Anda di halaman 1dari 48

1 | P a g e

SWITCH MODE DC-AC INVERTER


8.1 PENDAHULUAN.
Switch mode inverter dc ke ac digunakan dalam
pengontrolan motor ac dan tidak mengganggu suply daya ac
yang menghasilkan output ac sinusoidal dimana besarannya
dan frekuensi bisa dikontrol. Sebagai contoh, pengontrolan
motor ac, tampak pada gambar 8.1.
Untuk memgurangi kecepatan putar motor ac pada
gambar 8.1, kumpulan energi kinetik dengan inersia pada
motor dan bebannya di recovered, motor ac berlaku sebagai
generator. Aliran daya darisisi ac ke sisi dc pada switch mode
converter ini dioperasikan dalam sebuah mode rectifier.
nverter sumber tegangan dibagi men!adi beberapa
kategori "
1. Pulse width modulate inverter.
Pada inverter ini tegangan dc pada dasarnya dalam
besaran konstan, seperti pada gambar 8.1, dimana
# | P a g e
sebuah doida rectifier digunakan untuk menyearahkan
line tegangan. Untuk itu inverter harus mengontrol
besaran dan frekuensi dari tegangan ac output. ni bisa
dilakukan dengan P$% pada switch inverter, oleh
karena itu ini disebut P$% inverter.
#. S&uare wave inverter.
Pada inverter ini input tegangan dapat dikontrol dengan
tu!uan untuk mengontrolbeberapa output tegangan ac,
untuk itu yang dikontrol hanya frekuensi dari tegangan
output. 'egangan output ac memiliki gelombang yang
menyerupai gelombang kuadrat (s&uare), oleh karena
itu disebut s&uare wave inverter.
*. Single phase inverter dengan pembatalan tegangan.
+alam kasus inverter daya output satu phasa, besaran
dan frekuensi dari tegangan output inverter bisa
dikontrol, meskipun input ke inverter adalah tegangan
dc konstan dan inverter switch bukanlah pulse width
modulate. ,leh karena itu, inverter ini
mengkombinasikan kedua kategori inverter
sebelumnya.. teknik pembatalan tegangan hanya untuk
inverter satu phasa, bukan tiga phasa.
8.2 KONSEP DASAR DARI SWITCH MODE INVERTER.
%isalkan inverter satu phasa tampak seperti gambar
8.*a, dimana output tegangan dari inverter difilter sehingga v
o
bisa diasumsikan men!adi sinusoidal. -arena inverter
menyuplai sebuah beban induktif seperti motor ac, i
o
lagging
v
o
, seperti tampak pada gambar 8.*b. switch mode inverter ini
mampu beker!a pada empat kuadran, seperti tampak pada
gambar 8.*c.
* | P a g e
8.2.1 SKEMA SWITCHING PULSE WIDTH MODULATE.
+alam rangkaian inverter, P$% sedikit lebih
komple.. Supaya dihasilkan sebuah output tegangan
gelombang sinusoidal pada frekuensi yang ditentukan, sebuah
sinyal sinusoidal terkontrol pada frekuensi yang ditentukan di
gabung dengangelombang triangular seperti tampak pada
gambar 8./a. frekuensi dari gelombang triangular
menghasilkan frekuensi switching inverter dan biasanya tetap
konstan dengan amplitud
tri
V
0
.
1 | P a g e
2elombang triangular pada gambar 8./a adalah
pada frekuensi switching f
s
, dimana menghasilkan frekuensi
dengan switch inverter terhubung. Sinyal kontrol
kontrol
v

digunakan untuk memodulasi switch ratio dan memiliki
frekuensi f
1
. amplitud modulasi ratio yaitu "
tri
kontrol
a
V
V
m
0
0

dimana
kontrol
V
0
adalah puncak amplitud dari sinyal kontrol.
Amplitud
tri
V
0
dari sinyal triangular tetap konstan.
3atio frekuensi modulasi m
f
adalah "
1
f
f
m
s
f

Pada inverter gambar 8./b, switch '
A4
dan '
A5
dikontrol berdasarkan pada gabungan
kontrol
V
0
dan
tri
V
0
, dan
hasil tegangan output tidak tergantung dari arah i
o
"
kontrol
V
0
6
tri
V
0
, '
A4
menyala,
d Ao
V v
#
1

/ | P a g e
kontrol
V
0
7
tri
V
0
, '
A5
menyala,
d Ao
V v
#
1

-arena kedua switch tidak pernah mati bersamaan,
tegangan output v
Ao
akan berkisar antara dua nilai (18# 9
d
dan
518# 9
d
).
Spektrum harmonik dari v
Ao
dibawah kondisi yang
diindikasikan dalam gambar 8./a dan 8./b, tampak pada 8./c,
dimana tegangan harmonik normalisasi
( )
d h Ao
V V
#
1
8
0
memiliki
amitud yang perlu diplot. Plot ini (dari
: . 1
a
m
)
menun!ukkan tiga hal penting berikut "
1. Puncak amplitud dari komponen frekuensi
( )
1
0
Ao
V

adalah m
a
waktu ; 9
d
. ni bisa di!elaskan dengan
pengkondisian pertama sebuah
kontrol
v
konstan seperti
pada gambar 8.<a. dihasilkan dalam gelombang output
v
Ao
. 9
Ao
tergantung pada ratio
kontrol
v
dan
tri
V
0
untuk
9
d
yang diberikan.
#
0
d
tri
kontrol
Ao
V
V
v
V
tri kontrol
V v
0

'egangan kontrol "


t V v
kontrol kontrol 1
sin
0

dimana
tri kontrol
V V
0 0

maka diperoleh "
( )
#
sin
#
sin
0
0
1 1 1
d
a
d
tri
kontrol
Ao
V
t m
V
t
V
V
V
#. =armonik dalam gelombang tegangan output
menggunakan sideband, ditengah sekitar frekuensi
< | P a g e
switching dan dimultipelkan. m
f
, #m
f
, *m
f
, dan
seterusnya.
>rekuensi pada saat tegangan harmnik ter!adi "
( )
1
f k jm f
f h
t
harmonik h terhadap frekuensi "
( ) k m j h
f
t
*. =armonik m
f
adalah sebuah integer. +engan memilih m
f

sebagai sebuah hasil integer dalam simetri
( ) ( ) [ ] t f t f

seperti gelombang setengah simetri
( )
1
]
1

,
_

+
1
#
1
T t f t f
dengan waktu origin tampak pada gambar 8./b dimana diplot
dari m
f
? 1/. plot spektrum harmonik tampak pada gambar
8./c.
Seperti yang telah diterangkan pada bagian 11, wilayah
overmodulation dipengaruhi pada penyediaan tenaga yang tak
terganggu karena kebutuhan bahan keras dalam memperkecil
penyimpangan tegangan keluaran. Pada induksi motor drives
diterangkan pada bagian 11, overmodulation biasanya
digunakan.
Untuk nilai m
a
yang cukup besar, bentuk gelombang
tegangan inverter merosot dari gelombang modulasi5denyut5
lebar men!adi gelombang siku, yang didiskusikan pada detail
dibagian selan!utnya. +ari gambar 858 dan perubahan
gelombang siku di!elaskan pada bagian berikutnya, dan bisa
dimasukkan pada wilayah overmodulation dengan m
a
61 .
8-2-2 SKEMA PERUBAHAN SQUARE WAVE
@ | P a g e
Pada skema perubahan s&uare wave, tiap perubahan
pan!ang inverter gambar 851 adalah setengah lingkaran (18:
o
)
dari frekuensi keluaran yang diinginkan. Aentuk gelombang
tegangan keluaran ditun!ukkan pada gambar 85Ba. +ari analisis
>ourier, nilai puncak frekuensi dasar dan komponen harmonik
pada bentuk gelombang keluaran inverter bisa didapatkan
dengan memasukkan nilai v
d
seperti "
(V
0
Ao
) ?
,
_

#
#@* . 1
#
1 Vd Vd

dan
(V
0
Ao
)? (V
0
Ao
)8h
8 | P a g e
dimana tingkat harmonik h hanya diambil nilai gan!il, seperti
pada gambar 85Bb. ni harus dicatat bahwa perubahan s&uare
wave !uga merupakan kasus unik pada perubahan SP$%
ketika m
a
men!adi begitu besar yang mengontrol perpotongan
bentuk gelombang tegangan dengan bentuk gelombang segi5
tiga pada gambar 85/a hanya pada nol memotong v
control
. ,leh
karena itu, tegangan keluaran adalah m
a
bebas wilayah
gelombang gerga!i, seperti pada gambar 858.
Satu keuntungan operasi s&uare wave adalah tiap
pergantian perubahan inverter dinyatakan hanya dua kali per5
putaran, ini sangat penting pada tingkat tenaga yang sangat
tinggi dimana perubahan kedudukan solid biasanya meniliki
kecepatan menyala dan mati lebih lambat. Satu kerugian serius
dari perubahan gelombang gerga!i yaitu inverter tidak mampu
mengatur tegangan keluaran yang besar. ,leh karena itu,
tegangan dc v
d
yang masuk ke inverter harus disesuaikan untuk
mengontrol besarnya tegangan keluaran pada inverter.
Gambar 8-9 square wave switching
B | P a g e
8-3 INVERTERS SATU FASA
8-3-1 INVERTER HALF-BRIDGE (FASE TUNGGAL)
Gambar 8-! "alf bridge inverter
2ambar 851: menun!ukkan inverter setenganh
jembatan +isini, dua kapasitor yang sama disambung seri
memotong dc masuk dan simpangannya terletak pada potensial
tengah, dengan tegangan 18#V
d
melalui tiap kapasitor.
-apasitas yang cukup besar harus digunakan karena layak
untuk mengasumsi bahwa potensial pada titik o tetap dc
negative berarti #. ,leh karena itu sirkuit ini identik pada
inverter one5leg dasar yng didiskusikan pada detail
sebelumnya, dan v
o
? v
Ao
.
+engan mengasumsikan perubahan P$%, kita
menemukan bahwa bentuk gelombang tegangan keluaran akan
sama seperti gambar 85/b. ni harus dicatat bahwa dengan
tanpa melihat perubahan kedudukan, arus diantara dua
1: | P a g e
kapasitor $
%
dan $
-
(yang mempunyai nilai yang sama dan
sangat besar) terbagi dua sama besar. -etika T
%
tertutup, maka
konduksi T
%
atau &
%
tergantung pada arah arus keluarannya,
dan i
o
terpecah dua sama besar diantara dua kapasitor. ,leh
karena itu, kapasitor $
%
dan $
-
sangat efektif terpasang paralel
pada !alur i
o
. ni !uga men!elaskan kenapa persimpangan o
pada gambar 851: tetap pada potensial tengah.
Semen!ak i
o
harus mengalir melalui kombinasi parallel
$
%
dan $
-
, i
o
pada keadaan tetap tidak bisa memiliki komponen
dc. ,leh karena itu kapasitor ini beker!a seperti kapasitor
penghambat dc, hal tersebut menghilangkan ke!enuhan trafo
dari sisi primer, !ika trafo digunakan pada keluaran untuk
menyediakan isolasi listrik. Se!ak arus pada lilitan primer
seperti trafo tidak akan dipaksa men!adi nol tiap perubahannya,
-ebocoran energi induksi pada trafotidak menun!ukkan
masalah pada perubahannya.
Pada inverter half5bridge, puncak tegangan dan arus
dihitung pada perubahan seperti berikut "
9
'
? 9
d
+an

' ?
i
o
8-3-2 INVERTER FULL-BRIDGE (FASE TUNGGAL)
nverter full-bridge ditun!ukkan pada gambar 8511.
nverter ini terbagi dua inverter one5leg dari tipe yang telah
didiskusikan pada bagian 85# dan diutamakan lebihdari
pengaturan lain pada tingkat tenaga yang lebih tinggi. +engan
tegangan dc masukan yang sama, tegangan keluaran
maksimum
11 | P a g e
Gambar 8- inverter satu fasa jembatan 'enuh
inverter full5bridge adalah dua kali dari inverter half5bridge. ni
menyiratkan bahwa untuk tenaga yang sama, arus keluaran dan
perubahan arus adalah satu5setengah dari keduanya untuk
inverter half5bridge. Pada tingkat tenaga tinggi, ini merupakan
keuntungan berbeda, ketika diperlukan sedikit parallel pada
alat.
8-3-2-1 PWM !"#$" P!%&'$($" T!#$"#$" B)*+,$%
Pada gambar diatas saklar yang berlawanan secara
diagonal ('
A4
, '
A5
) dan ('
A 5
, '
A4
) pada gambar 85
11.+engan tipe pensaklaran P$% ini, bentuk gelombang
tegangan keluaran dari leg A adalah serupa dengan keluaran
one leg inverter pada bagian 85#, dimana gelombang keluaran
ditentukan dengan membandingkan tegangan control dengan
tegangan trigger seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini"
1# | P a g e
Gambar 8-( )*+ dengan 'ensaklaran tegangan dua kutub
-etika saklar '
A4
di on kan dan 9
Ao
adalah sebanding dengan
; 9
d
, ketika '
A5
di on kan dan 9
Ao
? 5 ; 9
d,
sehingga dapat
ditulis "
9
Ao
(t) ? 5 9
Ao
(t)
9o (t) ? 9
Ao
(t) 5 9
Ao
(t) ? # 9
Ao
(t)
Aentuk gelombang keluaran ditun!ukkan pada gambar 851# (b).
I"-!%.!% !"#$" F)/.)+&0 1),.!%
1* | P a g e
Gambar 8-, -nverter dengan .ictious .ilter
Cika beban seperti yang ditun!ukkan pada fig 851*,
dimana e
o
adalah gelombang sinus dengan frekuensi

1
, arus
keluaran akan berbentuk sinusoidal dan akan mendahului
tegangan untuk bebabn induktif, seperti pada motor ac "

o
? #
o
sin (

1
t 5

)
Pada sisi dc, filter D5E akan memfilter frekuensi
switching tinggi pada i
d
, dan i

d
akan hanya terdiri
darifrekuensi rendah dan komponen dc. +engan
mengasumsikan tidak ada energi yang disimpan pada filter,
9
d
i

d
(t) ? v
o
(t)i
o
(t) ? # 9o sin

1
t # o sin (

1
t 5

)
Sehingga "
i

d
(t) ?
# 1
) # cos( cos
d d
- - t
Vd
Vo-o
Vd
Vo-o
+

?
cos #
# d d
- - ) # (
1
t
dimana "
d
-
?
cos
Vd
Vo-o
#
1
#

d
-
Vd
Vo-o
11 | P a g e
Arus input inverter i
d
terdiri dari
d
i

dan komponen frekuensi


tinggi karena inverter diswitching, seperti ditun!ukkan oleh
gambar dibawah "
Gambar 8-/
8-3-2-2 PWM !"#$" U")*+,$% -+,.$#! 02)./()"#
Pada P$% dengan unipolar voltage switching
ditun!ukkan pada gambar 8511. +isini, kaki A dan A dari
inverter !embatan penuh dikontrol secara terpisah dengan
membandingkan tegangan control dengan tegangan trigger,
seperti yang ditun!ukkan pada gambar 851/ (a), perbandingan
dari tegangan control dengan triangular wave form untuk
mengontrolsaklar pada kaki A "
9
control
6 9
tri ,
'
A4
on dan 9
AF
? 9
d
9
control
7 9
tri ,
'
A5
on dan 9
AF
? :
1/ | P a g e
Untuk mengontrol pensaklaran leg A , 59
control
dibandingkan
dengan triangular waveform "
59
control
6 9
tri,
'
A4
on dan 9
AF
? 9
d
59
control
7 9
tri,
'
A5
on dan 9
AF
? :
1< | P a g e
1@ | P a g e
2ambar 851/
-arena adanya feedback dari dioda anti5paralel dengan
pensaklaran, tegangan yang diberikan pada persamaan 85#B
dan 85*: adalah sesuai dengan arah arus output i
o
.
Aentuk gelombang pada gambar 851/ memperlihatkan
bahwa ada 1 kombinasi pensaklaran dan nilai tegangan yang
sesuai "
1. '
A4,
'
A5
onG 9
AF
? 9
d
, 9
AF
? :G v
:
? 9
d
#. '
A5,
'
A4
onG 9
AF
? :, 9
AF
? 9
d
G v
:
? 59
d
*. '
A4,
'
A4
onG 9
AF
? 9
d
, 9
AF
? :G v
:
? :
1. '
A5,
'
A5
onG 9
AF
? :, 9
AF
? :G v
:
? :
-ita anggap bahwa ketika kedua saklar yang atas hidup,
tegangan keluaran adalah nol. Arus keluaran yang mengalir
pada loop melalui '
A4
dan +
A4
atau +
A4
dan '
A4
bergantung
pada arah dari i
o
. Selama interval ini, arus input i
d
adalah nol.
-ondisi yang sama !uga ter!adi ketika kedua saklar yang
dibawah '
A5
dan '
A5
hidup.
+alam tipe P$% ini, ketika proses switching ter!adi,
tegangan keluaran berubah antara : dan 4 9
d
atau antara nol
18 | P a g e
dan 59
d
. -arena alasan ini, tipe P$% ini disebut P$% dengan
pensaklaran tegangan unipolar, kebalikan dari P$% dengan
pensaklaran tegangan bipolar (antara 49
d
dan 5 9
d
) yang telah
di!abarkan sebelumnya. 3ancangan ini mempunyai keuntungan
dalam efektifitas penggandaan frekuensi switching se!auh
keluaran harmonic masih ter!adi, dibandingkan dengan bipolar
voltage5switching. Don!akan tegangan pada tegangan keluaran
setiap kali switching dikurangi sampai 9
d
,

seperti ketika
menurunkan ke # 9
d
pada skema sebelumnya.
-euntungan dalam efektifitas penggandaan frekuensi
switching terlihat dalam spectrum harmonic gelombang
tegangan keluaran,dimana harmonic terendah (dalam sirkuit
yang ideal) terlihat sebagai sidebands dari penggandaan
frekuensi switching. Sangat mudah memahami ini !ika kita
memilih rasio modulasi m
f
untuk ada (m
f
sangat !arang terdapat
pada P$% dengan bipolar voltage switching) dalam inverter
satu phasa. 2elombang tegangan 9
AF
dan 9
AF
dipindahkan
18:
:
dari frekuensi dasar f
1
yang berkaitan satu sama lain. ,leh
karena itu, komponen harmonic pada frekuensi switching pada
9
AF
dan 9
AF
mempunyai kesamaan fasa (H
AF
I H
AF
? 18:
:
G m
f
? :, Selama gelombang dipindahkan 18:
:
dan m
f
diasumsikan
ada). Sebagai tambahan, sidebands dari harmonic frekuensi
switching akan hilang. +engan cara yang sama, harmonic
dominant yang lain pada penggandaan frekuensi switching
tidak akan ada, selama sidebabds tidak ada !uga. Aerikut
persamaan "
V
o1
? m
a
9
d
(m
a
J 1.:) (85*#)
+an
9
d
7

V
o1
7 (18K) 9
d
(m
a
6 1.:) (85**)
1B | P a g e
ARUS DC-SIDE I
d
Pada kondisi yang sama pada rangkaian di gambar 851*
untuk P$% dengan bipolar voltage switching, gambar <
menun!ukan arus dc5side i
d
dari P$% unipolar voltage5
switching, dimana m
f
? 11 (sebagai ganti dari m
f
? 1/ pada
bipolar voltage5switching).
+engan membandingkan gambar 8511 dan 851<, !elas
terlihat bahwa menggunakan P$% dengan unipolar voltage
switching menghasilkan riple yang kecil pada arus di dc5side
dari inverter.
8.3.2.3 O!"#$% G!&'()#*+ P!"$!+%
nverter !embatan penuh dapat !uga beroperasi pada
model gelombang persegi. -edua tipe P$% yang dibahas
sebelumnya mengalami penurunan ke operasi model
gelombang persegi yang sama, dimana saklar5saklarnya ('
A4
,
'
A5
) dan ('
A4
, '
A5
) beroperasi sebagai dua pasang dengan duty
ratio :./.
%agnitud tegangan keluaran yang diberikan berikut
diatur dengan mengontrol tegangan input dc "
V
o1
? (18K) 9
d
(85*<)
8.3.2., O-.-. C'*."'& d!*+#* P!()#.#&#* T!+#*+#*
'ipe control ini mungkin hanya pada satu fasa,
rangkaian inverter !embatan penuh. ni didasarkan pada
kombinasi dari pensaklaran gelombang persegi dan P$%
dengan unipolar voltage5switching. Pada rangkaian di gambar
851@a, saklar5saklar pada kedua kaki inverter dikontrol secara
terpisah (sama dengan P$% unipolar voltage5switching). 'api
semua saklar mempunyai duty ratio :./, sama dengan square-
#: | P a g e
wave control0 =asil dalam bentuk gelombangnya untuk 9
AF
dan 9
AF
terlihat pada gambar 851@b. Selama interval yang
tumpang tindih ini (L), tegangan output adalah nol sebagai
konsekuensi dari hidupnya kedua saklar atas maupun kedua
saklar yang dibawah. +engan L ? :, gelombang output sama
dengan inverter gelombang persegi dengan magnitud output
yang kemungkinan maksimum.
2ambar 851<
#1 | P a g e
2ambar 851@
Sangat mudah untuk memperoleh komponen frekuensi
dasar dan frekuensi harmonik dari tegangan output dimana M
?B:
:
I ; L, sebagaimana terlihat gambar 851@b "
(
V
o)
h

?

# 8
# 8
) cos(
#

d h Vo
?

d h Vd ) cos(
#
Cadi (V o)
h


?
) sin(
1

h Vd
h
(85*@)
+imana M ?B:
:
I ; L dan h adalah integer.
## | P a g e
2ambar 851@ memperlihatkan variasi komponen
frekuensi dasar sebagaimana tegangan harmonik sebagai fungsi
L.
8.3.2./ P!(#0#%#* S#0&#" P#d# I*1!".!" 2!()#.#* P!*-3
Sama dengan inverter ; !embatan penuh, !ika trafo
dipakai pada output dari inverter !embatan penuh, induktansi
bocor trafo tidak akan membuat saklar bermasalah.
'egangan puncak switching dan rating arus yang ada
pada inverter !embatan penuh adalah sebagai berikut "
9
'
? 9
d
(85*8)
+an

d
? i
:,peak
(85*B)
8.3.2.4 R%!& #d# O-.-. I*1!".!" S#.- F#$#
3iple pada gelombang yang berulang mengacu pada
perbedaan nilai sesaat dari gelombang dan komponen frekuensi
dasar.
2ambar 8518a memperlihatkan inverter switch5mode
satu fasa. nverter ini diasumsikan menyuplai beban induksi
motor, yang ditun!ukkan dengan menggunakan rangkaian
ekivalen dengan ggl induksi (emf) e
:
. Selama e
:
(t) sinusoidal,
hanya komponen sinusoidal (frekuensi dasar) dari tegangan
output dan arus inverter yang mempengaruhi transfer daya ke
beban.
Selama prinsip superposisi berlaku disini, semua riple
di v
:
terlihat bersebrangan dengan D dimana "
9
ripple
(t) ? v
:
I v
:1
(8511)
Untuk riple arus output dapat dihitung dengan "
#* | P a g e
i
ripple
(t) ?

+
t
k d Vri''le
1
:
) (
1

(85
1#)
dimana k adalah konstanta dan

adalah variabel dari integral.


2ambar 8518
+engan menset waktu asli t?:, konstanta k pada
persamaan 851# akan nol. ,leh karena itu, persamaan 8511 dan
851# memperlihatkan bahwa arus riple tidak bergantung pada
daya yang ditransfer ke beban.
8-3-3 P&0(-P&,, I"-!%.!%
#1 | P a g e
2ambar 85#: memperlihatkan rangkaian 'ush-'ull
inverter. 3angkaiannya terdiri dari trafo dengan primer center5
tapped. -ita asumsikan arus output i
:
mengalir secara kontinu.
+engan asumsi itu, ketika saklar '
1
on (dan '
#
off), '
1
akan
konduk pada nilai positif dari i
o
, dan +
1
akan konduk pada nilai
negatif dari i
:
. -arena itu tanpa melihat arah dari i
o
, v
:
? 9
d
8n,
dimana n adalah rasio trafo, yang digambarkan pada gambar 85
#:. =al yang sama !uga saat saklar '
#
on (dan '
1
off), v
:
?
59
d
8n. Push5Pull inverter dapat dioperasikan di P$% atau
model gelombang persegi dan gelombangnya identik sesuai
dengan gambar 85/ dan 851# untuk inverter !embatan ; penuh
dan !embatan penuh. 'egangan output pada gambar 85#: sesuai
persamaan "
V
o1
? m
a
9
d
8n (m
a
J 1.:) (851*)
+an
9
d
8n7

V
o1
7 (18K) 9
d
8n (m
a
6 1.:) (85
11)
Pada push5pull inverter, tegangan puncak switching dan
rating arus adalah
9
'
? #9
d

'
? i
:,peak
8n (851/)
#/ | P a g e
#< | P a g e
2ambar 851B
2ambar 85#:
-euntungan dari rangkaian push5pull adalah tidak lebih
dari satu saklar yang seri konduk pada waktu yang sesaat. ni
penting !ika dc input ke konverter berasal dari sumber tegangan
yang rendah, seperti baterai, dimana drop tegangan akan
menghasilkan pengurangan yang signifikan dalam efesiensi
energi. Aagaimanapun, sangat sulit untuk menghindari saturasi
dc dari trafo pada push5pull inverter.
8-3-3 P!4$5$)$" S$5,$% *$$ I"-!%.!% S$.& F$0$
-ita asumsikan bahwa 9
d,ma.
adalah nilai tertinggi dari
tegangan input, yang menetapkan rating tegangan switching.
+alam P$% mode, input konstan pada 9
d,ma.
. Pada model
gelombang persegi, tegangan input dikurangi dibawah 9
d,ma.
untuk mengurangi tegangan output dari nilai maksimum. 'anpa
#@ | P a g e
melihat operasi P$% atau model gelombang ber!alan, kita
asumsikan bahwa ada induktansi yang cukup yang dikaitkan
dengan beban output untuk menghasilkan arus sinusoidal
murni (kondisi ideal tentu sa!a untuk output gelombang
persegi) dengan nilai rms dari
o,ma.
pada beban maksimum.
Cika arus output diasumsikan sinusoidal murni, inverter
rms volt5ampere output pada frekuensi dasar sama dengan 9
o1

o,ma.
pada rating maksimum output. +engan 9
'
dan
'
sebagai
rating arus dan tegangan puncak dari saklar, kombinasi
pemakaian dari semua saklar pada inverter dapat di!elaskan "
3asio pemakaian saklar ?
T T
o o
- qV
- V
ma. , 1
(85
1<)
+imana & adalah !umlah saklar pada inverter.
Untuk membandingkan pemakaian saklar pada
bermacam inverter satu fasa, kita pada awalnya akan
membandingkannya untuk operasi mode gelombang persegi
pada rating maksimum output. (pemakaian saklar maksimum
ter!adi saat 9
d
? 9
d,ma.
)
P-$3--&& %*1!".!"
9
'
? #9
d,ma.

'
?
n
-
o ma. ,
# 9
o1,ma.
?
n
V
d ma. ,
#
1

&
? # (851@)
(n? rasio trafo, gambar 85#:)
rasio pemakaian saklar maksimum ?
1< . :
#
1

(8518)
#8 | P a g e
I*1!".!" 2!()#.#* 5 P!*-3
9
'
? 9
d,ma.

'
?
ma. ,
#
o
-
9
o1,ma.
?
#
#
1
ma. , d
V

& ?
# (851B)
rasio pemakaian saklar maksimum ?
1< . :
#
1

(85/:)
I*1!".!" 2!()#.#* P!*-3
9
'
? 9
d,ma.

'
?
ma. ,
#
o
-
? ma. ,
#
1
d
V

& ? 1
(85/1)
rasio pemakaian saklar maksimum ?
1< . :
#
1

(85/#)
ni menun!ukan bahwa setiap inverter, rasio pemakaian saklar
maksimum adalah sama.
+alam prakteknya, rasio pemakaian saklar akan lebih
rendah dari :.<. hal ini dikarenakan "
1. 3ating saklar dipilih secara bebas menghasilkan batas
yang aman.
#. +alam menentukan rating arus saklar pada P$%
inverter, salah satunya harus didasarkan pada tegangan
dc input yang sesuai.
*. 3iple arus output akan mempengaruhi rating arus
saklar.
Saat tegangan5arus output dibandingkan ke rating maksimum
output, pemakaian saklar akan berkurang secara linear. Eatatan
bahwa dalam menggunakan P$% switching dengan m
a
J1.:,
#B | P a g e
rasio ini akan lebih kecil akibat dari faktor (

81)m
a
yang
dibandingkan ke switching gelombang persegi "
rasio pemakaian saklar maksimum ?
a a
m m
8
1
1 #
1

(85
/1)
(P$%, m
a
J1.:)
,leh karena itu, teoti rasio pemakaian saklar maksimum pada
P$% switching adalah hanya :.1#/ saat m
a
? 1, sebagaimana
dibandingkan dengan :.1< pada inverter gelombang persegi.
8-3 I"-!%.!% 3 F$0$
Pada aplikasi seperti penyuplaian daya ac yang kontinu
dan pengarah motor ac, inverter * fasa sangat sering digunakan
untuk menyuplai beban * fasa.
Pada umumnya inverter * fasa terdiri dari * kaki, satu
kaki untuk satu fasa, sebagaimana terlihat pada gambar 85#1.
Setiap kaki inverter, salah satunya sama dengan yang
di!elaskan pada section 85#. ,leh karena itu, output dari setiap
kaki misalkan 9
AF
(yang berkaitan dengan bus dc negatif),
bergantung hanya pada 9
d
dan keadaan pensaklaran. 'egangan
output tidak bergantung pada arus beban output selama salah
satu dari dua saklar pada salah satu kaki selalu hidup. +isini
lagi5lagi kita mengasumsikan pensaklaran yang ideal.
-arenanya, tegangan output dari inverter tidak bergantung
pada arah dari arus beban.
*: | P a g e
2ambar 85#1
8-3-1 PWM *$$ I"-!%.!% !"#$" S&4'!% T!#$"#$" T)#$
F$0$
Sama dengan inverter satu fasa, tu!uan dari P$%
nverter * fasa adalah untuk membentuk dan mengontrol
magnitude tegangan output * fasa. +an frekuensi dengan
tegangan input 9
d
konstan. Untuk memperoleh keseimbangan
tegangan output * fasa pada inverter * fasa P$%, gelombang
tegangan segi tiga dibandingkan * tegangan kontrol sinusoidal
yang berbeda fasa 1#:
:
, seperti yang ditun!ukan pada gambar
85##a (untuk m
f
? 1/).
Perlu dicatat dari gambar 85##b bahwa !umlah identik
dari komponen dc rata5rata ditun!ukan pada tegangan output
9
AF
dan 9
AF
, dimana diukur berdasarkan bus dc negatif.
*1 | P a g e
+alam inverter * fasa, hanya harmonisa dari tegangan
line to line yang perlu diperhatikan. =armonisa dari output
tiap5tiap kaki, contohnya 9
AF
pada gambar 85##b, adalah
identik dengan harmonisa pada 9
Ao
pada gambar 85/, dimana
hanya harmonisa yang tidak teratur berlaku sebagai sidebands.
Pertimbangan mengenai P$% dapat disimpulkan
sebagai berikut "
1. 2ntuk nilai m
f
3ang rendah, untuk mengurangi
harmonisa yang ter!adi, P$% sinkron harus digunakan
dan m
f
harus integer yang tak teratur.
#. 2ntuk nilai m
f
3ang tinggi4 berlaku pernyataan pada
bagian 85#515# untuk P$% satu fasa.
*. Selama overmodulation 5m
a
6 0!74 tanpa melihat nilai
m
f
, kondisi yang berkaitan dengan m
f
kecil harus
diamati.
8-3-1-1 L)"!$% M+&,$.)+" (4
$
6 178)
+alam kondisi linear, komponen frekuensi dasar dari
macam5macam tegangan output adalah linear dengan rasio
amplitudo modulasi m
a
.)
*# | P a g e
2ambar 85##
+ari gambar 85/b dan 85##b, nilai puncak dari komponen
frekuensi dasar di salah satu kaki inverter adalah "
** | P a g e
(V
AF
)
1
? m
a
9
d
8# (85/<)
,leh karena itu, tegangan rms line to line pada frekuensi dasar
adalah "
9
D5D
?
1
) (
#
*
A# V
? :.<1# m
a
9
d
(m
a
J1.:)

(85/@)
'egangan harmonik rms ditun!ukan pada tabel 85#.
8737172 O-!%4+&,$.)+" (4
$
9 178)
+alam P$% overmodulation, puncak dari tegangan
kontrol dibolehkan untuk melebihi puncak gelombang segitiga.
'idak seperti kondisi linear, pada operasi ini, magnitude
tegangan frekuensi dasar tidak bertambah sebanding dengan
m
a
. =al ini ditun!ukkan pada gambar 85#*, dimana nilai rms
dari frekuensi dasar tegangan line to line 9
DD
di plot sebagai
fungsi dari m
a
. Sama dengan P$% satu fasa, untuk nilai m
a
yang cukup besar, P$% didasarkan pada gelombang inverter
gelombang5persegi. =asil pada nilai maksimum dari 9
DD
sama
dengan :.@89
d
di!elaskan pada bagian berikutnya.
T$'!, 8-27
m
a
h
:.# :.1 :.< :.8 1.:
1 :.1## :.#1/ :.*<@ :.1B: :.<1#
m
f
N# :.:1: :.:*@ :.:8: :.1*/ :.1B/
m
f
N1 :.:/ :.:11
#m
f
N1 :.11< :.#:: :.##@ :.1B# :.111
#m
f
N/ :.::8 :.:#:
*m
f
N# :.:#@ :.:8/ :.1#1 :.1:8 :.:*8
*m
f
N1 :.::@ :.:#B :.:<1 :.:B<
1m
f
N1 :.1:: :.:B< :.::/ :.:<1 :.:1#
*1 | P a g e
1m
f
N/ :.:#1 :.:/1 :.:@*
1m
f
N@ :.:1: :.:*:
2ambar 85#*
8-3-2 O*!%$0) G!,+4'$"# P!%0!#) *$$ I"-!%.!% 3 F$0$
*/ | P a g e
Cika tegangan input dc terkontrol, inverter pada gambar
85#1a dapat dioperasikan pada model gelombang persegi.
+alam operasi model gelombang persegi, inverter tidak dapat
mengontrol magnitude tegangan output ac. ,leh karena
itu,tegangan input dc harus dikontrol dalam hal pengontrolan
magnitude output. +isini, komponen frekuensi dasar tegangan
rms line to line pada output dapat ditun!ukan pada persamaan
851*.
9
DD1
?
d
d
V
V
@8 . :
#
8 1
#
*

(85/8)
2elombang tegangan output line to line tidak
bergantung pada beban harmonik,yang amplitudonya menurun
berbanding terbalik dengan harmoniknya seperti yang
ditun!ukan pada gambar 85#1c "
d 11h
V
h
V
@8 . :

(85/B)
+imana h ? <n N 1 (n?1,#,*,OO)
*< | P a g e
8-: Pfek $aktu -osong Pada 'egangan nverter
P$%
Pfek waktu kosong pada tegangan keluaran diuraikan oleh
salah satu kaki satu fasa atau tiga fasa penyearah !embatan
penuh,seperti terlihat pada gambar 85*1 a.switch diasumsikan
ideal,yang mana status dari dua switch pada penyearah
bergantian secara simultan dari on ke off dan sebaliknya.
v
control
merupakan tegangan dc konstan,sesuai dengan gambar 85
<Ggambar tersebut membandingkan dengan gelombang segitiga
v
tri
yang menentukan switching pada saat tertentu dan sinyal
switch kontrol
v
control
(ideal) sesuai gambar 85*1b,asumsikan
switch ideal.
(a)
*@ | P a g e
F)#&%! 8-31 Pfek waktu kosong

t
.
*8 | P a g e
+alam prakteknya,karena keterbatasan waktu turn on
dan turn off diasosiasikan dengan banyak switch,sebuah switch
akan berhenti beroperasi !ika waktu switching seke!ap sa!a
seperti gambar 85*1b.Aagaimanapun,operasi dari switch
lainnya pada penyearah ditunda oleh waktu kosong
t
Q
,dapat
diplih dengan bebas untuk menghindari Rshoot throughS atau
arus crosss5conduction.$aktu kosong ini dipilih dalam
beberapa mikrosekon intuk switching alat cepat seperti
%,S>P's dan lebih besar unruk switching alat yang lebih
lambat.Sinyal pengontrol switch berada pada waktu kosong
seperti gambar 85*1c.
-arena kedua switch off sepan!ang waktu kosong,
v
AF
sepan!ang interval tergantung dari besarnya
i
A
,seperti gambar
851*d untuk
i
A
6 :,dan gambar 85*1e untuk
i
A
7
:.%embandinkan bentuk gelombang ideal
v
A#
tanpa waktu
kosong terhadap bentuk gelombang aktual dengan waktu
kosong,perbedaan tegangan keluaran ideal dan aktual adalah

v
T
? (
v
A#
)
ideal
I (
v
A#
)
actual
+engan
v
T
rata5rata melebihi satu periode waktu frekuensi
switching,kita dapat memperoleh perubahan tegangan keluaran
selama
t
Q
"
4(
t
Q
8 T
S
) 9
d

i
A
6 :
Q9
A#
?
5(
t
Q
8
T
S
) 9
d
i
A
7 :
Persamaan diatas menggambarkan bahwa Q9
AF
tdak
tergantung pada besarnya arus tapi tergantung pada polaritas
*B | P a g e
arus.Aagaimanapun,Q
AF
sebanding terhadap waktu kosong
t
Q
dan frekuensi switching
f
s
(?18 T
s
).
Analisa diatas !uga berlaku untuk kaki A penyearah satu fasa
sesuai gambar 85*#a dan berlaku
i
A
? 5
i
A
G
5(
t
Q
8 T
s
)9
d
Q9
8#
?
4(
t
Q
8 T
s
)9
d

-arena
v
o
?
v
A#
5
v
8#
dan
i
o
?
i
A
,maka
Q9
A#
5 Q9
8#
? ?(#
t
Q
8 T
s
)9
d

i
o
6 :
Q9
o
?
5(#
t
Q
8 T
s
)9
d

i
o
7
:
(a)
1: | P a g e
(b)
F)#&%! 8-32 Pfec dari

t
pada
o
V
dimana
o
V
didefinisikan sebagai drop tegangan !ika positif.
Plot kurva 9
o
sebagai fungsi dari
v
control
ditun!ukkan oleh figur
85*#b,dengan dan tanpa waktu kosong.
Cika converter gelombang penuh seperti figue 85*# a adalah
adalah pulsa lebar yang termodulasi,maka
v
controk
adalah
tegangan dc yang konstan dalam kedaaan steady state.
Untuk
v
control
sinusoidal pada inverter P$% gelombang penuh
satu fasa,maka tegangan output rata5rata 9
o
(t) situn!ukkan oleh
figur 85** untuk arus beban
i
o
yang diasumsikan tertinggal
dari 9
o
(t).
11 | P a g e
F)#&%! 8-33 Pfec dari

t
pada output sinusoidal.
87; Skema Switching Penyearah Dain
85<51. Switching 2elombang Pulsa Persegi
+isini,setiap tegangan output adalah gelombang persegi
kecuali beberapa bentuk (atau pulsa) untuk mengontrol
amplitude pokok.
85<5#.Switching Program Pleminasi =armonic
'eknik ini merupakan kombinasi antara switching gelombang
persegi dengan P$% untuk mengontrol tegangan output yang
pokok untuk mengeliminasi harmonic keluaran.
'egangan
v
Ao
,dari kaki penyearah,berukuran ; 9
d
diplot pada kurva 85*1a,dimana ada enam buah dera!at pada
gelombang output,untuk mengontrol besar tegangan dan untuk
menghapus harmonic lima dan tu!uh.+alam setengah
putaran,setiap dera!at memberikan satu kebebasan,oleh karena
1# | P a g e
itu pada setengah gelombang terdiri dari * buah dera!at untuk
mengontrol dan menghapuskan bdua !enis harmonic.
>igur 85*1a menun!ukkan bahwa gelombang output
memiliki memiliki setengah gelombang simetri gan!il.,leh
karena itu,hanya harmonik yang gan!il yang akan hadir.
(a)
1* | P a g e
(b)
F)#&%! 8-33 Program eleiminasi harmonic lima dan tu!uh
+alam operasi gelombang persegi,komponen frekuensi
tegangan adalah
# 8
) (
1
d
Ao
V
V
?

1
? 1.#@*
-arena dera!at berfumgsi untuk menghapuskan
harmonic lima dan tu!uh,amplitude ma.imum akan
dihasilkan.sehingga
# 8
) (
d
Ao
V
V
? 1.188
Filai dari L
1
,L
#
,dan L
*
diplot pada figur 85*1b sebagai
fungsi dari tegangan output.
85<5*. %odulasi Pengatur Arus
+alam aplikasinya sebagai dc dan ac motor servo,motor
tersebut adalah motor arus(suplai oleh switch mode converter
atau inverter yang butuh untuk dikontrol,sekalipun 9S selalu
digunakan.
Ada beberapa cara untuk memperoleh sinyal switching
untuk switch inverter untuk mengontrol arus output inverter.
8-;-3-1 T'&!"!*6! B#*d C'*."'&
lustrasinya pada figur 85*/ untuk arus
A
i
sinusoiidal,dimana
fasa aktual arus
A
i
dibandingkan dengan telerance band .Cika
arus aktual dalam figur 85*/a dicoba untuk melebihi the upper
tolerance band,
A
T
5akan beropersi.Sebaliknya switching
ter!adi !ika arus actual dicoba dibaeah the lower tolerance
band.-ontrolnya dilakukan sesuai dengan blok duagram figur
85*/b.
11 | P a g e
(a)
1/ | P a g e
(b)
F)#&%! 8-3: 'olerence band current control
8-;-3-2 F%7!d F"!8-!*69 C'*."'&
-ontrol frcuency arus ditu!ukkan pada gambar 85*<.-esalahan
antara arus reference dengan arus aktual dikeraskan oleh
kontrol P.-eluaran
control
v
dari amplifier
dibandingkandengan fi.5frecuencygelombang triangular
trii
v
.-esalahan positif (
A
i
U5
A
i
)dan,karena itu,
control
v
positif
adalah sebagai tegangan output inverter.
F)#&%! 8-3; Eontrol arus frekuensi
8-;-3 Skema Switching Gabungan "armonic #etralisasi
&engan +odulasi &an "ubungan Trafo
+alam beberapa aplikasi seperti siplai tiga fasa,biasanya
mensyaratkan memilikio isolasi trafo pada
output.Aplikasinya,tegangan output trafo dimanfaatkan dalam
1< | P a g e
mmenghapus harmonic.+alam hal ini teknik program eliminasi
harmonic dapat digunakan untuk mengontrol tegangan dan
untuk menghapus beberapa harmonic.
8-< M'd! O!"#$% R!6.%:%!"
%ode operasi recrifier yang dibicarakan adalah untuk
converter yiga fasa,prinsipnya sama dengan converter satu
fasa.
Sebagai contoh,denagn mengingat sistem tiga fasa
seperti figur 85*@a.Pada figur 85*@b,mode operasi motor
ditun!ukkan dimana tegangan converter
A#
V
dsuplai ke motor
yang tertinggal dari P
A
dengan sudut V.-omponen aktif (
A
-
)
' dari
A
-
adalah fasa dai P
A
,oleh karena itu converter
beroperasi dalam mode inverter.
Sudut fasa dari tegangan ac yang dihasilkan oleh
converter dapat dikontrol.Cika tegangan converter
A#
V
dibuat
untuk tertinggal dari P
A
oleh sudut V yang sama ,diagram
phasor figur 85*@c menun!ukkan componen aktif (
A
-
) ' dari
A
-
sekarang berbeda 18:
o
dengan P
A
.
+alam faktanya,
A#
V
dapat dikontrol dengan
!arak dan fasa.Asumsikan bahwa P
A
tidak dapat ditukar
seketika,figur 85*@c menun!ukkan locus dari phasor
A#
V
yang
dapat men!aga arus agar konstan.
1@ | P a g e
(a)
(b)
(c)
18 | P a g e
(d)
F)#&%! 8-3< ,peration modes" (a) circuitG(b)mode inverterG(c)
mode rectifierG
A
-
konstan

Anda mungkin juga menyukai