Anda di halaman 1dari 29

LAMPIRANI

PERATURANMENTERIPEKERJAANUMUM Nomor Tanggal : 32 /PRT/M/2007 : 11 September 2007

PENYELENGGARAANOPERASIJARINGANIRIGASI
BABI KEGIATANOPERASIJARINGANIRIGASI
Kegiatanoperasijaringanirigasisecararincimeliputi: Pekerjaan pengumpulan data (data debit, data curah hujan, data luas tanam, dll) Pekerjaankalibrasialatpengukurdebit Pekerjaan membuat Rencana Penyediaan Air Tahunan, Pembagian dan Pemberian Air Tahunan, Rencana Tata Tanam Tahunan, Rencana Pengeringan, dll. Pekerjaan melaksanakan pembagian dan pemberian air (termasuk pekerjaan: membuat laporan permintaan air, mengisi papan operasi, mengatur bukaan pintu) Pekerjaan mengatur pintupintu air pada bendung berkaitan dengan datangnya debitsungaibanjir Pekerjaanmengaturpintukantonglumpuruntukmengurasendapanlumpur Koordinasiantarinstansiterkait MonitoringdanEvaluasikegiatanOperasiJaringanIrigasi.

1.1 RuangLingkupKegiatanOperasiJaringanIrigasi RuangLingkupKegiatanOperasiJaringanIrigasimeliputi: 1.1.1. Perencanaan a) PerencanaanPenyediaanAirTahunan b) PerencanaanTataTanamDetail c) RapatKomisiIrigasiuntukMenyusunRencanaTataTanam

d) SKBupati/WalikotaatauGubernurMengenaiRencanaTataTanam e) PerencanaanPembagiandanPemberianAirTahunan

1.1.2. Pelaksanaan a) Laporankeadaanairdantanaman (04O)

b) Penentuanrencanakebutuhanairdipintupengambilan (05O) c) PencatatanDebitSaluran (06O)

d) PenetapanPembagianAirpadaJaringanSekunderdanPrimer(07O) e) PencatatanDebitSungai/BangunanPengambilan (08O)

f) PerhitunganfaktorKatauFaktorPalawijaRelatif(FPR) (09O) g) LaporanProduktivitasdanNeracaPembagianAirperDaerahIrigasi (10O) h) RekapKabupatenperMasaTanam i) RekapProvinsi j) PengoperasianBangunanPengaturIrigasi 1.1.3. MonitoringdanEvaluasi a) MonitoringPelaksanaanOperasi b) Kalibrasialatukur c) MonitoringKinerjaDaerahIrigasi (11O) (12O)

1.2

DataPendukungkegiatanoperasijaringanirigasi Agar operasi jaringan irigasi dapat dilaksanakan dengan baik, harus tersedia datapendukungantaralain: PetaWilayahKerjaPengelolaanIrigasisesuaidengantugasdantanggung jawab(Skala1:25.000ataudisesuaikan) Denganplottingsumberair,waduk,bendung,saluraninduk,lahanirigasi PetaDaerahIrigasi(Skala1:5.000ataudisesuaikan) Dengan batas daerah irigasi dan plotting saluran induk & sekunder, bangunanair,lahanirigasisertapembagiangolongan. SkemaJaringanIrigasi

Menggambarkan saluran induk & sekunder, bangunan air & bangunan lainnyayangadadisetiapruasdanpanjangsaluran,petaktersierdengan data debit rencana, luas petak, kode golongan yang masingmasing dilengkapidengannomenklatur. SkemaRencanaPembagiandanPemberianAir Menggambarkanskemapetakdengandatapembagiandanpemberianair mulai dari petak tersier, saluran sekunder, saluran induk dan bendung/sumberair. GambarPurnaKonstruksi(asbuiltdrawing) Gambarkerjapurnakonstruksiuntuksaluranmaupunbangunan. Dokumen&Datalain Berupa: manual pengoperasian bendung, bangunan ukur debit atau bangunankhususlainnya dataseridaricatatancurahhujan datadebitsungai dataklimatologi dandatalainnya.

1.3 PeransertaP3Adalamoperasijaringanirigasi Dinas yang membidangi irigasi menyusun rencana operasi jaringan irigasi di suatu daerah irigasi, setelah mendapat masukan dari dinas yang membidangi pertanian. Dalamkegiatanoperasijaringanirigasidilakukandenganmelibatkanperanserta P3A/GP3A/IP3Adiwujudkan mulaidari pemikiranawal, pengambilankeputusan, danpelaksanaankegiatandalamoperasijaringan. Dalamrangkamengikutsertakanmasyarakatpetanipemakaiair,P3A/GP3A/IP3A kegiatan perencanaan dan pelaksanaan operasi didapat melalui usulan dari P3A/GP3A/IP3A,denganprosessebagaiberikut. a) P3A/GP3A/IP3AmengusulkanrencanatanamdanluasarealkepadaDinas yangmembidangiirigasi.

b)

Dinas yang membidangi irigasi bersamasama Dinas yang membidangi Pertanianmenyusunrencanatanamdanluasarealtersebut.

c)

Komisiirigasiyangberanggotakaninstansiterkaitdanwakilperkumpulan petani pemakai air membahas pola dan rencana tata tanam, rencana tahunan penyediaan air irigasi, rencana tahunan pembagian dan pemberianairirigasidanmerekomendasikankepadaBupati/Walikotaatau Gubernursesuaidengankewenangannya.

d)

Dinasyangmembidangiirigasi,melaksanakanoperasijaringanirigasiatau dapat dilakukan dengan melibatkan peran P3A/GP3A/IP3A untuk melaksanakannya.

BABII TATACARAOPERASIJARINGANIRIGASI

2.1

PerencanaanOperasiJaringanIrigasi

2.1.1 PerencanaanPenyediaanAirTahunan Rencana Penyediaan Air Tahunan dibuat oleh instansi teknis tingkat kabupaten/tingkat provinsi sesuai dengan kewenangannya berdasarkan ketersediaan air (debit andalan) dan mempertimbangkan usulan rencana tata tanamdanrencanakebutuhanairtahunan,kondisihidroklimatologi.

2.1.2 PerencanaanTataTanamTahunan Penyusunan Rencana Tata Tanam Tahunan dilakukan berdasarkan prinsip partisipatif dengan melibatkan peran aktif masyarakat petani. Secara aktif petani mendiskusikan komoditas yang akan ditanam bersama dengan petani laindalamP3AmaupundengankelompokP3Alainnya,sementarapemerintah bertindak dan berperan sebagai pembimbing atau penasehat yang memberi masukan dan pertimbangan berkaitan dengan ketersediaan air yang mungkin bisadipergunakanuntukpertanian.

Perencanaantatatanamtahunanterdiridari: a) b) RencanaTataTanamGlobal(RTTG) RencanaTataTanamDetail(RTTD)

Sebelumnya dinas kabupaten/kota atau provinsi yang membidangi irigasi menghitung dan mengevaluasidebitandalan yang ada untukdigunakanpada saatpenyusunanrencanatatatanamolehP3AmaupunGabunganP3A.Secara lengkaplangkahpenyusunanRencanaTataTanamadalahsebagaiberikut

Langkah1

Pertemuan P3A untuk menentukan usulan rencana tata tanam

yang diinginkan secara musyawarah bersama anggotanya berdasarkan hak guna air yang diberikan dengan mengisi blangko01O, selambatlambatnya 2 bulansebelumMT1.

Langkah2

GP3A bersama seluruh anggotanya mengadakan rapat lengkap

untukmembahasusulanRencanaTataTanam(RTT)dimasingmasingwilayah kerjanya.

Langkah3

Pengurus GP3A membawa usulan RTT tersebut ke dinas melalui

juru/pengamat yang selanjutnya direkap dalam blangko 02O dan 03O selambatlambatnya1bulansebelumMT1dandievaluasisertadikoordinasikan dalam Komisi Irigasikabupaten/kotaatauprovinsi guna menentukan Rencana TataTanamTahunan.

Langkah4

Komisi Irigasi kabupaten/kota atau provinsi mengkoordinasikan

usulanusulandariGabunganP3AdalamrapatpenentuanRTTTahunandalam satu daerah irigasi (DI). Dalam penentuan RTT Tahunan tersebut agar mempertimbangkan ketersediaan air irigasi, rencana pemeliharaan jaringan irigasi, hama dan penyakit tanaman. Pihakpihak penyedia sarana produksi pertanianmengacukepadaRTTTahunanyangditetapkan.

Langkah5

RTT Tahunan meliputi Rancana Tata Tanam Global (RTTG) dan

RencanaTataTanamDetail(RTTD).

Langkah6

Hasil koordinasi ini disosialisasikan dalam forum GP3A yang

selanjutnya disebarluaskan kepada para P3A dan disosialisasikan kepada para anggotaP3Auntukdapatdilaksanakandidaerahmasingmasing.

Langkah7

Masingmasing P3A mensosialisasikan kesepakatan RTTTahunan

tersebutkepadaanggotaP3A.

Mengingat ketersediaan air pada sumbersumber air tidak merata (konstan) sepanjang tahundimanapada awal musim hujanyaitu pada saat pengolahan tanah,debityangtersediadarisumberairmaupunhujanmasihkurang,maka rencanatata tanam diatur dengan sistemgolongan. Pengaturan jadwal waktu mulai pengolahan tanah tiap golongan berbeda antara 10 sd. 15 hari menyesuaikanketersediaandebitair.

Dengan pengaturan golongan beban puncak kebutuhan air dapat ditekan sehinggamendekatidebitmaksimumketersediaanairdibendung.

Jenisgolongandapatdibagimenjadi: golonganvertikal golonganhorisontal golongantersebar

Pemilihangolonganinitergantungdari: Kesiapan petugas atau pelaksana lapangan yang melaksanakan kegiatan operasi jaringan irigasi (P3A/GP3A, petugas pintu/bendung, mantri, dan lainlain) Kedisiplinanpetani/P3A/GP3AIterhadapkesepakatanrencanatatatanam Kondisi bangunan jaringan irigasi (saluran, pintu, bangunan/alat pengukur debit).

Kelebihandankekuranganmacamgolongan RencanaGolongan Vertikal Horisontal Tersebar TingkatKemudahan Operasi Mudah Agaksulit Sulit TingkatEfisiensi PenggunaanAir Efisien Agakefisien Tidakefisien TingkatKeadilan PembagianAir Tidakadil Kurangadil Adil

Untuk Daerah Irigasi yang P3A kurang/betum/tidak aktif disarankan untuk memakairencanagolonganvertikal,setelahP3A/petugasoperasisudahcukup aktif dan memadai, dapatdilaksanakan rencana golonganhorisontal. Jika P3A sudah maju/terampil/terlatih dalam operasi dan kondisi jaringan irigasi bagus dapatditerapkanrencanagolongantersebar.

2.1.3 RapatKomisiIrigasiUntukMenyusunRencanaTataTanamTahunan Komisi Irigasi Kabupaten/Kota atau Provinsi disetiap tahun sebelum musim tanam ke1 mengadakan rapat membahas dan mengkoordinasikan usulan usulandariGP3AgunamenentukanRencanaTataTanamTahunandarisetiap daerah irigasi yang meliputi RTTG dan RTTD. RTT Tahunan ini diusulkan ke bupati/walikotaataugubernuruntukditetapkan.

2.1.4 SKBupati/WalikotaatauGubernurTentangRencanaTataTanamTahunan Setelah ada kesepakatan dalam rapat komisi irigasi maka disusun penetapan melalui SK bupati/walikota atau gubernur tentang Rencana Tata Tanam Tahunan.SKtersebutsebagaidasardalammenyusunrencanapembagiandan pemberian air sertawaktu pengeringandansebelum MTISK iniharus sudah terbit/jadi.

2.1.5 PerencanaanPembagiandanPemberianAirTahunan Rencana Tahunan Pembagian dan Pemberian Air Irigasi disusun oleh dinas kab/kotaatauprovinsiyangmembidangiirigasisesuaidengankewenangannya

berdasarkan rencana tahunan penyediaan air irigasi dan pemakaian air untuk keperluanlainnya.

Rencana pembagian dan pemberian air setelah disepakati oleh komisi irigasi kab/kotaatauprovinsiditetapkanmelaluikeputusanbupati/walikota,gubernur, atau menteri sesuai kewenangannya dan atau penyelenggaraan wewenang yangdilimpahkankepadapemerintahdaerahyangbersangkutan.

Rencana tahunan pembagiaan dan pemberian air irigasi pada daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional yang belum dilimpahkan kepada pemerintahprovinsiataupemerintahkab/kotadisusunolehinstansipusatyang membidangi irigasi/sumber daya air dan disepakati bersama dalam forum koordinasikomisi irigasi atau yangdisebut dengan namalainyang ditetapkan olehMenteri.

Adabeberapacarapemberianairirigasi a) kondisi debit lebih besar dari 70% debit rencana air irigasi dari saluran primer dan sekunder dialirkan secara terusmenerus (continous flow) ke petakpetaktersiermelaluipintusadaptersier. b) kondisidebit5070%daridebitrencanaairirigasidialirkankepetakpetak tersierdilakukan dengan rotasi.Pelaksanaan rotasi dapatdiaturantarsal sekundermisalnyajaringanirigasimempunyai2(dua)saluransekunderA dan sekunder B maka rotasi dilakukan selama 3 (tiga) hari air irigasi dialirkan ke sekunder A dan 3 (tiga) berikutnya ke sekunder B demikian seterusnya setiap 3 (tiga) hari dilakukan penggantian sampai suatu saat debitnyakembalinormal. c) cara pemberian air terputusputus (intermitten) dilaksanakan dalam rangka efisiensi penggunaan air pada jaringan irigasi yang mempunyai sumber air dari waduk atau dari sistem irigasi pompa, misalnya 1 (satu) minggu air waduk dialirkan ke jaringan irigasi dan 1 (satu) minggu kemudianwaduknyaditutupdemikianseterusnyasehinggasetiapminggu mendapatairdansatuminggukemudiantidakmendapatair.

2.1.6 Perencanaan Pembagian dan Pemberian Air pada Jaringan Sekunder dan Primer. Setelah ditetapkan rencana pembagian dan pemberian air tahunan oleh bupati/walikota,gubernur,ataumenterimakamasingmasingpengelolairigasi tersebut menyusun rencana pembagian dan pemberian air pada jaringan sekunderdanprimer.

Perencanaan tersebut disesuaikan dengan luas areal yang telah ditetapkan akan mendapatkan pembagian dan pemberian air dari jaringan sekunder dan primer.PerencanaantersebutmerupakanjumlahRencanaPemberianAir(RPA) di petak tersier ditambah kehilangan air di saluran primer dan sekunder. Besarnya kehilangan air ini biasanya sebesar 10% sd. 20% (tergantung panjangsaluran,jenistanahdll).

2.2

PelaksanaanOperasiJaringanIrigasi Berdasarkan SK bupati/walikota atau gubernur tentang Rencana Tata Tanam TahunanyangdilengkapidenganRencanaPembagiandanPemberianAir,maka pelaksanaankegiatanoperasidapatdilakukansebagaiberikut:

2.2.1 Laporankeadaanairdantanaman. Berdasarkan isian blangko 04O yang dilaksanakan oleh juru/mantri setiap 2 (dua)mingguandapatdiketahuirealisasikeadaanairdantanamandimasing masingwilayahkerjajurupengairan/mantri.

2.2.2 PenentuanKebutuhanAirdiPintuPengambilan Berdasarkan laporan realisasi keadaan air dan tanaman, maka ditetapkan kebutuhanairditiappintupengambilansesuaidenganrealisasipadaperiode2 (dua)mingguandenganmenggunakanblangko05O.

2.2.3 PencatatanDebitSaluran

Pencatatan debit saluran dengan menggunakan blangko 06O dilakukan oleh petugas operasi bendung (POB) / petugas pintu air (PPA) pada setiap bangunan pengambilan utama, sekunder, dan bangunan sadap tersier yang dilaksanakan setiap 2 (dua) mingguan guna mengetahui realisasi detil yang dialirkansetiapluassaluransesuaidenganrencanapembagiandanpemberian air.

2.2.4 PenetapanPembagianAirpadaJaringanSekunderdanPrimer. Setelah diketahui realisasi keadaan air dan tanaman pada tiap petak tersier sertakebutuhanairdipintupengambilanmakadenganmenggunakanblangko 07Odapatditetapkanpembagianairpadajaringansekunderdanprimeryang merupakan jumlah kebutuhan air di petakpetak tersier di masingmasing jaringansekunderdanprimerditambahdengankehilanganairsebesar10%sd. 20%

2.2.5 PencatatanDebitSungaipadaBangunanPengambilan Pelaksanaanpencatatandebitsungaipadabangunanpengambilandilakukan2 kali setiap hari (pagi dan sore) dengan menggunakan blangko 08O oleh petugas pintu air baik yang dialirkan ke jaringan primer maupun yanglimpas bendung.Halinidilakukangunamengetahuiapakahdebityangtersediasesaui denganyangdirencanakan.

2.2.6 PerhitunganfaktorK Dari hasil pencatatan debit sungai pada bangunan pengambilan terjadi kekurangan air (pada tanggal tertentu) maka pembagian dan pemberian air irigasiperludikoreksidenganmenggunakanperhitunganfaktorK.Dimana: K=Qtersediadibendung Qyangdiperlukandibendung

Makakoreksipembagiandanpemberianairdenganblangko09O.

10

Untuk daerah yang telah menggunakan cara perhitungan/metode lain dalam pembagianair(pasten,FPR,dll)tetapdapatdigunakan.

2.2.7 PencatatanRealisasiLuasTanamPerDaerahIrigasi Petugas dinas kabupaten/kota yang membidangi irigasi setingkat

pengamat/cabang dinas/ranting/pengamat/UPTD/cabang dinas/korwil/korwil PSDA melaksanakan pencatatan realisasi luas tanam dan pembagian serta pemberianairnyaperdaerah irigasi dengan melakukan pencatatanper musim tanam selama satu tahun dengan menggunakan blangko 10O. Blangko ini menginformasikanantaralain: Realisasitanampermusimtanam(MTI,MTII,MTIII) Kerusakantanaman

Rencanatanampadatahunberjalandanpadatahunmendatang Keadaanair Produksitanaman.

2.2.8

PencatatanRealisasiLuasTanamPerKabupaten/Kota Petugasdinaskabupaten/kotayangmembidangiirigasisetingkatsubdinPSDA melaksanakan pencatatan realisasi luas tanam per daerah irigasi per musim tanam (MT) per kabupaten/kota. Dengan menggunakan blangko 11O yang dilaksanakanolehpetugasDinasKabupatenyangmembidangiirigasi/sumber daya air. Pencatatan ini dilakukan setiap satu tahun sekali setelah MTIII. Blangko ini adalah informasi mengenai rencana luas tanam, realisasi tanam, danarealterkenamusibah.

2.2.9

PencatatanRealisasiLuasTanamPerProvinsi Petugas dinas provinsi yang membidangi irigasi setingkat subdin PSDA melaksanakan pencatatan rekapitulasi dari blangko 12O yang diisi oleh petugas Dinas Provinsi/Balai yang membidangi irigasi/sumber daya air. Pencatatan inidilakukan setiap satu tahun sekali setelah MTIII. Blangko ini

11

adalah informasi mengenai rencana luas tanam, realisasi tanam, dan areal terkenamusibah.

2.2.10 PengoperasianBangunanPengaturIrigasi Pengoperasianbangunanpengaturinidilakukanolehpetugas/mantri/juru pengairan untuk mengatur debit air sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan.

a)

OperasiBangunanPengambilanUtama. Pembukaan dan penutupan pintu pengambilan dan pintu pembilas yang terkoordinir akan menyebabkan debit air dapat dialirkan sesuai dengan kebutuhan. Pada saat banjir atau pada saat kandungan endapan di sungai tinggi, pintu pengambilanditutup. Tinggimukaairdihulubendungtidakbolehmelampauipuncaktanggulbanjir atauelevasiyangditetapkan. Endapandihulubendungsewaktuwaktuharusdibilas. Elevasimukaairdihulubendungdicatatduakalisehariatautiapjamdimusim banjir. Debitairyangmasukkesalurandicatatsetiapkaliterjadiperubahan.

Bangunanpengambilandilengkapipintudengantujuansebagaiberikut: untukmengaturairyangmasukkedalamsaluran, untukmencegahendapanmasukkedalamsaluran, untukmencegahairbanjirmasukkedalamsaluran.

Apabila pintu pengambilan lebih dari satu buah maka selama operasi berlangsungtinggibukaanpintuharussamabesar,kecualiadasalahsatupintu yangsedangdiperbaiki.

12

Pada waktu banjir atau kandungan endapan di sungai terlalu besar, pintu bangunanpengambilanharusditutupdanpengaliranairdisalurandihentikan.

Kalau di depan pintu pengambilan di pasang saringan sampah, pembersihan sampahdilakukansetelahpintupengambilanditutup.

b)

OperasiBangunanPembilas. Tigacarapengoperasiankantongpembilassebagaiberikut:

Operasikolamtenang(stillpondregulation) Pada cara ini semua pintu pembilas ditutup. Hanya jumlah air yang diperlukan saluranyangdialirkanke dalam kantong pembilas, selebihnya dialirkan di bagian lain dari bangunan utama. Kecepatan air di dalam kantong pembilas dengan demikian akan rendah, oleh karena itu jumlah air yang masuk ke dalamnya kecil dan menyebabkanair yang masuk ke saluranrelatifbersih.

Endapan dibiarkan mengedap di dalam kantong pembilas sampai mencapaiketinggiankuranglebih0,5meter.Kemudianpintupengambilan ditutupdanpintupembilasdibukauntukmembersihkankantongpembilas. Setelahkantongpembilasbersih,pintupembilasditutupkembalidanpintu pengambilandibukakembaliuntukmengalirkanairkesaluran.

Cara pengoperasianinidisebut OperasiKolam Tenangdan sangat efektif untuk mengurangi endapan masuk ke saluran. Akan tetapi operasi semacam ini hanya dilakukan kalau ambang pintu pengambilan relatif tinggi di atas dasar kantong pembilas dan dapat menyebabkan penghentianpengalirankesaluranselamapembilasan.

OperasiKolamSemiTenang.

13

Padacarainiairdialirkankedalamkantongpembilaslebihbesardaridebit yang dialirkan ke dalam saluran. Kelebihan air dialirkan ke hilir melalui pintu pembilas yang dibuka sebagian. Aliran air yang masuk ke dalam kantongpembilasdengandemikianakanterbagidualapisan.Lapisanatas mengalirkesaluranmelaluipintupengambilan,sedangkanlapisanbawah dialirkan ke hilir melalui bukaan pintu pembilas. Akibat dari operasi ini kecepatan aliran di kantong pembilas akan tinggi yang menyebabkan endapanmelayangdantidakmengendap,bahkandenganterjadinyaaliran turbulen kadangkadangdapat menaikkan endapandasar ke permukaan. Dengan demikian fungsi pengendapan di kantong pembilas akan berkurang.Kelebihandaricarainiialahendapanterusmenerusdibilasdan salurantidakperluditutupsebagaimanayangdilakukanpadacaraoperasi kolamtenang.

OperasiPengaliranTerbuka. Pengoperasian semacam ini dilakukan dengan membuka penuh pintu pembilas.Dalamkeadaandemikianakanbanyakendapanmasukkedalam saluran,dandianjurkansemuapintupengambilanditutup.

c)

OperasiKantongLumpur.

Pengurasanberkala. Selama terjadi pengendapan di kantong lumpur kecepatan air akan bertambah dan proses pengendapan mulai berkurang pada saat itu endapan mulai akan masuk ke dalam saluran. Untuk menanggulangi keadaaninikantonglumpurharusdikuras.

Operasidilakukansebagaiberikut: Pertamatama pintu saluran ditutup dengan demikian pengaliran di kantonglumpurterhentidanpermukaanairberangsurangsurnaiksampai


14

sama dengan permukaan air di hilir bendung. Sesudah itu bukaan pintu pengambilandiatursedemikianagardebityangmasuksamadengandebit yang dibutuhkan untuk pengurasan (sekitar 0,5 1,0 debit rencana ruangan),kemudianpintupengurasdiangkatsepenuhnya.Denganurutan sepertiitupermukaanairdikantonglumpurturundanairmulaimasukke kantong lumpur sesuai dengan debit yang diperlukan untuk pengurasan. Akibat kecepatan air endapan di dasar kantong lumpur mulai terkuras. Setelah pengurasan selesai, pintu penguras ditutup, permukaan air di kantong lumpur kemudian akan sama dengan permukaan air di hulu bendung, selanjutnya pintu pengambilan dibuka penuh dan setelah itu pintusalurandibuka.

Pengurasanterusmenerus. Dari namanya jenis kantong lumpur ini endapan tidak dibiarkan mengendap, melainkan dikuras terus menerus melalui pintu penguras yang dipasang di ujung kantong lumpur. Oleh karena itu debit air yang masuk melalui pintu pengambilan harus lebih besar, sebanyak debit saluran (Qs) ditambah debit pengurasan (Qp) dari dasar. Akan tetapi operasi semacam ini dilakukan hanya pada saat banjir ketika kandungan endapan dalam air sungai cukup tinggi, sedangkan di musim kemarau dapatdiadakanpengurasanberkala.Agardisaatbanjirairdihilirbendung tidak masuk ke dalam kantong lumpur melalui pintu penguras, dasar kantonglumpurharuslebihtinggidanmukaairdihilirbendungataupada saat muka air di hilir bendung lebih tinggi dan dasar kantong lumpur, pintu penguras ditutup dan kalau perlu pengaliran air ke saluran dihentikan.

d)

OperasiBangunanPengelak. Operasi bangunan pengelak merupakan operasi pengaliran air ke saluran jaringan irigasi dan merupakan kombinasi kegiatan operasional dari masing masingbangunansepertiyangtelahdijelaskandiatas.

15

Penjelasanmengenaiberbagaioperasibangunanpengelaksebagaiberikut:

BendungTetap

1) Operasidalamkeadaanmukaairnormal.

Pengoperasian selamamusim kemarau pada saat debit sungai yang disadap sama dengan debit rencana saluran, disarankan pintu pembilasditutuppenuh.

Dalarn keadaan ini dianjurkan menggunakan operasi kolam tenang, karena air sungai relatif lebih bersih. Kelebihan air setelah debit saluran terpenuhi, dialirkan melalui pembilas sungai apabila bangunan utama dilengkapi dengan pembilas sungai atau apabila tidakadadibiarkanmelimpasmelaluimercubendung.

Apabilaalursungaipindahdankantungpembilas,operasikolamsemi tenangdilaksanakanagararuskembalimenujukantongpembilas.

Pada bangunan pembilas yang dilengkapi bangunan pembersih lumpur, debit sisa dapat diarahkan melalui bangunan tersebut sehingga akan terjadi pembilasan yang terus menerus dengan kecepatanantara2,0sampai2,5m/detuntuk membilaslumpurdari 3,0 sampai 4,0 m/det untuk membilas pasir dan kerikil. Pada saat tersebut, pintu pembilas dibuka sesuai dengan kebutuhan, agar kecepatan tersebut diatas tercapai. Air yang mengalirdi ataslantai atas bangunan pembersih lumpur, masuk kedalam saluran sedangkandebitsisadialirkanmelaluibukaanpintupembilassungai ataumelimpasdiatasmercubendung.

16

Apabila pada bangunanpembilastidak dilengkapi dengan bangunan pembersih lumpur, akan terjadi pengendapan di dalam kantong pembilas. Pengendapan sedimen ini diharapkan sampai mencapai ketinggian 30 sampai 50 cm diawal ambang pintu pengambilan, kemudian dilakukan pembilasan dengan menutup pengambilan dan membukapintupembilas.

2)

Operasipadasaatbanjirtahunandanbanjirperiode20tahun. Kondisi semacam ini hampir terjadi setiap tahun dan debit sungai mencapai banjir periode 20 tahun. Pengoperasian pintu harus dilakukandenganhatihatiuntukmencegahendapanmasukkedalam saluran dan terlampau banyak terjadi pengendapan di kantong pembilas.Apabiladalampengamatankegiatanoperasikolamtenang dapat berfungsi dengan baik, maka kegiatan ini dapat diteruskan bersamaan dengan pembilas endapan pada kantong pembilas. Apabila ada bangunan pembersih lumpur, pintu pembilas dapat dioperasikansebagaimanapadapengoperasiandebitnormal.

Bila memungkinkan debit sungai rnelalui pembilas sungai, dengan debit pembilas sungai dibuat lebih besar dan pada debit saluran ditambahdebitpembilasatauVs/Vp>1.

Debityangrnasihtersisadibiarkanmelimpasdiatasmercubendung. Apabila tidak ada pembilas sungai, debit sisa dan debit saluran ditambah debit pembilas dapat dibiarkan melimpas di atas mercu bendung.

Apabila dalam kenyataan cara operasi kolam tenang rnenyebabkan terlampaubanyakendapandikantongpembilasdandidasarsungai atau debit yang masuk terlalu besar dan dikawatirkan kandungan sedimenyangmasukkedalamsaluranterlalubesar,sebaiknyapintu pengambilan ditutup penuh sementara waktu. Untuk menetapkan

17

prosedur operasi yang tepat, perlu dilakukan penelitian yang seksama pada berbagai ketinggian air atau berbagai kandungan endapan.

3) Operasipadasaatbanjirperiode50dan100tahun.

Pada saat banjir seperti ini, kandungan sedimen sangat tinggi dan dianjurkan pintu pengambilan ditutup penuh serta membuka pintu kantong pembilas dan pintu pembilas sungai (jika ada) untuk menghindarisedimenmasukkedalamsaluran.

Padasaatituairirigasitidakdiperlukandisawahdancukupdengan airhujan.

Setelah banjir surut dan kandungan sedimen mulai rendah atau dalam batas toleransi, pintu pengambilan dapat dibuka. Untuk mengetahuikapanpintupengambilanbolehditutupdansebagainya, padasaatbanjirsebaiknyadiambilcontohairdansungaidansaluran untukdianalisakandunganendapannya.

BendungGerak Bendunggerakdibagidalambeberapabagian,dibatasiolehpilarpilardan temboktepisatuketepilainnya.Tiappintudapatdibukauntukmembilas endapan yang beradadi hulu masingmasing pintu (tidak serupa dengan bendung tetap yang rnenyebabkan endapan bertambah terus sampai mencapaiketinggianmendekatimercubendung).

Bendung gerak mempunyai perubahan ketinggian air (affux) kecil, akibatnyabendunggerakseringdibangunbilatepi/tebingsungairendah. Pada bendung gerak yang agak kecil (kurang dan200 in), hanya dibuat pintu pelimpah / pintu spillway dan pintu kantong bilas. Pada konstruksi yanglebihpanjangdapatdibangunpembilassungaidandiletakkanantara

18

pintubilas dan pintupelimpah / pintugerak ( spillway gate). Bangunan pembersih lumpur boleh dibuat atau pun tidak. Umumnya bila tak dilengkapibangunanpembersihlumpurdankandunganlumpurnyatinggi, kantonglumpurperludibangunpadasaluranindukdihilirpengambilan.

Caramengoperasikanpintugerakdianjurkansebagaiberikut:

1)

Padamusimkemarauataudebitnormal. Dianjurkanmengoperasikandengancarakolamtenang.Bilatakada pembilasan(pintupembilasditutup),pintupengambilandibukauntuk memperoleh debit pengambilan yang dibutuhkan. Sisa debit pengambilandilepas melalui pembilassungai(jikaada)atau melalui beberapapintupelimpah(spillwaygate)yangdekatdenganpintu pembilas.

Pembilasandilaksanakanbilaendapandalarnkantongpembilastelah mencapai 30 sampai 50 cm di bawah ambang pengambilan dengan menutup pintu pengambilan dan membuka pintu pembilas. Setelah selesai pembilasan, pintu pembilas ditutup kembali dan pintu pengambilan dibuka. Umumnya kandungan endapan pada musim kemarau kecil. Bila bendung gerak dilengkapi bangunan pembersih lumpur, debit pengambilan maupun debit pembilasan mengalir melalui kantong pembilas. Cara pengoperasian dan cara penentuan debit pembilas sama dengan cara pada bendung tetap. Debit sisa dialirkan rnelalui pembilas sungai (jika ada) atau melalui dua atau tiga pintu pelimpah yang dekat dengan pembilas. Pintu pembilas tidak dibuka lebihtinggi danatap(lantai atas) bangunan pembersih lumpur. Apabila dalam kenyataan alur sungai menjauhi kantong pembilas,operasikolamsemitenangdapatdicoba.

2)

Waktubanjirkecil(banjirtahunan)danperiode20tahun.

19

Pada musim banjir kecil, operasi kolam tenang sama dengan cara pada musim kemarau. Debit sisa dan pembilasan dan bangunan pembersihlumpurdiatursebagaiberikut:

Bendunggerakdenganpembilassungai. Debitmelaluipembilassungaidenganperbandingan(Vs/Vp>1)dan debit sisa dan pembilasan dan pembilas sungai dialirkan melalui bendung gerak (spillway bay), dengan membuka sernua pintu / bendung gerak sama besar. Apabila ada endapan di muka pintu gerak yang perlu dibilas, pintu tersebut dibuka penuh untuk mengaktifkanpembilasan.

Bendunggeraktanpapembilassungai. Debit sisa (sisa debit pengambilan ditambah debit pembilasan) dialirkan melalui bendung gerak (spillway hat). Untuk pelimpahan, secara menyeluruh bukaan pintu lebih disukai berbentuk miring (wedgeshape)danpadamembukapintudengantinggisarna.Pintu dekat pembilas dibuka lebih tinggi selanjutnya berangsur mengecil makinjauhdan pembilas.Bilapengambilanair hanyapada satu sisi sajamakabukaanpintugerakpadasisiyangtakadapengambilanair dibuka paling kecil atau ditutup sama sekali. Dengan kata lain, bila ada dua pengambilan (kirikanan) maka pintu gerak paling tengah dibukapalingkecil.

Bukaan pintu harus demikian rupa sehingga tak ada air melimpah melalui atas daun pintu / alas bendung gerak, kecuali didesain denganpelimpahalas.

Penelitianmodelhidrolikatigadimensidiperlukanuntukmenentukan bukaan pintu bendung gerak. Kalau tidak ada penelitian, petunjuk berikutdianjurkanuntukpengaturanpembukaancarawedgeshape

20

ini: Contoh bila pengambilan hanya terletak pada salah satu sisi (katakanlahsisikanan) Anggap lebar kantong pembilas W , yaitu lebar dan tembok tepikedindingpembatas(pilar)pertama. Bagilah(daun)pintugerakdalamgrupgrup,misalnyaW1,W2, W3danW4flapgrupsamadenganW BiladebitpadakantongpembilasQi,aturbukaanpintumelalui grup.Wiyangdebitnya=1,25xQi

Catatan: Qi adalah debit pengambilan ditambah debit excluder jika ada.

Sekarang,diharapkanVs/Vp>1 Buka pintu grup W4 yang terletak paling jauh dari kantong pembilassedemikianagarbagianataspintu15cmdiatasmuka banjirrencana(mukaairdihulubendung).

Buka pintu W2 dan W3 berbentuk miring ( wedge shape) MisalnyabukaanpintuW1danW4masingmasing160cmdan 70 cm, maka bukaan W3 = 70 + (160 70) / 3 = 100 cm. SedangkanbukaanW2=70+(16070)x2/3=130cm.

Contoh bila bendung gerak dilengkapi bangunan pengambilan pada duasisisungai,apabila:

W1 = lebarpembilaskanan W2 = lebarpembilaskiri Qi = debityanglewatpadapembilas(kantongpembilas)kanan

Q2 = debitpembilasyanglewatpembilaskiri.

Urutangruppintuadalah(darikirikekanan)W2,W5,W4,W3,W1

21

Lepaskandebitsebesar1,25xQ1padapintugerakpalingdekat denganpintubilaskanan(W1)

Dengan cara yang samaatur bukaan pintu di samping dinding palingkirisehinggadebit=1,25xQ2(W2)

Bagilah bukaan grup lain misalnya W3, W4, W5, agar (bank) grupW4terletakpalingtengah

Atur grup pintu tengah (W4) hingga puncaknya 15 cm diatas mukaairbanjirrencana

Atur W3 disamping Wi agar bukaannya sama dengan (W1 + W4)/2

Dengancarasama,aturbukaanW5=(W4+W2)/2

Catatan: Pelaksanaanoperasidilapanganmungkinperlusedikitberbeda

tergantung pada pengangkatan kandungan sedimen yang masuk ke dalamsaluran. 3) Waktubanjirbesarperiode50dan100tahun. Padasaatinisemuapintu(bendunggerak,pintubilasdanpintubilas sungai) dibuka penuh sedangkan pintu pengambilan ditutup. Saat banjir surut, kalau kandungan sedimen dalam air sesuai toleransi, pintupengambilandibukalagidanpengoperasianpintusamadengan waktubanjirkecilsepertiditerangkanterdahulu.

2.3

PemanfaatanSumberLain Apabila terjadi kekurangan air dalam kegiatan pemberian air irigasi dapat diupayakan pemanfaatan sumbersumber air lainnya seperti pemanfaatan air tanahdanpemanfaatankembaliairdrainase.

22

2.3.1 PemanfaatanAirTanah(Conjunctiveuse) Air tanah dapat merupakan sumber air utama atau secara terpadu bersama samadenganairpermukaanmemenuhikebutuhanairirigasi(Conjunctiveuse). Pengelolaan terpadu dalam penggunaan air permukaan dan air tanah diperlukan terutama padapemanfaatanair tanah sebagai penggantiairirigasi permukaan pada musim kemarau dan atau sebagai tambahan (suplesi) bagi irigasiairpermukaan.

2.3.2 PemanfaatanKembaliAirDrainase Pada daerahdaerahirigasi yang tanahnyasangatporous (berpori) dimana air merembeskesalurandrainasemakaairtersebutdapatdimanfaatkandilahan itukembalisepertidenganpompanisasidangravitasi.

2.4

MonitoringdanEvaluasi

2.4.1 MonitoringPelaksanaanOperasi Monitoring pelaksanaan operasi dilakukan dengan menggunakan daftar simak BaganAlirBlangkoOperasi.

Blangko tersebut harus dikondisikan dengan kewenangan pengelolaan daerah irigasiyangbersangkutanyaituDIkewenanganpemerintahpusat,pemerintah provinsi,danpemerintahkabupaten/kota.

2.4.2 KalibrasiAlatUkur Jenis alat ukur yang dipakai dalam pembagian air sesuai dengan Kriteria Perencanaan(KP)Irigasiada6yaitu: TipeRomijn TipeCipoletti TipeParshallFlume TipeCHO(Constanheadorifice) TipeCrumpdeGruyter TipeDrempell

23

Dari enam tipe di atas sudah ada rumus standar (asal dipenuhi syarat hidrolisnya).

Untuk dapat dicapainya operasi yang efektif dan efisien, pembagian dan pemberian air harus dapat diukur dengan baik. Besarnya air yang mengalir melewati suatu alat ukur dalam satuan waktu tertentu tidak selalu sama denganperhitunganmemakairumusstandaryangberlaku.Halinidisebabkan oleh berbagaihal, antara lain nilai kekasaran, endapan, umur dan kekentalan airitusendiri.Disampingitupengerjaandanpemasanganalatukurpadasaat pembangunanjugasangatberpengaruh.

Mengingathaltersebutsebelumdipergunakan,alatukurharusdikalibrasiyaitu dengan membandingkan kenyataan besarnya debit yang mengalir dengan besarnyadebitsesuaidenganperhitunganmenggunakanrumusumum.

Tata cara kalibrasi harus dilakukan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan tata

carakalibrasi.
Kalibrasi harus dilakukan setiap ada perubahan/perbaikan dari alat ukur atau minimallimatahunsekali.

Apabila terjadi kerusakan alat ukur pada jaringan irigasi teknis maka sambil menunggu perbaikan, pengukuran debit pada alat ukur yang rusak dapat dilakukanantaralainsebagaiberikut: Pengukurandebitdenganmetodepelampung Dibuatlubangpintuukuryangproporsionaldenganpintuukuryangmasih berfungsi

2.4.3 EvaluasiKinerjaSistemIrigasi Evaluasi kinerja sistem irigasi dimaksudkan untuk mengetahui kondisi kinerja sistemirigasiyangmeliputi:

24

Prasaranafisik Produktivitastanaman Saranapenunjang Organisasipersonalia Dokumentasi KondisikelembagaanP3A

Evaluasiinidilaksanakansetiaptahundenganmenggunakanformulir1(untuk DI utuh dalam 1 kabupaten/kota) dan 2 (untuk DI lintas kabupaten/kota) IndeksKinerjaSistemIrigasidengannilai: 80100 7079 5569 <55 :kinerjasangatbaik :kinerjabaik :kinerjakurangdanperluperhatian :kinerjajelekdanperluperhatian

maksimal100,minimal55danoptimum77,5

Formulir tersebut harus dikondisikandengan kewenanganpengelolaan daerah irigasi yangbersangkutanyaituDIkewenanganpemerintahpusat,pemerintahprovinsi,dan pemerintahkabupaten/kota

25

BABIII KELEMBAGAANDANSUMBERDAYAMANUSIA

3.1

Tugas Pokok Dan Fungsi Petugas Dalam Kegiatan Operasi Yang BeradaDiLapangan a) KepalaRanting/Pengamat/UPTD/CabangDinas/Korwil/Pengamat Mempersiapkan penyusunan RTTG dan RTTD sesuai usulan petani P3A/GP3A/IP3A Menetapkan besarnya faktork untuk pembagian air jika debit sungai menurun Rapat di kantor ranting/pengamat/UPTD/cabang dinas/korwil setiap minggu untuk mengetahui permasalahan operasi, hadir para mantri / jurupengairan,petugaspintuair(PPA),petugasoperasibendungserta P3A/GP3A/IP3A. MenghadirirapatdikecamatandandinasPSDAkabupaten. Membina P3A/GP3A/IP3A untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan Operasi Membantu proses pengajuan bantuan biaya operasi yang diajukan P3A/GP3A/IP3A. b) MembuatlaporankegiatanoperasikeDinas.

PetugasMantri/JuruPengairan Membantu kepala ranting/pengamat/UPTD/cabang dinas/korwil untuk tugastugasyangberkaitandenganoperasi. Melaksanakan instruksi dari ranting/pengamat/UPTD/cabang

dinas/korwiltentangpemberianairpadatiapbangunanpengatur Memberi instruksi kepada PPA untuk mengatur pintu air sesuai debityangditetapkan MemberisarankepadaPetanitentangawaltanam&jenistanaman PengaturanGiliran Mengisipapanoperasi/eksploitasi

26

Membuatlaporanoperasi: PengumpulanDataDebit PengumpulanDataTanaman&KerusakanTanaman PengumpulanDataCurahHujan(sesuaikebutuhandaerah) MenyusunDataMutasiBakuSawah(sesuaikebutuhandaerah) MengumpulkandataUsulanRencanaTataTanam MelaporkankejadianbanjirkepadaRantig/Pengamat Melaporkan jika terjadi kekurangan air yang kritis kepada Pengamat

c)

StafRanting/Pengamat/UPTD/CabangDinas/Korwil Membantu kepala ranting/pengamat/UPTD/cabang dinas/korwil dalam pelaksanaanoperasijaringanirigasi.

d)

PetugasOperasiBendung(POB) Melaksanakan pengaturan pintu penguras bendung terhadap banjir yangdatang Melaksanakanpengurasankantonglumpur Membuka/menutuppintupengambilanutama,sesuaidebitdanjadwal yangdirencanakan. Mencatatbesarnyadebityangmengalir/ataumasukkesaluraninduk padablangkooperasi. Mencatatelevasimukaairbanjir

e)

PetugasPintuAir(PPA) Membuka dan menutup pintu air sehingga debit air yang mengalir sesuaidenganperintahJuru/MantriPengairan.

3.2 KebutuhanTenagaPelaksanaOperasi&Pemeliharaan KepalaRanting/pengamat/UPTD/cabangdinas/korwil per5.0007.500Ha Mantri/Jurupengairan :1orangper7501.500Ha :1orang+5staff

27

Petugas Operasi Bendung (POB) : 1 orang per bendung, dapat ditambah beberapapekerjauntukbendungbesar

PetugasPintuAir(PPA) :1orangper35bangunansadapdanbangunan bagipadasaluranberjarakantara23kmataudaerahlayanan150sd.500 ha

3.3 PersyaratanPetugasOperasiDanPemeliharaan Jabatan KepalaRanting/ pengamat/UPTD/ cabangdinas/ korwil/Pengamat Kompetensi Mampu melaksanakan tupoksi untuk areal irigasi 5.0007.500 Ha Juru/Mantri Pengairan Mampu melaksanakan tupoksi untuk areal irigasi7501.500Ha Petugas Bendung Operasi Mampu melaksanakan tupoksi PetugasPintuAir Mampu melaksanakan tupoksi ST,SMP Sepeda Alatkomunikasi ST,SMP Sepeda Alatkomunikasi STMBangunan Sepedamotor Alatkomunikasi Alatkomunikasi Pendidikan Minimal Fasilitas

Sarjana Muda / Mobilpickup DIIITeknikSipil Rumahdinas

3.4 TugasPokokDanFungsiP3ADalamOperasiJaringanIrigasi Perkumpulan petani pemakai air dapat berperan serta dalam operasi jaringan irigasiprimerdansekundersesuaidengankebutuhandankemampuannyaantara lain:

28

a)

KegiatanPengumpulanData mencatat data luas dan jenis tanaman, luas panen, dan kerusakan tanaman

b) PerencanaanOperasi c) menyampaikanusulanrencanatatatanam menyampaikanusulanrencanapembagiandanpemberianairirigasi menyepakatisecaratertulisrencanatahunanoperasi menyepakatirencanapembagiandanpemberianairirigasi

PelaksanaanOperasi menerimaalokasi airirigasi,mengusulkan peninjauan kembali apabila adaalokasiairyangtidaksesuaidenganrencanapenyediaanair melaporkankondisikekurangan/kelebihanairsetiapperiodeoperasi membantu melaksanakan pekerjaan operasi seperti membuka, menutuppintu,danmemberikanpelumasanpintuair menyampaikanusulankebutuhanairirigasiberdasarkanluasdanjenis tanamansetiapperiodeoperasi

d) MonitoringDanEvaluasiOperasi melaporkanadanyapengambilanairirigasisecaratidakresmi melaporkankejadianperusakanbangunan,saluran,danpintuair melaporkankonflikairdanmengupayakanpenyelesaiannya

Panduan untuk peran P3A lebih lanjut dalam operasi jaringan irigasi akan diatur secaraterpisah.

MENTERIPEKERJAANUMUM,

DJOKOKIRMANTO

29

Anda mungkin juga menyukai