Nama mahasiswa
: IMANUDDIN
NIM
: 010030189- B
Ruangan
: ICU (GBPT)
Pengkajian Tanggal
: .. Jam : 08.00
PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 24 06 -2002
Jam masuk
: 23.20 WIB
Ruang
Pengkajian
: 2 06 - 2002
A. Identitas
Nama Pasien
: Ny. NH
Nama Suami
: Tn. ZA
Umur
: 36 tahun
Umur
: 30 tahun
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Suku/bangsa
:Jawa
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Sidoarjo Surabaya
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Masuk Rumah Sakit :
Klien datang ke RSUD Dr Soetomo dengan rujukan dari RS Delta Surabaya
dengan diagnosa suspect
pemeriksaan FOB (Fiber Optic Bronchoscopy) dengan hasil tumor paru ekstra
laminer posterior dan dilakuakan biopsi + washing. Kemudian klien mengalami
respiratory failure dan oleh keluarga minta di rujuk ke RSUD Dr Soetomo.
2.
Menurut keluarga, klien sejak 3 bulan yang lalu sering mengalami batuk-batuk
yang kadang-kadang disertai sesak nafas, kemudian berobat ke dokter diberi obat
dan keluhan berkurang. Kemudian 2 minggu yang lalu klien mengalami sesak
yang sangat berat sehingga harus dirawat di RS Delta Sidoarjo.
Keadaan Umum : pasien tampak lemah dengan kesadaran compos mentis. Pada klien
dilaksanakan pemasangan ventilasi mekanik.
Tanda-tanda vital
: 120 x/menit
: 23 x/menit
6.
Body Sistem
a. Breath (pernafasan)
Pernafasan 23 X/menit, , Hidung bersih sebelah kanan terpasang NGT,
discart (-), pernafasan cuping hidung (+). Suara nafas vesikuler tetapi sebelah
kanan agak lemah. Stridor (-). Whezing (-), pernafasan dibantu ventilator model
BIPAP dengan frekwensi 8 x/menit, FiO2 30 %. Terpasang ETT pada hidung kiri.
Bentuk dada simetris, dan pada auskultasi didapatkan bunyi ronchi pada lobus
kanan paru. Pada saat suction didapatkan sekret kental dan banyak. SaO2 97
%.gerakan nafas sesuai irama vcentilator,ekspansi kanan kiri simetris.
b. Blood (Kardiovaskuler)
Nadi 120 X/mnt, reguler kuat;TD : 134/70 mmHg, Suara Jantung S 1S2 tanpa
suara tambahan, mur-mur/split (-), Kulit Pucat, CRT 2 menit. tidak didapatkan
edema, Pasien berkeringat banyak, Pemasangan IV line pada tangan kiri.
c.
Brain (Persyarafan)
Kesadaran compos mentis, GCS(E: 4, V: -, M:6) ,Refleks pupil (+) isokhor,
koordinasi gerak tidak terkaji,
Kepala
Mata
d. Bladder (Perkemihan)
Distensi kandung kemih (-), Produksi urine
Terpasang dewer kateter
e. Bowel (Pencernaan)
Mulut bersih,bibir kering, terpasang ETT, Abdomen supel simetris, masa (-)
skibala tidak teraba, pembesaran hati (-) limpha (-) ascites (-). Bising usus (+)
tidak meningkat. b.a.b belum sejak dua hari yang lalu.Os baru mendapat terapi
New Daitab. (sekarang di stop )
f. Bone (Muskuloskeletal)
Klien mampu menggerakkan sendi ektremitas, deformitas ekstremitas tidak
ditemukan,Klen mampu mobilisasi miring ki/ka dengan dibantu, tidak ada
perlukaan pada ektremitas. Perfusi hangat dan kemerahan, tidak ada cianosis,
akral hangat, turgor cukup
g.
Sosial
Saat dikaji klien sudah menunjukkan reaksi kooperatif terhadap tindakan.
Hubungan thd pasien lain tidak bisa terkaji, Klien mampu berkomunikasi verbal,
tapi tidak dapat terdengar, sehingga komunikasi dilakukan dengan isyarat dan
tulisan.
h.
Spiritual
Klien beragama islam, klien dapat dibimbing oleh perawat untuk selalu berdoa
dan tetap melaksanakan kewajiban sholat dengan keterbatasannya (Sholat
dengan isyarat ). Persepsi terhadap penyakit tidak dapat dikaji.
Therapi :
-
Bricasma 4 x 1 amp sc
Cefotaxim 3 x 1 gram IV
Gentamycin 2 x 80 mg
TKTP 6 x 250 cc
Susu 1 x 250 cc
Juice 1 x 250 cc
ANALISA DATA
Data
Etiologi
Ca Paru
Masalah
Bersihan jalan nafas tidak
efektif
Gagal Nafas
Ventilator
- hasil
suction
sekret
Peningkatan sekret
- Ronchi (+)
- RR : 23 x/m, SaO2 96
%
S:-
Pemasangan ETT
O : - terpasang ETT
-
Sputum
kental,
banyak
-
Suhu 37, 8 C
Resiko infeksi
(Axilla)
-
Klien
banyak
keringat
Terapi cefotaxim 3 x 1gr
S:-
Ventilator / ETT
O : - terpasang ventilator
dan ETT
-
Pasien
tampak
Resiko trauma/ cedera
Pasien difiksasi
S:O:-Klien
cedera
Komplikasi
cemas
-
Selang ETT
mapu berbicara
Kerusakan
verbal
komunikasi
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d peningkatan produksi sekret sekunder akibat
pemasangan tracheal Tube.
2. Kerusakan komunikasi verbal b.d efek intubasi pada kemampuan bicara.
3. Resiko terjadinya trauma/ cedera b.d pemasangan ETT dan ventilator.
4. Resiko tinggi terjadinya infeksi b.d pemasangan elang endotracheal
Dengan
mengertinya
tujuan
dilakukan
pengisapan,
minimal 4 - 5 X pernapasan.
c. Perhatikan teknik aseptik, gunakan c.
keadaan
tidak
mengisap
Aspirasi
lama
dapat
tindakan
dari 10 detik.
pengisapan
akan
napas.
Pertahankan suhu humidifer tetap hangat Membantu mengencerkan skret
(35 - 37,8 o C
Monitor statur hidrasi pasien
Mencegah sekresi menjadi kental
Kaji suara napas sebelum dan sesudah Menentukan lokasi penumpukan
melakukan tindakan pengisapan.
sekret,
mengevaluasi
kebersihan
tindakan.
Observasi tanda-tanda vital sebelum dan Deteksi dini adanya kelainan
sesudah melakukan tindakan.
TTT
Diagnosa 2 : Kerusakan komunikasi verbal b.d efek intubasi pada kemampuan bicara.
Tujuan
Kaji
Rasionalisasi
dalam Mengetahui batas kemampuan klien
berkomunikasi
dalam berkomunikasi
Gunakan beberapa metode alternatif Komunikasi tetap terjalin dengan
dalam berkomunikasi , misal :
-
menggunakan
(gerakan
menggunakan
bahasa
tangan,
anggukan mengemukakan
perasaan
Gunakan
dengan
jawaban ya/tidak
Justifikasi pernyataan/ perkataan yang Mencegah
terjadinya
mispersepsi
dan
keluhan
alternatif
metode
TT
Diagnosa 3 : Resiko terjadinya trauma/ cedera b.d pemasangan ETT dan ventilator.
Tujuan
ventilasi mekanik.
Kriteria hasil:
Tidak terjadi iritasi pada hidung maupun jalan napas.
Tidak terjadi barotrauma.
Vital sign dalam batas normal ( RR : 16-24 x/m )
Saturasi Oksigen ( > 95 %)
Setting ventilator sesuai advice
Rencana Tindakan
Rasionalisasi
Monitor ventilator terhadap peningkatan Peningkatan secara tajam dapat
secara tajam.
TTP
sehingga
perlu
sedasi.
diwaspadai
Observasi tanda dan gejala barotrauma.
Diteksi dini akan terjadinya komplikasi
Lakukan pengisapan lendir dengan hati- Mencegah iritasi mukosa jalan napas.
hati dan gunakan kateter succion yang
lunak dan ujungnya tidak tajam.
Lakukan restrain / fiksasi bila pasien Mencegah
terekstubasinya
ETT
gelisah.
(ekstubasi sendiri)
Atur posisi selang / tubing ventilator Mencegah trauma akibat penekanan
dengan cepat.
selang ETT.
jalan napas.
TTP
pertumbuhan kuman.
Lakukan pembersihan mulut, hidung dan Mencegah media kuman
dalam
vital
yang Diteksi
dini.terhadap
jenis
munculnya
kuman
dan
2-7-02
Diagnosa
I
II
Jam
08.00
Implementasi
Evaluasi
Jam 10.00
08.15
S:-
09.00
3. memberikan humidifier
09.10
10.00
11.00
11.30
12.00
13.00
9. Memiringkan pasien
10.00
10.11
2. Melakukan komunikasi pada klien u/mengungkapakan perasaan klien tangan) saya sedih, ingat anak-anak dan
dengan tulisan tangan
10.30
1300
ingin pulang
3. Memberikan penjelasan bahwa klien a/ dpt bicara setelah selang ETT O : - Klein nampak khawatir
dilepas.
12.45
Kx mampu menulis
Klien mampu menggunakan bahasa
isyarat
5. memotivasi kx bawah keluarga akan selalu berdoa meskipun tdk berada di A : Masalah teratasi
samping kx
3-7-02
3-7-02
IV
III
08.00
S:-
11.00
08.00
09.00
09.00
10.00
perawatan.
11.00
11.00
12.00
12.15
13.00
14.00
S :-
14.00
08.00
Jam 10.00
08.15
S:-
09.00
3. memberikan humidifier
09.10
10.00
11.00
11.30
12.00
13.00