Anda di halaman 1dari 20

LBM 4 SGD 16 KB & KEPENDUDUKAN

STEP 7 1. Apa hubungan keluhan dengan kebiasaan merokok, alcohol, senang berendam di air hangat pada suami?

Berendam di air hangat : Berendam kelelep semua tubuh maka berpengaruh pada testis testis didalam scrotum suhunya sudah optimal terlalu sering berendam testis juga terendam air hangat suhu testis meningkat produksi sperma turun infertile Proses waktu penurunan testis? Angka kejadian Angka kejadian kriptorkismus pada bayi prematur kurang lebih 30% yaitu 10 kali lebih banyak daripada bayi cukup bulan (3%). Dengan bertambahnya usia, testis mengalami desensus secara spontan, sehingga pada saat usia 1 tahun, angka kejadian kriptorkismus tinggal 0,7 0,9 %. Testis normalnya turun lengkap pada usia 7-8 bulan,Setelah usia 1 tahun, testis yang letaknya abnormal jarang dapat mengalami desensus testis secara spontan. Etiologi Testis maldesensus dapat terjadi karena adanya kelainan pada (1) gubernakulum testis, (2) kelainan intrinsik testis, atau (3) defisiensi hormon gonadotropin yang memacu proses desensus testis. Patofisiologi dan Patogenesis Suhu di dalam rongga abdomen 10C lebih tinggi daripada suhu di dalam skrotum, sehingga testis abdominal selalu mendapatkan suhu yang lebih tinggi daripada testis normal; hal ini mengakibatkan kerusakan sel-sel epitel germinal testis. Pada usia 2 tahun, sebanyak 1/5 bagian dari sel-sel germinal testis telah mengalami kerusakan, sedangkan pada usia 3 tahun hanya 1/3 sel-sel germinal yang masih normal. Kerusakan ini makin lama makin progresif dan akhirnya testis menjadi mengecil.

Karena sel-sel Leydig sebagai penghasil hormon androgen tidak ikut rusak, maka potensi seksual tidak mengalami gangguan. Akibat lain yang ditimbulkan dari letak testis yang tidak berada di skrotum adalah mudah terpluntir (torsio), mudah terkena trauma, dan lebih mudah mengalami degenerasi maligna.

http://id.scribd.com/doc/12862880/Ilmu-Bedah-Anak Merokok: Radikal bebas pada rokok (nikotin) ambang ramnsang meninggi Sumbatan arteri sulit ereksi Perokok pasif gangguan siklus haid, gangguan pelepasan ovum, gg motilitas tuba Bahan aktif di rokok inhalasi masuk ke pembuluh darah menuju testis memicu inflamasi imun berperan (APC) melepaskan NADPh dan TNF alfa, IL6, IL8 fagositosis yang memerlukan banyak oksigen ROS meningkat pada semen kelainan pada morfologi IL 6, 8 menyebabkan kerusakan pada konsentrasi , viabilitas, dll Efek k DNA menurunkan ke 4 hal tadi Mitokondria pembentukan ATP berkurang sehingga energinya berkurang untuk pergerakan sperma repository.unand.ac.id/.. Alcohol:

Sistem reproduksi yang seharusnya melakukan tugasnya untuk membantu perkembangan seksual, tidak bisa diganggu oleh kegiatan atau aktivitas yang bisa mengganggu kerja sistem reproduksi ini. Contoh kegiatan yang bisa membuat sistem reproduksi menjadi tidak maksimal kerjanya adalah meminum minuman keras, misal alkohol. Minum sedikit minuman ini, sebenarnya tidak apa-apa, kalu dengan dosis yang benar. Namun, jika konsumsi berlebih, maka akan membuat fungsi testis dan ovarium tidak maksimal, yang akan menyebabkan disfungsi seksual, ketidaksuburan dan menjadi kekurangan hormon. Banyak konsumsi alkohol, akan menjadi racun pada testis, yang mengakibatkan penurunan tingkat testoteron dalam tubuh pria. Dari sebuah penelitian yang telah dilakukan dengan beberapa pria sehat yang selama 4 minggu mengkonsumsi alkohol secara rutin, mereka mengalami penurunan kadar testoteron. Penurunan kadar testoteron pada pria, akan menyebabkan fungsi seksual dan reproduksi menjadi menurun. Akibat dari hal tersebut adalah struktur sperma menjadi tak normal, dan metabolisme vitamin A menjadi terhambat, dimana vitamin A sangat penting untuk membantu perkembangan sperma. Selain mempengaruhi fungsi hati, alkohol juga mengganggu fungsi hipotalamus, kelenjar hipofisis anterior, dan testis, yang semuanya menjadi bagian dari sistem reproduksi pria . Alkohol, bila dikonsumsi dalam jumlah besar, menghancurkan sel-sel sehat yang menghasilkan sperma, dan dengan demikian menyebabkan rendahnya tingkat dorongan seksual atau libido. Secara ilmiah, kualitas sperma ditentukan oleh morfologi. Sperma dengan morfologi yang baik berarti memiliki densitas (populasi), ukuran, dan bentuk yang tepat. Alkohol, ketika dikonsumsi berlebihan, membuat morfologi sperma menjadi buruk yang berarti mengurangi densitas, serta ukuran dan bentuk yang abnormal. erlebih lagi, alkohol merusak fungsi testis sehingga membuat sperma tidak cukup matang. Kelebihan alkohol juga mengganggu produksi hormon di hipotalamus sehingga memicu banyak masalah kesuburan. Berikut adalah daftar dari semua efek berbahaya yang diakibatkan alkohol pada sistem reproduksi pria. 1. Penyalahgunaan alkohol menyebabkan terganggunya produksi testosteron dan menyebabkan menyusutnya atrofi testis yang berpotensi menyebabkan infertilitas dan impotensi. Banyak pengguna alkohol mengalami pengurangan jumlah rambut pada dada dan wajah, pembesaran payudara, dan peningkatan berat badan.

2. Sperma berkualitas buruk akan membuat pecandu alkohol mengalami kesulitan memiliki anak. Seperti sudah diulas sebelumnya, minum alkohol menyebabkan turunnya jumlah dan kualitas sperma sehingga menyebabkan masalah kesuburan. 3. Konsekuensi lain, alkohol mengurangi tingkat glutathione. Glutathione merupakan senyawa yang melindungi membran dari peroksidasi lipid yang memicu proses kerusakan testis. Alkohol dikonversi menjadi asetaldehida oleh enzim dehidrogenase dalam hati sehingga mengurangi tingkat glutathione yang berkontribusi pada penurunan fungsi testis. 4. Alkohol menyebabkan penurunan libido atau gairah seksual pada pria dan menghancurkan fungsi seksual tubuh. Penurunan hasrat seksual akibat alkohol tidak hanya terjadi pada pria melainkan bisa pula dialami wanita.

2. Adakah hubungan BMI dari suami dan istri dengan keluhan? Bila ada jelaskan! BMI 30 si suami obese 1 BMI Istri overweight Di negara maju, kelebihan berat badan/obesitas dan gaya hidup sedentary ditemukan sebagai penyebab utama infertilitas wanita. Sedangkan seorang pria dengan berat badan lebih memiliki resiko mengalami produksi sperma yang tidak normal. Laki-laki European Society of Human Reproduction and Embryologymenemukan bahwa pria yang indeks massa tubuhnya normal, yakni antara 20 dan 25 memiliki tingkat sperma yang lebih tinggi dibandingkan pria dengan obesitas ataupun pria yang terlalu kurus Journal Human Reproduction juga menyebutkan bahwa penderita obesitas bisa memicu paha dan alat kelamin pria tertekan sehingga menimbulkan panas. Padahal jika terjadi peningkatan suhu lebih dari 1 derajat saja dari batas normal bisa berdampak negatif bagi sperma. bb berlebih hormone androgen akan lebih cepat diubah jadi estrogen gynecomasia sperma turun karena untuk diubah jadi estrogen bukan testosteron Wanita:

Wanita dengan berat badan berlebih / kegemukan, merupakan salahsatu yang menjadi penyebab infertilitas dengan berbagai jenis. Salasatunya adalah PCOS (Policystic ovarian sydrome) sering terjadi pada wanita yang kegemukan. Sementara wanita yang terlalu kurus, semisal para atlet maraton atau penderita anorexia, dapat kehilangan fungsi reproduksi mereka. http://caraagarcepathamil.info/15-faktor-penyebab-infertilitas-pada-wanita/ 3. Hubungan riwayat cervitis gonorea pada istri dengan keluhan? Gonore yang sering disebut 'clap' atau 'drip' disebabkan oleh bakteri gonokukus. Bakteri ini hidup pada lingkungan yang hangat dan lembab, seperti yang ditemukan pada selaput lendir saluran kencing pria dan wanita atau pada leher rahim wanita. Gonore hampir selalu dipindahkan melalui kegiatan seksual per vaginal, oral maupun anal. Bisa menular hanya melalui hub sex.Pada wanita tempat utama yang diserang adalah leher rahim atau serviks dengan terjadinya radang cervicitas yang disertai keluarnya cairan seperti nanah berwarna kuning kehijauan dari daerah kemaluan. Bila gonore didiagnosa dengan cepat, maka penyakit ini hampir selamanya bisa disembuhkan, langkah awal penyembuhan adalah dengan melakukan pemeriksaan laboratorium. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan antibiotika (penisillin) Gonnorea menyebabkan infeksi bisa timbul jaringan parut infeksi ascendenmengenai tuba fallopi perlekatan/jaringan parut di tuba valopi(salphingitis) mengganggu transport ovum

Hutapea, Ronald, 1995. Aids dan PMS dan Perkosaan. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Pada wanita, infeksi primer terjadi di endoserviks dan menyebar ke urethra dan vagina, meningkatkan sekresi cairan yang mukopurulen. Ini kemudian dapat berkembang ke tuba uterina, menyebabkan salpingitis, fibrosis dan obliterasi tuba. Ketidaksuburan

(infertilitas) terjadi pada 20% wanita dengan salpingitis karena gonococci. Cervicitis kronis yang disebabkan oleh gonococci atau proctitis seringkali tanpa gejala. http://neisseriagonorrhoeae.blogspot.com/ 4. Apa hubungan pemeriksaan Ig TORCH dengan keluhan yang diderita? Hasil pemeriksaan Ig G TORCH + Ig M toxoplasma +
Makna hasil Pemeriksaan laboratorium imunologi Toxoplasma Ig M Ig G Interpretasi 1 ( +) Saat ini sedang mengalami infeksi akut. jarang terjadi, kemungkinan merupakan awal infeksi. hendaknya periksa kembali 3 mgg kemudian dilihat apakah IgG berubah jadi (+). Bila tidak berubah, maka IgM tidak spesifik, yang bersangkutan tidak terinfeksi Toxoplasma. 2 (+) ( +) Saat ini sedang mengalami infeksi akut 3 (-) ( +) Dahulu pernah terinfeksi toxoplasmosisdan sekarang telah memiliki kekebalan, untuk selanjutnya tidak perlu diperiksa lagi. 4 (-) (-) Tidak terinfeksi toxoplasmosis (-)

Artinya jangan hamil dulu


Infeksi toxoplasmosis pada anda yang berbadan sehat sangat jarang menimbulkan gejala klinis. Demikian pula halnya apabila infeksi toxoplasmosis terjadi pada wanita hamil. Wanita hamil yang terinfeksi toxoplasmosis tidak menunjukkan gejala apapun hingga bayinya lahir dan diketahui terinfeksi toxoplasmosis dari sang ibu. Toxoplasmosis pada wanita hamil dapat mengakibatkan terjadinya infeksi kongenital pada janin, keguguran, ataupun bayi lahir mati. Pada bayi yang lahir dan terinfeksi toxoplasmosis, 10-30% diantaranya akan mengalami gangguan pendengaran serta 20-75% mengalami keterlambatan dalam perkembangan. Semakin besar usia kehamilan pada saat terinfeksi toxoplasma, maka semakin besar pula resiko terjadinya infeksi kongenital toxoplasmosis

http://kehamilan-kewanitaan.blogspot.com/2012/05/kehamilan-dantoxoplasma.html 5. Hubungan memakai pil kb selama 3 tahun dengan keluhan? Pil kb nafsu makan gemuk prolaktin tinggi estrogen turun anovulator Gabungan kontrasepsi hormonal mempengaruhi hampir setiap sistem dalam tubuh. Kontrasepsi steroid dimetabolisme oleh hati dan mempengaruhi metabolisme karbohidrat, lipid, plasma protein, asam amino, vitamin dan faktor pembekuan.

Banyak efek samping yang dilaporkan, khususnya sakit kepala, penambahan berat badan dan kehilangan libido, adalah umum di kalangan wanita tidak menggunakan kontrasepsi hormonal. Mereka mungkin berkaitan langsung dengan kontrasepsi steroid termasuk retensi cairan, mual dan muntah, chloasma, mastalgia dan pembesaran payudara. Semua kecuali chloasma (yang semakin buruk dengan bertambahnya waktu) meningkat dalam waktu 3 sampai 6 bulan,73% wanita Inggris pada semua umur mengeluhkan terjadinya penambahan berat badan sebagai suatu kelemahan dari penggunaan pil.

Pil kb factor antibody-antisperma pada wanita sehingga tiap sperma yg masuk akan mati (hanya bila pemakaian sudah sangat lama) hormonal/ IUD Pil kb lendir banyak tambah asam (cari sifat gonorrhea?) Neisseriae paling baik tumbuh pada kondisi aerob, namun beberapa spesies dapat tumbuh pada lingkungan anaerob. Mereka membutuhkan syarat pertumbuhan yang kompleks. Sebagian besar neisseriae memfermentasikan karbohidrat, menghasilkan asam tetapi bukan gas dan pola fermentasi karbohidratnya merupakan faktor yang membedakan spesies mereka. Neisseria menghasilkan oksidase dan memberikan reaksi oksidase positif, tes oksidase merupakan kunci dalam mengidentifikasi mereka. Ketika bakteri terlihat pada kertas filter yang telah direndam dengan tetrametil parafenilenediamin hidroklorida (oksidase), neisseria akan dengan cepat berubah warna menjadi ungu tua. Gonococci paling baik tumbuh pada media yang mengandung substansi organik yang kompleks seperti darah yang dipanaskan, hemin, protein hewan dan dalam ruang udara yang mengandung 5% CO2. pertumbuhannya dapat dihambat oleh beberapa bahan beracun dari media seperti asam lemak dan garam. Organisme dapat dengan cepat mati oleh pengeringan, penjemuran, pemanasan lembab dan desinfektan. Mereka menghasilkan enzim autolitik yang dihasilkan dari pembengkakan yang cepat dan lisis in vitro pada suhu 25 C dan pada pH alkalis. Pada wanita, infeksi primer terjadi di endoserviks dan menyebar ke urethra dan vagina, meningkatkan sekresi cairan yang mukopurulen. Ini kemudian dapat berkembang ke tuba uterina, menyebabkan salpingitis, fibrosis dan obliterasi tuba. Ketidaksuburan (infertilitas) terjadi pada 20% wanita dengan salpingitis karena gonococci. Cervicitis kronis yang disebabkan oleh gonococci atau proctitis seringkali tanpa gejala. http://neisseriagonorrhoeae.blogspot.com/ 6. Apakah pemakaian pil kb makin memperparah gonorea yg diderita oleh istri?

Gonococci paling baik tumbuh pada media yang mengandung substansi organik yang kompleks seperti darah yang dipanaskan, hemin, protein hewan dan dalam ruang udara yang mengandung 5% CO2. pertumbuhannya dapat dihambat oleh beberapa bahan beracun dari media seperti asam lemak dan garam. Organisme dapat dengan cepat mati oleh pengeringan, penjemuran, pemanasan lembab dan desinfektan. Mereka menghasilkan enzim autolitik yang dihasilkan dari pembengkakan yang cepat dan lisis in vitro pada suhu 25 C dan pada pH alkalis. http://neisseriagonorrhoeae.blogspot.com/ 7. Adakah hubungan pekerjaan dari suami dan istri terhadap keluhan? Direktur dan akuntan Sama-sama sibuk frekuensi berhubungan << (perlu ditanyakan) 1-3 kali seminggu dianjurkan. Sibuk stress hormone kortisol mempengaruhi produksi hormone reproduksi Sibuk stress libido turun Bagi wanita, stres dapat mengganggu komunikasi hormonal antara otak,kelenjar di bawah otak, dan ovarium. Ini mungkin memiliki efek negatif terhadap pematangan telur serta proses ovulasi. Untuk pria, stres mungkin memiliki konsekuensi negatif untuk jumlah, kelincahan, dan struktur sperma. Masalah impotensi dan ejakulasi dapat disebabkan oleh stres. Benar. Stres berat dapat menunda ovulasi dengan menekan hormon. Jika stres Anda memengaruhi kualitas pekerjaan atau kehidupan Anda, kesuburan Anda mungkin juga terpengaruh. Namun, bila stres Anda masih ringan kesuburan Anda biasanya tidak terpengaruh. Kecuali, tentu saja, bila hal itu membuat Anda jadi enggan berhubungan seks. Kebanyakan masalah infertilitas pria adalah karena kualitas atau kuantitas sperma yang buruk. Untuk memproduksi sperma yang baik, testis (buah zakar/biji pelir) harus berada pada suhu optimal yang sedikit lebih rendah daripada suhu tubuh. Itulah mengapa testis menggantung jauh dari tubuh di dalam skrotum (kantung zakar). Pria dengan jumlah sperma rendah disarankan untuk meminimalkan gaya hidup yang dapat membuat testis kepanasan, seperti memakai celana ketat, terlalu lama menempatkan laptop di pangkuan, atau sering menggunakan spa/mandi uap. Merokok dan menggunakan obat-obat psikotropika (seperti: ganja, kokain) juga dapat mengurangi jumlah sperma atau menyebabkan morfologi sperma abnormal. http://majalahkesehatan.com/10-fakta-mengenai-infertilitas/ Dalam dunia kedokteran dikenal istilah penyakit yang disebabkan secara psikis yang disebut psikisomatis yaitu penyakit fisik yang disebabkan oleh kondisi psikologis yang tidak baik. System reproduksi manusia adalah suatu system yang banyak melibatkan hormone yang dikendalikan oleh kelenjar-kelenjar utama tubuh. Fungsi-fungsi kelenjar tersebut juga dijalnkan oleh otak.

Maka kondisi stress tyang membebani pikiran dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormonal yang berujung pada tidak optimalnya kerja system reproduksi sehingga stress, kekhawatiran yang berlebih saling menyalahkan antar individu dalam pasangan dapat semakin memperparah kondisi fisik terutama system reproduksi. Sikap semacam ini akan semakin mengurangi kemungkinan pasangan suami istri untuk memiliki anak. Saling menenangkan diri, menerima keadaan dan berdiskusi mencari langkah yang tepat untuk mengatasi keadaan infertile adalah langkah awal yang harus dilakukan oleh pasangan suami istri

8. Mengapa istri belum bisa hamil padahal sudah menikah empat tahun? a. Umur isteri Umur wanita telah mencapai akhir 30-an, dimana wanita setelah berumur > 35 terdapat penurunan yg tajamdari fertilitas. b. Umur suami Umur suami mempunyai efek yg bermakna pd frekuensi senggama yg berhubungan langsung dengan kesempatan menjadi hamil tetapi sebaliknya umur suami tampaknya hanya berpengaruh sedikit sekali pd kemampuan reproduksi, kecuali pd umur lanjut ( > 60 th ) c. Frekuensi senggama Masters dan Johnson ( 1975 ) menemukan bahwa frekuensi senggama yg rendah merupakan sebab yg umum dari infertilitas. Frekuensi senggama % kehamilan dlm wkt 6 bulan < 1 minggu 17 1 per minggu 32 2 per minggu 46 3 per minggu 51 d. Waktu / saat senggama Senggama pra-ovulasi merupakan kunci utama untuk memperbesar kemungkinan timbulnya kehamilan Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, dr. Hanafi Hartanto, 2004, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 9. Apa saja patologi/penyakit pada pria dan wanita yang bisa menyebabkan infertilitas?

Faktor pada pria : Spermatogenesis dan sistem reproduksi yg abnormal ( jumlah, motilitas dan struktur / fungsi biologis ) Ketidakmampuan untuk meneruskan spermatozoa ke vagina mll : o Libido yg tdk adekuat o Ketidakmampuan mempertahankan ereksi o Ketidakmampuan mencapai ejakulasi normal

Faktor pada wanita : Ovarium gagal menghasilkan ovum, shg kemungkinan tdk terjadi Tuba fallopi dapat tersumbat, berkelok kelok / mengalami infeksi ( TBC genitalia, shcistosomiasis, gonorrhea, chlamydia, infeksi post-partum, infeksi post-abortus ), sehingga mencegah pergerakan normal dari ovum / spermatozoa di dalam tuba. Uterus berbentuk abnormal / endometrium tdk adekuat / mengalami infeksi sehingga mencegah implantasi / kelangsungan hidup dari embrio Serviks yg mengalami malformasi, infeksi atau mengeluarkan sekret / mukus yg abnormal, sehingga mencegah spermatozoa untuk sampai di traktus genitalia bagian proksimal. Infeksi sistemik, gangguan keseimbangan hormonal atau kelainan genetik dapat menyebabkan kematian janin.

Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, dr. Hanafi Hartanto, 2004, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta

a) Pada wanita : o Gangguan organ reproduksi Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina yang akan membunuh sperma dan pengkerutan vagina yang akan menghambat transportasi sperma ke vagina. Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu pengeluaran mukus serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim terganggu. Selain itu, bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim. Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang. Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu. o Gangguan ovulasi Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan pada sekresi hormon FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi. Hambatan ini dapat terjadi karena adanya tumor kranial, stress, dan penggunaan obat-obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi hipothalamus dan hipofise. Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormon ini, maka folicle mengalami hambatan untuk matang dan berakhir pada gengguan ovulasi. Kegagalan implantasi Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi pada endometrium tidak berlangsung baik. Akiatnya fetus tidak dapat berkembang dan terjadilah abortus. Endometriosis. Faktor immunologis

o o

Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil. Lingkungan

Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan. b) Pada Pria o o o o o Abnormalitas sperma; morfologi, motilitas. Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi rerograde, hipospadia. Abnormalitas ereksi. Abnormalitas cairan semen; perubahan pH dan perubahan komposisi kimiawi. Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi penyempitan pada obstruksi pada saluran genital. Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti cancer.

www.medicastore.com

10. Macam-macam infertilitas? Infertilitas atau ketidaksuburan adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3 kali seminggu dalm kurun waktu satu tahun dengan tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun. Secara medis infertilitas dibagi menjadi dua macam, yaitu: 1. Infertilitas primer Yaitu pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki amnak setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun. 2. Infertilitas sekunder Yaitu pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi dalam bentuk apapun. Sebanyak 60%-70% pasangan yang telah menikah akan memiliki anak pada tahun pertama

pernikahan mereka. Sebanyak 20% akan memiliki anak pada tahun ke dua dari usia pernikahan. Sebanyak 10-20 % sisanya akan memiliki anak pada tahun ketiga atau lebih atau tidak akan pernah memiliki anak. Pasangan suami istri dianggap infertile apabila memenuhi syarat-syarat tersebut: 1. Pasangan tersebut berkeinginan untuk memiliki anak. 2. Selama 1 tahun atau lebih berhubungan seks istri belum mendapat kehamilan. 3. Frekuensi hubungan seks minimal 2-3 kali dalam setiap minggunya. 4. Istri maupun suami tidak pernah menggunakan alat atau metode kontrasepsi apapun yang berfungsi untuk mencegah kehamilan. Walaupun pasangan suami istri dianggap infertile bukan tidak mungkin kondisi infertile sesungguhnya hanya dialami oleh sang suami atau sang istri saja. Hal tersebut dapat dipahami karena proses pembuahan yang berujung pada kehamilan dan lahirnya seorang manusia baru merupakan kerjasama antara suami dan istri. Kerjasama tersebut mengandung arti bahwa ada 2 faktor yang harus dipenuhi, yaitu: 1. Suami memiliki system dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu menhasilkan dan menyalurkan sel kelamin pria (spermatozoa) kedalam organ reproduksi istri. 2. Istri memiliki system dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu menghasilkan sel kelamin wanita (ovum) Apabila salah satu dari 2 faktor tersebut tidak dimiliki oleh pasangan suami istri, pasangan tersebut tidak akan memiliki anak.

11. Cara pemeriksaan untuk mendiganosa kelainan tersebut?

Pemeriksaan pada perempuan : anamnesis dan pemeriksaan fisik penentuan ovulasi pemeriksaan hormone uji klomifen jika ada kelainan fungsi ovarium pemeriksaan ultrasonografi (USG) pemeriksaan lain Pemeriksaan pada laki-laki : anamnesis tentang lama infertilitas, frekuensi hubungan suami istri, penyakit yang pernah diderita, riwayat pekerjaan, paparan terhadap polutan, dan sebagainya. pemeriksaan fisik analisis sperma http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1691601-solusi-buat-si-tidak-subur/

Pemeriksaan System Reproduksi A. Wanita Deteksi Ovulasi 1. Meliputi pengkajian BBT (basal body temperature ) 2. Uji lendir serviks metoda berdasarkan hubungan antara pertumbuhan anatomi dan fisiologi serviks dengan siklus ovarium untuk mengetahui saat terjadinya keadaan optimal getah serviks dalam menerima sperma Analisa hormon Mengkaji fungsi endokrin pada aksis ovarium hipofisis hipotalamus. Dengan pengambilan specimen urine dan darah pada berbagai waktu selama siklus menstruasi. FSH serum : 10 - 60 mIU/ml LH serum : 15 - 60 mIU/ml Estradiol : 200 - 600 pg/ml Progesteron : 5 - 20 mg/ml Prolaktin : 2 - 20 mg/ml Sitologi vagina Pemeriksaan usap forniks vagina untuk mengetahui perubahan epitel vagina Uji pasca senggama Mengetahui ada tidaknya spermatozoa yang melewati serviks ( 6 jam pasca coital ). Syarat : Pemeriksaan Lendir serviks + 6 - 10 jam paska sanggama Waktu sanggama sekitar ovulasi, bentuk lendir normal setelah kering terlihat seperti daun pakis Menilai : Reseptifitas dan kemampuan sperma untuk hidup pada lendir serviks Penilaian UPS : Baik : > 10 sperma / LPB Biopsy endometrium terjadwal Mengetahui pengaruh progesterone terhadap endometrium dan sebaiknya dilakukan pada 2-3 hr sebelum haid. Histerosalpinografi Radiografi kavum uteri dan tuba dengan pemberian materi kontras. Disini dapat dilihat kelainan uterus, distrosi rongga uterus dan tuba uteri, jaringan parut dan adesi akibat proses radang. Dilakukan secara terjadwal.

Laparoskopi Standar emas untuk mengetahui kelainan tuba dan peritoneum. Menilai faktor : a) Peritoneum/endometriosis b) Perlengketan genitalia Interna c) Tuba : patensi, dinding, fimbria d) Uterus : mioma e) Ovulasi : Stigma pada ovarium dan korpus luteum Pemeriksaan pelvis ultrasound Untuk memvisualisasi jaringan pelvis, misalnya untuk identifikasi kelainan, perkembangan dan maturitas folikuler, serta informasi kehamilan intra uterin. B. Pria Analisa Semen Parameter Warna Putih keruh Bau Bunga akasia PH 7,2 - 7,8 Volume 2 - 5 ml Viskositas 1,6 6,6 centipose Jumlah sperma 20 juta / ml Sperma motil > 50% Bentuk normal > 60% Kecepatan gerak sperma 0,18-1,2 detik persentase gerak sperma motil > 60% Aglutasi Tidak ada Sel sel Sedikit,tidak ada Uji fruktosa 150-650 mg/dl

Pemeriksaan endokrin Pemeriksaan ini berguna untuk menilai kembali fungsi hipothalamus, hipofisis jika kelainan ini diduga sebagai penyebab infertilitas. Uji yang dilakukan bertujuan untuk menilai kadar hormon tesrosteron, FSH, dan LH. USG Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat struktur kelenjar prostat, vesikula seminalis, atau seluran ejakulatori.

Biopsi testis Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel jaringan testis memakai metoda invasif untuk mengidentifikasi adanya kelainan patologi. Uji penetrasi sperma Uji hemizona

A. Pemeriksaan sperma Untuk menilai sperma maka dilakukan pemeriksaan atas jumlah spermatozoa, bentuk dan pergerakannya. Sebaiknya sperma yang diperiksa, ditampung setelah pasangan tidak melakukan coitus sekurang2nya selama 3 hari dan sperma tersebut hendaknya diperiksa pada 1 jam setelah keluar. Ejakulat yang normal sifatnya sbb: Volume 2-5 cc Jumlah spermatozoa 100-120 juta per cc Pergerakan 60% dari spermatozoa masih bergerak selama 4 jam setelah dikeluarkan Bentuk abnormal 25% Pria yang infertile spermatozoanya 60 juta per cc atau lebih Subfertil 20-60 juta per cc Steril 20 juta per cc atau kurang Untuk pennilaian lebih lanjut perlu diperiksa 17 ketosteroid, gonadotrofin dalam urin, dan biopsy dari testis. B. Pemeriksaan ovulasi Terjadinya ovulasi dapat kita ketahui dengan berbagai pemeriksaan: 1. Pencatatan suhu basal kalau siklus ovulatoar, maka suhu basal bersifat bifasis. Sesudah ovulasi terjadi kenaikan suhu basal disebabkan pengaruh progesterone

2. Dengan pemeriksaan vaginal smear; pembentukan progesterone menimbulkan perubahan2 sitologi pada sel2 superfisial 3. Pemeriksaan lendir serviks adanya progesterone menimbulkan perubahan sifat lender serviks ialah lendir tersebut menjadi kental, juga gambaran fern (daun pakis) yang terlihat pada lendir yang telah dikeringkan hilang 4. Pemeriksaan endometrium kuretase pada hari pertama haid haid atau pada fase premenstrual menghasilkan endometrium dalam stadium sekresi dengan gambaran histoogi yang khas 5. Pemeriksaan hormone seperti estrogen, ICSH, pregnadiol C. Pemeriksaan lendir serviks Keadaan dan sifat lendir serviks sangat mempengaruhi keadaan spermatozoa: 1. Kentalnya lendir serviks Lendir serviks yang cair lebih mudah dilalui spermatozoa Pada stadium proliferasi lendir serviks agak cair karena pengaruh estrogen, sebaliknya pada stadium sekresi lendir serviks lebih kentak karena pengaruh progesteron 2. pH lendir serviks

lendir serviks bersifat alkalis dengan pH 9 pada suasana yang alkalis spermatozoa dapat hidup lebih lama. Suasana menjadi asam pada cervisitis 3. enzim proteolitik tripsin, kemotripsin mempengaruhi viskositas lendir serviks 4. dalam lendir serviks juga ditemukan Ig yang dapat menimbulkan aglutinasi dari spermatozoa 5. berbagai kuman2 dalam lendir serviks dapat membunuh spermatozoa biasanya baik tidaknya lendir serviks diperiksa dengan: SIMS HUHNER TEST Pemeriksaan lendir serviks dilakukan post coitum sekitar waktu ovulasi Dianggap baik jika terdapat 5 spermatozoa yang motil per high powerfield Sims huhner test yang baik menandakan: teknik koitus baik lendir serviks normal estrogen ovarial cukup sperma cukup baik

KURZROCK MILLER TEST Dilakukan pada pertengahan siklus kalau hasil sims huhner test kurang baik Satu tetes lendir serviks diletakkan berdampingan dengan tetes sperma pada obyek glass; dilihat apakah ada penetrasi spermatozoa. Kalau tidak ada invasi spermatozoa, lendir serviks kurang baik. D. Pemeriksaan tuba Untuk mengetahui keadaan tuba dapat dilakuakan: Pesturbasi (insuflasi) rubin test (utuh tidaknya tuba) Histerosalpingografi bentuk cavum uteri, bentuk liang tuba, sumbatan nampak jelas Kuldoskopi keadaan tuba dan ovarium Laparoskopi dapat diketahui genitalia interna dan sekitarnya

E. Pemeriksaan endometrium Pada stadium premenstrual atau pada hari pertama haid dilakukan mikrokuretase. Endometrium yang normal harus memperlihatkan hambaran histologik yang khas untuk stadium sekresi. Kalau tidak ditemukan stadium sekresi maka: Endometrium tidak bereaksi dengan progesterone Produksi progesterone kurang

Ginekologi, FK UNPAD Table 19-3 Infertility Testing Etiology Evaluation

Ovulatory dysfunction Serum midluteal progesterone Ovulation predictor kit Early follicular FSH estradiol level (ovarian reserve) Serum measurements (TSH, prolactin, androgens) Ovarian sonography (antral follicle count) Basal body temperature chart Endometrial biopsy (luteal phase defect) Tubal/pelvic disease Hysterosalpingography Laparoscopy with chromotubation Uterine factors Hysterosalpingography Transvaginal sonography Saline-infusion sonography Magnetic resonance imaging Hysteroscopy Laparoscopy

Cervical factor Male factor

Postcoital test Semen analysis

12. Apa saja upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi keluhan? Terapi infertilitas memerlukan waktu dan biaya yg mahal. Infertilitas yg tidak diketahui penyebabnya sering dapat menjadi hamil dengan pertolongan sederhana seperti perencanaan waktu senggama yg bersamaan dengan ovulasi Infertilitas yg disebabkan infeksi asimtomatis, umunya gonorrea / infeksi chlamydia / mycoplasma dapat diobati dengan antibiotik. Bila jumlah speramtozoa yg rendah dan tidak dapat diobati dengan medikamentosa / bila ada persoalan dengan ejakulasi, salah satu cara pengobatan adalah dengan inseminasi artefisial dengan semen suami. Pada kelainan2 ovulasi dapat diberikan terapi medikamentosa, misalnya clomiphene sitrat per oral dimulai pada hari ke 5 haid dan diminum selama 5 hari.atau bisa juga diberikan Bromocriptine dengan dosis 7,5 mg per hari akan menurunkan kadar prolaktin dan ovulasi umumnya timbul setelah 30 -90 hari pengobatan, dengan angkakehamilan berfariasi antara 50 90 %. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, dr. Hanafi Hartanto, 2004, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai