Anda di halaman 1dari 6

Pendekatan Evolusi Ekonomi Terdapat beberapa model untuk mengurai jalannya evolusi ekonomi.

Salah satu di antaranya adalah pendekatan yang dikembangkan oleh para ahli ekonomi melalui teori ekonomi pembangunan. Teori ini berkembang pasca perang dunia ke-2, terutama menyoroti fenomena perubahan sosial ekonomi yang terjadi di negara sedang berkembang. Teori ini semakin berkembang, sehingga memunculkan disiplin ilmu tersendiri yang dikenal dengan ilmu ekonomi pembangunan. Inti dari ilmu ini adalah bagaimana mempercepat evolusi ekonomi melalui pembangunan. Untuk itu, perlu dicari dan dijelaskan faktor penghambat dan pendorong evolusi ekonomi yang dipercepat melalui pembangunan ekonomi; dan menyusun tujuan, target, ataupun solusi terhadap masalah non ekonomi sebagai dampak dari proses ekonomi. Suatu hal yang menarik, meskipun terdapat berbagai variasi teori ekonomi pembangunan, namun terdapat beberapa persamaan sebagai berikut. Pertama, 19 evolusi ekonomi berhasil apabila pendapatan masyarakatn yang bersangkutan secara riil meningkat. Kedua, evolusi ekonomi bukan suatu proses linier. Kondisi ekonomi, sosial, atau poltik yang berbeda, sehingga masalah pembangunan berbeda pula. Ketiga, evolusi ekonomi sangat membutuhkan penunjangan aspek non ekonomi dari masyarakat, seperti sistem politik, sikap, dan kebudayaan. Keempat, evolusi ekonomi tidaklah selalu stabil, homogen, dan berkembang dengan teratur. Terdapat kemungkinan adanya kemacetan, kemunduran , atau tumbuh secara lambat; meskipun kecenderungan pertumbuhannya akan semakin baik. Kelima, proses pembangunan ekonomi sangat ditentukan oleh keputusan para perencana yang banyak dipengaruhi oleh orientasi targetnya, yaitu target ke lompok tertentu atau masyarakat pada umumnya (Albert Widjaja,1988). Lebih lanjut, llmu ekonomi pembangunan pada umumnya berimpit dengan masalah struktur ekonomi dan pertumbuhan di negara sedang berkembang. Sehingga sampai saat ini pembahasan mengenai pembangunan ekonomi dapat dibedakan pula, dalam hal ini menjadi dua kelompok besar. Pertama, pendekatan mikro yakni mencakup tentang fungsi-fungsi ekonomi, pasar, kelembagaan, mekanisme alokasi sumber daya, pendapatan dan pendistribusiannya dengan meminimalkan sejarah ekonomi dan proses jangka panjang perubahan struktur ekonomi. Sebaliknya pendekatan kedua, cenderung pada kajian mengenai proses perubahan struktural jangka panjang yang mengiringi pertumbuhan. Yang mencakup mengenai beberapa fenomena ekonomi seperti industrialisasi, urbanisasi, tranformasi pertanian cakupan pembahasan seperti ini dinamakan pertumbuhan ekonomi modern. Dengan demikian telaah perubahan stuktural merupakan pendekatan makro yang memiliki jangkauan jangka panjang dan menyeluruh. Meskipun demikian, secara umum fokus kajian dari perubahan struktural adalah industrialisasi. Sementara itu, struktur perekonomian memiliki peng ertian sebagai komposisi yang bersifat agregasi. Pada kondisi ketidakseimbangan ( disequilibrium ), perubahan struktur akan

dapat menjadi sumber potensial untuk pertumbuhan.

Peran IT Dalam Evolusi Ekonomi Global


Posted on Agustus 29, 2012 by citrarahayu30 0 Sampai dua ratus tahun yang lalu ekonomi dunia bersifat agraris dimana salah satu ciri utamanya adalah tanah merupakan faktor produksi yang paling dominan. Sesudah terjadi revolusi industri, dengan ditemukannya mesin uap, ekonomi global ber-evolusi ke arah ekonomi industri dengan ciri utamanya adalah modal sebagai faktor produksi yang paling penting. Menjelang peralihan abad sekarang inl, cenderung manusia menduduki tempat sentral dalam proses produksi, karena tahap ekonomi yang sedang kita masuki ini berdasar pada pengetahuan (knowledge based) dan berfokus pada informasi (information focused). Dalam hal ini telekomunikasi dan informatika memegang peranan sebagai teknologi kunci (enabler technology). Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi begitu pesat, sehingga memungkinkan diterapkannya cara-cara baru yang lebih efisien untuk produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa. Proses inilah yang membawa manusia ke dalam Masyarakat atau Ekonomi Informasi. Masyarakat baru ini juga sering disebut sebagai masyarakat pasca industri. Apapun namanya, dalam era informasi, jarak fisik atau jarak geografis tidak lagi menjadi faktor dalam hubungan antar manusia atau antar lembaga usaha, sehingga jagad ini menjadi suatu dusun semesta atau Global village. Sehingga sering kita dengar istilah jarak sudah mati atau distance is dead makin lama makin nyata kebenarannya. Peran Teknologi Informasi Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan. Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi pemimpin dalam dunianya. Teknologi informasi banyak berperan dalam bidang-bidang antara lain : Bidang pendidikan(e-education) Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka (Mukhopadhyay M., 1995). Sebagai contoh kita melihat di Perancis proyek Flexible Learning. Hal ini mengingatkan pada ramalan Ivan Illich awal tahun 70-an tentang Pendidikan tanpa sekolah (Deschooling Socieiy) yang secara ekstrimnya guru tidak lagi diperlukan. Ramalan para cendekiawan sebagai berikut : 1. Bishop G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor

jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. 2. Mason R. (1994) berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung sekolah. Namun, teknologi tetap akan memperlebar jurang antara di kaya dan si miskin. 3. Tony Bates (1995) menyatakan bahwa teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila digunakan secara bijak untuk pendidikan dan latihan, dan mempunyai arti yang sangat penting bagi kesejahteraan ekonomi. 4. Alisjahbana I. (1966) mengemukakan bahwa pendekatan pendidikan dan pelatihan nantinya akan bersifat Saat itu juga (Just on Time). Teknik pengajaran baru akan bersifat dua arah, kolaboratif, dan inter-disipliner. 5. Romiszowski & Mason (1996) memprediksi penggunaan Computer-based Multimedia Communication (CMC) yang bersifat sinkron dan asinkron. Dari ramalan dan pandangan para cendikiawan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja saat itu juga dan kompetitif. Kecenderungan dunia pendidikan di Indonesia di masa mendatang adalah: Berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh (Distance Learning). Kemudahan untuk menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh perlu dimasukan sebagai strategi utama. Sharing resource bersama antar lembaga pendidikan / latihan dalam sebuah jaringan. Perpustakaan & instrumen pendidikan lainnya (guru, laboratorium) berubah fungsi menjadi sumber informasi daripada sekedar rak buku. Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM Multimedia, dalam pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan Video. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa secara online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan sebagainya, semuanya itu sudah dapat dilakukan.

Evolusi Prinsip Ekonomi dan Perkembangan Jaman


30 Jun Pada dasarnya, prinsip ekonomi adalah dengan suatu dasar tindakan ekonomi yang dengan usaha dan biaya sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil semaksimal mungkin. Senada dengan motif profit sebagaimana diangkat pertama kali oleh Adam Smith pada pertengahan abad ke-18 melalui bukunya The Wealth of a Nation, bahwa setiap orang yang melakukan tindakan ekonomi pasti adalah untuk memperoleh suatu hasil tertentu yang bisa dia dapatkan, bahkan diupayakan semaksimal mungkin. Prinsip ini sudah berjalan sekian lama melewati berbagai macam jaman dan masih sangat relevan hingga dewasa ini. Apabila kita tengok keadaan bumi dengan alam lingkungan dan sumber dayanya hingga saat ini, nampaknya prinsip ekonomi ini masih terus berlaku. Alasannya adalah ketersediaan sumber daya masih cukup memadai untuk menghasilkan produksi dan memenuhi kebutuhan manusia melalui berbagai tindakan ekonomi. Dan juga daya dukung lingkungan masih cukup tahan untuk menahan barbagai efek samping tindakan ekonomi manusia sebagai pelaku ekonomi. Oleh karena itu, motif profit setiap pelaku ekonomi masih bersifat tradisional, yaitu bagaimana membuat produk sebanyak-banyaknya dan menghasilkan untung sebesar-besarnya. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat proses produksi dan proses distribusi komoditas ekonomi menjadi semakin efisien, maka semakin berkembang pula ragam dan volume kebutuhan manusia. Ditambah perkembangan penduduk, baik dalam hal jumlah maupun persebarannya, yang semakin meningkat tentunya akan menuntut tindakan ekonomi yang semakin massif dalam hal produksi dan distribusi komoditas ekonomi. Akibatnya adalah di satu sisi penggunaan sumber daya untuk produksi semakin besar sehingga ketersediaannya semakin menipis. Di sisi lain, jumlah pelaku ekonomi semakin banyak dan ruang gerak ekonomi (pasar) menjadi semakin sempit. Ujung-ujungnya adalah terjadinya kompetisi untuk mendapatkan sumber daya yang cukup dan untuk mendapatkan pangsa pasar yang layak (feasible). Dengan kondisi seperti disebutkan di atas, terjadilah proses evolusi motif ekonomi sekalipan dasar prinsipnya masih sama. Setiap pelaku ekonomi tidak lagi berusaha untuk memproduksi komoditas sebanyak-banyaknya dan menghasilkan untung sebesar-besarnya. Terjadi pergeseran motif ekonomi dengan melakukan efisiensi produksi, baik dari segi proses maupun jumlah untuk mengoptimalkan biaya produksi sesuai dengan kualitas produks yang akan dihasilkan. Secara parallel, pelaku ekonomi tidak membabi buta merambah pangsa pasar seluas-luasnya tetapi melakukan seleksi pasar dan menentukan mana yang optimal sesuai dengan proses produksi dan proses distribusi yang diterapkan. Secara prinsip, pelaku ekonomi tetap melakukan usaha untuk

mendapatkan hasil sebesar-besarnya, akan tetapi tidak serta merta mesti menggunakan biaya serendah mungkin atau menguasai pasar seluas mungkin. Dengan proses produksi dan distribusi komoditas yang optimal meskipun dengan biaya cukup tinggi, apabila dapat menyasar pangsa pasar yang tepat bukan tidak mungkin bisa menghasilkan profit yang sebesar-besarnya. Di lain pihak, dapat juga dengan menekan profit menjadi cukup rendah untuk berkompetisi memenangkan volume pasar yang lebih besar bisa juga pada akhirnya menghasilkan untung sebesar-besarnya. Cepat atau lambat tapi pasti, untuk memenuhi kebutuhan manusia yang semakin banyak dan semakin meluas, setiap tindakan ekonomi yang dilandasi oleh motif ekonomi tersebut terus menguras sumber daya dan memberi tekanan pada daya dukung lingkungan. Kekhawatiran mulai muncul pada manusia sebagai mahkluk ekonomi dan mahkluk social yang senantiasa melakukan tindakan ekonomi. Oleh karena itu, dikembangkanlah regulasi-regulasi untuk membatasi tindakan ekonomi dan menahan laju pengurasan sumber daya serta untuk meningkatkan daya dukung alam agar tetap lestari berkelanjutan. Namun demikian, tetap saja karena manusia dan kebutuhannya semakin berkembang, kemungkinan sumber daya untuk produksi dan daya dukung lingkungan untuk mengimbangi efek samping produksi tersebut tetap tidak akan mampu memenuhi kebutuhan manusia. Dengan semakin menipisnya persediaan sumber daya dan menurunnya daya dukung alam, mulailah manusia sebagai pelaku ekonomi berupaya mencari jalan lain untuk memenuhi kebutuhannya. Apabila kita amati dari perkembangan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, misalnya eksplorasi ke luar angkasa,baik ke planet lain maupun ke satelit lain, adalah dalam rangka untuk mencari sumber daya lain yang melimpah ruah untuk memenuhi kebutuhan manusia. Atau misalnya, pendudukan suatu negara oleh negara lain juga tidak lepas motif ekonomi untuk mencari sumber daya dan atau untuk memperluas pangsa pasar. Senada dengan kalimat di atas, penemuan dan perkembangan internet seolah-olah membuka gerbang ke dunia yang baru, yaitu dunia maya yang dapat menjadi pangsa pasar yang sangat amat luas, yang tidak terbatasi oleh batas-batas territorial, budaya, dan social. Namun demikian, kompetisi tetap akan semakin ketat dan sengit karena secara badani, manusia terus membutuhkan komoditas yang nyata (benar-benar ada dan sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya). Contoh konkritnya, misalnya orang setiap hari pasti akan lapar dan haus juga dan tidak bisa digantikan dengan barang-barang imajiner di dunia maya. Orang masih tetap butuh makanan dan minuman sungguhan. Dengan terbukanya dunia maya melalui internet, pangsa pasar yang terbuka menjadi tidak terbatas. Namun di sisi lain, keterbatasan sumber daya yang ada dan daya dukung lingkungan yang semakin menurun sangat membatasi kemampuan para pelaku pasar untuk berusaha. Sementara itu, manusia berkembang semakin banyak dan memperketat kompetisi, baik untuk mendapatkan pangsa pasar maupun untuk memperoleh sumber daya dengan biaya yang layak. Kondisi ini mendorong motif ekonomi para pelaku ekonomi berevolusi dari sebelumsebelumnya. Jika pada awalnya motif utama untuk berusaha adalah untuk menghasilkan sebanyak-banyaknya yang kemudian berkembang menjadi motif untuk menghasilkan seoptimal mungkin, maka kali

ini motifnya adalah membentuk jaringan untuk bisa memanfaatkan modal yang dimiliki pelaku ekonomi yang lain untuk ikut memanfaatkan hasil dari kegiatan ekonomi dalam suatu jaringan tersebut. Dengan membentuk jaringan, baik modal maupun kebutuhan antar setiap pelaku ekonomi dapat saling dimanfaatkan maupun saling dipenuhi sehingga dalam sebuah jaringan tersebut, semuanya saling tergantung satu sama lain. Motif ekonomi kemudian berkembang untuk membentuk dan memperluas jaringan antar pelaku-pelaku ekonomi. Ibarat sel-sel kanker yang berusaha untuk berkembang biak, baik secara jumlah maupun secara luas. Pada suatu saat, manakala sumber daya yang tersedia sudah begitu terbatasnya dan daya dukung lingkungan sudah demikian menurunnya, seluruh kebutuhan manusia sebagai pelaku ekonomi tidak akan bisa terpenuhi. Kompetisi yang ada menjadi semakin sengit dan keras hingga motif ekonomi manusia akan kembali berevolusi menjadi motif untuk bertahan hidup. Sudah merupakan sifat dasar dan alamiah manusia untuk bertahan hidup, sehingga pada kondisi seperti ini, bukan tidak mungkin antar sesama manusia akan saling berebut dan bahkan saling meniadakan untuk mendapatkan akses pada sumber daya yang masih tersisa. Pada saat kondisi sumber daya yang ada sudah demikian terbatasnya, tidak akan ada lagi istilah tindakan atau usaha ekonomi dan istilah pelaku ekonomi. Yang ada hanyalah manusia-manusia yang berusaha menyelamatkan dirinya masing-masing untuk bertahan hidup (survivor). Konflik individu, sosial, bahkan internasional antar negara untuk memperebutkan sumber daya yang masih tersisa akan lebih sering terjadi. Pada masa itulah kemungkinan jumlah manusia akan berkurang drastic, baik karena konflik dan perang, bencana alam dan lingkungan, maupun karena kelaparan, kepanasan, atau kedinginan karena tidak memiliki sarana dan kemampuan untuk bertahan hidup. Jumlah manusia akan terus menurun hingga suatu titik kesetimbangan antara ketersediaan sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kemampuan alam untuk memulihkan kondisi alami lingkungan akibat dari segala kegiatan manusia. Dengan kondisi demikian, entah motif ekonomi dan motif bertahan hidup manusia akan berevolusi bagaimana lagi. Bagaimanapun juga, interaksi antara manusia dan alam pasti akan saling mempengaruhi dan dinamis menuju titik kesetimbangan. Cepat atau lambat, manusia mungkin akan menghadapinya.

Anda mungkin juga menyukai