dimana
kontrol
V
0
adalah puncak amplitud dari sinyal kontrol.
Amplitud
tri
V
0
dari sinyal triangular tetap konstan.
3atio frekuensi modulasi m
f
adalah "
1
f
f
m
s
f
Pada inverter gambar 8./b, switch '
A4
dan '
A5
dikontrol berdasarkan pada gabungan
kontrol
V
0
dan
tri
V
0
, dan
hasil tegangan output tidak tergantung dari arah i
o
"
kontrol
V
0
6
tri
V
0
, '
A4
menyala,
d Ao
V v
#
1
/ | P a g e
kontrol
V
0
7
tri
V
0
, '
A5
menyala,
d Ao
V v
#
1
-arena kedua switch tidak pernah mati bersamaan,
tegangan output v
Ao
akan berkisar antara dua nilai (18# 9
d
dan
518# 9
d
).
Spektrum harmonik dari v
Ao
dibawah kondisi yang
diindikasikan dalam gambar 8./a dan 8./b, tampak pada 8./c,
dimana tegangan harmonik normalisasi
( )
d h Ao
V V
#
1
8
0
memiliki
amitud yang perlu diplot. Plot ini (dari
: . 1
a
m
)
menun!ukkan tiga hal penting berikut "
1. Puncak amplitud dari komponen frekuensi
( )
1
0
Ao
V
adalah m
a
waktu ; 9
d
. ni bisa di!elaskan dengan
pengkondisian pertama sebuah
kontrol
v
konstan seperti
pada gambar 8.<a. dihasilkan dalam gelombang output
v
Ao
. 9
Ao
tergantung pada ratio
kontrol
v
dan
tri
V
0
untuk
9
d
yang diberikan.
#
0
d
tri
kontrol
Ao
V
V
v
V
tri kontrol
V v
0
,
_
+
1
#
1
T t f t f
dengan waktu origin tampak pada gambar 8./b dimana diplot
dari m
f
? 1/. plot spektrum harmonik tampak pada gambar
8./c.
Seperti yang telah diterangkan pada bagian 11, wilayah
overmodulation dipengaruhi pada penyediaan tenaga yang tak
terganggu karena kebutuhan bahan keras dalam memperkecil
penyimpangan tegangan keluaran. Pada induksi motor drives
diterangkan pada bagian 11, overmodulation biasanya
digunakan.
Untuk nilai m
a
yang cukup besar, bentuk gelombang
tegangan inverter merosot dari gelombang modulasi5denyut5
lebar men!adi gelombang siku, yang didiskusikan pada detail
dibagian selan!utnya. +ari gambar 858 dan perubahan
gelombang siku di!elaskan pada bagian berikutnya, dan bisa
dimasukkan pada wilayah overmodulation dengan m
a
61 .
8-2-2 SKEMA PERUBAHAN SQUARE WAVE
@ | P a g e
Pada skema perubahan s&uare wave, tiap perubahan
pan!ang inverter gambar 851 adalah setengah lingkaran (18:
o
)
dari frekuensi keluaran yang diinginkan. Aentuk gelombang
tegangan keluaran ditun!ukkan pada gambar 85Ba. +ari analisis
>ourier, nilai puncak frekuensi dasar dan komponen harmonik
pada bentuk gelombang keluaran inverter bisa didapatkan
dengan memasukkan nilai v
d
seperti "
(V
0
Ao
) ?
,
_
#
#@* . 1
#
1 Vd Vd
dan
(V
0
Ao
)? (V
0
Ao
)8h
8 | P a g e
dimana tingkat harmonik h hanya diambil nilai gan!il, seperti
pada gambar 85Bb. ni harus dicatat bahwa perubahan s&uare
wave !uga merupakan kasus unik pada perubahan SP$%
ketika m
a
men!adi begitu besar yang mengontrol perpotongan
bentuk gelombang tegangan dengan bentuk gelombang segi5
tiga pada gambar 85/a hanya pada nol memotong v
control
. ,leh
karena itu, tegangan keluaran adalah m
a
bebas wilayah
gelombang gerga!i, seperti pada gambar 858.
Satu keuntungan operasi s&uare wave adalah tiap
pergantian perubahan inverter dinyatakan hanya dua kali per5
putaran, ini sangat penting pada tingkat tenaga yang sangat
tinggi dimana perubahan kedudukan solid biasanya meniliki
kecepatan menyala dan mati lebih lambat. Satu kerugian serius
dari perubahan gelombang gerga!i yaitu inverter tidak mampu
mengatur tegangan keluaran yang besar. ,leh karena itu,
tegangan dc v
d
yang masuk ke inverter harus disesuaikan untuk
mengontrol besarnya tegangan keluaran pada inverter.
Gambar 8-9 square wave switching
B | P a g e
8-3 INVERTERS SATU FASA
8-3-1 INVERTER HALF-BRIDGE (FASE TUNGGAL)
Gambar 8-! "alf bridge inverter
2ambar 851: menun!ukkan inverter setenganh
jembatan +isini, dua kapasitor yang sama disambung seri
memotong dc masuk dan simpangannya terletak pada potensial
tengah, dengan tegangan 18#V
d
melalui tiap kapasitor.
-apasitas yang cukup besar harus digunakan karena layak
untuk mengasumsi bahwa potensial pada titik o tetap dc
negative berarti #. ,leh karena itu sirkuit ini identik pada
inverter one5leg dasar yng didiskusikan pada detail
sebelumnya, dan v
o
? v
Ao
.
+engan mengasumsikan perubahan P$%, kita
menemukan bahwa bentuk gelombang tegangan keluaran akan
sama seperti gambar 85/b. ni harus dicatat bahwa dengan
tanpa melihat perubahan kedudukan, arus diantara dua
1: | P a g e
kapasitor $
%
dan $
-
(yang mempunyai nilai yang sama dan
sangat besar) terbagi dua sama besar. -etika T
%
tertutup, maka
konduksi T
%
atau &
%
tergantung pada arah arus keluarannya,
dan i
o
terpecah dua sama besar diantara dua kapasitor. ,leh
karena itu, kapasitor $
%
dan $
-
sangat efektif terpasang paralel
pada !alur i
o
. ni !uga men!elaskan kenapa persimpangan o
pada gambar 851: tetap pada potensial tengah.
Semen!ak i
o
harus mengalir melalui kombinasi parallel
$
%
dan $
-
, i
o
pada keadaan tetap tidak bisa memiliki komponen
dc. ,leh karena itu kapasitor ini beker!a seperti kapasitor
penghambat dc, hal tersebut menghilangkan ke!enuhan trafo
dari sisi primer, !ika trafo digunakan pada keluaran untuk
menyediakan isolasi listrik. Se!ak arus pada lilitan primer
seperti trafo tidak akan dipaksa men!adi nol tiap perubahannya,
-ebocoran energi induksi pada trafotidak menun!ukkan
masalah pada perubahannya.
Pada inverter half5bridge, puncak tegangan dan arus
dihitung pada perubahan seperti berikut "
9
'
? 9
d
+an
' ?
i
o
8-3-2 INVERTER FULL-BRIDGE (FASE TUNGGAL)
nverter full-bridge ditun!ukkan pada gambar 8511.
nverter ini terbagi dua inverter one5leg dari tipe yang telah
didiskusikan pada bagian 85# dan diutamakan lebihdari
pengaturan lain pada tingkat tenaga yang lebih tinggi. +engan
tegangan dc masukan yang sama, tegangan keluaran
maksimum
11 | P a g e
Gambar 8- inverter satu fasa jembatan 'enuh
inverter full5bridge adalah dua kali dari inverter half5bridge. ni
menyiratkan bahwa untuk tenaga yang sama, arus keluaran dan
perubahan arus adalah satu5setengah dari keduanya untuk
inverter half5bridge. Pada tingkat tenaga tinggi, ini merupakan
keuntungan berbeda, ketika diperlukan sedikit parallel pada
alat.
8-3-2-1 PWM !"#$" P!%&'$($" T!#$"#$" B)*+,$%
Pada gambar diatas saklar yang berlawanan secara
diagonal ('
A4
, '
A5
) dan ('
A 5
, '
A4
) pada gambar 85
11.+engan tipe pensaklaran P$% ini, bentuk gelombang
tegangan keluaran dari leg A adalah serupa dengan keluaran
one leg inverter pada bagian 85#, dimana gelombang keluaran
ditentukan dengan membandingkan tegangan control dengan
tegangan trigger seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini"
1# | P a g e
Gambar 8-( )*+ dengan 'ensaklaran tegangan dua kutub
-etika saklar '
A4
di on kan dan 9
Ao
adalah sebanding dengan
; 9
d
, ketika '
A5
di on kan dan 9
Ao
? 5 ; 9
d,
sehingga dapat
ditulis "
9
Ao
(t) ? 5 9
Ao
(t)
9o (t) ? 9
Ao
(t) 5 9
Ao
(t) ? # 9
Ao
(t)
Aentuk gelombang keluaran ditun!ukkan pada gambar 851# (b).
I"-!%.!% !"#$" F)/.)+&0 1),.!%
1* | P a g e
Gambar 8-, -nverter dengan .ictious .ilter
Cika beban seperti yang ditun!ukkan pada fig 851*,
dimana e
o
adalah gelombang sinus dengan frekuensi
1
, arus
keluaran akan berbentuk sinusoidal dan akan mendahului
tegangan untuk bebabn induktif, seperti pada motor ac "
o
? #
o
sin (
1
t 5
)
Pada sisi dc, filter D5E akan memfilter frekuensi
switching tinggi pada i
d
, dan i
d
akan hanya terdiri
darifrekuensi rendah dan komponen dc. +engan
mengasumsikan tidak ada energi yang disimpan pada filter,
9
d
i
d
(t) ? v
o
(t)i
o
(t) ? # 9o sin
1
t # o sin (
1
t 5
)
Sehingga "
i
d
(t) ?
# 1
) # cos( cos
d d
- - t
Vd
Vo-o
Vd
Vo-o
+
?
cos #
# d d
- - ) # (
1
t
dimana "
d
-
?
cos
Vd
Vo-o
#
1
#
d
-
Vd
Vo-o
11 | P a g e
Arus input inverter i
d
terdiri dari
d
i
# 8
# 8
) cos(
#
d h Vo
?
d h Vd ) cos(
#
Cadi (V o)
h
?
) sin(
1
h Vd
h
(85*@)
+imana M ?B:
:
I ; L dan h adalah integer.
## | P a g e
2ambar 851@ memperlihatkan variasi komponen
frekuensi dasar sebagaimana tegangan harmonik sebagai fungsi
L.
8.3.2./ P!(#0#%#* S#0&#" P#d# I*1!".!" 2!()#.#* P!*-3
Sama dengan inverter ; !embatan penuh, !ika trafo
dipakai pada output dari inverter !embatan penuh, induktansi
bocor trafo tidak akan membuat saklar bermasalah.
'egangan puncak switching dan rating arus yang ada
pada inverter !embatan penuh adalah sebagai berikut "
9
'
? 9
d
(85*8)
+an
d
? i
:,peak
(85*B)
8.3.2.4 R%!& #d# O-.-. I*1!".!" S#.- F#$#
3iple pada gelombang yang berulang mengacu pada
perbedaan nilai sesaat dari gelombang dan komponen frekuensi
dasar.
2ambar 8518a memperlihatkan inverter switch5mode
satu fasa. nverter ini diasumsikan menyuplai beban induksi
motor, yang ditun!ukkan dengan menggunakan rangkaian
ekivalen dengan ggl induksi (emf) e
:
. Selama e
:
(t) sinusoidal,
hanya komponen sinusoidal (frekuensi dasar) dari tegangan
output dan arus inverter yang mempengaruhi transfer daya ke
beban.
Selama prinsip superposisi berlaku disini, semua riple
di v
:
terlihat bersebrangan dengan D dimana "
9
ripple
(t) ? v
:
I v
:1
(8511)
Untuk riple arus output dapat dihitung dengan "
#* | P a g e
i
ripple
(t) ?
+
t
k d Vri''le
1
:
) (
1
(85
1#)
dimana k adalah konstanta dan
o,ma.
pada rating maksimum output. +engan 9
'
dan
'
sebagai
rating arus dan tegangan puncak dari saklar, kombinasi
pemakaian dari semua saklar pada inverter dapat di!elaskan "
3asio pemakaian saklar ?
T T
o o
- qV
- V
ma. , 1
(85
1<)
+imana & adalah !umlah saklar pada inverter.
Untuk membandingkan pemakaian saklar pada
bermacam inverter satu fasa, kita pada awalnya akan
membandingkannya untuk operasi mode gelombang persegi
pada rating maksimum output. (pemakaian saklar maksimum
ter!adi saat 9
d
? 9
d,ma.
)
P-$3--&& %*1!".!"
9
'
? #9
d,ma.
'
?
n
-
o ma. ,
# 9
o1,ma.
?
n
V
d ma. ,
#
1
&
? # (851@)
(n? rasio trafo, gambar 85#:)
rasio pemakaian saklar maksimum ?
1< . :
#
1
(8518)
#8 | P a g e
I*1!".!" 2!()#.#* 5 P!*-3
9
'
? 9
d,ma.
'
?
ma. ,
#
o
-
9
o1,ma.
?
#
#
1
ma. , d
V
& ?
# (851B)
rasio pemakaian saklar maksimum ?
1< . :
#
1
(85/:)
I*1!".!" 2!()#.#* P!*-3
9
'
? 9
d,ma.
'
?
ma. ,
#
o
-
? ma. ,
#
1
d
V
& ? 1
(85/1)
rasio pemakaian saklar maksimum ?
1< . :
#
1
(85/#)
ni menun!ukan bahwa setiap inverter, rasio pemakaian saklar
maksimum adalah sama.
+alam prakteknya, rasio pemakaian saklar akan lebih
rendah dari :.<. hal ini dikarenakan "
1. 3ating saklar dipilih secara bebas menghasilkan batas
yang aman.
#. +alam menentukan rating arus saklar pada P$%
inverter, salah satunya harus didasarkan pada tegangan
dc input yang sesuai.
*. 3iple arus output akan mempengaruhi rating arus
saklar.
Saat tegangan5arus output dibandingkan ke rating maksimum
output, pemakaian saklar akan berkurang secara linear. Eatatan
bahwa dalam menggunakan P$% switching dengan m
a
J1.:,
#B | P a g e
rasio ini akan lebih kecil akibat dari faktor (
81)m
a
yang
dibandingkan ke switching gelombang persegi "
rasio pemakaian saklar maksimum ?
a a
m m
8
1
1 #
1
(85
/1)
(P$%, m
a
J1.:)
,leh karena itu, teoti rasio pemakaian saklar maksimum pada
P$% switching adalah hanya :.1#/ saat m
a
? 1, sebagaimana
dibandingkan dengan :.1< pada inverter gelombang persegi.
8-3 I"-!%.!% 3 F$0$
Pada aplikasi seperti penyuplaian daya ac yang kontinu
dan pengarah motor ac, inverter * fasa sangat sering digunakan
untuk menyuplai beban * fasa.
Pada umumnya inverter * fasa terdiri dari * kaki, satu
kaki untuk satu fasa, sebagaimana terlihat pada gambar 85#1.
Setiap kaki inverter, salah satunya sama dengan yang
di!elaskan pada section 85#. ,leh karena itu, output dari setiap
kaki misalkan 9
AF
(yang berkaitan dengan bus dc negatif),
bergantung hanya pada 9
d
dan keadaan pensaklaran. 'egangan
output tidak bergantung pada arus beban output selama salah
satu dari dua saklar pada salah satu kaki selalu hidup. +isini
lagi5lagi kita mengasumsikan pensaklaran yang ideal.
-arenanya, tegangan output dari inverter tidak bergantung
pada arah dari arus beban.
*: | P a g e
2ambar 85#1
8-3-1 PWM *$$ I"-!%.!% !"#$" S&4'!% T!#$"#$" T)#$
F$0$
Sama dengan inverter satu fasa, tu!uan dari P$%
nverter * fasa adalah untuk membentuk dan mengontrol
magnitude tegangan output * fasa. +an frekuensi dengan
tegangan input 9
d
konstan. Untuk memperoleh keseimbangan
tegangan output * fasa pada inverter * fasa P$%, gelombang
tegangan segi tiga dibandingkan * tegangan kontrol sinusoidal
yang berbeda fasa 1#:
:
, seperti yang ditun!ukan pada gambar
85##a (untuk m
f
? 1/).
Perlu dicatat dari gambar 85##b bahwa !umlah identik
dari komponen dc rata5rata ditun!ukan pada tegangan output
9
AF
dan 9
AF
, dimana diukur berdasarkan bus dc negatif.
*1 | P a g e
+alam inverter * fasa, hanya harmonisa dari tegangan
line to line yang perlu diperhatikan. =armonisa dari output
tiap5tiap kaki, contohnya 9
AF
pada gambar 85##b, adalah
identik dengan harmonisa pada 9
Ao
pada gambar 85/, dimana
hanya harmonisa yang tidak teratur berlaku sebagai sidebands.
Pertimbangan mengenai P$% dapat disimpulkan
sebagai berikut "
1. 2ntuk nilai m
f
3ang rendah, untuk mengurangi
harmonisa yang ter!adi, P$% sinkron harus digunakan
dan m
f
harus integer yang tak teratur.
#. 2ntuk nilai m
f
3ang tinggi4 berlaku pernyataan pada
bagian 85#515# untuk P$% satu fasa.
*. Selama overmodulation 5m
a
6 0!74 tanpa melihat nilai
m
f
, kondisi yang berkaitan dengan m
f
kecil harus
diamati.
8-3-1-1 L)"!$% M+&,$.)+" (4
$
6 178)
+alam kondisi linear, komponen frekuensi dasar dari
macam5macam tegangan output adalah linear dengan rasio
amplitudo modulasi m
a
.)
*# | P a g e
2ambar 85##
+ari gambar 85/b dan 85##b, nilai puncak dari komponen
frekuensi dasar di salah satu kaki inverter adalah "
** | P a g e
(V
AF
)
1
? m
a
9
d
8# (85/<)
,leh karena itu, tegangan rms line to line pada frekuensi dasar
adalah "
9
D5D
?
1
) (
#
*
A# V
? :.<1# m
a
9
d
(m
a
J1.:)
(85/@)
'egangan harmonik rms ditun!ukan pada tabel 85#.
8737172 O-!%4+&,$.)+" (4
$
9 178)
+alam P$% overmodulation, puncak dari tegangan
kontrol dibolehkan untuk melebihi puncak gelombang segitiga.
'idak seperti kondisi linear, pada operasi ini, magnitude
tegangan frekuensi dasar tidak bertambah sebanding dengan
m
a
. =al ini ditun!ukkan pada gambar 85#*, dimana nilai rms
dari frekuensi dasar tegangan line to line 9
DD
di plot sebagai
fungsi dari m
a
. Sama dengan P$% satu fasa, untuk nilai m
a
yang cukup besar, P$% didasarkan pada gelombang inverter
gelombang5persegi. =asil pada nilai maksimum dari 9
DD
sama
dengan :.@89
d
di!elaskan pada bagian berikutnya.
T$'!, 8-27
m
a
h
:.# :.1 :.< :.8 1.:
1 :.1## :.#1/ :.*<@ :.1B: :.<1#
m
f
N# :.:1: :.:*@ :.:8: :.1*/ :.1B/
m
f
N1 :.:/ :.:11
#m
f
N1 :.11< :.#:: :.##@ :.1B# :.111
#m
f
N/ :.::8 :.:#:
*m
f
N# :.:#@ :.:8/ :.1#1 :.1:8 :.:*8
*m
f
N1 :.::@ :.:#B :.:<1 :.:B<
1m
f
N1 :.1:: :.:B< :.::/ :.:<1 :.:1#
*1 | P a g e
1m
f
N/ :.:#1 :.:/1 :.:@*
1m
f
N@ :.:1: :.:*:
2ambar 85#*
8-3-2 O*!%$0) G!,+4'$"# P!%0!#) *$$ I"-!%.!% 3 F$0$
*/ | P a g e
Cika tegangan input dc terkontrol, inverter pada gambar
85#1a dapat dioperasikan pada model gelombang persegi.
+alam operasi model gelombang persegi, inverter tidak dapat
mengontrol magnitude tegangan output ac. ,leh karena
itu,tegangan input dc harus dikontrol dalam hal pengontrolan
magnitude output. +isini, komponen frekuensi dasar tegangan
rms line to line pada output dapat ditun!ukan pada persamaan
851*.
9
DD1
?
d
d
V
V
@8 . :
#
8 1
#
*
(85/8)
2elombang tegangan output line to line tidak
bergantung pada beban harmonik,yang amplitudonya menurun
berbanding terbalik dengan harmoniknya seperti yang
ditun!ukan pada gambar 85#1c "
d 11h
V
h
V
@8 . :
(85/B)
+imana h ? <n N 1 (n?1,#,*,OO)
*< | P a g e
8-: Pfek $aktu -osong Pada 'egangan nverter
P$%
Pfek waktu kosong pada tegangan keluaran diuraikan oleh
salah satu kaki satu fasa atau tiga fasa penyearah !embatan
penuh,seperti terlihat pada gambar 85*1 a.switch diasumsikan
ideal,yang mana status dari dua switch pada penyearah
bergantian secara simultan dari on ke off dan sebaliknya.
v
control
merupakan tegangan dc konstan,sesuai dengan gambar 85
<Ggambar tersebut membandingkan dengan gelombang segitiga
v
tri
yang menentukan switching pada saat tertentu dan sinyal
switch kontrol
v
control
(ideal) sesuai gambar 85*1b,asumsikan
switch ideal.
(a)
*@ | P a g e
F)#&%! 8-31 Pfek waktu kosong
t
.
*8 | P a g e
+alam prakteknya,karena keterbatasan waktu turn on
dan turn off diasosiasikan dengan banyak switch,sebuah switch
akan berhenti beroperasi !ika waktu switching seke!ap sa!a
seperti gambar 85*1b.Aagaimanapun,operasi dari switch
lainnya pada penyearah ditunda oleh waktu kosong
t
Q
,dapat
diplih dengan bebas untuk menghindari Rshoot throughS atau
arus crosss5conduction.$aktu kosong ini dipilih dalam
beberapa mikrosekon intuk switching alat cepat seperti
%,S>P's dan lebih besar unruk switching alat yang lebih
lambat.Sinyal pengontrol switch berada pada waktu kosong
seperti gambar 85*1c.
-arena kedua switch off sepan!ang waktu kosong,
v
AF
sepan!ang interval tergantung dari besarnya
i
A
,seperti gambar
851*d untuk
i
A
6 :,dan gambar 85*1e untuk
i
A
7
:.%embandinkan bentuk gelombang ideal
v
A#
tanpa waktu
kosong terhadap bentuk gelombang aktual dengan waktu
kosong,perbedaan tegangan keluaran ideal dan aktual adalah
v
T
? (
v
A#
)
ideal
I (
v
A#
)
actual
+engan
v
T
rata5rata melebihi satu periode waktu frekuensi
switching,kita dapat memperoleh perubahan tegangan keluaran
selama
t
Q
"
4(
t
Q
8 T
S
) 9
d
i
A
6 :
Q9
A#
?
5(
t
Q
8
T
S
) 9
d
i
A
7 :
Persamaan diatas menggambarkan bahwa Q9
AF
tdak
tergantung pada besarnya arus tapi tergantung pada polaritas
*B | P a g e
arus.Aagaimanapun,Q
AF
sebanding terhadap waktu kosong
t
Q
dan frekuensi switching
f
s
(?18 T
s
).
Analisa diatas !uga berlaku untuk kaki A penyearah satu fasa
sesuai gambar 85*#a dan berlaku
i
A
? 5
i
A
G
5(
t
Q
8 T
s
)9
d
Q9
8#
?
4(
t
Q
8 T
s
)9
d
-arena
v
o
?
v
A#
5
v
8#
dan
i
o
?
i
A
,maka
Q9
A#
5 Q9
8#
? ?(#
t
Q
8 T
s
)9
d
i
o
6 :
Q9
o
?
5(#
t
Q
8 T
s
)9
d
i
o
7
:
(a)
1: | P a g e
(b)
F)#&%! 8-32 Pfec dari
t
pada
o
V
dimana
o
V
didefinisikan sebagai drop tegangan !ika positif.
Plot kurva 9
o
sebagai fungsi dari
v
control
ditun!ukkan oleh figur
85*#b,dengan dan tanpa waktu kosong.
Cika converter gelombang penuh seperti figue 85*# a adalah
adalah pulsa lebar yang termodulasi,maka
v
controk
adalah
tegangan dc yang konstan dalam kedaaan steady state.
Untuk
v
control
sinusoidal pada inverter P$% gelombang penuh
satu fasa,maka tegangan output rata5rata 9
o
(t) situn!ukkan oleh
figur 85** untuk arus beban
i
o
yang diasumsikan tertinggal
dari 9
o
(t).
11 | P a g e
F)#&%! 8-33 Pfec dari
t
pada output sinusoidal.
87; Skema Switching Penyearah Dain
85<51. Switching 2elombang Pulsa Persegi
+isini,setiap tegangan output adalah gelombang persegi
kecuali beberapa bentuk (atau pulsa) untuk mengontrol
amplitude pokok.
85<5#.Switching Program Pleminasi =armonic
'eknik ini merupakan kombinasi antara switching gelombang
persegi dengan P$% untuk mengontrol tegangan output yang
pokok untuk mengeliminasi harmonic keluaran.
'egangan
v
Ao
,dari kaki penyearah,berukuran ; 9
d
diplot pada kurva 85*1a,dimana ada enam buah dera!at pada
gelombang output,untuk mengontrol besar tegangan dan untuk
menghapus harmonic lima dan tu!uh.+alam setengah
putaran,setiap dera!at memberikan satu kebebasan,oleh karena
1# | P a g e
itu pada setengah gelombang terdiri dari * buah dera!at untuk
mengontrol dan menghapuskan bdua !enis harmonic.
>igur 85*1a menun!ukkan bahwa gelombang output
memiliki memiliki setengah gelombang simetri gan!il.,leh
karena itu,hanya harmonik yang gan!il yang akan hadir.
(a)
1* | P a g e
(b)
F)#&%! 8-33 Program eleiminasi harmonic lima dan tu!uh
+alam operasi gelombang persegi,komponen frekuensi
tegangan adalah
# 8
) (
1
d
Ao
V
V
?
1
? 1.#@*
-arena dera!at berfumgsi untuk menghapuskan
harmonic lima dan tu!uh,amplitude ma.imum akan
dihasilkan.sehingga
# 8
) (
d
Ao
V
V
? 1.188
Filai dari L
1
,L
#
,dan L
*
diplot pada figur 85*1b sebagai
fungsi dari tegangan output.
85<5*. %odulasi Pengatur Arus
+alam aplikasinya sebagai dc dan ac motor servo,motor
tersebut adalah motor arus(suplai oleh switch mode converter
atau inverter yang butuh untuk dikontrol,sekalipun 9S selalu
digunakan.
Ada beberapa cara untuk memperoleh sinyal switching
untuk switch inverter untuk mengontrol arus output inverter.
8-;-3-1 T'&!"!*6! B#*d C'*."'&
lustrasinya pada figur 85*/ untuk arus
A
i
sinusoiidal,dimana
fasa aktual arus
A
i
dibandingkan dengan telerance band .Cika
arus aktual dalam figur 85*/a dicoba untuk melebihi the upper
tolerance band,
A
T
5akan beropersi.Sebaliknya switching
ter!adi !ika arus actual dicoba dibaeah the lower tolerance
band.-ontrolnya dilakukan sesuai dengan blok duagram figur
85*/b.
11 | P a g e
(a)
1/ | P a g e
(b)
F)#&%! 8-3: 'olerence band current control
8-;-3-2 F%7!d F"!8-!*69 C'*."'&
-ontrol frcuency arus ditu!ukkan pada gambar 85*<.-esalahan
antara arus reference dengan arus aktual dikeraskan oleh
kontrol P.-eluaran
control
v
dari amplifier
dibandingkandengan fi.5frecuencygelombang triangular
trii
v
.-esalahan positif (
A
i
U5
A
i
)dan,karena itu,
control
v
positif
adalah sebagai tegangan output inverter.
F)#&%! 8-3; Eontrol arus frekuensi
8-;-3 Skema Switching Gabungan "armonic #etralisasi
&engan +odulasi &an "ubungan Trafo
+alam beberapa aplikasi seperti siplai tiga fasa,biasanya
mensyaratkan memilikio isolasi trafo pada
output.Aplikasinya,tegangan output trafo dimanfaatkan dalam
1< | P a g e
mmenghapus harmonic.+alam hal ini teknik program eliminasi
harmonic dapat digunakan untuk mengontrol tegangan dan
untuk menghapus beberapa harmonic.
8-< M'd! O!"#$% R!6.%:%!"
%ode operasi recrifier yang dibicarakan adalah untuk
converter yiga fasa,prinsipnya sama dengan converter satu
fasa.
Sebagai contoh,denagn mengingat sistem tiga fasa
seperti figur 85*@a.Pada figur 85*@b,mode operasi motor
ditun!ukkan dimana tegangan converter
A#
V
dsuplai ke motor
yang tertinggal dari P
A
dengan sudut V.-omponen aktif (
A
-
)
' dari
A
-
adalah fasa dai P
A
,oleh karena itu converter
beroperasi dalam mode inverter.
Sudut fasa dari tegangan ac yang dihasilkan oleh
converter dapat dikontrol.Cika tegangan converter
A#
V
dibuat
untuk tertinggal dari P
A
oleh sudut V yang sama ,diagram
phasor figur 85*@c menun!ukkan componen aktif (
A
-
) ' dari
A
-
sekarang berbeda 18:
o
dengan P
A
.
+alam faktanya,
A#
V
dapat dikontrol dengan
!arak dan fasa.Asumsikan bahwa P
A
tidak dapat ditukar
seketika,figur 85*@c menun!ukkan locus dari phasor
A#
V
yang
dapat men!aga arus agar konstan.
1@ | P a g e
(a)
(b)
(c)
18 | P a g e
(d)
F)#&%! 8-3< ,peration modes" (a) circuitG(b)mode inverterG(c)
mode rectifierG
A
-
konstan