabel tingkat ketahanan korosi relatif maka dapat disumpulkan bahwa

medium ruang selama beberapa menit. Terakhir, aluminium dimasukkan kedalam larutan HCl 4% selama 15 menit dan lempeng aluminium ditimbang setelah dikeringkan dengan kain. Pengaruh panas penuaan pada temperatur 200 C dapat meningkatkan sifat mekanik terutama pada nilai kekuatan tarik dan kekerasan. Sedangkan pengaruh waktu penuaan 10 menit dapat menurunkan kekuatan
0

aluminium adalah logam yang memiliki ketahanan korosif yang jelek sekali.

Tetapi dalam kasus ini tidak dapat diangggap demikian karena nilai

ketahanan korosif pada tabel tersebut dibuat berdasarkan keadaan normal.

Sedangkan nilai ketahanan korosif dari praktikum ini diperoleh setelah logam aluminium diberikan suatu perlakuan, sehingga aluminium tidak berada dalam keadaan normal. 5. KESIMPULAN Dari eksperimen yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa : a. Nilai laju korosi aluminium pada

tariknya walaupun nilai kekerasannya meningkat. Namun di sini tidak dilakukan variasi waktu saat panas penuaan

sehingga kita tidak tahu pada saat kapankah alumunium tersebut optimum. Untuk menentukan laju korosi logam aluminium pada lingkungan yang korosif, yaitu larutan HCl 4%. Digunakan metode uji immersion corrosion atau pencelupan sampel ke dalam larutan pengkorosi. Karena larutan HCl yang 37%, tersedia maka

lingkungan yang korosif (larutan HCl 4%) adalah (49,637 0,09663)

mm/tahun. b. Berdasarkan nilai laju korosi aluminium yang dibandingkan dengan (Tabel 1.) maka aluminium termasuk dalam

mempunyai

konsentrasi

diperlukan pengenceran dengan cara :

kategori ketahanan korosi yang jelek sekali. Hal ini karena nilai ketahanan korosif pada tabel tersebut dibuat
Page 5

Reny Isrois W_081113010

[KOROSI SUATU MATERIAL] 18 Nopember 2013 berdasarkan keadaan normal. Sedangkan nilai ketahanan korosif dari praktikum ini diperoleh setelah logam aluminium diberikan suatu perlakuan. 6. DAFTAR PUSTAKA 1. Trethewey, KR., Chamberlain J., 1991, Korosi Untuk Mahasiswa dan Rekayasawan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 2. Surdia, T., Saito, S., 1992,

Pengetahuan Bahan Tehnik, cetakan kedua, PT. Pradnya Paramita, Jakarta. 3. Davis J.R., ASM Aluminum Specialty and

Handbook,

Aluminum alloys, Ohio: ASM, Ohio (1993) 290 390.

Reny Isrois W_081113010

Page 6

Anda mungkin juga menyukai