Anda di halaman 1dari 10

Mobilitas Penduduk dan Pembangunan Ekonomi

Prijono Tjiptoherijanto
*

Comment:

Pendahuluan Mobilitas penduduk merupakan bagian integral dari proses pembangunan secara keseluruhan. Mobilitas telah menjadi penyebab dan penerima dampak dari perubahan dalam struktur ekonomi dan sosial suatu daerah. Oleh sebab itu, tidak terlalu tepat untuk hanya menilai semata-mata aspek positif maupun negatif dari mobilitas penduduk terhadap pembangunan yang yang ada, tanpa memperhitungkan pengaruh kebaikannya. Tidak akan terjadi proses pembangunan tanpa adanya mobolitas penduduk. Tetapi juga tidak akan terjadi pengarahan penyebaran penduduk yang berarti tanpa adanya kegiatan pembangunan itu sendiri. Mobilitas Penduduk dan Perubahan Sosial Ekonomi Pertanyaan paling mendasar dalam menelaah mobilitas penduduk adalah mengapa penduduk memutuskan untuk pindah atau tetap tinggal di tempat asalnya! "ehubungan dengan pertanyaan ini, para pakar ilmu sosial melihat mobilitas penduduk dari sudut proses untuk mempertahankan hidup #$ilkinson 1%&'( )roek, *ulien +an den 1%%,-. Proses mempertahankan hidup ini harus dilihat dalam arti yang luas, yaitu dalam konteks ekonomi, sosial, politik, maupun budaya. Meskipun demikian, banyak studi memperlihatkan bah.a bentuk-bentuk keputusan serta moti/asi yang diambil oleh indu/idu akan sangat berlainan, antara karena alasan ekonomi dengan karena alasan politik #Peterson,$ 1%%0( 1un2, 3.4.(1%&'-. Perpindahan atau migrasi yang didasarkan pada motif ekonomi merupakan migrasi yang direncanakan oleh indi/idu sendiri secara sukarela #voluntary planned migraton-. Para penduduk yang akan berpindah, atau migran, telah memperhitungkan berbagai kerugian dan keuntungan yang akan di dapatnya sebelum yang bersangkutan memutuskan untuk berpindah atau menetap ditempat asalnya. 5alam hubungan ini tidak ada unsur paksaan untuk melakukan migrasi. Tetapi semenjak dasa.arsa 1%&6-an banyak dijumpai pula mobilitas penduduk yang bersifat paksaan atau 7dukalara8 atau terdesak #impelled- #Peterson,$ 1%,%-. Mobilitas penduduk akibat kerusuhan politik atau bencana alam seperti yang terjadi di "akel ataupun 9orn, :frika merupakan salah satu contoh. :danya berbagai tekanan dari segi politik, sosial, ataupun budaya menyababkan indi/idu tidak memiliki kesempatan dan kemampuan untuk melakukan perhitungan manfaat ataupun kerugian dari akti/itas migrasi tersebut. Mereka berpindah ke daerah baru dalam kategori sebagai pengungsi
*

Prof. 5r. Prijono Tjiptoherijanto adalah ;uru )esar Tetap )idang <lmu 3konomi "umberdaya Manusia pada =ni/ersitas <ndonesia. Pokok-pokok pikiran dalam tulisan ini pernah disampaikan dalam "imposium 5ua 9ari 1antor Mentrans dan 1ependudukan>):1MP di *akarta tanggal ?0-?, Mei ?666-red. Naskah No. 20, Juni-Juli 2000

#refugees-. Para pengungsi ini memperoleh perlakuan yang berbeda di daerah tujuan dengan migran yang berpindah semata-mata karena motif ekonomi #)eyer, ;unther( 1%@1( :delman 1%@@-. 5alam kenyataannya, secara konseptual maupun metodelogi, para ahli sampai saat ini masih mengalami kesulitan dalam membedakan secara lebih tajam antara migran dengan motif ekonomi dan migran karena motif-motif non ekonomi #1un2. 3. 4.( 1%&'( 1ing, Ausell 1%,,-. 5ari kacamata ekonomi, berbagai teori telah dikembangkan dalam menganalisa mobilitas penduduk. Teori-teori tersebut selama ini telah mengalami perkembangan yang sangat mendasar. "ejak teori mobilitas klasik 7individual relocaton8 yang dikembangkan oleh Aa/enstein pada tahun 1%@0, saat ini telah berkembang teori yang menekankan pada unsur sejarah, struktural, maupun kecenderungan global #Bolberg, :ristide, A. 1%@%-. Teori yang berorientasikan pada neoclassical economics sebagai contoh, baik makro maupun mikro lebih memberikan perhatian pada perbedaan upah dan kondisi kerja antar daerah atau antar negara, serta biaya, dalam keputusan seseorang melakukan migrasi. Menurut aliran ini, perpindahan penduduk merupakan keputusan pribadi yang didasarkan atas keinginan untuk mendapatkan kesejahteraan yang maksimum. :liran 7new economics of migration8, dilain pihak beranggapan bah.a perpindahan atau mobilitas penduduk terjadi bukan saja berkaitan dengan pasar kerja, namun juga karena adanya faktor-faktor lain. :liran ini juga menekankan bah.a keputusan untuk melakukan migrasi tidak semata-mata keputusan indi/idu saja, namun terkait dengan lingkungan sekitar, utamanya lingkungan keluarga. 5alam hal ini keputusan untuk pindah tidak semata ditentukan oleh keuntungan maksimum yang akan diperoleh, tetapi juga ditentukan oleh kerugian yang minimal yang dimungkinkan dan berbagai hambatan yang akan ditemui, dikaitkan dengan terjadinya kegagalan pasar #market failures- #Taylor( 1%,@( "tark( 1%%1-. )erbeda dengan keputusan indi/idu, keluarga atau rumah tangga berada pada posisi yang lebih mampu menangani resiko ekonomi rumah tangga pada saat migrasi dilakukan, melalui di/ersi/ikasi alokasi berbagai sumber yang dimiliki oleh keluarga atau rumah tangga, seperti misalnya dengan alokasi tenaga kerja keluarga. )eberapa anggota rumah tangga tetap bekerja di daerah asal, sementara yang lain bekerja di luar daerah ataupun luar negara. Pembagian tersebut pada dasarnya merupakan upaya meminimalkan resiko terhadap kegagalan yang mungkin terjadi akibat melakukan perpindahan atau migrasi. "elain itu, jika pasar kerja lokal tidak memungkinkan rumah tangga tersebut memperoleh penghasilan yang memadai maka pengiriman uang #remittances- yang dikirim dari anggota rumah tangga yang bekerja diluar daerah ataupun luar negara dapat membantu menopang ekonomi rumah tangga. :liran lain untuk menganalisis timbulnya minat melakukan migrasi adalah dual labor market theory. *ika dua pendekatan terdahulu dapat dikelompokkan sebagai 7micro-level decision model8, maka aliran 7dual labor market theory8 mengemukakan bah.a migrasi penduduk terjadi karena adanya keperluan tenaga kerja yang bersifat hakiki #intrisic labor demand- pada masyarakat industri modern #Piore 1%&%-. Menurut

paham ini migrasi terjadi karena adanya keperluan akan klasifikasi tenaga kerja tertentu pada daerah atau negara yang telah maju. 5engan demikian migrasi terjadi bukan karena push factors yang ada pada daerah asal, namun lebih karena adanya pull factors pada daerah tujuan( keperluan akan tenaga kerja dengan spesifikasi tertentu yang tidak mungkin dielakkan. Mengacu pada berbagai pendapat tersebut, pembangunan ekonomi memang akan mendorong terjadinya mobilitas dan perpindahan penduduk. Penduduk akan berpindah menuju tempat yang menjanjikan kehidupan yang lebih baik bagi diri maupun keluarganya, yang tidak lain adalah tempat yang lebih berkembang secara ekonomi dibandingkan dengan tempat asalnya.

Kebijaksanaan Ekonomi Makro dan Mobilitas di Indonesia Pola dan kenyataan migrasi penduduk di <ndonesia sangat jelas memperlihatkan keterkaitan dan hubungan antara strategi pembangunan ekonomi dengan pola mobilitas penduduk. "ejak pemerintah Orde )aru secara resmi berkuasa pada tahun 1%,&, paling tidak terdapat tiga pola kebijaksanaan ekonomi makro yang mempengaruhi persebaran dan mobilitas penduduk di <ndonesia. Pertama, strategi makro ekonomi makro yang dijalankan antara tahun 1%,& sampai 1%@6. Pada masa itu, kombinasi antara kebijaksanaan substitusi impor dan in/estasi asing di sektor perpabrikan #manufacturing- di <ndonesia telah meningkatkan polarisasi pembangunan terpusat pada metropolitan *akarta. :ntara tahun 1%&C-1%&% persentase sumbangan 51< *akarta dan daerah sekitarnya yaitu *a.a )arat terhadap pertumbuhan sektor manufacturing skala besar dan menengah di <ndonesia meningkat dari '@D menjadi C?D. 4aktor lain yang juga mendukung makin besarnya peranan 51< *akarta terhadap mobilitas penduduk adalah ekspansi atau perluasan yang cepat dari jasa-jasa kemiliteran, peningkatan lembaga-lembaga keuangan dan masuknya usaha bisnis asing serta tenaga asing untuk bekerja di sektor perminyakan, perusahaan asing, perusahaan konsultan, dan bahkan lembaga-lembaga donor internasional yang berkantor di *akarata. 1esemuanya ini menyebabkan meningkatnya keperluan akan perumahan dan juga menciptakan pasar untuk jasa-jasa yang lebih canggih #advaced- #5ouglass, M. 1%%? $irosuhardjo, 1 1%@,-. 1ecenderungan pola industrilisasi dan pemusatan kegiatan ekonomi di 51< *akarta serta daerah-daerah pesisir utara Pulau *a.a menyebabkan terjadinya proses urbanisasi yang cepat di daerah-daerah tersebut. Migrasi desa-kota dari daerah-daerah perdesaan di *a.a Timur, *a.a Tengah, Eogyakarta menuju ke kota-kota "urabaya, *akarta, serta beberapa kota di pesisir utara Pulau *a.a terjadinya secara berkelanjutan sehingga daerah-daerah tersebut meningkat dengan pesat, baik dari sisi pertambahan penduduk maupun perkembangan perekonomiannya. Pesatnya peningkatan urbanisasi tersebut juga berkaitan dengan ketidak -hasil alam lainnya, seperti karet dan hasil-hasil perkebunan lainnya, yang tentu saja mempengaruhi perolehan ekspor <ndonesia. "ementara itu ekspor kayu pun mengalami

banyak hambatan sehingga tingkat pertumbuhan ekonomi beberapa daerah di luar Pulau *a.a juga ikut terganggu. $alaupun pertumbuhan industri secara umum mengalami penurunan, perkembangan sektor perpabrikan #manufacturing- tetap terkonsentrasi di Pulau *a.a Pada tahun 1%@0, sekitar &,D dari seluruh tenaga kerja sektor manufacturing di <ndonesia terdapat di Pulau *a.a. "ementara itu &?D pembangunan fasilitas perkotaan dan perdesaan terpusat di Pulau *a.a, terutama di *akarta dan daerah pesisir utara Pulau *a.a. Penyebaran yang cepat dari proses mekanisasi sektor pertanian pada a.al dasa.arsa 1%@6-an juga menyebabkan makin menurunnya tenaga kerja yang dapat diserap di sektor ini. 1ecenderungan ini kemudian diikuti dengan berlangsungnya migrasi desa-kota. 1eadaan perekonomian yang terjadi pada saat itu sangat mempengaruhi proses urbanisasi selama kurun .aktu 1%@6-an. Pada kurun .aktu tersebut terjadi penurunan yang cukup signifikan dari migrasi desa-kota di berbagai .ilayah di <ndonesia, kecuali untuk 51< *akarta dan daerah pesisir utara Pulau *a.a. "ementara itu program trasmigrasi yang besar-besaran selama dekade 1%@6-an juga telah mempengaruhi pola distribusi penduduk, terutama proses urbanisasi di Pulau *a.a pada masa tersebut. "ebagian besar dari para trasmigran berasal dari *a.a Timur, *a.a Tengah, dan Eogyakarta. "ementara migrasi masuk ke *a.a yang berasal dari luar Pulau *a.a sebagian besar menuju *akarta dan daerah sekitarnya, termasuk *a.a )arat. Ketiga, Pada paruh kedua dasa.arsa 1%@6-an pemerintah memiliki minat yang besar untuk mengembangkan 1a.asan Timur <ndonesia #1T<-. <n/estasi pemerintah di ka.asan ini telah meningkat dari ?,D pada tahun 1%%' menjadi ?&,,D dari total in/estasi pemerintah seluruhnya pada tahun 1%%@. Peningkatan in/estasi pemerintah tersebut diikuti oleh peningkatan in/estasi s.asta dari 1CD menjadi 10,'D dari total in/estasi sa.sta pada kurun .aktu yang sama. "ementara itu pada periode yang sama in/estasi pemerintah di 1a.asan )arat <ndonesia #1)<- mengalami penurunan dari @0,&D menjadi @C,&D dari seluruh total in/estasi pemerintah. =paya menggeser pola mobilitas lebih kearah Timur mulai diusahakan sejak saat itu. :pakah kebijaksanaan tersebut akan mempengaruhi perpindahan penduduk ke ka.asan Timur <ndonesia!. )erdasarkan proyeksi pemerintah pada tahun 1%%@, proyeksi yang dibuat sebelum krisis ekonomi terjadi, terdapat lebih kurang ?,, juta kesempatan kerja di 1a.asan Timur <ndonesia #Aamelan,Aahardi 1%%C-. "edangkan seluruh kesempatan kerja yang diproyeksikan terdapat pada tahun itu sebanyak %6,& juta. Program yang Mungkin Dikembangkan )agaimana strategi pembangunan nasional dapat mempengaruhi persebaran dan mobilitas penduduk!. Pada tahun 1%%0 sekitar 0@D penduduk <ndonesia berdiam di Pulau *a.a. Persentase ini sedikit menurun dari ,',@D pada tahun 1%&1. "ementara itu Pulau "umatera didiami oleh hanya ?6,%D dari total penduduk pada tahun 1%%0.

"edangkan pada tahun 1%&1, jumlah penduduk Pulau "umatera sebesar 1&,0D dari seluruh penduduk <ndonesia. 1ecenderungan ini diikuti oleh Pulau 1alimantan di mana persentase penduduk di pulau ini meningkat dari C,CD menjadi 0,CD pada kurun .aktu yang sama. Persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan naik dari ??,CD pada 1%@6 menjadi '0D pada tahun 1%%0. Penduduk daerah perkotaan antara tahun 1%@6-1%%0 meningkat rata-rata 0-&D pertahun, sementara peningkatan penduduk daerah perdesaan hanya sekitar 1-1,?D pertahun pada periode yang sama. Pola migrasi penduduk di <ndonesia belum mengalami perubahan dengan arus migrasi masih berada di sekitar Pulau *a.a dan "umatera. Migrasi keluar dari Pulau *a.a terbanyak masuk ke Pulau "umatera. 5emikian juga migrasi keluar dari pulaupulau di 1a.asan Timur <ndonesia seperti 1alimantan, Papua, Maluku, kebanyakan masuk ke Pulau *a.a. ;ambaran diatas memperlihatkan bah.a pola migrasi di <ndonesia belum mampu mendorong pembangunan sumber daya manusia secara merata diseluruh ka.asan <ndonesia. :da kecenderungan migrasi internal yang terjadi justru berdampak negatif pada pembangunan daerah di luar Pulau *a.a, khususnya 1a.asan Timur <ndonesia. Tenaga kerja terdidik dari luar *a.a pada umumnya pindah ke Pulau *a.a terutama ke 51< *akarta dan *a.a )arat. "ebaliknya penduduk yang pindah keluar Pulau *a.a pada umumnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah. 1urangnya kesempatan kerja di luar Pulau *a.a merupakan alasan utama mengapa para tenaga kerja terdidik dari Pulau *a.a enggan pindah ke luar Pulau *a.a. "elain itu terpusatnya kegiatan ekonomi, pendidikan, dan politik di Pulau *a.a juga memberikan pengaruh pada pola perpindahan penduduk tersebut. $alaupun berbagai studi dan data memperlihatkan bah.a gerak pepindahan penduduk sangat dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi, beberapa negara mengembangkan kebijaksanaan pemindahan penduduk yang lebih terarah. +ietnam dan Fina memiliki kebijaksanaan langsung untuk mengarahkan persebaran penduduk mereka. )eberapa tahun setelah perang berakhir, +ietnam telah berhasil memindahkan penduduk dari daerah perkotaan ke daerah perdesaan dan dipekerjakan pada lahan-lahan pertanian yang ada. Fina pada tahun 1%0@ mengadakan registrasi rumah tangga. Melalui registrasi rumah tangga tersebut maka penduduk diklasifikasikan kedalam dua katagori, yaitu penduduk kota dan penduduk desa. Tujuannya adalah tidak saja untuk memonitor perpindahan penduduk, namun juga mempertahankan agar penduduk tetap berada di daerah sesuai dengan tempat kelahirannya #1im 1%%6-. 1ebijaksanaan ini dikenal dengan semboyan 7leave the land not the village.8 1ebijaksanaan langsung dalam mengendalikan gerak perpindahan penduduk dilandasi pemikiran untuk mencegah gejala migrasi penduduk menuju ke satu tempat saja, dan sekaligus berupaya meghilangkan kesenjangan ekonomi. 5ari perspektif moral, kebijaksanaan langsung semacam itu bertentangan dengan hak a2asi .arga negara. 1arena pada dasarnya setiap .arga negara berhak untuk bertempat tinggal dimana saja. Oleh karenanya, pendekatan kebijaksanaan langsung tersebut kurang populer dan tidak banyak negara yang menganut pendekatan tersebut. )agi <ndonesia, justru era reformasi saat ini, kebijaksanaan seperti itu perlu dikaji dan dipertimbangkan kembali.

Program trasmigrasi pada a.al perkembangannya dapat dicirikan sebagai upaya langsung mengarahkan mobilitas dan distribusi panduduk. Gamun sejalan dengan perkembangan .aktu dan perubahan keadaan, baik dalam tingkat kebijaksanaan maupun langkah-langkah pelaksanaan, program trasmigrasi saat ini sudah mulai dikaitkan dengan pembangunan daerah dan pembangunan .ilayah. Pada dasarnya hal ini merupakan inti dari pendekatan secara tidak langsung dari upaya pengarahan mobilitas dan persebaran penduduk. Oleh karenanya, untuk mempercepat kemampuan daerah untuk berkembang, otonomi yang seluas-luasnya perlu segera diberlakukan.

Mobilitas dan Otonomi Daerah 1etimpangan yang terjadi antara satu daerah dengan daerah lainnya menyebabkan penduduk terdorong atau tertarik untuk melakukan pergerakan dari satu daerah ke daerah lainnya. Oleh karena itu pembangunan daerah perlu diarahkan untuk lebih mengembangkan dan menyerasikan laju pertumbuhan antar daerah, antar daerah perkotaan dan daerah perdesaan, serta mampu membuka daerah terisolasi dan mempercepat pembangunan ka.asan yang tertinggal, seperti 1a.asan Timur <ndonesia. "ebagai contoh, adanya mobilitas penduduk dari daerah perdesaan ke daerah perkotaan mencerminkan perbedaan pertumbuhan dan ketidak merataan fasilitas pembangunan antar daerah perdesaan dan daerah perkotaan. "elama masih terdapat perbedaan tersebut, mobilitas penduduk akan terus berlangsung #Tjahyati, )udi 1%%0-. :palagi telah menjadi kenyataan yang secara umum diketahui bah.a pada beberapa negara berkembang, konsentrasi in/estasi dan sumber daya pada umumnya berada di daerah perkotaan #Aondineli and Auddle 1%&@ -. 1enyataan tersebut semakin diperburuk karena perencanaan spasial di negaranegara berkembang lebih didominasi oleh pendekatan 7dari atas8 #"tohr and Taylor 1%@1-. "trategi pembangunan semacam ini didasarkan pada tujuan utama dari pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi # Aondinelli and Audlle 1%&@-. 1arena itu proses pembangunan terutama dipusatkan pada sektor industri di daerah perkotaan, menekankan pada kegiatan ekonomi padat modal dan teknologi tinggi. Perluasan industri cenderung diikuti dengan kebijaksanaan subtitusi impor dalam rangka meningkatkan kemandirian ekonomi nasional. #Potter 1%@0-. "ebagai tanggapan atas proses pembangunan secara keseluruhan, pendekatan 7dari ba.ah8 #bottom-up- kemudian banyak dianut. Melalui pendekatan ini, tujuan utama seluruh proses pembangunan adalah lebih memeratakan kesejahteraan penduduk dari pada mementingkan tingkat pertumbuhan ekonomi #9ansen 1%@1-. 1arena itu pendekatan 7bottom-up8 berupaya mengoptimalkan penyebaran sumber daya yang dimiliki dan potensial keseluruh .ilayah. )anyak pemerintah di negara-negara sedang berkembang mengikuti aliran ini dengan maksud lebih menyeimbangkan pelaksanaan pembangunan, dalam arti memanfaatkan ruang dan sumber daya secara efisien. Pendekatan bottom-up mengisyaratkan kebebasan daerah atau .ilayah untuk merencanakan pembangunan sendiri sesuai dengan keperluan dan keadaan daerah masing-masing. Oleh karena itu otonomi yang seluas-luasnya perlu diberikan kepada

masing-masing daerah agar mampu mengatur dan menjalankan berbagai kebijaksanaan yang dirumuskan sendiri guna peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah atau ka.asan yang bersangkutan. Melalui otonomi daerah, yang berarti desentralisasi pembangunan, laju pertumbuhan antar daerah akan semakin seimbang dan serasi sehingga pelaksanaan pembangunan nasional serta hasil-hasilnya semakin merata di seluruh <ndonesia. )eberapa kata kunci yang perlu diberikan penekanan pada pembangunan daerah adalah #1- pembangunan daerah disesuaikan dengan prioritas dan potensi masingmasing daerah( dan #?- adanya keseimbangan pembangunan antar daerah. 1ata kunci pertama mengandung makna pada kesadaran pemerintah untuk melakukan desentralisasi pembangunan terutama berkaitan dengan beberapa sektor pembangunan yang dipandang sudah mampu dilaksanakan di daerah masing-masing. 1ata kunci kedua mengandung makana pada adanya kenyataan bah.a masingmasing daerah memiliki potensi baik alam, sumber daya manusia maupun kondisi geografis yang berbeda-beda, yang meyebabkan ada daerah yang memiliki potensi untuk berkembang secara cepat dan sebaliknya ada daerah yang kurang dapat berkembang karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. :danya perbedaan potensi antar daerah ini menyebabkan peran pemerintah pusat sebagai 7pengatur kebijaksanaan pembangunan nasional8 tetap diperlukan agar timbul keselarasan, keseimbangan dan keserasian perkembangan semua daerah baik yang memiliki potensi yang berlebihan maupun yang kurang memiliki potensi. 5engan demikian, melalui otonomi dalam pengaturan pendapatan, sitem pajak, keamanan .arga, sistem perbankan dan berbagai pengaturan lain yang dapat diputuskan daerah sendiri, akan dimungkinkan perpindahan penduduk secara sukarela dengan tujuan semata-mata peningkatan kesejahteraan penduduk itu sendiri. :kan berbeda dengan perpindahan yang lebih berupa suruhan, desakan atu malah setengah paksaan, yang bahkan hanya akan menghasilkan mobilitas yang bersifat 7dukalara8 semata. Pengalaman dan kenyataan yang ditemui dalam arus dan perpindahan penduduk di negara-negara bagian :merika "erikat ataupun negara-negara anggota =ni 3ropa, telah menunjukkan bah.a otonomi yang nyata dan bertanggung ja.ab telah berhasil mengarahkan mobilitas penduduk yang bersifat sukarela tersebut.

Penutup Pola mobilitas penduduk dimasa mendatang akan banyak mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan tingkat sosial ekonomi masyarakat dan semakin maraknya hubungan antar negara. Mobilitas internal yang bersifat antar daerah dan perdesaan-perkotaan akan terus berlangsung sampai kesenjangan pendapatan, kesempatan bekerja dan fasilitas sosial antar daerah, semakin berkurang. Pada .aktu yang bersamaan mobilitas sirkuler juga akan meningkat. *ika tingkat kesenjangan pembangunan antar daerah relatif kecil, angka migrasi penduduk akan menurun. "ebaliknya mobilitas sirkuler akan cenderung meningkat. ;ejala ini disebabkan banyak penduduk yang bertempat tinggal cukup jauh dari tempat bekerja atau pusat pendidikan.

=ntuk itu, perlu dikembangkan perangkat data dan sistem pemantauan yang mampu berperan sebagai masukan bagi penyusunan kebijaksanaan mobilitas penduduk dan sekaligus bagi pengembangan pembangunan daerah dan .ilayah setempat. Pola kedua mobilitas dan penyabaran penduduk yang diperkirakan terus berkembang dimasa mendatang adalah meningkatnya proporsi penduduk daerah perkotaan atau yang dikenal dengan istilah urbanisasi. "ejalan dengan peningkatan urbanisasi maka jumlah kota metropolitan dan kota besar akan semakin bertambah dimasa mendatang. 1onsentrasi penduduk penduduk yang berlebihan di kota tertentu akan memberikan dampak tertentu bagi perekonomian negara secara keseluruhan. bahkan dapat menimbulkan kejadian yang berakibat negatif terhadap proses pembangunan itu sendiri. Pengalaman yang pernah dialami pertengahan Mei dua tahun lalu, telah membuktikan hal tersebut. )erbagai gejolak yang terjadi selama ini di ibukota juga disebabkan konsentrasi penduduk yang berlebihan pada satu tempat itu. "elama ini peran *akarta terhadap perekonomian nasional sangat penting bila dibandingkan dengan kota-kota metropolitan lainnya. 1erusuhan yang terjadi di kotakota :mbon, Medan, dan Makassar, terbukti tidak terlalu memiliki pengaruh yang besar pada perekonomian nasional. Gamun, begitu kerusuhan terjadi di kota *akarta, pengaruhnya cukup fatal pada perekonomian nasional. Pengalaman tersebut dapat menjadi pelajaran yang sangat berharga dalam membuat kebijaksanaan pengembangan perkotaan untuk masa mendatang. Pemusatan penduduk pada satu kota besar saja sedapat mungkin dihindarkan. Pola mobilitas lain yang juga diperkirakan berubah dimasa mendatang adalah migrasi internasional atau perpindahan penduduk antar negara. Perubahan pola hubungan ekonomi antar bangsa, sejak a.al dasa.arsa delapan puluhan, menyebabkan persoalan migrasi internasional, khususnya migrasi tenaga kerja, memerlukan pemikiran yang lebih serius pada masa mendatang #Bolberg, :ristide, A. 1%&@-. Pembentukan fakta-fakta perdagangan dan pemusatan kegiatan ekonomi, seperti misalnya yang dikenal dengan =ni 3ropa, :P3F, :4T:, G:4T:, dan lain sebagainya, serta meningkatnya perdagangan dan in/estasi bebas, termasuk mengurangi peraturan lalu lintas tenaga kerja antar negara, akan sangat mempengaruhi pola kecenderungan migrasi internasional dimasa depan. 1ecenderungan semacam ini yang patut dipertimbangkan

Daftar Pustaka

:delman, 9o.ard, 1%@@. Refugee or Asylum: Aphilosophical Perspective, Journal O Refugee !tudies," #1- &-1%. )eyer, ;unther, 1%@1 #he Political refugee: ?0 Eearslater, "nternasional $igration Review,#1-, ?,-'C. )adan Pusat "tatistik, 1%%& Perpindahan Penduduk dan =rbanisasi di <ndonesia, hasil "ur/ei Penduduk :ntar "ensus #"=P:"- 1%%0, "eri "C, *akarta, <ndonesia. )roek, *ulien +an den, 1%%, #he %conomics O Fheltenham, =1-)rookfield, =":. &abor $igration, 3d.ard 3lgar,

5ouglas, Mike, 1%%? !tructural 'hange and the (rbani)ation in "ndonesia: rom the *Old to the *+ew, "nternational -ivision O &abor, =ni/ersity of 9a.aii Press, =":. 9ansen, 1%@1 7-evlopment rom Above: #he 'enter -own -evelopment Paradigm, in $.). "tohr and 4. Taylor #eds- -evelopment rom Above or .elow/ #he -ialectics O Regional Planning in -eveloping 'ountries, 'hichester: *ohn .illey and "ons. 1im, $on bae, 1%%6 Population -istribution Policy in 'hina: A Review, paper published in Regional -evelopment -ialogue, +ol. 11, Go.1, "pring 1%%6. 1ing, Aussel, 1%%, *$igration in a 0orld 1istorical Perspective, in )roek, *ulien /an den, 1%%,, #he %conomics O &abor $igration, 3d.ard 3lgar, Fheltenham, =1-)rookfield, =":. 1un2, 3.4, 1%&' *#he Refugee in flight: 2inetic $odels and orms O -isplacement,3 "nternational $igration Riview, +<< #?-, summer, 1?0-1C,. Peterson, $illiam, 1%,%, Population, 4 3d. Hondon McMillan, ?@%-'6&. Piore, Michael *, 1%&%, .ird O Passage: $igrant &abor in "ndustrial societies, Fambridge =niii/ersity Press. Potter, A.), 1%@0, (rbani)ation and Planning in the #hird 0orld: !patial Perceptions and Publics Participation, Hondon Froom 9elm. Aamelan, Aahadi, 1%%C, :rah 1ebijaksanaan Pembangunan di 1a.asan Timur <ndonesia dalam Pembangunan *angka Panjang 1edua, makalah dipresentasikan pada "eminar "ehari Pengembangan 1a.asan Timur <ndonesia , 1antor Menteri Gegara 1ependudukan>)11)G, *akarta, 5esember 1%%C. Aondinelli and Auddle, 1, 1%&@, (rbani)ation and Rural -evelopment: A !patial Policy or %5uitable 6rowth, Ge. Eork Praegar Publisher.

"tark, Odded, 1%%1, #he $igration O &abor, 'ambridge: .asil .lackwell3 Taylor, *. 3d.ard, 1%@,, *-ifferential $igration, +etworks, "nformation and Risk,, in Odded "tark #ed- Research in 1uman 'apital and -evelopment, 7ol38, $igration, 1uman 'apital and -evelopment, 6reenwich, 'oon: *:< Press, 1C&1&&. Tjahyati, )udi, 1%%0, Mobilitas Penduduk dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan 5aerah, makalah disajikan dalam pertemuan 71elompok 1erja Pengembangan 1ebijaksanaan Pengarahan Persebaran dan Mobilitas Penduduk, *akarta 1antor Menteri Gegara 1ependudukan>)11)G. $ilkinson, A.;, 1%&', Poverty and Progress-An %cological $odel of %conomic -evelopment, Hondon Menthuen. $irosuhardjo, 1artomo, et.al. 1%@,, (rbani)ation and (rban Policies: &essons &earned rom %ast and !outheast Asian %9periences, !tate $inistry or Population and %nv ironment, *akarta, <ndonesia. Bolberg, :ristide, A, 1%&@, *"nternational $vv igration Policies in 'hanging 0orld !ystem, in $.9. McGeill and A.". :dams #eds-, 1uman $igration: Patterns and Policies,.loomington: =ni/ersity of <ndiana Press, ?C1-1@,. I, 1%@% *#he +e9t 0ave: $igration #heory or a 'hanging 0orld,, "nternational $igration Review, JJ<< #'-, 4all, C6'-C'6.
Comment:

Anda mungkin juga menyukai