Anda di halaman 1dari 4

HAL-HAL MENARIK SEPUTAR PERANG DUNIA

II

Holocaust
Holocaust (dari bahasa Yunani:
holokauston yang berarti
"persembahan pengorbanan
yang terbakar sepenuhnya")
adalah genosida sistematis yang
dilakukan Jerman Nazi terhadap
berbagai kelompok etnis,
keagamaan, bangsa, dan sekuler
pada masa Perang Dunia II.

Bangsa Yahudi di Eropa merupakan korban-korban utama


dalam Holocaust, yang disebut kaum Nazi sebagai
"Penyelesaian Terakhir Terhadap Masalah Yahudi". Jumlah
korban Yahudi umumnya dikatakan mencapai enam juta jiwa.
Genosida ini yang diciptakan Adolf Hitler dilaksanakan, antara
lain, dengan tembakan-tembakan, penyiksaan, dan gas racun,
di kampung Yahudi dan Kamp konsentrasi. Selain kaum Yahudi,
kelompok-kelompok lainnya yang dianggap kaum Nazi "tidak
disukai" antara lain adalah bangsa Polandia, Rusia, suku Slavia
lainnya, penganut agama Katolik Roma, orang-orang cacat,
orang cacat mental, homoseksual, Saksi-Saksi Yehuwa
(Jehovah's Witnesses), orang komunis, suku Gipsi (Orang Rom
dan Sinti) dan lawan-lawan politik. Mereka juga ditangkap dan
dibunuh. Jika turut menghitung kelompok-kelompok ini dan
kaum Yahudi juga, maka jumlah korban Holocaust bisa
mencapai 9-11 juta jiwa.

Etimologi

1
Ananda Ganesha 9J/05 10/26/2009 7:16:23 PM
Nama Holocaust berasal dari kata Yunani yang digunakan
dalam Alkitab, yang berarti persembahan bakaran yang utuh.
(Ibrani 10:6) Namun sehubungan dengan artikel ini, “Holocaust
adalah penganiayaan dan pemusnahan orang Eropa keturunan
Yahudi secara sistematis dan yang disponsori negara Jerman
Nazi dan sekutu-sekutunya antara tahun 1933-1945.”

Kontroversi

Pengingkaran holocaust atau holocaust denial adalah


kepercayaan bahwa Holocaust tidak pernah terjadi, atau jauh
lebih sedikit dari 6 juta orang Yahudi yang dibunuh oleh Nazi;
bahwa tidak pernah ada rencana terpusat untuk memusnahkan
bangsa Yahudi; atau bahwa tidak ada pembunuhan masal di
kamp-kamp konsentrasi. Mereka yang percaya akan hal ini
biasanya menuduh bangsa Yahudi atau kaum Zionis
mengetahui hal ini dan mengadakan konspirasi untuk
mendukung agenda politik mereka. Karena Holocaust dianggap
ahli-ahli sejarah sebagai salah satu kejadian paling banyak
didokumentasikan dalam sejarah, pandangan-pandangan ini
tidak dianggap kredibel, dengan organisasi-organisasi seperti
American Historical Association mengatakan bahwa Holocaust
denial sebagai "at best, a form of academic fraud."Pernyataan
holocaust denial di muka umum adalah pelanggaran hukum di
sepuluh negara Eropa, termasuk Perancis, Polandia, Austria,
Swiss, Belgia, Romania, dan Jerman.

Holocaust deniers lebih suka disebut Holocaust "revisionists".


Kebanyakan ahli sejarah mengatakan bahwa istilah ini
menyesatkan. Historical revisionism adalah bagian dari ilmu
sejarah; yaitu penyelidikan ulang dari accepted history (sejarah
yang sudah diterima secara umum) dengan tujuan untuk lebih
memperjelas peristiwa tersebut. Sebaliknya, negationist dapat

2
Ananda Ganesha 9J/05 10/26/2009 7:16:23 PM
secara sengaja menggunakan catatan sejarah yang salah;
seperti ditulis Gordon McFee: "Revisionists depart from the
conclusion that the Holocaust did not occur and work
backwards through the facts to adapt them to that preordained
conclusion. Put another way, they reverse the proper
methodology ... thus turning the proper historical method of
investigation and analysis on its head."

Public Opinion Quarterly juga menyimpulkan: "Tidak ada ahli


sejarah terkemuka yang mempertanyakan kenyataan
Holocaust, dan mereka yang mendukung Holocaust denial
kebanyakan adalah anti-Semit dan/atau neo-Nazi."

Holocaust denial sangat populer dalam penentang-penentang


Israel dari kaum Muslim karena memang banyak bukti yang
dikeluarkan oleh ilmuwan barat sendiri yang menjelaskan
kebohongan holocaust ini. Disertasi doktor Mahmoud Abbas,
Presiden Palestina, meragukan bahwa kamar gas digunakan
untuk membunuh orang-orang Yahudi dan mengatakan bahwa
jumlah orang Yahudi yang dibunuh dalam Holocaust kurang
dari 1 juta jiwa.[5][6] Abbas belum pernah menyatakan
pandangan ini sejak ditunjuk menjadi Perdana Menteri Palestina
pada tahun 2003, dan telah membantah bahwa ia adalah
seorang Holocaust denier. Pada akhir 2005, presiden Iran
Mahmoud Ahmadinejad menggambarkan Holocaust sebagai
"mitos pembantaian orang Yahudi." [7][8]

Sebenarnya dari kalangan ilmuwan barat sendiri ada beberapa


yang menyangkal adanya Holocaust, di antaranya: Pengarang
Perancis Roger Garaudy, Professor Robert Maurisson, Ernst
Zundel, David Irving, dll. tetapi hampir semuanya dinyatakan
bersalah dan dijebloskan kedalam penjara termasuk Pada 15
Feb 2007, Ernst Zundel seorang Holocaust denier dihukum 5
tahun penjara [1]. Seorang pengacaranya, Herbert Schaller,
menghujah bahwa semua bukti tentang adanya Holocaust

3
Ananda Ganesha 9J/05 10/26/2009 7:16:23 PM
hanya berdasarkan pengakuan korban-korbannya saja, bukan
berdasarkan fakta-fakta yang jelas. Ernst Zundel ini juga
pernah ditahan pada tahun 1985, dan 1988 dalam kasus yang
sama.

Semua hal di atas sangat kontras dengan slogan negara-negara


barat sendiri yang menyatakan kebebasan berpendapat apalagi
disertai bukti-bukti ilmiah tentang kebohongan Holocaust
terutama digunakannya kamar gas oleh Nazi di Polandia, tetapi
begitu menyinggung masalah yang menggugat hal ini mereka
langsung memberangus habis penentang-penentangnya
sehingga banyak kalangan menilai adanya lobby Yahudi yang
berdiri dibelakangnya dalam mempengaruhi putusan
pengadilan.

4
Ananda Ganesha 9J/05 10/26/2009 7:16:23 PM

Anda mungkin juga menyukai